Disusun Oleh:
Kelompok 8A
Annastaya Ulina Ginting (032017014)
Louise Margaretha Sihombing (032017009)
Laila Aristina (032017006)
Francine Angelica Van Bert Siregar (032017050)
Melina Cecilia Tarigan (032017065)
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan judul
“Komunikasi Dengan Perawat”. Dalam pembelajaran kali ini, mahasiswa dituntut
untuk mampu memahami bagaimana cara berkomunikasi yang baik anatara
perawat dengan dokter dan metode apa yang digunakan dalam berkomunikasi
yang baik dan benar.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai cara berkomunikasi yang baik antara
perawat dengan dokter dan menggunakan metode yang baik dan benar. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata kesempurna.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan
3. A : Assessment (Penilaian):
a) Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti
status mental, status emosional, kondisi kulit dan saturasi oksigen,
dll
b) Nyatakan kemungkinan masalah, seperti gangguan pernafasan,
gangguan neurologi, gangguan perfusi dan lain-lain.
c) Secara umum pada Assesment/Penilaian menjelaskan pertanyaan
sebagai berikut: Apa penilaian anda dari terhadap masalah ini? Apa
yang Anda pikir masalahnya?
4. R: Recommendation (Rekomendasi):
a) Mengusulkan dokter untuk melihat pasien
b) Pastikan jam kedatangan dokter
c) Tanyakan pada dokter langkah selanjutnya yang akan dilakukan
d) Secara umum pada Recommendation/Rekomendasi menjelaskan
pertanyaan sebagai berikut : Apa yang harus kita lakukan untuk
memperbaiki masalah/ situasi ini? Apa tindakan / respon yang
Anda usulkan?
2. Bertanya (question)
Bertanya (question) merupakan teknik yang dapat mendorong klien
untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya.
3. Penerimaan
Yaitu mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku
yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan
berarti persetujuan. Penerimaan berarti bersedia untuk mendengarkan
orang lain tanpa menunjukan keraguan atau tidak setuju.
4. Mengulangi (restating)
Mengulangi (restating) yaitu mengulang pokok pikiran yang
diungkapkan klien maksudnya adalah mengulangi pokok pikiran yang
diungkapkan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.
5. Klarifikasi (clarification)
Klasifikasi (clarification) adalah penjelasan kembali ke ide atau
pikiran klien yang tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan arti
dari ungkapannya Gerald,d dan Suryani, (2005).
6. Memfokuskan (focusing)
Memfokuskan (focusing) adalah bertujuan memberikan
kesempatan kepada klien untuk membahas masalah inti dan mengarahkan
komunikasi klien pada pencapaian tujuan Stuart, G.W dalam Suryani,
(2005).
7. Diam (silence)
Teknik diam digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien
sebelum menjawab pertanyaan perawat. Diam akan memberikan
kesempatan kepada perawat dan klien untuk Mengorganisasi pikiran
masing-masing Stuart dan Sundeen, dalam Suryani, (2005).
8. Menyimpulkan (summerizing)
Menyimpulkan adalah teknik komunikasi yang membantu klien
mengeksporasi point penting dari interaksi perawat-klien. Teknik ini
membantu perawat dank lien untuk memiliki pikiran dan ide yang sama
saat mengakhiri pertemuan.
9. Mengubah Cara Pandang (reframing)
Teknik ini digunakan untuk memberikan cara pandang lain
sehingga klien tidak melihat sesuatu atau masalah dari aspek negatifnya
saja Gerald. D dalam Suryani, (2005 ) sehingga memungkinkan klien
untuk membuat perencanaan yang lebih baik dalam mengatasi masalah
yang dihadapinya.
10. Humor
Sullivan dan Deane dalam Suryani (2005), melaporkan bahwa
humor merangsang produksi catecholamine dan hormone yang
menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit,
mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernafasan dan menggunakan
humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak
mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.
3.1 Kesimpulan
Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan
menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
SBAR adalah mekanisme komunikasi yang kuat, mudah diingat berguna
untuk membingkai setiap percakapan, terutama yang kritis, yang membutuhkan
perhatian segera terhadap klinis dan tindakan. Hal ini memungkinkan cara yang
mudah dan terfokus untuk menetapkan harapan tentang apa yang akan
dikomunikasikan dan bagaimana komunikasi antara anggota tim, yang sangat
penting untuk mengembangkan kerja tim dan meningkatkan budaya keselamatan
pasien (Permanente,2013).
Stuart dan Sundeen (1995) mendefinisikan komunikasi terapeutik
merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi
penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud
untuk memengaruhi orang lain.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi
penulis sendiri, dan juga kita dapat menerapkan komunikasi baik komunikai
terapeutik maupun komunikasi dengan metode SBAR didalam pelayan di rumah
sakit.