Disusun Oleh :
Ahmad Ulul Albab (18760018)
Kelas B
1
http://www.kamusilmiah.com/it/sejarah-world-wide-web di akses pada 5 maret 2020
2
Tim E-Media Solusindo, Membengun Komunitas Onlin, ( Jakarta : Elex Media
Komputindo, 2008) hlm. 15
juga mengalami perkembangan yang sangat berarti3. Dalam
pengelompokan jenis website lebih diarahkan pada fungsi, sifat dan
bahasa pemograman yang digunakan.
Adapun website menurut sifatnya adalah:
a. Website dinamis merupakan website yang menyediakan content atau
isi yang selalu berubah-ubah setiap saaat. Misalnya website berita,
seperti detik.com, kompas.com, dan lain sebagainya.
b. Website statis, merupakan website yang kontennya sangat jarang
diubah. Misalnya, website profil organisasi4.
Adapun kalau ditinjau dari segi tujuan, maka bisa dibagi menjadi
beberapa website atas:
a. Personal web, website yang berisi informasi pribadi seseorang.
b. Corporate web, website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan
c. Purtal web, website yang mempunyai banyak layanan. Mulai dari
layanan berita, email, dan jasa-jasa yang lainnya.
d. Forum web, sebuah web yang bertujuan sebagai media diskusi.
Selain disebut diatas, ada juga website e-Government, e-Banking,
e-Payment, dan lain sebagainya.
2. Konsep pembelajaran berbasis WEB
Pembelajaran berbasis web merupakan suatu pembelajaran yang
bisa diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web yang
popular dengan sebutan web-based traning (WBT) atau kadang juga
disebut web based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai
aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses
pendidikan.5 Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi internet dan selama proses
3
Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis TIK, (Jakarata: Referensi, 2012),
hlm.18
4
Yuhefizar, Cara Mudah Membangun Website Interaktif Menggunkan Content
Mangement System Jomla CMS, (Jakarta : PT Gramedia, 2009), hlm. 2
5
Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hlm.335
belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu
dapat disebut sabagai pemeblajaran berbasis web.
Yang ditawarkan dalam pembelajaran berbasis web adalah
kecepatan dan tidak terbatasnya pada ruang dan waktu untuk mengakses
informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh peserta
didik kapan saja dan dimana. Selama komputer saling terhubung dengan
jaringan internet akan memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk
mendapatkan informasi.6
Cara belajar melalui web syarat utama yang harus dipenuhi yaitu
adanya akses dengan sumber informasi melalui internet. Selanjutnya
adanya informasi tentang dimana letak sumber informasi yang ingin kita
dapatkan. Ada beberapa sumber data yang dapat diakses dengan bebas
dan gratis, tanpa proses administrasi pengaksesan yang rumit. Ada
beberapa sumber informasi yang hanya diakses oleh pihak yang
memang telah diberi otorisasi pemilik sumber informasi.
Mewujudkan pembelajaran berbasis web bukan sekedar
meletakkan materi belajar pada web kemudian diakses melalui
komputer, web digunakan bukan hanya sebagai media alternative
pengganti kertas untuk menyimpan berbagai dokumen atau informasi.
Web digunakan untuk mendapatkan sisi unggul yang tidak dimiliki
kertas maupun yang lain.
Pembelajaran berbasis web itu unik tapi serius. Yang dimaksud
serius disini adalah merancang sampai dengan mengimplementasikan
pembelajarn berbasis web tidak semudah yang dibayangkan. Selain
infrastruktur internet Pembelajaran berbasis web memerlukan sebuah
model instruktur yang memang dirancang khusus untuk keperluan
pembelajaran. Model intruksional merupakan komponen vital yang
menentukan keefektifan proses belajar. Adapun model intruksional
6
Ibid, hlm. 286
yang dirancang, interaktivitas antara peserta didik, guru, pihak
pendukung dan materi belajar harus mendapatkan perhatian khusus.7
Monitoring proses pembelajaran berbasis web lebih sulit dari pada
diruang kelas. Menyediakan bahan ajar online tidak cukup. Diperlukan
sebuah desain instruksional sebagai model belajar yang mengundang
sejumlah (sama banyaknya dengan kegiatan di ruang kelas) peserta
didik untuk terlibat dalam berbagai kegiatan belajar.
Satu hal yang perlu diingat bagaimana teknologi web ini dapat
membantu proses belajar. Untuk kepentingan ini materi belajar perlu
dikemas berbeda dengan penyampaian yang berbeda pula.
3. Pemanfaatan E-Learning dalam Pembelajaran
e-Learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis
elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan computer.
Dengan dikembangkannya di jaringan computer memungkinkan untuk
dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian
dikembangkan ke jaringan computer yang lebih luas yaitu internet, inilah
makanya sistem e-learning dengan berbasis internet disebut juga dengan
8
internet enabled learning. penyajian e-learning berbasis web ini bisa
menjadi lebih interaktif.
Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-learning, yaitu kelas
tradisional. Guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan
untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di
dalam pembelajaran „e-learning‟ focus utamanya adalah pelajar.9 Adapun
karakteristik e-learning, antara lain:
a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik dimana guru dan siswa dapat
berkomunikasi dengan relative mudah.
7
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung : Alfabeta, 2012),
h.295
8
Warto Adi Nugraha, “e-Learning vs i-Learning (Online)”, 2007, hlm. 11
9
Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hlm. 347
b. Memanfaatkan keunggulan computer (digital media dan computer
netwroks)
c. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di computer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa
kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
d. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan
belajar, dan hal – hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan
yang dapat dilihat setiap saat di komputer.10
Berikut juga alah pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran, yakni:
a. Pembelajaran lebih realistis dan kontekstual
b. Penggunaan media e-learning sangat efisien dan efektif.
c. Penggunaan e-learning bisa menghemat biaya
d. E-learning sebagai sumber belajar.
e. Berfungsi sebagai media pembelajaran.
f. Membuat siswa lebih peka terhadap kemajuan teknologi.
g. Memudahkan pelaksanaan ujian nasional.
h. Pembelajaran jadi lebih menyenangkan.11
4. Pengembangan Model E-Learning
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kata model diartikan
sebagai (1) pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan
dibuat atau dihasilkan; (2) orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis
(difoto); (3) orang yang (pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian
yang akan dipasarkan; (4) barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa)
tepat benar seperti yang ditiru. Dalam makalah ini, yang dimaksudkan
dengan model adalah pada arti yang pertama yakni sebagai pola (contoh,
acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Maka dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah model
pembelajaran yang memanfaatkan berbagai perangkat elektronik sebagai
10
Chandrawati dan Sri Rahayu, “Pemanfaatan e-Learning Dalam Pembelajaran”, (Kota:
Jurnal Untan, Vol.8, No.2, 2010), hlm. 4
11
Rijal09, 9 Manfaat e-Learning dalam Pembelajaran, http://www.rijal09.com/2017/04/9-
manfaat-e-learning-dalam-pembelajaran.html, di akses pada 6 Maret 2020.
sarana/media pembelajaran. Perangkat elektronik yang dimaksud
mencakup perangkat hardware seperti video, tape, radio, handphone,
maupun perangkat software seperti jaringan internet. Materi e-learning
tidak hanya didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal
ataupun internet, tetapi juga didistribusikan secara off-line menggunakan
media CD/DVD.12
Yang dimaksudkan dengan model pengembangan e-learning adalah
pola representasi yang akan digunakan untuk merancang e-learning
sehingga dapat manfaatkan oleh user semaksimal mungkin. Pendapat
Haughey (Rusman, 2007) tentang pengembangan e-learning adalah ada
tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis
internet, yaitu:
a. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan,
yang mana peserta didik dan pendidik sepenuhnya terpisah dan tidak
diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi,
penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya
sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini
menggunakan sistem jarak jauh.
b. Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan
antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian
materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap
muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa
memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran
melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk
mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka,
peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi
yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
Menurut Munir, dalam beberapa kenyataan di lapangan pendidikan, jarang
sekali ditemui pembelajaran jarak jauh yang seluruh proses pembelajarannya
12
Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), hal 125
dilaksanakan dengan e-learning atau online learning. Untuk mengatasi masalah
tersebut, maka diberlakukan blended distance learning (campuran antara online
course dan tatap muka). Model pembelajaran jarak jauh dengan pendekatan
blended learning ini perlu dikembangkan dengan tujuan untuk memperluas
kesempatan belajar, diantaranya model pembelajaran jarak jauh. Model ini
merupakan gabungan pelaksanaan pendidikan konvensional dan IT-Based
education.
Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah
untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan
pengajar, peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan narasumber
lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik
mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan
situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui
web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui
internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.13
Dalam penjelasan selanjutnya tentang strategi pelaksanaan model
pembelajaran e-learning, Sihabudin menguraikaan bahwa terdapat empat model
yang dapat digunakan dalam pelaksanaan e-learning di sekolah yakni:
a. Selective model
b. Sequential model
c. Static station model
d. Laboratory model.
5. Kekurangan dan kelebihan pembelajaran berbasis WEB
Sebagai media pembelajaran pada umunya, pembelajaran berbasis web
pun memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan:
13
Rusman, Deni Kurniawan, Riyana Cepi, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), hal 292
1) Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun, untuk
mempelajari apapun.
2) Pebelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkahnya
dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis web membuat
pembelajaran menjadi bersifat individual.
3) Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga pebelajar dapat
mengakses informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun
luar lingkungan belajar.
4) Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pebelajar yang tidak
memiliki cukup waktu untuk belajar.
5) Dapat mendorong pebelajar untuk lebih aktif dan mandiri di dalam
belajar
6) Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan
untuk memperkaya materi pembelajaran
7) Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan
untuk mencari informasi yang mereka butuhkan
8) Isi dan materi pelajaran dapat di-update dengan mudah.14
a. Kekurangan pembelajaran berbasis WEB
1) Wawasan yang seharusnya tidak dilihat – e-learning memberikan
kebebasan akses kepada murid untuk menambah wawasan mereka.
Namun tidak semua yang ada di internet itu positif. Jika tidak hati –
hati peserta didik dapat mengakses hal yang seharusnya mereka belum
boleh akses seperti konten – konten porno yang beredaran di internet.
2) Kesosialan terganggu – dengan e-learning murid akan memiliki
wawasan yang berbeda – beda. Hal ini cenderung membuat siswa satu
dengan lainnya menjadi lebih superior karena lebih banyak
mengetahui dari yang lainnya. Bahkan merasa minder karena
wawasan yang ia punya tidak luas sehingga ia akan mengucilkan
dirinya sendiri.
14
Rusman, Deni Kurniawan, Riyana Cepi, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), hlm 292
3) Interaksi antar pendidik dan peserta didik berkurang – hal ini dapat
memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
4) Kurangnya akses internet – tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet.
5) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan
mengoperasikan internet.15
C. PENUTUP
Kesimpulan
1. Langkah implementasi pembelajaran berbasis web terdapat peran penting
dalam pendidikan untuk peningkatan mutu di lingkungan sekolah dengan
berbasis web, kedua menetapkan sebuah mata kuliah pilihan di jurusan.
2. Perlunya interaksi tatap muka dan virtual yaitu ntuk menjelaskan maksud
dan mekanisme belajar yang akan dilalui bersama secara langsung dengan
semua peserta didik, memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar
dengan mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaberatif pada setiap
peserta didik.
3. Pemanfaat internet sebagai media pembelajaran ialah pembelajaran tidak
terbatas oleh waktu, pembelajaran menjadi lebih interaktif, lama waktu
belajar tergantung masing – masing siswa.
4. Penggunaan internet dalam pembelajaran yaitu discovery, communication,
dan collaboration.
5. Internet sebagai sumber belajar yaitu pertama, penelusuran dan pencarian
bahan pustaka, memudahkan yang disebut dengan virtual classroom. Ketiga
pemasaran hasil karya penelitian.
6. Internet untuk manajemen pembalajaran ialah Content Management System
(CMS) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh pendidik
baik di sekolah atau perguruan tinggi/universitas sebagai media
pembelajaran online berbasis web (e-learning).
15
Rusman, Deni Kurniawan, Riyana Cepi, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikas, ibid, hal 192-193
7. Pemanfaatan e-learning untuk pembelajaran salah satunya pembelajaran
lebih realistis dan kontekstual, e-learning sebagai sumber belajar, dan masih
banyak lagi.
8. Teknologi pendukung e-learning dibagi menjadi dua kelompok yaitu
technology based learning dan technology based web learning.
9. Pengembangan model e-learning ada tiga yaitu web course, web centeric
course, web enhanced course.
10. Kelebihan dan kekurangan e-learning: salah satu kelebihannya ialah
relative lebih efisien. Salah satu kekurangannya ialah kurangnya interaksi
antara guru dan murid atau bahkan sesame murid itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA