Anda di halaman 1dari 11

.

CRITICAL BOOK REVIEW

WUCIUS WONG.BEBERAPA ASAS MERANCANG TRIMATRA 1986.

NAMA :SORAYA
MARDIYAH SIREGAR

NIM :2191151001

KELAS : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019/2020

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REVIEW”. Tugas ini di buat untuk memenuhi
salah satu mata kuliah Saya yaitu “NIRMANA TRIMATRA”.
Tugas critical book report ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua khusunya dalam hal mengenai nirmana dwimatra.Saya menyadari
bahwa tugas critical book report ini masih jauh dari kesempurnaan,Apabila dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, Saya mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas,karena keterbatasan ilmu dan pemahaman
saya yang belum seberapa.Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas
critical book review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Saya khususnya,Atas
perhatiannya Saya mengucapkan terimakasih.

BAB I . RINGKASAN ISI BUKU

1. PENDAHULUAN
A. Dunia Dwimatra
Dunia dwimatra Yaitu panjang dan lebar membentuk bidang papar, dan tidak
memiliki kedalaman. Dunia Dwimatra pada dasarnya ciptaan manusia menggambar
melukis mencetak mencelup atau bahkan menulis. Namun terkadang karya Trimatra
terlihat Dwimatra. Dunia Trimatra pada kenyataannya kita hidup dalam dunia
Trimatra. Merancang Dwimatra iyalah mencipta dunia Dwimatra dengan jalan
mengatur berbagai macam unsur dengan sadar

B. Dunia Trimatra
a. Merancang Trimatra seperti merancang Dwimatra merancang Trimatra juga
bertujuan mencapai keserasian rupa atau membangkitkan rupa tertentu yang
mengasyikkan tapi dalam dunia trimatra merancang Trimatra lebih Rumpin dari
merancang Dwimatra. Tiga arah Utama dalam Trimatra:
b. Arah tegak ke atas dan bawah
c. Arah melintang ke kiri dan kanan
d. Dan arah bujur ke depan dan belakang

Unsur rancang Trimatra:

a. Unsur konsep. Garis bidang dan Gempal


b. Unsur rupa Rahut ukuran warna dan barik
c. Unsur pertalian kedudukan arah ruang dan gaya berat
C. Unsur ragang
Unsur Ragang memiliki nilai Racana semua unsur digunakan untuk menunjukkan
komponen geometri sebuah rancangan trimatra

D. Bentuk dan Racana


Bentuk iyalah istilah yang gampang dikacaukan dengan raut. Rencana adalah
keseluruhan organisasi dalam ruang yakni sebuah kerangka yang menopang
keseluruhan susunan warna raut dan barik

BAB 2 BIDANG BERSAF atau BERDERET


A. Bidang bersaf
Jadi untuk membangun bentuk gempal, kita bayangkan Deretan irisannya Atau
cara bentuk itu teroris tipis tipis sehingga diperoleh bidang bersaf

B. Mengiris kubus
Untuk menggambarkan bentuk gempa lebih jauh kita mengiris kubus tipis tipis
menjadi sederet bidang yang sama tebalnya. Dalam menyusun bidang bersaf unsur
pertalian harus diperhitungkan dua unsur pertalian yang tidak boleh diabaikan adalah
kedudukan dan arah.

C. Ragam kedudukan
kedudukan bertalian pertama Tama dengan jarak bidang bila arah tak beragam
semua bidang akan berderet sejajar sama sendirinya yang satu di belakang yang lain
pada jarak yang sama

D. Tehnik Meragang
Untuk Meragang karton sebaiknya digunakan Perekat yang kuat dan cepat
kering kemantapan dan keteguhan terbaik didapat bila bidang bersaf berdiri tegak
pada papan alas datar

BAB 3 RACANA DINDING


A. Kubus tonggak dan dinding
Tonggak ini dapat diulang ke kiri dan kanan setiap kubus dalam racana
dinding merupakan petak ruang. Setiap racana Dwimatra yang tertib Dapat dibentuk
menjadi rencana dinding dengan cara menambah ketebalannya dan sub bagian
rencananya dapat dijadikan petak ruang

Petak ruang dan gatra : Petak ruang yang paling sederhana yaitu petak Itu
bolong dan dapat kita letakkan gatra di dalamnya gatra ini dapat berupa Bidang papar
saja yang diperulangkan atau dibuat beragam. Gatra sebagai bidang piuh: Bila
diinginkan timbulnya kesan trimatra yang lebih besar Sifat papar gatra dapat diubah .
Dua atau tiga bidang papar dapat digunakan untuk Meragang sebuah gatra. Racana
dinding yang tidak tetap papar: Bila petak diletakkan Yang satu di atas yang lain
muka rajana dinding yang papar dapat dibuat agar terima track dengan memperagakan
gan kedudukan petak.

BAB 4 PRISMA DAN TABUNG/ SLINDER


Prisma dasar dan ragamnyaPrisma adalah bentuk yang kedua ujungnya berupa sosok
persegi yang mirip sebangun dan sejajar dan semua Sisi nya persegi panjang atau jajaran
genjang. Prisma berongga adalah prisma yang tidak terbuat dari bahan pejal melainkan di
ragang Dari karton dan ragam perubahan nya dapat lebih rumpil. Pengolahan kedua Sisi
ujung kedua ujung Prisma berongga dapat diolah dengan satu cara atau lebih. Pengolahan
sending, biasanya pengolahan Sanding berpengaruh juga pada Sisi penyimpangan dari
Kesejajaran sisi tidak hanya mengubah ke persedian Sisi saja tapi terkadang membuat sisi itu
menjadi Bengkung atau persegi. Pengolahan Sanding lainnya dapat merupakan pengurangan
atau penambahan Raut sanding

Persambungan Prisma dengan berbagai cara dua Prisma atau lebih dapat di
bersambung kan menjadi sebuah rancang Persambungan mudah dilakukan dengan
menyaTuhkan sisi Prisma baik sejajar ataupun tidak rekatan ini sangat kuat asalkan
perekatnya kuat

A. Prisma dan slinder


Jumlah bidang papan yang dapat digunakan untuk sisi sebuah Prisma paling
kurang adalah tiga Yang menghasilkan bersama dengan sutuh dan telapaknya
berbentuk Segitiga. Dengan menambah jumlah Sisi pada Rahut segi banyak sampai
tak berhingga terbentuk lah lingkaran begitu pula dengan penambahan Sisi prisma
sampai tak Berhingga akan terbentuk Silinder tubuh Silinder dibatasi oleh sebuah
bidang yang Jujuh Tanpa pangkal dan ujung sedangkan sutu dan Telapak y tanpa
pangkal dan ujung sedangkan sutu dan Telapaknya berupa lingkaran

B. Ragam slinder
Dapat dikatakan terdiri atas dua ujung berupa lingkaran yang sejajar dan sama
ukurannya dan tubuh yang tegak lurus pada kedua ujung itu. Ujung dapat diolah
dengan cara yang sama seperti pada Prisma

BAB 5 PERULANGAN
Perulangan gatra perulangan gatra telah dikemukakan dengan singkat pada bab satu
dalam arti yang sempit perulangan gatra berarti bahwa semua unsur rupa gatra raut ukuran
warna dan Barik Harus sama. Kesatuan rupa diperkuat lagi oleh perulangan raut dan ukuran
gatra. Racana perulangan dapat di definisikan sebagai rencana dengan gatra atau Kerawang
yang berisi gatra tersusun dalam Susunan dan pola yang beraturan sehingga semuanya
bertalian sesamanya dengan cara yang sama

Tataan dalam setiap lapisan ada banyak cara untuk menyusun gatra di dalam tiap
lapisan dan secara berselang-seling lapisan dapat disusun berbeda beda. Kedudukan barisan
tersebut dapat digeser diantara peta gatra dapat menjadi celah. Merangkai gatra petak yang
biasanya berapa meter sederhana biasanya dapat dirangkai dengan jalan menyaTuhkan
sisinya namun gatra jika digunakan tanpa petak ruang. Bersentuhan Sisi tentu saja membuat
sambungan yang paling kuat baik bersentuhan seluruh sisi nya maupun sebagian. Prisma
bujursangkar sebagai gatra atau petak. Racana menjadi lebih rumpil Jika gatra atau petak
ruang Yang mewadahi nya bukan kubus gatra dalam racana perulangan Kebanyakan gatra
jauh lebih rumpil Daripada kubus biasa Prisma bujursangkar atau bahkan raut
BAB 6 RACANA BAHUTIRA
A. zadat Plato
Bahu Tira adalah laut yang mempesonakan dan dapat digunakan sebagai
racana dasar Pada ranjang trimatra. Diantaranya ada lima Zadat Geometri beraturan
yang pokok dan paling penting terdiri atas CaturTira, sadtira, dwidasatira, dan
wimsatitira . Astatira Merupakan bahan dari Kubus artinya kita dapat membuat
AstaTira jika tiap mercu kubus diganti dengan sisi AstaTira dan tiap Sisi Kubus
diganti dengan mercu astatira

