Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya PPK Air
Minum BPPW Sulawesi Selatan dapat menyelesaikan rangkaian Spesifikasi Teknis untuk Pekerjaan
“PEMBANGUNAN JARINGAN PERPIPAAN IKK SINJAI TENGAH KAB. SINJAI ”.
Spesifikasi Teknis ini disusun berdasarkan pemutakhiran dan penyesuaian dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi saat ini terkait dengan teknologi bahan, peralatan dan teknologi untuk
pelaksanaan konstruksi pekerjaan terkait Air Minum yang telah direncanakan sebelumnya.
Spesifikasi ini mencakup lingkup pekerjaan terkait item- item pekerjaan apa saja yang akan
dikerjakan pada Pekerjaan “PEMBANGUNAN JARINGAN PERPIPAAN IKK SINJAI TENGAH
KAB. SINJAI ”.
Spesifikasi Teknis ini memuat tentang pengaturan ketentuan mutu bahan, ketentuan umum
peralatan, petunjuk pelaksanaan, tata cara pengukuran dan pembayaran.
Dengan dibuatnya Spesifikasi Teknis ini diharapkan Pengguna Jasa, Penyedia Jasa dan Pengawas
Pekerjaan dalam pelaksanaann konstruksi pekerjaan terkait Air Minum memiliki pemahaman yang
sama.
i
DAFTAR ISI
ii
Tabel Pembayaran ............................................................................................................... II-67
iii
BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.4 Perlengkapan K3
1.4.1 Syarat – Syarat Bendera K3
Syarat – Syarat Bendera K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) diatur dalam
Kepmenaker RI 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di antaranya ialah sebagai berikut :
- Bentuk Bendera K3 : Persegi Panjang (900 X 1350 mm).
- Warna Bendera K3 : Putih.
- Lambang K3 terletak bolak-balik di kedua sisi dengan ketentuan sbb :
- Bentuk : palang dilingkari roda bergerigi sebelas dengan warna hijau.
- Letak : titik pusat 390 mm dari pinggir atas.
I-1
- Ukuran : roda gigi R1 : 300 mm.
- roda gigi R2 : 235 mm dan roda gigi R3 : 160 mm.
- tebal ujung gigi : 55 mm.
- tebal pangkal gigi : 85 mm.
- jarak gigi : 32,73 derajat.
- palang hijau : 270 X 270 mm (tebal 90 mm).
- Kalimat “UTAMAKAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA”
berwarna hijau terletak bolak balik di kedua sisi dengan ketentuan sbb :
- tinggi huruf : 45 mm.
- tebal huruf : 6 mm.
- panjang kata “UTAMAKAN” : 360 mm.
- panjang kata “KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA” : 990 mm.
- jarak baris atas dan baris bawah : 72 mm.
- jarak baris bawah dengan pinggir bawah bendera : 75 mm.
I-2
memainkan peranan penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman di
tempat kerja.
Pada hierarki pengendalian risiko, memasang rambu K3 termasuk ke dalam
upaya pengendalian administratif yang bertujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan timbulnya risiko atau bahaya. Para ahli K3 pun menyadari bahwa
perusahaan harus menyampaikan komunikasi K3 secara efektif untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman. Rambu K3 memiliki peranan penting untuk mencapai
tujuan tersebut.
Rambu K3 berguna untuk:
• Mengingatkan pekerja atau penghuni gedung tentang potensi bahaya dan
bagaimana menghindari bahaya yang terdapat di area kerja.
• Memberi petunjuk ke lokasi tempat penyimpanan peralatan darurat.
• Membantu pekerja atau penghuni gedung lainnya saat proses evakuasi
dalam keadaan darurat.
• Poin plus saat audit K3, membantu perusahaan untuk mendapatkan
sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3),
ISO, OHSAS, dll.
• Memenuhi persyaratan peraturan keselamatan kerja.
Terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan rambu- rambu
K3 :
1) Safety Sign Assignment
Melalui survei/penilaian/safety sign assessment di area kerja, Anda dapat
menentukan kebutuhan rambu K3 yang diperlukan. Anda juga bisa
mendapatkan berbagai informasi seperti jenis, desain, ukuran, material, jumlah
rambu hingga lokasi pemasangan rambu yang tepat. Melalui survei ini, Anda
juga bisa mendapatkan manfaat lain di antaranya:
• Mengetahui rambu K3 lama yang tidak dibutuhkan lagi atau Anda pun
bisa mengombinasikan rambu K3 baru yang sesuai untuk area kerja
tersebut.
• Mengetahui rambu K3 lama yang hilang atau rusak dan perlu diganti.
2) Desain dan Format
Sebelum menentukan rambu K3, Anda perlu memahami bentuk dan simbol,
warna, serta format desain rambu K3 yang sesuai dengan standar OSHA/ANSI.
Menurut standar terbaru OSHA/ANSI, rambu K3 bahaya di area kerja
sebaiknya memuat informasi mengenai:
I-3
1. Sifat bahaya
2. Konsekuensi pekerja bila berinteraksi dengan sumber bahaya
3. Bagaimana menghindari bahaya
Yang harus dipahami dalam desain dan format rambu K3 sebagai berikut :
a. Warna rambu K3
• Warna MERAH mengidentifikasi DANGER/BAHAYA,
FIRE/KEBAKARAN, dan STOP. Paling sering digunakan untuk
identifikasi bahan kimia cair mudah terbakar, emergency stop, dan alat
pemadam kebakaran/keselamatan kebakaran. Sedangkan warna merah
yang mengindikasikan bahaya digunakan untuk menunjukkan adanya
situasi bahaya yang dapat mengakibatkan kematian atau cedera serius.
• Warna ORANYE menunjukkan WARNING/PERINGATAN/AWAS.
Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya yang bisa
mengakibatkan kematian atau cedera serius. Biasanya sering dipasang
di dekat peralatan kerja berbahaya, seperti bor listrik, gergaji jigsaw,
mesin gerinda, dll.
• Warna KUNING menunjukkan CAUTION/WASPADA. Digunakan
untuk menunjukkan situasi bahaya fisik secara langsung (seperti
tersandung, terpeleset, terjatuh, atau di area penyimpanan bahan yang
mudah terbakar) yang bisa mengakibatkan luka ringan atau sedang.
I-4
• Warna HIJAU menunjukkan EMERGENCY/SAFETY. Digunakan
untuk menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan keselamatan,
peralatan P3K dan instruksi-instruksi umum yang berhubungan dengan
praktik kerja yang aman.
• Warna BIRU menunjukkan NOTICE/ PERHATIAN. Digunakan untuk
menunjukkan instruksi tindakan/informasi keselamatan (bukan
bahaya), seperti penggunaan APD atau kebijakan perusahaan.
b. Bentuk dan simbol rambu K3
• Triangle atau diamond shape: digunakan untuk menunjukkan bahaya.
Rambu dengan bentuk triangle ini dirancang dengan piktogram
berwarna hitam, warna dasar kuning atau oranye, dan garis tepi
berwarna hitam.
• Round shape: digunakan untuk mandatory sign atau berisi instruksi
keselamatan yang wajib dipatuhi pekerja, seperti penggunaan APD.
Rambu dengan bentuk lingkaran ini dirancang dengan piktogram
berwarna putih dan warna dasar biru.
• Rectangular atau square shape: digunakan untuk menunjukkan jalan
keluar saat kondisi darurat, lokasi penyimpanan peralatan keselamatan,
dan peralatan P3K. Rambu dengan bentuk persegi panjang atau persegi
ini dirancang dengan piktogram berwarna putih dan warna dasar hijau.
• Untuk prohibition sign atau rambu yang berisi larangan dirancang
dengan piktogram berwarna hitam, warna dasar putih, garis tepi
berwarna merah dan garis diagonal pada bagian tengah berwarna
merah.
c. Format desain rambu K3
• One panel sign: rambu didesain satu panel dengan mencantumkan teks
atau piktogram/simbol saja.
• Two panel sign: rambu didesain dua panel dengan mencantumkan teks
dan piktogram/simbol atau teks berisi kata kunci dan teks sebagai
penjelas (harus memasukkan informasi berupa tipe bahaya,
konsekuensi dan pernyataan untuk menghindari bahaya tersebut).
• Three panel sign: rambu didesain tiga panel dengan mencantumkan:
- Header/signal word (seperti danger, warning, caution, notice, atau
safety first)
I-5
- Messaging and text format (berisi kata kunci dan teks penjelas),
Piktogram/symbol
d. Rambu Keadaan Darurat
• Rambu keadaan darurat sebagai petunjuk apabila keadaan darurat
terjadi atau menunjukkan lokasi fasilitas pelayanan darurat.
• Rambu dinyatakan dengan warna dasar hijau dan tulisan putih.
• Rambu dipasang pada lokasi yang sesuai.
• Rambu titik berkumpul dipasang di lokasi titik kumpul yang sudah
ditentukan pada lokasi yang aman (bias tidak dipasang apabila lokasi
tidak memungkinkan untuk dipasang, namun bisa dipastikan semua
orang mengerti lokasi titik kumpul).
3) Teks
Pertimbangkan teks atau signal word yang tercantum pada rambu K3. Rambu
K3 yang mengacu pada regulasi OSHA/ANSI menggunakan signal word
DANGER/ BAHAYA, WARNING/ PERINGATAN, atau CAUTION/
WASPADA untuk menunjukkan tingkat keparahan risiko atau bahaya, dan
kata-kata tersebut harus disertakan pada rambu K3 Anda.
Rambu K3 harus mengandung pesan (dan simbol-simbol) yang menyatakan
sifat bahaya, konsekuensi bila pekerja kontak dengan bahaya tersebut, dan
instruksi cara menghindarinya secara jelas. Pertimbangkan juga ukuran huruf
yang digunakan, pastikan cukup besar untuk dibaca dari jarak baca yang aman
atau dalam kondisi penerangan yang tidak memadai.
4) Spanduk dan Poster
• Harus dipasang spanduk dan poster yang sesuai dengan kebutuhan dan
sifat spanduk dan poster.
I-6
• Ukuran dan jumlah spanduk dan poster disesuaikan dengan kebutuhan dan
lokasi.
• Spanduk dan rambu peringatan kepada pihak ketiga atau lingkungan
sekitar proyek harus dipasang pada setiap lokasi yang sesuai.
5) Material
Selain desain, pemilihan material rambu K3 yang tepat sesuai kondisi dan
lokasi pemasangan juga penting diperhatikan. Sebab, jika Anda salah memilih
material rambu K3, bisa Anda bayangkan seberapa sering Anda harus
mengganti rambu K3 di perusahaan karena materialnya yang mudah rusak atau
tidak tahan lama.
Berikut beberapa faktor penting yang harus Anda pertimbangkan ketika
memilih material rambu K3 menurut OSHA/ANSI:
• Penempatan rambu di dalam atau di luar ruangan
• Tahan air, tahan pudar, dan ketahanan terhadap goresan
• Daya rekat tinggi
• Temperatur suhu di area kerja
• Kondisi pencahayaan/penerangan
• Kondisi pencahayaan darurat (kemungkinan perlu menggunakan bahan
luminous/photoluminescent atau glow in the dark untuk rambu K3
tertentu, seperti rambu petunjuk arah jalan keluar/jalur evakuasi) sehingga
masih dapat terlihat jelas dalam kondisi ruangan gelap
• Kontaminasi bahan kimia di area kerja.
6) Lokasi Pemasangan
Ketika menempatkan rambu K3 di area yang relevan, perlu diingat bahwa
signal word (WARNING, CAUTION, DANGER) harus dapat dibaca dari
setidaknya dengan jarak 1,52 meter. Ini karena seseorang yang melihat rambu
harus memiliki cukup waktu untuk mengikuti instruksi rambu dengan cepat
dan aman.
I-7
Berikut rekomendasi lokasi pemasangan rambu K3:
• Posisikan rambu K3 di lokasi yang mudah dilihat dengan jelas
• Posisikan rambu K3 dalam jarak pandang yang tepat sehingga
informasinya terbaca jelas
• Pastikan posisi rambu K3 tidak tertutup atau tersembunyi
• Posisikan rambu K3 di lokasi di mana karyawan memiliki waktu yang
cukup untuk membaca pesan yang disampaikan, sehingga bisa
menghindari bahaya dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk
menjaga keselamatan
• Pastikan rambu K3 di area kerja mendapat penerangan yang memadai agar
pesan terlihat jelas
• Posisikan rambu K3 yang berhubungan secara bersebelahan
• Hindari menempatkan lebih dari empat rambu dalam area yang sama
• Posisikan rambu K3 petunjuk arah/jalur evakuasi secara berurutan
sehingga rute keluar menuju titik kumpul menjadi jelas.
7) Pelatihan
Berikan pelatihan kepada semua pekerja tentang arti rambu dan label yang
dipasang di area kerja. Setiap orang harus paham dengan arti warna dan pesan
pada rambu K3, dan memahami tindakan pencegahan yang disampaikan oleh
setiap rambu.
Pekerja Anda harus mengenali rambu-rambu K3 mana yang mengindikasikan
bahaya langsung, mengetahui perbedaan antara bahaya dan waspada, dan dapat
melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Rambu K3 yang dipasang
mungkin sudah tampak jelas dan dapat dipahami, tetapi belum tentu semua
pekerja mematuhinya. Pelatihan menjadi bagian penting dalam penerapan K3,
jika Anda ingin memastikan lingkungan kerja yang aman bagi pekerja, maka
pelatihan K3 tidak boleh Anda abaikan.
Rambu K3 mungkin tampak sebagai aspek kecil dalam implementasi K3 di
tempat kerja, tetapi itu dapat membantu memperingatkan pekerja tentang
bahaya dan pencegahannya. Untuk memasang rambu K3 baru atau
memperbarui rambu K3 lama di perusahaan, Anda perlu menentukannya
dengan cermat. Mulai dari pemilihan piktogram, material yang digunakan,
hingga ukuran rambu, semua harus sesuai standar yang berlaku.
I-8
8) Lokasi Pemasangan
Agar safety sign di area kerja Anda berfungsi maksimal untuk mengantisipasi
bahaya dan meminimalkan kecelakaan kerja, berikut pedoman umum yang
dapat diterapkan saat pemasangan safety sign:
• Posisikan safety sign di lokasi yang mudah dilihat dengan jelas
• Posisikan safety sign dalam jarak pandang yang tepat sehingga
informasinya terbaca jelas
• Pastikan posisi safety sign tidak tertutup atau tersembunyi
• Posisikan safety sign di lokasi dimana karyawan memiliki waktu yang
cukup untuk membaca pesan yang disampaikan, sehingga bisa
menghindari bahaya dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk
menjaga keselamatan
• Pastikan safety sign di area kerja mendapat penerangan yang memadai
agar pesan terlihat jelas
• Posisikan safety sign yang berhubungan secara bersebelahan
• Hindari menempatkan lebih dari empat sign dalam area yang sama
• Posisikan safety sign petunjuk arah/ jalur evakuasi secara berurutan
sehingga rute keluar menuju titik kumpul menjadi jelas
• Untuk penempatan safety sign level tertinggi (seperti rambu lokasi
penyimpanan peralatan keselamatan, peralatan pemadam kebakaran,
EXIT sign) dipasang setidaknya 198 cm dari dasar lantai.
• Untuk penempatan safety sign dengan level ketinggian medium, biasanya
dipasang di tengah-tengah antara 114 - 168 cm dari dasar lantai.
• Untuk penempatan safety sign dengan ketinggian rendah (seperti rambu
rute evakuasi/ jalan keluar) ditempatkan tidak lebih dari 46 cm dari dasar
lantai sehingga tanda dapat terlihat dengan jelas bila kondisi ruangan
dipenuhi asap kebakaran.
• Safety sign model flat, flag, dan panoramic. Gunakan flat sign agar bisa
dilihat dari sudut pandang lurus atau kurang dari 60° dari posisi pusat
(posisi pekerja berdiri). Gunakan model panoramic atau flag-mounted
agar tanda dapat dilihat dari sudut ruangan.
• Untuk safety sign petunjuk arah dapat digunakan untuk membantu
karyawan menemukan benda (seperti peralatan pemadam kebakaran dan
peralatan keselamatan) yang posisinya tidak mudah terlihat orang.
I-9
• Pertimbangan lain: Pilihlah ukuran dan model safety sign yang tepat, serta
pastikan posisinya dapat terlihat jelas dari berbagai sudut/ semua arah dan
mendapat penerangan yang memadai.
Berikut merupakan tabel yang menunjukkan hubungan jarak baca aman
minimum dengan tinggi dan ukuran huruf yang digunakan pada safety sign.
1.4.3 Petugas K3
Petugas K3 terdiri atas :
1) Petugas K3
Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan keselamatan kerja instalasi
berbahaya, proses dansarana produksi, serta keselamatan kerja karyawan,
kontraktor, dan tamu perusahaan.
2) Petugas Tanggap Darurat
Bertanggung jawab menangani kecelakaan kerja yang tiba-tiba terjadi di lokasi
pekerjaan. Petugas tanggap darurat harus bisa berfikir cepat mengenai apa yang
yang harus segera dilakukan untuk menangani kecelakaan di lapangan yang
berasal dari berbagai macam sebab.
3) Petugas P3K
I-10
Memili uraian tugas melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja, merawat
fasilitas P3K di tempat kerja, mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku
kegiatan, dan melaporkan kegiatan P3K secara berkala.
4) Asisten Petugas K3/ Safety Man/ Pengatur lalu Lintas (Flagman)
Berikut merupakan tugas dan tanggung jawab seorang asisten K3 (Flagman) :
• Flagman harus selalu memakai baju reflectif yang mudah dilihat, juga
memakai PPE dengan baik, termasuk baju reflektif, peluit dan bendera
pengatur lalu lintas.
• Flagman harus memastikan tidak ada kendaraan atau alat berat yang
bergerak mundur tanpa dibantu aba-aba dan diarahkan oleh petugas
• Flagman harus selalu berada di area yang aman dan mudah terlihat oleh
operator alat atau kendaraan berat
• Flagman harus memastikan bahwa setiap operator sepenuhnya mematuhi
dan mendengarkan peluit atau signal yang akan dipergunakan selama
berlangsungnya operasi / pekerjaan tersebut.
• Flagman harus berani memerintahkan kepada para operator kendaraan atau
alat berat untuk selalu mematuhi peraturan proyek seperti memakai PPE bila
berada diluar kabin kendaraannya.
5) Petugas Medis
Pada dasarnya tugas petugas medis hamper sama dengan petugas P3K. Petugas
medis bekerja sama dengan petugas P3K untuk melakukan pertolongan dan
perawatan tercepat ketika terjadi kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan, namun
petugas medis disini juga harus mengerti mengenai obat – obatan. Petugas
medis juga harus mampu mengobati para pekerja yang mungkin mengalami
sakit seperti demam,batuk, pilek dan penyakit lainnya. Apabila pekerja
menderita penyakit yang gawat petugas medis harus sigap segera membawa ke
rumah sakit terdekat agar segera ditangani.
I-11
Umumnya, penggunaannya disesuaikan dengan tingkat bahaya serta risiko
yang harus dihadapi, baik oleh para pekerja maupun orang-orang di sekelilingnya.
Sehingga, diharapkan proses kerja dapat berlangsung aman untuk semua pihak.
Berikut merupakan APD yang harus disediakan oleh penyedia jasa di lokasi
pekerjaan :
1) Pelindung Kepala (Safety Helmet)
• Helm proyek harus standar ANSI Z.89.1-2014 atau minimal standar SNI
atau MSA Import.
• Model helm adalah V-Guard dan dilengkapi dengan tali dagu karet serta
model otomatis untuk mengencangkan suspensi helm.
• Helm dilarang untuk dicat (karena akan bersenyawa dengan cat) dan
dilarang ditulis dengan spidol.
• Catat tanggal pembelian pada bagian dalam helm dan di buku catatan.
• Masa pakai helm paling lama adalah 5 tahun setelah itu harus diganti baru.
• Helm yang rusak atau terkena dampak (kejatuhan benda) harus diganti.
• Cek kondisi helm minimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau
rusak.
• Pekerjaan gerinda dan alat portabel yang berputar lainnya (mesin senai,
sekop, dll.) pada area terbuka harus menggunakan tameng wajah yang
dikombinasikan dengan helm , sedangkan pekerjaan di bengkel kerja dapat
menggunakan tameng wajah biasa.
I-13
• Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai yang terbuat
dari katun, kertas atau kasa.
• Untuk pelindung gas, uap dan asap harus menggunakan respirator dengan
penyaring yang sesuai.
• Pada pekerjaan di ruang terbatas atau area yang terkontaminasi gas harus
menggunakan SCBA (alat bantu pernapasan).
5) Sarung Tangan (Safety Gloves)
• Semua pekerja harus menggunakan sarung tangan sesuai standar SNI-06-
0652-2015.
• Pekerja pada umumnya harus menggunakan sarung tangan katun min. 8
benang
• Cek kondisi sarung tangan setiap akan digunakan, ganti bila cacat atau
rusak.
6) Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
• Sepatu keselamatan harus standar ANSI Z.41-1999 atau minimal standar
SNI 7079-2009 dan SNI 0111-2009.
• Sepatu untuk pekerjaan galian dan pengecoran dapat digunakan sepatu
karet biasa
I-14
• Sepatu untuk pekerjaan konstruksi lain harus menggunakan sepatu dengan
pelindung jari yang terbuat dari baja, dan anti tergelincir
I-15
8) Celemek (Apron/Coveralls)
• Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan baju
lengan panjang dan celana panjang yang baik, tidak robek atau bolong-
bolong.
• Pelindung lengan dari kulit atau pakaian pelindung tahan api harus dipakai
pada pekerjaan pengelasan, pemotongan atau gerinda bila diperlukan.
I-16
BAB II
PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA JDU, AKSESORIS PIPA DAN SR
Spesifikasi Material :
1. Pipa GIP Ø 300 mm
- Nominal Diameter : 300 mm
- Sambungan : Sambungan Las / Flange
- Bahan : Galvanized Iron
- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202
- Tekanan Kerja : Min. 10 Bar (10 Kg/Cm2)
- Panjang Efektif : 6 meter
- Ketebalan : Sesuai Standard
- Type : Medium Class
2. Pipa HDPE PN 12.5 Ø 210 mm
- Nominal Diameter : 210 mm
- Sambungan : Wellded Joint – Butt Fusion
- Bahan : High Density Polythylene (HDPE)
- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202
- Tekanan Kerja : 12.5 Bar (12.5 Kg/Cm2)
- Panjang Efektif : 6 ; 12 meter
- Ketebalan : Sesuai Standard
- Type : Medium Class
3. Pipa HDPE PN 12.5 Ø 160 mm
- Nominal Diameter : 160 mm
- Sambungan : Wellded Joint – Butt Fusion
- Bahan : High Density Polythylene (HDPE)
- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202
- Tekanan Kerja : 12.5 Bar (12.5 Kg/Cm2)
- Panjang Efektif : 6 ; 12 meter
- Ketebalan : Sesuai Standard
- Type : Medium Class
4. Pipa HDPE PN 12.5 Ø 110 mm
- Nominal Diameter : 110 mm
- Sambungan : Wellded Joint – Butt Fusion
- Bahan : High Density Polythylene (HDPE)
II-1
- Standard : SII 0161-81 / AWWA C 201-202
- Tekanan Kerja : 12.5 Bar (12.5 Kg/Cm2)
- Panjang Efektif : 6 ; 12 meter
- Ketebalan : Sesuai Standard
- Type : Medium Class
5. Accessories Pipa
a) Bend HDPE 90o PN 12.5 Ø 160 mm
- Nominal Diameter : 160 mm
: Wellded Joint – Butt Fusion
- Sambungan
:
- Bahan High Density Polythylene (HDPE)
:
- Standard SII 0161-81 / AWWA C 201-202
:
- Tekanan Kerja Min. 12.5 Bar (12.5 Kg/ Cm2)
II-2
e) Tee HDPE PN 12.5 Ø 110 mm
- Nominal Diameter : 110 mm
- Sambungan : Wellded Joint – Butt Fusion
- Bahan : High Density Polythylene (HDPE)
II-3
SEKSI 1
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE DAN ACCESSORIES
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah mengadakan dan menyediakan seluruh pipa, fitting dan
accesoriesnya seperti yang ditentukan dalam daftar kuantitas bahan, termasuk semua baut-baut, mur,
packing karet, ring-ring, serta bahan-bahan pendukung lainnya yang diperlukan untuk paket ini.
II-4
Association
BS - British Standard
AS - Australian Standard
II-5
Tabel – Diameter luar rata-rata dan ovalitas (jangan digantung)
Ukuran Diameter
Diameter luar rata-
Nominal luar Ovulitas
rataa
DN/OD nominal maksimumb
(mm)
(mm) (mm d d
)
dn em maks em
maks
40 40 40 40.4 1.4
50 50 50 50.4 1.4
63 63 63 63.4 1.5
75 75 75 75.5 1.6
90 90 90 90.6 1.8
110 110 110 110.7 2.2
125 125 125 125.8 2.5
140 140 140 140.9 2.8
II-6
Tabel – Ukuran ketebalan dinding
Seri pipa
SDR 6 SDR 7,4 SDR 9 SDR 11 SDR 13,6 SDR 17
S 2,5 S 3,2 S4 S5 S 6,3 S8
a
Nominal tekanan (PN)
[Bar]
PE 80 PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5 PN 10 PN 8
PE 100 - PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5 PN 10
b
Ketebalan dinding
Ukura
[millimeter]
n emin emax emin emax emin emax emin emax emin emax emin emax
Nominal
40 6.7 7.5 5.5 6.2 4.5 5.1 3.7 4.2 3 3.5 2.4 2.8
40 8.3 9.3 6.9 7.7 5.6 6.3 4.6 5.2 3.7 4.2 3 3.4
63 10.5 11.7 8.6 9.6 7.1 8 5.8 6.5 4.7 5.3 3.8 4.3
75 12.5 13.9 10.3 11.5 8.4 9.4 6.8 7.6 5.6 6.3 4.5 5.1
90 15 16.7 12.3 13.7 10.1 11.3 8.2 9.2 6.7 7.5 5.4 6.1
110 18.3 20.3 15.1 16.8 12.3 13.7 10 11.1 8.1 9.1 6.6 7.4
125 20.3 23 17.1 19 14 15.6 11.4 12.7 9.2 10.3 7.4 8.3
140 23.3 25.8 19.2 21.3 15.7 17.4 12.7 14.1 10.3 11.5 8.3 9.3
160 26.6 29.4 21.9 24.2 17.9 19.8 14.6 16.2 11.8 13.1 9.5 10.6
180 29.9 33 24.6 27.2 20.1 22.3 16.4 18.2 13.3 14.8 10.7 11.9
200 33.2 36.7 27.4 30.3 22.4 24.8 18.2 20.2 14.7 16.3 11.9 13.2
225 37.4 41.3 30.8 34 25.2 27.9 20.5 22.7 16.6 18.4 13.4 14.9
250 41.5 45.8 34.2 37.8 27.9 30.8 22.7 25.1 18.4 20.4 14.8 16.4
280 46.5 51.3 38.3 42.3 31.3 34.6 25.4 28.1 20.6 22.8 16.6 18.4
315 52.3 57.7 43.1 47.6 35.2 38.9 28.6 31.6 23.2 25.7 18.7 20.7
355 59 65 48.5 53.5 39.7 43.8 32.2 35.6 26.1 28.9 21.1 23.4
*SNI 4829.2:2012
II-7
Tabel – Ukuran ketebalan dinding (lanjutan)
Seri pipa
SDR 21 SDR 26 SDR 33 SDR 41
S 10 S 12,5 S 16 S 20
Nominal tekanan
(PN)a
[Bar]
PE 80 PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5
PE 100 - PN 25 PN 20 PN 16
Ketebalan dindingb
Ukura
[millimeter]
n emin eemax
max emin emax emin emax emin
Nominal
40 2.0c 2. - - - - - -
50 2.4 2. 2.0 2.3 - - - -
63 3.0 3. 2.5 2.9 - - - -
75 3.6 1 18 3.3 - - - -
1
*SNI 4829.2:2012
II-8
- Bahan pipa harus dimanufaktur dan baja, yang berdasarkan hasil
analisis menunjukkan bahwa kadar air sulfurnya (S) tidak melebihi 0,05
% dan kadar phosfor (P) tidak melebihi 0,05 %.
- Panjang standar pipa harus 6 m, dengan toleransi tidak melebihi 6 mm
atau disesuaikan dengan standar lain yang dapat diterima. Setiap pipa
harus diuji di pabrik, dengan pengujian tekanan hidrolis minimum
sebesar 50 atm, jika ada pipa yang gagal atau rusak dalam pengujian
tekanan hidrolis tersebut, harus diganti dengan yang baru.
1) Sambungan Pipa
- Agar dapat dilakukan penyambungan pipa dengan cara las temu, maka
bidang potong dan ujung-ujung baja serta perlengkapannya harus
diserongkan. Penyerongan dari ujung-ujung pipa tersebut harus dengan
sudut 30° pada sebelah luarnya, diukur dari garis yang tegak lurus pada
sumbu pipa, dengan toleransi tidak lebih besar dan 5° serta dengan lebar
permukaan pada bagian rata di ujung pipa sekitar 1,6 mm dengan
toleransi lebih/kurang 0,8 mm.
- Untuk penyambungan pipa baja dengan menggunakan flange, harus
sesuai dengan persyaratan pada ISO 2531 atau standar lain yang sama.
- Rekanan harus mengadakan dan melengkapi semua bahan-bahan untuk
penyambungan pipa, termasuk sabuk penumpu, bahan untuk
penyelesaian lapisan pelindung luar dan dalam pipa setelah
penyambungan las selesai dilakukan.
2) Perlengkapan Pipa
1. Seluruh perlengkapan pipa PE harus sesuai dengan persyaratan dan
standar pada AWWA C 201 & 202, ISO 2531 atau standar Internasional
yang sama atau lebihtinggi.
2. Semua pembuatan perlengkapan pipa baja harus dilakukan di bengkel pipa
(pipe shop) sesuai dengan ketentuan, tekanan yang diizinkan serta
ketebalan minimum yang dipersyaratkan untuk batang pipa baja. Jika
diperlukan, cincin penguat atau pelana harus disediakan dan diadakan oleh
rekanan.
3. Pembuatan bengkokkan pipa (bend) PE, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan berikut ini:
- untuk sudut 60° s/d 90°, maksimum terdiri dari lima bagian.
II-9
- untuk sudut 45°, maksimum terdiri dari empat bagian.
- untuk sudut 30°, maksimum terdiri dari tiga bagian.
- unluk audut 11 1/4° s/d 22 1/2°, maksimum terdiri dari dua bagian.
4. Bengkokkan baja yang dibentuk, tidak boleh digunakan untuk pipa yang
diameter nominal kurang dari 450 mm dan hanya dalam kondisi yang
sangat terpaksa. Untuk pipa dengan diameter nominal kurang dan 450 mm
dapat digunakan perlengkapan pipa dan material jenis DCIP. Seluruh
detail rencana untuk perlengkapan pipa harus diajukan serta diuji oleh
Direksi / Pemberi Tugas terlebih dahulu.
3) Pengelasan Pipa
Hasil pengelasan harus diuji selama proses pembuatannya, sesuai dengan
ketentuan pada AWWA C-200 - 86, sebagai berikut:
a. Contoh hasil las, yang berasal dan bagian ujung pipa, diambil tegak
lurus atau dapat juga dari plat yang dibuat dari bahan yang sama
digunakan untuk pembuatan pipa. Plat uji tersebut harus dilas dengan
prosedur, operator dan plat yang sama serta berurutan, sesuai dengan
pengelasan yang dilakukan pada pipa.
b. 2 (dua) contoh hasil las untuk uji tegangan harus dilakukan dan harus
menunjukkan tegangan patah (tensile strenght) tidak kurang dan 100 %
tegangan patah dan bahan dasar.
c. 2 (dua) contoh uji bengkokkan harus dilakukan dan harus mengalami
pembengkokkan
180 pada jig. Jika melakukan uji "Guided Bend" satu contoh hasil las
harus dibengkokkan dengan permukaan yang merupakan permukaan
dalam pipa menghadap ke dalam uji bengkokkan, sedangkan hasil contoh
las yang ke dua harus dibengkokkan dengan permukaan yang merupakan
permukaan dalam pipa menghadap keluar pada uji bengkokkan. Contoh
hasil las dianggap memenuhi syarat, apabila :
- Tidak terjadi keretakan atau cacat terbuka lainnya melebihi 1/8 inchi,
yang diukur ke segala arah pada las atau antara las dengan bahan
dasar setelah pembengkokkan.
- Contoh hasil las mengalami retak atau patah dan permukaan patah
menunjukkan penetrasi pada seluruh tebal las, dan tidak ada slag yang
masuk atau keropos, sampai pada tidak adanya kantong-kantong gas
atau slag yang masuk melebihi 1/16 inchi dan jumlah ukuran cacat
II-10
dalam tiap inchi persegi dan las tidak melebihi 3/8 inchi.
d. Apabila pada contoh hasil las terjadi cacat waktu mengerjakan dengan
mesin atau terdapat cacat-cacat lain yang tidak ada hubungannya dengan
pengelasan, maka hasil contoh pengelasan harus diganti dengan yang lain.
4) Perlindungan Pipa
- Pipa HDPE dan perlengkapannya harus diberi lapisan pelindung luar
dan dalam untuk melindungi permukaan bagian dalam dan luar pipa
dan kondisi korosif untuk jangka panjang.
- Pelindung luar pipa dan perlengkapannya harus terdiri dari lapisan
primer dan lapisan bagaian luar sesuai dengan standar yang ada.
- Sebelum penggunaan bahan-bahan pelindung luar, permukaan
bagian luar pipa harus bersih dan bebas dari minyak, cat, oli, serpihan
las, kerak, ujung yang tajam dan karat yang menggunakan sikat baja
atau sandbalsting.
- Untuk pipa yang akan dipasang di atas permukaan tanah harus dicat
dasar sebagai pelapis primer dan kemudian dilapisi dengan cat,
pelindung epoxi. Sedangkan untuk pipa yang akan ditanam di tanah,
disamping dilapisi dengan cat dasar juga dengan coal tar enamel dua
lapis.
- Pelindung dalam pipa dan pelengkapnya harus sesuai dengan standar
AWWA C-205 atau BS S - 534, dengan menggunakan bahan pelapis
"Cement Mortar".
- Pelindung dalam pipa tidak boleh mengandung bahan yang larut
dalam air serta beracun dan dapat menimbulkan rasa dan bau pada air
minum setelah pembersihan pipa (Flushing).
- Pelapisan permukaan bagian dalam pipa dilakukan secara sentrifugal
dengan membersihkan dahulu permukaan pipa dari serpihan, karat,
kotoran atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki. Ketebalan
lapisan cement mortar harus berkisar antara 6 mm s/d 10 mm untuk
ukuran diameter minimal pipa antara 100 mm s/d 900 mm.
- Setelah pelapisan bagian dalam pipa selesai, ujung-ujung pipa harus
ditutup sampai dengan saat pengiriman dan pengangkutan serta
ditandai dengan tanggal pelaksanaan pelapisan pada setiap batangan
pipa.
II-11
5) Pemberian tanda
Setiap pipa HDPE dan perlengkapannya harus diberikan tanda yang
memuat informasi, tentang hal-hal berikut:
- Mutu dan kualitas bahan
- Pabrik pembuat/manufaktur dan merek dagang
- Diameter nominal, dalam mm dan tebal dinding dalam mm
- Lengkungan/bengkokan pipa harus ditandai dan dinyatakan
besaran sudutnya pada dua sisinya.
- Waktu (bulan dan tahun) pembuatan/manufakturnya.
II-12
8) Penahan Hubungan Flange (Flange Joint Insulation)
- Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi
dengan insulasi/penahan. Penahan hubungan flange harus cocok untuk
tekanan kerja paling tidak 8 kg/cm2.
- Material penahan/insulasi dari polythylene stud-sleeves, 2 fauric
reinforced phenolic washer dan 2 shell washer harus dilengkapi dengan
kancing. Gasket harus dengan muka yang penuh dan harus dilengkapi
dengan kancing dan harus dari lembai-lembar paket dielektrik.
Tekanan Kerja
Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10
kg/cm2. Setiap katup-katup kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja
pada katup tersebut.
Katup-katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan penutupan
maupun pengontrolan aliran. Baik dioperasi untuk waktu yang lama, yang
II-13
dijalankan pada sistem terbuka maupun tertutup. Semua bagian-bagian katup
yang berhubungan langsung dengan kimia harus tahan terhadap karat yang
ditimbulkan.
Pelumasan
Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh harus
dilumasi dari luar secara tersendiri.
Stuffing Box
Stuffing Box harus dari jenis "Gland Packing" jika tidak ditentukan lain. Stuffing
box harus dilengkapi dengan gelang perunggu dan "Square falx packing". Semua
baut, sekrup, kancing dan mur yang dipakai untuk menghubungkan stuffing box
harus sedemikian, sehingga dapat diatur atau dibongkar pasang tanpa
mengganggu bagian-bagian lain atau operasi packing gland.
Operator
Katup-katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang, roda pemegang
rantai, magnetic operator dan sebagainya seperti yang ditujukkan pada gambar
pabrikasi. Katup-katup dapat dibuka dengan cara memutar berlawanan dengan
arah jarum jam atau panah penunjukkannya yang dibuat oleh pabrik pembuatnya.
Gambar-gambar Pabrikasi
Rekanan harus mengajukan gambar-gambar pabrikasi (shop Drawing) kepada
Direksi/Pemberi Tugas untuk disetujui. Gambar-gambar tersebut harus
mencakup:
- Daftar dan urutan material
- Detail seal dan bagian-bagian yang dapat berubah
II-14
- Nama Pabriknya
- Ukuran, Detail, baban dan tebal setiap item.
II-15
- Katup penahan dengan diameter moninal 300 mm dan lebih besar harus dan
jenis "non slamming" dengan "Concreatic Spring Loaded Disc" atau " Conreatic
Rubber Membrance".
- Katup penahan dengan diameter lebih kecil dari 300 mm harus dibuat
sedemikian rupa sehingga cakram (disc) atau alat-alat lain sehingga
pelengkapnya mudah dibuka dan diganti tanpa harus membuka seluruh katup
dan perpipaan.
- Badan katup harus terdiri dari cor dengan kekuatan tarik minimum 2.200 kg/cm 3.
Cakram harus dari perunggu dengan besi cor atau perunggu seluruhnya.
- Body seat harus dengan ulir cepat dan disekrup ke dalam kedudukan yang benar
pada badan. Muka dari cincin harus dihaluskan dengan mesin.
- Setiap katup harus mampu menahan tekanan hidrolis 20 kg/cm 2 dengan ujung
kepala besar. Pengujian harus menunjukkan tidak adanya kebocoran pada logam
dan sambungan.
II-16
2.3.7 Katup Pelepas Udara dan Katup Hampa Udara
- Katup hampa udara dan katup pelepas udara berbadan kuat sekali dibuat dan
besi cor atau bahan besi tempa, pelampung dari baja tahan karat dan
direncanakan untuk tekanan kerja 10 kg/cm 2. Katup mempunyai katup
penutup secara menyeluruh yang digunakan selama pemeliharaannya.
- Semua unsur yang bergerak harus dibuat dan baja tahan karat atau perunggu.
- Katup yang berlubang lebar (pemecah kehampaan) harus mempunyai lubang
yang berbentuk bulat, terbuka penuh bila ruang katup kosong dan tertutup
repat dengan sendirinya bila ruangnya penuh air.
- Katup berlubang kecil (pelepas udara) digerakkan terapung dan tertutup bila
ruang katupnya penuh dengan air.
- Katup berlubang rangkap adalah bersifat gabungan antara katup berlubang
kecil dengan katup berlubang lebar. Katupnya akan mengeluarkan
gelembung-gelembung udara yang kecil-kecil bila jaringan kena tekanan,
terbuka penuh mulutnya bila ruang katup kosong dan tertutup rapat dengan
sendirinya, bila ruangnya penuh dengan air.
- Setiap katup diuji di bawah tekanan hidrostatis 10 kg/cm 2 dan tanpa kebocoran.
II-17
TEST BENCH
2.4.2 U m u m
Test bench adalah alat kalibrasi yang digunakan untuk mengukur
akurasi / ketepatan dan meteran air ½ ―, ¾ ‖, 1‖ perlengkapan test
bench tersebut antara lain :
Inlet Valve
Manometer
Mechanical Clamp
Conecring Head
Vacum Valve
Flow Endicator
Tabung Ukur
Outlet Valve
Tangki Air
Meja Test Bench
Perpipaan
II-18
b. Kemampuan uji Water Meter pada temperatur 40 °C mampu menahan
Working Pressure minimal sebesar 10 Kg/ Cm2.
c. Pada setiap Body Water Meter / bagian yang terlihat dari luar harus
jelas kelihatan tanda panah arah aliran ukuran merk.
d. Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
Untuk 1 (satu) kali operasional dapat mengkalibrasi minimal 10 buah meteran air.
Test bench ini dapat digunakan dengan baik pada kapasitas pengaliran minimum
10 - 30 liter/jam dan maximum 4 - 10 m3/jam.
Seluruh bahan besi yang digunakan telah dilakukan proses anti karat dengan
pengecatan atau epoxy pada bagian luar dan dalam.
II-19
petunjuk pemakaian.
1) Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan jointing
materialnya (coupling, mur baut dan gasket) sesuai dengan sistem
sambungan.
2) Pengadaan Water Meter tersebut harus sudah sesuai dengan Undang -
Undang No. 2 Tahun 1981 oleh Direktorat Metrologi.
3) Meter air harus dilengkapi tempat penyegelan yang baik, sehingga meteran
air tersebut tidak dapat dibuka atau diubah peralatan dalamnya tanpa
merusak segel.
4) Bahan-bahan yang digunakan harus tahan korosi baik langsung
maupun tidak langsung.
5) Bahan-baban yang digunakan harus tahan terhadap temperatur air, 40 °C.
6) Bahan pada bagian penutup, kepala, dan bahan Water Meter harus
memenuhi syarat kadar tembaga minimal 65 %.
7) Baut, skrup harus terbuat dari bahan tahan korosi.
2.6.3 Perlengkapan
Perlengkapan alat bantu dan Tangki harus disupplai secara lengkap termasuk
II-20
jointing materialnya, persyaratan dan standard bahan-bahan dan sistim
sambungan harus sesuai dengan Standard SII baik untuk alat bantu PVC maupun
GIP dan lain-lain.
Jika tidak ditentukan lain maka kebutuhan alat-alat bantu untuk Tangki sesuai
dengan daftar/gambar bestek dan atas persetujuan Direksi.
Fiber Glass Reinforced Polyester (FRP) Tank dengan ketentuan sebagai berikut:
II-21
SEKSI II
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL DAN ACCESSORIES
2.7 UMUM
II-22
standard yang diterima secara internasional yang dinyatakan bahwa
kualitas secara keseluruhan paling sedikit sama dengan yang
dibutuhkan oleh standard yang telah ditentukan.
2.7.2.2 Singkatan-Singkatan
Bila ada singkatan-singkatan dalam Spesifikasi Teknis ini, maka
singkatan-singkatan tersebut dianggap mengacu kepada spesifikasi,
standard atau metoda dari masing- masing negara atau asosiasi
internasional.
ASTM : American Society of Testing Material (Lembaga
Pengujian Material Amerika).
AWWA : American Water Works Association (Asosiasi
Pekerjaan Pengairan Amerika).
BS : British Standard (Standar Inggris).
ISO : International Organization for Standardization
(Organisasi Internasional untuk Standarisasi).
JIS : Japanese Industrial Standard (Standar
Industri Jepang).
SII : Standard Industry Indonesia.
2.7.3 Material Terpakai
- Pipa Steel dan asesoriesnya, sesuai dengan : SII 2527-90
- Pipa, Fitting dan asesories galvanis, sesuai dengan : SII 0161-81
- Fitting DCI, sesuai dengan : ISO 2531-1986
2.8 PENGEPAKAN
2.8.1 Penyimpanan Pipa, Fitting dan Peralatan Pipa
Pipa, fitting dan accessories harus disimpan oleh pemasok tidak
langsung bersentuhan dengan permukaan tanah, dan harus diberi
penopang, diberi alas dan diikat serta ditutup sehingga tidak terkena
sinar matahari secara langsung.
Tumpukan pipa-pipa tidak boleh saling bersentuhan satu dengan yang
lain secara langsung dan ditumpuk sesuai aturan dan ketentuan yang
ditetapkan oleh pabrikan.
Coupling dan sambungan (dan semua komponen terkait) dan barang
serupa yang lain harus disimpan di tempat yang bersih, kering tidak
langsung diletakkan di permukaan tanah / lantai dan terlindung atau pada
daerah yang tertutup yang disediakan oleh Pihak Pembeli.
II-23
Apabila ada item barang yang harus disimpan mempunyai keawetan
yang terbatas atau mengharuskan untuk disimpan di tempat tertentu,
maka cara penyimpanannya harus sesuai dengan instruksi pabrik.
Lahan penyimpanan disediakan oleh Pihak Pembeli dan Pemasok barang
akan menjamin keamanannya.
2.8.2 Transportasi dan Handling
Setiap kendaraan yang akan mengangkut pipa harus mempunyai panjang
badan sedemikian rupa sehingga yang diangkutnya tidak menggantung.
Pipa yang besar dimuat ke kendaraan sedemikian rupa supaya aman
selama dalam perjalanan.
Cara pengemasan pipa, kedua ujung pipa dilengkapi dengan pelindung
ujung pipa (end protector) tanpa merusak lapisan seng.
Pipa-pipa tersebut harus ditangani sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Pipa sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau digulingkan dari kendaraan
atau didorong sedemikian rupa sehingga bertabrakan satu dengan yang
lain, dan juga tidak boleh diseret atau ditarik. Perlakuan tersebut di atas
berlaku juga untuk valve, fitting dan accessories.
2.9 PIPA BAJA
2.9.1 Material Dan Fabrikasi
Pipa baja/ steel harus dibuat dari plat atau lembaran baja dan
sambungannya menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau
pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, di tes dan dibersihkan.
Lembaran atau plat-plat baja harus mempunyai batas keruntuhan
minimum tidak kurang dari 266 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus
memenuhi standard berikut :
SNI 07-0949-1989 Plat Baja Carbon untuk uap dan bejana tekan.
SNI 07-0822-1989 Baja Carbon strip canai panas untuk pipa.
SNI 07-1338-1989 Baja Carbon tempat
ASTM A 283, Grade D
ASTM A 570, Grade 33
JIS G 3101, Class 2
JIS G 3452, SGP
JIS G 3457, STYP
Fabrikan pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-
0822-1989 atau SII 2527-90 atau JIS G 3454 dan JIS G 3457. Ketebalan
dan kelebaran pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang pipa
dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan pengguna barang
II-24
boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh
tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling
yang dibuat di pabrik harus dengan pengelasan sudut (Butt Welded).
Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu
pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang
pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang,
kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi
berlawanan untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring,
Pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar maupun
pada bagian dalam pipa.
II-25
Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa Baja
Berat
Nominal
Diameter Diameter Tebal Pipa Tanpa
Ukuran Dalam Luar Lapis Seng
Nominal (mm) Sebelum
Diulir
(mm) (inch) Nomi Maks Min. (inch) (kg/m)
nal .
15 ½ 21.3 21.8 21.0 2.6 1.21
20 ¾ 26.9 27.3 26.5 2.6 1.56
25 1 33.7 34.2 33.3 3.2 2.41
32 1¼ 42.4 42.9 42.0 3.2 3.10
40 1½ 48.3 48.8 47.9 3.2 3.56
50 2 60.3 60.8 59.7 3.6 5.03
Medium 65 2½ 76.1 76.6 75.3 3.6 6.42
80 3 88.9 89.5 88.0 4.0 8.36
100 4 114.3 115. 113. 4.5 12.2
0 1
125 5 139.7 140. 138. 5.0 16.6
8 5
150 6 165.1 166. 163. 5.0 19.8
5 9
200 8 219.1 221. 216. 6.4 33.32
3 9
250 10 273.0 275. 270. 6.4 41.75
7 3
300 12 323.8 327. 320. 6.4 49.71
0 6
*SNI 0039 : 2013 (ERW / HFW)
2.9.3 Fitting
Semua fitting baja / steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pada bagian 3.2 dan harus
didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat
saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai
dengan AWWA Manual M11 atau standard pembuatan yang dapat
disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding harus
sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasi dalam bagian 3.2 dan
standard berikut ini :
Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311
(sampai dengan 500 mm) dan JIS G 3451 atau AWWA C 208.
― Bend‖ yang mempunyai sudut difleksi sebesar 22,5 derajat dan lebih
kecil harus terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut
difleksi lebih besar dari 22,5 derajat sampai dengan 45 derajat harus
II-26
difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang
mempunyai sudut difleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari
empat potongan bend.
2.9.4 Sambungan
Pipa dan alat bantu yang mengalirkan air agresif yang bukan kapur.
Semua pipa baja dan alat bantu harus dilapisi didalam dengan
lapisan pelindung spesi semen.
Pemberian lapisan dalam pipa harus lurus memenuhi persyaratan
Centripugal Cement Linning dari ISO, AWWA C 205 atau BS 534
atau dengan metode lain yang setara.
Dalam penyimpangan dari pelapisan dalam proporsi pasir terhadap
II-27
semen tidak boleh lebih dari 3 bagian pasir berbanding 1 bagian
semen dalam berat.
Dalam penyimpangan pelapisan dalam suhu pengeringan sama
sekali tidak boleh kurang dari 5o Celcius.
Dalam penyimpangan pelapisan dalam tebal lapisan yang sudah
kering toleransinya sbb:
2.10 VALVE
2.10.1 U m u m
2.10.1.1 Persyaratan Umum
Setiap katup pada dasarnya badannya terdiri dari besi cor atau besi
ductile dengan dudukan karet, piringan (disc), sebuah lubang katup
dan penggerak mekanik, dan harus dalam segala hal memenuhi
persyaratan ―Standards for Rubber - Seater Butterfly Valves‖
(AWWA Designation C 504) atau standar International yang lain
II-28
yang diakui yang menjamin kwalitas yang sama atau lebih tinggi
dari standar yang disebutkan di sini dan harus direncanakan untuk
tekanan kerja tidak kurang dari 12 bars.
Setiap piringan katup berputar dengan sudut 90 derajat antara
keadaan terbuka penuh dengan tertutup seluruhnya, dan piringan
berada dalam posisi tertutup, sebuah bidang datar melalui sumbu
perputaran dari piringan katup harus vertikal.
Penggerak mekanik harus disertakan pada badan katup dan harus
memenuhi standar AWWA C 504. Mur operasi harus mempunyai
luas 5 cm persegi (2 inci).
Setiap penggerak mekanik harus dapat dilepaskan guna
pemeriksanaan atau perbaikan dan dilengkapi dengan
perlengkapan untuk penguncian piringan dalam keadaan terbuka
penuh atau tertutup ketika penggerak mekanik dilepas.
Semua bagian dari penggerak mekanik harus siap setiap saat untuk
pemeriksaan, penyesuaian, perbaikan dan penggantian.
Penggerak mekanik untuk pengoperasian katup dengan tangan
harus dapat mengunci sendiri sedemikian rupa sehingga getaran
tenaga air tidak akan menyebabkan piringan bergerak dari
tempatnya.
Semua katup yang disediakan menurut persyaratan ini harus cocok
untuk pengoperasian berulang guna mengatur aliran air minum,
dan juga tetap dapat beroperasi dengan baik meskipun setelah
jangka waktu lama tidak dioperasikan baik dalam keadaan tertutup
atau terbuka.
II-30
setebal 3 lapis (3 kali semprotan). Ketebalan minimum pelapisan
kering adalah 0.20 mm.
a. Katup pembuka harus dari bor yang menerus lurus dan badannya
terbuat dari besi ductile dan puncak katup perunggu yang merupakan
piringan ganda irisan solid, dari tipe yang tangkainya tidak
naik/timbul ke atas. Katup harus memenuhi standar AWWA C 500
― Gate Valves for Water and Other Liquid‖ atau standar
internasional yang lain yang diakui dan dapat menjamin kwalitas
yang setara atau lebih tinggi dari standar yang disebutkan di sini dan
harus direncanakan untuk mempunyai tekanan kerja tidak kurang
dari 16 bars.
b. Katup dengan ukuran ³ ND 50 mm harus disediakan dengan flens
pada ujungnya.
c. Lapisan coaltar epoxy harus dilapiskan pada permukaan luar dan
dalam katup besi kecuali permukaan akhir atau yang bersifat
memikul beban. Permukaan- permukaan harus bersih, kering dan
tidak berminyak sebelum pelapisan. Pelapisan dilaksanakan dengan
tiga kali semprotan. Ketebalan pelapisan kering minimum 0.20 mm.
2.10.3 Air Valve (Katup Pelepas Udara)
a. Katup pelepas udara harus mempunyai badan yang terbuat dari besi
tuang atau besi ductile berkekuatan tinggi, pelampung dari baja anti
karat, dan dirancang untuk tekanan kerja sebesar 16 bars. Katup harus
berisikan katup penutup yang lengkap untuk digunakan selama
pemeliharaan.
b. Semua bagian-bagian yang bergerak harus terbuat dari baja anti karat
atau perunggu.
c. Katup bemulut lebar / ― Large Orifice‖ (pemecah kehampaan) harus
mempunyai mulut (lubang pembukaan) dengan penutup berbentuk
bola, yang terbuka penuh bila ruang katup kosong dan tertutup rapat
(drop-tight) bila ruangan katup penuh dengan air.
d. Katup bermulut kecil / ―Small Orifice‖ (pelepas udara) harus bergerak
terapung dan tertutup apabila ruangan katup penuh dengan air.
e. Katup bermulut ganda ― Double Orifice‖ harus merupakan gabungan
II-31
antara karakteristik dari katup bermulut kecil dan katup bermulut
besar. Katup harus mengeluarkan kantong-kantong udara kecil ketika
saluran mendapat tekanan, membuka penuh ―Large Orifice‖ ketika
ruang katup kosong dan tertutup rapat (drop-tight) ketika ruangan
penuh dengan air.
f. Setiap katup harus diuji secara hidrostatis pada tekanan udara 10 bars
tanpa menunjukan kebocoran.
2.10.4 Sambungan
Semua sambungan yang berbetuk flange harus mengacu standar ISO
2531-86. Spigot dan Socket harus sesuai / cocok dengan pipa PVC dan
mengacu Standar SII 0344-82 dan ISO 4065 - 78.
Fititing DCI yang dipasang harus dilengkapi dengan gasket karet yang
cocok untuk sambungan mekanik, kecuali bila dinyatakan lain. Gasket
harus berukuran dan berbentuk serupa apabila disambung sesuai dengan
petunjuk pabrik, serta memberikan sealed yang positif dalam batas-batas
defleksi dan tarikan sambungan maksimum yang ditetapkan oleh pabrik.
Dalam keadaan terpasang antara sambungan dan gasket masih dalam
batas toleransi dan dalam batasan tekanan yang telah ditetapkan.
Defleksi sambungan yang diijinkan pabrik tidak lebih dari 2,5 derajat
persambungan.
2.10.5 Pelapisan Dalam
Fitting harus sesuai dengan ISO 4179 yang mengacu pada ketebalan pipa
lurus dengan diameter yang sama. Toleransi ketebalan lapisan dalam
harus ditambah 6 mm untuk fitting. Toleransi negatif tidak
diperbolehkan.
2.10.6 Pelapisan Luar (Pipa terpendam)
Fitting-fitting yang dipasang di bawah tanah harus dilapisi bagian
luarnya dengan lapisan bituminous yang sesuai dengan BS 4147 atau BS
3416, atau yang setingkat. Pelapisan yang telah selesai harus memiliki
ketebalan kira-kira 0,04 mm, menerus, rata tidak rapuh pada waktu kena
angin atau tidak lekat pada waktu kena sinar matahari. Pelapisan harus
benar-benar melekat pada pipa.
II-35
2.12 PEKERJAAN JEMBATAN PIPA
2.12.1 Manajemen Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Pipa
Yang dimaksud dengan baja struktur adalah bahan struktur jembatan baja seperti
jembatan baja, gelagar baja komposittermasuk komponen galagar baja komposit
seperti balok, pelat,baut, ring, diafragma yang digunakan sebagai suatu
komponenkonstruksi jembatan.
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup struktur bajadan bagian baja
dari struktur baja komposit, yang dilaksanakan memenuhi garis, kelandaian dan
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar atau yang ditetapkan oleh Owner. Pekerjaan
ini terdiri atas pelaksanaan struktur baja baru,pelebaran dan perbaikan dari struktur.
Pekerjaan ini juga akan mencakup penyediaan, fabrikasi,pemasangan, galvanisasi
dan pengecatan logam struktursebagaimana yang disyaratkan dalam spesifikasi ini
atausebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar. Logam strukturharus meliputi
baja struktur, paku keling, pengelasan, baja khususdan campuran, elektroda logam
dan penempatan dan pengecoranbaja. Pekerjaan ini harus juga terdiri atas setiap
pelaksanaan logamtambahan yang tidak disyaratkan lain, semua sesuai
denganspesifikasi ini dengan gambar.
2.12.2 Persyaratan
2.12.2.1 Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia ( SNI ):
RSNI T-02-2005 Beban Jembatan
RSNI T-03-2005 Baja Baru
2.12.2.2 Persyaratan Bahan
1) Penyimpanan bahan
Pekerjaan baja, baik fabrikasi di bengkel dan di lapangan, harus ditumpuk
di atas balok pengganjal atau landasan sedemikian rupa sehingga tidak
bersentuhan dengan tanah dan dengan suatu cara.Apabila pekerjaan baja
ditumpuk dalam beberapa lapis, maka pengganjal untuk semua lapis harus
berada dalam satu garis.
2) Perlindungan Bahan
Bahan harus dilindungi dari korosi, dan kerusakan lainnya danharus tetap
bebas dari kotoran, minyak, gemuk, dan benda-benda asing lainnya.
Perlindungan korosi dapat di lakukan dengan galvanisasi dan atau
pengecatan pada permukaannya.
a) Galvanisasi
II-36
Semua komponen struktur baja termasuk komponen gelagar baja
komposit termasuk balok, pelat, baut, ring, diafragama dan sejenisnya
harus digalvanisasi dengan sistem pencelupan panas sesuai dengan
AASHTO M.
b) Pengecatan
(1) Permukaan yang akan di cat harus bersih dan bebas dari lemak,debu,
produk korosi, residu garam, dan sebagainya.
(2) Jenis,komposisinya dan tebal cat harus sesuai dengan
PedomanTeknik No.028/T/BM/1999.
Apabila ditentukan lain maka sistem proteksi dapat dilakukan dengan
cara pengecatan dengan bahan cat yang telah terlebih dahulu disetujui
jenis dan ketebalannya lapisan pelindung awal (primercoating) yang
berupa cat dasar untuk menghindari terjadinya karatsebelum
pengecatan.
2.12.3 Persyaratan Kerja
Pengajuan Kesiapan Kerja
1) Penyedian Jasa harus menyerahkan laporan pengujian yang menunjukkan
kadar bahan kimia dan pengujian fisik setiap mutu baja yang digunakan dalam
pekerjaan.
2) salinan gambar kerja yang disiapkan oleh atau atas nama Penyedia Jasa.
3) Penyedia Jasa harus menyerahkan program dan metodepelaksanaan yang
diusulkan termasuk semua gambar kerja dan rancangan untuk pekerjaan
sementara yang diperlukan.
4) Penyedia Jasa harus memberitahu secara tertulis sekurang-kurangnya 24 (dua
puluh empat) jam sebelum memulai pembongkaran struktur lama atau
pemasangan struktur baja yang baru.
2.12.4 Pelaksanaan
1) Fabrikasi
Untuk sambungan Las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat
kesalahan penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15
kali ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm, Akan tetapi, baik
perbedaan ketebalan yang timbul dari toleransi akibat proses roling maupun
kombinasi toleransi akibat proses roling dan kesalahan penjajaran yang diizinkan
di atas, maka penyimpangan yang melampaui 3 mmharus diperhalus dengan
suatu kelandaian 1:4.
II-37
2) Pemotongan
Pemotongan harus dilaksanakan secara akurat, hati-hati dan rapi. Setiap
deformasi yang terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-
tepi potongan pada elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah selesai
dikerjakan, harus dibulatkan dengan suatu radius kira-kira 0,5 mm atau
ditumpulkan. Pengisi,pelat penyambung, batang pengikat dan pengaku lateral
dapat dibentuk dengan pemotongan cara geser (shearing), tetapi setiap bagian
yang tajam seperti duri akibat pemotongan harus dibuang.Setiap kerusakan yang
terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-sudut ini umumnya dibulatkan
dengan suatu radius 1,0 mm
3) Pengelasan
Prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di lapangan, termasuk keterangan
tentang persiapan pemukaan-permukaanyang akan disambung harus diserahkan
secara tertulis, untuk persetujuan dari Owner sebelum memulai fabrikasi. Tidak
ada prosedur pengelasan yang disetujui atau detail yang ditunjukkan dalam
gambar yang harus dibuat tanpa persetujuan dari Owner. cara menandai setiap
pelengkap sementara harus disetujui terlebih dahulu oleh Owner. Setiap goresan
pada pelengkap sementara harus diperbaiki sampai diterima oleh Owner. Apabila
perbaikan dengan pengelasan diperlukan. Maka perbaikan ini harus dilaksanakan
atas persetujuan Owner.
Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan
pengelasan yang mengenai permukaan harus dibersihkan.Agar dapat memperoleh
ketebalan elemen baja yang penuh pada sambungan dengan pengelasan maka
harus digunakan pelat penyambung "run-on" dan "run-off “ pada bagian ujung
elemen.
4) Pengecatan
Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan Pedoman Teknik di dalamteknik
pengecatan.
5) Pengangkutan
Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk
identifikasi dan pemasok bahan struktur baja harus memberikan suatu diagram
pemasangan atau manual pemasangan dengan tanda-tanda pemasangan yang
ditunjukkan didalamnya. Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian
rupa sehingga elemen struktur pada waktu diangkut dan dibongkar ditempat
tujuannya tidak mengalami tegangan, deformasi yangberlebihan, atau kerusakan
II-38
lainnya. Baut dengan panjang dan diamater yang sama, serta mur yangterlepas
dari baut atau ring harus dikemas terpisah. Pen (pin),bagian-bagian yang kecil,
dan paket- baut, ring dan mur harus dikirim dalam kotak, krat atau tong, dan berat
kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar dan uraian dari
bahan-bahan yang terdapat didalam setiap kemasan harus tertulis dan disebutkan
pada bagian luar kemasan dan diusahakan tidak mudah bilang atau tersobek pada
waktu pengiriman.
2.12.5 Pemasangan Jembatan Baja
1) Pemasangan Konstruksi Jembatan
Yang dimaksud dengan pemasangan jembatan baja adalah pekerjaan pemasangan
struktur jembatan baja seperti jembatan rangka baja, gelagar baja komposit,
jembatan rangka baja semi permanen atau darurat dalam proses pelaksanaan
pekerjaan pemasangan ini akan mencakup sebagaimana yang diperlukan,
penanganan, landasan, identifikasi dan penyimpanan semua bahan komponen
baja, pemasangan landasan, perakitan, dan penempatan posisi akhir struktur
jembatan baja, pencocokan komponen dan sistem lainnya yang diperlukan untuk
pemasangan struktur jembatan baja sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi
ini.
2) Tahap Pekerjaan
Setelah penerbitan detail pelaksanaan (shop drawing) untuk tiap jembatan baja
yang termasuk dalam cakupan kontrak, penyediajasa harus menjadwalkan
program pekerjaannya sedini mungkin dalam periode pelaksanaan. Urutan dan
waktu yang sangat terinci dari operasi pemasangan untuk setiap jembatan harus
digabungkan dalam jadwal pelaksanaan.
3) Pengaturan Lalu Lintas
Pengaturan lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada bagian ini dengan
ketentuan tambahan berikut ini :
Apabila pemasangan struktur jembatan baja memerlukan pembongkaran atau
penutupan seluruh jembatan lama, makaprogram penutupan harus
dikoordinasikan dengan Owner agar pengalihan lalu lintas (detour) atau
perlengkapan alternatif lainnya dapat disediakan untuk memperkecil gangguan
terhadap lalu lintas.
4) Peralatan dan Perancah
Penyedia Jasa harus menyediakan setiap peralatan dan perancah yang diperlukan
unluk pemasangan struktur baja. Perlengkapan pemasangan ini termasuk pengaku
II-39
sementara, semua perkakas,mesin, dan peralatan termasuk pasak pengungkit
(drift) dan baut penyetel. Perancah dan pengaku sementara harus dirancang,
dibuat dan dipelihara sebagaimana mestinya agar dalam tahap pemasangan semua
perancah dan pengakut-pengakut berfungsi dan dapat menahan semua gaya dan
beban struktur baja selama pemasangan.
5) Komponen Struktur Baja
Semua bahan atau komponen baja untuk pemasangan struktur jembatan baja yang
telah dibeli dapat disimpan dalam satu depo penyimpanan berbagai peralatan
Pemilik atau lebih. Bahan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat
baru atau pernah dipasang sebelumnya pada lokasi lain. Ketentuan bahan cara
prosedur pemasangan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat
berbeda-beda menurut sumber sistem patent bahan yang telah dibeli sebelumnya
oleh Pemilik.
II-40
SEKSI III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA & ACCESSORIES
2.13 PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada Pemborong
tentang metodologi teknis secara umum maupun hal-hal non teknis yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan pemasangan jaringan perpipaan yang harus diikuti dan ditaati
oleh Pemborong.
Secara garis besar hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pemborong adalah sebagai
berikut :
a. Arah aliran air di dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar rencana
―Sistim Jaringan Distribusi Air Minum‖.
Sehingga semua peralatan pengatur aliran telah direncanakan dan Pemborong
tidak boleh mengubah lokasi / perletakan peralatan tersebut kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi / Tenaga Ahli.
b. Seluruh pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan sesuai dengan cara yang benar,
rapi dan cukup kuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan gambar-gambar
rencana serta instruksi- instruksi dari produsen agar sedapat mungkin diterapkan
dengan baik.
c. Apabila pipa-pipa dipasang / ditanam di dalam tanah, maka dasar parit-Galian
galian pipa harus rata dan bebas dari benda-benda yang keras seperti batu atau
kerikil besar.
d. Pemborong tidak diperbolehkan membengkokkan pipa tetapi harus
menggunakan alat rakit belokan (bend / elbow) dan pencabang (tee) untuk
maksud tertentu.
e. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang selanjutnya harus diuji secara
hidrostatis, untuk itu bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit maupun
perlengkapannya tidak boleh ditimbun sebelum pengujian tekanan hidrostatis
selesai dilaksanakan. Pengujian ini dinyatakan berhasil dengan memuaskan bila
tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.
f. Pekerjaan khusus dan gambar rencana yang tidak tercantum dalam spesifikasi
teknis ini, harus dikerjakan oleh Pemborong dengan ketentuan dari Direksi /
Tenaga Ahli atau diatur dalam Spesifikasi Teknis khusus secara terpisah.
2.13.1 Peralatan yang Disediakan Oleh Pemberi Tugas
Pemberi tugas akan menyiapkan peralatan untuk digunakan oleh
Pemborong apabila dianggap perlu, yang terdiri dari :
II-41
a. 1 (satu) set peralatan pemasangan pipa masing-masing untuk
diameter 200 mm, 250 mm, 300 mm untuk pipa PVC dan diameter
300 mm, 400 mm untuk pipa steel.
b. ―Tapping Bor‖ apabila diperlukan untuk berbagai diameter.
Setiap set peralatan pemasangan pipa terdiri dari :
- 1 buah pipa cutter (pemotong pipa)
- 1 buah pipe trimmer
- 12 buah spare trimmer bits
- 2 buah pipe pullers (untuk pipa asbes semen diameter > 300 mm)
Pemborong harus memelihara semua peralatan dan mengembalikan dalam
keadaan masih berfungsi dengan baik, segera setelah pekerjaan selesai.
2.13.2 Peralatan Pemborong
Pemborong harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, minimal adalah sebagai berikut :
- Satu buah truck ukuran sedang untuk pengangkutan pipa.
- Alat pemotong pipa secara mekanis (mechanically operated pipe cutter)
- Peralatan penyambung pipa.
- Peralatan untuk menurunkan pipa kedalam Galian galian pipa.
- Vibrator, untuk memadatkan urugan (sebuah setiap lokasi).
II-45
rintangan lain, maka Pemborong harus menggali rintangan tersebut sampai
20 cm di bawah dasar Galian serta di setiap sisi pipa dan perlengkappannya,
kemudian mengisi kembali dengan pasir dan memadatkannya sampai
ketinggian yang diperlukan. Pipa tidak boleh diturunkan ke dalam Galian
sebelum Galian mempunyai kedalaman yang telah ditentukan. Panjang
Galian yang digali harus disesuaikan dengan panjang pipa yang akan
dipasang dan pemasangannya harus sesuai gambar rencana.
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan
menyambungkan dengan baik, timbunan harus ditempatkan dan
dimampatkan seperti yang diisyaratkan. Galian harus dibuat dengan lebar
ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga, penguat
galian dan peralatan pipa. Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap
sambungan, agar dapat dikerjakan dengan baik. Galian harus dibuat sampai
kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang rata dan
seragam pada tanah yang padat di setiap tempat, dianatara ruang
penyambungan.
2.14.2.3 Penguat Galian Galian
II-49
Semen harus disimpan dengan baik untuk mencegah kelembaban atau
pencemaran oleh bahan-bahan lain.
Pasir dan kerikil / batu pecahan harus diangkut, ditangani dan ditimbun
sedemikian rupa, sehingga yang berukuran nominal terpisah dari yang
berukuran lain dan tidak tercampur dengan benda-benda lain. Kerikil
dan batu pecahan harus didapat dari sumber yang telah disetujui, harus
keras, tahan lama, bersih serta bebas dari lapisan yang menempel dan
dari debu.
2.15.1.3 Beton
Perbandingan campuran beton harus 1:2:3 kecuali ada ketentuan lain.
Untuk mendapatkan mutu beton yang baik perbandingan kerikil dan
pecahan batu yang digunakan harus diubah-ubah ( dapat dipadatkan
dengan baik tanpa penggunaan terlalu banyak air ). Untuk pencampuran
semen harus digunakan air yang bersih. Beton harus dicor dan
dipadatkan tidak kurang dari 30 menit setelah dicampur dan dibiarkan
dalam keadaan basah dan terlindung dari sinar matahari.
2.15.1.4 Cetakan dan Penyempurnaan
Cetakan untuk cor beton dibuat rapi dan diperkuat secukupnya seperti
tertera pada gambar. Semua sambungan-sambungan harus rapat untuk
menjamin agar tidak terdapat kebocoran yang menyebabkan beton
menjadi basah pada cetakannya. Cetakan tidak boleh dibongkar selama
24 jam setelah pengecoran.
Permukaan beton yang horizontal dan yang terlihat harus diratakan
sampai halus dengan sendok baja setelah perkerasan pertama terjadi.
2.15.1.5 Baja
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar dan
bersih, bebas dari debu serta karat. Baja yang digunakana dalam
konstruksi harus baru.
2.15.1.6 Bata merah
Bata merah bermutu yang digunakan dan harus mendapat persetujuan
Direksi / Tenaga Ahli. Bila diminta, Pemborong harus menyediakan
II-50
contoh-contoh bata merah. Bata merah harus dipasang rapi dan
sambungan-sambungannya harus sama rata dengan permukaan,
penggunaan bata merah yang pecah atau rengat dilarang.
Adukan untuk bata merah harus terdiri atas 1 bagian semen dan 3 bagian
pasir.
Manhole dibuat dari bahan beton berbentuk bulat dengan konstruksi sesuai
dengan gambar rencana. Tutup manhole harus baru, berat (rapat gas). Tangga
manhole dibuat dari besi galvanis atau cast iron dengan diameter injakan
minimal 2,5 cm.
2.15.4 Ruang Katup
Ruang katup (valve chamber) harus dibangun dengan bahan dan jenis
konstruksi seperti pada gambar-gambar rencana.
Ruang katup tidak boleh mengeluarkan / meneruskan tekanan dari atas
terhadap katup dan harus terletak di tengah dan melampaui bagian mur dari
katup dengan tutup bak yang sesuai dengan permukaan jalan / tanah setempat
atau pada permukaan lainnya sesuai dengan pengarahan dari Direksi / Tenaga
Ahli. Kotak luar harus ditempatkan di atas pelat beton bertulang yang dituang
langsung di tempat sesuai gambar rencana. Kotak-kotak luar akan diserahkan
kepada Pemborong dalam keadaan biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisi dalam dan sisi atas dari besi tuang disikat
dengan sikat kawat dan dicat dengan ter batubara atau cat yang sejenis, yang
disetujui oleh Direksi /Tenaga Ahli. Kotak luar harus dipasang sedemikian
rupa, sehingga tiada tegangan yang dapat diteruskan kepada katup. Kotak itu
harus dipasang tegak lurus dan kosentris terhadap poros katup.
Hidran-hidran harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan saluran
pembuangan dari katup api menjurus ke jalan. Hidran disetel pada sebuah tegel
/ pelat semen yang dipancangkan dengan menuangkan kurang lebih 20 liter
II-51
beton (beton tipis) di atas tegel beton itu. Setelah menyetel dan
mengencangkan hidran itu, bagian yang berada di bawah tanah harus
dilindungi dengan ter batubara atau sejenis sampai 5 cm di atas permukaan
tanah. Bagian yang tersisa harus dicat warna merah, tidak termasuk kopling
―STORZ‖ , tutup, rantai baja anti karat dan kepala poros. Katup pembuang
udara dan hidran kebakaran harus dipasang di tempat-tempat seperti tertera
dalam gambar rencana atau atas pengarahan dari Direksi / Tenaga Ahli.
Semua pekerjaan pipa harus dipasang dengan cara yang rapi dan menurut tata
cara kerja yang baik, instruksi dari produsen sedapat mungkin iterapkan.
Pemborong harus menyediakan instrumen alat dan fasilitas yang dianggap
memuaskan oleh Direksi / Tenaga Ahli serta memakainya dengan cara yang
aman dan praktis.
Semua pipa, alat bantu dan accessories harus baik dan bersih sebelum
dipasang. Jika terjadi persilangan antara perpipaan dan bagian struktur yang
lain maka Direksi / Tenaga Ahli akan memutuskan pekerjaan yang mana yang
akan dipindahkan, tanpa memperhitungkan yang mana lebih dulu dipasang,.
Union harus disediakan dekat peralatan utama pada jalur cabang untuk
memudahkan pembongkaran pipa.
Pengekang dari logam, batang pengikat atau penjepit dengan kekuatan cukup
untuk mencegah gerakan yang disediakan oleh Pemborong harus dipasang
menurut petunjuk gambar atau Direksi / Tenaga Ahli. Semua bagian untuk
sambungan (flens) harus dibersihkan seluruhnya sebelum pemasangan, paking
harus ditempatkan dengan teliti. Baut- baut harus dikencangkan bergantian
pada ujung yang berlawanan dari diameter sambungan dan dalam rotasi
sekeliling pipa. Untuk menjamin sambungan yang baik tidak diperlukan gaya
yang berlebihan.
Sambungan dengan flens harus dibaut secara kencang dan penuh dengan
II-52
memakai baut- baut mesin yang disediakan oleh pemborong. Paking harus
dipakai pada semua sambungan.
Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya harus diperhatikan agar
jangan sampai ada benda asing yang masuk ke pipa. Pada waktu instalasi pipa
sedang dihentikan, ujung pipa yang terbuka harus ditutup dengan cara yang
disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemotongan pipa di lapangan harus
dicegah seminimal mungkin. Bila pemotongan dan metode yang diperlukan
maka harus dilakukan dengan mesin pemotong dan metode yang sesuai
dengan hasil potongan yang rata dan tegak lurus terhadap as pipa. Pemotongan
harus dikerjakan hati-hati agar tidak merusak cat atau lapisan pipa.
Penanganan dan penyimpangan pipa dan alat bantu (fitting) harus dilakukan
dengan hati- hati. Pipa tidak boleh disimpan di bawah sinar matahari langsung,
kerusakan pada coating pipa. Kerusakan apapun yang dapat timbul harus
dicegah, pipa jangan sampai diletakkan di atas benda tajam. Pipa yang sudah
tergores atau cacat hingga lebih 10% dari tebal dinding akan ditolak.
Penumpukan pipa tidak boleh melebihi batas yang dianjurkan oleh produsen
dengan memperhitungkan kondisi sekitar.
Seluruh jaringan pipa harus dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi teknis.
sebesar 10 kg / cm2 pada suhu 300 celcius kecuali bila ditentukan lain.
Direksi dapat meminta dilakukannya pengujian tekanan dengan biaya
Pemborong dan / atau sertifikat-sertifikat pembuatan / pabrik.
Setelah perpipaan diterima oleh Direksi maka akan ditimbun di Daerah
Pergudangan Pemberi Tugas, dimana penyimpanan dan administrasi akan
sama perlakuannya dengan perpipaan yang diadakan oleh Pemberi Tugas.
Kecuali bila ditentukan lain oleh Pemberi Tugas, perpipaan dapat disimpan
oleh Pemborong di tempat penyimpanan dekat lokasi pekerjaan.
II-55
Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan setelah dipasang,
pipa yang rusak harus diperbaiki atau diganti. Setiap hari apabilla pekerjaan
telah berakhir maka ujung pipa yang terbuka untuk sementara waktu harus
ditutup dengan balok-balok dari kayu, penyekat-penyekat atau sebagaimana
yang diinstruksikan oleh Direksi / Tenaga Ahli. Setiap pipa harus dipasang
dengan tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan sedemikian rupa
sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan
konsentrasi yang tertutup.
Selama pemasangan, alat bantu sementara sebagai penompang pipa untuk
pengosongan dari sistim perpipaan pada titik terendah selalu terjamin.
Peralatan-peralatan rakit dan alat bantu harus dipasang pada lokasi yang tepat
sesuai gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Bila kerusakan terjadi pada waktu pemasangan pipa, peralatan-peralatan rakit
atau alat bantu pipa selama pemasangan, harus dilaporkan kepada Direksi /
Tenaga Ahli yang akan mengambil keputusan apakah harus diperbaiki atau
menolak bahan pipa bersangkutan yang rusak.
Pada ujung / akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan pipa harus berhenti
maka harus dipasang cap / dop dengan sambungan yang sesuai spesifikasinya
kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli.
2.17.7 Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat potong pipa yang disetujui oleh
Direksi / Tenaga Ahli serta harus dibersihkan dan dilakukan tegak lurus
terhadap sumbu pipa.
Semua pipa yang sudah dipotong harus mempunyai permukaan potong yang
licin sesuai dengan sudut yang diinginkan terhadap sumbu pipa tanpa merusak
pipa tersebut, pipa diameter 200 mm dan yang lebih besar, harus dipotong
dengan mesin potong agar cocok dengan alat penyambung.
Untuk pipa PVC, pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa dapat masuk
dengan mudah kedalam alat penyambung. Untuk itu ujung pipa sebelah luar
dikikir / digerinda tidak lebih dari setengah tebal pipa sampai licin dan
lingkaran ujung pipa dibuat dengan sudut ± 15 0 terhadap as pipa. Umumnya
pipa PVC (pipa bell ring) yang dikeluarkan dari pabrik telah digerinda /
dipinggul lebih dahulu.
Penyambung-penyambung cincin karet dari PVC memerlukan sebuah alat
pembantu profil ujung (end shoper tool).
II-56
Pemotong pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain harus
dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa dan
lapisannya, ujungnya harus dibuat halus dan rata.
2.17.8 Penyambung Pipa
Semua alat rakit dan ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum
disambungkan. Sambungan-sambungan antara pipa maupun antara pipa dan
peralatan- peralatan rakit harus dilaksanakan dengan mempergunakan cincin-
cincin karet, flens-flens dilas dan lain-lain sesuai gambar rencana.
Semua sambungan dan peralatan rakit yang diperlukan harus dipasang dengan
cara yang memenuhi syarat sehingga tidak menimbulkan tegangan dalam
keseluruhan sistem pipa dan harus dilaksanakan menurut petunjuk dari pabrik
bersangkutan. Defleksi pada sambungan- sambungan pipa PVC tidak boleh
melebihi 3 derajat. Setiap lengkungan pada pipa harus diperlengkapi dengan
peralatan rakit yang layak dan harus dipasang menurut sudut yang diinginkan.
2.17.8.1 Sambungan ―Push - on - Joint
Istilah ―bell end‖ atau ―socket‖ pada pipa PVC yang digunakan
di sini harus dianggap sebagai ujung dari pipa push - on joint.
Pipa harus dipasang dengan ujung bell yang menghadap ke arah depan
dari pemasangangan kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
Jika pipa diletakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar,
pemasangan harus dimulai pada bagian atas dan harus mendahului
bagian atas dengan ujung bell dari pipa yang bersudut.
Ujung spigot dari pipa harus dimasukkan ke dalam socket dengan
hati-hati agar tidak bersentuhan dengan tanah. Sambungan harus
diselesaikan dengan menekan bagian ujung yang datar ke dasar socket
dengan alat atau peralatan lain yang disetujui Direksi.
Bagian dalam ujung bell dan bagian luar ujung spigot harus
dibersihkan dari minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika
dipakai gelang karet untuk sambungan maka gelang karet yang
melingkar harus dipasang dan dimasukkan ke dalam gasket pada bell
socket.
Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan
bagian dalam dari gasket atau pada ujung pipa atau keduanya. Minyak
gelang harus berasal dari persediaan yang diberikan pabrik dan
II-57
disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemborong tidak diperkenankan
mempergunakan bahan yang tidak disetujui.
Jika dipakai sambungan dengan solvent cement maka bagian yang
akan disambung harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air.
Oleskan, solvent cement dengan sikat yang tipis sampai merata pada
ujung pipa sedalam socket atau bagian dalam fitting yang akan
disambung sesuai dengan yang diinstrusikan oleh pabrik pipa
bersangkutan.
Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus
tepat dengan bell dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push-on-joint
untuk membentuk belahan berjari-jari panjang maka jumlah defleksi
harus dengan persyaratan Direksi / Tenaga Ahli dan petunjuk dari
pabrik harus diikuti. Penting untuk membuat sambungan pipa pada
lintasan yang lurus dan defleksi dibuat sesudah sambungan
diselesaikan.
2.17.8.2 Sambungan Flens
Alat bantu flens dan peralatan-peralatan rakit harus dihubungkan ke pipa
dengan menggunakan adaptor-adaptor flens dan flens bebas kecuali bila
ada petunjuk dengan cara lain yang tertera pada gambar rencana.
Semua sambungan flens harus dibuat dengan mempergunakan paking-
paking karet dan mur baut yang digalvanisir secara celup panas dan harus
dipasang di antara kepala baut dan mur serta mur baut harus dikencangkan
secara bersilang. Selama pelaksanaannya harus diperhatikan agar tidak
merusak lapisan pelindung pada alat bantu dan peralatan-peralatan rakit.
Setelah selesai, setiap kerusakan pada lapisan pelindung harus diperbaiki
oleh Pemborong.
2.17.8.3 Sambungan Pipa Galvanis
Sambungan-sambungan antara pipa-pipa baja yang digalvanisir dan
peralatan- peralatan rakit maupun antara peralatan rakit dari baja yang
digalvanisir terhadap pipa- pipa lain, harus dilaksanakan dengan sistim
penyekrupan.
Sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari socket atau ujung-ujung
pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa
dipasang serat atau seal tape dan baru dimasukkan secara hati-hati pada
II-58
socket dan diputar sampai kencang.
Tidak ada satupun katup (valve) dari sistim yang telah ada, yang diubah-ubah
oleh Pemborong untuk tujuan apapun juga.
Apabila diperlukan, penyambungan dapat dilakukan tanpa menghentikan
aliran pipa lama dengan menggunakan clamp saddle beserta katup, kemudian
dibor dengan tapping bor khusus.
2.17.10 Perlengkapan Sambungan dan Alat-alat Pengatur
Pemasangan katup-katup, perlengkapan-perlengkapan sambungan dan
sebagainya harus mendapatkan pengawasan dan perhatian yang seksama
terhadap kebersihan, penompang- penompang dan sambungan seperti tersebut
di atas mengenai perpipaan. Katup-katup masuk bawah tanah yang terbuat dari
besi yang dapat ditempa, harus cocok terhadap pipa- pipa pada posisi
mendatar, sedangkan porosnya ditempatkan secara tegak lurus, kecuali bila
arah pipa tidak mendatar. Setelah diadakan penyetelan, kerusakan pada lapisan
pelindung harus diperbaiki.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari
poros, pembungkus dan kotak luar. Mur dari katup harus dapat dioperasikan
dengan mudah melalui lubang pembukaan atau lubang kontrol.
2.17.11 Pemasangan Pipa di Dalam Tanah
Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan
gambar rencana. Dasar Galian harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi
penompangan keliling yang merata dan kuat bagi bagian bawah dari setiap
pipa. Pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan Direksi / Tenaga Ahli
keadaan Galian tidak memenuhi syarat.
Setiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan derajat yang sesuai,
sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan
konsentrasi yang tertutup dan bukan merupakan ketidak lurusan mendadak
terhadap garis jalur.
Pemborong harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai dan layak
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Semua pipa dan alat bantu harus
diperiksa dengan teliti untuk mengetahui bila ada keretakan sesaat sebelum
dipasang pada posisi akhir . Semua pipa dan alat bantu harus diturunkan
kedalam saluran secara hati-hati, batang demi batang dengan memakai derek,
II-60
tambang atau peralatan lain yang sesuai sehingga tidak timbul kerusakan pada
cat atau lapisan pelindung. Pipa sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau
dihempaskan kedalam saluran.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, alat bantu, atau asessories lain pada
pemasangan, maka Tenaga Ahli harus segera diberitahu. Tenaga Ahli harus
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bagian yang rusak.
Bila pipa-pipa diangkat / diturunkan dengan mempergunakan suatu katrol /
derek maka bagian jerat baja yang melingkar pipa harus terbungkus (dengan
karet atau yang tidak akan merusak lapisan pipa).
Pemasangan pipa harus menurut penggalian saluran. Pemborong tidak boleh
membiarkan saluran yang sudah digali tetap terbuka untuk jangka waktu lama
ketika menunggu pengujian pipa. Pemborong harus mengambil tindakan
pencegahan agar pipa tidak terapung pada lokasi dimana saluran yang sudah
digali dan masih terbuka digenangi air. Pencegahan ini dapat meliputi
pengurugan sebagian saluran dengan sambungan- sambungan pipa tetap
terbuka sambil menunggu pengujian tekanan hidrolis.
Pemborong harus memperbaiki semua kerusakan yang timbul pada spesi
semen atau lapisan epoxy pada pipa baja dan besi kenyal akibat pemotongan
atau pengelasan, Selanjutnya, pemborong harus mengisi kekosongan lapisan
yang timbul setelah penyambungan pipa. Lapisan spesi harus diperbaiki atau
diisi kembali dengan suatu adukan yang terdiri dari 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil
atau adukan pengisi.
Baut, mur, pelat antara, klem pipa, sengkang dan sebagainya yang dipakai
untuk sambungan flens harus dicelupkan dalam larutan aspal panas sebelum
dipasang.
Untuk mengatasi perubahan temperatur, pipa PVC perlu diliukkan dengan
cara memberi offset secukupnya.
2.17.12 Pemasangan Pipa di Atas Tanah
Pipa harus dipasang menurt garis dan ketinggian yang ditentukan dan harus
sedekat mungkin pada dinding, atap, kolom dan bagian struktural lainnya
supaya mengambil tempat seminimal mungkin. Semua ordinat dan fitting
yang diperlukan harus disiapkan.
Semua pipa dan alat bantu (fitting) harus dipasangkan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan tegangan atau renggangan dalam pipa maupun
peralatan yang berhubungan karena adanya bagian-bagian yang ditempatkan
II-61
secara paksa.
Perubahan arah harus dikerjakan dengan memakai alat bantu yang sesuai. Pipa
saat dipasang dan pemasangan pekerjaan pipa harus dilaksanakan dengan hati-
hati untuk mencegah terjadinya kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun
struktur dan perlengkapan yang berdekatan. Sebelum alat penunjang dan
sengkang sementara diangkat maka pir dan penunjang tetap harus sudah
terpasang.
Perpipaan harus mempunyai sambungan dalam jumlah cukup untuk
memudahkan pengangkatan.
Semua perpipaan harus didukung kokoh dengan penggantung, sisipan atau
tumpuan yang disetujui dan kemungkinan pengembangan atau penyusutan
sudah diperhitungkan. Pipa tidak boleh ditumpukkan pada pipa lain, tangga,
anak tangga atau trotoir kecuali jika disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Semua pipa vertikal harus didukung pada tiap lantai atau pada interval-interval
yang tidak lebih dari 2 m ke arah pipa, klem, sengkang atau penahan pada
dinding, serta pada titik yang lain agar menjamin terciptanya konstruksi yang
kaku. Tiap bagian pipa harus diletakkan dan semua sambungan (disemen,
dilas, disekrup) dikerjakan ketika pipa ditumpu oleh penunjang sementara.
Setelah sambungan selesai dikerjakan, pipa diklem pada posisi akhirnya.
Pengecatan dan pelapisan luar / dalam harus dikerjakan sebagaimana
ditentukan dalam ayat-ayat yang sesuai pada spesifikasi ini.
mengisi air pada jaringan pipa dengan tekanan maksimal 2 kgf / cm 2 sebelum
penimbunan kembali seluruh jaringan perpipaan yang akan diuji.
Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m, dapat
langsung diisolasi untuk diuji secara hidrostatis dengan tekanan uji 10 kgf /
cm, kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli. Bagian jaringan pipa
II-63
yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat menggunakan
sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (an
electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah
terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus
dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan
pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak
terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh
Tenaga Ahli.
Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrostatis ini harus
disediakan oleh Pemborong dan terlebih dahulu diperiksa serta disetujui oleh
Direksi / Tenaga Ahli. Jika hasil pengujian tekanan hidrostatis tidak berhasil
secara memuaskan maka, pemborong harus mencari sumber kebocoran dan
harus memperbaikinya dengan cara yang disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Pemborong harus mengulang pengujian tersebut atas biaya sendiri hingga
memenuhi persyaratan dan disetujui Direksi / Tenaga Ahli.
Pada waktu pengujian tekanan hidrostatis pipa, harus diperhatikan agar
instrumen- instrumen dapat menahan tekanan uji tanpa timbul kerusakan pada
elemen-elemennya, kalau tidak, atau instrumen tersebut diangkat selama
pengujian dan diganti sementara dengan pasak / sumbat pipa dengan
persetujuan Tenaga Ahli.
2.18.2 Pipa Steel dan PVC
Setelah semua jaringan perpipaan penuh diisi air untuk semua diameter pipa
steel dan PVC tidak boleh terdapat tanda-tanda kebocoran setelah mencapai
tekanan uji secara konstan selama 30 menit.
II-66
TABEL PEMBAYARAN
SATUAN SISTEM
NO. MATERIAL
PEMBAYARAN PEMBAYARAN
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
1. Pipa GIP Ø 300 mm m’ telah terpasang sesuai
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Pipa HDPE PN. 12.5 Ø 210
2. m’ telah terpasang sesuai
mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Pipa HDPE PN. 12.5 Ø 160
3. m’ telah terpasang sesuai
mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Pipa HDPE PN. 12.5 Ø 110
4. m’ telah terpasang sesuai
mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Bend HDPE 90 PN 12.5 Ø
5. buah telah terpasang sesuai
160 mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Bend HDPE 45 PN 12.5 Ø
6. buah telah terpasang sesuai
160 mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
Bend HDPE 90 PN 12.5 Ø material On site
7. buah
110 mm - Terhitung 100% ketika
telah terpasang sesuai
II-67
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Bend HDPE 45 PN 12.5 Ø
8. buah telah terpasang sesuai
110 mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Tee HDPE PN 12.5 Ø 110
9. buah telah terpasang sesuai
mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Tee HDPE PN 12.5 Ø 63
10. buah telah terpasang sesuai
mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Reducer HDPE PN 12.5 Ø
11. buah telah terpasang sesuai
160 - 110 mm
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
- Dibobot 70% ketika
material On site
- Terhitung 100% ketika
Jembatan Pipa Ø 150 mm ;
12. unit telah terpasang sesuai
L = 20 m
dengan volume
pekerjaan yang
ditentukan
II-68
BAB III
TEST UJI ALIR
III-1
3.2.3 Persiapan Test
Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu pipa yang akan diuji harus dalam
keadaan bersih. Semua sambungan-sambungan dengan peralatan lain harus dilepas.
Pada pelaksanaan Hydrostatic Test ini jika terdapat katup / valve yang tidak digunakan
untuk pengetesan harus dilepas dan diganti dengan temporary spool.
Adapun urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain :
a. Pembersihan bagian dalam pipa dengan menggunakan angin / udara dari
Compressor.
b. Pengisian pipa dengan air bersih / air tawar yang telah disetujui oleh USER
c. Menaikan tekanan sesuai dengan spesifikasi
d. Peralatan (Instrument) untuk mencatat data-data selama Hydrostatic Test
dilaksanakan
e. Equipment yang masih berfungsi baik harus sudah disiapkan seperti :
• Fresh Water Source
• Water Filling Pump
• Air Compressor
• Pressure Gauge
Pelaksanaan pengujian didasarkan pada kekuatan jenis material pipa yang telah
disetujui dan besarnya tekanan pengujian adalah 1½ kali Tekanan Operasi (6 bar).
3.2.4 Hydrostatic Testing / Pelaksanaan Pengujian Dengan Hydrostatic
Adapun langkah kerja dalam pelaksanaan pengujian hydrotest yakni sebagai berikut :
1) Sebelum dilakuan pengetesan yang diperiksa jalur pipa yang akan di test, apakah
sudah selesai sesuai yang direncanakan
2) Area dimana jalur pipa yang akan di test harus diberi tanda atau batas yang jelas
dan hanya petugas yang berwenang yang boleh masuk daerah tersebut.
3) Pompa air akan dipakai untuk mengisi air kedalam pipa dengan jumlah yang
cukup.
4) Air yang dipergunakan adalah air baru tawar (air bersih)dan sudah disetujui oleh
USER, Chemical Inhibitor akan ditambahkan, bila perlu.
5) Kecepatan air pengisian lebih kecil dari 1 M³ / detik
6) Tekanan Uji / Pressure Test ditentukan sebagai berikut :
• 1½ X Desgin Pressure, atau
• 1½ X Max. Operating Pressure.
7) Pressure Test dan Waktu Test
Pelaksanaan Test dilakukan secara bertahap sebagai berikut :
III-2
• 30% Holding Time 15 menit
• 75% Holding Time 35 menit
• 100% Holding Time 1.5 Jam
8) Nilai tekanan pada kedua Pressure Gauge dicatat.
9) Selama tekanan 100% Pressure Test agar dilakukan pemeriksaan kemungkinan
adanya kebocoran pada sambungan-sambungan antara lain sambungan pipa,
sambungan union, dll.
10) Dalam pengetesan digunakan 1 (satu) Pressure Gauge (telah dikalibrasi) dengan
range pressure gauge 1½ sampai max. 2 X Pressure Test dan 1 (satu) temperatur
gauge dengan range 0 ~ 150°F.
11) Bila terjadi kebocoran maka tekanan didalam pipa harus dilakukan secara
bertahap sampai titik atmosphere, selanjutnya dilakukan perbaikan pada
kebocoran tersebut.
12) Sesudah perbaikan dilakukan, pengujian diulangi lagi mulai butir 7 dan 8 sampai
pengujian baik dan diterima USER.
3.2.5 Dewatering (pengeluaran air)
Line Pipe
• Sesudah pengujian Hydrostastic Test selesai dilakukan dan disetujui oleh Pihak
USER secara baik, maka air akan dikeluarkan dari dalam pipa dan didorong oleh
udara dengan memakai Air Compressor
• Air akan dikeluarkan memalui pipa sementara dan ditempatkan pada tempat yang
diijinkan / disetujui oleh USER
• Ujung pipa yang mana didalamnya mengandung air yang akan dikeluarkan
ditutup dengan karton (kertas tebal), agar pada saat penekanan oleh compressore
dapat menghasilkan pembersihan yang baik
• Air yang dikeluarkan akan disambungkan dengan drain yang dilengkapi dengan
alat penampung air.
• System pengeluaran ini akan diatur dilapangan sesuai dengan petunjuk dan
instruksi.
3.2.6 Keselamatan Kerja
1) Uji tekan harus dilaksanakan oleh sub-kontraktor
2) Semua peralatan pengetesan / pengujian seperti Water Pump, Pressure Indicator,
dan lain-lain harus ditempatkan disuatu tempat/ area yang sama, selama kondisi
memungkinkan untuk memudahkan memonitor pelaksanaan pengetesan.
III-3
3) Selama pengetesan berlangsung harus selalu dimonitor oleh petugas yang
ditugaskan untuk pengetesan tersebut.
4) Menggunakan kelengkapan keselamatan kerja bagi pekerja yang terlibat langsung.
3.3 Form Hasil Pengukuran Debit
III-4
3.4 Form Hasil Pelaksaan Hydrotest
III-5
TABEL PEMBAYARAN
SATUAN SISTEM
NO. MATERIAL
PEMBAYARAN PEMBAYARAN
- Dibayarkan setelah
1. Test Uji Alir hari item pekerjaan telah
selesai dilaksanakan
III-6