Anda di halaman 1dari 4

Fasciitis Plantaris

Definisi
Fascitiis plantaris adalah degenerasi fascia plantaris akibat robekan mikro yang repetitif pada
fascia yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi.
Epidemiologi
Puncak insidens terjadi pada orang berusia antara 45 dan 64 tahun dan lebih sering wanita.
Populasi berisiko pada orang memiliki bentuk telapak kaki datar (planus) atau melengkung
tinggi (cavus), pelari jarak jauh, obesitas, dengan pekerjaan yang mengharuskan berdiri dan
duduk dalam waktu lama
Anatomi
Anatomi jaringan lunak dari tumit sebagian besar terdiri atas jaringan lemak superfisial, yang
merupakan bantalan saat berjalan. Bantalan lemak plantar bersifat unik yang terdiri atas septa
jaringan lunak elastin yang membuatnya lebih elastis untuk meredam tekanan. Di dalam bantalan
lemak plantar terdapat fascia plantaris yang mebentang lapisan pertama otot intrinsik. Fascia
plantaris merupakan jaringan ikat tebal yang berasal dari tuberkulum lateral dan medial os
calcaneus. Fascia plantaris terdiri atas lapisan medial, sentral (aponeurosis plantar) dan lateral.
Ini masuk ke distal ke dalam jaringan lunak pada kaki bawah oleh sendi metatarsophalangeal
dan proksimal phalang. Selama siklus berjalan, saat jari-jari didorsifleksikan, fascia plantaris
menjadi terikat yang dikenal sebagai mekanisme windlass. Ada tiga hal yang mempertahankan
lengkung kaki, dengan fascia plantaris menjadi hal terpenting kedua setelah arsitektur tulang.
Apapun yang dapat menyebabkan traksi pada fascia plantaris dapat menimbulkan nyeri pada
tumit.2

Didalam fascia plantaris terbentang pada lapisan pertama dari otot yang berasal dari tuberculum
medial dan lateral os kalkaneus. Muskulus abduktor hallucis dan flexor digitorum brevis berasal
dari tuberkulum media. Abductor digiti mini berasal dari tuberkulum lateral. Lapisan kedua otot
terdiri dari lumbrical dan plantae quadratus. Lapisan ketiga dan keempat berasal dari regio
midfoot. Otot – otot ini berakhir dan minimal mempengaruhi ketinggian lengkung kaki.2

Suplai darah di tumit terdiri dari cabang – cabang arteri tibilais posterior dan arteri peroneal
lateralis. Berdekatan dengan arteri terdapat pembuluh darah vena yang berjalan paralel
bersamaan dengan arteri. Kedua arteri akan terlepas dengan serabut saraf kalkaneus medialis dan
lateralis. Distribusi persarafan terdiri dari nervus tibialis postero-medial, yang terbagi menjadi
nervus plantaris medial dan lateral. Nervus tibialis juga memberikan cabang ke calcaneus
media.2

Anatomi fascia plantaris terdiri atas 3 lapis jaringan ikat padat,yaitu medial, sentral dan lateral.
Jaringan ikat ini berasal dari tuberkulus medialis os calcaneus dan terbentang jauh ke bagian
dasar dari masing – masing os phalang proksimal. Pertama kali dijelaskan oleh Hicks pada tahun
1954 sebagai windlass mechanism, fascia plantaris tegang selama posisi terminal hingga fase
toe-off dari gaya berjalan. Ketegangan ini meningkatkan dan memperkuat lengkungan
longitudinal medial, yang pada gilirannya memungkinkan kaki berfungsi sebagai tuas kaku untuk
propulsi ke depan
Etiologi
1. Ketidakseimbangan mekanis
2. Lari jarak jauh
3. Perbedaan panjang kaki.
4. Obesitas
5. Pekerjaan yang membutuhkan posisi berdiri/ berjalan lama
6. Sedentary lifestyle
7. Tight achilles tendon
Patofisiologi
Proses degenatif kronik menyebabkan terjadinya aponeurosis plantaris di kaki, mengenai
insersinya pada tuberkulum medialis os calcaneus Proses ini melibatkan peregangan berulang
sehingga terjadi robekan mikro yang menginduksi respon perbaikan .Analisis histologi
menunjukan adanya penebalan dan fibrosis pada fascia plantaris dengan gambaran nekrosis
kolagen, metaplasi kondroid dan kalsifikasi.
Manifestasi klinis
• first step pain or post static dyskinesia
• Nyeri di bagian tumit plantar medial saat mengangkat beban
• Membaik dengan istirahat.
• Nyeri bertambah terutama setelah berdiri lama.
• Eksaserbasi akut dapat terjadi kapan saja
Penegakan diagnosis
Anamnesis :
• riwayat nyeri tumit
• lokasi nyeri di plantar, kaki bagian tengah atau lokasi posterior
• kualitas nyeri plantar terasa terbakar dan kesemutan adanya jebakan saraf (entrapment)
atau neuroma
• nyeri yang bertambah berat melangkah awal setelah tidur atau istirahat.
Pemeriksaan fisik
• Inspeksi alas kaki pola pemakaian yang konsisten dengan over pronasi atau supinasi.
• Inspeksi pada kaki perubahan warna, ketebalan kulit, kulit yang pecah, titik tekanan,
perubahan vaskular, pertumbuhan rambut, dan ketebalan lempeng kuku.
• Pemeriksaan sensori adanya beberapa tempat yang parestesia atau kesemutan mengarah
pada neuropati atau radikulopati
• Pemeriksaan fisik klasik fasciitis plantaris nyeri yang dapat dihasilkan dengan palpasi
aspek medial plantar dari tumit dan nyeri dengan dorsofleksi pasif pergelangan kaki dan
jari kaki (tes windlass)
Diagnosis banding
• Skeletal Origin Acute calcaneal tuberosity/ body fracture, Calcaneal stress fracture,
Subtalar and talonavicular arthritis
• Soft Tissue Origin Acute plantar fascia rupture, Atrofi Bantalan lemak (Fat Pad
Atrophy), Insertional Achilles tendonitis, Retrocalcaneal bursitis
• Neurogenic Origin Tarsal Tunnel Syndrome, Lateral Plantar Nerve (LPN) /Medial
Calcaneal Nerve (MCN) Entrapment, Radikulopati S1, Neuropati Perifer
Pemeriksaan penunjang
• Radiografi foto polos dapat terlihat lesi tulang pada kaki. Taji subkalkaneal pada
gambaran radiografi kaki lateral tidak mendukung diagnosis plantar fascitiis
• Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa taji subkalkaneal juga ditemukan pada pasien
tanpa fascitiis plantaris
Tatalaksana
Tata laksana awal secara langsung
• Istirahat dan modifikasi aktivitas
• Pijat es
• Teknik Peregangan
• Asetaminofen atau obat anti inflamasi non steroid
• Heel cup/ortotik lainnya
• Penurunan berat badan
Terapi oleh dokter
• Terapi fisik peregangan eksentrik,iontophoresis dengan asam asetat atau deksametason,
pijat myofasial dalam
• Prolotherapy, suntikan perkutan, kortikosteroid, plasma kaya trombosit,
onabotulinumtoxin A (botox), atau injeksi whole blood
• Peresepan dukungan lengkung kaki (full lenght arch support)
• Anterior night splint
Komplikasi
• Nyeri pada tumit dampak negatif yang signifikan pada kualitas hidup.
• Keluhan yang berlangsung kronik sepanjang usia, berkurangnya ruang gerak sendi dan
peningkatan indeks masa tubuh terbukti berperan dalam memprediksi kecacatan yang
mungkin terjadi secara signifikan.
Pencegahan
• Mengurangi berat badan pada pasien obesitas.
• Menganjurkan untuk mengistirahatkan kaki.
• Saat mulai terasa nyeri, diperbolehkan menkonsumsi obat analgetik atau obat anti
inflamasi non steroid.
• Lakukan latihan sederhana, seperti: menggulung lengkungan kaki di atas benda
• Anjurkan untuk menggunakan alas kaki yang tertutup dengan sol atau lengkungan kaki
yang tepat

Anda mungkin juga menyukai