Anda di halaman 1dari 15

8 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.

1
Januari - Juni 2010

RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIS UNTUK PENGEMBANGAN MODUL-MODUL GERAK OTOMATIS


SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Noor Hudallah

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan rancang bangun modul-modul media
pembelajaran mahasiswa berupa peralatan sehari-hari yang prinsip kerjanya mendasarkan pada
prinsip gerak otomatis dari peralatan pneumatis.

Peralatan pneumatis bekerja karena memanfaatkan energi/daya yang dimiliki oleh udara
yang dimampatkan. Udara yang dimampatkan tersebut diarahkan untuk menghasilkan energi gerak
berupa gaya “dorong’ ataupun gaya “tarik”. Berdasar prinsip dua gaya inilah bisa dikembangkan
menjadi berbagai macam gerakan dasar yang difungsikan menjadi gerak dari berbagai peralatan
sehari-hari.
Modul-modul yang dibuat dengan peralatan pneumatis ini berupa: unit pengampelas kayu,
sistem palang pintu kereta api serta pembuka tutup botol, yang kesemuanya bekerja secara otomatis
mendasarkan prinsip dasar pneumatis. Pada kenyataannya peralatan-peralatan tersebut di atas
banyak manfaatnya di masyarakat.
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk rancang bangun/ pengembangan media
pembelajaran mahasiswa dengan komponen utama berupa peralatan pneumatis. Secara konkret
realisasinya dilakukan melalui karya bimbingan skripsi mahasiswa program studi Pendidikan Teknik
Elektro.
Perencanaan hingga realisasi alat mencakup langkah-langkah: spesifikasi masalah, analisis
masalah, alternatip pemecahan masalah, pemilihan pemecahan masalah, pelaksanaan pekerjaan
proyek serta langkah pengujian dan evaluasi.

Kata kunci : Pneumatis, modul, media pembelajaran

PENDAHULUAN peralatan yang ada di industri kayu untuk mesin


pengampelas, mesin pres, gergaji dan peralatan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak yang lain.
dijumpai permasalahan-permasalahan yang cara Sistem pneumatis yang digunakan untuk
pemecahannya adalah dengan membuat aplikasi alat tersebut bisa menjadi sistem yang
peralatan bantu. Seseorang yang ingin pekerjaan bekerja sendiri, artinya semua jenis gerak atau
rutinnya sehari-hari tidak lagi dikerjakan sendiri fungsi dilakukan oleh peralatan pneumatis tetapi
tetapi bisa diambil alih oleh sebuah mesin yang bisa juga pada suatu peralatan selain
bekerja secara otomatis akan berusaha membuat memanfaatkan sistem pneumatis juga
mesin yang menggantikan fungsi/pekerjaan orang memanfaatkan komponen/fungsi lain untuk
tersebut. melengkapi bentuk gerak atau kontrol yang
Sistem pneumatis merupakan salah satu dikehendaki. Peralatan lain yang dipakai biasanya
pilihan yang bisa diharapkan menjadi solusi bagi adalah motor-motor listrik serta peralatan kontrol
pembuatan peralatan otomatis. Gerakan utama berupa PLC (Programable Logic Control). Pada
yang bisa dilakukan oleh sistem pneumatis kenyataannya, di industri proses yang besar
adalah gaya ‘dorong’ dan gaya ‘tarik’, tetapi adanya kombinasi alat untuk suatu proses adalah
dengan tambahan sedikit peralatan/komponen menjadi hal yang biasa. Misalnya saja pada
kedua gaya tersebut bisa diubah menjadi bentuk pabrik perakitan mobil, otomasi proses perakitan
gerak yang lain misalnya: gerak resiprokasi, gerak dari mulai gerak translasi, pemasangan
oskilasi ataupun gerak rotasi. Dengan demikian komponen juga pengelasan bodi dilakukan oleh
bisa dikatakan semua jenis gerak bisa di kerjasama fungsi antara peralatan pneumatis dan
realisasikan dengan bantuan peralatan motor listrik.
pneumatis. Dipilihnya sistem pneumatis sebagai
Seiring dengan tumbuh pesatnya penggerak fungsi suatu peralatan adalah karena
rekayasa dibidang penciptaan alat-alat industri gerakan yang dilakukan bisa presisi/akurat
yang bekerja secara otomatis, aplikasi sistem sesuai dengan yang direncanakan. Selain akurat,
pneumatis di industri juga berkembang pesat. sistem pneumatis juga cukup andal, aman dan
Banyak industri proses yang peralatannya awet.
digerakkan dengan sistem pneumatis misalnya
Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 9
Januari - Juni 2010

Untuk lebih memahami bagaimana suatu MANFAAT PENELITIAN


peralatan bekerja berdasar prinsip pneumatis
maka harus diciptakan alat yang digerakkan oleh Manfaat yang akan diperoleh dari hasil
sistem pneumatis. Beberapa alat yang bisa dan penelitian ini adalah:
akan dibuat pada penelitian ini berdasar prinsip a. Sebagai media pengajaran untuk mata
kerja pneumatis tersebut adalah: unit kuliah-mata kuliah yang membahas tentang
pengampelas kayu, sistem palang pintu kereta api sistem dan aplikasi pneumatis
serta unit pembuka tutup botol. b. Memudahkan pemahaman dalam
Peralatan pneumatis tersebut selanjutnya mempelajari sistem pneumatis dengan
akan bisa dimanfaatkan sebagai media bantuan visualisasi berupa aplikasi sistem
pembelajaran mahasiswa pada materi mata (modul/alat).
kuliah pneumatis, baik mata kuliah teori maupun c. Mendapatkan perangkat media pengajaran
mata kuliah praktek. Selain itu adanya modul- yang lebih efektif dan efisien serta relatif
modul pneumatis di laboratorium jurusan Teknik murah.
Elektro diharapkan akan menjadi pendorong bagi
dosen-dosen untuk mengembangkan TINJAUAN PUSTAKA
pemanfaatannya bagi peralatan-peralatan
Teknologi Tepat Guga (TTG). Pada kenyataannya, Udara yang dimampatkan merupakan
TTG saat ini mempunyai potensi dan posisi tawar udara yang diambil dari sekitar/ lingkungan
sangat besar dalam rangka kerjasama dengan kemudian ditiupkan secara paksa ke dalam suatu
berbagai instansi maupun pemda propinsi tempat yang ukurannya relatif kecil. Pada proses
maupun pemerintah kota. pemampatan udara, misalnya pada saat meniupo
balon atau memompa ban sepeda diketahui
RUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH bahwea peniupan bola ataupun pemompaan ban
PENELITIAN sepeda bukanlah hal yang mudah, apalagi jika
cukup banyak balon yang ditiup ataupun ban
Berdasar atas latar belakang penelitian, sepeda yang dipompa.
rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bila udara sudah dimampatkan ke dalam
“Bagaimana melakukan rancang bangun sistem balon atau ban sepeda, udara tersebut akan
pneumatis untuk pengembangan modul-modul berusaha keluar lagi. Hal ini terjadi karena udara
gerak otomatis sebagai media pembelajaran”. menyimpan hampir seluruh tenaga yang
Perencanaan dan perancangan modul digunakan untuk memasukkannya dengan paksa.
pneumatis dilakukan dengan beberapa batasan. Tetapi jika balon tersebut dilepaskan, tenaga atau
Pembuatan modul pneumatis hanya dilakukan energi yang tersimpan pada udara di dalam balon
untuk unit-unit: pengampelas kayu, sistem akan membuat balon melesat seperti roket.
palang pintu kereta api dan pembuka tutup botol Tenaga yang tersimpan inilah yang hakekatnya
yang ketiga-tiganya mendasarkan pada prinsip bekerja untuk menggerakkan balon. Prinsip inilah
dasar pneumatis. yang mendasari prinsip kerja sistem pneumatik
(Patient, 1985: 3).
TUJUAN PENELITIAN Semua sistem yang menggunakan tenaga
yang disimpan dalam bentuk udara yang
Tujuan utama dilakukannya kegiatan dimampatkan serta dimanfaatkan untuk
penelitian ini adalah : menghasilkan suatu kerja disebut sistem
a. Untuk lebih memahami prinsip dasar gerak pneumatika (pneumatik system). Konstruksi
sistem pneumatis yang diaplikasikan dalam sederhana sebuah peralatan pneumatis adalah
penciptaan sebuah alat seperti gambar 1.
b. Mampu membuat alat yang dikendalikan oleh
sistem pneumatis.
c. Dihasilkannya alat atau mesin pneumatis
untuk: pengampelas kayu, sistem palang
pintu kereta api serta pembuka tutup botol.
d. Dihasilkannya modul-modul pneumatis
sebagai media pembelajaran mahasiswa.
10 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1
Januari - Juni 2010

kompresor

motor suplay udara


listrik bebas

Tombol
tekan

gaya

penampung
uda
Katup Gerak linier
Penyaring pneumatis
Pelumas
Pengatur
tekanan

Gambar 1. Sistem Pneumatis Sederhana

tempat service kendaraan bermotor. Bengkel-


Pada industri (sesuai gambar 1), bengkel yang cukup lengkap peralatannya
pemampatan udara dilakukan menggunakan biasanya memiliki peralatan seperti: bor,
kompresor yang digerakkan oleh motor listrik pengencang atau pelepas mur roda, ataupun
ataupun motor bakar. Kompresor memampatkan semprotan cat yang bekerja menggunakan udara
udara ke dalam sebuah tangki penyimpan yang yang dimampatkan.
kuat yang disebut tangki penampung atau Udara yang dimampatkan juga
receiver dan tenaga/udara yang tersimpan di dimanfaatkan pada bor-bor pneumatik yang
dalamnya siap digunakan. digunakan pada pekerjaan-pekerjaan perbaikan
Komponen pneumatik utama yang jalan dan pembangunan gedung-gedung.
digunakan dalam rancang bangun peralatan pada Demikian halnya dokter gigi menggunakan bor
penelitian ini adalah katup (valve) dan tabung dengan sistem yang sama untuk membor gigi
(cylinder). Katup-katup berfungsi sebagai dengan kecepatan tinggi. Pintu-pintu pada kereta-
pengendali tabung, sedangkan tabung berfungsi kereta bawah tanah serta bus-bus banyak yang
untuk menghasilkan gaya (force) serta gerak linier dioperasikan secara pneumatik. Rem-rem
(linier motion) untuk melakukan suatu pneumatik biasa dipakai pada kereta api dan
kerja/gerakan. kendaraan niaga. Sistem suspensi pneumatik
dipakai juga pada beberapa kendaraan modern.
Bisa dikatakan banyak bidang kehidupan
E.1 Pemanfaatan Udara yang Dimampatkan sehari-hari yang dalam operasionalnya bisa
Setiap hari banyak dijumpai berbagai digantikan fungsinya oleh peralatan pneumatis,
macam peralatan yang bekerja berdasarkan misalnya gergaji kayu, dongkrak mobil dan
sistem udara yang dimampatkan. Ban-ban berbagai bidang yang lain.
pneumatik pada mobil sering kali diisi dengan
udara yang dimampatkan menggunakan
kompresor yang biasa terdapat pada tempat-
Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 11
Januari - Juni 2010

E.2 rangkaian dan simbol-simbol pneumatik tunggal terutama digunakan untuk pekerjaan-
pekerjaan ringan yang tidak membutuhkan gaya
serta gerak linear yang besar (Patient, 1985: 7).
Pada diagram-diagram rangkaian
Gaya yang dihasilkan oleh sebuah tabung
pneumatik, digunakan simbol-simbol untuk pneumatis diukur dalam satuan SI dengan
menunjukkan komponen-komponen yang satuan newton (N). Karena satuan SI untuk
dibutuhkan, dan cara komponen-komponen panjang adalah meter, maka satuan untuk luas
tersebut saling dihubungkan. permukaan dinyatakan dalam meter persegi (m2).
Jika sebuah gaya sebesar 1 newton bekerja pada
1. Tabung Gerak Tunggal (Single-Acting
sebuah permukaan yang luasnya satu meter
Cylinder) persegi, dikatakan bahwa tekanan yang terjadi
adalah sebesar satu newton per meter persegi (1
Katup (valve) dan tabung (cylinder)
N/m2). Satu newton per meter persegi disebut
merupakan komponen pneumatik yang paling
juga satu pascal (Pa), yang merupakan satuan SI
penting. Katup berfungsi untuk mengendalikan untuk tekanan.
tabung, sedangkan tabung menghasilkan gaya Pada pneumatika, tekanan udara yang
(force) serta gerak linier (linear motion) untuk biasa ditemui umumnya cukup tinggi, sehingga
melakukan suatu kerja. Tabung gerak tunggal bila digunakan satuan seperti di atas, maka

secara skematik digambarkan: harga-harga yang ada akan melibatkan bilangan-


bilangan yang cukup besar. Misalnya udara yang
dimampatkan ke dalam sebuah tabung
torak pegas batang torak
pneumatik bisa memiliki tekanan sebesar 500 Pa
(500 N/m2). Untuk mengatasi hal tersebut bisa
dilakukan dengan menggunakan milimeter (mm)
sebagai satuan panjang. Jika sebuah gaya
sebesar satu newton bekerja pada sebuah
permukaan seluas satu milimeter persegi,
arah gerak dikatakan bahwa tekanan yang terjadi adalah
penyekat sebesar satu newton per milimeter persegi (1
N/mm2). Dengan demikikan besarnya tekanan
udara pada tabung seperti contoh di atas adalah 0,5
N/mm2. Konversi seperti inilah yang banyak
dipakai dalam perhitungan-perhitungan
Gambar 2. Skema atau Simbol Diagram Tabung pneumatis.
Gaya yang dihasilkan oleh sebuah tabung
Gerak Tunggal
pneumatis bergantung pada dua hal yaitu:

1. Tekanan udara yang dimasukkan


Udara yang dimampatkan dimasukkan ke
2. Luas permukaan torak.
dalam tabung. Selanjutnya tekanan udara yang Jika udara mampat yang dimasukkan tabung
ada akan bekerja pada permukaan sebuah torak memiliki tekanan sebesar 0,5 N/mm2 berarti
(piston), yang menghasilkan suatu gaya tekan dan bahwa pada setiap milimeter persegi permukaan
gaya tersebut akan menggerakkan batang torak torak akan bekerja gaya sebesar 0,5 N. Jika luas
yang ujungnya ada di bagian luar tabung. Dengan permukaan torak dikalikan dengan 0,5 N,
bergeraknya torak maka akan bergerak pula hasilnya merupakan gaya total yang bekerja pada
batang torak yang ada di bagian luar tabung. Bila seluruh permukaan torak. Hal tersebut
proses pemampatan udara dihentikan, sebuah dirumuskan:
pegas akan mendorong kembali torak tersebut ke gaya = tekanan x luas
tempat semula. Dalam aplikasinya, tabung gerak
12 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1
Januari - Juni 2010

Gaya yang dihasilkan tabung (N) = tekanan dimasukkan melalui lubang di bagian belakang
maka torak akan bergerak ke arah muka sehingga
batang torak bergerak maju. Udara di bagian
udara (N/mm2) x luas permukaan torak (mm2)
depan torak akan keluar melalui lubang di bagian
muka tabung. Demikian halnya sebaliknya jika
udara mampat dimasukkan melalui lubang
2. Kompresor
bagian depan, batang torak akan bergerak
Kompresor merupakan pensuplai udara
yang dimampatkan untuk dimanfaatkan oleh kembali ke belakang.

tabung-tabung pneumatik. Udara diisap dari Simbol atau diagram rangkaian untuk
atmosfer melalui sebuah filter oleh sebuah pompa tabung gerak ganda adalah:
torak yang disebut sebagai kompresor. Kompresor
ini kemudian memompakan udara tersebut ke
dalam sebuah tangki penampung dari baja yang
disebut receiver. Sebagai penggerak kompresor
digunakan sebuah motor listrik atau motor bakar
yang terhubung dengan saklar/switch sensor
Gambar 3. Skema atau Simbol Diagram Tabung
tekanan yang dihubungkan dengan penampung.
Gerak Ganda
Jika tekanan udara di dalam penampung turun
sampai suatu harga minimum tertentu, saklar
akan secara otomatis menghidupkan motor listrik 4. Alat Pengatur Aliran Udara
dan kompresor akan mengisi lagi persediaan
Pada berbagai pemanfaatan seringkali
udara di dalam penampung. Jika udara dalam
penampung sudah maksimum, saklar akan harus diatur kecepatan gerak batang torak pada

menghentikan motor listrik dan kompresor akan tabung pneumatik. Pengendalian tidak hanya
berhenti. dibutuhkan untuk satu arah gerak saja tetapi
Udara yang telah dimampatkan keluar
kadangkala juga sekaligus untuk dua arah gerak,
dari tangki penampung melalui sebuah katup
baik ketika melakukan outstroke maupun
buka-tutup. Sebelum mencapai jaringan
distribusi, udara harus melewati unit filter atau instroke. Pengendalian dilakukan dengan cara
penyaring yang akan memisahkan kandungan air mengatur laju kecepatan udara yang mengalir
dari udara sehingga peralatan-peralatan meninggalkan tabung. Aliran udara diatur
pneumatik terhindar dari proses pengaratan.
menggunakan sebuah alat yang disebut dengan
Selanjutnya udara memasuki sistem
flow regulator. Skema diagram flow regulator
distribusi, yang biasanya jika di industri
memakai pipa baja galvanis, tetapi untuk adalah seperti gambar 5 di bawah ini.
keperluan eksperimen laboratoris biasanya
menggunakan selang karet yang cukup baik.
1 2
3. Tabung Gerak Ganda

Berbeda dengan tabung gerak tunggal,


Gambar 4. Skema diagram flow regulator
tabung gerak ganda atau double-acting cylinder
yang memiliki lubang penghubung pada kedua
Jika udara mengalir ke dalam flow
ujungnya. Jika udara yang dimampatkan
regulator melalui lubang 1 dan keluar lewat
Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 13
Januari - Juni 2010

lubang 2 laju alirannya bisa ditambah atau 4. Isyarat listrik dan elektronik lebih efisien
dikurangi dengan memutar sekrup pengaturnya. dibanding isyarat pneumatik.
5. Komponen-komponen yang digunakan dalam
isyarat pengendalian dengan listrik dan
5. Solenoid
elektronik lebih murah dan lebih hemat
Untuk mengendalikan suatu sistem ruangan dibanding komponen-komponen
pneumatik bisa dilakukan dengan kendali listrik. pneumatik.
Pemilihan solenoid, didasarkan atas
Hal tersebut dimungkinkan karena adanya katup
besarnya tegangan kerja dari kumparannya.
elektro-pneumatik yang disebut katup solenoid
Tegangan kerja yang dipergunakan oleh
atau sering hanya disebut solenoid saja. Solenoid kumparan solenid adalah: 12 Volt, 24 Volt, 50
terdiri atas sebuah kumparan kawat yang bila Volt, 110 Volt, 240 Volt dan 440 Volt. Untuk lebih

dialiri listrik akan menghasilkan suatu medan amannya disarankan untuk memilih solenoid
dengan tegangan kerja yang kecil
magnet di sekelilingnya. Jika sebuah armatur dari
besi diletakkan dalam daerah medan magnet
6. Limit Switch
kumparan, makia armatur tersebut akan tertarik Saklar batas atau limit switch (LS)
ke arah kumparan. Gerakan armatur besi inilah merupakan saklar yang dapat dioperasikan
yang menjadi dasar beroperasinya katup solenoid. secara otomatis maupun nonotmatis. Limit switch

Skema diagram solenoid adalah seperti gambar yang bekerja secara otomatis adalah jenis limit
switch yang tidak mempertahankan kontak,
berikut.
sedangkan limit switch yang bekerja non-otomatis
adalah limit switch yang tidak mempertahankan
kontak.
Kontak - kontak dalam limit switch sama
seperti kontak – kotak yang terdapat pada tombol
tekan, yaitu memunyai kontak Normally Open
(NO) dan kontak Normally Closed (NC).

Gambar 5. Skema diagram Solenoid


NO NC
Pada banyak aplikasi pneumatis, solenoid
ini lebih banyak dipakai dibanding komponen
pneumatis. Solenoid menjadi pilihan dalam
aplikasi sistem pneumatis karena memiliki
keunggulan-keunggulan (Patient, 1985: 59): Gambar 6. Kontak Limit Switch

1. Jangkauan pengiriman isyarat listrik lebih


Limit switch yang tidak mempertahankan
jauh dibanding dengan jangkauan isyarat
kontak akan bekerja apabila ada benda yang
pneumatik.
menekan rollernya, sehingga kedudukan kontak
2. Isyarat listrik lebih cepat bereaksi daripada
isyarat pneumatik. NO menjadi NC dan kontak NC menjadi NO. jika

3. Energi yang digunakan unruk isyarat benda sudah diangkat, roller dari limit switch
pengendalian dengan listrik lebih kecil keposisi semula, demikian pula kedudukan
dibanding jika digunakan isyarat pneumatik. kontak - kontaknya.
14 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1
Januari - Juni 2010

7. Relai yang telah dilakukan. Modul-modul peralatan


Relai adalah sebuah alat elektronik yang pneumatis yang dibuat adalah: unit pengampelas
dapat mengubah kontak kontak saklar sewaktu kayu, sistem palang pintu kereta api serta unit
alat ini menerima sinyal listrik. Relai atau control pembuka tutup botol.
Laboratorium untuk realisasi alat atau
relai (CR) merupakan saklar magnet yang bekerja
unit pneumatis dilaksanakan di laboratorium
secara otomatis seperti halnya kontaktor magnet. jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri
Relai dibuat untuk tugas yang jauh lebih ringan Semarang.
bila dibanding dengan kontaktor. Kontak Metode pengumpulan data yang
kontaknya pun jauh lebih kecil dan harus dibuat dilakukan adalah dengan pengamatan (observasi)
terhadap fungsi alat/modul sesuai dengan
dari bahan konduktor yang baik. Bahan kontak
perencanaan dan pengukuran. Pengamatan
relai umumnya digunakan logam perak, kadang
dilakukan terhadap sistem gerak tabung
digunakan logam berharga lainnya.
pneumatik, baik untuk unit pengampelas kayu,
Apabila kumparan diberi daya maka akan sistem palang pintu kereta api serta pembuka
timbul medan magnet, akibatnya pegas kontak tutup botol.
akan bergerak atau tertarik dan menempel pada Unit-unit aplikasi sistem pneumatis
kumparan. Ujung dari pegas kontak akan pindah tersebut dibuat berdasar urutan langkah/atau
dari posisi kekontak lainnya atau yang tadinya tahap-tahap penyelesaian masalah sebagai
berikut
pada posisi NO (Normally Open), maka menjadi
NC (Normally Closed). Apabila daya yang

diberikan pada kumparan hilang, maka medan


magnetpun akan hilang, sehingga pegas kontak

akan kontak akan kembali keposisi semula


kontak NC menjadi NO kembali.

(a) (b) (c)

(a) Simbol relai


(b) Relai single pole dauble throw (SPDT)
(c) Relai dauble pole dauble throw (DPDT)

Gambar 7. Gambar Skematik dari Relai


Elektromagnetik Sederhana

F. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian


laboratoris, dimana aktivitas laboratorisnya
dilakukan untuk pembuatan modul/unit aplikasi
pneumatis berdasar rancang bangun peralatan
Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 15
Januari - Juni 2010

BATASAN ATAU SPESIFIKASI MASALAH


Rumusan mengenai tujuan atau kebutuhan yang harus dipenuhi

ANALISIS PERMASALAHAN
Pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah yang harus
dipecahkan, analisis masalah, riset dan penelitian semua
kemungkinan
pengembangan yang ada

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Selain pemecahan masalah berdasar prinsip pneumatika, dicari
kemungkinan lain misalnya digunakannya kombinasi dengan
elektronika, mekanika struktur dan instrumentasi

PEMILIHAN PEMECAHAN MASALAH


Pilih salah satu cara pemecahan masalah yang akan dikembangkan
lebih lanjut disertai dasar pertimbangannya, mengapa
tidak dipilih alternatif yang lain

PELAKSANAAN
Pembuatan prototip berdasar proses perencanaan dan perancangan
disertai struktur penunjang dan perangkat keras lain yang
dibutuhkan

UJI COBA DAN EVALUASI


Uji coba perangkat keras yang sudah dibuat dengan modifikasi
sesuai keperluan. Dilakukan evaluasi fungsi alat dan ditulis
laporannya

Gambar 8. Tahapan Realisasi Proyek

Bahan dan Alat Peralatan yang digunakan dalam


penelitian ini yang dibutuhkan dalam realisasi
unit-unit pneumatisnya adalah: gergaji besi,
Bahan penelitian adalah berbagai jenis
pemotong besi, pisau pemotong plat, mesin las,
peralatan pneumatis dan bahan pembuatan unit
multi meter dan tool-set/tool-kit
meliputi: Perangkat pneumatik terdiri atas:
tabung atau silinder, katup, solenoid, neple serta
G. HASIL PENELITIAN
kompresor. Selain itu juga: catu daya, relai dan
Pada bab ini dibahas mengenai
soket, limit switch, kabel penghubung, multiplek,
implementasi dan pengujian modul pneumatis
besi siku, cat dan kuas, laker, besi plat dan roda
yang direalisasikan. Implementasi modul
penyangga
16 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1
Januari - Juni 2010

pneumatis yang direalisasikan meliputi: modul G.2. RANCANG BANGUN MODEL


PENGAMPELAS KAYU
pengampelas kayu, sistem palang pintu kereta api
serta unit pembuka tutup botol. Aktivitas yang dilakukan meliputi
Pengujian modul pneumatis meliputi kegiatan membandingkan konsep
pengujian bagian per bagian dan pengujian perancangan rangkaian komponen pneumatik
sistem secara keseluruhan. pada mesin pengampelas kayu.

