KEPERAWATAN PERIOPERATIF
PLANTAR FACIITIS
Oleh
1601460006
B. Penyebab
Penyebab plantar fasciitis dapat diakibatkan :
1. Aktivitas fisik yang berlebihan. Plantar fasciitis umum dijumpai pada pelari-pelari
jarak jauh. Jogging, berjalan atau naik tangga juga dapat menyebabkan stress yang
terlalu banyak pada tulang tumit kita dan jaringan lunak yang terikat di sana.
2. Arthritis. Beberapa tipe arthritis dapat menyebabkan peradangan pada tendon dari
telapak kaki, yang dapat menyebabkan plantar fasciitis.
3. Diabetes. Meskipun tidak diketahui mekanismenya, akan tetapi plantar fasciitis terjadi
lebih sering pada orang dengan diabetes.
4. Mekanik kaki yang abnormal. Lengkung telapak kaki yang datar atau terlalu
melengkung atau pola berjalan yang abnormal dapat mengakibatkan distribusi berat
badan kita tidak seimbang diterima oleh kedua kaki, dan menyebabkan stress tambahan
paa plantar fascia.
5. Sepatu yang tidak cocok. Sepatu yang solnya tipis, longgal atau tidak ada dukungan
untuk lengkung kaki atau tidak ada kemampuan untuk menyerap hentakan tidak
melindungi kaki kita. Jika anda secara teratur memakai sepatu dengan tumit tinggi
maka tendon Achilles – yakni tendon yang melekat pada tumit kita – dapat
berkontraksi/tegang dan memendek, menyebabkan strain pada jaringan di sekitar tumit.
C. Faktor Resiko
Risiko terjadinya plantar fascitis diantaranya :
1. Aktif dalam olahraga. Aktifitas yang menempatkan sejumlah stress pada tulang tumit
anda dan jaringan yang melekat di sekitar tumit adalah yang paling sering
menyebabkan plantar fasciitis. Ini antara lain berlari, dansa balet, dan aerobik.
2. Kaki datar atau mempunyai lengkung tinggi. Orang-orang dengan kaki datar
mempunyai penyerapan kejutan yang kurang, yang mana hal ini meningkatkan
peregangan dan tegangan pada plantar fascia. Orang-orang dengan lengkung kaki yang
tinggi mempunyai jaringan plantar yang lebih ketat, yang juga menyebabkan
penyerapan kejutan yang kurang.
3. Usia paro baya atau lebih tua. Nyeri tumit cenderung lebih umum dijumpai oleh karena
penuaan menyebabkan lengkung kaki mulai mendatar, menimbulkan stress pada
plantar fascia.
4. Berat badan berlebih. Berjalan-jalan dengan berat badan yang berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan jaringan lemak di bawah tulang tumit dan menyebabkan nyeri
tumit. Orang-orang yang naik berat badannya dengan cepat dapat menderita plantar
fasciitis, tetapi tidak selalu.
5. Kehamilan. Berat badan yang bertambah dan pembengkakan yang dialami pada saat
hamil dapat menyebabkan ligamen (jaringan pengikat) pada tubuh termasuk di kaki –
untuk mengendur. Ini dapat menyebabkan permasalahan mekanikal dan peradangan.
6. Pekerjaan. Orang-orang dengan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan banyak
berjalan atau berdiri pada permukaan yang keras, termasuk pekerja pabrik, guru, dan
pelayan restoran, dapat merusak plantar fascia mereka.
7. Mengenakan sepatu dengan support lengkung kaki yang kurang atau alas sepatu yang
kaku.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa plantar fasciitis didasarkan pada riwayat keluhan pasien dan hasil dari
pemeriksaan fisik. Pasien biasnya dikenali dengan adanya nyeri tumit inferior yang
menumpu berat badan dan nyeri terjadi persisten dalam beberapa bulan atau tahun. Nyeri
yang berhubungan dengan plantar fasciitis mungkin dirasakan
sepertiberdenyut, membakar, atau menusuk, terutama pada langkah pertama di pagi hari
atau setelah beberapa periode tidak beraktivitas. Beberapa diagnosa banding untuk plantar
fasciitis adalah sebagai berikut:
Kondisi Karakteristik
Neurologic
Abductor digiti
quinti nerve Rasa terbakar di bantalan tumit
entrapment
Lumbar spine
Nyeri yang menjalar dari tungkai ke tumit, kelemahan, refleks abnormal.
disorders
Biasanya terjadi pada pasien yang mengkonsumsi alkohol dan pada pasien
Neuropathies
diabetes. Nyeri diffusa pada kaki dan terjadi malam hari.
