Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan Tugas PPN dan PPnBM 7 April 2020

Tanggal 1

Mengimpor TV 10 unit dengan harga @ $200, Biaya asuransi $ 20, Biaya angkut $5

Nilai Impor = (10 x 200 x 10.000) + (20 x 10.000) + (5 x 10.000)

= 20.000.000 + 200.000 + 50.000 = 20.250.000

PPN = 10% X Rp 20,250,000 = Rp 2,025,000

Pembelian 20,250,000

PPN Masukan 2,025,000

Hutang Dagang 22,275,000

Tanggal 5

Menjual TV 5 Unit dengan harga @ Rp 3,000,000 ( belum termasuk PPN) secara tunai

Harga TV = 5 X Rp 3,000,000 = Rp 15,000,000

PPN = 10% X Rp 15,000,000 = Rp 1,500,000

Kas 16,500,000

PPN Keluaran 1,500,000

Penjualan 15,000,000

Tanggal 10

Meretur TV 1 Unit yang dibeli pada tanggal 1

Harga TV = Rp 20,250,000 : 10 = Rp 2,025,000

PPN = 10% X Rp 2,025,000 = Rp 202,500

Hutang Dagang 2,227,500

PPN Masukan 202,500

Retur Pembelian 2,025,000


Tanggal 15

Menerima Faktur Retur atas penjualan tanggal 5 berupa TV 1unit

Harga TV = 1 X Rp 3,000,000 = Rp 3,000,000

PPN = 10% X Rp 3,000,000 = Rp 300,000

Retur Penjualan 3,000,000

PPN Keluaran 300,000

Kas 3,300,000

Pengkreditan Pajak Masukan

PK – PM = (1.500.000 – 300.000) – (2.025.000 – 202.500) = -522.500 karena pajak keluaran


lebih kecil dibandingkan pajak masukan. Sehingga lebih bayar.

PPN & PPnBM, PT Bintang

- PPN 10 % x Rp. 500.000.000 Rp. 50.000.000

- PPnBM 20 % x Rp. 500.000.000 Rp. 100.000.000

- PPN dan PPnBM yang harus dibayar PT. Bintang Rp. 150.000.000

- Total yang harus dibayar PT. Bintang Rp. 650.000.000

- DPP PPN = 750.000.000 – 100.000.000 = 650.000.000

- PPN 10 % x Rp. 650.000.000 = 65.000.000

- Jumlah PPN yang dibayar pembeli adalah Rp. 65.000.000

- Total yang harus dibayar pembeli Rp. 815.000.000

Jurnal

Pembelian Rp. 500.000.000 Kas Rp. 815.000.000

PPN Masukan Rp. 50.000.000 PPN Keluaran Rp. 65.000.000

PPnBM Rp. 100.000.000 Penjualan Rp. 750.000.000

Kas Rp 650.000.000
Pola perhitungan di atas saat PT Bintang menjual BKP mengalami perubahan sejak tanggal 1-1-
2001 karena adanya perubahan dalam Pasal 1 angka 8 UU PPN 1984 menjadi

“Harga jual adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut
undang-undang dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak”

Sehingga perhitungannya menjadi

DPP PPN Rp 750.000.000

PPN = 10% x Rp 750.000.000 = Rp 75.000.000

Jurnal

Kas Rp 825.000.000

PPN Keluaran Rp 75.000.000

Penjualan Rp 750.000.000

PT Bintang tidak boleh memungut PPnBM karena karakteristik PPnBM adalah dipungut hanya
satu kali saja pada saat impor barang yang tergolong mewah atau pada saat penyerahan barang
yang tergolong mewah oleh pengusaha yang menghasilkan barang (pabrik/produsen).

Agar lebih jelas saya beri contoh

Perusahaan “Starts” adalah perusahaan yang memproduksi AC yang tergolong mewah dan
dikenakan tariff 20%. Dalam bulan Agustus 2019 perusahaan “Stars” menjual 20 buah AC pada
toko “Galaksi” dengan harga jual Rp 5.000.000, maka besar PPN dan PPnBM yang terutang oleh
perusahaan “Stars” sebesar

PPN = 10% x (20 x Rp 5.000.000) = Rp 10.000.000

PPnBM = 20% x (20 x Rp 5.000.000) = Rp 20.000.000

Jumlah PPN dan PPnBM yang terutang Rp 30.000.000

Apabila toko “Galaksi” menjual kembali AC tersebut sebanyak 20 buah dengan harga Rp
5.500.000, maka PPN yang terutang toko “Galaksi: sebesar

PPN = 10% x (20 x Rp 5.500.000) = Rp 11.000.000

Toko “Galaksi” tidak boleh memungut PPnBM. Karena PPnBM hanya dikenakan satu
kali saat penyerahan yaitu pada saat barang dijual oleh pihak pembuat/produsen.

Anda mungkin juga menyukai