Anda di halaman 1dari 19

1.

1 Kondisi Geografis Wilayah

Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di jazirah Tenggara Pulau

Sulawesi. Secara astronomis terletak di bagian Selatan Garis Khatulistiwa,

memanjang dari Utara ke Selatan di antara 02°45’-06°15’ Lintang Selatan

dan membentang dari Barat ke Timur di antara 120°45’-124°45’ Bujur

Timur. Luas wilayah Sulawesi Tenggara, adalah berupa daratan seluas

38.067,7 km2. Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Sulawesi

Tenggara di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan

dan Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi

NTT di Laut Flores, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di

Laut Banda dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan

di Teluk Bone

Tahun 2018, wilayah administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara

terdiri dari 15 wilayah kabupaten dan 2 kota, berdasarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 Tentang Kode dan Data

Wilayah Administrasi Pemerintahan, luas daratan masing-masing

kabupaten/ kota, yaitu: Buton (1.212,99 km2), Muna (1.922,16 km2),

Konawe (4.435,28 km2), Kolaka (3.283,59 km2), Konawe Selatan

(5.779,47 km2), Bombana (3.001 km2), Wakatobi (559,54 km2), Kolaka

Utara (3.391,67 km2), Buton Utara (1.864,91 km2), Konawe Utara

(5.101,76 km2), Kolaka Timur (3.634,74 km2), Konawe Kepulauan


(867,58 km2), Muna Barat (1.022,89 km2), Buton Tengah (958,31 km2),

Buton Selatan (509,92 km2), Kota Kendari (300,89 km2) dan Kota Baubau

(221 km2),

1.2 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan

Standar pelayanan minimal (SPM) telah ditetapkan pada peraturan

PP No. 34 tahun 2006 yang menerangkan bahwa Standar pelayanan

minimal (SPM) jalan, ialah: ukuran teknis fisik jalan yang sesuai dengan

kriteria yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang harus dipenuhi

oleh setiap jaringan jalan dan ruas-ruas jalan dalam jaringan jalan

tersebut, melalui penyediaan prasarana jalan.

Kriteria SPM Jalan meliputi Kriteria SPM untuk jaringan jalan.

1) Kriteria SPM Jaringan Jalan

a) Aksesibilitas

b) Mobilitas

c) Keselamatan

1.3 Kriteria Standar pelayanan minimal (SPM) Jaringan Jalan

1.3.1 Perhitungan Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah suatu ukuran kemudahan bagi pengguna jalan

untuk mencapai suatu pusat kegiatan (PK) atau simpul-simpul

kegiatan di dalam wilayah yang dilayani jalan, dievaluasi dari

keterhubunganan antar PK oleh jalan dalam wilayah yang dilayani


jalan dan diperhitungkan nilainya terhadap luas wilayah yang

dilayani. Dapat disimpulkan merupakan hasil pembagian jumlah

panjang jalan yang baik dibagi dengan jumlah luas wilayah

tinjauan studi. Berikut adalah hasil perhitungan aksessibilitas per

kabupaten/kota dengan menggunakan data sekunder dari Badan

Pusat Statistik provinsi sulawesi tenggara

panjang jalan(km)
Aksessibilitas= .
luas daerah (km2)

Dimana: panjang jalan = total panjang jalan (km)

Luas daerah = luas wilayah studi (km2)

Untuk menganalisis indeks Aksessibilitas dibutuhkan terlabih

dahulu data luas wilayah dan jumlah penduduk agar di tahu

tingkat kepadatan penduduknya.

Kp= jumlah penduduk/ luas wilayah

Contoh perhitungan di kabupaten bombana

KP= 180035/3001

= 60 Jiwa/km2

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 1.1


Tabel 1.1 rekapitulasi Kepadatan Penduduk
Kepadatan
Jumlah
No Kabupaten Luas Km2 Penduduk
Penduduk
(Jiwa/Km2)

1 Bombana 180035 3001 60

2 Buton 101618 1212,99 84

3 Buton Selatan 79979 509,92 157

4 Buton Tengah 92165 958,31 96

5 Kolaka 256827 3283,59 78

6 Kolaka Timur 130860 3634,74 36

7 Kolaka Utara 147863 3391,67 44

8 Konawe 249010 4435,28 56

9 Konkep 33680 868 39

10 Konawe Selatan 309298 5779,47 54

11 Konawe Utara 62403 5101,76 12

12 Muna Barat 80619 1022,89 79

13 Muna 221343 1922,16 115

14 Wakatobi 95737 559,54 171

15 Buton Utara 63070 1864,91 34

16 Kota Kendari 381628 300,89 1268

17 Kota Bau-Bau 167519 221 758

Sulawesi Tenggara 2653654 38067,7 70

Sumber ; Hasil Olah Data 2019

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan wilayah Sulawesi

tenggara Kota kendari memiliki jumlah penduduk terpadat diantara


wilayah lainnya. Luas area wilayah Kota kendari sebesar 300,89 km2 ,

dengan jumlah penduduk sebanyak 381628 jiwa, memiliki kepadatan

penduduk sebesar 1268 jiwa/km2 .wilayah konawe utara memiliki

jumlah kepadatan penduduk paling sedikit. Luas area wilayah konawe

utara 5101,76 km2 dengan jumlah penduduk 62403 jiwa memiliki

kepadatan penduduk sebesar 12 jiwa/km2.

Selanjutnya di butuhkan data panjang jalan masing –masing

wilayah Bisa dilihat pada tabel 1.2

Tabel 1.2 Panjang Jalan perkabupaten/kota sultra


Panjang Jalan Panjang
No Kabupaten Total
Jalan(km)
Baik Sedang Rusak Rusak Berat
1 Bombana 580,44 158,37 363,15 413,33 1515,29
2 buton 124 101 84 12 321
3 buton selatan 86,59 48,8 2,8 54,87 193,06
4 buton tengah 66,23 35,35 66,5 116,38 284,46
5 kolaka 157,061 139,153 377,431 203,172 876,817
6 kolaka timur 6,45 146,47 209,77 237,21 599,9
7 kolaka utara 154,23 8,24 53,41 281,05 496,93
8 konawe 365,18 0 367,94 7786 8519,12
9 konkep 17,55 77,88 38,4 116,5 250,33
10 konawe selatan 185,06 92,28 626,1 128,56 1032
11 konawe utara 228,93 398,51 105,2 141,43 874,07
12 muna barat 197,13 18,29 0 185,11 400,53
13 muna 311,54 200,465 165,635 424,97 1102,61
14 wakatobi 138,96 46,918 27,084 277,314 490,276
15 buton utara 246,82 64,12 58 263,89 632,83
16 kendari 237,94 104,07 63,4 83,79 489,2
17 bau-bau 194,81 84,91 75,17 47,49 402,38
Sumber ; hasil olah data 2019

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa konawe

memiliki panjang jalan dengan panjang 8519,12 km sedangkan yang

paling sedikit berada di kabupaten buton selatan dengan panjang 193, 06

km.

jika ditotal seluruh 15 kabupaten dan 2 kota di Sulawesi tenggara pada

tahun 2018 memiliki panjang jalan 18480,803 km.

Dari Data di atas dapat dihitung nilai aksessibilitas perwilayah di

Sulawesi tenggara . Disajikan satu perhitungan di kabupaten Bombana


Total panjang jalan(km)
Aksesibilitas =
luasdaerah (km 2)
8519,12 km
=
3001 Km 2

= 0,50 km/km2
Berdasarkan perhitungan aksesibilitas di kabupaten Bombana memiliki

indeks aksesibilitas sebesar 0,50 km/km2. Untuk perhitungan aksesibilitas

weilayah selanjutnya bisa dilihat pada Tabel 1.3

Panjang
Luas Nilai Indeks syarat
N Total
Kecamatan Wilayah Aksesibilitas minimu M/TM
o Jalan
(km2) (km/km2) m
(km)
1 Bombana 1515,29 3001 0,50 > 0,05 M
2 buton 321 1212,99 0,26 > 0,05 M
3 buton selatan 193,06 509,92 0,38 > 0,05 M
4 buton tengah 284,46 958,31 0,30 > 0,05 M
5 kolaka 876,817 3283,59 0,27 > 0,05 M
6 kolaka timur 599,9 3634,74 0,17 > 0,05 M
7 kolaka utara 496,93 3391,67 0,15 > 0,05 M
8 konawe 8519,12 4435,28 1,92 > 0,05 M
9 konkep 250,33 867,58 0,29 > 0,05 M
10 konawe selatan 1032 5779,47 0,18 > 0,05 M
11 konawe utara 874,07 5101,76 0,17 > 0,05 M
12 muna barat 400,53 1022,89 0,39 > 0,05 M
13 muna 1102,61 1922,16 0,57 > 0,05 M
14 wakatobi 490,276 559,54 0,88 > 0,05 M
15 buton utara 632,83 1864,91 0,34 > 0,05 M
16 kendari 489,2 300,89 1,63 > 0,05 M
17 bau-bau 402,38 221 1,82 > 0,05 M
Sumber; hasil olah data 2019

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat disimpulkan bahwa dari 15 kabupaten yang

ada di Sulawesi tenggara. Dengan panjang jalan 8519,12 km dan luas wilayah

4435,28 km2. Kabupaten konawe memiliki nilai Indeks aksesibilitas paling


tinggi diantara kabupaten lainya nilai Indeks aksesibilitasnya sebesar 1,92

km/km2 . Sedangkan Indeks aksesibilitas terendah berada pada kolaka utara

dengan panjang jalan 496,93 km dan luas wilayah 3391,67 km2 memiliki

Indeks aksesibilitas sebesar 0,15 km/km2.

Sedangkan nilai Indeks aksesibilitas provinsi Sulawesi tenggara adalah

total panjang jalan dibagikan dengan luas wilayah total Sulawesi tenggara.

Dapat dlilihat pada perhitungan, berikut:

total panjang jalan


Aksesibilitas =
luas daerah( km2)

18480 ,803 km
= 38067,7 Km 2

=0,49 km/km2

Berdasarkan perhitungan aksesibilitas provinsi Sulawesi tenggara

memiliki indeks aksesibilitas sebesar 0,49 km/km2. Untuk syarat Indeks

aksesibilitas ini dapat dilihat pada Tabel 1.4

Tabel 1.4 standar pelayanan minimal (SPM) indeks aksesibilitas


Nilai Minimal Dari Standar pelayanan Minimal
Indeks Aksesibilitas

No Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Minimal Indeks Aksesibilitas

1 Sangat Tinggi > 5000 >5


2 Tinggi > 1000 > 1,5
3 Sedang > 500 > 0,5
4 Rendah > 100 > 0,15
5 Sangat Rendah < 100 > 0,05
Sumber : Departemen permukiman dan prasarana wilayah, 2001

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa Indikator Indeks

aksessibilitas untuk kinerja jaringan jalan dapat dilihat dari kepadatan

penduduk yang dikaitkan dengan nilai perhitungan Indeks aksessibilitas

itu sendiri. Nilai kepadatan penduduk di provinsi Sulawesi tenggara

adalah 60 penduduk/km2 ini menunjukkan nilai kepadatan penduduk

yang sangat rendah < 100 dengan nilai Indeks aksessibilitas minimum

adalah 0,05 Km/Km2.


Tabel 1.5 Hasil perhitungan Indeks Aksessibilitas jaringan jalan provinsi
Sulawesi tenggara

Indeks
Kepadatan Panjang Luas Aksesibilitas
Penduduk Jalan Total Daerah (Km/Km2) M/TM
(Jiwa/km2) (Km) (Km2)
Provinsi
Sulawesi Eksist. Syarat
tenggara

60 18480,803 0,49 > 0,05 M


38067,7

Sumber ; hasil olah data 2019

Keterangan M= Memenuhi, TM =Tidak Memenuhi

Berdasarkan Tabel 1.5 dapat disimpulkan bahwa provinsi

Sulawesi tenggara telah memenuhi Standar pelayanan minimal (SPM)

jaringan Jalan dikarenakan nilai Indeks aksesibilitasnya berada di atas

syarat yang telah di tetapkan oleh standar pelayanan minimal (SPM)

jaringan jalan.( 0,49 >0,05)

1.3.2 Perhitungan Indeks Mobilitas

Mobilitas adalah ukuran kualitas pelayanan jalan diukur oleh kemudahan

per individu masyarakat melakukan perjalanan melalui jalan untuk

mencapai tujuannya .Jalan yang digunakan oleh sejumlah orang, akan

dirasakan berbeda atau berkurang kemudahannya jika digunakan oleh

jumlah orang yang lebih banyak.


Ukuran mobilitas adalah panjang jalan dibagi oleh jumlah orang

yang dilayaninya.Dalam konteks jaringan jalan, mobilitas jaringan jalan

dievaluasi dari keterhubungan antar PK (Pusat Kegiatan) dalam wilayah

yang dilayani oleh jaringan jalan sesuai statusnya dan banyaknya jumlah

penduduk yang harus dilayani oleh jaringan jalan tersebut.

Nilai mobilitas adalah rasio antara jumlah total panjang jalan yang

menghubungkan semua pusat kegiatan terhadap jumlah total penduduk

yang ada di dalam wilayah yang harus dilayani jaringan jalan sesuai

dengan statusnya, dinyatakan dengan satuan Km/(1000 jiwa). Dimana

dirumuskan, sebagai berikut:

Panjang Jalan
Mobilitas = x 1000 Jiwa
Jumlah penduduk

Dimana : Panjang Jalan = Jumlah Total Panjang Jalan

Jumlah Penduduk =Jumlah Total penduduk wilayah studi

Untuk dapat menganalisa mobilitas maka dilampirkan data jumlah

penduduk di provinsi Sulawesi tenggara dalam bentuk Tabel. Data ini

bersumber dari data sekunder yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik

(BPS), provinsi Sulawesi tenggara sebagai berikut :


Tabel 1.6 jumlah penduduk provinsi Sulawesi tenggara
Jumlah
No Kabupaten
Penduduk 2018

1 Bombana 180035

2 Buton 101618

3 Buton Selatan 79979

4 Buton Tengah 92165

5 Kolaka 256827

6 Kolaka Timur 130860

7 Kolaka Utara 147863

8 Konawe 249010

9 Konkep 33680

10 Konawe Selatan 309298

11 Konawe Utara 62403

12 Muna Barat 80619

13 Kabupaten Muna 221343

14 Wakatobi 95737

15 Buton Utara 63070

16 Kota Kendari 381628

17 Kota Bau-Bau 167519

Jumlah Total 2653654

Sumber ; hasil olah data 2019

Berdasarkan Tabel 1.6 dapat disimpulkan bahwa provinsi Sulawesi

tenggara jumlah penduduk pada tahun 2018 sebesar 2653654 jiwa.


Dari data di atas dapat dihitung nilai Indeks mobilitas per wilayah

maupun Indeks mobilitas provinsi Sulawesi tenggara. Disajikan satu

perhitungan di kabupaten Bombana.

 Hasil analisa perhitungan Indeks mobilitas di Bombana

Panjang Jalan
Mobilitas = x 1000 Jiwa
Jumlah penduduk

1515,29 km
= 180035 x 1000 jiwa

= 8,42 km/ 1000 jiwa

Berdasarkan perhitungan Indeks mobilitas di Bombana nilai

mobilitasnya sebesar 8,42 km/1000 jiwa. Untuk perhitungan selanjutnya

dapat dilihat pada Tabel 1.7

Tabel 1.7 Rekapitulasi Nilai Indeks Mobilitas


Panjang
Jumlah Nilai Indeks syarat
Total
No Kecamatan Pendudu Mobilitas minimu M/TM
Jalan
k (km/jiwa)*1000 m
(km)
1 Bombana 1515,29 180035 8,42 >5 M
2 buton 321 101618 3,16 >5 TM
3 buton selatan 193,06 79979 2,41 >5 TM
4 buton tengah 284,46 92165 3,09 >5 TM
5 kolaka 876,817 256827 3,41 >5 TM
6 kolaka timur 599,9 130860 4,58 >5 TM
7 kolaka utara 496,93 147863 3,36 >5 TM
8 konawe 8519,12 249010 34,21 >5 M
9 konkep 250,33 33680 7,43 >5 M
konawe
10 1032 309298 3,34 >5
selatan TM
11 konawe utara 874,07 62403 14,01 >5 M
12 muna barat 400,53 80619 4,97 >5 TM
13 muna 1102,61 221343 4,98 >5 TM
14 wakatobi 490,276 95737 5,12 >5 M
15 buton utara 632,83 63070 10,03 >5 M
16 kendari 489,2 381628 1,28 >5 TM
17 bau-bau 402,38 167519 2,40 >5 TM
Sumber ; hasil olah data 2019

Berdasarkan Tabel 1.7 dapat disimpulkan bahwa pada kabupaten

konawe yang memiliki panjang jalan 8519,12 km dan jumlah penduduk

sebanyak 244324 jiwa sehingga nilai Indeks mobilitasnya yang paling

tinggi diantara kabupaten/ kota yang lain dengan angka Indeks mobilitas

sebesar 34,87 km/1000 jiwa. Kota Kendari panjang jalan 489,2 km dan

jumlah penduduk sebanyak 370728 jiwa sehingga nilai Indeks mobilitas

penduduk di kendari adalah yang paling rendah sebesar 1,32 km/1000

jiwa. berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) seluruh


kabupaten/kota yang ada di provinsi Sulawesi Tenggara telah

memenuhi syarat karena berada di atas angka standar SPM jaringan

jalan yang telah ditetapkan.

Sedangkan nilai Indeks mobilitas provinsi Sulawesi Tenggara

adalah total panjang jalan dibagikan dengan total jumlah penduduk

provinsi Sulawesi Tenggara. Dapat dlilihat pada perhitungan, berikut:

 Hasil analisa perhitungan Indeks mobilitas di provinsi Sulawesi

Tenggara

Panjang Jalan
Mobilitas = x 1000 Jiwa
Jumlah penduduk

18480 ,803 km
= 2607224 x 1000 jiwa

= 7,08 km/ 1000 jiwa

Berdasarkan perhitungan Indeks mobilitas di provinsi Sulawesi Tenggara

memiliki nilai mobilitas sebesar 7,08 km/1000 jiwa.

Untuk syarat mobilitas dapat dilihat pada tabel 1.8

Tabel 1.8 Nilai Minimal dari Standar Pelayanan Minimal untuk


mobilitas
Nilai Minimal Dari Standar pelayanan Minimal
Indeks Mobilitas (km/1000 jiwa)
N PDRB per kapita
Minimal Indeks Mobilitas
o (juta/Rp/kapita per tahun)

1 Sangat Tinggi > 10 >5


2 Tinggi > 5 >2
3 Sedang > 2 >1
4 Rendah > 1 > 0,5
5 Sangat Rendah >1 > 0,2
Sumber : Departemen permukiman dan prasarana wilayah, 2001

Berdasarkan Tabel 1.8 dapat di simpulkan bahwa Indikator

mobilitas untuk kinerja jaringan jalan dapat dilihat dari nilai PDRB yang

dikaitkan dengan nilai perhitungan Indeks mobilitas itu sendiri. Nilai

PDRB di provinsi Sulawesi Tenggara adalah Rp. 44,645 jt kapita per

tahun ini menunjukkan nilai PDRB yang sangat tinggi > Rp. 10 jt kapita

per tahun dengan nilai mobilitas minimum adalah > 5 Km/1.000 jiwa

Tabel 1.9 Hasil perhitungan nilai mobilitas jaringan jalan provinsi


Sulawesi Tenggara
Indeks
PDRB Mobilitas
Panjang Jumlah
(Juta (Km/1000 Jiwa) M/TM
provinsi Jalan (Km) penduduk
Rupiah)
Sulawesi Eksist. Syarat
Tenggara
44,645 18480,803 2653654 7,08 >5 M

Sumber : Hasil Olah Data, 2019

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa nilai pdrb provinsi

Sulawesi Tenggara pada tahun 2018 senilai 44,645 juta rupiah kapita
pertahun dengan panjang jalan 18480,803 km. serta jumlah Penduduk

sebanyak 2653654 maka nilai indeks mobilitas kabupaten buton utara

adalah 7,08 km/1000 jiwa. Sehingga memenuhi Standar pelayanan minimal

(SPM) jaringan Jalan ( 7,08 > 5).

1.4 Kesimpulan

1) Hasil perhitungan indeks aksesibilitas yang melibatkan ukuran ‘panjang

jalan (km)/luas wilayah (km2)’, dengan nilai standar patokan yang

disesuaikan dengan faktor ‘kerapatan penduduk’ (Kep.Menkimpraswil

No. 534/KPTS/M/2001), kesepuluh kota/ kabupaten secara terpisah

masing-masing memiliki nilai ukuran aksesibilitas diatas standar yang

ditetapkan sesuai kerapatan penduduk masing-masing secara terpisah,

dan secara agregat untuk Provinsi Sulawesi tenggara juga memiliki nilai

ukuran aksesibilitas diatas nilai standar. Dengan kata lain dari sisi

penyediaan prasarana jaringan jalan sudah memadai karena total

panjang jalan yang telah disediakan sudah sesuai dengan tingkat

kerapatan penduduk dan luas wilayah, di masing-masing kota/

kabupaten maupun secara agregat di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi

tenggara. Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa dari 15 kabupaten dan 2

kota yang ada di Provinsi Sulawesi tenggara. memiliki nilai aksesibilitas

yang direpresentasikan dengan panjang jalan (km)/luas wilayah (km2)

diatas nilai standar yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa aksesibilitas
yang ada di daerah satu dan daerah lainnya memiliki aksesibilitas yang

baik.

2) Mobilitas juga telah dihitung berdasarkan standar Kep.Menkimpraswil

No. 534/KPTS/M/2001 dimana indeks mobilitas adalah rasio panjang

jalan kabupaten (km) per 1000 penduduk. Nilai patokan standar

disesuaikan dengan tingkat kepadatan penduduk, dari data ternyata

tingkat kepadatan penduduk semua kota/ kabupaten tergolong pada

sangat rendah, demikian pula untuk Provinsi Sulawesi tenggara,

tergolong kepadatan penduduk sangat rendah. Untuk golongan wilayah

dengan tingkat kepadatan sangat rendah nilai patokan indeks mobilitas

minimal adalah 0,2. dan setelah dihitung indeks mobilitas ternyata

semua kota/kabupaten memiliki indeks mobilitas diatas nilai patokan

minimal, demikian juga jika dihitung secara agregat Provinsi Sulawesi

tenggara, indeks mobilitasnya diatas nilai patokan minimal. Berdasarkan

tabel diatas menunjukkan bahwa dilihat dari sisi mobilitas penduduk,

dengan mengikuti standar tersebut, baik masing-masing kota/kabupaten

secara terpisah, maupun Provinsi Sulawesi tenggara, tidak bermasalah.

Anda mungkin juga menyukai