Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PENULISAN KALIMAT

1. STRUKTUR KALIMAT
Yanti (2017) menyatakan bahwa, dalam ragam resmi, kalimat terdiri atas subjek (S),
predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.) dan keterangan (K).
Contoh:
Para aktivis itu sering berorasi di depan Gedung DPR-MPR.
S P K

2. PENGENALAN STRUKTUR KALIMAT

2.1 Ciri-Ciri Subjek


Subjek dalam sebuah kalimat dapat ditandai oleh ciri-ciri berikut:

2.1.1 Menggunakan kata tanya Apa dan Siapa


Misalnya:

 Alfian sedang berdiskusi.


Pada kalimat diatas, kita dapat mencari jawaban atas pertanyaan ‘siapa yang sedang
berdiskusi?’ Dalam hal ini, subjeknya adalah Alfian, sedangkan verba berdiskusi
berfungsi sebagai predikat (P).

 Kemarin kampus di belakang pasar itu kebakaran.


Untuk menentukan subjek kalimat diatas, kita dapat mencari jawaban atas pertanyaan
‘apa yang kebakaran kemarin?’ Jawabannya, subjeknya adalah kampus atau kampus
dibelakang pasar itu, sedangkan kata kebakaran berfungsi sebagai predikat (P).

2.1.2 Disertai kata Itu


Misalnya:
 Pria itu adalah seorang polisi.
Dalam kalimat diatas, kata itu dapat menjadi penanda subjek. Jadi, subjek kalimatnya
adalah pria itu.

26
 Stadion itu ramai dikunjungi supporter sepak bola.
Seperti kalimat sebelumnya, subjek kalimat ini adalah stadion itu.

2.1.3 Mempunyai keterangan yang didahului kata Yang


Misalnya:
 Rumah yang megah itu akan dijual.
Kalimat ini mempunyai subjek ‘rumah yang megah itu’.

 Mobil yang baru dibeli pak Adi bertabrakan dengan kereta.


Seperti kalimat diatas, subjek dalam kalimat ini adalah ’mobil yang baru dibeli pak
Adi’.

2.1.4 Tidak didahului Preposisi

Preposisi adalah kata depan. Subjek tidak didahului proposisi, seperti dari, dalam, di,
kepada, pada. Jika kata-kata tersebut ditambahkan di depan subjek, kata tersebut tidak lagi
berfungsi sebagai subjek.
Misalnya:

 Dalam seminar itu dibicarakan situasi perkembangan bahasa Indonesia.


 Sekarang di Indonesia sedang diselenggarakan pilkada di berbagai daerah.

Dua kalimat diatas menunjukkan penggunaan preposisi yang mendahului subjek, sehingga
fungsi subjek itu sendiri telah berubah menjadi keterangan. Perbaikan yang dapat
dilakukan terhadap ke dua kalimat tersebut adalah sebagai berikut:
 Seminar itu membicarakan situasi perkembangan bahasa Indonesia.
 Indonesia sedang menyelenggarakan pilkada di berbagai daerah.

2.1.5 Berupa Nomina atau Frase Nomina


Subjek umumnya berupa nomina atau frase nomina.
Contoh:
 Kuda melambangkan kekuatan.
 Semua mata pelajaran harus dikuasai anak.

27
2.1.6 Dapat berupa Verba atau Adjektiva
Disamping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva. Biasanya disertai kata
penunjuk itu.
Contoh:
 Merokok itu tidak baik.
 Kasar itu tidak selalu jahat.

2.2 Ciri-Ciri Predikat

2.2.1 Disertai kata Adalah, Ialah, atau Merupakan


Unsur kalimat yang didahului kata adalah, ialah, atau merupakan adalah predikat.
Predikatnya tergolong pada predikat berupa nomina atau frase nomina. Penanda predikat
ini terutama jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang, sehingga batas antara subjek
dan predikat tidak jelas.
Contoh:
 Keterpurukan ekonomi dan politik bangsa ini ialah karena penataan yang rapuh pada
masa lampau.
Penanda predikat pada kalimat tersebut diatas ialah karena penataan yang rapuh. Jika
diperinci berdasarkan pada struktur kalimat, akan terlihat sebagai berikur:

 Keterpurukan ekonomi dan politik bangsa ini ialah karena penataan yang rapuh pada
S P K
masa lampau.

