Frekwensi
nafas
berkurang
Denyut
jantung
Gerakan melambat
mata
Penurunan melambat
suhu tubuh
FISIOLOGI
Siklus hilang
Pengaturan di
REM timbul,ingat akan
batang otak
rapid eye movement mimpi
• Frekuensi
EEG cepat
tegangan
Difficult to
rendah
melambat
• 70 menit
setelah tidur awake • Siklus REM
berulang
• EEG cepat • Terjadi 90 menit
tegangan setelah REM I
• Gelombang rendah • 90 menit
• Panjang siklus
delta (F=0.5 • Tonus otot setelah REM 90 menit
Hz-<4 Hz, berkurang
REM I • Durasi setiap
amplitude • Gerakan mata
tinggi) cepat REM 30 menit
FISIOLOGI
GELOMBANG EEG
Skema
Intensitas
REM pada
Saat Tidur
Malam • Skema tidur REM manusia dimana menunjukkan bahwa REM muncul saat
“neuron REM-on/neuron yang menyebabkan REM”. Ketika REM-on
mencapai ambang batas, REM pun terjadi.
• Asetilkolin merupakan neurotransmitter yang penting dalam terjadinya REM
• Neurotransmiter serotonin dan neuroepinefrin merupakan penekan REM
yang ditandai dengan garis putus-putus
Robert W Mcarley, Neurobiology of Rapid Eye Movement and Non Rapid Eye Movement , Sleep Disorders
Medicine 3’rd Edition,chapter 4 ;29-58, 2007
ANATOMI
A. Formasio retikularis asenden berproyeksi ke talamus,
hipotalamus, dan forebrain basal.
B. Neuron orexin berproyeksi ke formasio retikularis asenden
dan ke korteks
Neuron Efektor
Neuron yang menghasilkan bermacam-macam
komponen REM dan NREM
• NREM: neuron efektor memiliki
potensi membran yang relatif
hiperpolarisasi dan hampir tidak ada
potensial aksi
• REM: Depolarisasi neuron efektor
mencapai potensial aksi. Potensial aksi
dipertahankan tinggi selama REM
Robert W Mcarley, Neurobiology of Rapid Eye Movement and Non Rapid Eye Movement , Sleep Disorders
Medicine 3’rd Edition,chapter 4 ;29-58, 2007
Neuron REM-on dan Terjadinya REM
Inisiasi dan Koordinasi Tidur REM melalui Mekanisme Kolinergik
Robert W Mcarley, Neurobiology of Rapid Eye Movement and Non Rapid Eye Movement , Sleep Disorders
Medicine 3’rd Edition,chapter 4 ;29-58, 2007
Proyeksi Kolinergik
• Proyeksi dari batang otak ke nucleus di pons dan otak tengah, LDT, dan
LDT/ PPT ke Neuron PPT mengaktivasi EEG
Formasi Retikuler
Eksitasi Langsung • Agonis kolinergik in vitro pada tikus menghasilkan eksitasi mayoritas
(sekitar dua pertiga) di neuron PRF medial.
Neuron PRF oleh • efek eksitatorik agonis kolinergik pada neuron PRF bersifat langsung
• efek depolarisasi agonis kolinergik menyerupai perubahan yang terlihat
Agonis Kolinergik pada neuron PRF selama tidur REM alami
Robert W Mcarley, Neurobiology of Rapid Eye Movement and Non Rapid Eye Movement , Sleep Disorders
Medicine 3’rd Edition,chapter 4 ;29-58, 2007
Sistem supresi REM: Neuron REM-off
Robert W Mcarley, Neurobiology of Rapid Eye Movement and Non Rapid Eye Movement , Sleep Disorders
Medicine 3’rd Edition,chapter 4 ;29-58, 2007
Robert W Mcarley, Neurobiology of Rapid Eye Movement and Non Rapid Eye Movement , Sleep Disorders
Medicine 3’rd Edition,chapter 4 ;29-58, 2007
Sistem supresi REM: Neuron REM-off
Neuron serotonergik
Distribusi 8-OH-DPAT
pada aquaductus REM tidak meningkat Terjaga, SWS turun
eksitasi GABAergik
Menghilangkan efek
Menghambat
Input LDT/PPT neuron PRF
proyeksi LDT/PPT
kolinergik glutamatergic saat
REM-on
mendekati REM
Pengurangan
Umpan balik positif Terjadi REM
inhibisi GABA di PRF
GABA meningkat
selama REM pada
DRN dan LC sel
REM-off berhenti
Neuron GABAergik
memberi input ke
DRN/LC
Interaksi Resiprok
Kolinergik neuron reticular efektor REM
LDT/PPT PRF LDT/PPT
REM-on dan REM-off
Model alternative flip flop
• Lokasi neuron yang mengandung Proyeksi Neuronal Orexin dan Reseptor Orexin
orexin di hipotalamus
• Terdistribusi menyebar
• Ke otak depan
• Ke nucleus tuberomamaliar
histaminergic
• Ke batak otak (pons dan medula)
Sleep spindles biasanya timbul dari neuron GABA-ergik pada nukleus retikuler thalamus. Neuron-neuron
tersebut mempunyai osilasi intrinsik dengan depolarisasi lambat spontan dimana terdapat superimpose
spike ritmis dan berperan sebagai penggerak neuron proyeksi talamokortikal. maksimal pada area frontal
dan vertex.
Ciri khas tidur tahap 3 dan 4 adalah adanya gelombang lambat atau delta.
Sel-sel talamokortikal dapat membangkitkan gelombang delta, tetapi area lain juga terlibat, terbukti bila
terdapat lesi pada hipotalamus anterior, daerah preoptik, dan forebrain basal akan menghilangkan
gelombang delta.
• Terbangun = 6 jam
• Tidur = 3 jam
Adenosin
Peningkatan mRNA Reseptor A1 dan Reseptor A1 Fungsional yang Diinduksi Kurang Tidur
Hibridisasi in situ
Kurang tidur (12-24 Regulasi reseptor
PCR dari RNA total
jam) A1
di basal otak depan
Reseptor A1 mRNA
Pengaturan ulang Umpan balik rasa
meningkat di basal
homeostasis tidur kantuk
otak depan
VLPO
Hubungan VLPO dengan regio preoptic lain dan nucleus suprakiasmatik
Input langsung
Proyeksi nucleus
histaminergic,
suprakiasma ke Irama sirkadian
noradrenergic,
VLPO
serotonergik
Menyebabkan tidur