Tik 3. Peningkatan Komunikasi Efektif
Tik 3. Peningkatan Komunikasi Efektif
Komunikasi
yg Efektif
TIK 3. Tutorial 11
Tutorial 11. TIK 3
Sariyatun Najla (1912101010017)
Reni Anisah (1912101010018)
Cut Filwulanda Salsabila (1912101010038)
Izzatun Nadhifah (1912101010070)
Cut Tarinda Ardellya (1912101010071)
Fathiya Rahma (1912101010051)
Siti Rahmah Nusa Fitria (1912101010073)
Yusrini (1912101010015)
Nahrycha (1912101010045)
Cut Rina Rahmayanti (1912101010068)
Nurul Khadijah Kamal (1912101010069)
Lisa Anggraini (1912101010066)
Fani Permatasari (1912101010031)
Risa Zahara Oktavia (1912101010032)
Rindiana Putri (1912101010021)
Niko Ari Arga (1912101010022)
Qudrathun Nada Mailiza (1912101010092)
Riskiana Putri (1912101010126)
table of contents
01 02
Peningkatan Komunikasi Metode Komunikasi
Efektif Efektif
Metode SBAR
03
Metode Komunikasi Efektif
Metode TBAK
-01-
Komunikasi
Efektif
Definisi
Peningkatan komunikasi yang efektif adalah suatu
pendekatan antara pemberi pelayanan, baik secara
elektronik, lisan, tertulis, yang efektif, tepat waktu,
akurat, lengkap, jelas dan mudah dipahami antara
pemberi pelayanan dan pasien/keluarga. (RSUP
Fatmawati, 2012)
b. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara
lengkap oleh penerima perintah.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
Sumber: Permenkes,2011
Hukum Komunikasi Efektif
Ada 5 (lima) hukum komunikasi yang efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective
Communication) terangkum dalam satu kata yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau
meraih.
1. Respect, Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah
sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan
2. Empathy, kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang
dihadapi oleh orang lain
3. Audible, dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
4. Clarity, pesan yang disampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi
interpretasi
5. Humble, sikap rendah hati. Dan sebagai unsur utama untuk membangun rasa
menghargai orang lain
Hambatan Dalam Berkomunikasi
Menurut Fajar (2009), terdapat beberapa Menurut Wursanto (2005), hambatan
hambatan dalam komunikasi , yaitu: komunikasi terdiri 3 macam :
• Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang • Hambatan bersifat Teknis, disebabkan beberapa
akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau factor seperti metode yg tidak sesuai, kurangnya
pengirim pesan. sarana dan prasarana, dsb.
• Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat • Hambatan semantik, disebabkan kesalahan
terjadi karena Bahasa yg digunakan tidak jelas penafsiran
sehingga mempunyai arti ambigu • Hambatan perilaku, disebut juga hambatan
• Hambatan media kemanusiaan. Disebabkan berbagai bentuk sikap atau
• Hambatan dalam Bahasa sandi perilaku komunikator maupun komunikan
• Hambatan si penerima pesan
Mengapa Komunikasi bisa menyebabkan insiden??
alasannya :
• Menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi yang efektif antara anggota tim perawatan
kesehatan dengan dokter
• Memberikan informasi yang akurat tentang kondisi pasien saat ini dan setiap perubahan
terbaru yang terjadi atau untuk mengantisipasi apabila terjadi perubahan
• Membantu staf menjadi advokat pasien.
SBAR ini dapat digunakan untuk membentuk komunikasi pada setiap tahapan perjalanan
pasien, mulai dari isi surat rujukan dokter umum, konsultan untuk rujukan, konsultan untuk
berkomunikasi, timbang terima antar tenaga kesehatan, operan jaga (handover) atau
pergantian shift perawat, dsb.
-03-
Metode Komunikasi
Efektif
TBAK
Definisi
• Merupakan Komunikasi yang dilakukan secara verbal, untuk perintah verbal atau melalui
telepon. Staf yang menerima pesan harus menuliskan dan membacakannya kembali
kepada pemberi pesan (komunikasi dan verifikasi dilakukan langsung). Pemberi pesan
harus segera melengkapi dokumentasi verifikasi secara tertulis.
Manfaat
Penerapan komunikasi TBaK akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi petugas kesehatan
dalam melakukan tindakan sehingga meningkatkan rasa percaya diri, pasien pun merasa percaya
• T :Menuliskan pesan yang disampaikan oleh DPJP (pemberi pesan) pada lembar jawaban konsultasi
bila menerima jawaban konsul atau pada lembar catatan terintegrasi bila melaporkan kondisi pasien.
• BA : Membacakan kembali (Read back) pesan yang sudah di tulis kepada DPJP (pemberi pesan).
Selesai membacakan pesan,penerima pesan mengingatkan DPJP (pemberi pesan)untuk melakukan
konfirmasi.
• Melakukan pengejaan dengan Alphabeth Indonesia (Abjad Indonesia) intruksi yang terkait dengan
obat LASA (Look Alike Sound Alike)
• K: Konfirmasi intruksi atau hasil kritis yang disebutkan oleh pemberi pesan dengan jawaban “baik
atau oke” bila sesuai dengan intruksi/pesan yang diberikan sebelumnya.