2.2.2 Dapat diingkarkan


Bentuk pengingkaran dapat diwujudkan dengan kata tidak atau bukan. Bentuk
pengingkaran tidak, dapat dipakai untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Kata
bukan untuk penanda predikat yang berupa nomina.
Contoh:
 Rina tidak menangis ketika terjatuh di depan sekolah.
 Fina tidak cantik, tetapi menarik.
 Pak Budi bukan pimpinan yang bijaksana.

28
Predikat kalimat pertama adalah tidak menangis, dan predikat tersebut berupa verba.
Predikat kalimat kedua adalah tidak cantik, dan berupa adjektiva. Sedangkan kalimat
ketiga memiliki predikat bukan pimpinan, yang berupa nomina.

2.2.3 Dapat disertai Kata-Kata Aspek dan Modalitas


Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti
telah, sudah, belum, akan, dan sedang. Kata-kata tersebut terletak di depan verba atau
adjektiva.
Contoh:
 Pembangunan gedung itu sudah terlaksana 60%.
 Negara kita sedang krisis moneter.
Predikat kalimat pertama adalah sudah terlaksana, dan predikat kalimat kedua adalah
sedang krisis.

Kalimat yang subjeknya berupa nomina, dapat disertai modalitas, yang merupakan kata-
kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin,hendak, dan mau.
Contoh:
 Semua orang ingin sukses.
 Ibu hendak arisan di rumah bu Bambang.
Predikat kalimat ketiga adalah ingin sukses, dan kalimat ke empat adalah hendak arisan.

Predikat yang ditandai oleh kata-kata aspek atau modalitas hanya untuk predikat berupa
verba dan adjektiva. Predikat yang berupa nomina, jika terdapat kata-kata aspek dan
modalitas, perlu ditambah kata menjadi (atau dijadikan).
Contoh:
 Ia telah menjadi dosen teladan tahun ini.
 Inul sudah menjadi penyanyi dangdut terkenal.
 Velly hendak menjadi dosen.

2.3 Ciri-Ciri Objek


Objek hanya terdapat pada kalimat aktif. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

29
2.3.1 Berada langsung di belakang predikat
Objek tidak memiliki kebebasan tempat, selalu menempati posisi di belakang predikat,
baik urutan dasar maupun urutan variasi.
Contoh:
 Dia memenangkan lomba catur tingkat dunia.
 Guruh Soekarno Putra menciptakan lagu Mahadaya Cinta.

2.3.2 Dapat menjadi subjek kalimat pasif.


Objek dapat dibuktikan dengan membalikkan kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Posisi
objek kalimat aktif menjadi subjek pada kalimat pasif.
Contoh:
 Rina membentuk kelompok belajar
Kelompok belajar pada kalimat ini adalah objek. Letakkan objek tersebut menjadi
subjek, dan kalimat diubah menjadi kalimat pasif kelompok belajar dibentuk (oleh)
Rina.
 Ibu memasak rendang.
Kalimat ini juga dapat menjadi kalimat pasif rendang dimasak (oleh) ibu.

2.3.3 Tidak Didahului Preposisi


Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak dapat didahului preposisi.
Dengan kata lain, diantara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh:
 Bur Rasuanto menulis sajak, cerpen, dan novel.
Pada kalimat ini, diantara menulis dan sajak, cerpen, dan novel tidak dapat disisipkan
preposisi berupa pada atau dalam.
Jika preposisi itu dipakai, unsur di belakang preposisi itu, sajak, cerpen, dan novel
tidak lagi berfungsi sebagai objek, melainkan berfungsi sebagai keterangan, seperti
yang terlihat dibawah ini:
Bur Rasuanto menulis dalam sajak, cerpen, dan novel.
Namun, kalimat diatas masih memrlukan informasi, yaitu tentang apa yang
ditulisnya, misalnya:

30
Bur Rasuanto menulis riwayat hidup dalam sajak, cerpen, dan novel.
 Panglima Sudirman tidak mau menyerah kepada musuh.
Pada contoh ini, kata musuh bukan objek, karena unsur ini didahului oleh preposisi
kepada. Unsur ini menjadi satu kesatuan dengan preposisi kepada, sehingga kepada
musuh merupakan frase preposisi yang berfungsi sebagai keterangan.
Jika preposisi kepada ditiadakan dan verba menyerah dijadikan transitif
menyerahkan, kalimat tersebut menjadi kalimat transitif, dan musuh menjadi objek.
Misalnya:
Panglima Sudirman tidak mau menyerahkan musuh.

