Anda di halaman 1dari 36

KEBUTUHAN ISTIRAHAT

TIDUR
Ns. Mei Fitria Kurniati., S.Kep.M.Kep
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan
ISTEK Icsada Bojonegoro
Definisi
• Istirahat merupakan perasaan relaks secara mental
, bebas dari kecemasan dan tenang secara fisik,
dalam hal ini istirahat tidak selalu di tempat tidur
( Saryono, Widiyanti, 2010)
• Tidur dalam bahasa latin disebut “somnus” yang
berarti mengalami pemulihan , keadaan fisiologi
dari istirahat untuk tubuh dan pikiran.
• Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar dimana
individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau
sensori yang sesuai. (Guyton, 1986)
KARAKTERISTIK iSTIRAHAT KARAKTERISTIK TIDUR

Merasakan bahwa segala Mata : cepat tertutup & terbuka


sesuatu dapat diatasi
Merasa diterima Otot-otot : kejang otot kecil, otot
besar imobilisasi
Mengetahui apa yang sedang Pernapasan : tidak teratur
terjadi Nadi : Cepat dan ireguler
Bebas dari gangguan Tekanan darah : meningkat
ketidaknyamanan /fluktuai
Mempunyai sejumlah kepuasan Sekresi gaster : meningkat
terhadap aktivitas yang Metabolisme : meningkat,
mempunyai tujuan temperatur tubuh naik
Mengetahui adanya bantuan Gelombang otak : EEG aktif
sewaktu memerlukan Siklus tidur : sulit dibangunkan
Fisiologi Tidur
Irama sirkadian berasal dari kata latin
“Circa” yang berarti tentang & “Dies” yang
berarrti hari, siklus 24 jam, siang-malam,
dikenal juga dengan irma diurnal, bagian
dari kehidupan sehari-hari

Irama sirkadian merupakan irama yang


seiring dengan rotasi bola dunia
Irama sirkadian (circadian rhythm) yang
berperan sebagai jam biologis

Semua makhluk hidup mempunyai


irama kehidupan yang sesuai
dengan beredarnya waktu dalam
siklus 24 jam
Hipotalamus yg
Reseptor
menyebabkan
menerima Korteks serebri
menurunnya fungsi
impuls/rangsangan
panca indera

Ditafsirkan
/disampaikan
Medulla Spinalis Medulla Oblongata
kembali ke formasi
retikularis

Medulla spinalis &


Formasi
Pons dipersepsikan
Retikularis
untuk tidur
Hal2 yang
terjadi
berkaitan
Pada sore hari disaat
cahaya sudah mulai
dengan Irama sirkadian amat meredup, tubuh kita
irama peka terhadap secara otomatis mulai
sirkadian rangsang cahaya, mempersiapkan diri
disamping faktor2 lain
yang juga dapat untuk tidur dengan
meningkatkan kadar
mempengaruhi melatonin(hormon)
dalam darah

Cahaya begitu penting


Kadarnya akan untuk proses tidur,
tetap tinggi hingga sering
dikatakan bahwa
sepanjang malam gangguan tidur
untuk membantu pertama kali muncul
tidur di saatr penentuan
bola lampu
Bagian tubuh yang berhubungan dengan irama sirkadian

• Pusat kontrol irama • Bagian susunan saraf pusat


yang menghilangkan
sirkadian terletak sinkronisasi /desinkronisasi
pada bagian ventral • Bagian susunan syaraf terdapat pada bagian restoral
pusat yang mengadakan medula oblongata disebut
anterior kegiatan sinkronisasi sebagai pusat penggugah atau
hypothalamus terletak pada substansia arousal stase
ventrikula retikulis medula
oblongata yang disebut
sebagai pusat tidur
Siklus Tidur

Siklus tidur : suatu


keadaan yang berulang-
ulang , perubahan status Dalam hal ini , tidur terbagi
kesadaran yang terjdi menjadi beberapa fase , yang
selama periode tertentu berulang dan membentuk
sebuah siklus selama kita tidur
Increased
Energy
Ability to
Improved manage
Memory stress

Improved
Fungsi Sharper
Physical
Health Tidur Consentra
tion

Better
Better Immune
Decision System
Making
Tujuan Tidur

Tidur memperbaiki sel rusak


Tidur meningkatkan daya ingat

Tidur mencegah penyakit Tidur


meningkatkan
Tidur mempengaruhi pola makan energi

Kulitdan mata jadi


Meningkatkan
Tidur mencegah stres lebih cerah serta
kecerdasan
rambut sehat berkilau
Pengaturan Tidur
SAR juga memberi
stimulus visula,
pendengaran, nyeri,
dan sensori raba serta
emosi dan proses
berfikir Saat terbangun /sadar
Berlokasi pada batang merupakan hasil dari
otak teratas, memiliki neuron dalam SAR
sel2 khusus yang yang mengelurakan
dapat katekolamin (nore-
mempertahankan epinefrin) sedangkan
kewaspadaan & pada saat tidur terjadi
terjaga/kesadaran pelepasan serum
serotonin dari BSR

SAR
(Sistem
Aktivasi
Retikular)
BSR Disebabkan
Mengambil
oleh
(Bulbar Alih yang
pelepasan
Synchronizing menyebabkan
serum
Region) tidur
serotonin
Tahapan Tidur NREM
Sleep

REM
Non- Sleep
REM
Awake
Stage
Stage I
IV

Stage REM
Stage II
III

25%
75%
Tidur NREM

Non Rapid Eye Movement sebagai


tidur gelombang lambat
Jenis tidur yang disebabkan rangkaian aktivitas
menurunnyakegiatan dalam sistem pengaktivasi reticularis .
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur dalam, istirahat penuh,
tidur nyenyak dimana otak bergerak lebih lambat, sehingga
menyebabkan tidur tanpa mimpi

Ciri-ciri NREM : betul-betul istirahat penuh, TD


menurun, RR turun, pergerakan bola mata
melambat, mimpi berkurang, metabolisme
menurun
Tahapan Tidur NREM
• Tingkat transisi

NREM • Merespons cahaya


• Berlangsung beberapa menit
• Mudah terbangun dengan rangsangan

Tahap I • Aktifitas fisik, tanda vital,, metabolisme


menurun
• Bila terbangun,terasa sedang bermimpi

• Periode suara tidur


NREM • Mulai relaksasi otot
• Berlangsung 10-20 menit
• Fungsi tubuh berlangsung lambat
Tahap II • Dapat dibangunkan dengan
mudah
Tahapan Tidur NREM
• Awal tahap dari keadaan tidur

NREM
nyenyak
• Sulit dibangunkan

Tahap III
• Relaksasi otot menyeluruh
• Tekanan darah menurun
• Berlangsung 15-30 menit

•Tidur nyenyak

NREM •Sulit untuk dibangunkan , butuh


stimulus intensif
•Untuk restorasi dan istirahat, tonus

Tahap IV otot menurun


•Sekresi lambung menurun
•Gerak bola mata cepat
Tidur REM
Biasanya
disertai mimpi
aktif

Frekuensi jantung,
pernapasan tidak
Tidur ini
penting untuk teratur, nadi cepat Lebih sulit
keseimbangan ireguler, TD dibangunka
mental dan n
emosi meningkat/fluktuasi,
metabolisme
meningkat

Ciri-ciri Tonus otot


selama tidur
tidur REM nyenyak
sangat
tertekan
Lebih sulit
dibangunkan
dibandingkan
tidur NREM

Tidur REM penting


untuk
keseimbangan
Tahapan Pada orang

tidur
dewasa normal
mental, emosi juga NREM : 20-25%
berperan dalam dari tidur

REM
belajar, memori,, malamnya
dan adaptasi

Jika individu
terbangun pada
tidur REM, maka
biasanya terjadi
mimpi
Non
Non REM REM
Tahap I
Tahap II
Non
Tidur
REM
REM
Tahap III

Non Non
REM REM
Tahap II Tahap IV
Non
REM
Tahap III
Pola Tidur berdasarkan tingkat Perkembangan (Usia)
• Tidur 14-18 jam sehari, pernafasan teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur
NREM,banyak waktu tidurnya dilewatkan pada tahap III dan IV tidur NREM .
Neonatus • Setiap siklus 45-60 menit

• Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama pada
Bayi
malam hari & punya pola terbangun sebentar

• Tidur sekitar 10-11 jam sehari, ada teori yang menyatkan 11-12 jam sehari, 25%
tidur REM, banyak tidur pada malam hari, terbangun pada dini hari berkurang,
Toddler siklus bangun tidur normalll suah menetap pada umur 2-3 tahun

• Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode terbangun


kedua hilang pada umur tiga tahun,. Pada umur 5 tahun , tidur siang
Prasekolah tidak ada, kecuali kebiasaan tidur sore hari.

• Tidur sekitar 10 jam/hari, 18,5% tidur REM. Sisa tidur relatif


Sekolah konstan
I
• Tidur sekitar 8,5 jam sehari, 20% tidur
REM
Remaja

• Tidur sekitar 7-9 jam/hari, 20-25% tidur


Dewasa REM, 5-10% tidur tahap I, 50% tidur tahap
II, 10-20% tidur tahap II dan IV
Muda

• Tidur sekitar 7 jam/hari, 20% tidur REM ,


mungkin mengalami insomnia& sulit untuk
Dewasa
Pertengan dapat tidur

Tidur sekitar 6 jam/hari, 20-25% tidur REM , tidut tahap


Dewasa IV nyata berkurang kadang2 tidak ada. mungkin
Tua mengalami insomnia& sering terbangun di malam hari.

Tidur sekitar 6 jam sehari, tidur REM 20-25 %


Tahap NREM IV menurun & kadang2 absen (nyata berkurang, kadang2 tidak
ada)
Lansia Sering terbangun pada alam hari sewaktu tidur malam hari/ mengalami
insomnia
Faktor yang mempengaruhi kuantitas & kualitas tidur

Status
Kesehatan/ Lingkungan Kelelahan
Penyakit

Stimulan Gaya
Stres
&
Alkohol
Emosional Hidup

Diet/nutrisi Merokok Medikasi Motivasi


Gangguan Tidur
Initial Insomnia
Ketidakmampuan untuk tidur /mengawali Ketidakmampuan seseorang untuk dapat
tidur memulai tidur

Intermitten Insomnia
Ketidakmampuan seseorang untuk dpat
Ketidakmampuan tidur karena selalu
mempertahankan tidur/keadaan sering
terbangun pada malam hari
terjaga dari tidur

Terminal Insomnia
Ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah Faktor penyebab : rasa nyeri, kecemasan,
bangun tidur pada malam hari ketakutan, tekanan jiwa, kondisi yang tidak
Bangun terlalu dini dan tidak dapat tidur lagi menunjang untuk tidur.
• Gangguan tidur dengan kriteria tidur
berlebihan
• Lamanya tidur bisa lebih dr 9 jam
Hiperinsomnia • Penyebab ; masalah psikologis, depresi,
kecemasan, g3 metabolisme, g3 susunan
saraf pusat, hati, ginjal

•Mimpi yang hidup & aktivitas fisik yang terjadi selama tidur
•Terdapat sejumlah gerakan diluar kesadaran & tidak dapat
Parasomnia dingat kembalii, yang bisa terjadi selama tidur
•Parasomnia juga termasuk kumpulan beberapa penyakit
yang mengganggu pola tidur
•Lebih sering terjadi pada anak-anak

•Berjalan dalam keadaan setegah sadar &


diluar kesadaran penderita
•G3 tingkah laku yang sangat komplek &
Somnambulisme banyak terjadi anak2 & penderita beresiko
cedera
•Penderita biasanya tidak pernah mengingat
bahwa dirinya pernah tidur sambil berjalan
•Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang
muncul secara tiba-tiba pada siang hari. (sleep
attack)
Narkolepsi •Kerusakan genetik sistem saraf pusat yang
menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur
RE

•Kesulitan tidur pada malam hari sehingga


Delayed mengalamikesulitan untuk bangun pagi.
•Kondisi ini dianggap normal bila mengalami
Sleep Phase sesekali, tapi jika mengalami hampir setiap pagi
perlu ada perhatian khusus
Disorder •Sindrom ini berkembang pada usia remaja

•Adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut


•Amandel yang membengkak & adenoid dapat menjadi faktor yang

Mendengkur turut menyebabkan mendengkur.


•Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia.
•Otot2 dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila dilewati
udara pernafasan.
•Perilaku yang dapat mengganggu
Sleep tidur/muncul saat seeorang tidur/perilaku tidak
normal
•Gangguan ini umumnya terjadi pada anak2
Walking •Contoh : sering terjaga, g3 transisi bangun- tidur
(mengigau), mimpi buruk

Sleep •Gangguan tidur dengan kesulitan bernafas


(apnea) berulang kali ketika tidur.
•Sleep apnea dikenali sebagai masalah oleh

Apnea orang lain yang mengamati, atau dapat dikenali


dari akibatnya terhadap tubuh (sequale)

• Biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur,


Nightmare/Night umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun/lebih,
setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung
Terror terjaga dan berteriak, pucat & ketakutan.
• Hal ini dikarenakan tidur yang disertai mimpi buruk.
Riwayat Tidur
Pola tidur yang biasa

Lingkungan tidur, perubahan terkini pada pola tidur,


Ritual kuantitas & kualitas tidur di siang & malam hari
sebelum
tidur
Aktivitas &
rekreasi yang Dengan siapa pasien tidur
dilakukan
sebelumnya Asupan dan stimulan
Penggun
aan obat Perasaan pasien
Apakah ada
tidur/oba Kebiasaan mengenai
kesulitan tidur?
tan2 saat tidur tidurnya
lainnya
Pandemi Covid bisa mengacaukan pola tidur

Sejumlah orang yang Orang bisa susah Ahli masalah tidur lain dari
dulu jadwal tidur tidur selama pandemi Johns Hopkins University
corona karena Scholl OF Medicine AS, Dr.
berantakan , selama David Neubaurer
pandemi & banyak kecemasan dan menjelasakn, kacaunya
tinggal dirumah jadwal ketakutan penularan siklus sirkardian bisa
tidurnya jadi lebih teratur COVID 19 merusakjam biologis.

Kondisi tersebut rentan


dialami pekerja medis yang Ritme sirkardian kacau
berdiri di Garis terdepan ini bisa ditandai
pandemi Covid=19. Mereka begadang dan sering
memiliki waktu kerja yang makan larut malam , lalu
panjang dan tingkat stress tidur di siang hari.
tinggi.
Ahli kesehatan jiwa, dr. Dharmawan
SpKj mengungkapkan , salah satu pol
a tidur yang baik yaitu sleep hygiene

Bangun dan tidur dengan waktu


yang tetap

Memperoleh kualitas tiduryang


sehat dan berdampak pada
kesehatan fisik dan mental
Referensi
Budiono., Pertami, S.U. (2016). Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta : Bumi Medika
Hidayat, A.Aziz Alimul., Uliyah, Musrifatul. (2016). Buku Ajar
Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta : Salemba Medika
Kodim, Yulianingsih. (2015). Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta: CV.Trans Info Media
Maryunani, Anik. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor :
In media
Mubarak, Wahit Iqbal dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Jakarta : Salemba Medika
Perry, Potter.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Edisi 4. Jakarta : EGC
Rosdahl, Caroline Bunker., Mary T, Kowalski. (2017). Buku
Ajar Keperawata Dasar: Farmakologi & Pemberian
Medikasi
36

Anda mungkin juga menyukai