Adoc - Tips - Hubungan Indeks Massa Tubuh Imt Dengan Kejadian An PDF
Adoc - Tips - Hubungan Indeks Massa Tubuh Imt Dengan Kejadian An PDF
ABSTRAK
Pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan
secara maksimal. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini berakibat terlambatnya pematangan
seksual dan hambatan pertumbuhan linear. Tidak sedikit survei yang mencatat ketidakcukupan asupan zat gizi
para remaja. Dengan adanya berbagai masalah konsumsi makanan remaja, mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan remaja dan status gizi remaja, serta bebagai masalah gizi, salah satunya anemia dimana remaja
putri lebih rentan daripada remaja putra. Salah satu gejala anemia adalah 5L, kelelahan, BB menurun, pucat,
dsb.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ellis, dkk (2009) pada remaja di Kab. Bandung dan Kota Band-
ung dengan jumlah responden 320 orang, remaja dengan IMT kurus sebanyak 48.7%, IMT normal 42.8% dan
IMT gemuk 8.5%. Di Indonesia prevalensi anemia sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri, 27,9% (Her-
man, 2006). Hasil Penelitian yang dilakukan PT. Merck Tbk. Di Jawa angka kejadian anemia cukup tinggi. Di
Jawa Barat yang melibatkan 7439 peserta ternyata 41% anemia,. Anemia pada anak SMU/SMA remaja putri
di Bandung 40-41% (Saidin 2002 & Lestari 1996). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara
Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Kifayatul Achyar tahun 2012.
Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dengan
populasi 55 orang, sample kasusnya 55 orang dengan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data dengan
pengukuran dan perhitungan langsung pada responden berupa BB, TB, IMT dan Hb. Analisa yang digunakan
adalah univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan: Ada hubungan antara In-
deks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Kifayatul Achyar (P-Value = 0.001,
X2 = 18.686). Kesimpulan: Sebagian besar remaja putri di SMA Kifayatul Achyar tergolong IMT kurus dan
hampir setengahnya mengalami anemia ringan. Dan adanya hubungan antara IMT dengan kejadian anemia
pada remaja putrid di SMA Kifayatul Achyar. Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan pemberian informasi/
pendidikan mengenai konsumsi gizi yang baik kepada remaja putri, sehingga ada perubahan sikap dan prilaku
kearah yang lebih baik untuk meningkatkan prestasi belajar.
Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh (IMT), Kejadian Anemia dan Remaja Putri
ABSTRACT
Based on research conducted by Ellis et al (2009) in adolescents in the district Bandung and Bandung by the
number of respondents 320 people, skinny teenager with a BMI as 48.7%, 42.8% normal BMI and obese BMI
was 8.5%. In Indonesia, the prevalence of anemia of 57.1% suffered by young women, 27.9% suffered by Women
Aged Fertile (WUS) and 40.1% of pregnant women suffer (Herman, 2006). The results of research conducted by
PT. Merck Tbk. in East Java, West Java and North Sumatra incidence of anemia is high. In East Java, involv-
ing 5959 participants turned out to be a blood test 33% were anemic in West Java, involving 7439 participants
turned out to be 41% anemia, whereas in North Sumatra from 9377 participants turned out to be 33% of whom
anemia. Anemia in young high school/high school girls in Bandung 40-41% (Saidin, 2002 & Lestari 1996).
The purpose of this study to determine the relationship between body mass index (BMI) and the incidence of
anemia in adolescent girls in high school Kifayatul Achyar in 2012. This type of research uses descriptive study
using cross-sectional approach, with a population of 55 people, 55 people with a sample case of total sampling
technique. Data collection techniques with direct measurements and calculations of the respondents in the form
of BB, TB, BMI and Hb. The analysis is used univariate and bivariate with Chi-Square test. The results showed:
There is a relationship between body mass index (BMI) and the incidence of anemia in adolescent girls in high
school Kifayatul Achyar (P-Value = 0.026, X2 = 7.273). Based on this research, the provision of necessary in-
formation/education about good nutrition intake for young women, so there is a change in attitude and behavior
toward better toimproveacademicachievement.
Keywords : Body Mass Index (BMI), incidence of anemia and Young Women
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012
Anemia
indeks massa tubuh remaja putri di SMA Kifayatul Achyar
yang dikategorikan ke dalam kurus, normal dan gemuk,
seperti pada tabel 4.6 berikut ini
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012
18,686
0,001
yang dilakukan oleh Bhargava et al. (2001) di Bangladesh
Gemuk 4 2 0 0 6 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara IMT den-
Total 24 22 9 0 55 gan status zat besi dalam tubuh. Demikian juga penelitian
Tabel 4.8 menunjukan bahwa dari 55 responden remaja Antelman at al., (2000) di Tanzania yang menunjukkan ada
putri, sebanyak 31 responden (56.4%) tergolong kedalam perbedaan yang signifikan anemia dengan IMT < 19 kg/m2
kategori IMT kurus dimana 17 responden (30.9%) men- dan IMT > 24 kg/m2, di mana wanita yang memiliki IMT <
galami anemia ringan. 19 kg/m2 memiliki peluang risiko menderita anemia 3 kali
Untuk hasil uji Chi-Square hubungan IMT dengan ke- lebih besar daripada wanita dengan IMT > 24kg/m2.
jadian anemia pada remaja putri di SMA Kifayatul Achyar, Keterbatasan Penelitian
memiliki nilai P-Value = 0,001 dan X2 = 18.686. Sehingga Dalam penelitian ini ada beberapa keterbatasan, yaitu:
nilai P-Value lebih kecil dari α = 0,05, atau X2hitung lebih Dalam melakukan penelitian IMT, peneliti tidak
besar dari X2dk = 4 α = 0.05 = 9.488 (dari tabel X2) maka menggali faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi (sta-
H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara IMT den- tus individu, ekonomi dan anatomi tubuh individu) atau pun
gan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Kifayatul faktor langsung (konsumsi makanan dan infeksi) dan tidak
Achyar. langsung (kesediaan makanan ditingkat rumah tangga, daya
PEMBAHASAN beli keluarga yang kurang, dsb) yang sebenarnya mempen-
Indeks Massa Tubuh garuhi Indeks Massa Tubuh (IMT) pada remaja putri yang
Pengukuran antropometri merupakan salah satu pengu- diteliti, sehingga mempengaruhi hasil penelitian.
kuran status gizi, yaitu pengukuran terhadap dimensi tubuh Dalam melakukan pengukuran Hb, peneliti tidak meng-
dan komposisi tubuh. Salah satunya adalah mengukur in- gali faktor-faktor yang menyebabkan anemia seperti: Gene-
deks massa tubuh yang merupakan indikator penilaian sta- tik, Perdarahan, Infeksi, Immunologi, dsb. Sehingga mem-
tus gizi saat ini (current nutrition status). Hasil perhitungan pengaruhi hasil penelitian.
IMT ini dapat dikategorikan kedalam kurus, normal dan ge- Dalam penelitian kejadian anemia, peneliti tidak mem-
muk (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2011). fokuskan pada salah satu jenis anemia, karena keterbatasan
Dari data diatas, didapatkan bahwa dari 55 responden alat yang ada, peneliti hanya mengambil gambaran secara
remaja putri, sebanyak 33 responden (60.0%) tergolong umum dari anemia, sehingga tidak diketahui jenis anemia
kedalam IMT kurus. Sehingga dari data tersebut di dapat- apa yang banyak terjadi pada remaja putri.
kan sebagian besar remaja putri di SMA Kifayatul Achyar
tergolong kedalam IMT kurus. Ini mengambarkan bahwa SIMPULAN DAN SARAN
konsumsi makanan gizi remaja putri di SMA Kifayatul Simpulan
Achyar belum optimal. Mengingat dari kebiasaan makan Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil
remaja putri yang kurang sehat dan diet yang tidak seim- kesimpulkan sebagai berikut:
bang yang sering kali mempengaruhi kualitas dan kuantitas 1. Sebagian besar remaja putrid di SMA Kifayatul Achyar
dari makanan yang mereka makan. tergolong dalam IMT kurus.
Kejadian Anemia 2. Hampir setengahnya remaja putri di SMA Kifayatul
Menurut Daniel (1997) yang dikutip dari Arisman Achyar mengalami anemia ringan.
(2010), hampir sebagian remaja putri tidak melakukan sara- 3. Ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
pan dipagi hari, mereka melewatkan dua kali waktu makan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Kifayatul
dan lebih memilih kudapan. Sebagian besar kudapan bukan Achyar Wilayah Kec. Cibiru-Bandung tahun 2012.
hanya hampa kalori, tetapi juga sedikit sekali mengandung
zat gizi, selain dapat mengganggu (menghilangkan) nafsu Saran
makan. Dengan adanya hasil dari penelitian ini, diharapkan
Dari hasil penelitian pengukuran Hb, didapatkan data setiap warga sekolah memberdayakan kegiatan organisasi
dari 55 responden remaja putri, 31 orang (56.4%) mengal- UKS dan bekerja sama dengan pihak puskesmas terdekat
ami anemia, dimana dari 31 orang yang mengalami anemia untuk melakukan pembinaan dan promosi kesehatan dis-
itu, sebanyak 22 orang (40.0%) mengalami anemia ringan. ekolah. Sehingga terdapat peningkatan kesehatan yang
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kejadi- dapat meningkatkan prestasi belajar siswa/i.
an Anemia Pada Remaja Putri Di SMA Kifayatul Achyar Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti tentang
Dari data diatas didapatkan juga bahwa 3 responden Indeks Massa Tubuh (IMT) dan kejadian anemia saja, ada
(5.5%) dengan IMT Normal dan 2 responden (3.6%) den- beberapa hal yang belum tergali lebih mendalam seperti
gan IMT gemuk mengalamai anemia ringan. Disini yang faktor-faktor pengetahuan, sikap dan prilaku remaja putri
perlu diperhatikan, selain faktor konsumsi makan, ada fak- mengenai konsumsi makanan bergizi. Oleh karena itu maka
tor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian anemia (sep- peneliti selanjutnya disarankan untuk menggali faktor lain
erti genetik dan immunologi) yang sulit di teliti dan memer- yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja
lukan waktu serta alat yang memadai. putri seperti faktor pengetahuan, sikap dan perilaku remaja
Dari penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan putri serta ketersediaan sarana dan prasarana.
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012