B. Zadat Archimedes
Perbedaan zadat Plato dan Archimedes Iyalah setiap Zada Plato terdiri atas
satu jenis bahutira. Sedangkan zadat Archimedes lebih dari satu bahutira

C. Pengolahan sisi
Bila bahutira itu bergeronggang pengolahan yang paling sederhana pada
Sisinya adalah membuat raut Negatif pada beberapa atau semua Sisi nya untuk
menayangkan Geronggang yang semula tersembunyi

D. Pengolahan Sanding :Raut dapat ditambahkan atau dikurangkan pada sepanjang


Sanding bahutira.
E. Pengolahan mercu :Biasanya pengolahan mercu Mempengaruhi semua Sisi yang
membentuk mercu tersebut. Raut tambahan dapat dibubuhkan pada mercu bahutira.
Penggabungan raut bahutira Untuk membuat racana yang lebih rumpil Dua raut
bahutira Atau lebih dengan rancang yang sama Atau berbeda dapat digabung dengan
cara bersentuhan sisi Sanding atau mercu

BAB 7 BIDANG SEGITIGA


A. Trikona
Dapat diperpanjang sehingga berbentuk Segitiga sama kaki yang lanpai .
Segitiga tak beraturan, yang berbeda beda Raut Dan ukuran nya dapat digunakan
untuk membangun sisi empat atau sisi delapan

B. Sistem Astan
Jika bujur Sangkar dapat mengisi ruang Dwimatra dengan tumpat Kubus pun
dapat mengisi sebuah ruang Trimatra Dengan tumpat. Jadi bila astatira dan caturtira
Digunakan bersama keduanya dapat mengisi ruang dengan tumpat

BAB 8 RANGKA LANJAR


Sampai saat ini kita bekerja dengan bentuk Trimatra yang di Ragang dari bidang
papar yang sama tebalnya untuk Maragang bentuk geometri yang utuh sisi paparnya dan
Sendingnya lurus kita menggunting bidang itu menurut Rahut sisi tersebut lalu merekat
semuanya dengan penguat dari dalam

A. Meragang dengan garis


Semua bentuk geometri dengan Sandi menurus dapat dijadikan rangka lanjar
Untuk meragam nya dia pinggirnya diganti dengan batang lurus sebagai Sempadan
tiap Sisi sehingga terbentuk bucu Pada persambungannya. Sambungan untuk dapat
Maragang batas kaya lebih dulu kita harus mengetahui cara menyambung nya untuk
membuat bingkai bujur Sangkar papar empat batang Kayama sama panjangnya dekat
sesamanya dengan sambung perstek

Komponen rangka lanjar untuk membuat kubus kita menggunakan bingkai


bujur Sangkar untuk Telapak dan sutuh. Dan empat batang kayu untuk rusuk yang
panjangnya sama dengan ukuran dalam bingkai bujursangkar. Menumpuk satuan
berulang dong kak yang diperoleh dengan cara ini dapat di baringkan juga pada
kedudukan berdiri ternyata kurang mantap atau agar nampak Indah. Bangun yang
lebih rumpil Dapat diperoleh dengan menggunakan tonggak berulang. Berantasan
terjadi bila bagian sebuah rangka lanjar Berada di dalam rongga yang terdapat dalam
rangka lanjar lain Tiap satuan terbuat dari dua bingkai bujursangkar dan empat batang
rusuk yang sejajar dan sama panjang semua satuan direkat sama sendirinya dengan
arah berputar

BAB 9 LAPISAN LANJAR


Keberagaman dan berbagai kemungkinannya untuk menambah jumlah lapisan lapisan
Kita dapat menumpangkan batang yang satu tepat di atas yang lain tapi dapat juga
menyusunnya dengan kedudukan atau arah yang Roncet

BAB 10 GARIS HUBUNG


A. Bahan dan ragang
Rangka lanjar Terus terbuat dari bahan yang tegar seperti kayu agar dapat
berdiri kokoh dan mampu menopang garis hubung Dengan kuat Ragang bidang papar
untuk garis hubung. Selain rangka lanjar Kita dapat juga menggunakan Raut bidang
papar sebagai ragang bagi pemasangan garis hubung. Garis hubung dalam Kubus
bening

Garis hubung yang juga dan sejajar menghasilkan Raut Silinder Garis hubung
yang miring dan tidak sejajar menghasilkan hiperboloid Dengan permukaan yang
Lengkung dan jujuh. Hasil yang lebih rumpil Dan menarik dapat diperoleh dengan
mengubah rancang menurut suatu cara atau lebih

BAB II. IMPLIKASI

A.Teori/Konsep
Pada buku BEBERAPA ASAS MERANCANG TRIMATRA oleh
wucius wong ini menggunakan konsep/teori seperti Pendahuluan, Bentuk,
Perulangan, Racana, Kemiripan, dan juga roncetan. Konsep ini sangat bagus
jika di terapkan di indonesia agar kota indonesia menjadi negara yang lebih
maju dan berkembang dan tidak kalah modern nya dengan negara-negara maju
lain-nya,dengan harapan orang yang membaca buku ini mendapat pelajaran
mengenai membuat rancangan trimatra yang baik dan benar, sebagai dasar
dalam membuat karya seni patung. Dasar – dasar nirmana trimatra dapat
diterapkan juga dalam arsitektur sebagai desain dalam membuat bangunan.

B.Program Pembangunan Di Indonesia


Untuk memajuakan negara indonesia kita butuh menerapkan konsep
dan teori tersebut.untuk menerapkan nirmana trimatra dan dasar-dasar desain
dalam pembangunan indonesia ke tahap berikutnya,yang saya ketahui negara
indonesia ini sudah menjadi negara yang maju dengan bangunan-bangunan-
nya. Selain itu diharapkan agar sumber daya manusia indonesia semakin
berkualitas, terlebih dalam membuat karya seni yang bernilai estetis tinggi,
tentu saja hal tersebut diharapkan dapat menarik wisatawan domain maupun
turis asing ke indonesia.

C.Analisis Mahasiswa
Dari buku yang saya baca yang berjudul Beberapa Asas Merancang
Dwimarta kita harus menerapkan konsep/teori dasar – dasar merancang
trimatra karena buku tersebut lebih mengajarkan tentang dasar-dasar trimatra
dan itu sangat cocok jika diretapkan untuk pelajar ataupun mahasiswa
khususnya untuk seniman patubng dan arsitek dalam program kebudayaan,
seni dan pembangunan.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Buku yang berjudul “Beberapa Asas Merancang Trimatra” oleh penerjemah


Drs.Adjat Sakri, M.Sc dan penerbit Wong,Wucius. Buku ini terdiri dari 10 bab,
diantaranya Pendahulaun, Bidang berderet, racana dinding , prismma dan slinder,
perulangan, racana bahutira, bidang segitiga, rangka lanjar, lapisan lanjar,dan garis
hubung.Setiap bab yang berada dalam buku ini saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya dan tersusun secara sistematis.

Didalam buku ini juga memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Secara
sistematis buku ini sudah sangat baik dan relevan dengan judul pembahasan hanya
saja terdapat beberapa kekurangan seperti bahasa dan ejaan yang belum sesuai dengan
penulisan bahasa indonesia yang baik dan benar. Selain itu banyak istilah yang jarang
diketahui dan asing, sehingga sulit untuk dimengerti.

B. Saran

Buku ini sangat baik dibaca untuk seorang guru, calon guru ataupun tenaga
pendidikan karena dalam setiap bab sudah terkait dengan pendidikan masa kini

Buku ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku pegangan
mahasiswa yang menjalani mata kuliah Nirmana trimatra, karena kedua buku ini
memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru belajar Nirman trimatra
dan penyusunan materi yang sistematis. Namun tidak menutup kemungkinan agar
mahasiswa menggunakan beberpara referensi buku lain sebagai pegangan dalam
Nirmana.

DAFTAR PUSTAKA
Wong, Wucius. 1986. Beberapa Asas Merancang Dwimarta. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai