Anda di halaman 1dari 9

PETA KONSEP

KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN KEPENDIDIKAN ISLAM


Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah

Kepemimpinan Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Dr. Subiyantoro, M.Ag

Oleh :

Erhat Zakiyatul Aini 19204090005

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2019/2020
Komunikasi dalam
kepemimpinan pendidikan Islam

Pengertian Komunikasi Unsur-Unsur Komunikasi Pendekatan Faktor-Faktor yang


komunikasi dan mempengaruhi Komunikas
implementasinya
dalam pendidikan
James A, Stoner Faktor
Proses seseorang Pendukung
memberikan informasi Proses dan bentuk
dengan menyampaikan komunikasi
pesan Faktor
Kepercayaan penghambat
Anderson
Komunikasi
Rangkaian langkah serah komunikator intrapribadi
Pertalian Tidak Percaya
terima maksud yang terjadi diri
dan kontasn dengan
kondisi yang berlaku Pesan Komunikasi Kepuasan
antarpribadi Gangguan
komunikasi
Aristoteles Media Kejalasan
Usaha berfungsi sebagai Komunikasi
alat warga masyarakat kelompok Persepsi negatif
Komunikan Kesinambungan
dalam berperan serta dan konsistensi
dalam demokrasi
Komunikasi massa Pesan yang sulit
Respon dipahami
Kemampuan
H.A.W. Widjaya Komunikan
Hubungan kontak antar Komunikasi Berjalan searah
dua individu maupun organisasi
kelompok Media
komunikator Perbedaan
Proses persepsi

Komunikator Pesan Komunikan Akibat /Hasil

Feedback

Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan


struktur dan fungsi hubungan komunikasi sebagai organisasi
manusiawi proses organisasi sebagai kultur
Implementasi
dalam
pendidikan
Pemberian Membangun Penyampaian Dalam
tugas ke suasana info /keputusan Koordinasi dan
anggota keakraban pemimpin evaluasi
Penjelasan Keterangan dari bagan diatas

Komunikasi dalam Kepemimpinan Pendidikan (Islam)1

Pengertian Komunikasi

Penulis mengambil penjelasan mengenai pengertian komunikasi secara umum dari


beberapa tokoh antara lain adalah:

1. James A. Stoner menyatakan komunikasi adalah suatu proses pada seseorang yang
berusaha memberikan pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan kepada
orang lain.
2. Anderson, menyatakan komunikasi adalah rangkaian langkah serah terimamaksud yang
terjadi dengan dinamis serta konstan berubah sesuai dengan kondisi yang berlaku.
3. Aristoteles, menyatakan komunikasi adalah usaha yang berfungsi sebagai alat warga
masyarakat dalam berpesan serta dalam berdemokrasi.
4. H.A.W. Widjaya, memberikan pengertian bahwa komunikasi adalah hubungan kontak
antar dan antara individu maupun kelompok.2

Unsur-Unsur komunikasi

Terdapat lima unsur komunikasi yang di tuliskan dalam bagan daitas, penulis mengambil
referensi dari Alo liliweri dalam bukunya Komunikasi Serba Ada dan Serba Makna, dan Nurani
Soyomukti dalam Pengantar Ilmu Komunikasi, lima unsur-unsur komunikasi tersebut adalah:

1. Sender, yaitu pihak yang mengirim pesan atau berita disebut juga komunikator.
2. Message,adalah pesan atau informasi yang hendak disampaikan kepada pihak lain.
3. Medium, adalah sarana penyaluran pesan-pesan (media).
4. Receive, adalah pihak penerima pesan atau informasi, disebut juga komunikan.3

1
Kata Islam tidak dijelaskan spesifik dalam penjelasan diatas, Islam disini hanya merujuk pada tidak
bertentangnya suatu teori atau pendapat dengan prinsip-prinsip Islam. karena pada dasarnya pengelolaan dan proses
komunikasi pada lembaga pendidikan Islam sama dengan lembaga pendidikan secara umum, yang membedakan
adalah beberapa prinsip yang mendasari suatu komunikasi yang berlandaskan prinsip Islami.
2
Anonim, Proses Komunikasi dan Pengertiannya Menurut Para Ahli, Liputan6.com,(2019)
3
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada dan Serba Makna, ( Jakarta: Kencana, 2011), hal. 128
5. Response, adalah pihak penerima pesan atau informasi. Disebut juga komunikan.4

Proses dan Bentuk Komunikasi

Proses Komunikasi

Peroses komunikasi merupakan pelibatan unsur-unsur komunikasi yang saling


berkaitan. Proses komunikasi yang digambarkan pada bagan diatas dapat dijelaskan demikian:
pertama, pihak sumber membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui satu saluran
tertentu (misalnya melalui surat, telepon, gelombang udara) jika komunikasi berlangsung secara
tatap muka. Kemudian pihak penerima mengartikan dan menginterpretasikan pesan tersebut.
Apabila ia (penerima) punya tanggapan maka ia akan membentuk pesan dan menyampaikannya
kembali kepada sumber.

Tanggapan yang disampaikan penerima pesan kepada sumber disebut sebagai umpan-
balik. Pihak sumber kemudian akan mengartikan dan menginterpretasikan tanggapan tadi, dan
kembali ia akan melakukan pembentukan dan penyampaian pesan baru. Demikianlah proses ini
terus berlanjut secara sirkuler, di mana kedudukan sebagai sumber dan penerima berlaku secara
bergantian.5

Bentuk Komunikasi

Para pakar ilmu komunikasi mengelompokkan pembagian komunikasi dalam bentuk


yang bermacam-macam. Penulis mengambil bentuk-bentuk komunikasi dipaparkan oleh Dedy
Mulyana yang melihat komunikasi dari peserta komunikasinya, dapat dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu:

1. komunikasi intrapribadi, secara harfiah dapat diartikan sebagai komunikasi dengan diri
sendiri. Hal ini menyangkut proses disaat diri (self) menerima stimulus dari lingkungan
untuk kemudian melakukan proses internalisasi
2. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap-muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi yang lain secara langsung, baik secara
verbal maupun nonverbal.

4
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010), hal. 66
5
S.Djuarsa Sendjaja, Proses Komunikasi Modul 2 Pengantar ilmu komunikasi, dalam
widyo.staff.gunadarma.ac.id/pdf, di unduh 3 April 2020, hal 3
3. komunikasi kelompok, komunikasi yang dilakukan oleh kelompok untuk kelompok baik
dalam kelompok besar maupun kelompok kecil,
4. komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak(surat
kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau
orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar
dibanyak tempat, anonim, dan heterogen.
5. komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal
dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi
kelompok. Komunikasi organisasi seringkali juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi
antarpribadi 6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Terdapat factor-faktor yang mempengaruhi kelancaran dalam komunikasi dan hambatan


dalam komunikasi. Akan dijelaskan factor pendukung kelancaran dalam komunikasi dan factor
penghambat dalam komunikasi.

Faktor pendukung komunikasi

Penulis mengambil dari paparan yang disampaikan Scott M. Cultip dan Allen H. center
dalam bukunya Effective Public Relation, mereka mengemukakan fak-tor-faktor yang
menyebabkan komunikasi menjadi efektif, artinya keberhasilan komunikasi yaitu dengan Seven
C’s yaitu:

1. Credibility (kepercayaan), adanya kepercayaan antara komunikator dengan komunikan.


2. Context (perhubungan atau pertalian), keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan
situasi dan kondisi lingkungan pada komunikasi berlangsung.
3. Content (kepuasan), apabila isi berita dapat dimengerti oleh pihak komunikan dan
sebaliknya pihak komunikan mau memberikan reaksi, respon kepada pihak komunikator.
4. Clarity (kejelasan), yang maksud disini adalah kejelasan aka nisi berita tersebut, kejelasan
akan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan istilah yang digunakan dalam pengoperan
lambang atau symbol-simbol dalam komunikasi.

6
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005) hal. 73
5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi), harus dilakukan terus
meneruus dan tidak saling bertentangan satu dengan yang lainnya.
6. Capibility of audience (kemampuan pihak penerima pesan), pengirim pesan harus
mengetahui kemampuan penerima pesan.
7. Channels of distribution (media pengirim pesan), hendaknya digunakan media atau
saluran-saluran yang sudah biasa dipakai dan sudah dikenal oleh umum.7

Faktor penghambat komunikasi

Faktor-faktor yang dapat menghambat komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Tidak percaya diri, komunikator yang gugup (hambatan psikologis), perempuan tidak
bersedia terbuka terhadap lawan bicaranya yang laki-laki, seorang perempuan akan tersipu
malu jika membicarakan masalah seksual dengan seorang lelaki.
2. Gangguan komunikasi, komunikan yang mengalami gangguan pendengaran (tuli) atau
komunikan yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan.
3. Persepsi negative, komunikator dan komunikan saling berprasangka buruk yang dapat
mendorong ke arah sikap apatis dan penolakan.
4. Pesan yang sulit dipahami, komunikator tidak kredibel/tidak berwibawa dan kurang
memahami karakteristik komunikan (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan lain-lain).
5. Berjalan seraha, komunikasi berjalan satu arah dari komunikator ke komunikan
secara terus menerus sehingga komunikan tidak memiliki kesempatan meminta penjelasan.

Perbedaan persepsi, komunikator dan komunikan kurang memahami latar belakang sosial budaya
yang berlaku sehingga dapat melahirkan perbedaan persepsi.8

Pendekatan Komunikasi dan Penerapan dalam Kepemimpinan Pendidikan (Islam)

Terdapat empat pendekatan yang berhubungan dengan implementasi komunikasi dalam


organisasi yaitu; 1) pendekatan struktur dan fungsi organisasi, 2) pendekatan hubungan manusiawi,
3) pendekatan komunikasi sebagai proses pengorganisasian, dan 4) pendekatan organisasi sebagai
kultur,9 berikut penjelasannya:

7
Nerissa, Factor Penghambat dan Pendukung Komunikasi, id.scribd.com, (2015), diunduh 3 April 2020.
8
Suranto A.W, Komunikasi Sosial Budaya,( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hal 17-18
9
Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam, Komunikasi Public Relation. (Bandung: Pustaka Setia, 2012) hal 64
1. Pendekatan struktur dan fungsi organisasi,
Menurut Daniel Katz dan Robert Kahn, sebagai suatu sistem sosial, organisasi memiliki
keunikan dalam kebutuhannya guna memelihara berbagai masukan untuk menjaga agar
berbagai perilaku manusia di dalam organisasi tersebut tetap terkendali. Setiap organisasi
memiliki struktur, hal ini dimaksudkan agar pencapaian tujuan suatu organisasi dapat tercapai
maksimal dengan adanya tanggung jawab dalam pembagian tugas, sehingga
kinerja akan menjadi optimal dan tujuan organisasi tercapai.
Penerapan dalam kepemimpinan pendidikan dalam pendekatan struktural dan fungsi
organisasi yaitu mampu membentuk kerja sama secara sinergi kepada para anggota dengan
memberikan tugas serta tanggungjawab secara kooperatif dan koordinatif dalam upaya
pencapaian tujuan sekolah.

2. Pendekatan hubungan manusiawi


Anggapan dasar dari pendekatan hubungan manusiawi adalah produktivitas ditentukan
oleh norma sosial, seluruh imbalan yang bersifat non-ekonomis sangat penting dalam
memotivasi para anggota, anggota lebih mementingkan persoalan kelompok daripada
individual, kepemimpinan memberikan peranan yang sangat penting dan mencakup aspek
formal dan informal. organisasisejatinya dibangun atas dasar kemanusiaan. Manusia memiliki
peranan penting dalam organisasi, karena ia sebagai penggerak utama sebuah
organisasi. Hubungan antar individu dalam organisasi sangatlah penting yang harus
diperhatikan oleh pemimpin.
Penerapan dalam kepemimpinan pendidikan, Pendekatan hubungan manusiawi dalam
hal ini, kepala sekolah begitu dekat dengan para guru, karyawan, dan siswa. Komunikasi yang
dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara pendekatan hubungan manusiawi yaitu adanya
sifat terbuka, humoris, dan rasa kekeluargaan. Kepala sekolah selalu menerima masukan-
masukan yang membangun, dan tidak membeda-bedakan.

3. Pendekatan komunikasi sebagai proses pengorganisasian


Teori pengorganisasian memandang bahwa organisasi bukan suatu struktur atau
kesatuan, melainkan sebagai suatu aktivitas. Komunikasi sebagai proses pengorganisasian
memiliki peran yang begitu penting. Komunikasi organisasi ini pasti akan dilakukan oleh
kepala sekolah dalam mengimplementasikan peran kepemimpinannya di sekolah.
Penerapan dalam kepemimpinan pendidikan Adanya komunikasi yang baik yang
diimplementasikan oleh kepala sekolah dalam proses pengorganisasian membuat lembaga
pendidikan merasa didukung dan dapat meningkatkan kinerja guru dan karyawan. Dalam hal
ini, komunikasi tidak hanya berjalan satu arah, namun kepala sekolah juga menerima informasi
sebagai umpan balik dari para guru dan karyawan, baik secara lisan, tertulis, maupun IT yang
ada.

4. Pendekatan organisasi sebagai kultur.


Sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad Junaidi Syakir, Pardjono bahwa budaya
organisasi dapat pula menumbuhkan peningkatan kompetensi guru. Budaya organisasi
merupakan cara pandang yang menumbuhkan keyakinan atas dasar nilai-nilai yang diyakini
oleh guru untukmewujudkan kompetensiprofesionalitasnya, sehingga budayaorganisasi turut
mempengaruhi peningkatan kompetensi guru. Kepala sekolah sebagai pengelola pendidikan
di sekolahnya memiliki tugas mengembangkan kompetensi guru, tidak hanya memberikan
materi tetapi mengontrol kinerja guru.
Penerapan dalam kepemimpinan pendidikan dalam Pendekatan organisasi sebagai
kultur adalah Koordinasi menyangkut banyak hal, seperti penyampaian informasi dari kepala
sekolah, sharing kegiatan PBM (proses belajar mengajar), pemecahan sebuah masalah dan
pengambilan keputusan. Dalam hal ini, komunikasi begitu penting karena apabila tujuantujuan
sekolah, perubahan-perubahan sekolah tidak disampaikan melalui komunikasi yang baik,
maka visi, misi serta tujuan sekolah tidak akan tercapai.10

10
Nilna Milhatan Nasihah, dan Anaas Tri Ridlo Dina Yuliana, “Komunikasi Dalam Kepemimpinan
Pendidikan (Studi Kasus Di Sd Muhammadiyah Kleco, Kotagede, Yogyakarta)”, Jurnal Kepemimpinan dan
Pengurusan Sekolah Vol.3 No. 1, 2018.
REFRENSI

Anonim, Proses Komunikasi dan Pengertiannya Menurut Para Ahli, Liputan6.com, 2019.
A.W, Suranto, Komunikasi Sosial Budaya, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Liliweri, Alo, Komunikasi Serba Ada dan Serba Makna, Jakarta: Kencana, 2011.
Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.
Nasihah, Nilna Milhatan dan Yuliana, Anaas Tri Ridlo Dina, “Komunikasi Dalam Kepemimpinan
Pendidikan (Studi Kasus Di Sd Muhammadiyah Kleco, Kotagede, Yogyakarta)”, Jurnal
Kepemimpinan dan Pengurusan Sekolah Vol.3 No. 1, 2018.
Nerissa, Factor Penghambat dan Pendukung Komunikasi, id.scribd.com, (2015), diunduh 3 April
2020.
Nurjaman, Kadar dan Umam, Khaerul, Komunikasi Public Relation. Bandung: Pustaka Setia,
2012.
S. Djuarsa Sendjaja, Proses Komunikasi Modul 2 Pengantar ilmu komunikasi, dalam
widyo.staff.gunadarma.ac.id/pdf, di unduh 3 April 2020.
Soyomukti, Nurani, Pengantar Ilmu Komunikasi, Yogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010.

Anda mungkin juga menyukai