2.4 Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang kehadirannya bersifat wajib. Namun, pelengkap
tidak dapat dijadikan subjek pada kalimat pasif seperti halnya objek. Pelengkap dibagi
menadi dua macam, yaitu pelengkap predikat dan pelengkap objek.
Contoh:
 Usulan itu merupakan saran belaka.
S P Pel.

 Dosen akan memberi mahasiswa tugas.


S P O Pel.

Pelengkap pada kalimat pertama adalah pelengkap predikat, dan pada kalimat kedua
adalah pelengkap objek.

2.5 Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberi informasi lebih lanjut tentang
sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya memberi informasi tentang tempat,
waktu, cara, dan sebagainya.

2.5.1 Ciri-Ciri Keterangan

2.5.1.1 Bukan unsur utama:


Keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar tidak
bersifat wajib. Jika tidak ada keterangan dalam sebuah kalimat, kalimat tersebut masih

31
tetap gramatikal, asalkan unsur utama terpenuhi, yaitu adanya unsur subjek, predikat, dan
(objek).
Contoh:
 Kemarin hujan turun deras.
Dalam kalimat ini, jika keterangan ditiadakan, kalimat tetap gramatikal, yaitu:
Hujan turun deras.

 Dengan komputer, pesawat itu dapat dipantau dari bumi.


Dalam kalimat ini, jika keterangan ditiadakan, kalimat masih tetap gramatikal, yaitu:
Pesawat itu dapat dipantau.

2.5.1.2 Tidak terikat posisi


Keterangan memiliki tempat yang bebas. Tidak terikat posisi.
Contoh:
 Ia menjawab dengan hati-hati semua pertanyaan wartawan.
 Remaja sekarang senang sekali pergi ke diskotik.

2.5.2 Jenis Keterangan


Jenis-jenis keterangan dalam kalimat adalah sebagai berikut:
 Keterangan waktu:
besok, kemarin, tahun, bulan, sekarang, dan sebagainya.

 Keterangan tempat:
di rumah, ke pasar, di depan, dan sebagainya.

 Keterangan alat:
dengan pisau, dengan garpu, dengan cek, dan sebagainya.

 Keterangan cara:
dengan hati-hati, seenaknya saja, dengan marah, sambil tertawa, dan sebagainya.

 Keterangan modalitas:
harus, barangkali, sesungguhnya, sepatutnya, dan sebagainya.

32
 Keterangan aspek:
akan, sedang, sudah, dan telah.

 Keterangan tujuan:
agar bahagia, bagi kita, untuk anaknya, supaya aman, dan sebagainya.

 Keterangan sebab:
karena hemat, sebab jatuh, lantaran panik, dan sebagainya.

 Keterangan akibat:
hingga, akibatnya, sehingga, menjadi.

 Keterangan aposisi:
Keterangan yang saling menggantikan.
Misalnya:
Bapak Presiden, Joko Widodo,………

 Keterangan tambahan:
Bersifat memberi penjelasan nomina (subjek atau objek), tetapi berbeda dari keterangan
aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan
keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan.
Misalnya:
Siswanto, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
Siswanto tidak dapat menggantikan mahasiswa tingkat lima. Jika hal itu dilakukan,
makna kalimat akan berbeda.

 Keterangan pewatas:
Bersifat memberi pembatas pada nomina yang berkedudukan sebagai subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan,
keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan.
Contoh:
Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.

33
Pada kalimat tersebut, tidak semua mahasiswa mendapat beasiswa, melainkan hanya
yang mempunyai IP tiga lebih.

 Keterangan syarat:
Keterangan ini menambahkan keterangan syarat terjadinya suatu peristiwa, yaitu jika
dan bila.

 Keterangan kuantitas:
Keterangan ini menambahkan keterangan kuantittas pada sebuah kalimat yang
disertainya.
Misalnya:
sebesar, sebanyak-banyaknya, dua kali sehari, tiga kilo, lima orang, dan sebaginya.

 Keterangan penyerta:
Keterangan ini menambahkan keikutsertaan pada subjek atau pada objek.
Contoh:
bersama temannya, dengan timnya, dengan kelompoknya, bersama orangtuanya, dan
sebagainya.

3. KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua kalimat dasar.
Jenis kalimat majemuk dalam bahasa Indonesia terbagi atas tiga macam, yaitu kalimat
majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

3.1 Kalimat Majemuk Setara


Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang didalamnya sekurang-kurangnya terdapat dua
kalimat tunggal, dan masing-masing dapat berdiri sendiri.
Contoh:
Rina belajar dan Rhanda menonton televisi.

Kalimat diatas terdiri dari dua kalimat tunggal, yaitu Rina belajar dan Rhanda menonton
televisi. Kedua kalimat tunggal tersebut mempunyai kedudukan setara atau sejajar, dan
dapat berdiri sendiri.

34
Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu (a) kalimat
majemuk setara gabungan, (b) kalimat majemuk setara pilihan, (c) kalimat majemuk
setara urutan, dan (d) kalimat majemuk setara perlawanan.

3.1.1 Kalimat majemuk setara gabungan:


Kalimat majemuk setara gabungan adalah susunan kalimat yang merupakan gabungan dari
dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung
dan, serta, lagipula.
Contoh:
 Zaskia berangkat sekolah dan ibu pergi ke pasar.
 Keluarga itu masih memerlukan bantuan pangan, lagipula anaknya banyak.

3.1.2 Kalimat majemuk setara pilihan:


Kalimat majemuk setara pilihan adalah susunan kalimat yang di dalamnya sekurang-
kurangnya terdiri atas dua kalimat tunggal, dan hubungan antar kalimat tunggal itu
memperlihatkan hubungan pemilihan. Kalimat ini ditandai dengan kata penghubung atau.
Contoh:
 Makalah itu harus diserahkan minggu ini atau nilai Anda ditangguhkan.
 Mirna dapat melanjutkan kursus keterampilan atau mengikuti bimbingan tes terlebih
dahulu.

3.1.3 Kalimat majemuk setara urutan:


Kalimat majemuk setara urutan adalah susunan kalimat yang di dalamnya terdapat
sekurang-kurangnya dua kalimat tunggal dan hubungan antar kalimat tunggal tersebut
memperlihatkan hubungan urutan, keadaan, atau proses. Kalimat ini ditandai dengan kata
penghubung lalu, lantas, terus, kemudian.
Contoh:
 Toto mengajukan pertanyaan, lalu Amir tersenyum gembira.
 Susi mengumpulkan semua anaknya, lantas anak tertua memulai pembicaraan.

3.1.4 Kalimat majemuk setara perlawanan:

35
Kalimat majemuk setara perlawanan adalah susunan kalimat yang di dalamnya terdapat
sekurang-kurangnya dua kalimat tunggal dan hubungan antar kalimat tunggal tersebut
memperlihatkan hubungan yang berlawanan. Kalimat ini ditandai dengan kata penghubung
tetapi, melainkan, dan sedangkan.
Contoh:
 Banyak orang yang sering memikirkan masalah berat badan, tetapi mereka sangat malas
berolahraga.
 Suami saya bukan berbaju kuning, melainkan berbaju biru.

3.2 Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas bagian inti dan bukan inti.
Bagian inti disebut induk kalimat (IK), dan bagian bukan inti disebut anak kalimat (AK).

Ada tiga ciri untuk membedakan induk kalimat dan anak kalimat, yaitu (1) derajat, (2) kata
penghubung, dan (3) kemandirian. Derajat dalam induk kalimat adalah lebih tinggi
daripada anak kalimat. Kata penghubung yang digunakan dalam kalimat majemuk
bertingkat dapat digunakan untuk membedakan induk kalimat dan anak kalimat.
Kemandirian merupakan ciri induk kalimat. Sebaliknya, anak kalimat tidak bisa berdiri
sendiri.

Kata penghubung penanda anak kalimat adalah walaupun, meskipun, jika, maka, karena,
sebab, sebelum, setelah, kendatipun, sekalipun, bahwa, supaya, ketika, sehingga, agar, dan
sebagainya.

Contoh:
 Jika anda mau mendengarkan, saya senang sekali.
AK IK
 Apabila tergugat bersedia untuk berunding, penggugat akan senang sekali.
AK IK

3.3 Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat.
Contoh:

36
Keinginan itu selalu tertunda karena Anwar lebih berkonsentrasi ke lembaga pendidikan di
luar negeri, sedangkan orangtuanya memilih pendidikan di dalam negeri.

4. KALIMAT EFEKTIF

4.1 Definisi:
Kalimat efektif adalah kalimat yang tepat guna dan bisa
menyampaikan maksud atau gagasan kepada pendengar atau
pembacanya.
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang menimbulkan kerancuan
dan ketidakjelasan makna bagi pendengar atau pembacanya.

4.2 Ciri-Ciri Kalimat Efektif:

a. Kesepadanan:
Kesapadanan merupakan keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang
digunakan. Kesepadanan kalimat bisa terlihat dari kesatuan pokok pikiran suatu kalimat
yang kompak dan kesepadanan pikiran yang baik.

Ciri-ciri kesapadanan struktur suatu kalimat adalah sebagai berikut :


 Kalimat tersebut harus mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
 Tidak terdapat subjek yang ganda.
 Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
 Predikat kalimat tidak didahului oleh kata penghubung yang.

Contoh :
 Dalam musyawarah itu menghasilkan lima keputusan (salah)
Musyawarah itu menghasilkan lima keputusan (benar)
 Di Sekolah kami mengadakan lomba baca puisi (salah)
Sekolah kami mengadakan lomba baca puisi (benar)

b. Kesejajaran

37
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat
tersebut. Jika bentuk pertama memakai verba, yang kedua juga harus memakai verba. Dan
apabila kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat
selanjutnya juga harus menggunkan kata kerja berimbuhan me-.

Contoh :
 Bapak menolong anak itu dengan dipapahnya kepinggir jalan (salah)
 Bapak menolong anak itu dengan memapahnya kepinggir jalan (benar)

c. Ketegasan
Ketegasan merupakan suatu perlakuan, penekanan, atau penonjolan terhadap suatu ide
pokok dari suatu kalimat. Untuk membuat penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa
cara yang harus dilakukan, yaitu :
 Meletakkan ide pokok itu didepan kalimat
Contoh :
- Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain (salah)
- Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini (benar)

 Membuat rangkaian kata yang bertahap


Contoh :
- Tidak seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak yatim (salah)
- Tidak seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak yatim (benar)

 Melakukan pengulangan kata (repetisi)


Contoh :
Cerita itu benar-benar menarik, cerita itu sangat mengharukan

 Melakukan pertentangan terhadap ide pokok


- Contoh :
Anak itu nakal, tetapi baik

38
 Menggunakan partikel penegasan, seperti partikel –lah, -pun, dan –kah.
- Contoh :
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?

d. Kecermatan
Kecermatan adalah tidak menggunakan kata yang mempunyai banyak makna atau tafsiran
ganda, dan tepat dalam pilihan kata.

Contoh :

 Siswa kelas 6 yang terkenal itu menerima hadiah (salah)


 Siswa yang terkenal di kelas 6 itu menerima hadiah (benar)

e. Kehematan
Kehematan adalah menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain dengan wajar dan yang perlu
saja. Namun, perlu diingat bahwa tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Penggunaan kata
yang berlebihan akan merusak maksud kalimat.

Yang harus diperhatikan dalam penghematan kata, yaitu :


 Menghilangkan pengulangan subjek.
 Menghindari sinonim dalam satu kalimat
 Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh :

 Dia memakai topi warna putih (salah)


 Dia memakai topi putih (benar)

f. Kepaduan
Kepaduan adalah menggunakan gabungan kata supaya informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah dan bisa dipahami.

Yang harus diperhatikan dalam kepaduan kalimat, yaitu :

39
 Kalimat tidak berkepanjangan dan tidak mencerminkan cara berpikir yang bukan
simetris.
 Kalimat menggunakan bentuk aspek, agen, verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat
yang berpredikat pasif.
 Kalimat tidak harus menyelipkan kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata
kerja dan objek penderita.

Contoh :

 Makalah ini membahas tentang desain interior pada rumah adat (salah).
 Makalah ini membahas desain interior pada rumah adat (benar).

g. Kelogisan
Kelogisan bisa disebut juga dengan masuk akal atau bisa diterima oleh akal sehat. Maksud
kelogisan dalam kalimat efektif adalah kalimat itu dapat dengan mudah dipahami.

Contoh :
 Saya mengajar mata kuliah Jurnalistik di kampus (salah).
 Saya mengajarkan mata kuliah Jurnalistik di kampus (benar).

4.3 Contoh:
N Kalimat Tidak Efektif Kalimat Efektif
o.
a. Sungguh sangat benar-benar Sungguh beruntung nasib orang
berun tung nasib orang itu. itu.

b. Kemarin banyak para karyawan Kemarin banyak karyawan yang


yang melakukan mogok kerja. melakukan mogok kerja.
c. Kedua orang itu saling Kedua orang itu saling menatap.
bertatap-tatapan.
d. Semua orang tau bahwa dia Semua orang tahu bahwa dia
yang mencuri kalung itu. yang mencuri kalung itu.
e. Mobil yang diparkir yang Mobil yang diparkir di ujung itu
diujung itu milik ayahku. milik ayahku.
f. Banyak juga yang menyangka Banyak juga yang menyangka
kalau dia itu seorang bahwa dia seorang pahlawan.

40
pahlawan .
g. Dia berhasil terhindar daripada Dia berhasil menghindar dari
kebakaran yang mengerikan kebakaran yang mengerikan itu.
itu.
h. Pertemuan tadi dihadiri oleh Rapat tadi dihadiri oleh pimpinan
pimpin an dan para anggota- dan para anggotanya.
anggotanya.
i. Mendingan belajar daripada Sebaiknya belajar daripada
bermain di luar. bermain di luar.
j. Para hadirin dipersilahkan Hadirin dipersilahkan berdiri.
berdiri.
k. Di dalam buah tomat Di dalam buah tomat terkandung
mengandung Vitamin A. Vitamin A.
l. Anak-anak itu saling pukul- Anal-anak itu saling pukul.
memukul.
m. Kita harus berfikir maju ke Kita harus berfikir maju agar
depan agar menjadi orang menjadi orang sukses.
sukses.
n. Mobil itu mundur ke belakang Mobil itu mundur dengan hati-
dengan hati-hati. hati.

o. Budi naik ke atas menggunakan Budi naik menggunakan tangga


tangga untuk menuju lantai 2. untuk menuju lantai 2.
p. Kita seharusnya tidak Kita seharusnya tidak
mengkesam pingkan masalah mengesamping kan masalah ini.
ini.
q. Andi berusaha menstop mobil Andi berusaha menyetop mobil
yang sedang melaju. yang sedang melaju.
r. Saya telah katakan bahwa saya Telah saya katakan bahwa saya
akan pergi dengannya. akan pergi dengannya.
s. Guru-guru sudah pada hadir di Guru-guru sudah hadir di rapat
rapat itu. itu.
t. Budi tidak masuk hari ini. Budi tidak masuk hari ini.
Jangan-jangan dia sedang sakit. Mungkin dia sedang sakit.
u. Kamu harus belajar dengan giat Kamu harus belajar dengan giat
agar supaya naik kelas! agar naik kelas!
v. Banjir yang terjadi itu Banjir yang terjadi itu disebabkan
disebabkan karena sampah sampah yang menggunung.
yang menggunung.

41
42

Anda mungkin juga menyukai