Tarsal tunnel
Nyeri, sensasi terbakar, dan kesemutan pad kaki
syndrome
Soft tissue
Fat pad atrophy Nyeri pada area bantalan tumit yang atrofi
Plantar fascia
Sensasi nyeri pada bagian bawah kaki
rupture
Posterior tibial
Nyeri pada kaki dan ankle
tendonitis
Retrocalcaneal
Nyeri pada retrokalkaneus
bursitis
Skeletal
Calcaneal
epiphysitis (Sever’s Nyeri tumit pada remaja
disease)
Calcaneal stress
Pembengkakan kalkaneus, hangat, dan nyeri tekan.
fracture
Infections Osteomyelitis
Kondisi Karakteristik
Inflammatory
Sama dengan PF tetapi terjadi bilateral
arthropathies
Miscellaneous
Metabolic disorders
Vascular Pain in muscle groups that is reproducible with exertion, abnormal vascular
insufficiency examination
Pemeriksaan radiologis tidak begitu berguna untuk menegakkan diagnosa plantar fasciitis, tetapi
dapat dipertimbangkan jika diagnosa banding lain lebih kuat mengarah. Berdasrkan studi case
control yang membandingkan pasien dengan dan tanpa plantar fasciitis penebalam aponeurosis
pada tumit yang diidentifikasi dengan USG, biasanya berhubungan dengan plantar fasciitis. Dari
pemeriksaan radiologis biasanya didapatkan kalsifikasi pada jarinmgan lunak disekitar tumit atau
osteofit pada anterior kalkaneus yang biasnya disebut heel spurs. 50 % pasien dengan plantar
fasciitis dan lebih dari 19% orang tanpa plantar fasciitis mempunyai heel spurs. Ada atu tidaknya
heel spur tidak bisa menyingkirkan diagnosa plantar fasciitis. Scanning pada tulang bisa
menunjukkan peningkatan ketebalan kalkaneus dan MRI bisa menunjukkan penebalan pada fascia
plantaris. Namun, akurasi data yang didapat tiak bisa menegakkan diagnosa plantar fasciitis.
F. Penatalaksanaan Medik
1. Latihan peregangan
Latihan yang efektif tidak hanya untuk bantuan aktif dari plantar fasciitis, tapi Juga
membantu untuk meminimalkan kekambuhan. Latihan peregangan digunakan untuk
meningkatkan fleksibilitas otot-otot paha, betis, dan fascia plantaris sendiri. Penegangan
pada otot-otot kaki yang dapat diakibatkan tidak proporsionalnya stressor pada fascia
plantaris saat berjalan dan berlari meningkatkan resiko cedera. Latiahanperegangan untuk
fascia plantaris sendiri dapat meningkatkan fleksibilitas fascia dan mengurangi potensi
kerusakan. Contoh latihan peregangan adalah:
- Peregangan Gastrocnemius dengan mendorong dinding
- Peregangan soleus
- Peregangan hamstring
- Peregangan fascia plantaris sambil duduk
2. Ortosis.
Koreksi sepatu atau sandal membantu mengurangi rasa nyeri pada tumit sewaktu
menapak atau berjalan. Penyangga lengkungan kaki (Arch Support), yang bisa dipakai/
diletakkan dalam sepatu, ataupun bidai yang digunakan pada malam hari yang disebut
Night Splint, karena di gunakan saat tidur malam hari.
3. Obat-obatan
Apabila nyeri tidak berkurang dapat diberikan obat-obatan jenis NSAID seperti
Ibuprofen, Naproxen, Na Diclofenac,dll. Obat ini berfungsi untuk menghilangkan nyeri
dan pembengkakan. Obat ini di gunakan selama satu bulan dan setelah itu harus di
konsultasikan ulang ke dokter yang menanganinya. Selain menggunakan obat-obatan oral,
apabila diperlukan dapat dilakukan penyuntikan dengan
4. Ultrasound Diathermy (US)
Untuk mengurangi nyeri pada Plantaris Fasciitis terapi Non Invasif yang sering
digunakan adalah dengan modalitas Ultrasound Diathermy (US). US adalah diatermi
berdasarkan konversi energi suara frekensi tinggi, dengan daya tembus paling dalam (3-5
cm) diantara diatermi lainnya, gelombang suara ini selain memberikan efek panas/termal,
juga ada efek non termal/mekanik yaitu Micromassage. Terapi ultrasound digunakan untuk
kasus plantar fasciitis karena efek panas dan efek mekanik pada gelombang ultrasound
menyebabkan peningkatan sirkulasi darah ke jaringan setempat.
5. Extracorporeal shockwave therapy (ESWT) / terapi gelombang kejut.
Penelitian terbaru yang terbit pada Maret 2010 membuktikan bahwa Extracorporeal
Shock Wave Therapy (ESWT) bisa mengatasi rasa sakit pada tumit dan/atau telapak
kaki (plantar fasciitis). Di Amerika Serikat, ESWT dijinkan dipakai sejak 2001. Awalnya
mesin ini dipakai untuk memecahkan batu ginjal. Namun penelitian lebih lanjut
membuktikan ternyata bisa untuk menangani gangguan persendian. Gelombang kejut yang
dihasilkan mesin ini mampu merangsang perbaikan aliran darah ke daerah persendian yang
mengalami peradangan, sehingga membantu menghilangkan rasa sakit sendi. Selain itu,
gelombang kejut juga berfungsi menipiskan perkapuran yang menyebabkan rasa nyeri..
6. Operatif.
Pembedahan untuk mengatasi masalah ini sangat jarang dilakukan, tindakan
operasi pada kasus ini biasanya dilakukan setelah 12 bulan dilakukan pengobatan non
operatif dengan maksimal tidak didapatkan hasil yang diharapkan. Penanganan dengan
cara operasi mempunyai keberhasilan 50%. Jenis Operasi yang biasa dilakukan untuk
mengatasi Plantar Fasciitis adalah dengan melakukan Gastrocnemius recession atau
Plantar fascia release. Tindakan operatif pada kasus ini bukan tanpa resiko, terkadang rasa
sakit masih tetap dirasakan atau bahkan bertambah buruk. Komplikasi lainnya adalah
terjadinya kerusakan pada syaraf dan terjadinya infeksi. Memang secara statistik hasil yang
memuaskan setelah dilaksanakannya operasi juga cukup banyak, oleh sebab itu tindakan
operatif ini hanya disarankan apabila tindakan tindakan non operatif tidak memberikan
hasil yang memuaskan.
G. Komplikasi
Mengabaikan plantar fasciitis dapat menyebabkan keadaan menahun yang
mengganggu aktivitas rutin. Klien dapat mengalami masalah-masalah di kaki, lutut, paha
atau punggung oleh karena plantar fasciitis akan mengubah cara berjalan.
Pencegahannya yaitu dengan melakukan beberapa langkah sederhana untuk
mencegah nyeri yang lebih lanjut :
1. Menjaga berat badan sehat ideal. Ini akan meminimalkan stress pada plantar fascia anda.
2. Memilih sepatu yang ergonomis. Hindari sepatu dengan tumit yang terlalu rendah. Belilah
sepatu dengan tumit rendah sampai sedang, mempunyai dukungan lengkung kaki yang baik
dan dapat menyerap kejutan/hentakan dengan baik. Jangan bertelanjang kaki, terutama
pada permukaan yang keras.
3. Jangan menggunakan sepatu atletik yang sudah rusak. Gantilah sepatu atletik lama anda
bila sudah tidak pas lagi dengan kaki anda. Jika anda seorang pelari, belilah sepatu baru
stelah digunakan kurang lebih 400 miles.
4. Mulailah aktivitas olahraga secara perlahan. Pemanasan ssebelum memulai aktivitas atletik
atau olahraga apapun, dan mulailah suatu program latihan baru secara perlahan-lahan.
5. Lakukan peregangan pada saat bangun tidur. Sebelum anda turun dari tempat tidur di pagi
hari, regangkan otot-otot betis, lengkung kaki dan tendon Achilles dengan cara menyentuh
ujung kaki anda dan secara perlahan-lahan melipat kaki anda. Ini dapat menolong untuk
membalikkan kekencangan dari plantar fascia yang terjadi sepanjang malam.
2. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
c. Ansietas berhubungan dengan khawatir terjadi kegagalan
Intra Operasi
d. Risiko Perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan
e. Risiko Infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
f. Risiko aspirasi berhubungan dengan terpasangnya ETT
Post operasi
g. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan efek obat anestesi
h. Risiko Hipotermi berhubungan dengan suhu ruangan yang rendah
PRE OP
A. DEFINISI
Plantar Fasciitis adalah inflamasi pada fascia plantar yaitu sebuah ligamen pada arkus kaki.
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan pembedahan dan pembiusan
serta kelengkapan identitas pasien
2. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian khusus masuk
kamar operasi.
3. Melepas semua benda seperti perhiasan dan gigi palsu bila ada
4. Pasien datang ke kamar operasi dalam keadaan puasa minimal 6-8 jam sebelum
oprasi
C. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1. Pastikan AC ruangan berfungsi dengan baik yaitu:18-220C
2. Mengatur dan mengecek fungsi mesin couter, mesin suction dan lampu operasi serta
mengecek fungsinya
3. Memasang perlak dan Underpad on steril pada meja operasi
4. Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar mudah dijangkau
D. PERSIAPAN ALAT
- Instrument Dasar
Desinfeksi klem : 1
Towel klems : 4
Surgical scissor curve : 1
Metzenbaum scissor : 1
Gunting benang : 1
Tissue forceps : 2
Dissecting forceps : 2
Handle (handvat mess) no. 3 : 2
Hemostatic forceps pean : 4
Hemostatic forcep Kocher : 4
Needle holder : 2
Langen beck : 2
- Instrument Tambahan
Curetage :2
Knabel Tang :1
- Instrument penunjang
Bengkok : 2
Cucing : 2
Mangkok / kom : 1
Handpiece couter : 1
- Persiapan linen
Duk besar : 4
Duk kecil : 4
Sarung meja mayo : 1
E. PROSEDUR
1.
Saat pasien berada di ruang premedikasi dilakukan serah terima dari perawat premedikasi
ke perawat anastesi dan perawat instrument.
2.
Pasien dipindahkan dari ruang premedikasi ke kamar operasi oleh tim anastesi.
3.
Saat pasien dikamar operasi, pasien dipindahkan ke meja operasi dengan meminta agar
bergeser/ di angkat oleh tim anastesi bersama perawat instrument.
4.
Perawat sirkuler melakukan sign in.
5. Team anastesi melakukan pembiusan dengan spinal anastesi block
6. Perawat sirkuler memasang arde, & melakukan pencucian lapangan operasi dengan
cholerexidine dan dikeringkan dengan doek kecil steril
7. Perawat instrument melakukan scrubbing, gowning & gloving, kemudian membantu
operator dan asisten memakai gown dan handscoon steril
8. Perawat instrument menyiapkan alat di meja mayo
9. Berikan desinfeksi klem dan kom berisi povidone iodine dan deppers kepada asisten untuk
melakukan aseptic area operasi
10. Perawat instrument dan asisten memasang drapping
11. Dekatkan meja mayo dan meja instrument lalu Pasang selang suction dan cauter, ikat
dengan kassa dan fiksasi dengan doek klem
12. Perawat sirkuler membaca time out.
13. Operator memimpin do’a
14. Insisi kulit berikan mess dan pinset kepada operator, berikan klem pean dan kassa kepada
asisten. Kemudian operator memperdalam insisi.
15. Berikan knabel tang untuk mengambil tulang yang tumbuh.
16. Berikan curettage untuk mengerok sisa-sisa tulang yang tumbuh.
17. Berikan kassa untuk meletakkan serpihan tulang-tulang yang dikeluarkan.
18. Rawat perdarahan dengan dep menggunakan kassa.
19. Cuci luka bekas operasi berikan bengkok dan berikan spuit berisi NS 0,9% dan kassa
20. Perawat melakukan sign out.
21. Luka operasi ditutup dengan menggunakan benang polyglactin 4.0 dengan jahitan satu-
satu.
22. Tutup luka operasi dengan tulle dan kassa steril. Fiksasi dengan plester.
1. Bawa semua peralatan ke spoelhoek untuk dicuci, terutama alat dasar dan tambahan yang
digunakan saat operasi.
2. Cuci dengan air mengalir kemudian cuci instrumen dengan detergen kemudian Bilas
semua instrumen yang sudah dicuci.
3. Rendam alat dengan larutan enzymatic kurang lebih 10 menit
4. Keringkan instrumen dengan handuk bersih.
5. Inventaris jumlah set instrumen dan isi check list inventarisasi instrumen.
6. Packing instrumen dan Beri label nama set instrumen
7. Letakkan set instrumen di tempat yang disediakan untuk dikirim ke CSSD.
8. Rapikan tempat mencuci instrument
DAFTAR PUSTAKA
A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC
Brunner, suddarth. 2007. Buku ajar keperawatan medikal bedal. Alih bahasa :agung waluyo (et
al).edisi 8 volume 2.jakarta:EGC
Ppni. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (2nd Ed.). Jakarta: Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Ppni. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (2nd Ed.). Jakarta: Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Ppni. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (2nd Ed.). Jakarta: Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Sjamsuhidajat, 2010, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, penerbit EGC, Jakarta.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF
PLANTAR FACIITIS
DI RUMAH SAKIT ISLAM AISIYAH MALANG
Oleh
HERIN FIDELA ROOSYIDAH
1601460006
Laporan ini telah diperiksa dan dilakukan responsi dengan pembimbing institusi dan
pembimbing klinik.
Hari, tanggal :
Tempat :
Judul :
(………………………….) (………………………….)
FORMAT PENGKAJIAN PERIOPERATIF KAMAR BEDAH
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama Pasien : Ny. E
b. Nama Panggilan : Ny. E
c. Tgllahir/ Umur :20/09/1964
d. Anakke :-
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMA
g. Suku/ bangsa : Jawa / Indonesia
h. Bahasa yang digunakan : Indonesia
i. Alamat : Malang
a. Nama : Ny. S
b. Umur :-
c. Agama : Islam
d. Pendidikan :-
e. Pekerjaan :-
f. Hubungan dengan pasien : Anak
Asalpasien □ RawatJalan
√ Rawat Inap
□ Rujukan
PRE OPERASI
Keluhan Utama/alasan masuk : pasien mengatakan tumit kaki kanan terasa nyeri jika dibuat
berjalan kurang lebih 3 bulan
Riwayat Penyakit : □DM □ Asma □ Hepatitis □ Jantung □ Hipertensi □ HIV √ tidak ada
Jenis Operasi : -
Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,2 ◦C Nadi : 88 x/mnt Respirasi :20 x/mnt TD :130/70 mmHg BB:58 kg TB :- Cm
, Golongan Darah :- Rhesus : -
RIWAYAT PSIKOSOSIAL/SPIRITUAL
1.Status Emosional
√ Tenang □Bingung □Kooperatif □ TidakKooperatif □ Menangis □ Menarikdiri
√
Leher
Dada √
√
Abdomen
√
Genitalia
√
Integumen
KhususpasienObstetri/ginekology :
HTA : G P A Hamil , TFU cm
Taksiran berat janin Letak Presentasi Penurunan , kontraksi
Kekuatan , Lama detik, Gerak janin x/30 menit, BJJ x/mnt, /Tidak teratur
Tgl/jam___ PD a/I _ ___,Oleh___, Portio____Pembukaanserviks___________cm
,Ketuban Hodge_______
Penyulit Anak
Tahunpe Tempatpe Usiakeha JenisPer Penolo kehamila Jeniskel Ket
N rsalinan rtolongan milan salinan ng n&persa amin BB
o linan
1
2
3
4
5
6
Nama Perawat OK
(................................................)
Hasil Data Penunjang
Laboratorium :
- HB : 14,6 g/dL
- Hematokrit : 41.0 %
- Eritrosit 4,96
- Leukosit : 6.990
- Trombosit : 260.000/cmm
INTRA OPERASI
Anastesi dimulai jam 14.00
Jenis anastesi :
Posisi operasi :
Catatan Anestesi : -
Pemasangan alat-alat :
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
____________________________________________________
TTV : Suhu 36.5◦C , Nadi 78 x/mnt, Teraba √ kuat, □ Lemah, √ teratur, □ tidak teratur
Normal Keterangan *
YA TIDAK
Kepala √
Leher √
Dada √
Abdomen √
Genitalia √
Integumen √
Total cairanmasuk
□ Infus : Kristaloid : cc
Keloid : cc
□ Tranfusi :______cc
Total cairankeluar
□ Urine :______cc
□ Perdarahan :______cc
Balance cairan:_______cc
( )
POST OPERASI
Pasien pindah ke :
Pindah ke ICU/PICU/NICU, jam___________Wib
√ RR , jam15.00 Wib
Keluhan saat di RR : □ Mual □ Muntah □ pusing □ Nyeri luka operasi □ Kaki terasa baal □
Menggigil
□………………
Keadaan Umum : √ Baik □ Sedang □ Sakit berat
TTV :
Suhu 36.5oC, Nadi 80x/mnt, Rr 20x/mnt, TD 120/80mmHg, Sat O2 99%
Kepala √
√
Leher
√
Dada
√
Abdomen
Normal JikaTidak normal, jelaskan
YA TIDAK
√
Genitalia
√
Integumen
√ Terdapat bekas luka operasi
Ekstremitas
Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Sangat Nyeri Nyeri tak
tertahankan
√ 0-1 □ 2-3 □4-5 □ 6-7 □ 8-9
□ 10
Tingkat pengetahuan : √ Ps/OT jarang bertanya tentang kondisi pasien
□ Ps/OT sering bertanya tentang kondisi pasien
□ Ps/OT sering mengulang-ulang pertanyaan yang sama
□ Ps tampak terlihat bingung
(……………………….) ( ………….....………………)
ANALISIS DATA
Ruang : IBS
Nama pasien : Ny. E
No. Register : 0900XX
Ruang : IBS
Nama pasien : Ny. E
No. Register : 0900XX
Ruang : IBS
Nama pasien : Ny. E
No. Register : 0900XX
Ruang : IBS
Nama pasien : Ny. E
No. Register : 0900XX
No.
Tujuan
Dx. Intervensi Rasional
Kriteria Standar
Kep
1. Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi - Mengetahui nyeri
keperawatan selama 1x15 a. lokasi, karakteristik, durasi, yang dirasakan
menit diharapkan nyeri yang frekuensi, kualitas, pasien
dirasakan berkurang dengan intensitas nyeri
kriteria hasil : b. Identifikasi skala nyeri
- Skala nyeri menurun c. Identifikasi respon nyeri
- Tanda-tanda vital non verbal
dalam batas normal d. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
2. Terapeutik
a. Berikan teknik - Mengurangi nyeri
nonfarmakologis yang dirasakan
untuk mengurangi pasien
rasa nyeri dengan
terapi nafas dalam
3. Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
b. Jelaskan terapi nafas dalam
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Ruang : IBS
Nama pasien : Ny. E
No. Register : 0900XX
No.
Tujuan
Dx. Intervensi Rasional
Kriteria Standar
Kep
2. Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi - Mengetahui
keperawatan selama 1x15 a. Identifikasi saat tingkat tingkat ansietas
menit diharapkan ansietas anxietas berubah (mis. yang dirasakan
yang dirasakan berkurang Kondisi, waktu, pasien
dengan kriteria hasil : stressor)
- Pasien tidak tampak b. Monitor tanda anxietas
gelisah (verbal dan non verbal)
- Tanda-tanda vital 2. Terapeutik
dalam batas normal a. Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan , - Mengurangi
jika memungkinkan ansietas yang
b. Gunakan pedekatan dirasakan pasien
yang tenang dan
meyakinkan
c. Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu
kecemasan
3. Edukasi
a. Latih teknik relaksasi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Ruang : IBS
Nama pasien : Ny. E
No. Register : 0900XX
No.
Tujuan
Dx. Intervensi Rasional
Kriteria Standar
Kep
3. Setelah dilakukan asuhan - Observasi - Mencegah
keperawatan selama 1x45 a. Monitor tanda dan gejala perdarahan tidak
menit diharapkan perdarahan perdarahan terjadi berlebih
tidak terjadi dengan kriteria - Terapeutik
hasil : a. Batasi tindakan invasive,
- Tidak ada tanda- jika perlu
tanda perdarahan b. Antisipasi perdarahan,
- Kulit lembab rawat perdarahan dengan
- Tanda-tanda vital deppers/couter
dalam batas normal - Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
b. Kolaborasi pemberian
transfusi darah, jika
perlu
Ruang : IBS
Nama pasien : Ny. E
No. Register : 0900XX
No.
Tujuan
Dx. Intervensi Rasional
Kriteria Standar
Kep
5. Setelah dilakukan asuhan Observasi - Mencegah
keperawatan selama 1x15 1. Monitor suhu hipotermi supaya
menit diharapkan hipotermi tubuh tidak terjadi
yang tidak terjadi dengan 2. Monitor tanda dan
kriteria hasil : gejala akibat
- Tidak ada tanda- hipotermia
tanda hipotermi Terapeutik
- Tanda-tanda vital 1. Sediakan
dalam batas normal lingkungan yang
hangat
2. Berikan selimut
tebal
Edukasi
Anjurkan makan atau
minum hangat