Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PEMISAHAN KIMIA

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Oleh:

Nama : Vida Prasetianingtias


NIM : 181810301038
Mata Kuliah : Pemisahan Kimia

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Teknik pemisahan campuran yang berdasarkan dari kemampuan suatu komponen
untuk merambat dalam medium tertentu disebut dengan kromatografi. Pemisahan dengan
teknik kromatografi didasarkan berdasarkan pemisahan komponen-komponen yang berada
dalam dua fase yaitu stationary atau fase diam dan mobile atau fase gerak. Fase diaman
komponen campuran ditahan disebut dengan fasa gerak dan fase diamana akan tertinggal atau
tidak bergerak sedangkan komponen mudah larut pada fase gerak akan lebih mudah bergerak
dengan cepat.
Teknik pemisahan yang didasarkan pada media perpindahan yang berbeda, yaitu
distribusinya terhadap fase diam dan fase gerak menggunakan istilah kromatografi. Tiga hal
yang wajib ada dalam teknik pemisahan kromatografi antara lain, harus terdapat tempat
terjadinya pemisahan atau suatu medium perpindahan. Syarat yang kedua yaitu harus terdapat
gaya dorong untuk spesies dapat berpisah sepanjang media perpindahan. Ayarat yang ketiga
yaitu, harus ada gaya tolakan selektif, peran dari gaya ini yaitu dapat menyebabkan
pemisahan dari bahan kimia yang dipertimbangkan.
Kromatografi merupakan suatu kata bahasa latin chroma yang memiliki arti warna
dan grphien berarti menulis. Kromatografi diperkenalkan pertama kali oleh seorang ahli
botani dari Rusia yang bernama Michael Tswest pada tahun 1903. Percobaan yang dilakukan
oleh Michael Tswest dapat memisahkan kloroform dan pigmen-pigmen warna lain dalam
ekstraks tumbuhan dengan menggunakan pelarut petroleum eter dan kalium karbonat yang
diisikan ke dalam kaca. Petroleum eter dialirkan dialirkan pada permukaan atas kalsium
karbonat yang telah ditempati larutan cuplika. Hasil dari pemisahan komponen-komponen
dalam ekstrak tumbuhan yang diperoleh yaitu pita-pita berwarna sepanjang kolom.
Pemisahan komponen-komponen berdasarkan perbedaan partisi atau adsorpsi oleh
fase diam dibawah gerakan pelarut pengembang dapat dilakukan dengan kromatografi lapis
tipis. Kromatografi kertas sangat mirip dengan kromatografi lapis tipis, terutama pada
pelaksanaannya. Fasa diamnya terlihat nyata perbedaannya pada media pemisahnya,yakni
dilakukan dengan menggunakan lapis tipis adsorben sebagai pengganti kertas. Sebagai fasa
diam dapat menggunakan bahan absorben berupa silika gel, alumina dan serbuk selulosa.
Gugus hidroksil terkandung dalam partikel selika gel pada permukaannya yang akan
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar air. Kromatografi lapis tipis dalam fase
diamnya seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar
ultra violet. Pelarut atau campuran yang sesuai disebut juga fase gerak.

Page 1
Teknik pemisahan dengan metode kromatografi lapis tipis menggunakan alat yang
bernama plat KLT, dimana alat ini berupa kaca tipis yang diatasnya terdapat silica gel yang
menyebar sepanjang permukaan plat kaca. Struktur dari silica gel yang terdapat pada plat
kaca merupakan struktur yang kompleks dari silicon dan oksigen, dimana silicon dan oksigen
tersusun secara teratur dan terus berulang. Bagian permukaan silica gel, terdapat gugus
hidroksil OH. Gugus hidroksil OH bersifat polar, sehingga saat suatu pelarut yang terpartisi
melewatinya, maka akan terjadi interaksi dipole-dipole.
Pemisahan menggunakan metode KLT ini harus digunakan sinar UV agar terlihat spot
atau titik yang dihasilkan pada plat KLT. Penglihatan titik juga dapat digunakan
menggunakan senyawa berwarna seperti I2, KMnO4 atau senyawa lain yang dapat berwarna
dan menunjukkan spot atau titik yang terbentuk pada plat KLT. Senyawa berwarna cukup
disemprotkan pada lapis tipis, kemudian dikeringkan sehingga terlihat warna yang kontras
antara plat KLT dengan titik yang terbentuk. Titik yang dihasilkan haruslah pada satu garis
lurus, dan tidak boleh menyebar, hal inilah yang menyebabkan pemberian spot pada awal
menggunakan kertas kapiler haruslah tepat.
Pemisahan menggunakan metode KLT ini harus digunakan sinar UV agar terlihat spot
atau titik yang dihasilkan pada plat KLT. Penglihatan titik juga dapat digunakan
menggunakan senyawa berwarna seperti I2, KMnO4 atau senyawa lain yang dapat berwarna
dan menunjukkan spot atau titik yang terbentuk pada plat KLT. Senyawa berwarna cukup
disemprotkan pada lapis tipis, kemudian dikeringkan sehingga terlihat warna yang kontras
antara plat KLT dengan titik yang terbentuk. Titik yang dihasilkan haruslah pada satu garis
lurus, dan tidak boleh menyebar, hal inilah yang menyebabkan pemberian spot pada awal
menggunakan kertas kapiler haruslah tepat.
Penentuan karakteristik suatu senyawa digunakan factor retensi. Kepolaran fasa gerak
sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang diperoleh Nilai Rf sangat karakterisitik
untuk senyawa tertentu pada fasa gerak tertentu. Hal tersebut dapat digunakan untuk
mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa yang mempunyai R
lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebu t
dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada fasa
diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah. Rf KLT antara 0-1, tetapi untuk nilai Rf
yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Penghitungan Rf dari KLT yaitu dengan rumus :
𝑎
𝑅𝑓 =
𝑏

