Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KEJADIAN ANEMIA

PADA REMAJA PUTRI DI SMA KIFAYATUL ACHYAR WILAYAK Kec.CIBIRU-


BANDUNG TAHUN 2012
Imam Abidin, Supriyadi, Sumbara

ABSTRAK

Pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan
secara maksimal. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini berakibat terlambatnya pematangan
seksual dan hambatan pertumbuhan linear. Tidak sedikit survei yang mencatat ketidakcukupan asupan zat gizi
para remaja. Dengan adanya berbagai masalah konsumsi makanan remaja, mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan remaja dan status gizi remaja, serta bebagai masalah gizi, salah satunya anemia dimana remaja
putri lebih rentan daripada remaja putra. Salah satu gejala anemia adalah 5L, kelelahan, BB menurun, pucat,
dsb.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ellis, dkk (2009) pada remaja di Kab. Bandung dan Kota Band-
ung dengan jumlah responden 320 orang, remaja dengan IMT kurus sebanyak 48.7%, IMT normal 42.8% dan
IMT gemuk 8.5%. Di Indonesia prevalensi anemia sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri, 27,9% (Her-
man, 2006). Hasil Penelitian yang dilakukan PT. Merck Tbk. Di Jawa angka kejadian anemia cukup tinggi. Di
Jawa Barat yang melibatkan 7439 peserta ternyata 41% anemia,. Anemia pada anak SMU/SMA remaja putri
di Bandung 40-41% (Saidin 2002 & Lestari 1996). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara
Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Kifayatul Achyar tahun 2012.
Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dengan
populasi 55 orang, sample kasusnya 55 orang dengan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data dengan
pengukuran dan perhitungan langsung pada responden berupa BB, TB, IMT dan Hb. Analisa yang digunakan
adalah univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan: Ada hubungan antara In-
deks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Kifayatul Achyar (P-Value = 0.001,
X2 = 18.686). Kesimpulan: Sebagian besar remaja putri di SMA Kifayatul Achyar tergolong IMT kurus dan
hampir setengahnya mengalami anemia ringan. Dan adanya hubungan antara IMT dengan kejadian anemia
pada remaja putrid di SMA Kifayatul Achyar. Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan pemberian informasi/
pendidikan mengenai konsumsi gizi yang baik kepada remaja putri, sehingga ada perubahan sikap dan prilaku
kearah yang lebih baik untuk meningkatkan prestasi belajar.
Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh (IMT), Kejadian Anemia dan Remaja Putri

ABSTRACT

Based on research conducted by Ellis et al (2009) in adolescents in the district Bandung and Bandung by the
number of respondents 320 people, skinny teenager with a BMI as 48.7%, 42.8% normal BMI and obese BMI
was 8.5%. In Indonesia, the prevalence of anemia of 57.1% suffered by young women, 27.9% suffered by Women
Aged Fertile (WUS) and 40.1% of pregnant women suffer (Herman, 2006). The results of research conducted by
PT. Merck Tbk. in East Java, West Java and North Sumatra incidence of anemia is high. In East Java, involv-
ing 5959 participants turned out to be a blood test 33% were anemic in West Java, involving 7439 participants
turned out to be 41% anemia, whereas in North Sumatra from 9377 participants turned out to be 33% of whom
anemia. Anemia in young high school/high school girls in Bandung 40-41% (Saidin, 2002 & Lestari 1996).
The purpose of this study to determine the relationship between body mass index (BMI) and the incidence of
anemia in adolescent girls in high school Kifayatul Achyar in 2012. This type of research uses descriptive study
using cross-sectional approach, with a population of 55 people, 55 people with a sample case of total sampling
technique. Data collection techniques with direct measurements and calculations of the respondents in the form
of BB, TB, BMI and Hb. The analysis is used univariate and bivariate with Chi-Square test. The results showed:
There is a relationship between body mass index (BMI) and the incidence of anemia in adolescent girls in high
school Kifayatul Achyar (P-Value = 0.026, X2 = 7.273). Based on this research, the provision of necessary in-
formation/education about good nutrition intake for young women, so there is a change in attitude and behavior
toward better toimproveacademicachievement.

Keywords : Body Mass Index (BMI), incidence of anemia and Young Women
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012

PENDAHULUAN dangkan di Sumatra Utara dari 9377 peserta ternyata 33%


Makanan, baik berupa bahan mentah maupun bahan diantaranya anemia. Anemia pada anak SMU/SMA remaja
jadi yang siap dikonsumsi merupakan kebutuhan biologis putri di Bandung 40-41% (Saidin 2002 & Lestari 1996).
bagi setiap orang, kebutuhan tersebut harus dicukupi se- (http://fransis.wordpress.com/2008/06/03/dampak-ane-
tiap harinya baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang mia/, diunduh pada tanggal 28 Mei pukul 19:20).
mengacu pada jumlah yang harus terpenuhi sesuai dengan Dalam penentuan status gizi, tidak dapat dilakukan
kebutuhan individu tersebut (Savitri, 2006). dengan satu ketegori, misalkan hanya menggunakan tinggi
Pada umumnya remaja lebih suka makan makanan ja- badan atau berat badan saja, tetapi harus menggunakan be-
janan yang kurang bergizi seperti goreng-gorengan, coklat, berapa kategori, seperti: tinggi badan dengan umur, berat
permen dan es. Remaja sering makan diluar rumah bersama badan dengan umur atau berat badan dengan tinggi badan.
teman-temannya, sehingga waktu makan tidak teratur yang Dalam menentukan status gizi remaja saat ini dapat dilaku-
mengakibatkan gangguan sistem pencernaan. Selain itu, kan pengukuran antropometri dengan menggunakan IMT,
remaja sering tidak makan pagi karena tergesa-gesa berak- yaitu dengan membagi BB (kg) dengan TB (m) dikuadrat-
tifitas sehingga mengalami lapar dan lemas, kemampuan kan (Arisman, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilaku-
menangkap pelajaran menurun, semangat belajar menurun, kan oleh Ellis, dkk (2009) pada remaja di Kab. Bandung
keluar keringat dingin, kesadaran menurun sampai pingsan dan Kota Bandung dengan jumlah responden 320 orang,
(Atikah dan Erna, 2010). remaja dengan IMT kurus sebanyak 48.7%, IMT normal
Tidak sedikit survei yang mencatat ketidakcukupan asu- 42.8% dan IMT gemuk 8.5%.
pan zat gizi para remaja. Mereka bukan hanya melewat- Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti melakukan
kan waktu makan (terutama sarapan) dengan alasan sibuk, studi pendahuluan di SMA Kifayatul Achyar yaitu dengan
tetapi juga sangat senang mengunyah makanan junk food melakukan pengkajian fisik dan mengidentifikasi gejala
(Johnshon dkk, 1994). Disamping itu kekhawatiran men- dari anemia berupa 5L (lemah, letih, lesu, lelah, lunglai
jadi gemuk telah memaksa mereka mengurangi jumlah dan mata sering sering berkunang-kunang), konjungtiva
pangan yang seharusnya disantap (Brownel KD & Rodin, anemis, pucat, takhikardia, anoreksia dan pola makan se-
1994, dikutip dalam Arisman, 2010). hari-hari yang sekaligus mempengaruhi IMT remaja putri.
Dengan adanya berbagai masalah konsumsi makanan Maka, dari hasil studi pendahuluan tersebut di dapatkan
remaja diatas, mempengaruhi pertumbuhan dan perkem- data dari 20 orang remaja putri, 17 orang mengalami gejala/
bangan remaja yang sedang dalam masa growth spurt (per- anamnesa anemia dan 13 orang memiliki pola makan tidak
tumbuhan yang cepat), baik tinggi maupun berat badannya teratur (sering mengkonsumsi makanan cepat saji, frekue-
(Erna, Yuyum dan Meryati, 2005). Hal tersebut mempen- nsi makan yang dalam satu hari 1-2 kali dan menghindari
garuhi juga terhadap status gizi remaja, yang salah satunya beberapa makanan karena diet yang tidak seimbang).
dapat ditentukan dengan pengukuran antropometri dengan Dengan hasil studi pendahuluan tersebut, maka penel-
menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). (Adisty, 2012). iti tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan
Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan dengan Indeks Massa Tubuh dan kejadian anemia pada
remaja. Meski asupan kalori dan protein sudah mencukupi, remaja putri, sehingga peneliti akan mengambil judul
namun elemen lain seperti zat besi, kalsium, dan beberapa penelitian “Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
vitamin masih kurang (Arisman, 2010). Untuk remaja pu- Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA Kifayatul
tri yang mengalami menstruasi lebih rentan dibandingkan Achyar Wilayah Kec. Cibiru-Bandung Tahun 2012”.
remaja putra dalam mengalami masalah anemia, karena se-
lama menstruasi, remaja putri mengeluarkan sejumlah zat METODOLOGI PENELITIAN
besi setiap bulan (Savitri, 2006). Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Di Indonesia prevalensi anemia sebesar 57,1 % diderita penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sec-
oleh remaja putri, 27,9% diderita oleh Wanita Usia Subur tional . Adapun penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
(WUS) dan 40,1 % diderita oleh ibu hamil (Herman, 2006). gambaran mengenai hubungan antara indeks massa tubuh
Penyebab utama anemia gizi di Indonesia adalah rendahn- (IMT) dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA
ya asupan nutrisi. Anemia dapat menyebabkan penurunan Kifayatul Achyar Tahun 2012.
kemampuan fisik, produktivitas kerja, dan kemampuan Analisis Univariat
berpikir. Selain itu anemia juga dapat menyebabkan penu- 1. Indeks Massa Tubuh
runan antibodi sehingga mudah sakit karena terserang in- Pada variable Indeks Massa Tubuh diukur dengan cara:
feksi. IMT= (BB (Berat Badan) dalam kg)/( TB^2 (Tinggi
(http://www.wnpg.org/frm_index.php?pg=informasi/ Badan) dalam m)
info_makalah.php&act=edit&id=63, diunduh pada tanggal Hasil perhitungan dengan formula ini akan mengindika-
28 Mei 2102 pukul 19:00WIB). sikan status gizi dengan klasifikasi sebagai berikut:
Hasil Penelitian yang dilakukan PT. Merck Tbk. di Jawa Kurus : <18,5
Timur, Jawa Barat dan Sumatra Utara angka kejadian ane- Normal : 18,5-25,0
mia cukup tinggi. Di Jawa Timur melibatkan 5959 perserta Gemuk : >25,0
tes darah ternyata 33% diantaranya anemia di Jawa Barat (DepKes, 1994, dikutip oleh Adisty, 2012).
yang melibatkan 7439 peserta ternyata 41% anemia, se- Data hasil perhitungan, dimasukan kedalam data dis-
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012

tribusi frekuensi dalam bentuk presentase dengan menggu-


nakan rumus: Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh Remaja Puti Di SMA
Kemudian dilakukan interpretasi data dengan menggu- Kifayatul Achyar Wilayah Kec.Cibiru-Bandung Tahun 2012
nakan kategori persentase berdasarkan pendapat Koentja-
raningrat (1994) pada tabel 3.4 berikut: Kategfori Indeks Frekwensi Persentase
Masa Tubuh
Tabel 3.4 Kurus 33 60,0
Interpretasi Persentase
Normal 16 29,1
Besar Persentase Interpretasi
Gemuk 6 10,9
0 Tidak Ada
Total 55 100
1-25 Sebagian Kecil
Berdasarkan table 4.6 diatas didapatkan data bahwa, dari
26-49 Hampir Setengahnya
55 responden remaja putri, sebanyak 33 responden (60.0%)
50 Setengahnya tergolong kedalam IMT kurus. Sehingga dari data tersebut
51-75 Sebagian Besar di dapatkan sebagian besar remaja putri di SMA Kifayatul
76-99 Pada Umumnya Achyar tergolong kedalam IMT kurus (60.0%).
100 Seluruhnya
Kejadian Anemia
2. Kejadian Anemia pada Remaja Putri Dibawah ini digambarkan hasil pengukuran tentang ke-
Pada varibel kejadian anemia pada remaja putri, diukur jadian anemia dimana dilihat dari kadar hemoglobin (Hb)
dengan menggunakan alat pengukur Hb digital dan strip darah responden, yang dikategorikan kedalam anemia dan
Hb, dengan hasil: tidak anemia, seperti pada tabel 4.7 berikut ini:
Tidak anemia : Hb ≥12 g/dL Tabel 4.7
Anemia ringan : Hb 10-11 g/dL Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA
Sedang : Hb 8-10 g/dL Kifayatul Achyar Wilayah Kec.Cibiru-Bandung Tahun 2012
Anemia berat : Hb ≤8 g/dL
(Depkes RI, 2000). Kejadian Anemia Frekwensi Persentase
Data hasil perhitungan, dimasukan kedalam data dis- Tidak Anemia 24 43,6
tribusi frekuensi dalam bentuk presentase. Kemudian di- Anemia Ringan 22 40,0
lakukan interpretasi data dengan menggunakan kategori
Anemia Sedang 9 16,4
persentase berdasarkan pendapat Koentjaraningrat (1994)
pada tabel 3.4. Anemia Berat 0 0
Total 55 100
Analisis Bivariat Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan data, bahwa dari 55
Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan responden remaja putri, 31 orang (56.4%) mengalami ane-
kejadian anemia defisiensi besi pada remaja putri di SMA mia, dimana dari 31 orang yang mengalami anemia itu,
Kifayatul Achyar, diuji dengan menggunakan uji hubungan sebanyak 22 orang (40.0%) mengalami anemia ringan. Se-
melalui statistik Koefisien Kontingensi dari Chi-Square hingga dari data tersebut didapatkan hampir setengahnya
atau Khi-Kuadrat. remaja putri di SMA Kifayatul Achyar mengalami anemia
Setelah dilakukan penghitungan menggunakan rumus ringan.
tersebut, lalu untuk membuat keputusan tentang hipotesis
yang diajukan diterima atau ditolak, maka harga Chi Kuad- Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kejadi-
rat tersebut perlu dibandingkan dengan Chi kuadrat tabel an Anemia Pada Remaja Putri
dengan dk dan taraf kesalahan tertentu. Pada penelitian Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan
ini diambil dk = 4 dan taraf kesalahan sebesar 5% (0.05). chi-square tabel 3x2 untuk mencari hubungan IMT den-
Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Chi Kuadrat hitung gan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Kifayatul
lebih kecil dari tabel, maka Ho diterima, dan apabila lebih Achyar tahun 2012, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8
besar atau sama dengan (≥) harga tabel maka Ho ditolak berikut ini:
(Trihendradi, 2009 & Rusyana, 2011). Tabel 4.8
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kejadian Anemia Pada
HASIL DAN PEMBAHASAN Remaja Putri Di SMA Kifayatul Achyar Tahun 2012
Hasil Penelitian Anemia
P-Value

Indeks Massa Tubuh Total


IMT Tidak Ringan Sedang Berat
Dibawah ini digambarkan hasil dari pengukuran tentang
X2

Anemia
indeks massa tubuh remaja putri di SMA Kifayatul Achyar
yang dikategorikan ke dalam kurus, normal dan gemuk,
seperti pada tabel 4.6 berikut ini
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012

Kurus 7 17 9 0 31 antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian anemia


pada remaja putri. Penelitian ini memperkuat penelitian
Normal 13 3 0 0 16

18,686
0,001
yang dilakukan oleh Bhargava et al. (2001) di Bangladesh
Gemuk 4 2 0 0 6 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara IMT den-
Total 24 22 9 0 55 gan status zat besi dalam tubuh. Demikian juga penelitian
Tabel 4.8 menunjukan bahwa dari 55 responden remaja Antelman at al., (2000) di Tanzania yang menunjukkan ada
putri, sebanyak 31 responden (56.4%) tergolong kedalam perbedaan yang signifikan anemia dengan IMT < 19 kg/m2
kategori IMT kurus dimana 17 responden (30.9%) men- dan IMT > 24 kg/m2, di mana wanita yang memiliki IMT <
galami anemia ringan. 19 kg/m2 memiliki peluang risiko menderita anemia 3 kali
Untuk hasil uji Chi-Square hubungan IMT dengan ke- lebih besar daripada wanita dengan IMT > 24kg/m2.
jadian anemia pada remaja putri di SMA Kifayatul Achyar, Keterbatasan Penelitian
memiliki nilai P-Value = 0,001 dan X2 = 18.686. Sehingga Dalam penelitian ini ada beberapa keterbatasan, yaitu:
nilai P-Value lebih kecil dari α = 0,05, atau X2hitung lebih Dalam melakukan penelitian IMT, peneliti tidak
besar dari X2dk = 4 α = 0.05 = 9.488 (dari tabel X2) maka menggali faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi (sta-
H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara IMT den- tus individu, ekonomi dan anatomi tubuh individu) atau pun
gan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Kifayatul faktor langsung (konsumsi makanan dan infeksi) dan tidak
Achyar. langsung (kesediaan makanan ditingkat rumah tangga, daya
PEMBAHASAN beli keluarga yang kurang, dsb) yang sebenarnya mempen-
Indeks Massa Tubuh garuhi Indeks Massa Tubuh (IMT) pada remaja putri yang
Pengukuran antropometri merupakan salah satu pengu- diteliti, sehingga mempengaruhi hasil penelitian.
kuran status gizi, yaitu pengukuran terhadap dimensi tubuh Dalam melakukan pengukuran Hb, peneliti tidak meng-
dan komposisi tubuh. Salah satunya adalah mengukur in- gali faktor-faktor yang menyebabkan anemia seperti: Gene-
deks massa tubuh yang merupakan indikator penilaian sta- tik, Perdarahan, Infeksi, Immunologi, dsb. Sehingga mem-
tus gizi saat ini (current nutrition status). Hasil perhitungan pengaruhi hasil penelitian.
IMT ini dapat dikategorikan kedalam kurus, normal dan ge- Dalam penelitian kejadian anemia, peneliti tidak mem-
muk (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2011). fokuskan pada salah satu jenis anemia, karena keterbatasan
Dari data diatas, didapatkan bahwa dari 55 responden alat yang ada, peneliti hanya mengambil gambaran secara
remaja putri, sebanyak 33 responden (60.0%) tergolong umum dari anemia, sehingga tidak diketahui jenis anemia
kedalam IMT kurus. Sehingga dari data tersebut di dapat- apa yang banyak terjadi pada remaja putri.
kan sebagian besar remaja putri di SMA Kifayatul Achyar
tergolong kedalam IMT kurus. Ini mengambarkan bahwa SIMPULAN DAN SARAN
konsumsi makanan gizi remaja putri di SMA Kifayatul Simpulan
Achyar belum optimal. Mengingat dari kebiasaan makan Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil
remaja putri yang kurang sehat dan diet yang tidak seim- kesimpulkan sebagai berikut:
bang yang sering kali mempengaruhi kualitas dan kuantitas 1. Sebagian besar remaja putrid di SMA Kifayatul Achyar
dari makanan yang mereka makan. tergolong dalam IMT kurus.
Kejadian Anemia 2. Hampir setengahnya remaja putri di SMA Kifayatul
Menurut Daniel (1997) yang dikutip dari Arisman Achyar mengalami anemia ringan.
(2010), hampir sebagian remaja putri tidak melakukan sara- 3. Ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
pan dipagi hari, mereka melewatkan dua kali waktu makan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Kifayatul
dan lebih memilih kudapan. Sebagian besar kudapan bukan Achyar Wilayah Kec. Cibiru-Bandung tahun 2012.
hanya hampa kalori, tetapi juga sedikit sekali mengandung
zat gizi, selain dapat mengganggu (menghilangkan) nafsu Saran
makan. Dengan adanya hasil dari penelitian ini, diharapkan
Dari hasil penelitian pengukuran Hb, didapatkan data setiap warga sekolah memberdayakan kegiatan organisasi
dari 55 responden remaja putri, 31 orang (56.4%) mengal- UKS dan bekerja sama dengan pihak puskesmas terdekat
ami anemia, dimana dari 31 orang yang mengalami anemia untuk melakukan pembinaan dan promosi kesehatan dis-
itu, sebanyak 22 orang (40.0%) mengalami anemia ringan. ekolah. Sehingga terdapat peningkatan kesehatan yang
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kejadi- dapat meningkatkan prestasi belajar siswa/i.
an Anemia Pada Remaja Putri Di SMA Kifayatul Achyar Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti tentang
Dari data diatas didapatkan juga bahwa 3 responden Indeks Massa Tubuh (IMT) dan kejadian anemia saja, ada
(5.5%) dengan IMT Normal dan 2 responden (3.6%) den- beberapa hal yang belum tergali lebih mendalam seperti
gan IMT gemuk mengalamai anemia ringan. Disini yang faktor-faktor pengetahuan, sikap dan prilaku remaja putri
perlu diperhatikan, selain faktor konsumsi makan, ada fak- mengenai konsumsi makanan bergizi. Oleh karena itu maka
tor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian anemia (sep- peneliti selanjutnya disarankan untuk menggali faktor lain
erti genetik dan immunologi) yang sulit di teliti dan memer- yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja
lukan waktu serta alat yang memadai. putri seperti faktor pengetahuan, sikap dan perilaku remaja
Dari penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan putri serta ketersediaan sarana dan prasarana.
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012

Referensi Kesehatan. ¶ 9.http://creasoft.wordpress.


com/2008/04/15/remaja-dan-anemia/, diunduh pada
tanggal 20 Mei 2012 Pukul 19:00 WIB.
Arali. ¶ 2.http://arali2008.wordpress.com/2011/10/23/
DAFTAR PUSTAKA kadar-hemoglobin-untuk-penentuan-status-anemia-
gizi-besi/, diunduh pada tanggal 20 Mei 2012 pada
Aggraeni, Adisty Cynthia, S.Gz.(2012). Nutritional Care Pukul 18:30 WIB.
Process. Yogyakarta: Graha Ilmu. Agoy, Gizi Net. ¶ 6.http://www.ilmu-gizi.net/2011/09/imt-
Arisman.(2010).Gizi Dalam Daur Kehidupan.Jakarta:EGC. indeks-massa-tubuh-bmi.html, diunduh pada tang-
Arikunto, Suharsimi.(2010). Prosedur Penelitian Suatu gal 10 September 2012 pukul 17:00 WIB.
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bardosono, Saptawati.(2006).Gizi Sehat Untuk Perempuan.­
Jakarta: FKUI.
Budiman.(2011). Penelitian Kesehatan. Bandung: PT
Refika­Aditama.
Budiarto, Eko.(2002).Biostatistik untuk Kedokteran dan
Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC
C.Trihendradi.(2009).7Langkah Mudah Melakukan
Analisis­Statistik Menggunakan SPSS 17.Yogya-
karta: CV.Andi Offset.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat.(2011).
Gizi dan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: PT Raja
Grafindo­Persada.
Efendi, Ferry dan Mahhfudli.(2009). Keperawatan Kes-
ehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Koentjaraningrat.(1994).Metode-metode Penelitian Ma-
syarakat.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
M.Tarwoto, Wasnidar.(2007).Anemia pada Ibu Hamil.
Jakarta:­Trans Info Media.
Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Metodologi Penelitian
Kesehatan.­Jakarta: Rineka Cipta.
Paath, Erna Francin, Yuyum R, Heryati.(2005). Gizi Dalam
Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC.
Proverawati, Atikah, Erna Kusuma Wati.(2010). Ilmu
Gizi Untuk Keperawatan Dan Gizi Kesehatan.
Yogyakarta:­Nuha Medika.
Rusyana, dkk.(2011).Cara Mudah Belajar SPSS 17 dan
Aplikasi­Statistik Penelitian.Bandung:CV. Alfabeta
Sayogo, Savitri.(2006). Gizi Remaja Putri. Jakarta: FKUI.
Smeltzer, Suzanne C.(2002). Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC.
Suhardjo.(2003).Berbagai Cara Pendidikan Gizi.Bogor:
Bumi Aksara
W.Sarwono, Sarlito.(2011). Psikologi Remaja.Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Satgas Remaja IDAI, ¶1.http://www.idai.or.id/remaja/ar-
tikel.asp?q=20117695121, Diunduh pada tanggal 27
Mei 2012 Pukul 17:00 WIB.
Ay u , ¶ 1 . h t t p : / / w w w . w n p g . o r g / f r m _ i n d e x .
php?pg=informasi/info_makalah.
php&act=edit&id=63, diunduh pada tanggal 28 Mei
2102 pukul 19:00WIB.
Caroline,¶2.http://ayumeenakirei.blogspot.com/2010/07/
ptoposal-kti.html,diunduh pada tanggal 28 Mei 2012
pukul 19:10 WIB).
Wikipedia Indonesia. ¶ 3.http://id.wikipedia.org/wiki/
Remaja,­diunduh pada Tanggal 27 Mei 2012 Pukul
19:00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai