Tanggal 1
Mengimpor TV 10 unit dengan harga @ $200, Biaya asuransi $ 20, Biaya angkut $5
Pembelian 20,250,000
Tanggal 5
Menjual TV 5 Unit dengan harga @ Rp 3,000,000 ( belum termasuk PPN) secara tunai
Kas 16,500,000
Penjualan 15,000,000
Tanggal 10
Kas 3,300,000
- PPN dan PPnBM yang harus dibayar PT. Bintang Rp. 150.000.000
Jurnal
Kas Rp 650.000.000
Pola perhitungan di atas saat PT Bintang menjual BKP mengalami perubahan sejak tanggal 1-1-
2001 karena adanya perubahan dalam Pasal 1 angka 8 UU PPN 1984 menjadi
“Harga jual adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut
undang-undang dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak”
Jurnal
Kas Rp 825.000.000
Penjualan Rp 750.000.000
PT Bintang tidak boleh memungut PPnBM karena karakteristik PPnBM adalah dipungut hanya
satu kali saja pada saat impor barang yang tergolong mewah atau pada saat penyerahan barang
yang tergolong mewah oleh pengusaha yang menghasilkan barang (pabrik/produsen).
Perusahaan “Starts” adalah perusahaan yang memproduksi AC yang tergolong mewah dan
dikenakan tariff 20%. Dalam bulan Agustus 2019 perusahaan “Stars” menjual 20 buah AC pada
toko “Galaksi” dengan harga jual Rp 5.000.000, maka besar PPN dan PPnBM yang terutang oleh
perusahaan “Stars” sebesar
Apabila toko “Galaksi” menjual kembali AC tersebut sebanyak 20 buah dengan harga Rp
5.500.000, maka PPN yang terutang toko “Galaksi: sebesar
Toko “Galaksi” tidak boleh memungut PPnBM. Karena PPnBM hanya dikenakan satu
kali saat penyerahan yaitu pada saat barang dijual oleh pihak pembuat/produsen.