Anda di halaman 1dari 4

SOAL-SOAL LATIHAN UJIAN NASIONAL

TEKS CERPEN

A. Bacalah kutipan cerpen berikut ini dengan seksama!


"Oo, kamu marah, Pak Tua? Apa sudah renta suka marah-marah!!"
"Huss! Apakah kamu anggap saya ini Pak Tuamu?"
"Aku bukan Kangmasmu!" hardik kakek-kakek itu lagi.
"Oo iya! Tentunya saya harus memanggilmu mbah ya! Aku lupa sungguh. Tapi
bekerjsama awal tadi telah saya ingatkan kalau saya bersalah. Siapa bersalah wajib
diingatkan. Jika tidak demikian? Coba gambarkan berapa banyak kesalahan yang saya
perbuat selanjutnya.
Kakek itu tertunduk. Wajahnya berubah terang. Lalu bicara dengan bunyi tidak berdaya.
"Betulkah bicaramu?"
"Aku sudah tampak sangat tua?"
"Mengapa?"
"Pantas kamu panggil mbah?"
"Hi-hi-hi! Pertanyaanmu itu! Kau kini kentara sekali merasa sedih! Mengapa? Apakah
lantaran umurmu yang lanjut, apa lantaran tidak tahu kamu sudah tua?"
"Jangan bersendau gurau, Kenes, saya betul-betul bertanya!"
(Tikungan di Dekat Bendungan, Oleh St. Ismariasita).

Konflik yang tergambar dalam kutipan cerpen tersebut yaitu wacana .....
A. Panggilan yang disampaikan kepada kakek dengan kata mbah dan mas
B. Kecemasan tokoh kakek akan ketuaan usianya
C. Ketidakcocokan penggunaan kata sapaan dengan realitas
D. Tokoh Kenes memilih usia seseorang, sudah renta ataukah masih muda
E. Kakek dan Kenens memperebutkan sapaan mbah dan mas.
B. Berdasarkan kutipan cerpen pada soal nomor 1, tabiat tokoh Kakek dalam alur tersebut
yaitu ....
A. Pemarah
B. Pendendam
C. Pemalu
D. Penyabar
E. Perasa
C. Bacalah teks memberikankut ini dengan seksama!
Aku pikir saya telah tertidur beberapa jam lantaran efek sampanye dan letusan-letusan
bisu dalam film itu. Lalu knorma dan sopan santun saya terbangun, kepalaku merasa
terguncang-guncang. Aku pergi ke kamar mandi. Dua dari daerah duduk di belakangku
diduduki perempuan renta dengan sebelah kopor berbaring dengan posisi yang
terlupakan di medan perang. Kaca mata bacanya dengan rantai manik-manik beradu di
atas kedengkianku, untuk tidak mengambilnya.
Nilai budaya yang ada dalam penggalan cerpen tersebut yaitu ....
A. Mabuk-mabukan
B. Menonton film
C. Minum sampanye
D. Dengki terhadap orang lain
E. Tidak peduli terhadap orang lain.
D. Melihat tingkah kedua dewasa itu, ditambah dengan ajakannya yang menggoda, serta
musik pengiringnya yang merangsang, penumpang-penumpang yang banyak itu pun
tergelitik ikut menari. Semua mereka kini menari. Anak gadis yang duduk di sebelahku
mungkin terpengaruhi pula untuk menari. Dia menoleh kepadaku dan berkata," Mari kita
ikut menari, Pak." 
"Taklah. Badan Bapak masih terasa sakit. Kau sajalah yang menari."
"Tapi tak ada pasangan yang tersisa untukku. Ayolah! Temani saya. Tak apalah sakit-
sakit sedikit. Apa kata anak muda itu? Lupakan sejenak segala duka! Ayo. Mari sejenak
kita ikut berlupa-lupa."
"Bapak tidak pantas menari bersamamu. Malu dilihat orang. Apa kata mereka nanti? Si
renta yang tak tahu dituanya!" 
"Semua orang kini ini sedang gila menari! Tak pantas kalau tak ikut menari di tengah
orang yang sedang menari. Ayolah, Pak. Ayolah. Malu bukan lagi milik orang kini ini.
Ayolah. Lupakan sejenak segala duka! Mari bergembira." Ditariknya tanganku.  
"Saya ingin sekali menari di atas kereta rel listrik yang sedang berjalan. Bagaimana
rasanya melenggok di atas lantai yang bergoyang. Tak pernah saya temukan suasana
gila menyerupai ini, seumur-umur. Ayolah, Pak. Mumpung ada orang yang mengambil
inisiatif."
(Di Atas Kereta Rel Listrik, oleh Hamsad Rangkut).

Masalah yang diungkapkan dalam kutipan cerpen di atas yaitu .....


