2
*Asuhan Pasien Terintegrasi
*The Indonesian model of PCC
Integrasi Intra-Inter PPA : Horizontal
(AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
Integrasi Inter Unit : Vertikal
(PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
Integrasi PPA-Pasien : Horizontal
(HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)
Dari 10 elemen pelaksanaan pada APT, maka elemen2 “kuat” terkait dgn komunikasi tsb adalah
sbb :
2
PENGERTIAN
Umarjiyanto, A. Peran Humas & Marketing Dalam Implementasi Komunikasi Efektif dengan Masyarakat.2017
Komunikasi Dilakukan Secara
Komunikasi Verbal
—Komunikasi yang dilakukan secara lisan melalui
percakapan
Komunikasi Nonverbal
—Komunikasi tanpa kata seperti sikap, gerakan tubuh,
gerak isyarat,dan ekspresi wajah yang menyertai pesan
yang disampaikan secaraverbal
6
MODEL PROSES KOMUNIKASI
GANGGUAN
GANGGUAN
UMPAN BALIK
9
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi
13
KOMUNIKASI dpt efektif
jika...
Magic word / positif (terima kasih, Killer word / negative (tidak bisa, itu
silakan, mohon bantuan dll) sudah kebijakan, bukan bagian saya,
Menciptakan suasana kondusif dll)
Parafrasing untuk konfirmasi atau Menghilangkan keinginan orang
menggarisbawahi berinteraksi lebih
Bertanya dengan kalimat terbuka Memotong pembicaraan
Menguasai pembicaraan
Umarjiyanto, A. Teknik Komunikasi Efektif Menangani Komplain. 2021
VOCAL
Primum, non nocere” 2000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2011 2012 2017 2020
(“First, do no harm”)
2011 : World
Patient
PMK 1691/2011 Safety
ttg KPRS Day
21 Agustus 2005 Pencanangan 17-09-2020
Gerakan Keselamatan Pasien 2017 :
2008 :
oleh Menteri Kesehatan RI,
Keselamatan Pasien PMK 11/2017 ttg
di Jakarta
RS telah mulai di Keselamatan
Florence Nightingale 2004, 27 Oktober : WHO Akreditasi oleh Pasien
memimpin gerakan KARS
keselamatan pasien
dengan membentuk : 2006, KKI : Standar
World Alliance for Kompetensi Dokter :
Patient Safety, sekarang Keselamatan Pasien
“WHO Patient Safety” 14
Kerangka Kerja Komprehensif
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Comprehensive Framework)
3.
1. Upaya Umum Upaya Khusus 2.
Pelaporan
(Klasik) (Baru)
IKP
Keselamatan Keselamatan
Diagnostik
Pasien Pasien
Solusi
4.
Taksonomi Keselamatan Pasien
Definisi, Sistematika, Klasifikasi
Hazard
(*KPC)
*KTD
*KNC
*Sentinel
*KTC
(Yu A, Flott K, Chainani N, Fontana G, Darzi A. : Patient Safety 2030.
London, UK: NIHR Imperial Patient Safety Translational Research Centre, 2016.)
(Yu A, Flott K, Chainani N, Fontana G, Darzi A. : Patient Safety 2030.
London, UK: NIHR Imperial Patient Safety Translational Research Centre, 2016.)
WHO : GLOBAL PATIENT SAFETY ACTION PLAN 2021-2030
Towards Eliminating Avoidable Harm in Health Care
Third Draft
January 2021
Visi
Vision:A world in which no
Sebuah dunia di mana tidak ada seorangpun dirugikan
one is harmed in health care,
and every patient receives
dalam pelayanan kesehatan, dan setiap pasien
safe and respectful care, menerima pelayanan yg aman dan hormat, setiap saat,
every time, everywhere.
di mana saja.
Misi
Mission:Drive forward Mendorong kebijakan dan tindakan, berdasarkan
policies and actions,
based on science, patient sains, pengalaman pasien, desain sistem dan
experience, system
Goal:Achieve the
maximum possible
design and partnerships, kemitraan, untuk menghilangkan semua sumber risiko
to eliminate all sources of
reduction in avoidable
harm due to unsafe
avoidable risk and harm dan bahaya yg dapat dihindari, pada pasien dan
to patients and health
health care globally. workers. petugas kesehatan.
Tujuan
Capai pengurangan semaksimal mungkin bahaya yg
bisa dihindari pada pelayanan kesehatan yg tidak aman
secara global.
Kerangka kerja tersebut mencakup 7 tujuan strategis, yang
dapat dicapai melalui 35 strategi khusus.
