Anda di halaman 1dari 39

USULAN PENILITIAN

IDENTIFIKASI BAKTERI E. COLI PADA TELAPAK TANGAN


PENJUAL MAKANAN DI KAWASAN
SD INPRES 22 BATU MERAH
KOTA AMBON

Disusun dan Diajukan Oleh :

MUHAMMAD NATSIR DUWILA


NIM P07172316099

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU


PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

Usulan penelitian ini telah diseminarkan dihadapkan Tim Penguji

Usulan Penelitian pada Program Studi Analis Kesehatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Maluku pada tanggal 9 Januari 2019, dan dinyatakan

telah diterima dan dapat dilanjutkan menjadi Karya Tulis Ilmiah

Susunan Tim Penguji

Ketua

Hairudin Rasako, S.KM., M.Kes


NIP 196412051989031002

Anggota

Afni Juhairia Laisouw, S.Tr. AK Ns. Wahyuni Azizah, S.Kep., M.Kep


NIP 197411222005012002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini. dengan judul
“Identifikasi Bakteri E.Coli Pada Telapak Tangan Penjual Makanan Di
Kawasan SD Inpres 22 Batu Merah Kota Ambon”
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Usulan Penelitian ini
adalah sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan ke Karya Tulis Ilmiah
yang merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Program Studi Analis kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku.
Ucapan terima kasih dengan tulus dan penuh rasa hormat penulis
sampaikan kepada Ns. Wahyuni Aziza, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing,
yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu serta
membimbing penulis.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang setulusnya kepada :
1. Hairudin Rasako, S.KM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Maluku yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku
Program Studi Analis Kesehatan.
2. Bapak Kepala Sekolah SD Inpres 22 Kota Ambon selaku pimimpinan
tertinggi di Sekolah tersebut, yang telah memberikan izin penelitian.
3. Ns. Wahyuni Aziza, S.Kep., M.Kep selaku ketua Program Studi Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku dan Pembimbing
Akademik yang telah memberikan motivasi dan arahan selama peneliti
mengikuti pendidikan.
4. Muttiah, S,Si selaku Pembimbing Akademik yang telah penuh kesabaran
dan keikhlasan dalam mengarahkan dan memberi masukan.

5. Keluarga tercinta Bapak (Samsul Bahri Duwila), Ibu (Faudjia malik ),


Kakak (Ajin) dan (Pipin) adik (Malo) yang telah memberikan doa dan
dukungan bagi peneliti selama mengikuti pendidikan.

iii
iv

6. Teman-Teman seperjuangan mahasiswa analis analis kesehatan


angkatan 2016 Khususnya (Shoimun, Masyita, Ryan , Rhona, Exo, Kerly,
Erwin,Nining) dan teman-teman Jurusan Analis Kesehatan Angkatan ke
III yang selalu menemani dan memberikan motivasi bagi peneliti selama
mengikuti pendidikan.
7. Sahabat-sahabat KSL ( Gatot, Poci, Aci, Alter, Eby, Adit, Iki ) yang sering
membenturkan candaan lahirkan senyuman pudarkan keresahan.
Semoga Usulan Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
dan semoga Allah SWTselalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua.

Ambon, Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Juduli..............................................................................................i
Halaman Pengesahan..................................................................................ii
Kata Pengantar............................................................................................iii
Daftar Isi.......................................................................................................v
Daftar Gambar............................................................................................vii
Daftar Lampiran.........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................3
C. Tujuan Penelitian...............................................................................3
D. Manfaat Penelitian.............................................................................3

BAB II TIJAUAN PUSTAKA.........................................................................5


A. Bakteri Ecoli.......................................................................................5
1. Defenisi Bakteri E coli .................................................................5
2. Klasifikasi Bakteri E.coli...............................................................6
3. Morfologi Bakteri E.coli ...............................................................6
4. Patogenesis.............................................................................. 11
B. Flora Normal Pada Tangan.............................................................14
C. Penjamah Makan.............................................................................15
D. Metode pemeriksaan.......................................................................16
1. Metode swab..............................................................................16
2. Pembiakan/kultur.......................................................................16
3. Pewarnaan.................................................................................18
4. Uji gula-gula...............................................................................18
E. Kerangka Konsep............................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................20


A. Jenis Penelitian...............................................................................20
B. Waktu dan Lokasi Penelitian...........................................................20
C. Populasi dan Sampel Penelitian.....................................................20
D. Variabel dan Defenisi Operasional..................................................21
E. Sumber Data...................................................................................22
F. Prosedur Dalam Penelitian Di Bagi Menjadi 3 Tahap.....................22
1. Wawancara dan observasi ........................................................22
2. Pengambilan sampel.................................................................22
3. Pemeriksaan laboratorium.........................................................23
G. Pengolahan dan Analisis Data........................................................25
H. Penyajian Data................................................................................26
I. Etika Penelitian................................................................................26
1. Hak dan Kewajiban Responden................................................26
2. Hak dan Kewajiban Peneliti.......................................................26

v
vi

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Bakteri E.coli..........................................................................6
Gambar 2. Kerangka Konsep................................................................21

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Judul


Lampiran 2. Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Lembar Observasi
Lampiran 4. Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 5. Lembar Persetujuan Waktu
Lampiran 6. Lembar Konsultasi Perbaikan

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan jajanan merupakan bagian tidak terpisahkan dari

kehidupan anak sekolah dasar. Konsumsi dan kebiasaan jajan anak turut

mempengaruhi kontribusi dan kecukupan energi dan zat gizinya yang

berujung pada status gizi anak. Suhardjo (2008) menyebutkan bahwa

kebiasaan jajan merupakan istilah untuk menggambarkan kebiasaan dan

prilaku yang berhubungan dengan makan dan makanan seperti frekuensi

makan, jenis makanan, kepercayaan terhadap makanan (pantangan),

preferensi terhadap makanan, dan cara pemilihan makanan.

Kebersihan tangan penjamah makanan perlu diperhatikan, seperti

tangan yang kotor berkuku panjang. Selain itu perlu diperhatikan juga

kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum menjamah

makanan dan setelah dari toilet. Perhiasan yang digunakan dapat

menjadi tempat berkumpulnya bakteri. Selain itu perhiasan dapat jatuh ke

dalam makanan yang diolah sehingga dapat menimbulkan kontaminasi

makanan.

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh badan

Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Maluku di tahun 2014

beberapa sungai besar di Kota Ambon sudah tercemari bakteri E. coli

yakni Sungai Waai Batu Gantung, Waai Batu Gajah, Waai Tomu dan

Waai Batu Merah dan total koli semuanya jauh di atas baku mutu yang

1
ditentukan oleh pemerintah yang diatur dalam peraturan lingkungan

hidup,

2
2

”jelas Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda)

Maluku Fauzan Chatib” kepada wartawan seusai mengikuti pembukaan

Forum SKPD Lingkungan. (Ambon,kompas,2014).

Lingkungan Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon,

berdekatan dengan Sungai Waii Batu Merah sedangkan Lokasi SD Inpres

22 berada di area Batu Merah.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada

bulan september 2018 terhadap sekelompok penjual jajanan di kawasan

SD Inpres 22 Batu Merah Kota Ambon saat berjualan personal hiegine

kurang diperhatikan seperti saat berjualan didapati ada yang memiliki

kuku tangan yang panjang, kurangnya pemakaian alat bantu menjamah

dan mencuci tangan setiap kali hendak menjamah makanan, sehingga

dapat menyebabkan adanya kontaminasi Bakteri kedalam makanan yang

disajikan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik

unutuk melakukan penelitian tentang “Identifikasi bakteri E. coli pada

tangan penjual makanan di kawasan SD Inpres 22 Batu Merah , Kota

Ambon.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitan tentang ” Identifikasi bakteri E. coli pada telapak tangan penjual

makanan di kawasan SD Inpres 22 Batu Merah , Kota Ambon”.


3

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah terdapat bakteri E. coli pada tangan

penjual makanan di kawasan SD Inpres 22 Batu Merah , Kota Ambon.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui praktik hiegine penjual makanan di kawasan SD

Inpres 22 Batu Merah Dalam.

b. Mengetahui adanya bakteri E. Coli yang ditemukan pada tangan

penjual makanan di kawasan SD Inpres 22 Batu Merah Dalam,

Kota Ambon.

D. Manfaat Penelitian

1. Praktis

a. Bagi Masyarakat

Diharapkan pada penelitian ini dapat memberikan informasi pada

masyarakat khususnya para orang tua agar menekankan kepada

anak supaya lebih berhati-hati dalam berjajan.

b. Bagi Pedagang

Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan informasi akan

pentingnya Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) bagi pedagang

dalam mengolah, maupun menyajikan makanan.

c. Bagi Instansi Terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang

berguna, sebagai masukan instansi terkait dalam hal ini


4

Puskesmas setempat. Dalam pelaksanaan program masalah

kesehatan tentang peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) Di Desa Batu Merah,

d. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu tambahan pengetahuan khususnya bidang

bakteriologi, guna mengaplikasikan dalam dunia kerja nantinya.

2. Teoritis

a. Agar menambah pengetahuan dan memahami mengenai

penelitian penulis tentang “identifikasi bakteri E.coli pada telapak

tangan penjual makanan di kawasan sd inpres 22 batu merah, kota

Ambon”.

b. Memperdalam ilmu peneliti tentang bakteriologi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bakteri E.coli

1. Defenisi Bakteri E.coli

E.coli atau Bacterium coli commune adalah sebuah nama

bakteri yang diambil dari nama orang yang menemukannya yaitu

Theodor Escherich pada tahun 1907 (Melliawati Ruth 2009). E.coli

merupakan bakterienterik yang flora normalnya di dalam usus besar

dan menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam organ atau jaringan

lain. E.coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran

pencernaan meningkat atau berada di luar usus. Escherichia coli

termasuk spesies Enterobacteriaceae yang sering menyebabkan

infeksi pada saluran cerna manusia. Enterobacteriaceae merupakan

bakteri gram–negatif yang bersifat anaerob fakultatif dan oxidase

negatif (Radji, 2013).

Bakteri patogen pada saluran cerna merupakan golongan

bakteri yang dapat menyebabkan penyakit infeksi pada saluran cerna

manusia. Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan penyakit

infeksi pada saluran cerna adalah bakteri-bakteri famili

Enterobacteriaceae. Bakteri ini dapat hidup dalam usus besar

manusia, hewan, dalam tanah, dan dalam air. Karena hidup dalam

usus besar manusia, bakteri-bakteri ini sering disebut dengan bakteri

enterik (Radji, 2013)

5
6

Bakteri Coliform dalam makanan tidak selalu menunjukkan

telah terjadi kontaminasi yang berasal dari feses. Keberadaannya


6

lebih merupakan indikasi dari kondisi processing atau sanitasi yang

tidak memadai (BPOM RI, 2009).

2. Klasifikasi Bakteri E.coli

Gambar . 1 Bakteri E.coli


(Sumber. Jurnal E. coli dalam kehidupan manusia tahun 2009)

Berdasarkan taksonomi bakteri E.coli termasuk dalam :

Divisi : Protophyta

Kelas : Schilomycetes

Ordo : Eubacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

3. Morfologi Bakteri E. coli

Hampir semua hewan berdarah panas dapat dikolonisasi oleh

E.coli hanya dalam beberapa jam atau beberapa hari setelah

dilahirkan. Kolonisasi pada bayi dapat terjadi oleh bakteri yang ada

dalam makanan atau air atau dengan kontak langsung melalui

pengasuh bayi. Kolonisasi E.coli dalam saluran cerna manusia


7

biasanya terjadi setelah 40 hari dilahirkan. E.coli dapat melekat pada

usus besar dan dapat bertahan selama beberapa bulan bahkan

beberapa tahun. Perubahan populasi bakteri E.coli terjadi dalam

periode yang lama, hal ini dapat terjadi setelah infeksi usus atau

setelah penggunaan kemoterapi atau antimikroba yang dapat

membunuh flora normal.

Lebih dari 700 serotipe antigenik E.coli telah dikenal

berdasarkan perbedaan struktur antigen O ( antigen somatik ), H

( antigen flagel ), K ( antigen kapsul, selubung ). Sebagai contoh, E.

coli serotipe O157:H7 menunjukkan bahwa serotipe bakteri ini

dibedakan berdasarkan jenis antigen O157 dan antigen H7

Beberapa genus E.coli menjadi penyebab infeksi pada

manusia, seperti infeksi saluran kemih, infeksi meningitis pada

neonatus, dan infeksi intestin (gastroenteris). Ketiga penyakit

infeksi tersebut sangat bergantung pada ekspresi faktor virulensi

masing-masing serotipe E.coli, termasuk adanya adhesin, invasin,

jenis toksin yang diproduksi, dan kemampuan mengatasi pertahanan

tubuh hospes.

Infeksi E.coli sering kali berupa diare dan disertai darah, kejang

perut, demam, dan terkadang dapat menyababkan gangguan pada

ginjal. Infeksi E coli pada beberapa penderita anak-anak di bawah 5

tahun, dan orang tua dapat menimbulkan komplikasi yang disebut

dengan sindrom uremik hemolitik. Selitar 2-7% infeksi E.coli

menimbulkan komplikasi.
8

Sebagian besar penyakit yang disebabakan oleh infeksi E.coli

ditularkan melalui makanan yang tidak masak dan daging

terkontaminasi. Penularan penyakit dapat terjadi melalui kontak

langsung dan biasanya terjadi di tempat yang memiliki sanitasi dan

lingkungan yang kurang bersih.

Berdasarkan sifat virulensi. E.coli dikelompokan menjadi E.coli

penyebab infeksi intestin dan E.coli yang menyebabkan infeksi

ekstraintestin

a. E.coli yang menyebabkan infeksi intestin

1) E.coli enteropatogenik (EPEC)

Jenis ini merupakan penyebab utama diare pada bayi.

EPEC memiliki fimbria, toksin yang tahan terhadap panas

(ST), dan toksin yang tidak tahan panas (LT), serta

menggunakan adhesin, yang dikenal dengan intimin, untuk

melekat pada sel mukosa usus. Infeksi EPEC mengakibabkan

diare berair yang biasanya dapat sembuh sendir, tetapi ada

juga yang menjadi kronis. Lama diare yang disebakan oleh

EPEC dapat diperpendek dengan pemberian antibiotik.

2) E.coli enterotoksigenik (ETEC)

ETEC merupakan bekteri penyebab diare pada anak

dan wisatawan yang bepergian ke daerah yang bersanitasi

buruk. Oleh karena itu, diare yang disebabkan oleh jenis


9

bakteri inisering dinamakan diare wisatawan. Faktor kolonisasi

ETEC yang spesifik untuk manusia adalah fimbrial adhesin.

3) E.coli enteroinvasif (EIEC)

Mekanisme patogenik EIEC mirip dengan patogenesis

infeksi yang disebabkan oleh shigella. EIEC masuk dan

berkembang dalam epitel sel-sel kolon sehingga

menyebabkan kerusakan pada sel kolon. Gejala klinis yang

ditimbulkan oleh infeksi EIEC mirip dengan gejala diare yang

disebabkan oleh shigella. Gejala diare biasanya disertai

dengan demam.

4) E.coli enterohemoragik (EHEC)

Jenis bakteri ini menghasilkan suatu toksin yang dikenal

dengan verotoksin. Nama verotoksin sesuai dengan efek

sitotoksik toksin ini pada sel vero, yaitu sel ginjal yang

diperoleh dari ginjal monyet Afrika (African green monkey).

EHEC dapat menyebabkankolitis berdarah (yakni diare berat

disertai perdarahan) dan sindrom uremik hemolitik (yakni

gagal ginjal akut yang disertai anemia hemolitik

mikroangioaptik dan trombositopenia). Bayak kasus kolitis

berdarah dan komplikasinya dapat dicegah dengan memasak

daging sampai matang sebelum dikonsumsi.

5) E.coli enteroagregatif (EAEC)


10

Bakteri ini menimbulkan diare akut dan kronis dan

menyebabkan penyebab utama diare pada masyarakat di

Negara berkembang. EAEC melekat pada semua sel manusia

dengan pola khas dan menyebabkan diare yang berdarah,

tidak menginvasi, dan tidak menyebabkan inflamasi pada

mukosa intestin. EAEC diperkirakan memproduksi EAST

(entero aggregative ST toxin), yang merupakan suatu

enterotoksin yang tidak tahan panas. Di samping itu, EAEC

juga memproduksi hemolisin yang diperkirakan mirip dengan

hemolisis yang diproduksi oleh galur E.coli yang

menyebabkan infeksi saluran kemih. Peranan toksin dan

hemolisin dalam virulensi EAEC belum diketahui dengan jelas.

Demikian juga, peranan galur EAEC sebagai penyebab

penyakit pada manusia masih kontroversial.

6) E.coli uropatogenik (UPEC)

UPEC menyebabkan kira-kira 90% infeksi saluran

kandung kemih mulai dari sintisis sampai pielonefritis. Bakteri

yang berkolonisasi berasal dari tinja atau daerah perenium

saluran urine yang masuk ke dalam kandung kemih.

Kemungkinan wanita mengalami infeksi UPEC pada kandung

kemih empat belas kali lebih besar daripada pria karena

wanita mempunyai saluran utera yang lebih pendek.

7) E.coli meningitis neonatus (NMEC)


11

NMEC dapat menyebabkan meningitis pada bayi baru

lahir. Galur bakteri ini dapat menginfeksi 1 dalam 2000-4000

bayi. Perjalanan infeksi biasanya terjadi setelah E.coli masuk

ke dalam pembuluh darah melalui nesofaring atau saluran

gastroitestinal dan kemudian masuk ke dalam sel-sel otak.

Antigen kapsul dianggap sebagai faktor virulensi utama yang

menyebabkan meningitis pada bayi. Antigen kapsul dapat

menghambat fagositosis, reaksi komplemen, dan respon

reaksi imunitas hospes. Selain itu, siderofol dan endotoksin

juga berperan penting dalam patogenesis NMEC.

4. Patogenesis

Bakteri berbentuk batang (coccobacil, gram negatif, ukuran 0,4-

0,7 µm x 1,4 µm, sebagai besar gerak positif dan beberapa strain

mempunyai kapsul). E.coli merupakan flora normal saluran

pencernaan dan merupakan salah satu bakteri yang positif dan

tergolong bakteri yang cepat meragi laktosa (Akademik Analis

Kesehatan Nasional Surakarta, 2012).

E.coli mempunyai beberapa antigen, yaitu antigen O (somatik)

yang bersifat tahan panas atau termostabil, dan terdiri dari

lipoposakarida yang mengandung glukosamin dan terdapat pada

dinding sel bakteri gram negatif. Seterusnya adalah antigen H (flagel)

yang bersifat tidak tahan panas atau termolabil dan akan rusak pada

suhu 100 °C. Antigen K (kapsul), antigen ini terdapat pada permukaan
12

luar bakteri, terdiri dari lipoposakarida dan bersifat tidak tahan panas

(Akademik Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012).

E.coli memiliki setidaknya 2 jenis tipe fimbria, yaitu sebagai

berikut:

a. Tipe manosa sensitif ( pili )

b. Tipe manosa resisten ( Colonization Factor Antigen, CFA I dan II ).

Kedua tipe fibria ini penting sebagai faktor kolonisasi, yaitu

untuk pelekatan sel bakteri pada sel inang. Sebagai contoh, CFA I

dan II melekatkan E.coli enteropatogenik pada sel epitel usus.

Enteropatogenik berarti dapat menimbulkan penyakit pada saluran

intestin.

Antigen kapsul (K) sering ditemukan pada E.coli yang

diisolasi dari penderita bakteremia dan bayi penderita meningitis.

Antigen kapsul (K) berperan menghalangi proses fagositosis sel

bakteri oleh leukosit.

1) Enterotoksin

Enterotoksin yang berhasil diisolasi dari E.coli adalah sebagai

berikut

a) Toksin LT (Termolabil)

b) Toksin ST (Termostabil)

Produksi kedua jenis toksin tersebut diatur oleh

plasmid. Plasmid dapat pindah dari satu sel bakteri ke sel

bakteri yang lain. Bakteri E.coli memiliki dua jenis plasmid,

yaitu plasmid yang menyandi pembentukan toksin LT dan


13

ST dan plasmid yang menyandi pembentukan toksin ST

saja.

Toksin LT bekerja merangsang enzim adenilat

siklase yang terdapat di dalam sel epitel mukosa usus

halus, yang menyebabkan peningkatan permaebilitas sel

epitel usus sehingga terjadi akumulasi cairan di dalam usus

dan berakhir dengan diare. Seperti toksin kolera, toksin LT

bersifat sitopatik terhadap sel tumor adrenal dan sel

ovarium serta meningkatkan permeabilitas kapiler pada tes

kulit kelinci (Rabbit skin). Kekuatan toksin LT 100 kali lebih

rendah dibandingkan toksin kolera dalam menimbulkan

diare.

Toksin ST tidak merangsang aktivitas enzim adenilat

siklase dan tidak reaktif dalam tes kulit kelinci (Rabbit skin).

Untuk mendeteksi toksin ST, dipakai suckling mouse test,

yang setelah 4 jam inokulasi akan memberikan hasil positif.

Toksin ST adalah asam amino berbobot molekul 1970

dalton dan mempunyai satu atau lebih ikatan disulfida yang

penting untuk mengatur stabilotas suhu dan pH. Toksin ST

bekerja dengan mengaktifkan enzim guanilat siklase

menghasilkan guanosim monofosfat siklik, menyebabkan

gangguan absorbsi klorida dan natrium, serta dapat

menurunkan motilitas usus halus.

2) Hemolisin
14

Pembentukan hemolisin diatur oleh plasmid. Hemolisin

merupakan protein yang bersifat toksik terhadap sel pada

biakan jaringan. Peranan hemolisin pada proses infeksi E.coli

belum diketahui dengan jelas. Akan tetapi, galur E.colihemolitik

ternyata lenih patogen daripada galur yang nonhemolitik.

B. Flora Normal Pada Tangan

Flora normal merupakan mikroorganisme yang bertempat pada

suatu wilayah tanpa menyebabkan penyakit pada inang yang ditempati.

Flora normal paling umum dijumpai pada tempat yang terpapar dengan

dunia luar yaitu kulit, mata, mulut, saluran pernafasan atas, saluran

pencernaan dan saluran urogenital. Bakteri yang biasa menempati kulit

normal sekitar 102–106 CFU/cm2 (Trampuz & Widmer, 2004). Flora

normal mempengaruhi anatomi, fisiologi, kerentanan patogen, dan

morbiditas inang (Charles, 2013).

Flora normal yang bertempat pada kulit dibagi menjadi dua jenis

yaitu flora normal atau mikroorganisme tetap (resident microorganism)

dan mikroorganisme sementara (tarnsient microorganism ). Flora transien

dibagi menjadi mikroorganisme non patogen atau potensial patogen yang

tinggal di kulit atau mukosa selama waktu tertentu (jam, hari, atau

minggu), berasal dari lingkungan yang terkontaminasi atau pasien. Pada

umumnya, flora ini tidak menimbulkan penyakit (mempunyai

patogenisitas lebih rendah) dan juga memiliki jumlah yang lebih sedikit

dibandingkan flora tetap. Pada saat terjadi perubahan keseimbangan,


15

flora transien dapat menimbulkan penyakit (Trampuz & Widmer, 2004,

dalam Brooks, 2014).

The Association for Professionals in Infection Control (APIC) dalam

Rahmawati dan Triana 2008) memberikan pedoman bahwa

mikroorganisme transien adalah mikroorganisme yang diisolasi dari kulit,

tetapi tidak selalu ada atau menetap di kulit. Mikroorganisme transien,

yang terdiri atas bakteri, jamur, ragi, virus dan parasit, terdapat dalam

berbagai bentuk, dari berbagai sumber yang pada akhirnya dapat terjadi

kontak dengan kulit. Biasanya mikroorganisme ini dapat ditemukan di

telapak tangan, ujung jari dan di bawah kuku. Kuman patogen yang

mungkin dijumpai di kulit sebagai mikroorganisme transien salah satu

diantaranya ialah bakteri E.coli (Synder 1988; dalam Rahmawati dan

Triana 2008). Dalam penelitian Fitri Hermastuti mengenai faktor risiko

kontaminasi E.coli di rumah makan kecamatan Semarang kota Semarang

didapatkan hubungan antara personal hygiene penjamah dengan

keberadaan E.coli (Cahyaningsih 2009).

C. Penjamah makanan

Tenaga penjamah makanan adalah seseorang yang bertugas

menjamah makanan dan terlibat langsung dalam menyiapkan, mengolah,

mengangkut maupun menyajikan makanan. Tenaga penjamah makanan

mempunyai peran yang tidak kecil terhadap kemungkinan terjadinya

kontaminasi makanan yang disajikan (Daweg,2004).


16

Penjamah makanan dianjurkan untuk membiasakan perilaku sehat

yang berhubungan dengan penanganan makanan. Kebiasaan menjaga

kebersihan tangan merupakan salah satu bentuk perilaku sehat dari

penjamah makanan, karena tangan yang tidak bersih dapat menjadi

media perantara bagi penularan penyakit infeksi dan penyakit kulit, serta

juga mampu menjadi tempat yang subur untuk perkembangbiakan bakteri

(Purnawijayanti,2001).

Praktik higiene adalah suatu sikap yang otomatis terwujud untuk

upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan

individu dan subyeknya (Depkes RI,2001).

Syarat higiene personal seorang penjamah makanan adalah

menjaga kebersihan pakaian, kebersihan kuku dan tangan, kerapian

rambut, memakai celemek dan tutup kepala, memakai alat bantu (garpu,

sendok, penjapit makanan, dan sarung tangan yang sesuai), mencuci

tangan setiap kali hendak menjamah makanan (Kemenkes,2014).

D. Metode pemeriksaan

1. Metode swab

Metode swab merupakan metode pengujian sanitasi yang

dapat digunakan pada permukaan yang rata, bergelombang, atau

permukaan yang sulit dijangkau seperti retakan, sudut dan celah.

Swab tersusun dari tangkai atau gagang (panjang 12-15 cm) dengan

kepala swab terbuat dari kapas (diameter 0,5 cm dan 2 cm).

Pengambilan sampel pada permukaan dilakukan dengan cara


17

mengusap permukaan alat yang akan di uji. (Lukman & Soejoedono,

2009).

2. Pembiakan/kultur

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau

memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh

kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara yang dapat

dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour

plate), cara sebar (spread plate) ( Buckle,1998).

a. Metode Cawan Gores (Streak Plate)

Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar

terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses

isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose

steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat ,

kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi

media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis

horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen.

Setelah kering, ose tersebut digunakan untuk menggores goresan

sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini dilanjutkan

hingga keempat sisi cawan tergores.

b. Metode Cawan Sebar (Spread Plate)

Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam

menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara

menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskannya di atas


18

media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur

dicampurkan ketika media masih cair (belom memadat). Kelebihan

teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar

merata pada bagian permukaan agar.

c. Teknik Dilusi (Pengenceran)

Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan

mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah

penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian

disuspensikan dalam aquades steril. Teknik dilusi sangat penting

dalam analisa mikrobiologi karena hampir semua metode

penelitian dan perhitungan jumlah sel mikroba menggunakan

teknik ini.

3. Pewarnaan

Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode

empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok

besar, yaitu gram positif dan gram negative, berdasarkan sifat kimia

dan fisik dinding sel mereka. Metode tersebut diberi nama berdasarka

penemunya ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram (1853-1938)

yang mengembangkan teknik tersebut pada tahun 1884 untuk

membedakan antaraPneumococcus dan bakteri Klebsiella pneumonia

(Karmana 2008).

Bakteri garam positif adalah bakteri yang mempertahanka zat

warna metil ungu atau Kristal ungu sewaktu proses pewarnaan gram.
19

Bakteri jenis tersebut akan berwarna biru atau ungu di bawah

mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah

muda atau merah. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri

tersebut terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel

bakteri (Karmana 2008).

4. Uji gula-gula

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kuman

memfermentasi masing-masing gula diatas membentuk asam. Media

gula-gula ini terpisah dalam 5 tabung yang berbeda dan media yang

digunakan adalah masing-masing gula dengan konsentrasi 1% dalam

pepton. Masing-masing gula ditandai dengan tinta pada tutup kapas

yang berbeda-beda. Untuk glukosa tidak berwarna, laktosa berwarna

ungu, maltosa berwarna merah, manitol berwarna hijau, dan sukrosa

berwarna biru. Didalam media gula-gula ditambahkan.

Intrepertasi hasil :

Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media dari merah menjadi

kuning. Artinyakuman tidak memfermentasi gula

Positif (+) : Terjadi perubahan warna media dari merah menjadi

kuning. Artinya kuman memfermentasi gula membentuk asam

Positif + gas (+g) : Terjadi perubahan warna media dari merah

menjadi kuning. Artinyakuman memfermentasi gula membentuk asam


20

dan gas. Gas yang diperhitungan minimal 10% dari tinggi tabung

durham.

E. Kerangka konsep

Kerangka konsep identifikasi bakteri E.coli pada telapak tangan

penjual makanan di SD inpres 22 batu merah ambon, dapat dilihat

sebagai berikut:

Telapak tangan
Bakteri E. coli
penjual makanan

Gambar 2. Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang

ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Menurut Buchari (2013)

penelitian deskriptif yaitu mendiskripsikan atau menggambarkan

fenomena atau situasi masalah disuatu tempat, yang didukung dengan

pemeriksaan laboratorium. Pada penelitian ini peneliti melakukan uji

laboratorium yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran bakteri E.

coli pada tangan penjual makanan di Kawasan SD Inpres 22 Batu

Merah, Kota Ambon.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada bulan Februari 2019 dan lokasi

penelitian di kawasan SD Inpres 22 Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota

Ambon.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi adalah sekelompok subjek yang menjadi sasaran

penelitian (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh penjual makanan di kawasan SD Inpres 22 Batu Merah Kota

Ambon.

20
21

2. Sampel penelitian

Sampel dalam penelitian ini mengunakan total sampling

menurut Notoadmojo (2003), total sampling adalah keseluruhan

populasi yang dijadikan sampel. Jadi Sampel dalam penelitian ini

ialah seluruh Swab telapak tangan penjual makanan di kawasan SD

Inpres 22 Batu Merah Dalam Kota ambon.

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

Tabel 1. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi
Variabel Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
operasional
Bakteri E. E.coli Uji Media Positif (+) Jika G: + Nominal
coli merupakan biokimia gula-gula gas, L: + mn: +, Me:
bakteri gram + S: /, SIM: -++,
negatif, Sc:-, Tsia:K/K, PAA :
berbentuk -, Iys : -,
batang. -Negatif (-) jika
selain dari standar
hasil yang diatas
Swab sampel swab Inokulasi Mikroskop Positif (+) jika Nominal
telapak tangan terdapat bakteri
tangan pedagang gram negatif
didapatkan berbentuk batang
dengan cara dalam lapangan
mengoles pandang.
telapak tangan -Negatif (-) Jika
menggunakan tidak terdapat
swab steril. bakteri gram
negatif berbentuk
batang dalam
lapangan pandang.

E. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil penelitian E.coli di

Laboraturium Kesehatan Daerah Provinsi Maluku.


22

2. Data Sekunder

Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari buku, internet

dan instansi terkait.

F. Prosedur Penelitian

1. Wawancara dan Observasi

a. Wawancara yaitu mendapatkan informasi tentang identitas

responden menggunakan format yang tergabung di lembar

observasi.

b. Observasi yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat

atau mengamati responden secara langsung dengan panca indera

menggunakan lembar observasi kemudian diinterpretasikan.

2. Pengambilan sampel.

a. Alat dan bahan

1) Alat Pelindung Diri (jas laboratorium, masker dan handskun)

2) Swab steril untuk media pengambilan sampel.

3) Larutan NaCl 0,9%

b. Prosedur pengambilan sampel

1) Pastikan telah memakai APD yang sesuai

2) Persiapan alat dan bahan.

3) Sampel swab tangan pedagang didapatkan dengan cara

menanyakan kesediaan pedagang untuk diambil apusan

tangannya.

4) Ambil swab steril kemudian masukan ke dalam larutan NaCl

0,9%.
23

5) Swab steril yang telah dimasukan ke dalam NaCl 0,9% tadi di

usapkan ke telapak tangan pedagang.

6) Kembali masukan swab tersebut ke dalam larutan NaCl 0,9%.

7) Swab ditutup kembali.

8) Sample segera dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi

secepatnya.

3. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu prosedur pemeriksaan

atau tindakan dengan mengambil sampel yang akan diperiksa untuk

menentukan diagnosa dan pemeriksaan lainnya. Sesuai dengan

prosedur yang terdapat di Laboratorium Kesehatan Provinsi Maluku,

maka diperoleh penjelasan prosedur pemeriksaan bakteri E .coli.

a. Alat

1) Cawan petri

2) Inkubator

3) Lampu bunshen

4) Mikroskop

5) Objek glass

6) Ose

7) Tabung

b. Bahan

1) Larutan zat warna kristal

2) Media BHIA

3) Media BHIB
24

4) Media gula-gula

5) Minyak imersi

6) Sampel (swab telapak tangan).

c. Prosedur kerja

1) Pemeriksaan kultur (selektif)

a) Swab tangan pedagang direndam dalam tabung reaksi yang

berisi larutan BHIB.

b) Lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C pada

inkubator.

c) Keruh menandakan pertumbuhan bakteri.

d) Nyalakan pembakar bunshen.

e) Sterilisasi jarum ose, usahakan nyala api berwarna biru

f) Masukan jarum ose pada BHIB dan tanam secara zigzag

pada media BHIA.

g) Inkubasi kembali selama 18-24 jam pada suhu 37°C pada

inkubator.

h) Amati koloni yang tumbuh.

i) Koloni sedang berwarna abu-abu.

j) Ambil koloni dengan menggunakan ose steril dan dibuat

preparat ukuran 2x2 cm bentuk oval kemudian difiksasi

dengan lampu bunshen dengan dilewatkan di atas nyala api

3-5 kali dalam 5 menit.

k) Lakukan pewarnaan Gram.


25

2) Pewarnaan gram

a) Bersihkan preparat dengan alkohol 70%

b) Jarum ose difiksasi dengan lampu bunshen kemudian

tunggu hingga dingin, lalu koloni diambil dari media lalu

diratakkan di atas preparat glass.

c) Kaca preparat difiksasi dengan lampu bunshen hingga

kering.

d) Teteskan sebanyak 2-3 tetes Larutan zat warna kristal

violet pada preparat dan didiamkan selama 1 menit

e) Lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x

menggunakan minyak imersi untuk identifikasi bakteri.

f) Batang gram negatif = indikasi bakteri E Coli.

3) Uji Biokimia

Koloni yang tumbuh, ditanam pada gula gula TSIA, manitol,

pepton, inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37°C.

G. pengolahan dan Analisis Data

Setelah pemeriksaan laboratorium selesai dilaksanakan maka

hasilnya diolah secara manual dan di jelaskan dalam bentuk tabel.

H. Penyajian Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan di sajikan dalam dua

bentuk antara lain :

1. Tekstular yaitu penyajian data dengan menggunakan bahasa yang

benar, ringkas dan jelas.

2. Tabular penyajian data dalam bentuk tabel.


26

I. Etika Penelitian

1. Hak dan Kewajiban Responden

a. Hak-hak repsonden:

1) Hak untuk dihargai privasi-nya : Sebisa mungkin tidak

menggangu waktu luang responden.

2) Hak untuk merahasiakan informasi yang diberikan : Tidak

mencantumkan nama responden, cukup dengan kode-kode

tertentu.

3) Hak memperoleh jaminan keamanan atau keselamatan akibat

informasi yang diberikan.

b. Kewajiban reponden

Memberikan informasi yang diperlukan peneliti.

2. Hak dan Kewajiban Peneliti

a. Hak peneliti

Peneliti mempunyai hak memperoleh informasi yang diperlukan

sejujur- jujurnya dan selengkap-lengkapnya darii responden.

b. Kewajiban peneliti

1) Menjaga privasi responden : Menyesuaikan waktu dan tempat

dilakukannya pengambilan data dengan responden, sehingga

tidak terasa diganggu privasi-nya.

2) Menjaga kerahasiaakn responden : Tidak menyampaikan

pada orang lain tentang apapun yang diketahui oleh peneliti

tentang responden di luar untuk kepentingan atau mencapai

tujuan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Badan pengawas obat dan makanan RI. 2009. Pengaturan kepala badan
POM RI No.HK.00.0.1.52.4011 tgl 28 Oktober 2009 tentang Penetapan
Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia Dalam Makanan.
Jakarta. BPOM.
Baluka, S. A., Miller, R.A., Kaneene, J. B. 2015. Hygiene Practices And Food
Contamination In Managed Food Service Facilities In Uganda. African J
Food Sci. 9(1):31-4
Buckle,K.ADwidjoseputro,D.1998 Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan :
Malang.
Cahyaningsih, C. T.(2009). Hubungan Higiene Sanitasi dan Perilaku
Penjamah Makanan Dengan Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan di
Warung Makan Wilayah Desa Caturtunggal Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman. Universitas Gadjah Mada
Daweg. Sanitasi Makanan dan Keselamatan Kerja dalam Pelayanan Rumah
Sakit. Denpasar; 2004.
Departemen Kesehatan RI. Kumpulan Modul Khusus Penyehatan Makanan
Bagi Pengusaha Makanan dan Minuman. Jakarta: Yayasan Pelayanan
Sanitasi Lingkungan; 2001.
Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.942/MENKES/SK/VII/2003
tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan.
[Internet]. [diakses pada tanggal 20 November 2014]
Karmana Oman.2008. Biologi. Jakarta: PT Gravindo Media Pratama
(Halaman : 56)

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka


Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-prinsip


Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Purnawijayanti. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengelolaan


Makanan. Yogyakarta: Kanisius; 2001.

Rachmawati, F.J & Triyana,S.Y. 2008. Perbandingan Angka Kuman pada


Cuci Tangan dengan beberapa bahan sebagai standarisasi kerja di
laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia, Jurnal Logika. Vol5. No1Radji, maksum. 2010. Buku Ajar

27
28

Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran.Jakarta:


EGC

Suhardjo. 2008. Sosio Budaya Gizi. Depdikbud. Dirjen Dikti, PAU Pangan

28

Anda mungkin juga menyukai