A. Ajakan seorang gadis pada tokoh Aku untuk ikut menari
B. Keinginan tokoh Aku terhadap usul gadis menari
C. Suasana gila di atas kereta rel listrik yang sedang berjalan
D. Seorang gadis yang ikut menari di atas kereta rel listrik
E. Kesadaran tokoh Aku untuk menari mengikuti usul seorang gadis.
E. Amanat yang terdapat dalam kutipan cerpen pada nomor 4 di atas yaitu ....
A. Rasa malu hendaknya diubahsuaikan dengan situasi dan kondisi ketika itu
B. Anak-anak muda hendaknya tidak mengikuti perkembangan bidaya asing
C. Orang harus memperberat sebelahkan sesuatu sebelum melaksanakan perbuatan
D. Seharusnya orang harus pintar mengikuti keadaan dengan lingkungan ketika itu
E. Anak-anak muda seharusnya jangan memperringan dan sepele terpengaruhi oleh
budaya dalam negeri.
F. Bacalah teks memberikankut ini dengan seksama!
"Bahkan ibu bersedia pergi kepada apa yang disebut orang-orang cerdik, dari satu pulau
ke pulau lain. Padahal, ibu begitu benci pada ilmu seram. Ibu tidak percaya pada tiruana
yang tidak masuk akal. Namun, banyak yang menasihati ibu harus percaya dan
mencobanya juga. Maklumlah alam timur masih penuh dengan hal-hal gaib, termasuk
hal-hal yang berkaitan dengan seram. Semua itu ibu lakukan untuk mendapat engkau
Maniek. Betapa ibu mendambakan kelahiranmu, Nduk,"
(Rumah Tanpa Cinta, karya Titiek W.S)

Keterkaitan tabiat tokoh ibu seorang yang bimbang pada kutipan tersebut dengan
kehidupan sehari-hari yaitu ....
A. Pasrah pada kehendak yang Mahakuasa
B. Prinsip seseorang hasilnya goyah mendengarkan nasihat orang
C. Berusaha keras dan berserah diri kepada Tuhan
D. Bersemangat lantaran ingin mendapat anak secara medis
E. Menjunjung tinggi logika dalam berusaha mendapat anak.
G. Bacalah teks berikut ini dengan seksama!
Aku pikir saya telah tertidur beberapa jam lantaran efek sampanye dan letusan-letusan
bisu dalam film itu. Lalu knorma dan sopan santun saya terbangun, kepalaku merasa
terguncang-guncang. Aku pergi ke kamar mandi. Dua dari daerah duduk di belakangku
diduduki perempuan renta dengan sebelah kopor berbaring dengan posisi yang
terlupakan di medan perang. Kaca mata bacanya dengan rantai manik-manik beradu di
atas kedengkianku, untuk tidak mengambilnya.
Nilai budaya yang ada dalam penggalan cerpen tersebut yaitu ....
A. Mabuk-mabukan
B. Menonton film
C. Minum sampanye
D. Dengki terhadap orang lain
E. Tidak peduli terhadap orang lain.
H. Bacalah teks berikut ini dengan seksama!
Melodi pun teringat bahwa dia tak pernah menjabat tangan ayahnya saat dia marah dan
saat itu juga dia langsung menjabat tangan ayahnya dan mengatakan. “Ayah, maafkan
aku. Melodi sudah membantah Ayah.”
Ayah pun memeluknya dan berkata, “Ayah maafin, kok. Kamu jangan sedih lagi, ya?”
Melodi mengangguk sambil menghapus air matanya.
Kutipan cerpen di atas terdapat pada bagian...
A. Orientasi
B. Rangkaian Peristiwa
C. Komplikasi
D. Resolusi
E. Koda

I. Bacalah kutipan cerita berikut!


Di sinilah ayah dulu mengajariku berenang, mengajariku bunyi gemeletar
punggung buaya lapar dan kecipak anak-anak ikan kemuring. Di sinijuga ayah
mendidikku membedakan suara katak daun dan
suara keciap ular manau, yang menyaru suara katak untuk melahapnya. Sering
aku dan ayah menyusupi celah-celah nifah, menyelam di bawah gemerisik
pelepahnya, saling menguji ketahanan
dengan tidak bernafas. Lamunanku buyar ketikatelapak kakiku yang mencelup air
dikerumuni ikan nari dan batu tempat aku duduk tidak tersinari lantaran matahari
hampir tenggelam.
Latar kutipan cerpen tersebut adalah…
A. Di hutan, pagi hari
B. Di desa, siang hari
C. Di sungai, sore hari
D. Di pantai, malam hari
E. Di pantai, tengah hari
10. Bacalah kutipan cerpen berikut!
(1) Setiap pagi dari jendela kendaraan Papa, Rani selalu mngucapkan terima kasih
dan berpesan agar tidak mengebut dan tidak lupa makan siang. (2) Papa yang
harus melanjutkan perjalanan ke kantor, selalu tersenyum cerah mendengar
pesan Rani. (3) Ia merasa sangat bangga pada karakter putrinya. (4) Rani, putri
semata wayang yang sangat membanggakan kedua orang tuanya. (5) Sunggu,
menyenangkan mempunyai anak seperti Rani.
Bukti watak tokoh Rani penyayang dalam cerpen tersebut tergambar pada nomor

A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

Anda mungkin juga menyukai