Model dasar rangkaian adalah sebagai


G.1. RANCANG BANGUN UNIT/MODUL berikut :

Pada tahap awal perancangan unit,


p e n g a tu r a lira n

langkah pertama yang dilakukan adalah


menentukan kebutuhan (need). Untuk kriteria
desain rangkaian kontrol yang diinginkan, ta b u n g g e ra k g a n d a
lim ite d s w itc h + 24 VDC

pencapaian tujuan perancangan secara umum


dilelompokkan menjadi dua, yaitu :
Kriteria “must”, yaitu kriteria yang harus 4 2

dipenuhi dalam perancangan. SV 2 SV 1

5 1 3

Kriteria“wish”, yaitu kriteria yang k a tu p s e le n o id 5 lu b a n g


te k a n a n b o la k -b a lik

diharapkan ada pada hasil perancangan. SV1 SV2


k a tu p tu a s 3 lu b a n g 2

Pada perancangan ini kriteria desain


3
rangkaian yang harus dan diharapkan dapat 1

dipenuhi adalah sebagai berikut : Gambar 9. Diagram Alir


Desain Rangkaian
Kriteria yang harus dipenuhi yaitu :
1. Model rangkaian unit menggunakan tekanan Pada gambar di atas, apabila tombol ON
udara optimal sekitar 10 bar di tekan maka selenoid valve (SV 1) bekerja,
2. Model rangkaian harus mampu beroperasi udara bertekanan mengalir menuju ke silinder
sesuai fungsi yang direncanakan. penggerak ganda sisi belakang, akibatnya torak
3. Tidak memerlukan operator khusus untuk bergerak maju. Bila torak sampai pada tempat di
menjalankan modul/unit alat. mana limit switch ditempelkan, maka kontak NO
4. Dapat dipergunakan sebagai modul pada limit switch menutup dan mengakibatkan
pembelajaran untuk praktek maupun teori selenoid valve 2 bekerja. Aliran udara katup
mahasiswa. berpindah ke bagian depan silinder, akibatnya
Kriteria yang diharapkan ada pada hasil torak bergerak ke belakang (mundur) sampai
rancangan, yaitu : menyentuh limit switch. Kontak NO limit switch
1. Mudah dalam perawatan dan perbaikannya. mengaktifkan SV 1 sehingga torak bergerak maju
2. Model rangkaian yang digunakan merupakan dan begitu seterusnya. Bila katup manual ditutup
rangkaian full pneumatik dengan penggerak maka torak akan berhenti.
manual maupun elektrik. Mekanisme sistem yang sudah
3. Memudahkan mahasiswa dalam memahami direncanakan selanjutnya dievaluasi, dengan
dan mengerti mengenai beberapa modul sasaran utama orang bisa memahami dan
komponen pneumatik. mengerti mengenai mekanisme kerja rangkaian
yang menitikberatkan pada desain rangkaian
Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 17
Januari - Juni 2010

yang mampu melakukan kerja secara cepat dan Model unit pengampelas kayu yang
presisi, disamping itu dapat dipakai untuk sarana dikembangkan adalah:
modul pembelajaran mahasiswa khususnya di
bidang kontrol pneumatik.

2
7
4

8
6
9 silinder
10 gerak ganda

1
pengampelas

cm
60

70 cm
100 cm

K e te ra n g a n g a m b a r :
1 . M e ja : se b a g a i la n d a sa n a la t p e ra g a
2 . R e l P e n ya n g g a : se b a g a i te mp a t mo d u l
3 . M o d u l K a tu p tu a s 3 lu b a n g
4 . M o d u l K a tu p se le n o id 5 /2 te ka n a n b o la k-b a lik
5 . M o d u l te rmin a l su m b e r d a ya D C
6 . P e n g a tu r ke d u d u ka n ta b u n g
7 . T a b u n g silin d e r g e ra k g a n d a
8 . B a lo k p e n g a mp e la s
9 . P e n je p it b a lo k d u d u ka n
1 0 . D u d u ka n te mp a t o b ye k yg a ka n d ia m p e la s

G.3RANCANG BANGUN SISTEM PALANG PINTU m = 0,3 m x 0,015 m x 0,02 m x 1000


KERETA API kg/m3 = 0,09 kg

Sebagai dasar perhitungan beban bagi


tabung pneumatis, untuk palang kereta
A
direncanakan ukuran balok panjang 30 cm lebar B
1,5 cm dan tebal 2 cm. Jika massa jenis kayu m = 0,09 kg
O
adalah 1000 kg/m3 maka massa dari balok
tersebut adalah volume dikalikan massa jenis,
Gambar 11. Penampang Balok Pang Pintu Kereta
sehingga: Api
18 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1
Januari - Juni 2010

Dari gambar tersebut dengan menarik hasil kali jarak tegak lurus terhadap poros
garis diagonal ruang maka titik tengah sebagai dengan gaya. Jika kondisi benda setimbang maka
letak berat dapat diketahui terletak pada titik jumlah momen sama dengan nol.
15,,1,0,75. ∑τ A = 0
Ada dua macam perancangan untuk
F x l1 – m x l2 = 0
palang pintu kereta api. Pada rancangan pertama,
sesuai gambar rencana, dimisalkan AB adalah F x 5 - 0,09 x 15 =0
batang balok, O adalah poros, m adalah massa F = 0,27 kg
balok dan DE panjang tabung pneumatik. Jika
diinginkan balok akan membuka dengan sudut F

70 0 maka panjang DD` adalah: A


B
L
70 0
∩ DD ` O L D
=
360 0
2πr m
C
2198 E
∩ DD ` =
360
Gambar 13. Gaya Dorong yang Bekerja Pada
= 6,1 cm Rancangan Palang Pintu
Jika panjang DD` adalah panjang langkah
pneumatik maka tinggi tabung pneumatik juga Jika palang akan menutup maka besar
6,1 cm. Jika diinginkan tinggi panjang CO lebih gaya yang akan bekerja adalah:
tinggi, maka batang pneumatik harus diberi F x a – m x b= 0
bantalan untuk menyesuaikan tinggi palang (CO). (F 1. cos α ). l1 – m. cos α .l2 = 0
F . cos 700 . 5 – 0,09 cos 700.15 = 0
F. 1,7 – 0,09 . 5,13 = 0

0,46
F =
`
D 1,7
A F = 0,27 kg
7 B
1
O 5 D
m
C E

Gambar 12. Rancangan Gerak Palang Pintu


L2
m

Perencanaan dilakukan untuk L1 F


menentukan berapa gaya yang akan bekerja pada
tabung pneumatik mulai dari posisi menutup α b
F1
hingga membuka dengan sudut 700 . Bila
sebuah gaya diterapkan pada balok, maka balok
tersebut akan dapat berputar pada sumbu Gambar 14. Gaya Tarik yang Bekerja Pada
Rancangan 1
porosnya. Terjadinya perubahan pada gerak rotasi
atau gaya pemutar merupakan momen gaya Pada rancangan kedua, jika diinginkan
dimana besarnya momen terhadap poros adalah palang akan membuka pada sudut 700 dengan
Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 19
Januari - Juni 2010

jari-jari 5 cm maka panjang langkahnya adalah


6,1 sama seperti perencanaan pertama, sehingga
panjang keseluruhan tabung dengan langkah
adalah 12,2 cm. Diketahui tinggi palang EO yaitu:
EO2 = AC2 – AO2
= 12,22 – 52
EO = 11,1 cm
Tinggi palang adalah 11,1 cm atau bisa juga
tinggi palang EO lebih rendah
Gambar 16. Gaya Tarik pada Palang Pintu Kereta

g.3.1 rancangan komponen pneumatik

11.1

Tabung gerak tunggal


Gambar 15. Gaya Tarik yang Bekerja pada
Rancangan 2
Katup 3 lubang selenoid

Jika ditarik garis pada titik A ke sumbu y,


Fy adalah gaya tegak lurus pada titik A sehingga
besarnya momen pada AO adalah Fy kali panjang Rancangan 1 dengan 1 katup selenoid 3 lubang & tabung
AO. gerak tunggal

∑τ o = 0 T ab u n g g erak g an d a

τ1 − τ 2 = 0
Fy . Ao – m . CO = 0
(Cos α . F ).AO – m .Co = 0
5
Besarnya sudut α adalah sin θ = K a tu p 3 lu b a n g
12,2 s e le n o id

= 0.24
θ = 24,10
R a n c a n g a n 2 d e n g a n 2 k a tu p s e le n o id 3 lu b a n g & ta b u n g
cos 24,1 . F . 5 – 0,09 . 10 = 0 g e ra k tu n g g a l

0,9 . 5 F = 0,9
F = 0,2 kg

Jadi gaya yang bekerja saat ditarik


sebesar 0,2 kg. Jika palang dalam kondisi
membuka maka tabung pneumatik akan
mendorong palang pintu kereta api yang besar
gayanya adalah
20 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1
Januari - Juni 2010

Tabung
gerak ganda

Pengatur
aliran
1

T a b u n g g e ra k g a n d a Katup beroda 3/2


Katup 5/2
tekanan bolak-balik

t u n g g a l s e le n o i d 5 lu b a n g

Tabung
gerak ganda

R ancangan 3 dengan s in g le s e le n o id 5 k a t u p & t a b u n g g e r a k


ganda
Katup beroda 3/2

Katup tuas 5/2

Gambar 17. Rancangan Komponen Pneumatik

Gambar 20. Blok Sistem Pembuka Tutup Botol


G.3.2 Rancangan Sistem Pengendali

sensor reset 1 &


Kaleng yang akan dibuka tutupnya
+12
2
V
Limit switch 1
+12
Limit switch 2 diletakkan dalam penjepit setengah lingkaran
V

Relai 1

Relai 2
+24 +12
yang tidak bergerak dan ditempatkan di atas
V V

-
papan persegi berukuran 15 x 15 cm terbuat dari
Sensor reset 3 &
+12 4 Relai utam a
V
Lim it switch 3
Lim it switch 4
multiplek sebagai tempat kaleng/botol. Botol
+12
V
Ke lampu

Relai 3
kemudian dijepit dengan alat penjepit/pencekam
Relai 4 Ke
pneumatik
-
yang berukuran setengah lingkaran yang dapat
Rangkaian pengendali komponen pneumatik dengan saklar magnetik
digerakkan dengan penggerak silinder/tabung
pneumatik. Setelah itu tutup botol dibuka dengan
Gambar 18. Rancangan Sistem Pengendali
menggunakan lubang pengungkit dengan sekali
gerakan. setelah tutup botol terbuka, pembuka
g.3.3 model unit sistem palang pintu kereta
api kembali mundur ke posisiya seperti semula.
1 Gerakan maju mundur pengungkit/pembuka ini
digerakkan dengan menggunakan penggerak dari
T abung gerak ganda

tu nggal seleno id 5 lubang silinder/tabung pneumatik, dan dilanjutkan


Rancangan 3 dengan singl e selenoid 5 katup & tabung gerak
ganda

dengan penjepit yang mundur ke posisi semula.


7 Gerakan dari silinder pneumatik diawali
7
dengan menekan tuas tombol on dan diakhiri
dengan menekan tuas off.

Daftar tahapan kerja masing-masing


silinder ;

Gambar 19. Model Unit Sistem Palang Pintu o Silinder 1 maju menjepit kaleng
Kereta Api o Silinder 2 maju membuka tutup botol
o Silinder 2 mundur kembali ke posisi
G.4. RANCANG BANGUN SISTEM PEMBUKA
semula
TUTUP BOTOL
o Silinder 1 mundur kembali ke posisi
Blok sistem yang dikembangkan untuk semula
sistem pembuka botol adalah:
Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 21
Januari - Juni 2010

Komponen-komponen pneumatik dan a. Modul sistem pneumatis dirancang untuk


elektrik yang dibutuhkan untuk merealisasi unit memodelkan fungsi pneumatis yang
sistem pembuka tutup botol adalah: diaplikasikan untuk modul-modul:
1. Tabung gerak ganda (2 buah) pengampelas kayu, sistem palang pintu

2. Katup 5/2 tekanan bolak-balik. kereta api dan pembuka tutup botol.
b. Perencanaan dan pembuatan modul sistem
3. Katup 3/2 tuas rol/roda dengan kembali
pneumatis dilakukan dengan menggunakan
bebas.
pendekatan-pendekatan teoritis sebelum
4. Katup 2/2 beroda.
tahap realisasi agar tidak banyak persoalan
5. Katup tuas 5/2.
dan tidak menyita waktu pada saat
6. Katup pengatur aliran.
diwujudkan.
7. Motor listrik. c. Pemahaman fungsi sistem pneumatis bagian
Gambar model atau desain modul per bagian secara detil sangat membantu
rancang bangun modul pembuka tutup botol dalam pengimplementasian rancangan
berbasis pneumatik adalah seperti pada gambar sistem.
21. d. Pengujian modul sistem dilakukan dengan
checklist form. Checklist form berisi data-data
Air regulator
Katup 5/2Tekanan bolak-balik
Katup pengatur alirn
tentang kondisi modul saat dijalankan,
Keran selang
dimana pada pengujian ini akan bisa
Silinder kerja ganda

diketahui bagian-bagian sistem yang belum


Katup tuas 5/2

0V
Power supply

0V
bekerja sesuai rencana untuk dasar
12 v

perbaikan fungsi sistem.


220 V Katup
24 v Limit switch beroda 2/2

Berdasarkan keterbatasan yang ada pada


modul-modul yang telah dibuat, maka diberikan
beberapa saran yang berguna untuk
mengembangkan aplikasi sistem pneumatis.
Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
a. Aplikasi sistem pneumatis hanya
dikembangkan untuk realisasi unit-unit yang
sederhana dengan langkah-langkah atau
Gambar 21. Model Rancang Bangun Sistem variasi gerak pneumatis yang terbatas
Pembuka Tutup Botol
sehingga dalam hal ini masih dimungkinkan
untuk dilakukan penambahan fungsi-fungsi
gerak pneumatis yang lebih bervariasi dan
H. SIMPULAN DAN SARAN
lebih kompleks untuk mendapatkan
Simpulan dan saran didasarkan atas unit/modul sistem pneumatis yang lebih
proses pengembangan modul-modul aplikasi aplikatif.
sistem pneumatis untuk: pengampelas kayu, b. Agar lebih aplikatif di masyarakat, sebaiknya
sistem palang pintu kereta api dan pembuka hasil penelitian ini bisa diujicobakan
tutup botol . langsung di masyarakat pengguna.
Berdasarkan proses perencanaan
dan pembuatan modul/alat sistem pneumatis,
yang meliputi tahap analisis, perancangan,
implementasi dan pengujian didapatkan beberapa
simpulan sebagai berikut:
22 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1
Januari - Juni 2010

I. DAFTAR PUSTAKA

Danang Setiawan. 2004. Skripsi: Rancang Bangun

Alat Pembuka Tutup Botol dengan

Sistem Pneumatis untuk Media

Pembelajaran Sebagai Pengembangan

Modul Gerak Otomatis. Semarang:

Teknik Elektro UNNES.

Law, Averill M. dan W. David Kelton. 1991.


Simulation Modeling and Analysis,
Second Edition. New York: McGraw-
Hill Inc.

Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Automatik,


Jilid 1 & Jilid 2-Edisi Kedua.
Erlangga: Jakarta.

O'Kelly, Denis. 1991. Performance and Control of


Electrical Machines. Singapore:
McGraw-Hill Book Company.

Pakpahan. S. 1994. Kontrol Otomatik, Teori dan


Penerapan. Jakarta: Erlangga.

Patient, Peter, Roy Pickup dan Norman Powell.


1985. Pengantar Ilmu Teknik-
Pneumatika. Jakarta: PT.Gramedia.

Slamet Eko. 2004. Skripsi: Rancang Bangun Gerak

Otomatis Palang Kereta Api Berbasis

Sistem Pneumatis Sebagai Media

Pembelajaran. Semarang: Teknik

Elektro UNNES.

Yan Berliantina. 2004. Skripsi: Modul Rancang

Bangun Mesin Pengampelas Kayu

Berbasis Pneumatik Sebagai Media

Pembelaja ran. Semarang: Teknik

Elektro UNNES.

Biografi

Noor Hudallah, dosen Teknik Elektro UNNES

Anda mungkin juga menyukai