Dengan :

Page 2
Rf = faktor retensi
a = jarak garis terbawah dengan titik
b = jarak batas atas dan batas bawah
Gerak media dalam kromatografi lapis tipis dipengaruhi oleh faktor-faktor yang juga
mempengaruhi nilai Rf, antara lain :
a. Senyawa kimia yang sedang dipisahkan dan struktur senyawa kimia
b. Derajat aktifitas dan sifat dari penyerap
c. Suhu dan kesetimbangan
d. Pelarut (dan derajat kemurniannya) fase gerak
e. Derajat kejenuhan
Metode Kromatografi Lapis Tipis juga dapat digunakan untuk mengamati jalannya
suatu reaksi. Hal ini dapat digunakan dengan syarat, antara produk dan reaktan harus
memiliki selisih kepolaran yang cukup besar. Saat suatu wadah yang berisi reaktan belum
diberi reagen dicelupkan plat KLT maka akan terbentuk titik yang merupakan titik dari
reaktan dan mendapatkan nilai Rf reaktan. Saat suatu reagen telah diberikan dan plat KLT
dicelupkan kembali, akan didapatkan dua titik, dimana salah satu titik merupakan titik dari
reaktan dan titik yang lain adalah produk. Hasil ini menunjukkan bahwa reaksi telah terjadi.
Beberapa menit kemudian saat dimasukkan kembali plat KLT, dan hanya terbentuk satu titik,
itu menandakan bahwa titik tersebut adalah titik dari produk dan reaksi yang berjalan telah
selesai.
Metode Kromatografi Lapis Tipis juga dapat digunakan untuk memilih pelarut yang
cocok digunakan untuk metode kromatografi kolom. Kromatografi kolom adalah metode
yang digunakan untuk memurnikan bahan kimia tunggal dari campurannya. Metode
kromatografi kolom membutuhkan pelarut yang baik, yang dapat memisahkan suatu bahan
kimia murni dari campuran-campurannya. Pelarut yang digunakan terdiri dari dua atau lebih
campuran pelarut. Pemilihan pelarut didasarkan berdasarkan posisi titik yang dihasilkan pada
plat KLT. Jenis pelarut yang menghasilkan titik yang saling berdekatan disebut sebagai
pelarut yang buruk, hal ini dikarenakan pelarut tersebut tidak akan bisa memisahkan suatu
senyawa murni dengan campuran lainnya. Jenis pelarut yang menghasilkan titik terpisah
tetapi dekatn dengan batas garis bawah, maka juga disebut sebagai pelarut yang buruk. Hal
ini disebabkan karena, pelarut tersebut terperangkap dan berjalan sangat lambat pada fasa
diam. Jenis pelarut yang menghasilkan titik berjauhan dengan posisi satu titik mendekati
batas garis atas dan titik yang satu mendekati batas tengah adalah jenis pelarut yang baik. Hal

Page 3
ini dikarenakan pelarut tersebut berjalan baik pada fasa diam, sehingga senyawa murni dapat
dipisahkan dari campurannya.
Luas penampang dari kertas elektrolisis memiliki pengaruh yang berbanding terbalik,
jika semakin kecil luas penampangnya maka lintasan yang ditempuh juga akan semakin
jauh. Pengaruh tersebut disebabkan oleh daya adsorpsivitas kertas elektroforesis dan
kecilnya gesekan. Lintasan yang ditempuh jika semakin lebar dan labih cepat dikarenakan
karena kekuatan ion yang semakin tinggi, daya tarik antara ion dan elektron yang semakin
kuat menyebabkan hal itu terjadi.mobilitas ion akan meningkat seiring meningkatnya
kenaikan suhu, namun jika suhu naik terlalu tinggi akan terjadi penguapan elektrolit
sepanjang kertas sehingga kertas menjadi kering dan bahkan terbakar. Kemampuan gerak
dari suatu senyawa ion dibatasi oleh kekentalan yang tinggi sehingga suatu senyawa sukar
membentuk ion.

Page 4

Anda mungkin juga menyukai