1.Kebijakan 1.1 Kebijakan KP, 1.2 Mobilisasi 1.3 Tindakan 1.4 Standar 1.5 World Patient
untuk strategi dan dan alokasi legislatif yang keselamatan, Safety Day dan
menghilang kerangka sumber daya bersifat protektif regulasi dan Global Patient
kan bahaya implementasi akreditasi Safety
yang dapat Challenges
dihindari
dalam Yan
Kes
2. Sistem 2.1 Transparansi, 2.2 Tata kelola 2.3 Kapasitas 2.4 Faktor 2.5 Rencana dan
dengan keterbukaan dan yang baik untuk kepemimpinan manusia / proses kesiap-
keandalan budaya “Jangan sistem Yan Kes untuk fungsi ergonomi untuk siagaan darurat
tinggi salahkan” klinis dan ketahanan sistem
manajerial Kesehatan
3. Keaman- 3.1 Keamanan 3.2 Global Patient 3.3 PPI & 3.4 Keamanan 3.5 KP dalam
an proses prosedur klinis Safety resistensi alat kesehatan, FKTP dan
klinis yang rentan Challenges: antimikroba obat-obatan, transisi
terhadap risiko Obat2 Tanpa darah dan vaksin perawatan
Bahaya
4. Keterlibat- 4.1Pengembang 4.2 Belajar dari 4.3 Advokasi 4.4 Pengungkap- 4.5 Keterlibatan
an pasien & an bersama pengalaman pasien dan an /disclosure pasien dalam
keluarga kebijakan dan pasien untuk ChampionKP insiden KP implementasi
program dengan peningkatan kepada korban rencana tindakan
pasien keselamatan
5. 5.1 KP dalam 5.2 Pusat 5.3 Kompetensi 5.4 Menghubung- 5.5 Lingkungan
Pendidikan, pendidikan dan unggulan untuk KP sebagai kan KP dengan kerja yang aman
keterampil- pelatihan pendidikan dan persyaratan sistem penilaian bagi petugas kes
an dan profesional pelatihan KP regulasi petugas kes
keselamat-
an tenaga
kes
6. Informasi, 6.1 Sistem 6.2 Surveilans KP 6.3 Program 6.4 Program 6.5 Teknologi
penelitian, pelaporan dan dan sistem peningkatan KP penelitian KP digital untuk KP
manajemen pembelajaran informasi
risiko insiden KP
7. Sinergi, 7.1 Keterlibatan 7.2 Pemahaman 7.3 Jaringan dan 7.4 Inisiatif lintas 7.5 Hubungan
kemitraan pemangku bersama dan kolaborasi KP geografis dan dengan program
dan kepentingan komitmen multisektoral dan inisiatif
solidaritas bersama untuk KP teknis
Asuhan Pasien
*Asesmen Pasien (IAR) & *Pemberian Pelayanan/Pelaksanaan Rencana/Intervensi
PPA `
Sasaran
MPP
(Nico Lumenta, 2019) 26
Berbasis Pelayanan Berfokus Pasien / PCC dan
1
Asuhan Pasien Terintegrasi
Pengertian:
` Asuhan pasiennya didokumentasikan terintegrasi
Asuhan Pasien 4.0 : adalah
asuhan pasien, yang modern, 4 melalui IT dalam SIRSAK dan SISMADAK
terkini di Rumah Sakit dan
distandarkan dalam SNARS
Edisi 1.1.
Framework dalam SNARS :
ASUHAN PASIEN
Kompetensi
RISIKO Budaya SAFETY
MUTU
(Nico Lumenta, 2015)
Konsep
Patient Centred Care
*Sasaran
PPA* Kebutuhan
MPP
Pasien
Pasien
PAP 2.1.
*Harapan/ Sasaran
/ Case Mgr
Sistem Pasien*
Pendukung
Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb
AP 1, ARK 1,
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan HPK 2.2.
(penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil keputusan • Penerapan PCC >
*Sasaran terkait asuhan
4. Keterlibatan & pemberdayaan
• Kolaborasi PPA >
MPP* 5. Kepatuhan thd PPA • Kendali mutu asuhan
6. Kemandirian pasien • Kendali biaya asuhan
ARK 3.1. 7. Dukungan keluarga/yg lain pasien • Kendali safety asuhan MPP bukanlah PPA aktif
8. Pemulangan aman Shift pagi
9. Kesesuaian asuhan dgn Ratio 1 : 25 Pasien
kebutuhannya - Kompleksitas Pasien
(Nico Lumenta, 2019) 10. Kesinambungan pelayanan - Kebutuhan RS
Asuhan Pasien Terintegrasi :
Triple Aim PCC
PPA `
*Sasaran
PPA* Kebutuhan
MPP Pasien
PAP 2.1. Pasien
*Harapan/ Sasaran
/ Case Mgr Pasien*
Sistem
Pendukung
*Sasaran Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb
MPP* AP 1, ARK 1,
HPK 2.2.
ARK 3.1.
Manajemen Unit
(a.l. Kepala Ruangan)
MANAJEMEN
Pencapaian Hasil Asuhan Pasien
IAR
2 PEMBERIAN-
Profesional PELAYANAN /
Pemberi
ASUHAN
Asuhan
PASIEN IMPLEMENTASI-
RENCANA
MONITORING
UNIT
MPP HASIL
Manajer Pelayanan
ASUHAN
Pasien
33
Komunikasi efektif dalam Keselamatan Pasien akan terlaksana optimal dalam kerangka Pelayanan
Berfokus Pasien / PCC dan Asuhan Pasien Terintegrasi.
Dari 10 elemen pelaksanaan pada APT, maka elemen2 “kuat” terkait dgn komunikasi adalah sbb :
Pasien
Pasif
Pasrah
Patient Activation Measurement
Level Keterlibatan Pasien
Level 1 Level 2
• Tidak terlibat dan kewalahan • Menjadi sadar, tetapi masih berjuang
• Individu pasif dan kurang percaya diri. • Individu memiliki pengetahuan, tetapi
Pengetahuan rendah, orientasi tujuan lemah, kesenjangan besar tetap ada.
dan kepatuhan rendah. • Mereka percaya bahwa kesehatan
• Ada yang mulai mengambil peran sebagian besar di luar kendali mereka,
• Perspektif mereka: "Dokter saya yang • Tetapi dapat menetapkan tujuan yang
bertanggung jawab atas kesehatan saya" sederhana.
• Bangun keterlibatan berbasis Pengetahuan, • Perspektif mereka: "Saya bisa
Kesadaran Diri & Keyakinan Awal melakukan lebih banyak"
• Pasien belum memahami bahwa mereka • Peningkatan Pengetahuan,
harus memainkan peran aktif dalam Pengembangan Keterampilan Awal,
kesehatan mereka sendiri. Mereka cenderung Tumbuhkan Keyakinan
menjadi penerima perawatan pasif.
Patient Activation Measurement
Level Keterlibatan Pasien
Level 3 Level 4
• Sudah mengambil tindakan • Mempertahankan perilaku dan mendorong lebih
• Individu memiliki fakta2 kunci dan jauh.
membangun keterampilan • Individu telah mengadopsi perilaku baru, tetapi
manajemen diri. mungkin tidak dapat mempertahankan pada
• Tetapi mungkin kurang percaya diri saat stres atau pada krisis kesehatan.
dan keterampilan untuk mendukung • Mempertahankan gaya hidup sehat adalah
perilaku mereka fokus utama.
• Mereka berusaha untuk perilaku • Perspektif mereka: "Saya adalah pendukung
praktik terbaik, dan berorientasi saya sendiri"
pada tujuan. • Mencapai / melebihi Pedoman Perilaku Gaya
• Perspektif mereka: “Saya bagian Hidup,
dari tim asuhan kesehatan saya” • Mengembangkan Teknik untuk Mencegah
• Pengembangan Keterampilan Kambuh
• Mengikuti Panduan Perilaku
KARS Dr.Nico Lumenta
PENDAFTARAN Pendaftaran Rajal, Ranap
*Standar ARK 2.
RS menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk RS untuk rawat inap
dan proses pendaftaran rawat jalan, dan RS berusaha mengurangi kendala antara lain
pada pasien disabilitas, bahasa dan budaya serta hambatan lainnya dalam
memberikan pelayanan.
ARK 2.1. Proses Ranap
Elemen Penilaian ARK 2.
1. Ada regulasi ttg proses pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat darurat, proses
penerimaan pasien GD ke unit rawat inap, menahan pasien utk observasi dan mengelola pasien bila tidak
tersedia tempat tidur pada unit yg dituju maupun diseluruh RS. (R)
2. Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran rawat jalan, pelaksanaan identifikasi
hambatan pasien, dan mengurangi hambatan pada pasien. (D,W)
ARK 3.3 Proses
3. Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien GD ke unit ranap. (D,W) Transfer, Info, Form
4. Ada pelaksanaan proses menahan pasien utk observasi. (D,W)
5. Ada pelaksanaan proses mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pd unit yg dituju maupun diseluruh
RS. (D,W)
6. Staf memahami dan melaksanakan semua proses sesuai regulasi. (D,W)
7. Ada pelaksanaan sistem pendaftaran rajal dan ranap secara online. (D,W) (lihat Std MIRM 1)
ARK 1.3 Penundaan, ARK 5, 5.1, 5.2.
Kelambatan Proses Rujuk 41
ARK.2
44
Maksud dan Tujuan ARK.2.1.
Saat diputuskan rawat inap, dokter yang memutuskan rawat inap memberi
informasi tentang rencana asuhan yang diberikan, hasil asuhan yang
diharapkan, termasuk penjelasan oleh petugas pendaftaran tentang perkiraan
biaya yang harus dibayarkan oleh pasien / keluarga. Pemberian informasi
didokumentasikan. Penjelasan yang diberikan dipahami oleh pasien atau
keluarga untuk membuat keputusan, hal ini merupakan implementasi pelayanan
berfokus pada pasien (PCC), dan suatu bentuk integrasi PPA dengan
pasien/keluarga.
45
2 DPJP
Gambaran kegiatan Clinical Leader, sbg “motor” integrasi asuhan
Secara rutin saat visit pasien tiap pagi, DPJP membaca CPPT semua
1 informasi (24 jam), dari semua PPA, terkait a.l. asesmen, perkembangan
pasien, pelaksanaan pelayanan, juga dari form lain a.l. “Nurse’s note”, Form
gizi, dsb.
5
Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana & sasaran, cukup memberi
paraf (= verifikasi) pada setiap lembar CPPT, beri paraf pd pojok kanan
bawah lembar CPPT, per 24 jam.
46
*Standar ARK.3.2
RS menetapkan regulasi bhw setiap pasien harus dikelola oleh Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) utk memberikan asuhan kepada
pasien.
DPJP & DPJP Utama
Elemen penilaian ARK.3.2
1. Ada regulasi ttg DPJP yg bertangg-jawab melakukan koordinasi asuhan dan
bertugas di dlm seluruh fase asuhan rawat inap pasien, teridentifikasi dlm
rekam medis pasien.(R)
2. Regulasi juga menetapkan proses pengaturan perpindahan tangg-jawab
koordinasi asuhan pasien dari satu DPJP ke DPJP lain, termasuk bila terjadi
perubahan DPJP Utama.(R)
3. DPJP yg ditetapkan telah memenuhi proses kredensial, sesuai peraturan
perUUan. (D,W)
4. Bila dilaksanakan rawat bersama agar dipilih DPJP Utama sesuai kriteria,
sebagai koordinator asuhan pasien. (D,W)
47
ARK.3.2
3
Dalam SNARS Ed 1.1. DPJP
PPJA
Apoteker
PPA
Tugas Mandiri,
Tugas Kolaboratif,
Tugas Delegatif
Bekerja bersama PPA lain untuk memelihara iklim saling respek (menghormati) dan
berbagi nilai2.
Ranah Kompetensi 2: Roles/Responsibilities (9)
Menerapkan nilai2 membangun-relasi dan prinsip2 dinamika tim untuk kinerja efektif
dalam tim dgn peran yang berbeda untuk merencanakan dan memberikan asuhan
berfokus pasien-/populasi yang aman, tepat waktu, efisien, dan wajar.
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Ranah Kompetensi 3: Komunikasi Interprofesional (8)
CC1. Pilih alat dan tehnik komunikasi yang efektif, termasuk sistem
informasi dan teknologi komunikasi, untuk memfasilitasi diskusi dan
interaksi yang meningkatkan fungsi tim.
CC2. Kelola dan komunikasikan informasi dengan pasien, keluarga, dan
anggota tim pelayanan kesehatan dalam bentuk yang bisa dimengerti,
sedapat mungkin menghindari istilah yang spesifik.
CC3. Nyatakan pengetahuan dan pendapat anda kepada anggota tim yang
terlibat dalam asuhan pasien, dengan percaya diri, jelas, dan respek, dan
bekerja untuk memastikan pengertian yang sama terhadap informasi dan
pengobatan serta keputusan pola asuhan yang diambil.
CC4. Dengarkan secara aktif, dan dorong gagasan2 dan pendapat2 dari para
anggota tim yang lain.
CC5. Berikan feedback secara tepat waktu, sensitif dan instruktif kepada
anggota lain tentang kinerja tim, merespon secara santun anggota tim untuk
memberikan umpan-balik ke orang lain.
CC6. Gunakan bahasa yang tepat dan santun dalam situasi yang sulit,
percakapan yang krusial, atau konflik interprofesional.
CC7. Akui bagaimana keunikan diri anda, termasuk tingkat pengalaman,
expertise, budaya, kekuasaan, dan hierarki dalam tim asuhan, berkontribusi
terhadap komunikasi efektif, mengatasi konflik, dan hubunan kerja
interprofesional yang positif.
CC8. Komunikasikan secara konsisten pentingnya kerjasama tim dalam
asuhan berfokus-pasien dan berfokus-komunitas.
Ranah Kompetensi 4: Tim dan Kerjasama Tim (11)
TT1. Jelaskan proses pembentukan tim dan peran serta praktik dari tim
yang efektif.
TT2. Kembangkan konsensus atas prinsip2 etis untuk memandu semua
aspek dari asuhan pasien dan kerjasama tim.
TT3. Ajak profesional kesehatan lain-yang tepat bagi situasi asuhan yang
spesifik dalam pemecahan masalah berfokus pasien.
TT4. Integrasikan pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain yang tepat
bagi situasi asuhan yang spesifik untuk menginformasikan keputusan
asuhan, sambil menghormati nilai2 pasien / komunitas dan prioritas /
preferensi asuhan.
TT5. Terapkan praktek2 kepemimpinan yang mendukung praktek kolaboratif
dan efektivitas tim.
TT6. Ajak yang lain bersama mengelola secara konstruktif ketidak sepakatan akan
nilai2, peran2, goals, dan actions yang muncul dari para profesional pemberi asuhan
dan dengan pasien serta keluarga.
TT7. Bagikan akuntabilitas dengan profesional lain, pasien / komunitas agar hasil relevan
dengan prevensi dan asuhan kesehatan.
TT8. Cerminkan kinerja individu dan kinerja tim untuk individu maupun juga sebagai
tim, serta peningkatan kinerja.
TT9. Gunakan proses strategi untuk meningkatkan efektivitas kerjasama tim interprofesional
dan asuhan berbasis tim.
TT10. Gunakan bukti2 yang tersedia untuk menginformasikan kerjasama tim yang
efektif dan praktek berbasis tim.
TT11. Tampilkan kinerja untuk tim yang efektif dan dalam peran tim yang berbeda serta
dalam berbagai setting.
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
➢Standar PAP.2.1.
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan
didokumentasikan
IAR Plan of Care
DPJP – Clinical Leader
Rencana Terintegrasi
➢ Elemen Penilaian PAP. 2.1.
1. Ada regulasi ttg asuhan utk setiap pasien direncanakan oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP), perawat dan PPA lainnya sesudah pasien masuk rawat inap. (R)
2. Rencana asuhan dibuat utk setiap pasien dan dicatat oleh PPA yg memberikan asuhan di
rekam medis pasien (D,W)
3. Rencana asuhan pasien terintegrasi, dibuat dgn sasaran berdasarkan data asesmen awal
dan kebutuhan pasien. (D,W)
4. Rencana asuhan dievaluasi secara berkala sesuai kondisi pasien, dimutakhirkan atau
direvisi oleh tim PPA berdasar asesmen ulang (D,W)
5. Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala dan dibuat notasi pada CPPT oleh DPJP
5. sesuai kebutuhan
Perkembangan dan
tiap diverifikasi
pasien harian
dievaluasi oleh DPJP
berkala (D,W)notasi pada CPPT oleh DPJP
dan dibuat
sesuai kebutuhan dan diverifikasi harian oleh DPJP (D,W)
Rencana Asuhan
Masing2 PPA
(EP 1,2,3; SOAP masing2, +Sasaran) Rencana Asuhan
Terintegrasi
dalam 1 form
DPJP (EP 3)
Mereview & Verifikasi
(EP 5)
Integrasi Asuhan
Pasien
PPA
sebagai
Tim Interdisiplin
(Febr 2015
17 pages)
What Are Multidisciplinary Rounds? - MDR
MDR are a patient-centered model MDR adalah asuhan model patient-
of care, emphasizing safety and centered, menekankan safety dan
efficiency, that enable all members efisiensi, yang memberdayakan
of the team caring for patients to semua anggota tim asuhan pasien
offer individual expertise and untuk memberikan keahlian
contribute to patient care in a individunya dan menambahkan
concerted fashion asuhan pasien dalam gaya/pola
yang disepakati
With MDR, disciplines come together, Dengan MDR, para PPA berkumpul,
informed by their clinical expertise, to melalui keahlian mereka,
coordinate patient care, determine mengkoordinasikan asuhan pasien,
care priorities, establish daily goals, menetapkan prioritas asuhan,
and plan for potential transfer or menetapkan sasaran/goal harian,
discharge. dan merencanakan pemindahan atau
pemulangan
(How to Guide : Multidisciplinary Rounds. Institute for Healthcare Improvement, updated February 2015 )
MANAJER PELAYANAN PASIEN /
4 CASE MANAGER
5 DPJP
PPJA MPP :
- Peran MPP PPJA Apoteker • ARK 3.1. – MPP
Clinical Leader :
dalam • PAP 2 –
• Kerangka pokok
Komunikasi
asuhan Pasien, Integrasi Inter
- Manajemen Unit
Unit • Koordinasi Keluarga
• AP 4 – Integrasi
- Triple aim PCC • Kolaborasi
inter PPA
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien • ARK 2.2. –
Kelola Alur
• Review
Pasien
• Integrasi asuhan
• PAP 2.4 – KTD
• ARK 3.3. –
Yan Kes (MPP bukan Transfer
• MIRM 13.1. –
MPP
/ RS Lain PPA aktif)
Transfer
MPP bukanlah PPA aktif Yan Case Manager • PAP 1 – Asuhan
Shift pagi Keuangan/ Seragam
Billing Asuransi Dokter
Ratio 1 : 25 Pasien
Perusahaan/ Keluarga
- Kompleksitas Pasien Employer BPJS
- Kebutuhan RS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Output CM : MPP :
Kontinuitas Pelayanan • ARK 3.1. – MPP
Pelayanan dgn Kendali • PAP 2 – Integrasi Inter Unit
Mutu dan Biaya • AP 4 – Integrasi inter PPA
Pelayanan yg memenuhi • ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien
kebutuhan Pasien-Kel pd
ranap s/d dirumah MPP •
•
PAP 2.4. - KTD
ARK 3.3. – Transfer
Good Patient Care Case • MIRM 13.1. – Transfer
Manager • PAP 1. – Keseragaman Asuhan
(*Pemandu, *Liaison/
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
THE DECISION MAKING PROCESS,A PATIENT CENTERED APPROACH:
AN ESSENTIAL PART OF A PATIENT-CENTERED APPROACH TO MEDICINE, CALLED
COLLABORATION
THE PATIENT'S
FAMILY:
Involved in
decision-making
MPP
Health Care
Case Mgr Institution THE HEALTH CARE
“Laison” INSTITUTIONS
(Nico Lumenta, 2020)
(HOSPITALS, INSURANCE
COMPANIES, ETC.)
SETTING FACILITY DESIGN
BASED ON REGULATIONS
HEALTH CARE TEAM (PHYSICIANS, NURSES AND
TECHNICIANS:
INTERDICIPINARY TEAM MODEL/APPROACH
Patient Centered Care - A Conceptual Model and Review of the State of the Art
Ravishankar Jayadevappa and Sumedha Chhatre. The Open Health Services and Policy Journal, 2011, 4, 15-25
Asuhan Pasien Terintegrasi :
Triple Aim PCC
PPA `
*Sasaran
PPA* Kebutuhan
MPP Pasien
PAP 2.1. Pasien
*Harapan/ Sasaran
/ Case Mgr Pasien*
Sistem
Pendukung
*Sasaran Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb
MPP* AP 1, ARK 1,
HPK 2.2.
ARK 3.1.
Manajemen Unit
(a.l. Kepala Ruangan)
MANAJEMEN
Pencapaian Hasil Asuhan Pasien
IAR
2 PEMBERIAN-
Profesional PELAYANAN /
Pemberi
ASUHAN
Asuhan
PASIEN IMPLEMENTASI-
RENCANA
MONITORING
UNIT
MPP HASIL
Manajer Pelayanan
ASUHAN
Pasien
70
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”
Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
(penyakit,tindakan) 1. Diagnosis
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
*Sasaran
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.
6
Dalam SNARS Ed 1.1. DPJP
Edukasi
Terintegrasi
PPJA
Apoteker
PPA
Tugas Mandiri,
Tugas Kolaboratif,
Tugas Delegatif
*Sasaran
PPA* Kebutuhan
MPP Pasien
PAP 2.1. Pasien
*Harapan/ Sasaran
/ Case Mgr Pasien*
Sistem
Pendukung
*Sasaran Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb
MPP* AP 1, ARK 1,
HPK 2.2.
ARK 3.1.
Manajemen Unit
(a.l. Kepala Ruangan)
3. Hasil asesmen digunakan untuk D Bukti tentang perencanaan edukasi sesuai hasil 10 TL
membuat perencanaan kebutuhan asesmen dalam rekam medis 5 TS
edukasi (D,O) O Lihat rekam medis pasien 0 TT
@Standar MKE 9 : Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam
proses asuhan kepada pasien.
Elemen Penilaian MKE 9
1. Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan mengenai hasil asesmen, diagnosis, dan rencana
asuhan yang akan diberikan. (D,W) (lihat juga HPK 2.1)
2. Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil
asuhan dan pengobatan yang tidak diharapkan. (D,W) (lihat juga PAP 2.4 dan HPK 2.1)
3. Terdapat bukti edukasi asuhan lanjutan di rumah. (D,W)
4. Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan persetujuan tindakan kedokteran (informed
consent), pasien dan keluarga belajar tentang risiko dan komplikasi yang dapat terjadi untuk
dapat memberikan persetujuan. (D,W)
5. Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai hak dan tanggung jawab mereka untuk
berpartisipasi pada proses asuhan. (D,W) (lihat juga HPK 2.2)
Elemen Penilaian MKE 9 Telusur Skor
1. Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan tentang D Bukti tentang pelaksanaan pemberian penjelasan tentang hasil asesmen, 10 TL
hasil asesmen, diagnosis dan rencana asuhan yang diagnosa dan rencana asuhan 5 TS
akan diberikan. (D,O) (Lihat juga HPK.2.1) O Lihat rekam medis pasien 0 TT
2. Terdapat bukti pasien dijelaskan tentang hasil D Bukti tentang pelaksanaan pemberian edukasi oleh DPJP dan PPJA 10 TL
asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan dan tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan yang tidak 5 TS
pengobatan yang tidak diharapkan. (D,W) (Lihat juga diharapkan 0 TT
PAP.2.4 dan HPK 2.1) W DPJP
PPJA
Pasien/keluarga
3. Terdapat bukti edukasi asuhan lanjutan di rumah. D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi oleh DPJP, PPJA, MPP tentang 10 TL
(D,W) asuhan lanjutan di rumah 5 TS
W DPJP 0 TT
PPJA
MPP
4. Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang risiko dan komplikasi 10 TL
persetujuan tindakan kedokteran (informed consent), tindakan medik yang akan dilakukan 5 TS
pasien dan keluarga belajar tentang risiko dan W DPJP 0 TT
komplikasi yang dapat terjadi untuk dapat Pasien/keluarga
memberikan persetujuan. (D,W)
5. Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang hak, kewajiban dan 10 TL
hak dan tanggung jawab mereka untuk berpartisipasi tanggungjawab pasien untuk berpartisipasi dalam proses asuhan 5 TS
pada proses asuhan (D,W) (lihat juga HPK.2.2) W PPA 0 TT
Staf klinis
Pasien/keluarga
@Standar MKE 10 : Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut
ini, terkait dengan pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dan
makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri, dan teknik rehabilitasi.
Elemen Penilaian MKE 10
1. Pemberian edukasi kpd pasien dan keluarga terkait dgn asuhan yg diberikan meliputi
penggunaan obat2-an secara efektif dan aman, potensi efek samping obat, potensi interaksi
obat antarobat konvensional, obat bebas, serta suplemen atau makanan. (D,W)
2. Pemberian edukasi kpd pasien dan keluarga terkait dgn asuhan yg diberikan meliputi
keamanan dan efektivitas penggunaan peralatan medis. (D,W)
3. Pemberian edukasi kpd pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yg diberikan meliputi
diet dan nutrisi yang memadai. (D,W) (lihat juga PAP.4 EP 7)
4. Pemberian edukasi kpd pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yg diberikan meliputi
manajemen nyeri. (D,W) (lihat juga HPK 2.5 dan PAP 6 ; AP 1.3)
5. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yg diberikan
meliputi teknik rehabilitasi. (D,W)
6. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan
meliputi cara cuci tangan yang aman. (D,W,S) (lihat juga SKP 5 dan PPI 9 EP 6)
Elemen Penilaian MKE 10 Telusur Skor
1. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang: 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang 1) penggunaan obat-obatan secara efektif dan aman 5 TS
diberikan meliputi penggunaan obat- 2) potensi efek samping obat 0 TT
obatan secara efektif dan aman, potensi 3) potensi interaksi obat antar obat konvensional, obat
efek samping obat, potensi interaksi bebas, serta suplemen atau makanan
obat antarobat konvensional , obat (regulasi lihat MKE 1 EP 1)
bebas serta suplemen atau makanan W Apoteker
(D,W) Pasien/keluarga
2. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang keamanan 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang dan efektivitas penggunaan peralatan medis 5 TS
diberikan meliputi keamanan dan 0 TT
efektivitas penggunaan peralatan medis W DPJP/PPJA/PPA lainnya
(D,W) Pasien/keluarga
3. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang diet dan 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang nutrisi yang memadai. 5 TS
diberikan meliputi diet dan nutrisi yang 0 TT
memadai (D,W) (lihat juga PAP.4 EP 7) W Dietisien
Pasien/keluarga
Elemen Penilaian MKE 10 Telusur Skor
4. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang asesmen 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang nyeri dan manajemen nyeri 5 TS
diberikan meliputi manajemen nyeri 0 TT
(D,W) (lihat juga HPK.2.5 dan PAP.6 ; W DPJP
AP.1.5) PPJA
staf klinis
Pasien/keluarga
5. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang teknik 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang rehabilitasi 5 TS
diberikan meliputi teknik rehabilitasi 0 TT
(D,W) W DPJP/fisioterapis
Pasien/keluarga
6. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang cara cuci 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang tangan 5 TS
diberikan meliputi cara cuci tangan yang W PPJA/PPA lainnya/Tim PPI 0 TT
aman (D,W,S) (lihat juga SKP.5 dan PPI.9 Pasien/keluarga
EP 6) S Peragaan cuci tangan
@Standar MKE 11 : Metode edukasi mempertimbangkan nilai2 dan
pilihan pasien dan keluarga, serta memperkenankan interaksi yang
memadai antara pasien-keluarga dan staf klinis agar edukasi efektif
dilaksanakan.
Elemen Penilaian MKE 11
1. PPA harus menyediakan waktu yang adekuat dalam memberikan edukasi. (W)
2. Bila diperlukan, pemberian edukasi kpd pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif
oleh PPA terkait. (D,W)
3. Pada proses pemberian edukasi, staf harus mendorong pasien dan keluarga untuk
bertanya dan memberi pendapat agar dapat sebagai peserta aktif. (W,S)
4. Terdapat bukti dilakukan verifikasi utk memastikan pasien dan keluarga dapat memahami
materi edukasi yg diberikan. (D,W)
5. Informasi verbal diperkuat dengan materi tertulis. (D,W)
Elemen Penilaian MKE 11 Telusur Skor
1. Profesional pemberi asuhan (PPA) harus W PPA 10 TL
menyediakan waktu yang adekuat dalam Pasien/keluarga 5 TS
memberikan edukasi (W) 0 TT
2. Bila diperlukan, pemberian edukasi D Bukti tentang materi edukasi kolaboratif 10 TL
kepada pasien dan keluarga diberikan secara 5 TS
kolaboratif oleh professional pemberi asuhan 0 TT
(PPA) terkait. (D,W) W PPA terkait
3. Pada proses pemberian edukasi, staf W PPA 10 TL
harus mendorong pasien dan keluarga untuk Staf klinis 5 TS
bertanya dan memberi pendapat agar dapat Pasien/keluarga Staf pemberi edukasi 0 TT
sebagai peserta aktif. (W,S)
S Peragaan staf klinis dalam pemberian edukasi
4. Terdapat bukti dilakukan verifikasi untuk D Bukti pelaksanaan verifikasi 10 TL
memastikan pasien dan keluarga dapat 5 TS
memahami materi edukasi yang diberikan W PPA 0 TT
(D,W) Staf klinis
Pasien /keluarga
5. Informasi verbal diperkuat dengan materi D Bukti materi edukasi tertulis 10 TL
tertulis. (D,W) 5 TS
0 TT
7
Intisari Berbagai Core Concept
*DNA of Care
� Safety
� Quality Kepemimpinan
� Culture
Keterlibatan Pasien
Kolaborasi
Interprofesional
Just Culture-Budaya Adil
Respek/Trust Keseimbangan Sistem & Manusia
Komunikasi
Pelaporan IKP-
Patient Centred Care Pembelajaran
Kolaborasi
Interprofesional KeterlibatanPasien
Komunikasi
MDR
“Multidisciplinary Rounds”
(3,5’)
Penutup : Take home message
Komunikasi efektif dalam Keselamatan Pasien akan terlaksana optimal dalam kerangka Pelayanan
Berfokus Pasien / PCC dan Asuhan Pasien Terintegrasi.
Dari 10 elemen pelaksanaan pada APT, maka elemen2 “kuat” terkait dgn komunikasi adalah sbb :
89