Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SURVEILANS EPIDEMOLOGI

DI PUSKESMAS BANYUASIN

KABUPATEN PURWOREJO

Disusun Oleh :
Ratih Panggah Tinitis
NIM :

PROGRAM D IV KEBIDANAN MAGELANG JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap
penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran
informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Dalam pelaksanaan surveilans epidemiologi :


1. Merupakan kegiatan analisis terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta faktor
determinannya.
2. Merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terus- menerus.
3. Kegiatan yang mempunyai tujuan yang jelas, tanpa tujuan maka surveilans epidemiologi
tidak boleh dilaksanakan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 pasal 5,
penyelenggaraan surveilans kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ruang lingkup diatas dapat
dilaksanakan secara terpadu yang didasarkan pada pertimbangan efektifitas dan efisiensi sesuai kebutuhan
program.

B. Tujuan
Tujuan dilakukanya surveilans ini adalah untuk pengamatan penyakit menular atau surveilans
epidemologi dan kejadian luar biasa ( KLB ) di Puskesmas Banyuasin.
BAB II

GAMBARAN KEADAAN PUSKESMAS BANYUASIN

a. Geografis
Puskesmas Banyuasin yang terletak di Sebelik, Banyuasin Kembaran, Kec. Loano,
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kecamatan Loano yang membawahi 21 desa ini
memiliki dua Puskesmas yang salah satunya adalah puskesms Banyuasin. Puskesmas
Banyuasin menjadi faskes terdekat dan menjadi sarana pemantauan kesehatan bagi
masyarakat setempat. Desa Banyuasin terletak di lereng bukit Menoreh berbatasan dengan
desa Tridadi, Banyuasin Separe, Kemejing dan Ngargosari.

b. Demografis
Berdasarkan data BPS Kabupaten Puworejo tahun 2018 penduduk kecamatan Loano
adalah sebesar 38 971 jiwa dengan rincian 19 754 laki-laki dan 19 217 perempuan.

c. Transportasi

Jarak terjauh dari desa ke kecamatan Loano adalah 14 km. akses ke pemerintahan dapat
ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Jalan bervariasi aspal, dikeraskan
dan tanah.
BAB III

PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR

A.    Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi


Ruang lingkup surveilans epidemiologi menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 pasal 4 ayat 1 adalah :
a) Surveilans epidemiologi penyakit menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematika terhadap penyakit menular dan faktor
risiko untuk upaya pemberantasan penyakit menular.
b) Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan
faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular.
c) Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor risiko
untuk mendukung program penyehatan lingkungan.
d) Surveilans epidemiologi masalah kesehatan
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan factor
risiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu.
e) Surveilans epidemiologi kesehatan matra
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor
risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra

B. Pertimbangan Melakukan Survailans Epidemiologi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 pasal 5,
penyelenggaraan surveilans kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ruang lingkup diatas dapat
dilaksanakan secara terpadu yang didasarkan pada pertimbangan efektifitas dan efisiensi sesuai
kebutuhan program.
C.     Manfaat Surveilans Epidemiologi
Suatu sistim surveilans dapat dianggap bermanfaat bila sistim tersebut :
1.      Dapat mendeteksi tanda-tanda adanya perubahan kecenderungan dari suatu penyakit serta
Mendeteksi adanya KLB
2.      Memperkirakan   besarnya    suatu     kesakitan    atau    kematian yang berhubungan
dengan masalah yang sedang diamati.
3.      Merangsang penelitian, untuk  menentukan suatu tindakan penanggulangan atau
pencegahan
4.      Mengidentifikasikan faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian suatu penyakit.
5.      Memungkinkan seseorang untuk  melakukan penilaian terhadap tindakan penanggulangan
6.      Mengawali upaya untuk meningkatkan tindakan-tindakan praktek klinis oleh petugas
kesehatan yang terlibat dalam sistim surveilans.

D. Surveilans Epidemologi
Puskesmas Banyuasin merupakan salah satu puskesmas di Kecamatan Loano Kabupaten
Purworejo termasuk daerah endemis yang masih tinggi angka kesakitan malarianya dan
terjadi peningkatan dalam 3 tahun terakhir. Skrining malaria merupakan suatu usaha untuk
mencari dan menemukan penderita penyakit malaria yang tampak gejala klinis melalui suatu
tes/ pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana sehingga dapat memisahkan mereka
yang sehat dari mereka yang kemungkinan besar menderita penyakit malaria, yang
selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan. Uji skrining diperlukan sebagai uji
penyaringan awal penderita penyakit malaria di wilayah kerja Puskesmas Banyuasin.
1. Skrining
a. Distribusi responden skrining berdasarkan jenis kelamin
Distribusi responden skrining berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja
Puskesmas Banyuasin yaitu laki-laki berjumlah 49 orang (51%) dan perempuan
berjumlah 47 orang (49%).
b. Distribusi responden skrining berdasarkan kelompok umur
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Skrining Berdasarkan Kelompok umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Banyuasin Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo
2. Gejala klinis

3. Penanggulangan
a) Gejala demam periodik dan kombinasi gejala klinis demam periodik+ mual dapat
dijadikan uji skrining untuk menjaring penderita malaria di wilayah kerja
Puskesmas Banyuasin. Dengan demikian penderita dapat segera diberikan
pengobatan dan tidak menjadi sumber penularan.
2) Untuk menekan terjadinya transmisi kasus malaria, maka perlu dilakukan
penemuan kasus secara dini baik secara aktif maupun pasif salah satunya yaitu
dengan menggunakan uji skrining.
3) Kombinasi gejala klinis demam periodik+nyeri pada persendian+mual dapat
dijadikan uji diagnostik untuk malaria klinis.
4) Kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama maka
sebaiknya mengambil responden penderita malaria yang usia dewasa (≥10 tahun
keatas) sehingga ada komunikasi timbal balik.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Puskesmas Banyuasin adalah puskesmas di wilayah kecamatan Loano yang masih
merupakan daerah endemic malaria dan angka kejadiannya cukup tinggi. Setelah
dilakukan survey epidemiologi maka dihasilkan beberapa hal guna mengurangi
tingginya angka kejadian malaria di Kecamatan Loano khususnya wilayah kerja
Puskesmas Banyuasin.
B. Saran
Kepada para Pembina kesehatan di wilayah kerja puskesmas banyuasin agar
menerapkan beberapa cara penanggulangan malaria dan aktif daam sosialisasi kepada
warga.

Anda mungkin juga menyukai