Anda di halaman 1dari 15

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2021 – 2022

Hari / Tanggal : Sabtu / 4 Desember 2021


Mata Kuliah : Hospital Interpersonal Relationship
Kelas : 34. B
Dosen : Ahdun Trigono

SOAL :

Membuat makalah tentang ”Strategi komunikasi efektif dari perspektif keselamatan pasien (patient centre care dan

costumer journey) dalam posisi Anda sebagai manajer di rumah sakit ”.

Makalah dibuat masing - masing individu (dilarang sama dengan teman yang lainnya) menggunakan huruf Times New

Roman ukuran 12, dengan jarak 1,5 spasi menggunakan ukuran kertas A4 minimal 10 lembar.

Softcopy makalah berbentuk word dikirim melalui sistem OSS Urindo dikerjakan dengan batas waktu Pukul 13.00 –

16.00 WIB tanggal 4 Desember 2021.


Selamat mengerjakan, semoga sukses selalu.
Disusun Oleh:

dr. Anugrah Dwi Riski

DOSEN: Ahdun Trigono, SKM, M.Kes

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

T.A 2021.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunikasi dalam praktek pelayanan kesehatan sangat di perlukan dalam mencapai hasil yang optimal dalam kegiatan pelayanan

kesehatan dan standar mutu pelayanan dari Faskes dalam hal ini Rumah Sakit. Komunikasi adalah bagian dari strategi koordinasi yang

berlaku dalam pengaturan pelayanan di rumah sakit yang dalam hal ini melibatkan tidak hanya unsur fungsional saja tetapi unsur struktural

pun diperlukan. Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar profesi kesehatan di rumah sakit

merupakan komponen yang fundamental dalam perawatan pasien. Komunikasi yang efektif dalam lingkungan layanan kesehatan
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan

bagaimana mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk memeriksa bahwa pasien telah diterima dengan benar.

Pelaksanaan komunikasi yang efektif terhadap pasien , dimulai dari elemen terkecil dalam organisasi yaitu pada tingkat "First Line

Manager" (kepala ruang), karena produktifitas (jasa) berada langsung ditangan individu-individu dalam kerja tim. Namun demikian

komitmen dan dukungan pimpinan puncak dan stakeholder lainnya tetap menjadi kunci utama. Bertemunya persepsi yang sama antara dua

komponen tersebut dalam menentukan sasaran dan tujuan, merupakan modal utama untuk meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi.

Salah satu upaya untuk menjaga keselamatan pasien, dengan menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) dalam setiap tindakan

perawat . Keselamatan pasien bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan menghindari tuntutan malpraktik. Standard Operational

Prosedure (SOP) adalah standar yang harus di jadikan acuan dalam memberikan setiap pelayanan. Standar kinerja ini sekaligus dapat

digunakan untuk menilai terhadap kinerja instansi pemerintah secara internal maupun eksternal . Setiap sistem manajemen kualitas yang baik

selalu didasari oleh SOP kemudian disosialisasikan kepada seluruh pihak yang berkompeten untuk melaksanakannya. Meskipun demikian

sebagian besar tenaga medis dalam melaksanaan praktek klinisnya belum sesuai dengan SOP yang ditetapkan oleh rumah sakit. Sebuah SOP

adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk atau direktif. mencakup proses pelayanan yang memiliki suatu

prosedur pasti atau terstandarisasi, tanpa kehilangan keefektifannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Strategi apa yang

mempengaruhi komunikasi efektif dalam patient safety?”.

1.3 TUJUAN

Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan komunikasi efektif terhadap pasien dalam konteks patient safety.

1.4 MANFAAT

Diharapkan dari makalah ini bisa memberikan gambaran dan ide untuk meningkatkan komunikasi efektif terhadap pasien dalam hal

patient safety.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah Proses mengubah prilaku orang lain. Seseorang dapat mempengaruhi sikap, pendapat dan prilaku orang lain

apabila terjalin komunikasi yang komunikatif.

2.2 PENGERTIAN KOMUNIKASI EFEKTIF


Komunikasi efektif adalah komunikasi yang berhasil menyampaikan pikiran dengan menggunakan perasaan yang disadari atau

komunikasi yang berusaha memilih cara yang tepat agar gambaran dalam benak da nisi kesadaran dari komentataor dapat dimengerti,

diterima dan dilakukan oleh komunikasn.

2.3 PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF


Agar komunikasi menghasilkan komunikasi yang efektif, seseorang harus memahami prinsip- prinsip dalam berkomunikasi. Prinsip-
prinsip komunikasi efektif adalah sebagai berikut :
1) Respect
Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang akan kita sampaikan.

2) Empathy
Empathy adalah kemampuan seseorang komunikator dalam memahami dan menempatkan dirinya pada situasi dan kondisi yang
dihadapi orang lain. Kominikasi efektif akan dengan mudah tercipta jika komunikator memiliki sikap empathy.

3) Audible
Audible adalah pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan melalui media atau derivery channel.

4) Care
Care berarti komunikator memberikan perhatian kepada lawan komunikannya. Komunikasi yang efektif akan terjalin jika
audience lawan komunikan personal merasa diperhatikan.
5) Humble
Humble adalah sikap rendah hati untuk membangun rasa saling menghargai.

2.4 LANGKAH – LANGKAH UNTUK MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF


Adapun langkah- langkah untuk membangun komunikasi efektif adalah sebagai berikut :

1) Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi

2) Mengenali komunikan

3) Menyampaikan pesan dengan jelas

4) Menggunakan alat bantu yang baik

5) Memusatkan perhatian

6) Menghindari gangguan komunikasi

7) Membuat suasana yang menyenangkan

8) Menggunakan bahasa tubuh ( body language ) yang benar.


2.5 FAKTOR YANG DAPAT MENDUKUNG KOMUNIKASI EFEKTIF
1) Dalam proses keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan
2) Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada
3) Kualitas komunikasi adalah faktor kritis dalam memenuhi kebutuhan klien.

2.6 FAKTOR YANG TIDAK MENDUKUNG KOMUNIKASI EFEKTIF


1) Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tidak efektif
2) Tidak dapat membuat keputusan dengan klien/ keluarga
3) Tidak dapat melindungi klien dari ancaman kesejahteraan
4) Tidak dapat mengkoordinasikan dan mengatur perawatan klien serta memberikan pendidikan kesehatan.

2.7 ASPEK YANG HARUS DIBANGUN DALAM KOMUNIKASI EFEKTIF ADALAH


1) Kejelasan
Dalam komunikasi harus menggunakan bahasa secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.

2) Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
3) Konteks
Maksudnya bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.

4) Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistimstika yang jelas, sehingga pihak yang menerima
informasi cepat tanggap.

5) Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tata krama dan etika. Artinya dalam komunikasi
harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak komunikasi, baik dalam penguasaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak
menimbulkan kesalahan persepsi.

2.8 KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR TENAGA KESEHATAN


Menurut Robin & Coulter (2007) mengatakan bahwa komunikasi dikatakan efektif itu jika pemahaman pesan yang disampaikan oleh
komunikator sama dengan pemahaman pesan oleh komunikan. Komunikasi efektif juga harus dilandaskan pada hubungan interpersonal yang
efektif dimana memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Dapat dipercaya (credible), pengertian harafiah diartikan seseorang mempunyai kelebihan dan merupakan pengakuan komunikan terhadap
keberadaan komunikator dalam hal seorang komunikator memiliki kompetensi dalam hal yang dibicarakan, sikap atau keteguhan pendirian
sehingga pesan yang disampaikan tidak berubah-ubah, pesan yang disampaikan memiliki tujuan yang baik dengan harapan
terjadinya perubahan menjadi lebih baik.
2) Konteks (context), pesan yang disampaikan sesuai dengan yang dibutuhkan saat ini
3) Isi (content), isi pesan menarik untuk diikuti, disimak, dan disesuaikan dengan komunikan.
4) Kejelasan (clarity), pesan yang disampaikan harus jelas dan tidak menimbulkan multitafsir.
5) Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency), pesan yang disampaikan hendaknya konsisten dan berkesinambungan serta
tidak menyimpang dari topik dan tujuan komunikasi yang telah ditetapkan.
6) Kapabilitas sasaran (capability of audience), materi dan teknik penyampaian pesan disesuaikan dengan kemampuan penerimaan
sasaran sehingga tidak terkesan membingungkan.

2.9 PENGERTIAN KESELAMATAN PASIEN


Patient safety adalah komponen kritis dari mutu pelayanan. Banyak kesalahan medis dikaitkan dengan budaya patient safety.
Sebagai organisasi pelayanan kesehatan yang secara kontinyu memperbaiki pelayanannya, penting bagi rumah sakit untuk menumbuhkan
budaya safety (culture of safety). Untuk mencapai budaya safety dibutuhkan pemahaman tentang nilai, kepercayaan, norma penting dalam
organisasi, dan sikap serta perilaku yang terkait patient safety.

2.10 STANDAR KESELAMATAN PASIEN


Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang disusun mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh
Joint Commision on Accreditation of Health Organizations, USA, tahun 2002 yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi perumahsakitan
Indonesia. Standar Keselamatan Pasien tersebut meliputi:
a. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan
terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan
b. Mendidik pasien dan keluarga
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
c. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
Rumah Sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.
d. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan
data, menganalisis secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan
pasien.
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

2.11 TUJUAN KESELAMATAN PASIEN

Ada beberapa tujuan keselamatan pasien yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien rumah sakit.
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.

Untuk mencapai tujuan keselamatan pasien, perlu dibuat langkahlangkah menuju keselamatan pasien rumah sakit, yaitu :
a. Bangun Kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Pimpin dan dukung staf anda
c. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
d. Kembangkan sistem pelaporan
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
g. Cegah cedera mealui implementasi sistem keselamatan pasien

2.12 SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien. Sasaran keselamatan pasien merupakan suatu
syarat diterapkan pada semua rumah sakit yang akan diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit yang mengacu pada Nine Life
Saving PatientSafety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
PERSI(KKP-RS PERSI) dan Joint Commission Internasional/JCI (2011). Sasaran keselamatan pasien juga tertuang dalam PERMENKES
RI No.169/MenKes/PER/VIII/2011 menyebutkan sasaran keselamatan pasien antara lain:
a. Ketepatan identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
d. Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi
e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan risiko pasien jatuh.
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Komunikasi efektif sangat berperan penting dalam bidang pelayanan kesehatan dan menjadi sebuah strategi yang ampuh dalam
penerapan patient safety. Segala unsur yang terlibat menjadi acuan dari keberhasilan terciptanya patient safety dalam implementasi
komunikasi efektif yang terjadi dari komunikan dengan komunikator.
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan belum lengkap. Harapan kedepannya semoga ada gagasan
maupun ide-ide baru untuk melengkapi makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai