Anda di halaman 1dari 6

Nama : Meri Fitria Handayani

WOC KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR


Kelas : Ners Reguler Samarinda
Stase : KDP

Pengertian
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional,
bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang
membutuhkan ketenangan (Hidayat, 2009) Diatur dan di kontrol oleh 2 mekanisme
cerebral
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana persepsi dan
reaksi individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat dibangunkan
kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton, dalam buku
Haswita, 2017).

Reticular Acrivating System (RAS)


Bulbar Sinchronizing Region (BSR)
RAS terdapat di batang otak bagian atas dan
Terletak pada pons dan otak depan bagian
diyakini memiliki sel- sel khusus yang dapat
tengah, mengeluarkan serotonin pada saat
mempertahankan kewasapadaan, kesadaran
tidur.
dan melepaskan katekolamin.

Tahap Tidur
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

 Tahap meliputi tingkat paling  Tahap 2 merupakan tidur  Tahap 3 meliputi tahap awal  Tahap 4 merupakan tahap tidur
dangkal dan tidur. ringan. tidur yang dalam, yang terdalam/nyenyak.
 Tahap berlangsung selama 5  Kemajuan relaksasi otot, berlangsung selama 15 sampai  Sangat sulit untuk
menit, yang membuat orang tanda vital dan 30 menit. membangunkan orang yang
Pergerakan mata beralih dari tahap sadar menjadi metabolisme menurun  Orang yang tidur sulit tidur.
yang tidak cepat tidur. dengan jelas. dibangunkan dan jarak  Jika terjadi kurang tidur, maka
NREM (Non Rapid
 Pengurangan aktivitas fisiologis  Untuk terbangun masih bergerak. orang yang tidur akan
Eye Movement)
dimulai dengan penurunan relative mudah.  Otot-otot dalam keadaan santai menghabiskan porsi malam
secara bertahap tanda-tanda  Gelombang otak ditandai penuh dan tanda-tanda vital yang seimbang pada tahap ini.
vital dan metabolisme. dengan “sleep spindles” menurun tetapi tetap teratur.  Tanda-tanda vital menurun
 Seseorang dengan mudah dan gelombang komplek.  Gelombang otak menjadi lebih secara bermakna dibandingkan
terbangun oleh stimulus sensori  Tahap berakhir 10 hingga teratur dan terdapat selama jam terjaga.
seperti suara. 20 menit. penambahan gelombang delta  Ditandai dengan predominasi
 Ketika terbangun, seseorang yang lambat. gelombang delta yang
merasa telah melamun. melambat.

 Tidur ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-
rata timbul 90 menit.
Pergerakan mata
yang cepat REM  Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
(Rapid Eye  Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak gelombang lambat.
Movement)  Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat
proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
 Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak tertidur.
 Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
 Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat dan metabolisme
meningkat.
 Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar,
memori dan adaptasi (Haswita, dkk, 2017)
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur

Penyakit Lingkungan Stress Psikologis Alkohol Gaya Hidup Obat-obatan

Keadaan sakit Pasien yang biasa Cemas dan depresi Alkohol menekan Kelelahan dapat Beberapa jenis obat yang
menjadikan pasien tidur pada lingkungan akan menyebabkan REM secara mempengaruhi pola dapat mempengaruhi
kurang tidur atau tidak yang tenang dan gangguan pada normal, seseorang tidur seseorang. proses tidur adalah jenis
dapat tidur. Misalnya nyaman, kemudian frekuensi tidur. Hal ini yang tahan minum Kelelahan tingkat golongan obat diuretic
pada pasien dengan terjadi perubahan disebabkan karena alkohol dapat menengah orang menyebabkan seseorang
gangguan pernafasan suasana gaduh maka pada kondisi cemas mengakibatkan dapat tidur dengan insomnia, anti depresan
seperti asma, akan menghambat dapat menekan REM,
akan meningkatkan insomnia dan nyenyak. Sedangkan
bronchitis, penyakit tidurnya (Tarwoto dan kafein dapat meningkatkan
norepinefrin darah lekas marah pada kelelahan yang
kardiovaskuler, dan Wartonah, 2011). saraf simpatis yang
penyakit persarafan melalui sistem saraf (Tarwoto dan berlebihan akan menyebabkan kesulitan
(Tarwoto dan simpatis. Zat ini akan Wartonah, 2011). menyebabkan periode untuk tidur, golongan beta
Wartonah, 2011) mengurangi tahap IV tidur REM lebih bloker dapat berefek pada
NREM dan REM pendek (Asmadi, timbulnya insomnia, dan
(Asmadi, 2008). 2008). golongan narkotik dapat
menekan REM sehingga
mudah mengantuk
(Hidayat, 2008).

-Mata cekung
-Konjungtiva merah dan
mata perih
-Adanya kantung mata
-Perasaan lelah
-Emosi
-Sakit kepala
-Gelisah
Gangguan Istirahat dan Tidur

MK SDKI : Gangguan Pola Tidur (D.0055) MK SDKI : Keletihan (D.0057) MK SDKI : Kesiapan Peningkatan Tidur
Kategori : Fisiologis Kategori : Fisiologis (D.0058)
Sub Kategori : Aktivitas & istirahat Sub Kategori : Aktivitas & istirahat Kategori : Fisiologis
Definisi : Gangguan Kualitas dan Definisi : Penurunan kapasitas Sub Kategori : Aktivitas & istirahat
kuantitas waktu tidur kerja fisik dan mental Definisi : Pola penurunan
akibat faktor eksternal yang tidak pulih dengan kesadaran alamiah dan
istirat. periodik yang
SLKI: Pola Tidur (L.05045) memungkinkan istirahat
Definisi : Keadekuatan kualitas SLKI: Tingkat Keletihan (L.05046) adekuat,
dankuantitas tidur Definisi : Kapasitas kerja fisik mempertahankan gaya
membaik dan mental yang tidak hidup yang diinginkan
Kriteria hasil: pulih dengan istirahat. dan dapat di tingkatkan.
 Kemampuan beraktivitas meningkat Kriteria hasil:
 Keluhan sulit tidur dan terjaga menurun  Verbalisasi kepulihan energi meningkat SLKI: Pola Tidur (L.05045)
 Keluhan tidak puas tidur menurun  Tenaga meningkat Definisi : Keadekuatan kualitas
 Keluhan pola tidur berubah menurun  Kemampuan melakukan aktivitas rutin dan kuantitas tidur
meningkat membaik
 Verbalisasi lelah menurun Kriteria hasil:
 Lesu menurun  Kemampuan beraktivitas meningkat
 Gangguan konsentrasi menurun  Keluhan sulit tidur dan terjaga menurun
 Pola istirahat membaik  Keluhan tidak puas tidur menurun
 Keluhan pola tidur berubah menurun
SIKI SIKI SIKI
Dukungan Tidur (I.05174) Manajemen Energi (I.05178) Edukasi Aktivitas/Istirahat (I.2362)
Observasi Observasi Observasi
 Identifikasi pola aktivitas dan  Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang  Identifikasi kesiapan dan kemampuan
istirahat mengakibatkan kelelahan menerima informasi
 Identifikasi faktor pengganggu  Monitor kelelahan fisik dan emosional
tidur(fisik/psikologis)  Monitor pola dan jam tidur Terapeutik
 Identifikasi makanan dan minuman  Monitor lokasi dan ketidaknyamanan  Sediakan materi dan media pengaturan
yang mengganggu tidur (kopi, teh, selama melakukan aktivitas aktivitas dan istirahat
alkohol, makan mendekati waktu tidur, Terapeutik  Jadwalkan pemberian pendidikan
minum banyak air sebelum tidur)  Sediakan lingkungan nyaman dan rendah kesehatan sesuai kesepakatan
 Identifikasi obat tidur yang stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)  Berikan kesempatan kepada pasien dan
dikonsumsi  Lakukan rentang gerak pasif dan/atau keluarga untuk bertanya
aktif
Terapeutik  Berikan aktivitas distraksi yang Edukasi
 Modifikasi lingkungan menyenangkan
 Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas
(Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras  Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika
fisik/olahraga secara rutin
dan tempat tidur) tidak dapat berpindah atau berjalan
 Anjurkan terlibat dalam aktivitas
 Batasi waktu tidur siang, jika perlu kelompok, aktivitas bermain atau
 Fasilitasi menghilangkan stress Edukasi aktivitas lainnya
sebelum tidur  Anjurkan tirah baring  Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan
 Tetapkan jadwal rutin tidur  Anjurkan melakukan aktivitas secara istirahat
bertahap  Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan
Edukasi  Anjurkan menghubungi perawat jika istirahat (mis. kelelahan, sesak nafas saat
 Jelaskan pentingnya tidur cukup tanda dan gejala kelelahan tidak aktivitas)
selama sakit berkurang  Ajarkan cara mengidentifikasi target dan
 Anjurkan menepati kebiasaan waktu  Ajarkan strategi koping untuk jenis aktivitas sesuai kemampuan
tidur mengurangi kelelahan
 Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu Kolaborasi
tidur  Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
 Ajarkan relaksasi otot autogenik meningkatkan asupan makanan
atau cara nonfarmakologi lainnya.
 Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing
Diagnoses: Definitions & classification, 2015-2017.  Oxford : Wiley Blackwell.
 Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical
Nursing. Mosby: ELSIVER
 Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
 Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), 
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
 Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), 
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai