Anda di halaman 1dari 94

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya PPK Air
Minum BPPW Sulawesi Selatan dapat menyelesaikan rangkaian Spesifikasi Teknis untuk Pekerjaan
“PEMBANGUNAN JARINGAN PERPIPAAN IKK SINJAI TENGAH KAB. SINJAI ”.

Spesifikasi Teknis ini disusun berdasarkan pemutakhiran dan penyesuaian dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi saat ini terkait dengan teknologi bahan, peralatan dan teknologi untuk
pelaksanaan konstruksi pekerjaan terkait Air Minum yang telah direncanakan sebelumnya.
Spesifikasi ini mencakup lingkup pekerjaan terkait item- item pekerjaan apa saja yang akan
dikerjakan pada Pekerjaan “PEMBANGUNAN JARINGAN PERPIPAAN IKK SINJAI TENGAH
KAB. SINJAI ”.

Spesifikasi Teknis ini memuat tentang pengaturan ketentuan mutu bahan, ketentuan umum
peralatan, petunjuk pelaksanaan, tata cara pengukuran dan pembayaran.

Dengan dibuatnya Spesifikasi Teknis ini diharapkan Pengguna Jasa, Penyedia Jasa dan Pengawas
Pekerjaan dalam pelaksanaann konstruksi pekerjaan terkait Air Minum memiliki pemahaman yang
sama.

Makassar, Februari 2020


PPK Air Minum
Satker Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Wilayah I
Balai PPW Sulawesi Selatan

AMOS LIMBU TULAK, ST


NIP. 197409232009111001

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
BAB I PEKERJAAN PERSIAPAN ................................................................................ I-1
1.1 Pekerjaan Pengukuran ................................................................................................. I-1
1.2 Pematokan .................................................................................................................... I-1
1.3 Papan Nama Proyek ..................................................................................................... I-1
1.4 Perlengkapan K3 .......................................................................................................... I-1

BAB II PEKERJAAN PIPA DAN ACCESSORIES AIR BAKU ................................ II-1


Spesifikasi Material ............................................................................................................. II-1
SEKSI I – SPESIFIKASI TEKNIK PENGADAAN PIPA HDPE DAN ACCESSORIES
2.1 Persyaratan Umum ....................................................................................................... II-4
2.2 Pipa dan Fitting ............................................................................................................ II-5
2.3 Katup Aliran / Valve .................................................................................................... II-13
2.4 Pemadam Kebakaran (Fire Hydrant) ........................................................................... II-17
2.5 Water Meter ................................................................................................................. II-18
2.6 Tangki Fiber Glass ...................................................................................................... II-20
SEKSI II – SPESIFIKASI TEKNIK PENGADAAN PIPA STEEL DAN ACCESSORIES
2.7 Umum ........................................................................................................................... II-23
2.8 Pengepakan .................................................................................................................. II-24
2.9 Pipa Baja ...................................................................................................................... II-25
2.10 Valve .......................................................................................................................... II-29
2.11 Pengetesan dan Pemeriksaan ..................................................................................... II-34
2.12 Pekerjaan Jembatan Pipa .......................................................................................... II-37
SEKSI III - SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA & ACCESSORIES
2.13 Pendahuluan ............................................................................................................... II-42
2.14 Pekerjaan Tanah ......................................................................................................... II-44
2.15 Konstruksi Pengaman ................................................................................................ II-49
2.16 Pekerjaan Perpipaan ................................................................................................... II-52
2.17 Pengadaan Pipa ......................................................................................................... II-53
2.18 Pengujian Tekanan Hidrostatis .................................................................................. II-63
2.19 Pembersihan Perpipaan .............................................................................................. II-64
2.20 Sambungan Rumah ................................................................................................... II-64

ii
Tabel Pembayaran ............................................................................................................... II-67

BAB III TEST UJI ALIR ................................................................................................. III-1


3.1 Pengukuran Debit ......................................................................................................... III-1
3.2 Pressure Test (Prosedur Hydrostatic Test Piping System) ........................................... III-1
3.3 Form Hasil Pengukuran Debit ..................................................................................... III-4
3.4 Form Hasil Pelaksaan Hydrotest ................................................................................. III-5
Tabel Pembayaran .............................................................................................................. III-6

iii
BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 Pekerjaan Pengukuran


Pengukuran topografi harus dilakukan untuk menetapkan lokasi yang tepat di dalam
pelaksanaan trase jalur pipa di sepanjang bentang trase pipa yang akan dilaksanakan.
1.2 Pematokan
Pekerjaan pematokan memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut :
1) Sebelum pekerjaan dimulai, Direksi menentukan terlebih dahulu titik nol atau peil
bangunan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
2) Titik harus ditempatkan pada suatu tempat yang tidak akan terganggu
selamapelaksanaan pekerjaan berlangsung.
3) Ukuran pokok dapat dilihat pada gambar konstruksi, sedangkan ukuran lainnya yang
tidak tercantum dalam atau kurang jelas akan ditentukan oleh Direksi.
4) Apabila tedapat perbedaan antara gambar dan persyaratan teknis ini, maka sebelum
dilaksanakan harus dikonsultasikan terlebih daulu dengan Direksi.
5) Ukuran dalam detail lebih mengikat dari gambar lainnya.
6) Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong diwajibkan membuat gambar kerja yang
akan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi.

1.3 Papan nama Proyek


1) Pembuatan papan nama harus mendapat persetujuan Direksi untuk menentukanbahan,
kata-kata, warna dan ukuran.
2) Pemasangan papan nama harus dapat terlihat oleh umum secara jelas.

1.4 Perlengkapan K3
1.4.1 Syarat – Syarat Bendera K3
Syarat – Syarat Bendera K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) diatur dalam
Kepmenaker RI 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di antaranya ialah sebagai berikut :
- Bentuk Bendera K3 : Persegi Panjang (900 X 1350 mm).
- Warna Bendera K3 : Putih.
- Lambang K3 terletak bolak-balik di kedua sisi dengan ketentuan sbb :
- Bentuk : palang dilingkari roda bergerigi sebelas dengan warna hijau.
- Letak : titik pusat 390 mm dari pinggir atas.

I-1
- Ukuran : roda gigi R1 : 300 mm.
- roda gigi R2 : 235 mm dan roda gigi R3 : 160 mm.
- tebal ujung gigi : 55 mm.
- tebal pangkal gigi : 85 mm.
- jarak gigi : 32,73 derajat.
- palang hijau : 270 X 270 mm (tebal 90 mm).
- Kalimat “UTAMAKAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA”
berwarna hijau terletak bolak balik di kedua sisi dengan ketentuan sbb :
- tinggi huruf : 45 mm.
- tebal huruf : 6 mm.
- panjang kata “UTAMAKAN” : 360 mm.
- panjang kata “KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA” : 990 mm.
- jarak baris atas dan baris bawah : 72 mm.
- jarak baris bawah dengan pinggir bawah bendera : 75 mm.

Ketentuan (syarat-syarat) Bendera K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


secara umum dipasang bersama dengan bendera negara juga berdera Perusahaan.
Bendera negara harus lebih tinggi min. 30 cm dibanding bendera lainnya, dan tinggi
tiang bendera merah putih min. 3,5 m., sementara bendera K3 dan bendera
Perusahaan terpasang di samping kanan-kiri bendera negara dengan panjang tiang
yang lebih rendah.
1.4.2 Papan Informasi K3 (Termasuk Rambu K3)
Pengurus diwajibkan memasang semua gambar keselamatan kerja dan semua
bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca. ̶
UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
Sesuai regulasi nasional terkait keselamatan kerja, pemasangan safety sign atau
rambu keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu kewajiban yang
harus dipenuhi pengurus perusahaan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
pekerja, kontraktor, dan semua pihak yang berada di area perusahaan. Rambu K3

I-2
memainkan peranan penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman di
tempat kerja.
Pada hierarki pengendalian risiko, memasang rambu K3 termasuk ke dalam
upaya pengendalian administratif yang bertujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan timbulnya risiko atau bahaya. Para ahli K3 pun menyadari bahwa
perusahaan harus menyampaikan komunikasi K3 secara efektif untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman. Rambu K3 memiliki peranan penting untuk mencapai
tujuan tersebut.
Rambu K3 berguna untuk:
• Mengingatkan pekerja atau penghuni gedung tentang potensi bahaya dan
bagaimana menghindari bahaya yang terdapat di area kerja.
• Memberi petunjuk ke lokasi tempat penyimpanan peralatan darurat.
• Membantu pekerja atau penghuni gedung lainnya saat proses evakuasi
dalam keadaan darurat.
• Poin plus saat audit K3, membantu perusahaan untuk mendapatkan
sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3),
ISO, OHSAS, dll.
• Memenuhi persyaratan peraturan keselamatan kerja.
Terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan rambu- rambu
K3 :
1) Safety Sign Assignment
Melalui survei/penilaian/safety sign assessment di area kerja, Anda dapat
menentukan kebutuhan rambu K3 yang diperlukan. Anda juga bisa
mendapatkan berbagai informasi seperti jenis, desain, ukuran, material, jumlah
rambu hingga lokasi pemasangan rambu yang tepat. Melalui survei ini, Anda
juga bisa mendapatkan manfaat lain di antaranya:
• Mengetahui rambu K3 lama yang tidak dibutuhkan lagi atau Anda pun
bisa mengombinasikan rambu K3 baru yang sesuai untuk area kerja
tersebut.
• Mengetahui rambu K3 lama yang hilang atau rusak dan perlu diganti.
2) Desain dan Format
Sebelum menentukan rambu K3, Anda perlu memahami bentuk dan simbol,
warna, serta format desain rambu K3 yang sesuai dengan standar OSHA/ANSI.
Menurut standar terbaru OSHA/ANSI, rambu K3 bahaya di area kerja
sebaiknya memuat informasi mengenai:
I-3
1. Sifat bahaya
2. Konsekuensi pekerja bila berinteraksi dengan sumber bahaya
3. Bagaimana menghindari bahaya
Yang harus dipahami dalam desain dan format rambu K3 sebagai berikut :

a. Warna rambu K3
• Warna MERAH mengidentifikasi DANGER/BAHAYA,
FIRE/KEBAKARAN, dan STOP. Paling sering digunakan untuk
identifikasi bahan kimia cair mudah terbakar, emergency stop, dan alat
pemadam kebakaran/keselamatan kebakaran. Sedangkan warna merah
yang mengindikasikan bahaya digunakan untuk menunjukkan adanya
situasi bahaya yang dapat mengakibatkan kematian atau cedera serius.
• Warna ORANYE menunjukkan WARNING/PERINGATAN/AWAS.
Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya yang bisa
mengakibatkan kematian atau cedera serius. Biasanya sering dipasang
di dekat peralatan kerja berbahaya, seperti bor listrik, gergaji jigsaw,
mesin gerinda, dll.
• Warna KUNING menunjukkan CAUTION/WASPADA. Digunakan
untuk menunjukkan situasi bahaya fisik secara langsung (seperti
tersandung, terpeleset, terjatuh, atau di area penyimpanan bahan yang
mudah terbakar) yang bisa mengakibatkan luka ringan atau sedang.

I-4
• Warna HIJAU menunjukkan EMERGENCY/SAFETY. Digunakan
untuk menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan keselamatan,
peralatan P3K dan instruksi-instruksi umum yang berhubungan dengan
praktik kerja yang aman.
• Warna BIRU menunjukkan NOTICE/ PERHATIAN. Digunakan untuk
menunjukkan instruksi tindakan/informasi keselamatan (bukan
bahaya), seperti penggunaan APD atau kebijakan perusahaan.
b. Bentuk dan simbol rambu K3
• Triangle atau diamond shape: digunakan untuk menunjukkan bahaya.
Rambu dengan bentuk triangle ini dirancang dengan piktogram
berwarna hitam, warna dasar kuning atau oranye, dan garis tepi
berwarna hitam.
• Round shape: digunakan untuk mandatory sign atau berisi instruksi
keselamatan yang wajib dipatuhi pekerja, seperti penggunaan APD.
Rambu dengan bentuk lingkaran ini dirancang dengan piktogram
berwarna putih dan warna dasar biru.
• Rectangular atau square shape: digunakan untuk menunjukkan jalan
keluar saat kondisi darurat, lokasi penyimpanan peralatan keselamatan,
dan peralatan P3K. Rambu dengan bentuk persegi panjang atau persegi
ini dirancang dengan piktogram berwarna putih dan warna dasar hijau.
• Untuk prohibition sign atau rambu yang berisi larangan dirancang
dengan piktogram berwarna hitam, warna dasar putih, garis tepi
berwarna merah dan garis diagonal pada bagian tengah berwarna
merah.
c. Format desain rambu K3
• One panel sign: rambu didesain satu panel dengan mencantumkan teks
atau piktogram/simbol saja.
• Two panel sign: rambu didesain dua panel dengan mencantumkan teks
dan piktogram/simbol atau teks berisi kata kunci dan teks sebagai
penjelas (harus memasukkan informasi berupa tipe bahaya,
konsekuensi dan pernyataan untuk menghindari bahaya tersebut).
• Three panel sign: rambu didesain tiga panel dengan mencantumkan:
- Header/signal word (seperti danger, warning, caution, notice, atau
safety first)

I-5
- Messaging and text format (berisi kata kunci dan teks penjelas),
Piktogram/symbol
d. Rambu Keadaan Darurat
• Rambu keadaan darurat sebagai petunjuk apabila keadaan darurat
terjadi atau menunjukkan lokasi fasilitas pelayanan darurat.
• Rambu dinyatakan dengan warna dasar hijau dan tulisan putih.
• Rambu dipasang pada lokasi yang sesuai.
• Rambu titik berkumpul dipasang di lokasi titik kumpul yang sudah
ditentukan pada lokasi yang aman (bias tidak dipasang apabila lokasi
tidak memungkinkan untuk dipasang, namun bisa dipastikan semua
orang mengerti lokasi titik kumpul).

3) Teks
Pertimbangkan teks atau signal word yang tercantum pada rambu K3. Rambu
K3 yang mengacu pada regulasi OSHA/ANSI menggunakan signal word
DANGER/ BAHAYA, WARNING/ PERINGATAN, atau CAUTION/
WASPADA untuk menunjukkan tingkat keparahan risiko atau bahaya, dan
kata-kata tersebut harus disertakan pada rambu K3 Anda.
Rambu K3 harus mengandung pesan (dan simbol-simbol) yang menyatakan
sifat bahaya, konsekuensi bila pekerja kontak dengan bahaya tersebut, dan
instruksi cara menghindarinya secara jelas. Pertimbangkan juga ukuran huruf
yang digunakan, pastikan cukup besar untuk dibaca dari jarak baca yang aman
atau dalam kondisi penerangan yang tidak memadai.
4) Spanduk dan Poster
• Harus dipasang spanduk dan poster yang sesuai dengan kebutuhan dan
sifat spanduk dan poster.

I-6
• Ukuran dan jumlah spanduk dan poster disesuaikan dengan kebutuhan dan
lokasi.
• Spanduk dan rambu peringatan kepada pihak ketiga atau lingkungan
sekitar proyek harus dipasang pada setiap lokasi yang sesuai.

5) Material
Selain desain, pemilihan material rambu K3 yang tepat sesuai kondisi dan
lokasi pemasangan juga penting diperhatikan. Sebab, jika Anda salah memilih
material rambu K3, bisa Anda bayangkan seberapa sering Anda harus
mengganti rambu K3 di perusahaan karena materialnya yang mudah rusak atau
tidak tahan lama.
Berikut beberapa faktor penting yang harus Anda pertimbangkan ketika
memilih material rambu K3 menurut OSHA/ANSI:
• Penempatan rambu di dalam atau di luar ruangan
• Tahan air, tahan pudar, dan ketahanan terhadap goresan
• Daya rekat tinggi
• Temperatur suhu di area kerja
• Kondisi pencahayaan/penerangan
• Kondisi pencahayaan darurat (kemungkinan perlu menggunakan bahan
luminous/photoluminescent atau glow in the dark untuk rambu K3
tertentu, seperti rambu petunjuk arah jalan keluar/jalur evakuasi) sehingga
masih dapat terlihat jelas dalam kondisi ruangan gelap
• Kontaminasi bahan kimia di area kerja.
6) Lokasi Pemasangan
Ketika menempatkan rambu K3 di area yang relevan, perlu diingat bahwa
signal word (WARNING, CAUTION, DANGER) harus dapat dibaca dari
setidaknya dengan jarak 1,52 meter. Ini karena seseorang yang melihat rambu
harus memiliki cukup waktu untuk mengikuti instruksi rambu dengan cepat
dan aman.
I-7
Berikut rekomendasi lokasi pemasangan rambu K3:
• Posisikan rambu K3 di lokasi yang mudah dilihat dengan jelas
• Posisikan rambu K3 dalam jarak pandang yang tepat sehingga
informasinya terbaca jelas
• Pastikan posisi rambu K3 tidak tertutup atau tersembunyi
• Posisikan rambu K3 di lokasi di mana karyawan memiliki waktu yang
cukup untuk membaca pesan yang disampaikan, sehingga bisa
menghindari bahaya dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk
menjaga keselamatan
• Pastikan rambu K3 di area kerja mendapat penerangan yang memadai agar
pesan terlihat jelas
• Posisikan rambu K3 yang berhubungan secara bersebelahan
• Hindari menempatkan lebih dari empat rambu dalam area yang sama
• Posisikan rambu K3 petunjuk arah/jalur evakuasi secara berurutan
sehingga rute keluar menuju titik kumpul menjadi jelas.

7) Pelatihan
Berikan pelatihan kepada semua pekerja tentang arti rambu dan label yang
dipasang di area kerja. Setiap orang harus paham dengan arti warna dan pesan
pada rambu K3, dan memahami tindakan pencegahan yang disampaikan oleh
setiap rambu.
Pekerja Anda harus mengenali rambu-rambu K3 mana yang mengindikasikan
bahaya langsung, mengetahui perbedaan antara bahaya dan waspada, dan dapat
melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Rambu K3 yang dipasang
mungkin sudah tampak jelas dan dapat dipahami, tetapi belum tentu semua
pekerja mematuhinya. Pelatihan menjadi bagian penting dalam penerapan K3,
jika Anda ingin memastikan lingkungan kerja yang aman bagi pekerja, maka
pelatihan K3 tidak boleh Anda abaikan.
Rambu K3 mungkin tampak sebagai aspek kecil dalam implementasi K3 di
tempat kerja, tetapi itu dapat membantu memperingatkan pekerja tentang
bahaya dan pencegahannya. Untuk memasang rambu K3 baru atau
memperbarui rambu K3 lama di perusahaan, Anda perlu menentukannya
dengan cermat. Mulai dari pemilihan piktogram, material yang digunakan,
hingga ukuran rambu, semua harus sesuai standar yang berlaku.

I-8
8) Lokasi Pemasangan
Agar safety sign di area kerja Anda berfungsi maksimal untuk mengantisipasi
bahaya dan meminimalkan kecelakaan kerja, berikut pedoman umum yang
dapat diterapkan saat pemasangan safety sign:
• Posisikan safety sign di lokasi yang mudah dilihat dengan jelas
• Posisikan safety sign dalam jarak pandang yang tepat sehingga
informasinya terbaca jelas
• Pastikan posisi safety sign tidak tertutup atau tersembunyi
• Posisikan safety sign di lokasi dimana karyawan memiliki waktu yang
cukup untuk membaca pesan yang disampaikan, sehingga bisa
menghindari bahaya dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk
menjaga keselamatan
• Pastikan safety sign di area kerja mendapat penerangan yang memadai
agar pesan terlihat jelas
• Posisikan safety sign yang berhubungan secara bersebelahan
• Hindari menempatkan lebih dari empat sign dalam area yang sama
• Posisikan safety sign petunjuk arah/ jalur evakuasi secara berurutan
sehingga rute keluar menuju titik kumpul menjadi jelas
• Untuk penempatan safety sign level tertinggi (seperti rambu lokasi
penyimpanan peralatan keselamatan, peralatan pemadam kebakaran,
EXIT sign) dipasang setidaknya 198 cm dari dasar lantai.
• Untuk penempatan safety sign dengan level ketinggian medium, biasanya
dipasang di tengah-tengah antara 114 - 168 cm dari dasar lantai.
• Untuk penempatan safety sign dengan ketinggian rendah (seperti rambu
rute evakuasi/ jalan keluar) ditempatkan tidak lebih dari 46 cm dari dasar
lantai sehingga tanda dapat terlihat dengan jelas bila kondisi ruangan
dipenuhi asap kebakaran.
• Safety sign model flat, flag, dan panoramic. Gunakan flat sign agar bisa
dilihat dari sudut pandang lurus atau kurang dari 60° dari posisi pusat
(posisi pekerja berdiri). Gunakan model panoramic atau flag-mounted
agar tanda dapat dilihat dari sudut ruangan.
• Untuk safety sign petunjuk arah dapat digunakan untuk membantu
karyawan menemukan benda (seperti peralatan pemadam kebakaran dan
peralatan keselamatan) yang posisinya tidak mudah terlihat orang.

I-9
• Pertimbangan lain: Pilihlah ukuran dan model safety sign yang tepat, serta
pastikan posisinya dapat terlihat jelas dari berbagai sudut/ semua arah dan
mendapat penerangan yang memadai.
Berikut merupakan tabel yang menunjukkan hubungan jarak baca aman
minimum dengan tinggi dan ukuran huruf yang digunakan pada safety sign.

1.4.3 Petugas K3
Petugas K3 terdiri atas :
1) Petugas K3
Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan keselamatan kerja instalasi
berbahaya, proses dansarana produksi, serta keselamatan kerja karyawan,
kontraktor, dan tamu perusahaan.
2) Petugas Tanggap Darurat
Bertanggung jawab menangani kecelakaan kerja yang tiba-tiba terjadi di lokasi
pekerjaan. Petugas tanggap darurat harus bisa berfikir cepat mengenai apa yang
yang harus segera dilakukan untuk menangani kecelakaan di lapangan yang
berasal dari berbagai macam sebab.
3) Petugas P3K

I-10
Memili uraian tugas melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja, merawat
fasilitas P3K di tempat kerja, mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku
kegiatan, dan melaporkan kegiatan P3K secara berkala.
4) Asisten Petugas K3/ Safety Man/ Pengatur lalu Lintas (Flagman)
Berikut merupakan tugas dan tanggung jawab seorang asisten K3 (Flagman) :
• Flagman harus selalu memakai baju reflectif yang mudah dilihat, juga
memakai PPE dengan baik, termasuk baju reflektif, peluit dan bendera
pengatur lalu lintas.
• Flagman harus memastikan tidak ada kendaraan atau alat berat yang
bergerak mundur tanpa dibantu aba-aba dan diarahkan oleh petugas
• Flagman harus selalu berada di area yang aman dan mudah terlihat oleh
operator alat atau kendaraan berat
• Flagman harus memastikan bahwa setiap operator sepenuhnya mematuhi
dan mendengarkan peluit atau signal yang akan dipergunakan selama
berlangsungnya operasi / pekerjaan tersebut.
• Flagman harus berani memerintahkan kepada para operator kendaraan atau
alat berat untuk selalu mematuhi peraturan proyek seperti memakai PPE bila
berada diluar kabin kendaraannya.
5) Petugas Medis
Pada dasarnya tugas petugas medis hamper sama dengan petugas P3K. Petugas
medis bekerja sama dengan petugas P3K untuk melakukan pertolongan dan
perawatan tercepat ketika terjadi kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan, namun
petugas medis disini juga harus mengerti mengenai obat – obatan. Petugas
medis juga harus mampu mengobati para pekerja yang mungkin mengalami
sakit seperti demam,batuk, pilek dan penyakit lainnya. Apabila pekerja
menderita penyakit yang gawat petugas medis harus sigap segera membawa ke
rumah sakit terdekat agar segera ditangani.

1.4.4 Alat Pelindung Diri (APD)


APD atau alat perlindungan diri adalah komponen alat yang mampu memberi
perlindungan ekstra pada seseorang dari risiko menjadi korban kecelakaan kerja.
Dengan kata lain, APD merupakan perlengkapan wajib yang harus digunakan saat
bekerja.

I-11
Umumnya, penggunaannya disesuaikan dengan tingkat bahaya serta risiko
yang harus dihadapi, baik oleh para pekerja maupun orang-orang di sekelilingnya.
Sehingga, diharapkan proses kerja dapat berlangsung aman untuk semua pihak.
Berikut merupakan APD yang harus disediakan oleh penyedia jasa di lokasi
pekerjaan :
1) Pelindung Kepala (Safety Helmet)
• Helm proyek harus standar ANSI Z.89.1-2014 atau minimal standar SNI
atau MSA Import.
• Model helm adalah V-Guard dan dilengkapi dengan tali dagu karet serta
model otomatis untuk mengencangkan suspensi helm.

• Helm dilarang untuk dicat (karena akan bersenyawa dengan cat) dan
dilarang ditulis dengan spidol.
• Catat tanggal pembelian pada bagian dalam helm dan di buku catatan.
• Masa pakai helm paling lama adalah 5 tahun setelah itu harus diganti baru.
• Helm yang rusak atau terkena dampak (kejatuhan benda) harus diganti.
• Cek kondisi helm minimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau
rusak.

2) Pelindung Mata (Googles/Safety Glasses)


• Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan
pelindung mata.
• Pelindung standar adalah kacamata pengaman Kings KY1151 sesuai
standar ANSI Z.87.1-2010

• Pekerjaan yang berbahaya terhadap mata, seperti pengelasan, pemotongan,


dan gerinda harus menggunakan pelindung mata yang sesuai.
I-12
3) Temeng Muka (Face Shield)
• Pekerjaan yang spesifik membahayakan muka pekerja (pekerjaan
pengelasan, pemotongan, gerinda, dll.) harus menggunakan pelindung
muka sesuai standar ANSI Z.87.1-2010.
• Pekerjaan pengelasan dan pemotongan baik dengan trafo las maupun las
potong harus menggunakan masker pengelasan.

• Pekerjaan gerinda dan alat portabel yang berputar lainnya (mesin senai,
sekop, dll.) pada area terbuka harus menggunakan tameng wajah yang
dikombinasikan dengan helm , sedangkan pekerjaan di bengkel kerja dapat
menggunakan tameng wajah biasa.

• Cek APD sebelum digunakan, jangan menggunakan APD yang rusak.

4) Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)


• Pekerjaan yang berpotensi terpajan debu, asap, uap atau gas harus
menggunakan pelindung pernapasan.
• Masker dan respirator harus digunakan disesuaikan dengan pekerjaan dan
potensi kontaminasi atau gangguan pernapasan.

I-13
• Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai yang terbuat
dari katun, kertas atau kasa.
• Untuk pelindung gas, uap dan asap harus menggunakan respirator dengan
penyaring yang sesuai.
• Pada pekerjaan di ruang terbatas atau area yang terkontaminasi gas harus
menggunakan SCBA (alat bantu pernapasan).
5) Sarung Tangan (Safety Gloves)
• Semua pekerja harus menggunakan sarung tangan sesuai standar SNI-06-
0652-2015.
• Pekerja pada umumnya harus menggunakan sarung tangan katun min. 8
benang

• Pekerjaan yang lebih kasar, seperti tukang besi, baja, bekisting,


penanganan tali baja, kawat, dll, harus menggunakan sarung tangan
kombinasi
• Pekerjaan pengelasan, pemotongan, dan gerinda harus menggunakan
sarung tangan kulit
• Pekerjaan dengan bahan kimia dan beracun harus menggunakan sarung
tangan tahan kimia (bahan vynil, PVC, nitril, dll.)
• Teknisi listrik harus menggunakan sarung tangan tahan listrik min. 5KV.

• Cek kondisi sarung tangan setiap akan digunakan, ganti bila cacat atau
rusak.
6) Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
• Sepatu keselamatan harus standar ANSI Z.41-1999 atau minimal standar
SNI 7079-2009 dan SNI 0111-2009.
• Sepatu untuk pekerjaan galian dan pengecoran dapat digunakan sepatu
karet biasa
I-14
• Sepatu untuk pekerjaan konstruksi lain harus menggunakan sepatu dengan
pelindung jari yang terbuat dari baja, dan anti tergelincir

• Catat tanggal pembelian pada buku catatan.


• Masa pakai sepatu paling lama adalah 3 tahun, setelah itu harus diganti
baru.
• Cek kondisi sepatu minimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau
rusak.
7) Rompi keselamatan Dan Kartu Identitas (Safety Vest And Identity Card)
• Semua pekerja harus menggunakan seragam kerja yang rapi dan rompi
reflektif.
• Seragam yang digunakan harus memantulkan cahaya/ reflektif. Bila
menggunakan kaos lengan panjang, harus dilengkapi dengan rompi
reflektif.

• Kartu identitas harus dipakai selama berada di dalam proyek.


• Kartu identitas harus ditandatangani pejabat proyek dan dapat diberikan
setelah lulus induksi keselamatan.

I-15
8) Celemek (Apron/Coveralls)
• Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan baju
lengan panjang dan celana panjang yang baik, tidak robek atau bolong-
bolong.
• Pelindung lengan dari kulit atau pakaian pelindung tahan api harus dipakai
pada pekerjaan pengelasan, pemotongan atau gerinda bila diperlukan.

• Pada saat hujan, pekerja harus menggunakan jas hujan.

I-16
BAB II
PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA JDU, AKSESORIS PIPA DAN SR

Spesifikasi Material :
1. Pipa GIP Ø 300 mm
- Nominal Diameter : 300 mm
- Sambungan : Sambungan Las / Flange
- Bahan : Galvanized Iron
- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202
- Tekanan Kerja : Min. 10 Bar (10 Kg/Cm2)
- Panjang Efektif : 6 meter
- Ketebalan : Sesuai Standard
- Type : Medium Class
2. Pipa HDPE PN 12.5 Ø 210 mm
- Nominal Diameter : 210 mm
- Sambungan : Wellded Joint – Butt Fusion
- Bahan : High Density Polythylene (HDPE)
- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202
- Tekanan Kerja : 12.5 Bar (12.5 Kg/Cm2)
- Panjang Efektif : 6 ; 12 meter
- Ketebalan : Sesuai Standard
- Type : Medium Class
3. Pipa HDPE PN 12.5 Ø 160 mm
- Nominal Diameter : 160 mm
- Sambungan : Wellded Joint – Butt Fusion
- Bahan : High Density Polythylene (HDPE)
- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202
- Tekanan Kerja : 12.5 Bar (12.5 Kg/Cm2)
- Panjang Efektif : 6 ; 12 meter
- Ketebalan : Sesuai Standard
- Type : Medium Class
4. Pipa HDPE PN 12.5 Ø 110 mm
- Nominal Diameter : 110 mm
- Sambungan : Wellded Joint – Butt Fusion
- Bahan : High Density Polythylene (HDPE)

II-1
- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202
- Tekanan Kerja : 12.5 Bar (12.5 Kg/Cm2)
- Panjang Efektif : 6 ; 12 meter
- Ketebalan : Sesuai Standard
- Type : Medium Class
5. Accessories Pipa
a) Bend HDPE 90o PN 12.5 Ø 160 mm
- Nominal Diameter : 160 mm
: Wellded Joint – Butt Fusion
- Sambungan
:
- Bahan High Density Polythylene (HDPE)
:
- Standard SII 0161-81 / AWWA C 201-202
:
- Tekanan Kerja Min. 12.5 Bar (12.5 Kg/ Cm2)

b) Bend HDPE 45o PN 12.5 Ø 160 mm


- Nominal Diameter : 160 mm
- Sambungan : Wellded Joint – Butt Fusion
- Bahan : High Density Polythylene (HDPE)

- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202

- Tekanan Kerja : 12.5 Bar (12.5 Kg/ Cm2)


c) Bend HDPE 90o PN 12.5 Ø 110 mm
- Nominal Diameter : 110 mm
: Wellded Joint – Butt Fusion
- Sambungan
:
- Bahan High Density Polythylene (HDPE)
:
- Standard SII 0161-81 / AWWA C 201-202
:
- Tekanan Kerja Min. 12.5 Bar (12.5 Kg/ Cm2)

d) Bend HDPE 45o PN 12.5 Ø 110 mm


- Nominal Diameter : 110 mm
- Sudut : 90o
- Sambungan : Wellded Joint – Butt Fusion

- Bahan : High Density Polythylene (HDPE)

- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202

- Tekanan Kerja : 12.5 Bar (12.5 Kg/Cm2)

II-2
e) Tee HDPE PN 12.5 Ø 110 mm
- Nominal Diameter : 110 mm
- Sambungan : Wellded Joint – Butt Fusion
- Bahan : High Density Polythylene (HDPE)

- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202

- Tekanan Kerja : Min. 12.5 Bar (12.5 Kg/ Cm2)

f) Reducer HDPE PN 12.5 Ø 160 - 110 mm


- Nominal Diameter : 160 - 110 mm
- Sambungan : Wellded Joint – Butt Fusion
- Bahan : High Density Polythylene (HDPE)
- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202
- Tekanan Kerja : Min. 12.5 Bar (12.5 Kg/ Cm2)

g) Jembatan Pipa Ø 150 mm, L = 20 m


- Nominal Diameter : 150 mm
- Sambungan : Sambungan Las / Flange
- Bahan : Galvanized Iron
- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202
- Tekanan Kerja : Min. 10 Bar (10 Kg/Cm2)
- Panjang Efektif : 20 meter
- Ketebalan : Sesuai Standard
- Type : Medium Class

II-3
SEKSI 1
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE DAN ACCESSORIES

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah mengadakan dan menyediakan seluruh pipa, fitting dan
accesoriesnya seperti yang ditentukan dalam daftar kuantitas bahan, termasuk semua baut-baut, mur,
packing karet, ring-ring, serta bahan-bahan pendukung lainnya yang diperlukan untuk paket ini.

2.1 PERSYARATAN UMUM

2.1.1 Kualitas Bahan


Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di Indonesia, harus dilampiri
dengan Surat lzin Penggunaan Sll (Standard Industri Indonesia)/ SNI (Standard Nasioial
Indonesia) dan Departemen Perindustrian, oleh produsen/pabrik pembuat serta dapat
menunjukkan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Bahan pipa yang diadakan/ditawarkan dapat berlainan dengan bahan yang tercantum
dalam spesifikasi teknis ini, dengan persyaratan bahwa kualitasnya secara keseluruhan
sekurang- kurangnya harus sama dengan yang tercantum dalam persyaratan teknis bagian
2.1. Untuk pipa PVC dan bagian 2.2. untuk pipa-pipa baja, serta harus dilengkapi dengan
gambar-gambar detail sambungan (Detail Junction) termasuk didalamnya ukuran dan
spesifikasi dari bahan yang digunakan.
Seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya harus sesuai dan dapat digunakan di daerah tropis
dengan temperatur air antara 20° s.d 30° dan derajat keasaman (pH) antara 6 s.d 8. Seluruh
pipa, fitting dan accesoriesnya akan ditanam dalam tanah, kecuali untuk kebutuhan hal-
hal yang khusus.
2.1.2 Standard Kualitas
Standard kualitas yang digunakan untuk spesifikasi teknis ini, adalah standard yang
berlaku secara Nasional di Indonesia dan yang diakui secara Internasional.
SII/SNI - Standard Industri Indonesia / Standard Nasional
Indonesia ISO - International Oraganization for Standardization

JIS - Japan Industrial Standard


ANSI - American National Standard Institute
ASTM - American Society for Testing and
Materials AWWA - American Water Works

II-4
Association
BS - British Standard

AS - Australian Standard

DIN - Duetsche Industrie Norm


Jika terjadi perbedaan antara Standar Indonesia (Sll) dengan Standar Intemasional, maka
Standar Indonesia yang akan berlaku dan jika standar Indonesia tidak menetapkan
kriteria/persyaratan yang dibutuhkan, maka dapat digunakan persyaratan yang sesuai
dengan Standard Internasional seperti di atas.
2.1.3 Gambar Pabrikasi (Shop Drawing)
Sebelum pipa, fitting, dan accessories, dipabrikasi atau dikirim, rekanan harus
menyerahkan gambar-gambar pabrikasi (Shop Drawing) kepada Direksi/Pemberi tugas
untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.
Gambar-gambar pabrikasi yang digunakan untuk seluruh pipa, fitting dan
accesoriesnya, harus meliputi:
- Jenis material yang digunakan, dimensi, ketebalan, panjang, jenis-jenis
khusus, bentuk berat, kelas, batasan yang diizinkan seita kualitas.
- Standar dari Produsen, dimana material dan bahan pipa dipabrikasi.
- Gambar-gambar pabrikasi secara lengkap termasuk detail-detail khusus,
adaptor, fitting dan desain penyambungan pipa.
- Prosedur pengujian ( jika ada).
- Metoda pelapisan dan perlindungan material pipa, jika ada.

2.2 PIPA & FITTING


2.2.1 Pipa HDPE dan Perlengkapannya
2.2.1.1 Umum
- Pipa HDPE harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dalam Sll
0161-81 atau AWWA C 201-202 dan Standard Intemasional lain yang sama
atau lebih tinggi.
- Untuk pipa HDPE dengan diameter nominal (DN) 1 / 2 inchi — 6 inchi
menggunakan kelas medium.

II-5
Tabel – Diameter luar rata-rata dan ovalitas (jangan digantung)

Ukuran Diameter
Diameter luar rata-
Nominal luar Ovulitas
rataa
DN/OD nominal maksimumb
(mm)
(mm) (mm d d
)
dn em maks em
maks
40 40 40 40.4 1.4
50 50 50 50.4 1.4
63 63 63 63.4 1.5
75 75 75 75.5 1.6

90 90 90 90.6 1.8
110 110 110 110.7 2.2
125 125 125 125.8 2.5
140 140 140 140.9 2.8

160 160 160 161 3.2


180 180 180 181.1 3.6
200 200 200 201.2 4.0
225 225 225 226.4 4.5

250 250 250 251.5 5.0


280 280 280 281.7 9.8
315 315 315 316.9 11.1
355 355 355 357.2 12.5
*SNI 4829.2:2012
Catatan Toleransi bands sesuai dengan ISO 11922-1 dihitung sebagai berikut.
a) Kelas A : 0,009 dn dibulatkan ke nilai yang lebih besar 0,1 mm dengan nilai
minum 0,3 mm dan nilai maksimum 10,0 mm.
b) Kelas B : 0,006 dn dibulatkan ke nilai atas lebih besar 0,1 mm dengan nilai
minimum 0,3 mm dan nilai maksimum 4,0 mm.
c) Kelas N : (dibulatkan menjadi 0,1 mm)
 Untuk diameter ≤ 75 mm (0,08 dn + 1) mm,
 Untuk diameter ≥ 90 mm dan ≤ 250 mm (0,02 dn) mm,
 Untuk diameter > 250 mm (0,035 dn)
mm Dibulatkan ke atas sebesar 0,1 mm

II-6
Tabel – Ukuran ketebalan dinding

Seri pipa
SDR 6 SDR 7,4 SDR 9 SDR 11 SDR 13,6 SDR 17
S 2,5 S 3,2 S4 S5 S 6,3 S8
a
Nominal tekanan (PN)
[Bar]
PE 80 PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5 PN 10 PN 8
PE 100 - PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5 PN 10
b
Ketebalan dinding
Ukura
[millimeter]
n emin emax emin emax emin emax emin emax emin emax emin emax

Nominal

40 6.7 7.5 5.5 6.2 4.5 5.1 3.7 4.2 3 3.5 2.4 2.8
40 8.3 9.3 6.9 7.7 5.6 6.3 4.6 5.2 3.7 4.2 3 3.4
63 10.5 11.7 8.6 9.6 7.1 8 5.8 6.5 4.7 5.3 3.8 4.3
75 12.5 13.9 10.3 11.5 8.4 9.4 6.8 7.6 5.6 6.3 4.5 5.1

90 15 16.7 12.3 13.7 10.1 11.3 8.2 9.2 6.7 7.5 5.4 6.1
110 18.3 20.3 15.1 16.8 12.3 13.7 10 11.1 8.1 9.1 6.6 7.4
125 20.3 23 17.1 19 14 15.6 11.4 12.7 9.2 10.3 7.4 8.3
140 23.3 25.8 19.2 21.3 15.7 17.4 12.7 14.1 10.3 11.5 8.3 9.3

160 26.6 29.4 21.9 24.2 17.9 19.8 14.6 16.2 11.8 13.1 9.5 10.6
180 29.9 33 24.6 27.2 20.1 22.3 16.4 18.2 13.3 14.8 10.7 11.9
200 33.2 36.7 27.4 30.3 22.4 24.8 18.2 20.2 14.7 16.3 11.9 13.2
225 37.4 41.3 30.8 34 25.2 27.9 20.5 22.7 16.6 18.4 13.4 14.9

250 41.5 45.8 34.2 37.8 27.9 30.8 22.7 25.1 18.4 20.4 14.8 16.4
280 46.5 51.3 38.3 42.3 31.3 34.6 25.4 28.1 20.6 22.8 16.6 18.4
315 52.3 57.7 43.1 47.6 35.2 38.9 28.6 31.6 23.2 25.7 18.7 20.7
355 59 65 48.5 53.5 39.7 43.8 32.2 35.6 26.1 28.9 21.1 23.4

*SNI 4829.2:2012

II-7
Tabel – Ukuran ketebalan dinding (lanjutan)

Seri pipa
SDR 21 SDR 26 SDR 33 SDR 41
S 10 S 12,5 S 16 S 20
Nominal tekanan
(PN)a
[Bar]
PE 80 PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5
PE 100 - PN 25 PN 20 PN 16
Ketebalan dindingb
Ukura
[millimeter]
n emin eemax
max emin emax emin emax emin
Nominal

40 2.0c 2. - - - - - -
50 2.4 2. 2.0 2.3 - - - -
63 3.0 3. 2.5 2.9 - - - -
75 3.6 1 18 3.3 - - - -
1

90 4.3 4. 3.5 4.0 - - - -


110 5.3 6. 4.2 4.8 - - - -
125 6.0 6. 4.8 5.4 - - - -
140 6.7 7. 5.4 6.1 - - - -

160 7.7 8. 6.2 7.0 - - - -


180 8.6 9. 6.9 7.7 - - - -
200 9.6 10.7 7.7 8.6 - - - -
225 10.8 1 8.6 9.6 - - - -
2

250 11.9 13.2 9.6 10.7 - - - -


280 13.4 14.9 10.7 11.9 - - - -
315 15.0 16.6 12.1 13.5 9.7 10.8 7.7 8.6
355 16.9 18.7 13.6 15.1 10.9 12.1 8.7 9.7

*SNI 4829.2:2012

II-8
- Bahan pipa harus dimanufaktur dan baja, yang berdasarkan hasil
analisis menunjukkan bahwa kadar air sulfurnya (S) tidak melebihi 0,05
% dan kadar phosfor (P) tidak melebihi 0,05 %.
- Panjang standar pipa harus 6 m, dengan toleransi tidak melebihi 6 mm
atau disesuaikan dengan standar lain yang dapat diterima. Setiap pipa
harus diuji di pabrik, dengan pengujian tekanan hidrolis minimum
sebesar 50 atm, jika ada pipa yang gagal atau rusak dalam pengujian
tekanan hidrolis tersebut, harus diganti dengan yang baru.

1) Sambungan Pipa
- Agar dapat dilakukan penyambungan pipa dengan cara las temu, maka
bidang potong dan ujung-ujung baja serta perlengkapannya harus
diserongkan. Penyerongan dari ujung-ujung pipa tersebut harus dengan
sudut 30° pada sebelah luarnya, diukur dari garis yang tegak lurus pada
sumbu pipa, dengan toleransi tidak lebih besar dan 5° serta dengan lebar
permukaan pada bagian rata di ujung pipa sekitar 1,6 mm dengan
toleransi lebih/kurang 0,8 mm.
- Untuk penyambungan pipa baja dengan menggunakan flange, harus
sesuai dengan persyaratan pada ISO 2531 atau standar lain yang sama.
- Rekanan harus mengadakan dan melengkapi semua bahan-bahan untuk
penyambungan pipa, termasuk sabuk penumpu, bahan untuk
penyelesaian lapisan pelindung luar dan dalam pipa setelah
penyambungan las selesai dilakukan.

2) Perlengkapan Pipa
1. Seluruh perlengkapan pipa PE harus sesuai dengan persyaratan dan
standar pada AWWA C 201 & 202, ISO 2531 atau standar Internasional
yang sama atau lebihtinggi.
2. Semua pembuatan perlengkapan pipa baja harus dilakukan di bengkel pipa
(pipe shop) sesuai dengan ketentuan, tekanan yang diizinkan serta
ketebalan minimum yang dipersyaratkan untuk batang pipa baja. Jika
diperlukan, cincin penguat atau pelana harus disediakan dan diadakan oleh
rekanan.
3. Pembuatan bengkokkan pipa (bend) PE, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan berikut ini:
- untuk sudut 60° s/d 90°, maksimum terdiri dari lima bagian.

II-9
- untuk sudut 45°, maksimum terdiri dari empat bagian.
- untuk sudut 30°, maksimum terdiri dari tiga bagian.
- unluk audut 11 1/4° s/d 22 1/2°, maksimum terdiri dari dua bagian.
4. Bengkokkan baja yang dibentuk, tidak boleh digunakan untuk pipa yang
diameter nominal kurang dari 450 mm dan hanya dalam kondisi yang
sangat terpaksa. Untuk pipa dengan diameter nominal kurang dan 450 mm
dapat digunakan perlengkapan pipa dan material jenis DCIP. Seluruh
detail rencana untuk perlengkapan pipa harus diajukan serta diuji oleh
Direksi / Pemberi Tugas terlebih dahulu.

3) Pengelasan Pipa
Hasil pengelasan harus diuji selama proses pembuatannya, sesuai dengan
ketentuan pada AWWA C-200 - 86, sebagai berikut:
a. Contoh hasil las, yang berasal dan bagian ujung pipa, diambil tegak
lurus atau dapat juga dari plat yang dibuat dari bahan yang sama
digunakan untuk pembuatan pipa. Plat uji tersebut harus dilas dengan
prosedur, operator dan plat yang sama serta berurutan, sesuai dengan
pengelasan yang dilakukan pada pipa.
b. 2 (dua) contoh hasil las untuk uji tegangan harus dilakukan dan harus
menunjukkan tegangan patah (tensile strenght) tidak kurang dan 100 %
tegangan patah dan bahan dasar.
c. 2 (dua) contoh uji bengkokkan harus dilakukan dan harus mengalami
pembengkokkan
180 pada jig. Jika melakukan uji "Guided Bend" satu contoh hasil las
harus dibengkokkan dengan permukaan yang merupakan permukaan
dalam pipa menghadap ke dalam uji bengkokkan, sedangkan hasil contoh
las yang ke dua harus dibengkokkan dengan permukaan yang merupakan
permukaan dalam pipa menghadap keluar pada uji bengkokkan. Contoh
hasil las dianggap memenuhi syarat, apabila :
- Tidak terjadi keretakan atau cacat terbuka lainnya melebihi 1/8 inchi,
yang diukur ke segala arah pada las atau antara las dengan bahan
dasar setelah pembengkokkan.
- Contoh hasil las mengalami retak atau patah dan permukaan patah
menunjukkan penetrasi pada seluruh tebal las, dan tidak ada slag yang
masuk atau keropos, sampai pada tidak adanya kantong-kantong gas
atau slag yang masuk melebihi 1/16 inchi dan jumlah ukuran cacat

II-10
dalam tiap inchi persegi dan las tidak melebihi 3/8 inchi.
d. Apabila pada contoh hasil las terjadi cacat waktu mengerjakan dengan
mesin atau terdapat cacat-cacat lain yang tidak ada hubungannya dengan
pengelasan, maka hasil contoh pengelasan harus diganti dengan yang lain.

4) Perlindungan Pipa
- Pipa HDPE dan perlengkapannya harus diberi lapisan pelindung luar
dan dalam untuk melindungi permukaan bagian dalam dan luar pipa
dan kondisi korosif untuk jangka panjang.
- Pelindung luar pipa dan perlengkapannya harus terdiri dari lapisan
primer dan lapisan bagaian luar sesuai dengan standar yang ada.
- Sebelum penggunaan bahan-bahan pelindung luar, permukaan
bagian luar pipa harus bersih dan bebas dari minyak, cat, oli, serpihan
las, kerak, ujung yang tajam dan karat yang menggunakan sikat baja
atau sandbalsting.
- Untuk pipa yang akan dipasang di atas permukaan tanah harus dicat
dasar sebagai pelapis primer dan kemudian dilapisi dengan cat,
pelindung epoxi. Sedangkan untuk pipa yang akan ditanam di tanah,
disamping dilapisi dengan cat dasar juga dengan coal tar enamel dua
lapis.
- Pelindung dalam pipa dan pelengkapnya harus sesuai dengan standar
AWWA C-205 atau BS S - 534, dengan menggunakan bahan pelapis
"Cement Mortar".
- Pelindung dalam pipa tidak boleh mengandung bahan yang larut
dalam air serta beracun dan dapat menimbulkan rasa dan bau pada air
minum setelah pembersihan pipa (Flushing).
- Pelapisan permukaan bagian dalam pipa dilakukan secara sentrifugal
dengan membersihkan dahulu permukaan pipa dari serpihan, karat,
kotoran atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki. Ketebalan
lapisan cement mortar harus berkisar antara 6 mm s/d 10 mm untuk
ukuran diameter minimal pipa antara 100 mm s/d 900 mm.
- Setelah pelapisan bagian dalam pipa selesai, ujung-ujung pipa harus
ditutup sampai dengan saat pengiriman dan pengangkutan serta
ditandai dengan tanggal pelaksanaan pelapisan pada setiap batangan
pipa.

II-11
5) Pemberian tanda
Setiap pipa HDPE dan perlengkapannya harus diberikan tanda yang
memuat informasi, tentang hal-hal berikut:
- Mutu dan kualitas bahan
- Pabrik pembuat/manufaktur dan merek dagang
- Diameter nominal, dalam mm dan tebal dinding dalam mm
- Lengkungan/bengkokan pipa harus ditandai dan dinyatakan
besaran sudutnya pada dua sisinya.
- Waktu (bulan dan tahun) pembuatan/manufakturnya.

6) Flange & Gasket


A. Flange
a. Jika tidak ditentukan, maka ukuran dan pelubangan dari semua flange
pada pekerjaan pipa harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan
dari SII O598- 81.
b. Bagian leher dan bagian rata dari flange yang dilas St.37.2 sesuai dengan
DIN 17-
100 atau standar lain yang sama. Flange yang buntu St. 37.1 sesuai
dengan standar yang sama.
c. Semua flange harus direncanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
lain yang ada pada spesifikasi teknis ini, dan harus mempunyai celah-
celah tempat sesatan gasket untuk menjamin sambungan yang kedap
air.
d. Setiap flange tunggal harus diberi tanda sesuai dengan diameter
nominal dalam mm, nama pabrik pembuatnya atau merek dagang dan
tahun pembuatnya.
B. Gasket
Gasket untuk flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta
mempunyai diameter yang sama dengan masing-masing luar flange dan
harus dilengkapi dengan bentuk lubang yang sama dengan bentuk flange.
Gasket flange harus terbuat dari karet, diperkuat dengan satu atau dua
lapis perantara. Ketebalan 3 mm dan harus dapat menahan arus listrik.
7) Flange Adaptor
Rekanan harus menyediakan semua adaptor untuk keperluan sambungan dari
berbagai diameter dan material. Detail penyusunan bahan, rencana dan letak
semua adaptor pipa harus diketahui Dereksi untuk disetujui sebelum dirakit.

II-12
8) Penahan Hubungan Flange (Flange Joint Insulation)
- Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi
dengan insulasi/penahan. Penahan hubungan flange harus cocok untuk
tekanan kerja paling tidak 8 kg/cm2.
- Material penahan/insulasi dari polythylene stud-sleeves, 2 fauric
reinforced phenolic washer dan 2 shell washer harus dilengkapi dengan
kancing. Gasket harus dengan muka yang penuh dan harus dilengkapi
dengan kancing dan harus dari lembai-lembar paket dielektrik.

9) Baut, Mur dan Washer


- Baut, Mur dan Washer untuk hubungan/sambungan flange harus terbuat
dari baja galanis yang dipanaskan sesuai dengan ISO 1461. Baut dan mur
harus sesuai dengan ISO/R. 898.
- Panjang ulir dari batas akhir mur dalam putaran baut harus sebanding, atau
paling tidak harus sama dengan diameter baut.
- Ukuran baut, mur dan washer harus sesuai dengan ukuran flange yang
dipersyaratkan pada Sll 0598-81 atau ISO 13-1978.
- Untuk setiap flange pada perpipaan, fitting dan accesoriesnya, dengan
pengecualian untuk flange spigot dan flange-socket, harus dilengkapi
dengan satu set lengkap baut, mur dan washer.

2.3 KATUP ALIRAN / VALVE


2.3.2 Umum
Rekanan harus menyediakan dan mengadakan semua katup aliran sesuai dengan
keperluan pada daftar kuantitas material. Semua katup-katup untuk jenis yang
sama harus dari satu pabrik/manufaktur. Katup-katup tersebut harus dilengkapi
nama pabrik pembuatnya, tekanan kerja, diameter dan arah aliran pada badannya.

Tekanan Kerja

Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10
kg/cm2. Setiap katup-katup kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja
pada katup tersebut.
Katup-katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan penutupan
maupun pengontrolan aliran. Baik dioperasi untuk waktu yang lama, yang

II-13
dijalankan pada sistem terbuka maupun tertutup. Semua bagian-bagian katup
yang berhubungan langsung dengan kimia harus tahan terhadap karat yang
ditimbulkan.

Bahan-bahan dan Flange


Jika tidak ditentukan lain, katup berukuran 50 mm dan yang lebih kecil
seluruhnya harus terbuat dan perunggu atau bahan-bahan yang tahan karat. Untuk
katup berukuran lebih dari 75 mm menggunakan bahan Gray Cast Iron. Untuk
roda pemegangnya harus dan besi tempa. Katup-katup metalik yang disambung
pada pipa besi atau baja pada lapisan pemisahnya memakai katup dengan ukuran
diameter 75 mm dan yang lebih besar harus diakhiri dengan ujung flange, jika
tidak ditentukan lain dalam gambar atau yang seperti disyaratkan dalam ISO
2531. Semua ulir katup harus dari perunggu atau stanless steel - Aisi Type 304.
Hubungan karet pada ulir katup dengan klem pembungkusnya harus dihindari.

Pelumasan
Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh harus
dilumasi dari luar secara tersendiri.

Stuffing Box
Stuffing Box harus dari jenis "Gland Packing" jika tidak ditentukan lain. Stuffing
box harus dilengkapi dengan gelang perunggu dan "Square falx packing". Semua
baut, sekrup, kancing dan mur yang dipakai untuk menghubungkan stuffing box
harus sedemikian, sehingga dapat diatur atau dibongkar pasang tanpa
mengganggu bagian-bagian lain atau operasi packing gland.

Operator
Katup-katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang, roda pemegang
rantai, magnetic operator dan sebagainya seperti yang ditujukkan pada gambar
pabrikasi. Katup-katup dapat dibuka dengan cara memutar berlawanan dengan
arah jarum jam atau panah penunjukkannya yang dibuat oleh pabrik pembuatnya.

Gambar-gambar Pabrikasi
Rekanan harus mengajukan gambar-gambar pabrikasi (shop Drawing) kepada
Direksi/Pemberi Tugas untuk disetujui. Gambar-gambar tersebut harus
mencakup:
- Daftar dan urutan material
- Detail seal dan bagian-bagian yang dapat berubah
II-14
- Nama Pabriknya
- Ukuran, Detail, baban dan tebal setiap item.

Rekanan harus mengajukan gambar-gambar dan pabriknya untuk setiap katup


sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.

2.3.3 Katup Kupu-kupu (Butterfly Valve)


- Badan Katup kupu-kupu harus terdiri dari besi cor atau baja dan harus jenis yang
pendek sesuai dengan ASTM A-126. Katup kupu-kupu harus sesuai untuk
dioperasi secara mekanis dengan listrik atau dengan tekanan udara.
- Disc seating harus dari bahan kuningan dan replaceable cadless, disc gasket
harus dari karet, yang diikatkan pada disc dengan baut baja tidak berkarat. Karet
gasket lebih disukai yang diperkuat dengan logam.
- Katup-katup harus mampu dijalankan dengan aliran maksimum yang dapat
terjadi pada aliran pada keadaan-keadaan tertentu.
- Mekanisme untuk setiap katup, kecuali jika ditentukan lain, diikat atau ditahan
pada badan katup dengan sepotong pemisah jarak. Mekanisme pengoperasian
untuk katup-katup yang lain hanis ditinggikan pada kedudukan lantai yang
sesuai dan akan dioperesikan melalui tangki yang sama seperti yang ditunjukkan
dalam gambar pabrikasi dan persyaratan pada AWWA C-504. Sumbu putar dari
semua valve disc harus horizontal kecuali jika ditetapkan lain.
- Setiap mekanisne pengoperasian harus dapat diganti atau dapat diperiksa dan
diperbaiki. Cara pencegahan harus dibuat agar cakram tidak terkunci pada saat
terbuka penuh atau pada posisi ditutup rapat ketika mekanisme pengoperasian
dihilangkan. Semua bagian mekanisme pengoperasian harus selalu diperiksa,
diatur, diperbaiki dan diganti.
- Mekanisme pengoperasian untuk semua katup dapat melakukan penguncian,
dengan arti bahwa air tidak dapat mengakibatkan cakram bergerak dari posisi
yang telah ditetapkan lain.

2.3.4 Katup-katup Penahan (Check Valve)


- Katup-Katup Penahan harus sesuai untuk digunakan pada posisi horizontal
atau vertikal yang arah alirannya ke atas, sesuai dengan standar AWWA C-508-
82.

II-15
- Katup penahan dengan diameter moninal 300 mm dan lebih besar harus dan
jenis "non slamming" dengan "Concreatic Spring Loaded Disc" atau " Conreatic
Rubber Membrance".
- Katup penahan dengan diameter lebih kecil dari 300 mm harus dibuat
sedemikian rupa sehingga cakram (disc) atau alat-alat lain sehingga
pelengkapnya mudah dibuka dan diganti tanpa harus membuka seluruh katup
dan perpipaan.
- Badan katup harus terdiri dari cor dengan kekuatan tarik minimum 2.200 kg/cm 3.
Cakram harus dari perunggu dengan besi cor atau perunggu seluruhnya.
- Body seat harus dengan ulir cepat dan disekrup ke dalam kedudukan yang benar
pada badan. Muka dari cincin harus dihaluskan dengan mesin.
- Setiap katup harus mampu menahan tekanan hidrolis 20 kg/cm 2 dengan ujung
kepala besar. Pengujian harus menunjukkan tidak adanya kebocoran pada logam
dan sambungan.

2.3.5 Katup Pintu (Gate Valve)


Jenis, ukuran dan perpipaan katup-katup hendaknya sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar pabrikasi. Semua gate valve yang dipergunakan dalam jalur pipa
hendaknya mampu untuk tekanan kerja 120 m kolom air, doubel disc, badan besi
tuang, bingkai tembaga, gate valve tanpa tangki pemutar sesuai dengan
persyaratan AWWA C-500. Pengakhiran ujung-ujung katup hendaknya
mempunyai penyambung flange, kecuali bila ditunjukkan lain dalam gambar.
Flange untuk katup hendaknya sesuai dengan ANSI B-16.1 untuk flange dan
fitting mur 2 (dua) inchi persegi dan membuka ke arah yang seragam, permukaan-
permukaan luar dan dalam setiap katup hendaknya dilapisi atau dipoles dengan 2
(dua) lapisan aspal.
2.3.6 Rumah Katup
Rumah katup harus dengan badan katup yang bulat, terdiri dari perunggu dan
tekanan rata- rata 10 kg/cm2. Cakram harus dapat diperbaharui, katup-katup harus
mempunyai batang terbuka, roda-roda tangan yang sekrup dengan ulir. Kepala
cakram dan seterusnya dibuat dari cor-coran perunggu 85-5-5-5. Cakram harus
dari campuran setengah lunak atau seperti yang disyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.

II-16
2.3.7 Katup Pelepas Udara dan Katup Hampa Udara
- Katup hampa udara dan katup pelepas udara berbadan kuat sekali dibuat dan
besi cor atau bahan besi tempa, pelampung dari baja tahan karat dan
direncanakan untuk tekanan kerja 10 kg/cm 2. Katup mempunyai katup
penutup secara menyeluruh yang digunakan selama pemeliharaannya.
- Semua unsur yang bergerak harus dibuat dan baja tahan karat atau perunggu.
- Katup yang berlubang lebar (pemecah kehampaan) harus mempunyai lubang
yang berbentuk bulat, terbuka penuh bila ruang katup kosong dan tertutup
repat dengan sendirinya bila ruangnya penuh air.
- Katup berlubang kecil (pelepas udara) digerakkan terapung dan tertutup bila
ruang katupnya penuh dengan air.
- Katup berlubang rangkap adalah bersifat gabungan antara katup berlubang
kecil dengan katup berlubang lebar. Katupnya akan mengeluarkan
gelembung-gelembung udara yang kecil-kecil bila jaringan kena tekanan,
terbuka penuh mulutnya bila ruang katup kosong dan tertutup rapat dengan
sendirinya, bila ruangnya penuh dengan air.
- Setiap katup diuji di bawah tekanan hidrostatis 10 kg/cm 2 dan tanpa kebocoran.

2.4 PEMADAM KEBAKARAN (FIRE HYDRANT)


a. Setiap susunan pemadam kebakaran terdiri dan bagian atas, pemadam, siku-
siku, katup pembuka, alat sambungan atau peralihan yang diperlukan untuk
menyambung katup dengan pipa yang ada. Pemadam kebakaran harus
direncanakan demikian rupa, bila bagian atas pecah, air dari pipa tidak akan
mengalir keluar.
b. Pemadam kebakaran berbadan besi cor, dilapisi seluruhnya dengan perunggu
atau campuran logam tahan karat, type pemadam kebakaran di atas tanah dan
harus mempunyai lubang masuk 100 mm. Setiap pemadam kebakaran harus
dilengkapi pipa penyambung dengan pompa motor secara langsung yang
berukuran 100 mm. Setiap pemadaman kebakaran harus tahan tekanan kerja
10 kg/cm2 dengan katupnya dalam keadaan terbuka atau tertutup.
Gelang pengedap (Nipple) slang karet dibuat dari kuningan atau logam tahan
karat. Pemadam kebakaran pada bagian basah dilamuri kembali mengikuti
petunjuk pabriknya, kecuali bagian atas pemadam kebakaran tersebut
sebelah luarnya harus dicat merah.

II-17
TEST BENCH
2.4.2 U m u m
Test bench adalah alat kalibrasi yang digunakan untuk mengukur
akurasi / ketepatan dan meteran air ½ ―, ¾ ‖, 1‖ perlengkapan test
bench tersebut antara lain :
 Inlet Valve
 Manometer
 Mechanical Clamp
 Conecring Head
 Vacum Valve
 Flow Endicator
 Tabung Ukur
 Outlet Valve
 Tangki Air
 Meja Test Bench
 Perpipaan

2.4.3 Bahan dan Ukuran


Meja test bench terbuat dari pelat besi atau besi siku dengan ketebalan 3 – 5 mm,
dengan disesuaikan pada panjang dan lebar alat tersebut. Tangki Test Bench
terbuat dari pelat besi dengan ketebalan 2 – 3 mm atau fibre glass tebal 5 – 6 mm,
kapasitas 100 – 200 liter. Conection Head terbuat dari bahan kuningan / brass,
sedangkan perpipaan yang digunakan terbuat dari bahan GIP medium class.
Manometer yang digunakan mampu menahan tekanan minimum 12 bar, dengan
range pengukuran dari 0 – 10 bar Inlet / Outlet Valve yang digunakan dari jenis
Ball Valve mampu menahan tekanan minimum 12 bar.

2.5 WATER METER


2.5.2 Umum
a. Water meter yang dibutuhkan mempunyai Type Drinking Multijet, Dry
Dial, Magnetic Drive, Straight Line Reading, dengan Body Coper Alloy /
Bronze (untuk Æ ½ ― - Æ 1 ½ ― stainles spindle).
Water Meter Induk yang diameternya lebih besar dari Æ 2" harus
mempunyai Body Cast Iron.

II-18
b. Kemampuan uji Water Meter pada temperatur 40 °C mampu menahan
Working Pressure minimal sebesar 10 Kg/ Cm2.
c. Pada setiap Body Water Meter / bagian yang terlihat dari luar harus
jelas kelihatan tanda panah arah aliran ukuran merk.
d. Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

NOMINAL SIZE (mm) 13 20 25 32 50 150 200


(INCHES) 1/2 3/4 1 1¼ 2‖ 6‖ 8‖
MAX. FLOW RATE 4 7 10 12 30 300 500
(Q MAX . M 3/h)
ACCURACY LIMIT
At + 5 % Q Min 30 50 70 90 500 4.500 7.500
(1/h) At + 2 % Qt 120 200 280 400 2.000 20.000 40.000
(1/h)
STARTING FLOW RATE 12 20 25 30 250 1.500 1.800
(1/H)
WORKING PRESSURE 10 10 10 10 16 16 16
(atm)
CENTER :
- MAX. READING (M3) 10.00 10.00 10.00 1.000. 1.000 1.000. 1.000.
0 0 0 .
- MIN READING UNIT 000 000 000
(L) 0,1 0,1 0,1 000
0,1 0,1 0,1
0,1

Accuracy limit dan starting flow rate adalah maksimum yang


diizinkan, sehingga tidak diperbolehkan lebih besar dari nilai yang
tersebut dalam tabel di atas.

2.5.3 Kapasitas Kalibrasi

Untuk 1 (satu) kali operasional dapat mengkalibrasi minimal 10 buah meteran air.
Test bench ini dapat digunakan dengan baik pada kapasitas pengaliran minimum
10 - 30 liter/jam dan maximum 4 - 10 m3/jam.

2.5.4 Anti Karat

Seluruh bahan besi yang digunakan telah dilakukan proses anti karat dengan
pengecatan atau epoxy pada bagian luar dan dalam.

2.5.5 Persyaratan Lainnya


Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan brosur dan buku

II-19
petunjuk pemakaian.
1) Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan jointing
materialnya (coupling, mur baut dan gasket) sesuai dengan sistem
sambungan.
2) Pengadaan Water Meter tersebut harus sudah sesuai dengan Undang -
Undang No. 2 Tahun 1981 oleh Direktorat Metrologi.
3) Meter air harus dilengkapi tempat penyegelan yang baik, sehingga meteran
air tersebut tidak dapat dibuka atau diubah peralatan dalamnya tanpa
merusak segel.
4) Bahan-bahan yang digunakan harus tahan korosi baik langsung
maupun tidak langsung.
5) Bahan-baban yang digunakan harus tahan terhadap temperatur air, 40 °C.
6) Bahan pada bagian penutup, kepala, dan bahan Water Meter harus
memenuhi syarat kadar tembaga minimal 65 %.
7) Baut, skrup harus terbuat dari bahan tahan korosi.

2.5.6 Box Meter


Pembuatan Box Meter disesuaikan dengan ukuran gambar bestek yang dapat
terbuat dan Fiber Glass atau pelat baja penutup, sedangkan untuk bahan fiber
glass lidah kunci terbuat dan besi plat. Ketebalan untuk Fiber Glass 3 mm dan
untuk lidah kunci 2 mm dengan dilengkapi 1 (satu) buah kunci slot untuk setiap
Box Meter. Setiap lidah kunci besi plat dari Box Meter harus dilengkapi dengan
cat anti karat.
2.6 TANGKI FIBER GLASS
2.6.2 Bahan
Kecuali ditentukan lain dalam syarat-syarat pemasukan Penawaran beserta
lampirannya, maka supplier yang telah ditunjuk sebagai pemenang pelelangan
atas permintaan Direksi harus menyampaikan Brochure dan alat bantunya yang
mencakup : Type material, ukuran panjang, tebal dinding, bentuk, berat, kelas,
batasan-batasan yang diijinkan dan mutunya, Standard bahan. Detail-detail
khusus sambungan sedangkan alat bantu yang mempunyai type khusus yang
tidak tercakup dalam brochure agar dibuatkan gambar kerja tersendiri yang
mencakup data-data seperti tersebut diatas.

2.6.3 Perlengkapan
Perlengkapan alat bantu dan Tangki harus disupplai secara lengkap termasuk
II-20
jointing materialnya, persyaratan dan standard bahan-bahan dan sistim
sambungan harus sesuai dengan Standard SII baik untuk alat bantu PVC maupun
GIP dan lain-lain.
Jika tidak ditentukan lain maka kebutuhan alat-alat bantu untuk Tangki sesuai
dengan daftar/gambar bestek dan atas persetujuan Direksi.

2.6.4 Persyaratan / Kriteria


A. Bahan untuk Tangki terbuat dan :

Fiber Glass Reinforced Polyester (FRP) Tank dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Supplier akan mensupplai Prefabricated FRP Tank berikut


kelengkapannya.
b. Semua yang digunakan mempunyai kualitas yang tinggi dan cocok untuk
air minum.
c. Semua bekas-bekas potongan akan dicoating kembali dengan
resin untuk menghindari serat-serat glassnya.
B. Tangki yang akan disupplai :
a. Mempunyai kapasitas tampung : sesuai bestek, dan masing-

masing Tangki mempunyai ketebalan 5 - 6 mm.


b. Bentuk Tangki sesuai gambar Perencanaan dengan Accecories seperti
gambar bestek yang telah ditentukan.
c. Non Korosif dan tahan terhadap sinar ultra violet.
d. Tidak dapat dimasuki serangga atau kotoran.
e. Tangki harus dapat dengan mudah diangkut / dipindah-pindahkan.
f. Tangki harus tidak mudab bocor dan atau tidak bocor, serta harus
ditest di pabrik sebehun diangkut ke gudang proyek.
g. Pada perternuan sisi tangki dibuat sedemikian rupa agar tidak mudah
bocor.
h. Pada bagian luar Tangki, harus dicat wama biru, dengan cat khusus untuk
fiberglass.

II-21
SEKSI II
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL DAN ACCESSORIES
2.7 UMUM

Pemasok harus menyediakan dan menyerahkan semua pipa, fitting, valve,


coupling, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan pelengkap
sebagaimana dirinci dan disebutkan dalam Daftar Kuantitas Barang atau dalam
gambar (Drawing).
Pemasok harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana yang
dirinci di sini dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Barang. Semua pipa,
fittings, valve dan accessories harus sesuai untuk pemakaian di daerah tropis,
beriklim lembab dan bersuhu udara 320C.
Pemasok harus menyediakan suatu pernyataan dari Pabrik Pembuat Barang yang
menyatakan bahwa barang yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana dirinci dalam Spesifikasi Teknis. Pemasok juga harus
menyampaikan sertifikasi laporan tentang uji kimiawi dan fisik yang telah
dilakukan di pabrik. Pemasok diharuskan untuk menyerahkan keterangan-
keterangan tentang cara-cara penyimpanan dan cara penanganan barang yang
harus mendapat persetujuan dari Pihak Pembeli terlebih dahulu. Acuan standard
international atau national atau publikasi yang tertera di dalam Spesifikasi
Teknis ini dimaksudkan sebagai kerangka acuan / konfigurasi, tipe dan kualitas
secara umum.
2.7.1 Shop Drawings

Dalam jangka waktu 15 hari kalender setelah diterbitkannya Surat


Penunjukan Pemenang, Pemasok harus menyediakan semua shop
drawing yang dipersiapkan oleh Pabrik dan yang telah mendapat
persetujuan serta diserahkan kepada Pihak Pembeli. Penyerahan shop
drawing yang pertama dilakukan dalam jangka waktu 7 hari kalender
setelah diterbitkannya Pemberitahuan Pemenang.

2.7.2 Standard Yang Dikenakan


2.7.2.1 Kesepakatan

Referensi standard nasional ataupun internasional yang ada dalam


spesifikasi ini dimaksudkan untuk menunjukkan konfigurasi jenis dan
mutu secara umum. Barang- barang yang disediakan harus memenuhi

II-22
standard yang diterima secara internasional yang dinyatakan bahwa
kualitas secara keseluruhan paling sedikit sama dengan yang
dibutuhkan oleh standard yang telah ditentukan.
2.7.2.2 Singkatan-Singkatan
Bila ada singkatan-singkatan dalam Spesifikasi Teknis ini, maka
singkatan-singkatan tersebut dianggap mengacu kepada spesifikasi,
standard atau metoda dari masing- masing negara atau asosiasi
internasional.
ASTM : American Society of Testing Material (Lembaga
Pengujian Material Amerika).
AWWA : American Water Works Association (Asosiasi
Pekerjaan Pengairan Amerika).
BS : British Standard (Standar Inggris).
ISO : International Organization for Standardization
(Organisasi Internasional untuk Standarisasi).
JIS : Japanese Industrial Standard (Standar
Industri Jepang).
SII : Standard Industry Indonesia.
2.7.3 Material Terpakai
- Pipa Steel dan asesoriesnya, sesuai dengan : SII 2527-90
- Pipa, Fitting dan asesories galvanis, sesuai dengan : SII 0161-81
- Fitting DCI, sesuai dengan : ISO 2531-1986
2.8 PENGEPAKAN
2.8.1 Penyimpanan Pipa, Fitting dan Peralatan Pipa
Pipa, fitting dan accessories harus disimpan oleh pemasok tidak
langsung bersentuhan dengan permukaan tanah, dan harus diberi
penopang, diberi alas dan diikat serta ditutup sehingga tidak terkena
sinar matahari secara langsung.
Tumpukan pipa-pipa tidak boleh saling bersentuhan satu dengan yang
lain secara langsung dan ditumpuk sesuai aturan dan ketentuan yang
ditetapkan oleh pabrikan.
Coupling dan sambungan (dan semua komponen terkait) dan barang
serupa yang lain harus disimpan di tempat yang bersih, kering tidak
langsung diletakkan di permukaan tanah / lantai dan terlindung atau pada
daerah yang tertutup yang disediakan oleh Pihak Pembeli.

II-23
Apabila ada item barang yang harus disimpan mempunyai keawetan
yang terbatas atau mengharuskan untuk disimpan di tempat tertentu,
maka cara penyimpanannya harus sesuai dengan instruksi pabrik.
Lahan penyimpanan disediakan oleh Pihak Pembeli dan Pemasok barang
akan menjamin keamanannya.
2.8.2 Transportasi dan Handling
Setiap kendaraan yang akan mengangkut pipa harus mempunyai panjang
badan sedemikian rupa sehingga yang diangkutnya tidak menggantung.
Pipa yang besar dimuat ke kendaraan sedemikian rupa supaya aman
selama dalam perjalanan.
Cara pengemasan pipa, kedua ujung pipa dilengkapi dengan pelindung
ujung pipa (end protector) tanpa merusak lapisan seng.
Pipa-pipa tersebut harus ditangani sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Pipa sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau digulingkan dari kendaraan
atau didorong sedemikian rupa sehingga bertabrakan satu dengan yang
lain, dan juga tidak boleh diseret atau ditarik. Perlakuan tersebut di atas
berlaku juga untuk valve, fitting dan accessories.
2.9 PIPA BAJA
2.9.1 Material Dan Fabrikasi
Pipa baja/ steel harus dibuat dari plat atau lembaran baja dan
sambungannya menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau
pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, di tes dan dibersihkan.
Lembaran atau plat-plat baja harus mempunyai batas keruntuhan
minimum tidak kurang dari 266 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus
memenuhi standard berikut :
 SNI 07-0949-1989 Plat Baja Carbon untuk uap dan bejana tekan.
 SNI 07-0822-1989 Baja Carbon strip canai panas untuk pipa.
 SNI 07-1338-1989 Baja Carbon tempat
 ASTM A 283, Grade D
 ASTM A 570, Grade 33
 JIS G 3101, Class 2
 JIS G 3452, SGP
 JIS G 3457, STYP
Fabrikan pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-
0822-1989 atau SII 2527-90 atau JIS G 3454 dan JIS G 3457. Ketebalan
dan kelebaran pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang pipa
dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan pengguna barang

II-24
boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh
tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling
yang dibuat di pabrik harus dengan pengelasan sudut (Butt Welded).
Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu
pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang
pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang,
kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi
berlawanan untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring,
Pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar maupun
pada bagian dalam pipa.

2.9.2 Diameter Pipa


Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut
ini harus mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding
minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut :

II-25
Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa Baja

Berat
Nominal
Diameter Diameter Tebal Pipa Tanpa
Ukuran Dalam Luar Lapis Seng
Nominal (mm) Sebelum
Diulir
(mm) (inch) Nomi Maks Min. (inch) (kg/m)
nal .
15 ½ 21.3 21.8 21.0 2.6 1.21
20 ¾ 26.9 27.3 26.5 2.6 1.56
25 1 33.7 34.2 33.3 3.2 2.41
32 1¼ 42.4 42.9 42.0 3.2 3.10
40 1½ 48.3 48.8 47.9 3.2 3.56
50 2 60.3 60.8 59.7 3.6 5.03
Medium 65 2½ 76.1 76.6 75.3 3.6 6.42
80 3 88.9 89.5 88.0 4.0 8.36
100 4 114.3 115. 113. 4.5 12.2
0 1
125 5 139.7 140. 138. 5.0 16.6
8 5
150 6 165.1 166. 163. 5.0 19.8
5 9
200 8 219.1 221. 216. 6.4 33.32
3 9
250 10 273.0 275. 270. 6.4 41.75
7 3
300 12 323.8 327. 320. 6.4 49.71
0 6
*SNI 0039 : 2013 (ERW / HFW)
2.9.3 Fitting
Semua fitting baja / steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pada bagian 3.2 dan harus
didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat
saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai
dengan AWWA Manual M11 atau standard pembuatan yang dapat
disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding harus
sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasi dalam bagian 3.2 dan
standard berikut ini :
 Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
 Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311
(sampai dengan 500 mm) dan JIS G 3451 atau AWWA C 208.
― Bend‖ yang mempunyai sudut difleksi sebesar 22,5 derajat dan lebih
kecil harus terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut
difleksi lebih besar dari 22,5 derajat sampai dengan 45 derajat harus

II-26
difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang
mempunyai sudut difleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari
empat potongan bend.
2.9.4 Sambungan

a. Lengkungan dan pipa baja yang akan dipasang di tanah harus


mempunyai satu ujung pipa polos. Ujung pipa yang lain harus
berbentuk socket menurut DIN 2461 atau mempunyai selongsong
luar yang dilas. Selongsong luar harus dari mutu Schedule 40 atau
standard yang setara. Selongsong ini boleh dipotong dari pipa yang
sesuai atau dibuat dari strip baja karbon. Tebal dinding dan panjang
selongsong minimal harus sesuai dengan tebal minimal pipa.
b. Pipa-pipa baja yang akan dipasang diatas tanah dapat dilas
menumpu atau disambung dengan flens menurut pilihan kontraktor.
2.9.5 Alat-alat Bantu

a. Tebal dinding lengkungan minmal harus sama dengan tebal dinding


pipa lurus yang akan disambungnya. Radius lengkung adalah 5S
(radius lengkung 2,5 kali diameter pipa) atau 3S (radius lengkung
1,5 kali diameter pipa) jika ruang yang tersedia tidak
memungkinkan pemakaian lengkung 5S.
b. Reducer (tapers) harus bertipe konsentris kecuali untuk bagian
penyedot pipa dimana harus dipakai reducer eksentris. Panjang
semua reducer minimal harus 3 x selisih diameter ujung yang besar
dengan yang kecil. Tebal dinding reducer minimal harus sama
dengan diameter pipa baja yang lurus pada ujung yang diameternya
lebih besar dimana reducer dipasang.

2.9.6 Lapisan Dalam Pipa dan Alat Bantu


2.9.6.1 Pipa dan Alat Bantu Yang Mengalirkan Air Agresif Bukan Kapur

Pipa dan alat bantu yang mengalirkan air agresif yang bukan kapur.
 Semua pipa baja dan alat bantu harus dilapisi didalam dengan
lapisan pelindung spesi semen.
 Pemberian lapisan dalam pipa harus lurus memenuhi persyaratan
Centripugal Cement Linning dari ISO, AWWA C 205 atau BS 534
atau dengan metode lain yang setara.
 Dalam penyimpangan dari pelapisan dalam proporsi pasir terhadap
II-27
semen tidak boleh lebih dari 3 bagian pasir berbanding 1 bagian
semen dalam berat.
 Dalam penyimpangan pelapisan dalam suhu pengeringan sama
sekali tidak boleh kurang dari 5o Celcius.
 Dalam penyimpangan pelapisan dalam tebal lapisan yang sudah
kering toleransinya sbb:

Diameter Nominal Tebal Tolerans


(mm) Lapisan Yang i
Plus (mm) Minus
sudah kering (mm)
≤ 200 4 2 1
200 - 5 3 1,5
500
 Pemberian lapisan spesi semen pada lengkungan atau bagian-bagian
khusus yang bentuknya menyulitkan proses pemberian lapisan
harus dilakukan dengan cara mekanis, pneumatik, atau hand
troweling yang diselesaikan sehingga menghasilkan permukaan
yang halus dan padat. Permukaan yang akan diberi lapisan semen
harus dibersihkan dari serpihan atau benda asing lainnya yang akan
mengganggu pengikatan spesi cemen dan jika perlu harus dibasahi
dengan air sebelum spesi ditempelkan dengan tangan. Tonjolan dan
tetesan harus dihilangkan agar lapisan dapat diterapkan pada
permukaan yang bersih. Ketebalan menurut keperluan pada lapisan
putar pada bagianbagian yang lurus tetapi akan berlainan dengan
adanya pengikisan atau pengisisan untuk menjamin agar streamline
dengan bagian pipa yangberdekatan. Spesi yang dipakai untuk
lapisan penambal harus sesuai dengan spesi yang dtetapkan.

2.10 VALVE
2.10.1 U m u m
2.10.1.1 Persyaratan Umum
 Setiap katup pada dasarnya badannya terdiri dari besi cor atau besi
ductile dengan dudukan karet, piringan (disc), sebuah lubang katup
dan penggerak mekanik, dan harus dalam segala hal memenuhi
persyaratan ―Standards for Rubber - Seater Butterfly Valves‖
(AWWA Designation C 504) atau standar International yang lain

II-28
yang diakui yang menjamin kwalitas yang sama atau lebih tinggi
dari standar yang disebutkan di sini dan harus direncanakan untuk
tekanan kerja tidak kurang dari 12 bars.
 Setiap piringan katup berputar dengan sudut 90 derajat antara
keadaan terbuka penuh dengan tertutup seluruhnya, dan piringan
berada dalam posisi tertutup, sebuah bidang datar melalui sumbu
perputaran dari piringan katup harus vertikal.
 Penggerak mekanik harus disertakan pada badan katup dan harus
memenuhi standar AWWA C 504. Mur operasi harus mempunyai
luas 5 cm persegi (2 inci).
 Setiap penggerak mekanik harus dapat dilepaskan guna
pemeriksanaan atau perbaikan dan dilengkapi dengan
perlengkapan untuk penguncian piringan dalam keadaan terbuka
penuh atau tertutup ketika penggerak mekanik dilepas.
 Semua bagian dari penggerak mekanik harus siap setiap saat untuk
pemeriksaan, penyesuaian, perbaikan dan penggantian.
 Penggerak mekanik untuk pengoperasian katup dengan tangan
harus dapat mengunci sendiri sedemikian rupa sehingga getaran
tenaga air tidak akan menyebabkan piringan bergerak dari
tempatnya.
 Semua katup yang disediakan menurut persyaratan ini harus cocok
untuk pengoperasian berulang guna mengatur aliran air minum,
dan juga tetap dapat beroperasi dengan baik meskipun setelah
jangka waktu lama tidak dioperasikan baik dalam keadaan tertutup
atau terbuka.

2.10.1.2 Badan Katup


Badan katup dan flens harus terbuat dari besi tuang yang memenuhi
persyaratan
―Specifications for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and pipe
fittings‖, kelas B (ASTM Designation A 126), dari besi ductlile
(ASTM 536), atau dari besi baja yang dipabrikasi.

2.10.1.3 Dudukan Katup


Dudukan katup harus tertahan dalam alur yang dibuat dengan mesin
di dalam badan katup dengan bantuan potongan penahan, atau dicor
dengan semen, atau dengan cara lain yang mengikat pen-pen
II-29
penahan, potongan-pottongan penahan, baut-baut, mur-mur dan
ring-ring. Semua komponen tersebut harus terbuat dari baja anti
karat.

2.10.1.4 Piringan Katup (Valve Shaft)


Piringan katup harus terbuat dari besi tuang yang mengandung
2(dua) prosen nekel. Dudukan piringan terbuat dari besi tuang atau
dari baja anti karat (stainless steel) dan harus mempunyai dasar yang
halus.

2.10.1.5 Lubang Katup (Valve Shaft)


Lubang katup harus dari baja anti karat dan harus berdiameter
minimum tidak lebih kecil dari yang dipersyaratkan di dalam tabel 5
― Standard for Rubber - Seated Butterfly Valves‖ (AWWA
Designation C 540), yang direncanakan untuk kecepatan operasi
normalnya.

2.10.1.6 Kotak penyumbat, gland dan paking


Lubang penyumbat (stuffing boxes) harus dilengkapi dengan gland
yang terbuat dari kuningan dan ring berbentuk O sebagai paking.
Semua baut-baut, sekrup- sekrup, dudukan dan mur-mur, yang
dipakai yang berhubungan / bersentuhan dengan kotak penyumbat
harus terbuat dari bahan baja anti karat.

Perencanaan katup dan kotak penyumbat harus sedemikian rupa


sehingga paking dapat diatur atau sama sekali diganti tanpa
menggangu. Setiap bagian dari katup penyumbat harus terbuat dari
bahan baja anti karat.

Perencanaan katup dan kotak penyumbat harus sedemikian rupa


sehingga paking dapat diatur atau sama sekali diganti tanpa
mengganggu setiap bagian dari katup atau bagian penggerak kecuali
bagian ―Packing gland‖.
2.10.1.7 Lapisan Epoxy
Permukaan besi bagian luar dan bagian dalam dari katup (tidak
termasuk permukaan yang dibuat dari bahan anti karat) harus
dilapisi dengan coaltar epoxy. Lapisan harus disemprotkan di pabrik

II-30
setebal 3 lapis (3 kali semprotan). Ketebalan minimum pelapisan
kering adalah 0.20 mm.

2.10.2 Gate Valve

a. Katup pembuka harus dari bor yang menerus lurus dan badannya
terbuat dari besi ductile dan puncak katup perunggu yang merupakan
piringan ganda irisan solid, dari tipe yang tangkainya tidak
naik/timbul ke atas. Katup harus memenuhi standar AWWA C 500
― Gate Valves for Water and Other Liquid‖ atau standar
internasional yang lain yang diakui dan dapat menjamin kwalitas
yang setara atau lebih tinggi dari standar yang disebutkan di sini dan
harus direncanakan untuk mempunyai tekanan kerja tidak kurang
dari 16 bars.
b. Katup dengan ukuran ³ ND 50 mm harus disediakan dengan flens
pada ujungnya.
c. Lapisan coaltar epoxy harus dilapiskan pada permukaan luar dan
dalam katup besi kecuali permukaan akhir atau yang bersifat
memikul beban. Permukaan- permukaan harus bersih, kering dan
tidak berminyak sebelum pelapisan. Pelapisan dilaksanakan dengan
tiga kali semprotan. Ketebalan pelapisan kering minimum 0.20 mm.
2.10.3 Air Valve (Katup Pelepas Udara)

a. Katup pelepas udara harus mempunyai badan yang terbuat dari besi
tuang atau besi ductile berkekuatan tinggi, pelampung dari baja anti
karat, dan dirancang untuk tekanan kerja sebesar 16 bars. Katup harus
berisikan katup penutup yang lengkap untuk digunakan selama
pemeliharaan.
b. Semua bagian-bagian yang bergerak harus terbuat dari baja anti karat
atau perunggu.
c. Katup bemulut lebar / ― Large Orifice‖ (pemecah kehampaan) harus
mempunyai mulut (lubang pembukaan) dengan penutup berbentuk
bola, yang terbuka penuh bila ruang katup kosong dan tertutup rapat
(drop-tight) bila ruangan katup penuh dengan air.
d. Katup bermulut kecil / ―Small Orifice‖ (pelepas udara) harus bergerak
terapung dan tertutup apabila ruangan katup penuh dengan air.
e. Katup bermulut ganda ― Double Orifice‖ harus merupakan gabungan

II-31
antara karakteristik dari katup bermulut kecil dan katup bermulut
besar. Katup harus mengeluarkan kantong-kantong udara kecil ketika
saluran mendapat tekanan, membuka penuh ―Large Orifice‖ ketika
ruang katup kosong dan tertutup rapat (drop-tight) ketika ruangan
penuh dengan air.
f. Setiap katup harus diuji secara hidrostatis pada tekanan udara 10 bars
tanpa menunjukan kebocoran.

2.10.4 Sambungan
Semua sambungan yang berbetuk flange harus mengacu standar ISO
2531-86. Spigot dan Socket harus sesuai / cocok dengan pipa PVC dan
mengacu Standar SII 0344-82 dan ISO 4065 - 78.
Fititing DCI yang dipasang harus dilengkapi dengan gasket karet yang
cocok untuk sambungan mekanik, kecuali bila dinyatakan lain. Gasket
harus berukuran dan berbentuk serupa apabila disambung sesuai dengan
petunjuk pabrik, serta memberikan sealed yang positif dalam batas-batas
defleksi dan tarikan sambungan maksimum yang ditetapkan oleh pabrik.
Dalam keadaan terpasang antara sambungan dan gasket masih dalam
batas toleransi dan dalam batasan tekanan yang telah ditetapkan.
Defleksi sambungan yang diijinkan pabrik tidak lebih dari 2,5 derajat
persambungan.
2.10.5 Pelapisan Dalam
Fitting harus sesuai dengan ISO 4179 yang mengacu pada ketebalan pipa
lurus dengan diameter yang sama. Toleransi ketebalan lapisan dalam
harus ditambah 6 mm untuk fitting. Toleransi negatif tidak
diperbolehkan.
2.10.6 Pelapisan Luar (Pipa terpendam)
Fitting-fitting yang dipasang di bawah tanah harus dilapisi bagian
luarnya dengan lapisan bituminous yang sesuai dengan BS 4147 atau BS
3416, atau yang setingkat. Pelapisan yang telah selesai harus memiliki
ketebalan kira-kira 0,04 mm, menerus, rata tidak rapuh pada waktu kena
angin atau tidak lekat pada waktu kena sinar matahari. Pelapisan harus
benar-benar melekat pada pipa.

2.10.7 Pengetesan di Pabrik


Pemeriksaan bagian luar, bentuk, dimensi dan berat harus dilaksanakan
II-32
pada setiap fitting dan valve. Fitting dan valve harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindari pembengkokan. Semua fitting harus baik
dan bebas dari kerusakan pada permukaan.
Setiap fitting harus sesuai dengan pengujian tekanan hidrostatik
sebagaimana telah ditetapkan dalam ISO 2531. Fitting yang bocor atau
tidak tahan dengan tekanan pengetesan akan ditolak.

2.10.8 Pemberian Tanda


Masing-masing fitting dan valve harus diberi tanda nama pabrik, tahun
pembuatan, diameter nominal dan kata-kata ―Ductile‖ pada semua fitting
dan valve. Tanda-tanda tersebut boleh dicor, dicat atau cap-capan. Untuk
material jembatan pipa (pipa dan perlengkapannya) yang terdiri dari baja
dan galvanis pengadaannya dimasukkan ke dalam paket-paket
pelaksanaan.

2.11 PENGETESAN DAN PEMERIKSAAN


2.11.1 Pemeriksaan dan Pengetesan Pipa, Fitting, Valve dan Assessories di Pabrik
2.11.1.1 Pengujian Pabrik Uji Ketahanan Bocor
Uji Hidrostatik
Pada saat pengujian, posisi pipa harus mudah diamati kebocorannya.
Pipa dalam keadaan ditekan harus didiamkan selama minimum 5
detik untuk dilakukan pemeriksaan kebocoran. Tiap pipa yang bocor
harus dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Tiap-tiap pipa, selongsong dan alat bantu harus menjalani test
tekanan hidrolis sebesar 16 kgf/cm2 di pabrik. Pipa yang tidak lolos
uji akan ditolak.

2.11.1.2 Presentasi di Pabrik


- Presentasi test pipa, fitting dan accessories berlangsung di pabrik.
Pemasok menyediakan peralatan test, material yang diperlukan,
alat-alat pemeriksa dan personalia yang terlatih untuk presentasi
pengetesan.
- Pemasok harus memberitahukan secara tertulis tentang
prosedure demonstrasi 15 hari sebelum acara dimaksud
diadakan.
- Wakil dari Pihak Pembeli yang bertanggung jawab atas
penerimaan hasil pengetesan boleh berperan serta dalam
II-33
persiapan dan pengambilan contoh, juga dalam pemeriksaan
ukuran dan test hidrolis.
- Pemeriksaan dan pengecekan berat pipa, fitting, valve dan
Accessories bisa dilakukan setelah material-material tersebut
diberi coating.
2.11.1.3 Pengecekan Geometrik
Barang-barang yang deviasiny lebih besar dari toleransi akan ditolak.
2.11.1.4 Pengecekan Fisik
Pipa, fitting, valve dan accessories yang menurut pendapat para
pemeriksa, menunjukkan kekurang sempurnaan kecil yang tidak
bisa tidak mesti terjadi pada saat proses pabrikasi dan tidak
merugikan bila dipakai tidak harus ditolak dan Pemasok atas
pertanggung jawabannya sendiri memutuskan cara-cara untuk
menghilangkan noda-noda ketidaksempurnaan tersebut. Dengan
persetujuan Pihak Pembeli, Pemasok boleh juga memperbaiki cacat
yang terjadi namun yang tidak memerlukan pengelasan untuk
perbaikan tersebut.
 Berat
Semua barang-barang harus ditimbang. Pipa dan Fitting ukuran
normal 300 mm atau lebih harus ditimbang secara terpisah.
Barang-barang yang mempunyai diameter lebih kecil harus
ditimbang bila dalam konsinyasi sampai 2000 Kg.
Barang-barang yang beratnya kurang dari berat normal (setelah
dikurangi dengan toleransi) boleh diterima oleh Pihak Pembeli,
dengan kebijakannya sendiri dan dengan kondisi bahwa mereka
memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang diminta. Barang -
barang yang beratnya melebihi berat normal harus diterima.
 Test Mekanikal
Test rentang harus dilakukan pada contoh yang dipilih dari lot
yang akan diserahterimakan. Bila barang-barang yang test
hasilnya memenuhi syarat, maka lot tersebut harus diterima
dengan syarat bahwa tidak satupun dari contoh barang yang ditest
menunjukkan hasil kurang dari 10 % dari nilai yang diperlukan.
2.11.1.5 Laporan tentang Pemeriksaan di Pabrik
- Laporan pemeriksaan yang dibuat untuk setiap lot harus
ditandatangani oleh pihak-pihak yang hadir. Barang - barang
II-34
yang ditimbang secara terpisah harus diditunjukkan dalam
laporan tersebut dengan indikasi tentang massa dan nomernya.
- Masing-masing group barang yang ditimbang secara bersama
harus diindikasikan dalam nomor dan berat keseluruhan.
- Semua sertifikat uji yang dilakukan di pabrik harus dilampirkan
pada Laporan Pemeriksaan. Pemasok menyerahkan 5 (lima)
photocopy dari masing-masing hasil test.Laporan Pemeriksaan
dan sertifikat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen penerimaan barang.

2.11.2 Pemeriksaan Pipa, Fitting dan Accessories di Lapangan


2.11.2.1 Aspek

Barang yang menunjukkan adanya cacat, irregular bending,


ovalisasi unsticking atau cacat pada coating luar atau lining dalam
harus ditolak.
2.11.2.2 Test Hidrolik

- Pihak Pembeli berhak melakukan test hidrolik terhadap barang-


barang yang menurut pendapatnya tidak memenuhi persyaratan
kekedapan air. Test tersebut dibatasi pada 1 % dari jumlah
barang yang harus dipasok ke lapangan.
- Test tersebut dilakukan dengan biaya dari Pihak Pemasok.
2.11.2.3 Prosedure
Untuk prosedure pemeriksaan dan penerimaan barang sementara
diterapkan peraturan - peraturan yang terdapat pada Persyaratan
Umum dan Persyaratan Khusus Dokumen Tender ini.
2.11.3 Pembayaran
Sesuai degan Persyaratan Umum dan Persyaratan Khusus, maka biaya
untuk penyelenggaraan test dan pemeriksaan barang yang tercakup
dalam Kontrak ini harus dimasukkan kedalam Harga Satuan dari
masing-masing item barang.
Biaya perjalanan Pihak Pembeli / Pemeriksa dari lapangan dan / atau dari
Kantor Pihak Pembeli (Jakarta / Indonesia) ke tempat pemeriksaan
(pabrik), beserta biaya penginapan harus dibayar oleh Pemasok Barang
dan harus sudah termasuk ke dalam Harga Satuan Barang.

II-35
2.12 PEKERJAAN JEMBATAN PIPA
2.12.1 Manajemen Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Pipa
Yang dimaksud dengan baja struktur adalah bahan struktur jembatan baja seperti
jembatan baja, gelagar baja komposittermasuk komponen galagar baja komposit
seperti balok, pelat,baut, ring, diafragma yang digunakan sebagai suatu
komponenkonstruksi jembatan.
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup struktur bajadan bagian baja
dari struktur baja komposit, yang dilaksanakan memenuhi garis, kelandaian dan
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar atau yang ditetapkan oleh Owner. Pekerjaan
ini terdiri atas pelaksanaan struktur baja baru,pelebaran dan perbaikan dari struktur.
Pekerjaan ini juga akan mencakup penyediaan, fabrikasi,pemasangan, galvanisasi
dan pengecatan logam struktursebagaimana yang disyaratkan dalam spesifikasi ini
atausebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar. Logam strukturharus meliputi
baja struktur, paku keling, pengelasan, baja khususdan campuran, elektroda logam
dan penempatan dan pengecoranbaja. Pekerjaan ini harus juga terdiri atas setiap
pelaksanaan logamtambahan yang tidak disyaratkan lain, semua sesuai
denganspesifikasi ini dengan gambar.
2.12.2 Persyaratan
2.12.2.1 Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia ( SNI ):
 RSNI T-02-2005 Beban Jembatan
 RSNI T-03-2005 Baja Baru
2.12.2.2 Persyaratan Bahan
1) Penyimpanan bahan
Pekerjaan baja, baik fabrikasi di bengkel dan di lapangan, harus ditumpuk
di atas balok pengganjal atau landasan sedemikian rupa sehingga tidak
bersentuhan dengan tanah dan dengan suatu cara.Apabila pekerjaan baja
ditumpuk dalam beberapa lapis, maka pengganjal untuk semua lapis harus
berada dalam satu garis.
2) Perlindungan Bahan
Bahan harus dilindungi dari korosi, dan kerusakan lainnya danharus tetap
bebas dari kotoran, minyak, gemuk, dan benda-benda asing lainnya.
Perlindungan korosi dapat di lakukan dengan galvanisasi dan atau
pengecatan pada permukaannya.
a) Galvanisasi
II-36
Semua komponen struktur baja termasuk komponen gelagar baja
komposit termasuk balok, pelat, baut, ring, diafragama dan sejenisnya
harus digalvanisasi dengan sistem pencelupan panas sesuai dengan
AASHTO M.
b) Pengecatan
(1) Permukaan yang akan di cat harus bersih dan bebas dari lemak,debu,
produk korosi, residu garam, dan sebagainya.
(2) Jenis,komposisinya dan tebal cat harus sesuai dengan
PedomanTeknik No.028/T/BM/1999.
Apabila ditentukan lain maka sistem proteksi dapat dilakukan dengan
cara pengecatan dengan bahan cat yang telah terlebih dahulu disetujui
jenis dan ketebalannya lapisan pelindung awal (primercoating) yang
berupa cat dasar untuk menghindari terjadinya karatsebelum
pengecatan.
2.12.3 Persyaratan Kerja
Pengajuan Kesiapan Kerja
1) Penyedian Jasa harus menyerahkan laporan pengujian yang menunjukkan
kadar bahan kimia dan pengujian fisik setiap mutu baja yang digunakan dalam
pekerjaan.
2) salinan gambar kerja yang disiapkan oleh atau atas nama Penyedia Jasa.
3) Penyedia Jasa harus menyerahkan program dan metodepelaksanaan yang
diusulkan termasuk semua gambar kerja dan rancangan untuk pekerjaan
sementara yang diperlukan.
4) Penyedia Jasa harus memberitahu secara tertulis sekurang-kurangnya 24 (dua
puluh empat) jam sebelum memulai pembongkaran struktur lama atau
pemasangan struktur baja yang baru.
2.12.4 Pelaksanaan
1) Fabrikasi
Untuk sambungan Las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat
kesalahan penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15
kali ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm, Akan tetapi, baik
perbedaan ketebalan yang timbul dari toleransi akibat proses roling maupun
kombinasi toleransi akibat proses roling dan kesalahan penjajaran yang diizinkan
di atas, maka penyimpangan yang melampaui 3 mmharus diperhalus dengan
suatu kelandaian 1:4.
II-37
2) Pemotongan
Pemotongan harus dilaksanakan secara akurat, hati-hati dan rapi. Setiap
deformasi yang terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-
tepi potongan pada elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah selesai
dikerjakan, harus dibulatkan dengan suatu radius kira-kira 0,5 mm atau
ditumpulkan. Pengisi,pelat penyambung, batang pengikat dan pengaku lateral
dapat dibentuk dengan pemotongan cara geser (shearing), tetapi setiap bagian
yang tajam seperti duri akibat pemotongan harus dibuang.Setiap kerusakan yang
terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-sudut ini umumnya dibulatkan
dengan suatu radius 1,0 mm
3) Pengelasan
Prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di lapangan, termasuk keterangan
tentang persiapan pemukaan-permukaanyang akan disambung harus diserahkan
secara tertulis, untuk persetujuan dari Owner sebelum memulai fabrikasi. Tidak
ada prosedur pengelasan yang disetujui atau detail yang ditunjukkan dalam
gambar yang harus dibuat tanpa persetujuan dari Owner. cara menandai setiap
pelengkap sementara harus disetujui terlebih dahulu oleh Owner. Setiap goresan
pada pelengkap sementara harus diperbaiki sampai diterima oleh Owner. Apabila
perbaikan dengan pengelasan diperlukan. Maka perbaikan ini harus dilaksanakan
atas persetujuan Owner.
Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan
pengelasan yang mengenai permukaan harus dibersihkan.Agar dapat memperoleh
ketebalan elemen baja yang penuh pada sambungan dengan pengelasan maka
harus digunakan pelat penyambung "run-on" dan "run-off “ pada bagian ujung
elemen.
4) Pengecatan
Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan Pedoman Teknik di dalamteknik
pengecatan.
5) Pengangkutan
Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk
identifikasi dan pemasok bahan struktur baja harus memberikan suatu diagram
pemasangan atau manual pemasangan dengan tanda-tanda pemasangan yang
ditunjukkan didalamnya. Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian
rupa sehingga elemen struktur pada waktu diangkut dan dibongkar ditempat
tujuannya tidak mengalami tegangan, deformasi yangberlebihan, atau kerusakan
II-38
lainnya. Baut dengan panjang dan diamater yang sama, serta mur yangterlepas
dari baut atau ring harus dikemas terpisah. Pen (pin),bagian-bagian yang kecil,
dan paket- baut, ring dan mur harus dikirim dalam kotak, krat atau tong, dan berat
kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar dan uraian dari
bahan-bahan yang terdapat didalam setiap kemasan harus tertulis dan disebutkan
pada bagian luar kemasan dan diusahakan tidak mudah bilang atau tersobek pada
waktu pengiriman.
2.12.5 Pemasangan Jembatan Baja
1) Pemasangan Konstruksi Jembatan
Yang dimaksud dengan pemasangan jembatan baja adalah pekerjaan pemasangan
struktur jembatan baja seperti jembatan rangka baja, gelagar baja komposit,
jembatan rangka baja semi permanen atau darurat dalam proses pelaksanaan
pekerjaan pemasangan ini akan mencakup sebagaimana yang diperlukan,
penanganan, landasan, identifikasi dan penyimpanan semua bahan komponen
baja, pemasangan landasan, perakitan, dan penempatan posisi akhir struktur
jembatan baja, pencocokan komponen dan sistem lainnya yang diperlukan untuk
pemasangan struktur jembatan baja sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi
ini.
2) Tahap Pekerjaan
Setelah penerbitan detail pelaksanaan (shop drawing) untuk tiap jembatan baja
yang termasuk dalam cakupan kontrak, penyediajasa harus menjadwalkan
program pekerjaannya sedini mungkin dalam periode pelaksanaan. Urutan dan
waktu yang sangat terinci dari operasi pemasangan untuk setiap jembatan harus
digabungkan dalam jadwal pelaksanaan.
3) Pengaturan Lalu Lintas
Pengaturan lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada bagian ini dengan
ketentuan tambahan berikut ini :
Apabila pemasangan struktur jembatan baja memerlukan pembongkaran atau
penutupan seluruh jembatan lama, makaprogram penutupan harus
dikoordinasikan dengan Owner agar pengalihan lalu lintas (detour) atau
perlengkapan alternatif lainnya dapat disediakan untuk memperkecil gangguan
terhadap lalu lintas.
4) Peralatan dan Perancah
Penyedia Jasa harus menyediakan setiap peralatan dan perancah yang diperlukan
unluk pemasangan struktur baja. Perlengkapan pemasangan ini termasuk pengaku
II-39
sementara, semua perkakas,mesin, dan peralatan termasuk pasak pengungkit
(drift) dan baut penyetel. Perancah dan pengaku sementara harus dirancang,
dibuat dan dipelihara sebagaimana mestinya agar dalam tahap pemasangan semua
perancah dan pengakut-pengakut berfungsi dan dapat menahan semua gaya dan
beban struktur baja selama pemasangan.
5) Komponen Struktur Baja
Semua bahan atau komponen baja untuk pemasangan struktur jembatan baja yang
telah dibeli dapat disimpan dalam satu depo penyimpanan berbagai peralatan
Pemilik atau lebih. Bahan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat
baru atau pernah dipasang sebelumnya pada lokasi lain. Ketentuan bahan cara
prosedur pemasangan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat
berbeda-beda menurut sumber sistem patent bahan yang telah dibeli sebelumnya
oleh Pemilik.

II-40
SEKSI III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA & ACCESSORIES
2.13 PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada Pemborong
tentang metodologi teknis secara umum maupun hal-hal non teknis yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan pemasangan jaringan perpipaan yang harus diikuti dan ditaati
oleh Pemborong.
Secara garis besar hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pemborong adalah sebagai
berikut :
a. Arah aliran air di dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar rencana
―Sistim Jaringan Distribusi Air Minum‖.
Sehingga semua peralatan pengatur aliran telah direncanakan dan Pemborong
tidak boleh mengubah lokasi / perletakan peralatan tersebut kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi / Tenaga Ahli.
b. Seluruh pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan sesuai dengan cara yang benar,
rapi dan cukup kuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan gambar-gambar
rencana serta instruksi- instruksi dari produsen agar sedapat mungkin diterapkan
dengan baik.
c. Apabila pipa-pipa dipasang / ditanam di dalam tanah, maka dasar parit-Galian
galian pipa harus rata dan bebas dari benda-benda yang keras seperti batu atau
kerikil besar.
d. Pemborong tidak diperbolehkan membengkokkan pipa tetapi harus
menggunakan alat rakit belokan (bend / elbow) dan pencabang (tee) untuk
maksud tertentu.
e. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang selanjutnya harus diuji secara
hidrostatis, untuk itu bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit maupun
perlengkapannya tidak boleh ditimbun sebelum pengujian tekanan hidrostatis
selesai dilaksanakan. Pengujian ini dinyatakan berhasil dengan memuaskan bila
tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.
f. Pekerjaan khusus dan gambar rencana yang tidak tercantum dalam spesifikasi
teknis ini, harus dikerjakan oleh Pemborong dengan ketentuan dari Direksi /
Tenaga Ahli atau diatur dalam Spesifikasi Teknis khusus secara terpisah.
2.13.1 Peralatan yang Disediakan Oleh Pemberi Tugas
Pemberi tugas akan menyiapkan peralatan untuk digunakan oleh
Pemborong apabila dianggap perlu, yang terdiri dari :

II-41
a. 1 (satu) set peralatan pemasangan pipa masing-masing untuk
diameter 200 mm, 250 mm, 300 mm untuk pipa PVC dan diameter
300 mm, 400 mm untuk pipa steel.
b. ―Tapping Bor‖ apabila diperlukan untuk berbagai diameter.
Setiap set peralatan pemasangan pipa terdiri dari :
- 1 buah pipa cutter (pemotong pipa)
- 1 buah pipe trimmer
- 12 buah spare trimmer bits
- 2 buah pipe pullers (untuk pipa asbes semen diameter > 300 mm)
Pemborong harus memelihara semua peralatan dan mengembalikan dalam
keadaan masih berfungsi dengan baik, segera setelah pekerjaan selesai.
2.13.2 Peralatan Pemborong
Pemborong harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, minimal adalah sebagai berikut :
- Satu buah truck ukuran sedang untuk pengangkutan pipa.
- Alat pemotong pipa secara mekanis (mechanically operated pipe cutter)
- Peralatan penyambung pipa.
- Peralatan untuk menurunkan pipa kedalam Galian galian pipa.
- Vibrator, untuk memadatkan urugan (sebuah setiap lokasi).

- Pompa dengan kapasitas minimal 2 m3 / jam (minimal satu buah


tiap lokasi), yang berfungsi untuk mengeringkan genangan air
dalam Galian galian pipa.
- Kunci torsi (torque spanner) untuk mengencangkan baut pada sambungan
flans.
- Tamping bars.
- Peralatan survei geodetik.
- Peralatan pengujian tekanan hidrostatis seperti diisyaratkan.
Sebelum dimulai pekerjaan semua peralatan harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
2.13.3 Gambar Kerja
Setelah satu bulan pengujian tekanan hidrostatis selesai dilaksanakan
seluruhnya dengan memuaskan, Pemborong harus mengirimkan kepada
Tenaga Ahli atas biaya sendiri, dua eksemplar foto copy atau lightdruk dan
aslinya / kalkir dari gambar kerja (as built drawing), yang memperlihatkan
jaringan perpipaan yang sebenarnya terpasang termasuk sambungan-
II-42
sambungan dengan jaringan perpipaan lainnya (bila ada).
Semua gambar kerja perpipaan dikaitkan dengan :
1. Ketinggian as jalan
2. Bangunan-bangunan dan sarana - sarana di dalam tanah dan di sekitarnya.
Gambar kerja tersebut untuk diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
2.14 PEKERJAAN TANAH
2.14.1 Umum
Pemborong harus membersihkan lapangan pada jalur pemasangan pipa dan
perlengkapan- nya. Pepohonan, tanaman dan semak-semak pada jalur tersebut
harus dibersihkan / ditebang dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli. Semua
kerusakan pada pagar, tembok atau bangunan lain selama pelaksanaan
pekerjaan harus diperbaiki dengan hasil yang memuaskan Direksi / Tenaga
Ahli maupun pihak yang bersangkutan. Biaya ini telah termasuk dalam harga
total kontrak dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
2.14.1.1 Jalur Pemasangan Pipa
 Apabila Galian galian seharusnya memotong pagar, tembok, makam atau
bangunan lain. Pemborong harus berusaha untuk menghindarkan gangguan
pada batas jalur pemasangan pipa. Bila terjadi hambatan seperti di atas,
maka harus segera melaporkan kepada Direksi / Tenaga Ahli untuk
disetujui. Selanjutnya Pemborong mengatur pemindahan dan perbaikan
kembali dengan pemilikannya dan membayar ganti rugi.
 Pengukuran Galian galian, timbunan kembali dan pemasangan pipa harus
dilaksanakan dengan cara ―Ukuran lari‖ yaitu sesuai dengan jalur
pemasangan pipa dan permukaan tanah asli kecuali bila dikehendaki lain
sesuai yang ditentukan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Pengukuran
panjang harus menurut garis tengah pipa. Penggalian Galian harus
dilaksanakan dengan tepat, cepat dan terikat pada syarat-syarat khusus di
dalam kontrak, penimbunan galian dan pipa.
 Penggalian Galian harus dilaksanakan dengan tepat, cepat dan perataan
permukaan harus segera dimulai dan diselesaikan bila pipa telah terpasang
dan tersambung dan telah diuji secara hidrolis.
2.14.1.2 Pemeriksaan dan Pengujian
 Direksi / Tenaga ahli dapat memerintahkan untuk dibuatkan lubang-lubang
percobaan sebelum Galian galian dimulai dengan kedalaman yang
dikehendaki, yang berfungsi untuk menentukan kesejajaran parit-parit.
II-43
Biaya ini dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.

 Jika dikehendaki oleh Direksi / Tenaga ahli Pemborong harus mengadakan


penelitian dan penggalian untuk menentukan lokasi konstruksi di dalam
tanah atas biaya sendiri dan dilaksanakan di bawah pengawasan Pemberi
Tugas.
 Bila diperlukan Pemborong harus melaksanakan penggalian dan
penimbunan lanjutan, guna keperluan bangunan seperti : bantalan penahan
dan manhole. Biaya tersendiri harus disediakan untuk penggalian dan
keperluan beberapa bangunan khusus. Jika dasar galian ternyata tidak stabil
atau mengandung bahan-bahan tidak stabil, seperti debu, sampah dan
sebagainya dan dalam pandangan Direksi / Tenaga Ahli harus disingkirkan,
maka Pemborong harus mengadakan penggalian dan menyingkirkan bahan-
bahan yang tidak stabil tersebut.
 Jika menurut pendapat Direksi / Tenaga Ahli diperlukan pondasi khusus
seperti penggantian tanah atau penimbunan dengan bahan yang sesuai,
Pemborong harus menyelesaikannya dengan petunjuk Direksi / Tenaga
Ahli. Pembayaran tambahan akan disediakan untuk pekerjaan tambahan
yang disetujui Direksi / Tenaga Ahli.
2.14.1.3 Kelancaran Pekerjaan
 Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu pekerjaan, jalan orang dan lalu lintas. Bahan galian tidak
boleh merusak bangunan umum atau bangunan perorangan lainnya. Jika
perlu dan diminta oleh Direksi / Tenaga Ahli, Pemborong harus
mengangkut bahan galian untuk dibuang sesuai dengan petunjuk Direksi
/ Tenaga Ahli. Galian harus diberi penguat jika diperlukan, sehingga tidak
runtuh dan menjaga para pekerja untuk bekerja dengan aman. Pengamanan
permukaan jalan dan bangunan lainnya harus dibuat seperti yang
ditunjukan oleh Direksi / Tenaga Ahli.
 Pemborong harus melengkapi pekerjaan dengan saluran pembuangan air
yang baik, sampai Direksi / Tenaga Ahli menyatakan, bahwa seluruh
pekerjaan pada pokoknya telah lengkap, Pemborong harus menjamin
bahwa seluruh pekerjaan sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan
kering, bebas dari genangan air. Meskipun ada persetujuan terhadap
pencegahan air, Pemborong tetap bertanggung jawab atas kelancaran,
keselamatan pekerjaan setiap waktu serta perbaikan-perbaikan dengan
II-44
biaya sendiri semua kerusakan pada pekerjaan, termasuk yang diakibatkan
oleh banjir, kecuali ditentukan lain dengan persetujuan Direksi / Tenaga
Ahli.

2.14.2 Galian Tanah


2.14.2.1 Klasifikasi Galian

Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis galian


menurut tingkat kesulitannya untuk menentukan pembiayaan
adalah sebagai berikut :
a. Galian tanah biasa
b. Galian tanah keras / cadas merupakan tanah berbatu, umumnya
untuk penggalian perlu menggunakan bor, dan atau bahan peledak
atau alat khusus lainnya.
c. Galian tanah yang selalu berair akanmenimbulkan masalah air
tanah setelah mencapai kedalaman galian lebih besar dari 0,20 m
dari permukaan airkonstan.
Semua jenis galian ini harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh
Pemborong sehingga harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
Semua jenis galian ini harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh
Pemborong sehingga harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
Apabila timbul masalah yang sulit dalam pelaksanaan galian maka harus
segera dilaporkan kepada Direksi / Tenaga Ahli dengan alternatif
pelaksanaannya atau perubahannya untuk disetujui oleh Direksi / Tenaga
Ahli. Pemborong tidak diperbolehkan memasang pipa di dalam Galian
sebelum Galian tersebut diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
2.14.2.2 Penggalian Galian Pipa
Arah, ukuran dan letak / posisi galian Galian Pipa harus sesuai dengan
gambar rencana. Untuk itu patok-patok (sigh rails) yang kuat harus
dipasang dan dipelihara oleh Pemborong pada setiap perubahan arah dan
kelandaian atau dimana saja yang dianggap perlu dengan jarak satu dengan
lainnya tidak melebihi 40 meter. Pada setiap patok (rail) harus diberi tanda
diameter pipa dan kedalaman penggalian yang harus dipakai sebagai
patokan. Untuk mengurangi resiko kerusakan, penggalian Galian dekat
instalasi yang telah ada harus dikerjakan dengan tangan.
Apabila dalam Galian terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan atau

II-45
rintangan lain, maka Pemborong harus menggali rintangan tersebut sampai
20 cm di bawah dasar Galian serta di setiap sisi pipa dan perlengkappannya,
kemudian mengisi kembali dengan pasir dan memadatkannya sampai
ketinggian yang diperlukan. Pipa tidak boleh diturunkan ke dalam Galian
sebelum Galian mempunyai kedalaman yang telah ditentukan. Panjang
Galian yang digali harus disesuaikan dengan panjang pipa yang akan
dipasang dan pemasangannya harus sesuai gambar rencana.
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan
menyambungkan dengan baik, timbunan harus ditempatkan dan
dimampatkan seperti yang diisyaratkan. Galian harus dibuat dengan lebar
ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga, penguat
galian dan peralatan pipa. Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap
sambungan, agar dapat dikerjakan dengan baik. Galian harus dibuat sampai
kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang rata dan
seragam pada tanah yang padat di setiap tempat, dianatara ruang
penyambungan.
2.14.2.3 Penguat Galian Galian

Bilamana perlu Pemborong harus memperkuat dinding Galian untuk


mencegah terjadinya kelongsoran tanah di luar galian yang akan merusak
bangunan di dekatnya. Harga kontrak dianggap telah mencakup biaya
untuk keperluan tersebut.
2.14.2.4 Sarana Yang Ada

Apabila penggalian Galian yang dilaksanakan berdekatan atau melewati


saluran buangan, perpipaan, jaringan kabel dan lain sebagainya, maka
Pemborong harus menggunakan penguat sementara atau gantungan bila
diperlukan, sedangkan dalam saluran-saluran buangan, pipa-pipa, kabel-
kabel dan lain sebagainya aka terganggu untuk sementara waktu, maka
setelah pelaksanaan harus diganti / diperbaiki seperti semula.

Jika menurut pendapat Direksi, pembuatan saluran pipa tidak dapat


dilaksanakan dengan baik tanpa memotong jaringan perpipaan, kabel dan
lain sebagainya, maka saluran diperkuat dengan beton untuk selamanya,
dan Direksi akan memerintah Pemborong untuk mengerjakannya.
Meskipun telah mendapat informasi dari Direksi atau Pemberi Tugas,
Pemborong berkewajiabn untuk meyakinkan diri melalui pemeriksaan
II-46
lapangan yang harus dilakukan sendiri bersama-sama dengan pejabat-
pejabat pengadaan resmi / badan-badan umum resmi lainnya, mengenai
letak kedudukan semua sarana, pipa dan kabel baik yang di bawah maupun
di atas permukaan tanah, di lapangan atau di dekatnya.
Pada persilangan jalan, Pemborong harus menggali Galian dengan lebar
seperti tertera pada gambar rencana. Pengerjaan tambahan pada jalan yang
disebabkan pelebaran tambahan pada Galian dikerjakan atas biaya
Pemborong.
Pemborong harus menyingkirkan perkerasan permukaan jalan sebagai
bagian dari penggalian, dan jumlah yang disingkirkan tergantung pada
lebar galian yang ditunjukkan untuk pemasangan pipa, panjang daerah
perkerasan yang diperlukan untuk pemasangan pipa, panjang daerah
perkerasan yang diperlukan untuk disingkirkan, digunakan untuk
pemasangan lubang kontrol (manhole) atau konstruksi lainnya.
2.14.2.5 Bahan - bahan Galian

Pemborong harus membuat persiapan-persiapan sendiri untuk menampung


sementara bahan-bahan galian, yang diperlukan untuk menimbun kembali
galian Galian (termasuk pekerjaan dua kali). Penimbunan sementara bahan-
bahan galian tidak boleh mengganggu lalu lintas umum, Kecuali kalau
Direksi / Tenaga Ahli memberi keputusan lain, bahan galian yang tidak lagi
diperlukan lagi atau tidak dapat digunakan sebagai bahan timbunan atau
keperluan lain di pekerjaan, menjadi milik Pemborong yang berkewajiban
penuh atas pengangkutan dari Lapangan ke tempat pembuangan akhir.
Setiap bagian dari dasar galian yang dibuat tidak sesuai dengan yang
diisyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui, seperti yang
diisyaratkan oleh Direksi / Tenaga Ahli.
2.14.2.6 Urugan
Urugan atau penimbunan kembali Galian harus dilakukan sesuai gambar
rencana dan spesifikasinya sebagaimana disebutkan dalam ―Pekerjaan
Tanah‖. Penimbunan kembali harus diselesaikan secepat mungkin setelah
diadakan uji coba, kecuali Direksi / Tenaga Ahli membuat keputusan lain.
Pada tanah landai, dimana kembali Galian akan mengalami pengikisan,
maka atas permintaan Direksi / Tenaga Ahli, rumput harus ditanam oleh
Pemborong, untuk mencegah tebal urugan di atas pipa menjadi kurang dari
batas minimum. Biaya untuk ini menjadi beban Pemborong.
II-47
2.14.2.7 Bahan Urugan
Semua bahan timbunan / Urugan harus bebas dari batuan, sampah atau
bahan lain yang menurut Direksi / Tenaga Ahli tidak sesuai sebagai bahan
urugan.
a. Bahan dari galian tanah
Jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uraian
pekerjaan maupun gambar, Pemborong dapat menimbun dengan bahan
galian, meliputi bahan-bahan yang mengandung lempung pasir, kerikil
atau bahan lainnya yang bebas dari kotoran yang menurut petunjuk
Direksi / Tenaga Ahli dapat dipakai sebagai bahan timbunan.

b. Bahan dari pasir dan krikil


Semua pasir yang digunakan untuk penimbunan harus berasal dari
pasir alam, dengan butiran dari halus sampai kasar, bebas dari kotoran,
debu atau bahan- bahan lain yang menurut Direksi / Tenaga ahli dapat
dianggap sebagai bahan urugan. Lempung yang terdapat pada pasir,
tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhan. Jika penimbunan pasir
dan krikil halus tidak ditunjukan dalam gambar rencana, dan menurut
Direksi / Tenaga Ahli harus digunakan pada sebagian dari pekerjaan,
Pemborong harus menyediakan dan menimbun dengan pasir atau krikil
yang sesuai dengan petunjuk Dirkesi / Tenaga Ahli sebagai suatu
pekerjaan tambahan dan sebaliknya sebagai suatu pengurangan
pekerjaan.
2.14.2.8 Urugan di Atas Pipa
Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm
di atas pipa, galian harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus yang
dipadatkan dalam keadaan basah secara merata. Pemborong harus bekerja
dengan hati-hati dalam penempatan timbunan ini untuk menghindari
terjadinya kerusakan atau penggeseran pipa.
Cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapis demi lapis,
kemudian dipadatkan di sekeliling dan di atas seperti tertera pada gambar
rencana, dengan cara yang tidak merusak pipa. Pemadatan pada sisi-sisi
pipa harus dilakukan saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama
di atas pipa harus dipadatkan hanya pada sisi- sisi pipanya saja, dengan
menggunakan peralatan yang dapat dioperasikan dengan tangan yang boleh
digunakan. Ssemua kerusakan pada pipa dan alat penyambungan harus
II-48
diperbaiki Pemborong dengan biaya sendiri.

Dari kedalaman 10 cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus


ditimbun dengan tangan atau metode mekanis yang disetujui Direksi dan
dipadatkan dengan alat pemadat. Hal ini di-maksudkan untuk mencegah
permukaan menurun, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter di atas permukaan
tanah, guna memberi peluang pengendapan. Direksi / Tenaga Ahli dapat
memerintahkan Pemborong, untuk menambah timbunan pada bagian atas
parit, bila terjadi penurunan muka tanah yang bersangkutan.
2.14.2.9 Perkerasan Jalan dan Kaki Lima
Pemborong setelah menimbun kembali Galian yang sesuai dengan
persyaratan, harus mengembalikan jalan dan kaki lima sampai mendapai
keadaan paling sedikit sama dengan keadaan seperti semula. Pengeluaran
untuk pekerjaan ini dianggap telah termasuk dalam biaya satuan penggalian
dan penimbunan kembali parit. Penimbunan kembali harus dilaksanakan
menurut gambar rencana. Meskipun informasi yang bersangkutan telah
diberikan oleh Pemberi Tugas atau Direksi / Tenaga Ahli, Pemborong tetap
berkewajiban memastikan tingkat pekerjaan ini berdasarkan pemeriksaan
lapangan yang diadakan sendiri.
Sebagai tambahan, pengaspalan kembali jalan-jalan bekas galian pipa dapat
dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat, atas beban biaya
Pemborong.

2.15 KONSTRUKSI PENGAMAN


2.15.1 Umum
Konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil,
yang secara umum meliputi pekerjaan pondasi, beton dan baja. Persyaratan
bahan dan pelaksanaanya harus sesuai dengan gambar rencana dan Spesifikasi
Teknis untuk Pekerjaan Sipil. Secara Umum spesifikasi bahan-bahan
konstruksi dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
2.15.1.1 Semen
Semua semen yang digunakan adalah jenis semen portland biasa dengan
mutu terbaik. Bila diminta, pada setiap pengiriman semen ke tempat
pekerjaan Pemborong harus menyerahkan sertifikat pengujian yang
menyatakan semen tersebut memenuhi persyaratan yang diinginkan.

II-49
Semen harus disimpan dengan baik untuk mencegah kelembaban atau
pencemaran oleh bahan-bahan lain.

2.15.1.2 Pasir dan Kerikil / Batu Pecahan


Semen harus didapat dari pabrik yang telah disetujui Direksi dan harus
bebas dari lapisan-lapisan dan debu.

Pasir dan kerikil / batu pecahan harus diangkut, ditangani dan ditimbun
sedemikian rupa, sehingga yang berukuran nominal terpisah dari yang
berukuran lain dan tidak tercampur dengan benda-benda lain. Kerikil
dan batu pecahan harus didapat dari sumber yang telah disetujui, harus
keras, tahan lama, bersih serta bebas dari lapisan yang menempel dan
dari debu.
2.15.1.3 Beton
Perbandingan campuran beton harus 1:2:3 kecuali ada ketentuan lain.
Untuk mendapatkan mutu beton yang baik perbandingan kerikil dan
pecahan batu yang digunakan harus diubah-ubah ( dapat dipadatkan
dengan baik tanpa penggunaan terlalu banyak air ). Untuk pencampuran
semen harus digunakan air yang bersih. Beton harus dicor dan
dipadatkan tidak kurang dari 30 menit setelah dicampur dan dibiarkan
dalam keadaan basah dan terlindung dari sinar matahari.
2.15.1.4 Cetakan dan Penyempurnaan
Cetakan untuk cor beton dibuat rapi dan diperkuat secukupnya seperti
tertera pada gambar. Semua sambungan-sambungan harus rapat untuk
menjamin agar tidak terdapat kebocoran yang menyebabkan beton
menjadi basah pada cetakannya. Cetakan tidak boleh dibongkar selama
24 jam setelah pengecoran.
Permukaan beton yang horizontal dan yang terlihat harus diratakan
sampai halus dengan sendok baja setelah perkerasan pertama terjadi.
2.15.1.5 Baja
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar dan
bersih, bebas dari debu serta karat. Baja yang digunakana dalam
konstruksi harus baru.
2.15.1.6 Bata merah
Bata merah bermutu yang digunakan dan harus mendapat persetujuan
Direksi / Tenaga Ahli. Bila diminta, Pemborong harus menyediakan

II-50
contoh-contoh bata merah. Bata merah harus dipasang rapi dan
sambungan-sambungannya harus sama rata dengan permukaan,
penggunaan bata merah yang pecah atau rengat dilarang.
Adukan untuk bata merah harus terdiri atas 1 bagian semen dan 3 bagian
pasir.

2.15.2 Tiang Penyangga

Apabiila diperlukan tiang-tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan


pipa atau pipa yang dipasang di atas tanah dan sebagainya, maka harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana atau dengan petunjuk Direksi /
Tenaga Ahli.

2.15.3 Ruang Kontrol (Manhole)

Manhole dibuat dari bahan beton berbentuk bulat dengan konstruksi sesuai
dengan gambar rencana. Tutup manhole harus baru, berat (rapat gas). Tangga
manhole dibuat dari besi galvanis atau cast iron dengan diameter injakan
minimal 2,5 cm.
2.15.4 Ruang Katup
Ruang katup (valve chamber) harus dibangun dengan bahan dan jenis
konstruksi seperti pada gambar-gambar rencana.
Ruang katup tidak boleh mengeluarkan / meneruskan tekanan dari atas
terhadap katup dan harus terletak di tengah dan melampaui bagian mur dari
katup dengan tutup bak yang sesuai dengan permukaan jalan / tanah setempat
atau pada permukaan lainnya sesuai dengan pengarahan dari Direksi / Tenaga
Ahli. Kotak luar harus ditempatkan di atas pelat beton bertulang yang dituang
langsung di tempat sesuai gambar rencana. Kotak-kotak luar akan diserahkan
kepada Pemborong dalam keadaan biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisi dalam dan sisi atas dari besi tuang disikat
dengan sikat kawat dan dicat dengan ter batubara atau cat yang sejenis, yang
disetujui oleh Direksi /Tenaga Ahli. Kotak luar harus dipasang sedemikian
rupa, sehingga tiada tegangan yang dapat diteruskan kepada katup. Kotak itu
harus dipasang tegak lurus dan kosentris terhadap poros katup.
Hidran-hidran harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan saluran
pembuangan dari katup api menjurus ke jalan. Hidran disetel pada sebuah tegel
/ pelat semen yang dipancangkan dengan menuangkan kurang lebih 20 liter
II-51
beton (beton tipis) di atas tegel beton itu. Setelah menyetel dan
mengencangkan hidran itu, bagian yang berada di bawah tanah harus
dilindungi dengan ter batubara atau sejenis sampai 5 cm di atas permukaan
tanah. Bagian yang tersisa harus dicat warna merah, tidak termasuk kopling
―STORZ‖ , tutup, rantai baja anti karat dan kepala poros. Katup pembuang
udara dan hidran kebakaran harus dipasang di tempat-tempat seperti tertera
dalam gambar rencana atau atas pengarahan dari Direksi / Tenaga Ahli.

2.15.5 Konstruksi Pengaman Khusus


Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan konsentrasi penguat
khusus yang belum tercantum dalam spesifikasi ini, maka Pemborong harus
meminta petunjuk Dirkesi / Tenaga Ahli atau akan diatur tersendiri dalam
Spesifikasi Teknis Khusus.
2.16 PEKERJAAN PERPIPAAN
2.9.1 Umum

Semua pekerjaan pipa harus dipasang dengan cara yang rapi dan menurut tata
cara kerja yang baik, instruksi dari produsen sedapat mungkin iterapkan.
Pemborong harus menyediakan instrumen alat dan fasilitas yang dianggap
memuaskan oleh Direksi / Tenaga Ahli serta memakainya dengan cara yang
aman dan praktis.
Semua pipa, alat bantu dan accessories harus baik dan bersih sebelum
dipasang. Jika terjadi persilangan antara perpipaan dan bagian struktur yang
lain maka Direksi / Tenaga Ahli akan memutuskan pekerjaan yang mana yang
akan dipindahkan, tanpa memperhitungkan yang mana lebih dulu dipasang,.
Union harus disediakan dekat peralatan utama pada jalur cabang untuk
memudahkan pembongkaran pipa.
Pengekang dari logam, batang pengikat atau penjepit dengan kekuatan cukup
untuk mencegah gerakan yang disediakan oleh Pemborong harus dipasang
menurut petunjuk gambar atau Direksi / Tenaga Ahli. Semua bagian untuk
sambungan (flens) harus dibersihkan seluruhnya sebelum pemasangan, paking
harus ditempatkan dengan teliti. Baut- baut harus dikencangkan bergantian
pada ujung yang berlawanan dari diameter sambungan dan dalam rotasi
sekeliling pipa. Untuk menjamin sambungan yang baik tidak diperlukan gaya
yang berlebihan.
Sambungan dengan flens harus dibaut secara kencang dan penuh dengan

II-52
memakai baut- baut mesin yang disediakan oleh pemborong. Paking harus
dipakai pada semua sambungan.
Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya harus diperhatikan agar
jangan sampai ada benda asing yang masuk ke pipa. Pada waktu instalasi pipa
sedang dihentikan, ujung pipa yang terbuka harus ditutup dengan cara yang
disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemotongan pipa di lapangan harus
dicegah seminimal mungkin. Bila pemotongan dan metode yang diperlukan
maka harus dilakukan dengan mesin pemotong dan metode yang sesuai
dengan hasil potongan yang rata dan tegak lurus terhadap as pipa. Pemotongan
harus dikerjakan hati-hati agar tidak merusak cat atau lapisan pipa.
Penanganan dan penyimpangan pipa dan alat bantu (fitting) harus dilakukan
dengan hati- hati. Pipa tidak boleh disimpan di bawah sinar matahari langsung,
kerusakan pada coating pipa. Kerusakan apapun yang dapat timbul harus
dicegah, pipa jangan sampai diletakkan di atas benda tajam. Pipa yang sudah
tergores atau cacat hingga lebih 10% dari tebal dinding akan ditolak.
Penumpukan pipa tidak boleh melebihi batas yang dianjurkan oleh produsen
dengan memperhitungkan kondisi sekitar.
Seluruh jaringan pipa harus dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi teknis.

2.17 PENGADAAN PIPA


Pipa harus disediakan baik oleh Direksi dan / atau Pemborong. Tingkat pengadaan
oleh kedua belah pihak ini dijelaskan pada ―RUANG LINGKUP PEKERJAAN‖ dalam
Daftar Kuantitas dan Harga (RAB).

2.17.1 Penyimpanan dan Administrasi Pipa oleh Pemberi Tugas


Pada umumnya pengangkutan pipa dari tempat penyimpanan dan
administrasinya menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas. Akan tetapi bila
Pemborong diminta untuk mengangkut pipa dari gudang sentral Pemberi
Tugas ke daerah pergudangan Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan
atau cacad pada pipa yang terjadi selama pengangkutan.
Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi / Tenaga Ahli mengenai
maksud pemasangan tiap bagian dari saluran pipa paling lambat 2 hari
sebelumnya. Sebelum menangani perpipaan di daerah pergudangan Pemberi
Tugas, Pemborong harus memeriksanya dan secara tertulis melaporkan
kepada Direksi / Tenaga Ahli mengenai tiap kerusakan atau cacad pada pipa
tersebut. Tiap kerusakan atau cacad pada perpipaan yang tidak dilaporkan
II-53
akan diperbaiki oleh Pemborong atas biaya sendiri dengan tidak
mempersoalkan siapa yang meneyebabkan kerusakan atau cacad tersebut.
Pipa tidak diperbolehkan dipindahkan dari daerah pergudangan, sebelum
dipertanggung- jawabkan dengan tanda terima yang harus ditanda-tangani oleh
Pemborong dan Pemberi Tugas dan menyebutkan macam, jumlah, mutu dan
keadaannya. Setiap pipa dianggap telah terpasang pada jalur pipa bila dalam
pelaksanaannya disaksikan oleh Direksi / Tenaga Ahli. Laporan tertulis untuk
ditandatangani oleh Direksi / Tenaga Ahli harus dibuat oleh Pemborong.
Tiap pipa yang dipindahkan dari daerah pergudangan oleh Pemborong tetapi
tidak menurut cara-cara di atas kemudian dipasang pada saluran pipa, akan
dianggap hilang dan nilainya akan dipotong dari harga kontrak.
Bahan-bahan harus disimpan dengan baik untuk mencegah terjadinya
keburugan, kerusakan dan pencemaran.
Pemborong harus membuat ketentuan-ketentuan di Lapangan untuk menerima
dan menimbun tiap pipa yang harus dipasang. Pipa-pipa harus diberi sandaran
sehingga lenturan yang terlalu besar dapat dihindarkan. Tumpukan maksimum
adalah 5 pipa. Pemborong harus menye-diakan penjaga pada semua Lapangan
termasuk daerah pergudangan selama 24 jam / hari dan bertanggung jawab
penuh atas kehilangan barang- barang.
2.17.2 Penyediaan Pipa Oleh Pemborong
Semua pipa yang dipasok oleh Pemborong harus sesuai RAB dan cocok
dengan pipa yang disediakaan oleh Pemberi Tugas dan dengan ketentuan yang
sama. Semua perpipaan harus dirancang dengan tekanan kerja hydrostatis

sebesar 10 kg / cm2 pada suhu 300 celcius kecuali bila ditentukan lain.
Direksi dapat meminta dilakukannya pengujian tekanan dengan biaya
Pemborong dan / atau sertifikat-sertifikat pembuatan / pabrik.
Setelah perpipaan diterima oleh Direksi maka akan ditimbun di Daerah
Pergudangan Pemberi Tugas, dimana penyimpanan dan administrasi akan
sama perlakuannya dengan perpipaan yang diadakan oleh Pemberi Tugas.
Kecuali bila ditentukan lain oleh Pemberi Tugas, perpipaan dapat disimpan
oleh Pemborong di tempat penyimpanan dekat lokasi pekerjaan.

2.17.3 Penyimpanan dan Administrasi Pipa oleh Pemborong


Pemborong harus berhati-hati dalam penanganan dan penyimpanan semua
pipa dan tidak boleh rusak. Perhatian khusus harus diberikan pada penanganan
dan penyimpanan pipa dan alat penyambung, untuk menjamin tidak terjadinya
II-54
kerusakan pada lapisan - lapisan luar pipa atau pipa dalam keseluruhan.
Pengait dan lain-lain tidak diperbolehkan mengait pada pinggiran ujung pipa.
Pipa tidak boleh diangkat dengan mempergunakan rantai atau tambang tetapi
harus dengan (sling) lebar yang melingkari pipa atau alat penyambung.
Sebelum pipa atau alat penyambung dipasang harus dengan teliti dibersihkan
dan diperiksa dari adanya kerusakan.
2.17.4 Pengangkut Pipa ke Lapangan
Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu semua batangan pipa harus
ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir pada jalur pipa dengan
memperhitungkan keamanan lalu-lintas. Pipa tidak boleh ditempatkan di
lapangan lebih dari 30 m di depan Galian galian.
2.17.5 Benda Asing di Dalam Pipa
Setiap saat pemborong harus menjamin bahwa bagian dalam pipa selalu dalam
keadaan bersih dan bebas dari benda-benda asing. Setiap kerusakan pada pipa
dan peralatan lain yang disebabkan oleh benda-benda asing dalam instalasi
pipa harus diperbaiki atas beban beban Pemborong.
2.17.6 Pemasangan Pipa
Pemborong tidak boleh memulai pekerjaannya sebelum alat - alat bantunya
yang diperlukan sudah tersedia di Lapangan (berlaku untuk pemasangan pipa
yang diadakan baik oleh Pemberi Tugas maupun oleh Pemborong).
Pipa harus dipasang sesuai dengan gambar rencana kecuali bila oleh Direksi
diberi petunjuk cara yang lain. Pada umumnya gambar rencana menunjukkan
tempat prakiraan sedangkan Direksi akan menunjuk tempat pipa yang tepat.
Perhatian harus diberikan dalam penanganan pipa dan alat bantunya yang
diserahkan kepada Pemborong.
Sebelum pemasangan dilaksanakan terlebih dahulu semua pipa dan peralatan
harus diteliti dan dibersihkan dengan seksama. Pipa yang berminyak,
bergemuk dan sebagainya yang mungkin telah retak atau mengalami
kerusakan lainnya khususnya pada ujung pipa tidak boleh dipergunakan. Pipa
dan peralatan-peralatan rakit yang rusak harus dipisahkan untuk diteliti
kembali apakah dapat diperbaiki ataukah harus ditolak sesuai keputusan yang
diambil oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Kehilangan atau kerusakan material-material merupakan tanggung jawab
Pemborong dan harus segera dilaporkan secara tertulis kepada Direksi dengan
segala uraian-uraian yang diperlukan.

II-55
Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan setelah dipasang,
pipa yang rusak harus diperbaiki atau diganti. Setiap hari apabilla pekerjaan
telah berakhir maka ujung pipa yang terbuka untuk sementara waktu harus
ditutup dengan balok-balok dari kayu, penyekat-penyekat atau sebagaimana
yang diinstruksikan oleh Direksi / Tenaga Ahli. Setiap pipa harus dipasang
dengan tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan sedemikian rupa
sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan
konsentrasi yang tertutup.
Selama pemasangan, alat bantu sementara sebagai penompang pipa untuk
pengosongan dari sistim perpipaan pada titik terendah selalu terjamin.
Peralatan-peralatan rakit dan alat bantu harus dipasang pada lokasi yang tepat
sesuai gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Bila kerusakan terjadi pada waktu pemasangan pipa, peralatan-peralatan rakit
atau alat bantu pipa selama pemasangan, harus dilaporkan kepada Direksi /
Tenaga Ahli yang akan mengambil keputusan apakah harus diperbaiki atau
menolak bahan pipa bersangkutan yang rusak.
Pada ujung / akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan pipa harus berhenti
maka harus dipasang cap / dop dengan sambungan yang sesuai spesifikasinya
kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli.
2.17.7 Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat potong pipa yang disetujui oleh
Direksi / Tenaga Ahli serta harus dibersihkan dan dilakukan tegak lurus
terhadap sumbu pipa.
Semua pipa yang sudah dipotong harus mempunyai permukaan potong yang
licin sesuai dengan sudut yang diinginkan terhadap sumbu pipa tanpa merusak
pipa tersebut, pipa diameter 200 mm dan yang lebih besar, harus dipotong
dengan mesin potong agar cocok dengan alat penyambung.
Untuk pipa PVC, pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa dapat masuk
dengan mudah kedalam alat penyambung. Untuk itu ujung pipa sebelah luar
dikikir / digerinda tidak lebih dari setengah tebal pipa sampai licin dan
lingkaran ujung pipa dibuat dengan sudut ± 15 0 terhadap as pipa. Umumnya
pipa PVC (pipa bell ring) yang dikeluarkan dari pabrik telah digerinda /
dipinggul lebih dahulu.
Penyambung-penyambung cincin karet dari PVC memerlukan sebuah alat
pembantu profil ujung (end shoper tool).

II-56
Pemotong pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain harus
dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa dan
lapisannya, ujungnya harus dibuat halus dan rata.
2.17.8 Penyambung Pipa
Semua alat rakit dan ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum
disambungkan. Sambungan-sambungan antara pipa maupun antara pipa dan
peralatan- peralatan rakit harus dilaksanakan dengan mempergunakan cincin-
cincin karet, flens-flens dilas dan lain-lain sesuai gambar rencana.
Semua sambungan dan peralatan rakit yang diperlukan harus dipasang dengan
cara yang memenuhi syarat sehingga tidak menimbulkan tegangan dalam
keseluruhan sistem pipa dan harus dilaksanakan menurut petunjuk dari pabrik
bersangkutan. Defleksi pada sambungan- sambungan pipa PVC tidak boleh
melebihi 3 derajat. Setiap lengkungan pada pipa harus diperlengkapi dengan
peralatan rakit yang layak dan harus dipasang menurut sudut yang diinginkan.
2.17.8.1 Sambungan ―Push - on - Joint
 Istilah ―bell end‖ atau ―socket‖ pada pipa PVC yang digunakan
di sini harus dianggap sebagai ujung dari pipa push - on joint.
 Pipa harus dipasang dengan ujung bell yang menghadap ke arah depan
dari pemasangangan kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
 Jika pipa diletakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar,
pemasangan harus dimulai pada bagian atas dan harus mendahului
bagian atas dengan ujung bell dari pipa yang bersudut.
 Ujung spigot dari pipa harus dimasukkan ke dalam socket dengan
hati-hati agar tidak bersentuhan dengan tanah. Sambungan harus
diselesaikan dengan menekan bagian ujung yang datar ke dasar socket
dengan alat atau peralatan lain yang disetujui Direksi.
 Bagian dalam ujung bell dan bagian luar ujung spigot harus
dibersihkan dari minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika
dipakai gelang karet untuk sambungan maka gelang karet yang
melingkar harus dipasang dan dimasukkan ke dalam gasket pada bell
socket.
 Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan
bagian dalam dari gasket atau pada ujung pipa atau keduanya. Minyak
gelang harus berasal dari persediaan yang diberikan pabrik dan

II-57
disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemborong tidak diperkenankan
mempergunakan bahan yang tidak disetujui.
 Jika dipakai sambungan dengan solvent cement maka bagian yang
akan disambung harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air.
Oleskan, solvent cement dengan sikat yang tipis sampai merata pada
ujung pipa sedalam socket atau bagian dalam fitting yang akan
disambung sesuai dengan yang diinstrusikan oleh pabrik pipa
bersangkutan.
 Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus
tepat dengan bell dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
 Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push-on-joint
untuk membentuk belahan berjari-jari panjang maka jumlah defleksi
harus dengan persyaratan Direksi / Tenaga Ahli dan petunjuk dari
pabrik harus diikuti. Penting untuk membuat sambungan pipa pada
lintasan yang lurus dan defleksi dibuat sesudah sambungan
diselesaikan.
2.17.8.2 Sambungan Flens
Alat bantu flens dan peralatan-peralatan rakit harus dihubungkan ke pipa
dengan menggunakan adaptor-adaptor flens dan flens bebas kecuali bila
ada petunjuk dengan cara lain yang tertera pada gambar rencana.
Semua sambungan flens harus dibuat dengan mempergunakan paking-
paking karet dan mur baut yang digalvanisir secara celup panas dan harus
dipasang di antara kepala baut dan mur serta mur baut harus dikencangkan
secara bersilang. Selama pelaksanaannya harus diperhatikan agar tidak
merusak lapisan pelindung pada alat bantu dan peralatan-peralatan rakit.
Setelah selesai, setiap kerusakan pada lapisan pelindung harus diperbaiki
oleh Pemborong.
2.17.8.3 Sambungan Pipa Galvanis
Sambungan-sambungan antara pipa-pipa baja yang digalvanisir dan
peralatan- peralatan rakit maupun antara peralatan rakit dari baja yang
digalvanisir terhadap pipa- pipa lain, harus dilaksanakan dengan sistim
penyekrupan.
Sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari socket atau ujung-ujung
pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa
dipasang serat atau seal tape dan baru dimasukkan secara hati-hati pada

II-58
socket dan diputar sampai kencang.

2.17.8.4 Sambungan Las


Sistem penyambungan las harus sesuai dengan standar/persyaratan AWS
atau AISC. Pengelasan harus dilakukan oleh seorang tukang las yang
memiliki sertifikat, jika diperlukan penelitian dilakukan apabila Direksi/
Tenaga Ahli menghendaki.
Permukaan-permukaan yang akan dilas harus bebas dari sisik-sisik logam,
kerak logam, karat, gemuk dan cat.
Apabila pengelasan ganda diperlukan, maka permukaan pengelasan
pertama harus bersih dan bebas dari kerak logam.
Apabila diperlukan, lapisan-lapisan antara pengelasan-pengelasan ganda
harus dibersihkan dengan pukulan-pukulan ringan oleh palu bertenaga
mesin dengan mempergunakan suatu alat berujung bulat. Semua kerak
logam dan pengelasan yang berlubang-lubang dan tidak sempurna harus
dibersihkan dan dihilangkan, sebelum pengelasan tambahan dilakukan.
Setelah pengelasan, lapisan pelindung pipa dan peralatannya yang
dikupas atau rusak selama pengelasan harus diperbaiki/dilapisi kembali
oleh Pemborong, termasuk bagian yang dilas.
Tempat kerja harus terlindung terhadap angin dan hujan lebat. Bilamana
diminta oleh Direksi/Tenaga Ahli, Pemborong harus memberi penjelasan
mengenai cara kerja yang digunakan.
2.17.9 Penyambungan Pipa Pada Jaringan Pipa Lama
Perincian mengenai penyambungan-penyambungan yang harus dikerjakan,
tertera pada gambar-gambar untuk memperpendek gangguan pada pengadaan
air, maka Pemborong harus menyelesaikan penyambungan secepat mungkin,
Pemborong harus memberitahukan kepsaa Direksi/Tenaga Ahli mengenai
maksudnya, untuk mengerjakan penyambungan dan harus membuat rencana
kerja, termasuk jadwal waktu, bahan-bahan perlengkapan dan tenaga kerja,
paling lambat 3 hari sebelumnya. Bilamana menurut pandangan Direksi
persiapan Pekerjaan oleh Pemborong tidak mencukupi, maka Direksi / Tenaga
Ahli tidak akan mengijinkan Pekerjaan itu dimulai.
Pemborong harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan untuk
memperoleh penyam- bungan-penyambungan yang layak ke pipa-pipa yang
telah ada, biaya ini dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak.
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa yang
II-59
telah ada, harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak banyak
mengganggu langganan dan tidak terlalu lama menghentikan aliran. Daerah
yang terganggu diusahakan sekecil mungkin.

Tidak ada satupun katup (valve) dari sistim yang telah ada, yang diubah-ubah
oleh Pemborong untuk tujuan apapun juga.
Apabila diperlukan, penyambungan dapat dilakukan tanpa menghentikan
aliran pipa lama dengan menggunakan clamp saddle beserta katup, kemudian
dibor dengan tapping bor khusus.
2.17.10 Perlengkapan Sambungan dan Alat-alat Pengatur
Pemasangan katup-katup, perlengkapan-perlengkapan sambungan dan
sebagainya harus mendapatkan pengawasan dan perhatian yang seksama
terhadap kebersihan, penompang- penompang dan sambungan seperti tersebut
di atas mengenai perpipaan. Katup-katup masuk bawah tanah yang terbuat dari
besi yang dapat ditempa, harus cocok terhadap pipa- pipa pada posisi
mendatar, sedangkan porosnya ditempatkan secara tegak lurus, kecuali bila
arah pipa tidak mendatar. Setelah diadakan penyetelan, kerusakan pada lapisan
pelindung harus diperbaiki.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari
poros, pembungkus dan kotak luar. Mur dari katup harus dapat dioperasikan
dengan mudah melalui lubang pembukaan atau lubang kontrol.
2.17.11 Pemasangan Pipa di Dalam Tanah
Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan
gambar rencana. Dasar Galian harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi
penompangan keliling yang merata dan kuat bagi bagian bawah dari setiap
pipa. Pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan Direksi / Tenaga Ahli
keadaan Galian tidak memenuhi syarat.
Setiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan derajat yang sesuai,
sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan
konsentrasi yang tertutup dan bukan merupakan ketidak lurusan mendadak
terhadap garis jalur.
Pemborong harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai dan layak
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Semua pipa dan alat bantu harus
diperiksa dengan teliti untuk mengetahui bila ada keretakan sesaat sebelum
dipasang pada posisi akhir . Semua pipa dan alat bantu harus diturunkan
kedalam saluran secara hati-hati, batang demi batang dengan memakai derek,
II-60
tambang atau peralatan lain yang sesuai sehingga tidak timbul kerusakan pada
cat atau lapisan pelindung. Pipa sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau
dihempaskan kedalam saluran.

Jika terjadi kerusakan pada pipa, alat bantu, atau asessories lain pada
pemasangan, maka Tenaga Ahli harus segera diberitahu. Tenaga Ahli harus
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bagian yang rusak.
Bila pipa-pipa diangkat / diturunkan dengan mempergunakan suatu katrol /
derek maka bagian jerat baja yang melingkar pipa harus terbungkus (dengan
karet atau yang tidak akan merusak lapisan pipa).
Pemasangan pipa harus menurut penggalian saluran. Pemborong tidak boleh
membiarkan saluran yang sudah digali tetap terbuka untuk jangka waktu lama
ketika menunggu pengujian pipa. Pemborong harus mengambil tindakan
pencegahan agar pipa tidak terapung pada lokasi dimana saluran yang sudah
digali dan masih terbuka digenangi air. Pencegahan ini dapat meliputi
pengurugan sebagian saluran dengan sambungan- sambungan pipa tetap
terbuka sambil menunggu pengujian tekanan hidrolis.
Pemborong harus memperbaiki semua kerusakan yang timbul pada spesi
semen atau lapisan epoxy pada pipa baja dan besi kenyal akibat pemotongan
atau pengelasan, Selanjutnya, pemborong harus mengisi kekosongan lapisan
yang timbul setelah penyambungan pipa. Lapisan spesi harus diperbaiki atau
diisi kembali dengan suatu adukan yang terdiri dari 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil
atau adukan pengisi.
Baut, mur, pelat antara, klem pipa, sengkang dan sebagainya yang dipakai
untuk sambungan flens harus dicelupkan dalam larutan aspal panas sebelum
dipasang.
Untuk mengatasi perubahan temperatur, pipa PVC perlu diliukkan dengan
cara memberi offset secukupnya.
2.17.12 Pemasangan Pipa di Atas Tanah
Pipa harus dipasang menurt garis dan ketinggian yang ditentukan dan harus
sedekat mungkin pada dinding, atap, kolom dan bagian struktural lainnya
supaya mengambil tempat seminimal mungkin. Semua ordinat dan fitting
yang diperlukan harus disiapkan.
Semua pipa dan alat bantu (fitting) harus dipasangkan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan tegangan atau renggangan dalam pipa maupun
peralatan yang berhubungan karena adanya bagian-bagian yang ditempatkan
II-61
secara paksa.
Perubahan arah harus dikerjakan dengan memakai alat bantu yang sesuai. Pipa
saat dipasang dan pemasangan pekerjaan pipa harus dilaksanakan dengan hati-
hati untuk mencegah terjadinya kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun
struktur dan perlengkapan yang berdekatan. Sebelum alat penunjang dan
sengkang sementara diangkat maka pir dan penunjang tetap harus sudah
terpasang.
Perpipaan harus mempunyai sambungan dalam jumlah cukup untuk
memudahkan pengangkatan.
Semua perpipaan harus didukung kokoh dengan penggantung, sisipan atau
tumpuan yang disetujui dan kemungkinan pengembangan atau penyusutan
sudah diperhitungkan. Pipa tidak boleh ditumpukkan pada pipa lain, tangga,
anak tangga atau trotoir kecuali jika disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Semua pipa vertikal harus didukung pada tiap lantai atau pada interval-interval
yang tidak lebih dari 2 m ke arah pipa, klem, sengkang atau penahan pada
dinding, serta pada titik yang lain agar menjamin terciptanya konstruksi yang
kaku. Tiap bagian pipa harus diletakkan dan semua sambungan (disemen,
dilas, disekrup) dikerjakan ketika pipa ditumpu oleh penunjang sementara.
Setelah sambungan selesai dikerjakan, pipa diklem pada posisi akhirnya.
Pengecatan dan pelapisan luar / dalam harus dikerjakan sebagaimana
ditentukan dalam ayat-ayat yang sesuai pada spesifikasi ini.

2.17.13 Penyeberangan-penyeberangan Pipa


Penyeberangan pipa pada sungai dan uruk-uruk harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana (standar / khusus). Bagi penyeberangan sungai dan
urung-urung, biaya-biaya pemasangan dari pipa selubung (bila diperlukan),
pelat-pelat pelindung dari beton, perbaikan-perbaikan dan penyesuaian
terhadap dinding topang dan pangkal-pangkal jembatan, penggalian tambahan
dan sebagainya dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
Bagi penyeberangan sungai dan uruk-uruk, perbaikan-perbaikan, penyesuaian
terhadap dinding-dinding topang, pangkal-pangkal jembatan dan gambar kerja
harus diberikan / dilaporkan oleh Pemborong.
Semua pipa pada penyeberangan sungai dan bangunan-bangunan lain harus
dipasangkan dengan peralatan yang layak seperti penjepit, penggantung dan
II-62
penopang dan lain sebagainya sehingga pemuaian, penciutan dan getaran-
getaran kecil pada perpipaan harus di dalam batas-batas yang diijinkan dengan
tidak mengakibatkan kebocoran-kebocoran. Apabila tidak disebut dalam
gambar rencana maka tidak diperkenankan tanpa persetujuan Tenaga Ahli
terlebih dahulu. Bila ada ketidakcocokan dalam rangkaian antara pekerjaan
pipa dan pekerjaan lain, maka Direksi / Tenaga Ahli akan memutuskan
pekerjaan mana yang akan dipertimbangkan untuk didahulukan.
Penyeberangan-penyeberangan pipa melalui rel Kereta Api harus
dilaksanakan sesuai gambar rencana dan instruksi-instruksi yang diberikan
oleh Direksi / Tenaga Ahli dan / atau oleh P.J.K.A.
2.17.14 Jembatan-jembatan Pipa
Pada saat pemasangan jembatan pipa harus dijaga kelancaran lalu lintas di
sekitarnya. Kecuali bila ditentukan lain, pada awal aliran air dalam pipa
sebelum jembatan, dipasang katup dengan diameter yang sesuai berikut sarana
pipa penguras, dan pada jembatan pipa dipasang katup udara sesuai dengan
gambar-gambar rencana.
Lokasi pemasangan katup-katup dan pipa penguras harus sesuai dengan
situasi setempat sehingga memudahkan pengoperasiannya atau dengan
petunjuk Direksi / Tenaga Ahli. Syarat-syarat pelaksanaan harus sesuai
dengan spesifikasi teknis untuk Pekerjaan Sipil.

2.18 PENGUJIAN TEKANAN HIDROSTATIS


2.18.1 Umum
Sebelum pengujian dimulai, blok-blok bantalan penahan dan semua
konstruksi pengaman dari beton harus sudah berumur lebih dari 7 hari.
Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali pada bagian-bagian
sambungan dimana peralatan rakit ini harus terlihat dan diamati pada waktu
pengujian berlangsung. Jika penimbunan sebagian dikehendaki karena
masalah gangguan lalu lintas atau keperluan lainnya, Pemborong harus
mengerjakan dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli. Untuk memeriksa
kekuatan / kekencangan setiap sambungan-sambungan pipa, Pemborong dapat

mengisi air pada jaringan pipa dengan tekanan maksimal 2 kgf / cm 2 sebelum
penimbunan kembali seluruh jaringan perpipaan yang akan diuji.
Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m, dapat
langsung diisolasi untuk diuji secara hidrostatis dengan tekanan uji 10 kgf /
cm, kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli. Bagian jaringan pipa
II-63
yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat menggunakan
sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (an
electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah
terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus
dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan
pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak
terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh
Tenaga Ahli.
Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrostatis ini harus
disediakan oleh Pemborong dan terlebih dahulu diperiksa serta disetujui oleh
Direksi / Tenaga Ahli. Jika hasil pengujian tekanan hidrostatis tidak berhasil
secara memuaskan maka, pemborong harus mencari sumber kebocoran dan
harus memperbaikinya dengan cara yang disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Pemborong harus mengulang pengujian tersebut atas biaya sendiri hingga
memenuhi persyaratan dan disetujui Direksi / Tenaga Ahli.
Pada waktu pengujian tekanan hidrostatis pipa, harus diperhatikan agar
instrumen- instrumen dapat menahan tekanan uji tanpa timbul kerusakan pada
elemen-elemennya, kalau tidak, atau instrumen tersebut diangkat selama
pengujian dan diganti sementara dengan pasak / sumbat pipa dengan
persetujuan Tenaga Ahli.
2.18.2 Pipa Steel dan PVC
Setelah semua jaringan perpipaan penuh diisi air untuk semua diameter pipa
steel dan PVC tidak boleh terdapat tanda-tanda kebocoran setelah mencapai
tekanan uji secara konstan selama 30 menit.

2.19 PEMBERSIHAN PERPIPAAN


Setelah pengujian tekanan hidrostatis selesai dan terbukti berhasil, dan sebelum
dilakukan penyerahan pertama, Pemborong harus membersihkan & membilas seluruh
jaringan pipa.
2.20 SAMBUNGAN RUMAH (SR)
Sambungan Langsung identik dengan sambungan rumah pelanggan yang terdiri dari :
 pelanggan domestik : sambungan rumah tangga, hidran umum, kran umum
 pelanggan non domestik : niaga, sosial, hotel, industri, pelabuhan, dll
Fungsi Utama Sambungan Langsung:
a) mengalirkan air dari pipa distribusi ke konsumen;
II-64
b) untuk mengetahui jumlah air yang dialirkan ke konsumen.
Perlengkapan yang harus dipenuhi:
a) bagian penyadapan pipa;
b) meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
c) katup pembuka/penutup aliran air;
d) pipa dan perlengkapannya (dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter
air).
Material Sambungan Rumah Sesuai Jenis Pipa :
a) Pipa PVC
 Clamp Saddle sesuai pipa distribusi (antara OD 63 – 110 mm)
 Pipa PVC : OD 20mm atau 25mm (sesuai SNI 06-0084-2002)
 Shock Drat Dalam : 3 pcs
 Dilengkapi Angle Lockable
 Meteran air plastik atau meteran air kuningan (sesuai SNI 2547 – 2008)
 Box Cover material plastic atau PVC.
 Brass Gate valve atau Ball Valve, sebagai kontrol aliran air oleh pelanggan.
 Siku (Knie)
 Kran air.
b) Pipa HDPE
 Clamp Saddle sesuai pipa distribusi (antara OD 63 – 110 mm)
 Pipa PVC : OD 20mm atau 25mm (sesuai SNI 06-4829-1998)
 Elbow Compression fitting
 Dilengkapi Angle Lockable
 Male thread Adaptor & Female Male Thread Adaptor
 Meteran air plastik atau meteran air kuningan (sesuai SNI 2547 – 2008)
 Box Cover material plastic atau PVC.
 Brass Gate valve atau Ball Valve
 Equal Tee HDPE
 Kran air.
c) Pipa GIP
 Clamp Saddle sesuai pipa distribusi (antara OD 63 – 110 mm)
 Pipa PVC : OD 20mm atau 25mm (Pipa Galvanis Medium yang sanggup
menahan tekanan kerja nominal sebesar 10 Bar)
 Shock Drat GI
II-65
 Dilengkapi Angle Lockable
 Elbow / Knie GI
 Meteran air plastik atau meteran air kuningan (sesuai SNI 2547 – 2008)
 Box Cover material plastic atau PVC.
 Brass Gate valve atau Ball Valve
 Tee GI
 Kran air
Panjang pipa pelayanan dibatasi oleh kehilangan tekanan maksimum yang terjadi
sepanjang pipa saat terjadi pemakaian secara bersama (jam puncak).
Standar Minimal Sambungan Rumah (Pipa GIP)

II-66
TABEL PEMBAYARAN
SATUAN SISTEM
NO. MATERIAL
PEMBAYARAN PEMBAYARAN
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
1. Pipa GIP Ø 300 mm m’ telah terpasang sesuai
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Pipa HDPE PN. 12.5 Ø 210
2. m’ telah terpasang sesuai
mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Pipa HDPE PN. 12.5 Ø 160
3. m’ telah terpasang sesuai
mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Pipa HDPE PN. 12.5 Ø 110
4. m’ telah terpasang sesuai
mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Bend HDPE 90 PN 12.5 Ø
5. buah telah terpasang sesuai
160 mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Bend HDPE 45 PN 12.5 Ø
6. buah telah terpasang sesuai
160 mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
Bend HDPE 90 PN 12.5 Ø material On site
7. buah
110 mm - Terhitung 100% ketika
telah terpasang sesuai
II-67
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Bend HDPE 45 PN 12.5 Ø
8. buah telah terpasang sesuai
110 mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Tee HDPE PN 12.5 Ø 110
9. buah telah terpasang sesuai
mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Tee HDPE PN 12.5 Ø 63
10. buah telah terpasang sesuai
mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Reducer HDPE PN 12.5 Ø
11. buah telah terpasang sesuai
160 - 110 mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Jembatan Pipa Ø 150 mm ;
12. unit telah terpasang sesuai
L = 20 m
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan

II-68
BAB III
TEST UJI ALIR

3.1 Pengukuran Debit


Pengukuran debit air dengan Metode Tampung. Metode ini digunakan untuk mendapatkan
hasil aktual debit dalam sistem piping.
Alat yang diperlukan dalam pengukuran debit dengan metoda ini:
a. Alat tampung dapat menggunakan wadah dengan volume 200 liter atau alat tampung lain
seperti Drum yang telah diketahui volumenya.
b. Stop watch atau alat ukur waktu yang lain (arloji/handphone) yang dilengkapi dengan stop
watch.
c. Alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran yang dilakukan.
Langkah-langkah pelaksanaan pengukuran dengan metoda ini adalah:
a. Siapkan alat tampung yang sudah diketahui volumenya.
b. Buka salah satu valve dari jaringan pipa.
c. Diperlukan 3 (tiga) orang untuk melakukan pengukuran. Satu orang untuk memegang alat
tampung, satu orang bertugas mengoperasikan stop watch, dan orang ketiga melakukan
pencatatan.
d. Proses dimulai dengan aba-aba dari orang pemegang stop watch pada saat penampungan
air dimulai, dan selesai ketika alat tampung sudah terisi penuh. Waktu yang diperlukan
mulai dari awal penampungan air sampai terisi penuh dicatat (T) dalam form pengukuran.
Pengukuran dilakukan 5(lima) kali (untuk mengoreksi hasil pengukuran), dan hasil
pengukuran dirata-ratakan untuk mendapatkan nila T(Waktu) rata-rata.
3.2 Pressure Test (Prosedur Hydrostatic Test Piping System)
3.2.1 Ruang Lingkup
Prosedur ini menjelasakan cara-cara kebutuhan dasar unruk melakukan pengujian
dengan tekanan atau Hydrostatic Test terhadap Pipa pada pekerjaan perpipaan baik
pipa GIP maupun HDPE.
3.2.2 Program Test
Uji Tekan pada Flow Line dapat dilaksanakan apabila :
• Pekerjaan Konstruksi jalur pipa telah selesai seluruhnya
• Hasil Penyambungan Pipa telah dinyatakan baik dan diterima oleh USER
• Prosedur Pengujian yang diajukan oleh sub-kontractor sudah disetujui
• Air yang dipakai adalah air tawar / air bersih.

III-1
3.2.3 Persiapan Test
Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu pipa yang akan diuji harus dalam
keadaan bersih. Semua sambungan-sambungan dengan peralatan lain harus dilepas.
Pada pelaksanaan Hydrostatic Test ini jika terdapat katup / valve yang tidak digunakan
untuk pengetesan harus dilepas dan diganti dengan temporary spool.
Adapun urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain :
a. Pembersihan bagian dalam pipa dengan menggunakan angin / udara dari
Compressor.
b. Pengisian pipa dengan air bersih / air tawar yang telah disetujui oleh USER
c. Menaikan tekanan sesuai dengan spesifikasi
d. Peralatan (Instrument) untuk mencatat data-data selama Hydrostatic Test
dilaksanakan
e. Equipment yang masih berfungsi baik harus sudah disiapkan seperti :
• Fresh Water Source
• Water Filling Pump
• Air Compressor
• Pressure Gauge
Pelaksanaan pengujian didasarkan pada kekuatan jenis material pipa yang telah
disetujui dan besarnya tekanan pengujian adalah 1½ kali Tekanan Operasi (6 bar).
3.2.4 Hydrostatic Testing / Pelaksanaan Pengujian Dengan Hydrostatic
Adapun langkah kerja dalam pelaksanaan pengujian hydrotest yakni sebagai berikut :
1) Sebelum dilakuan pengetesan yang diperiksa jalur pipa yang akan di test, apakah
sudah selesai sesuai yang direncanakan
2) Area dimana jalur pipa yang akan di test harus diberi tanda atau batas yang jelas
dan hanya petugas yang berwenang yang boleh masuk daerah tersebut.
3) Pompa air akan dipakai untuk mengisi air kedalam pipa dengan jumlah yang
cukup.
4) Air yang dipergunakan adalah air baru tawar (air bersih)dan sudah disetujui oleh
USER, Chemical Inhibitor akan ditambahkan, bila perlu.
5) Kecepatan air pengisian lebih kecil dari 1 M³ / detik
6) Tekanan Uji / Pressure Test ditentukan sebagai berikut :
• 1½ X Desgin Pressure, atau
• 1½ X Max. Operating Pressure.
7) Pressure Test dan Waktu Test
Pelaksanaan Test dilakukan secara bertahap sebagai berikut :
III-2
• 30% Holding Time 15 menit
• 75% Holding Time 35 menit
• 100% Holding Time 1.5 Jam
8) Nilai tekanan pada kedua Pressure Gauge dicatat.
9) Selama tekanan 100% Pressure Test agar dilakukan pemeriksaan kemungkinan
adanya kebocoran pada sambungan-sambungan antara lain sambungan pipa,
sambungan union, dll.
10) Dalam pengetesan digunakan 1 (satu) Pressure Gauge (telah dikalibrasi) dengan
range pressure gauge 1½ sampai max. 2 X Pressure Test dan 1 (satu) temperatur
gauge dengan range 0 ~ 150°F.
11) Bila terjadi kebocoran maka tekanan didalam pipa harus dilakukan secara
bertahap sampai titik atmosphere, selanjutnya dilakukan perbaikan pada
kebocoran tersebut.
12) Sesudah perbaikan dilakukan, pengujian diulangi lagi mulai butir 7 dan 8 sampai
pengujian baik dan diterima USER.
3.2.5 Dewatering (pengeluaran air)
Line Pipe
• Sesudah pengujian Hydrostastic Test selesai dilakukan dan disetujui oleh Pihak
USER secara baik, maka air akan dikeluarkan dari dalam pipa dan didorong oleh
udara dengan memakai Air Compressor
• Air akan dikeluarkan memalui pipa sementara dan ditempatkan pada tempat yang
diijinkan / disetujui oleh USER
• Ujung pipa yang mana didalamnya mengandung air yang akan dikeluarkan
ditutup dengan karton (kertas tebal), agar pada saat penekanan oleh compressore
dapat menghasilkan pembersihan yang baik
• Air yang dikeluarkan akan disambungkan dengan drain yang dilengkapi dengan
alat penampung air.
• System pengeluaran ini akan diatur dilapangan sesuai dengan petunjuk dan
instruksi.
3.2.6 Keselamatan Kerja
1) Uji tekan harus dilaksanakan oleh sub-kontraktor
2) Semua peralatan pengetesan / pengujian seperti Water Pump, Pressure Indicator,
dan lain-lain harus ditempatkan disuatu tempat/ area yang sama, selama kondisi
memungkinkan untuk memudahkan memonitor pelaksanaan pengetesan.

III-3
3) Selama pengetesan berlangsung harus selalu dimonitor oleh petugas yang
ditugaskan untuk pengetesan tersebut.
4) Menggunakan kelengkapan keselamatan kerja bagi pekerja yang terlibat langsung.
3.3 Form Hasil Pengukuran Debit

III-4
3.4 Form Hasil Pelaksaan Hydrotest

III-5
TABEL PEMBAYARAN
SATUAN SISTEM
NO. MATERIAL
PEMBAYARAN PEMBAYARAN
- Dibayarkan setelah
1. Test Uji Alir hari item pekerjaan telah
selesai dilaksanakan

III-6

Anda mungkin juga menyukai