Anda di halaman 1dari 6

Laporan Ujian Akhir Praktikum (6/Kelompok 2) 1

Sinyal PWM dari timer NE555 (I4)


Arifa Diana, Nabella Sabrina, Nindy Nur ‘aini, Asmaul Lutfi, Dafa Miftahuddin, Safira Salsabila,
Maria Miranti, Rifka Choirunnisa, Silvia Shera Auliya, Raychan Abyqa, Steve Armando.
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analisis Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: asmaullutfimarufah@gmail.com
Abstrak— Telah dilakukan percobaan Sinyal PWM Digital teknologi yan dapat mengubah signal menjadi kombinasi
dengan timer NE555 bertujuan untuk mengetahui Sinyal PWM, urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak
mengetahui hubungan antara PWM dengan Logic Gate serta mudah terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun
membandingkan nilai duty cycle secara perhitungan dan mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi dengan isyarat
melalui pengamatan. Prinsip kerja yang diterapkan pada digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang
percobaan ini yaitu rangkaian pembagi tegangan sinyal PWM. relatif dekat. Biasanya isyarat ini juga dikenal dengan isyarat
Hasil dari percobaan ini yaitu diperoleh beberapa grafik yang diskrit. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa
merepresentasikan input dari IC NE555 dan juga output sinyal disebut dengan bit. [1]
PWM yang berasal dari gabungan/superposisi dari kedua sinyal Untuk memproses sinyal analog dengan alat digital, perlu
PWM. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,dapat
mengonversinya menjadi bentuk digital, yaitu mengonversi
diketahui bahwa PWM (Pulse Width Modulation) adalah cara
menjadi suatu deret angka yang mempunyai presisi terbatas.
memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam
Prosedur ini dinamakan konversi analog ke digital dan alat
satu periode. Selain itu, dapat diketahui pula hubungan antara
PWM dan IC NE555 dimana dalam hal ini IC NE555 berfungsi
pengkonversinya dinamakan ADC. Adapun tahap-tahap ADC
sebagai regulator tegangan DC. Pada project ini digunakan terbagi dalam 3 langkah, yaitu yang pertama pencuplikan
variasi nilai resistansi pada Ra dan Rb, yang mana nilainya atau sampling, yang mengonversi sinyal waktu kontinu
berturut turut sebagai berikut 1k dan 13k, 4k dan 10k, menjadi sinyal waktu-diskrit yaitu xo(t) menjadi x(n). Kedua,
serta 7k dan 7k. Dari hasil pengamatan dapat diperoleh kuantisasi yang terjadi pada sinyal waktu diskrit untuk
nilai duty cycle berturut turut sebagai berikut 7,5%, 29%, menghasilkan sinyal bernilai digital xq(n). Ketiga,
50%, 70%, dan 92,52%. Sedangkan untuk hasil perhitungan, pengkodean atau coding, dimana setiap nilai diskrit xq(n)
diperoleh nilai duty cycle pada tiap variasinya berturut turut digambarkan dengan suatu barisan biner (0 atau 1). [2]
sebagai berikut 7,14%, 28,57%, 50%, 71,42%, dan 92,85%. Analog Digital Converter (ADC) adalah pengubah input
Dari perhitungan nilai duty cycle yang diperoleh berdasarkan analog menjadi kode-kode digital. Analog Digital Converter
hasil perhitungan dan pengamatan maka dapat diperoleh nilai (ADC) sering digunakan sebagai pengatur proses komunikasi
error pada tiap variasinya berturut turut sebesar 5,04%, 1,5%, digital dan rangkaian pengukuran/pengujian. Penggunaan
0%, 1,0%, dan 0,35%. ADC pada umumnya adalah sebagai perantara antara sensor
yang kebanyakan analog dengan sistem komputer seperti
Kata Kunci—Duty Cycle, Logic gate, PWM sensor suhu, cahaya, tekanan dan sebagainya untuk kemudian
diukur dengan menggunakan sistem digital. [3]
I. PENDAHULUAN Setelah melalui proses ADC sinyal digital yang dihasilkan
berupa bilangan biner (0 dan 1). Sinyal output yang

D alam kehidupan sehari-hari alat elektronik memiliki


fungsi yang semakin canggih. Piranti-piranti yang
bekerja secara otomatis tentunya memiliki sistem kendali
dihasilkan dikatakan ideal jika dapat merepresentasikan
kuantitas sinyal analog yang diterjemahkannya dan nilainya
akan semakin baik Ketika ADC semakin sensitif terhadap
atau pengontrol tersendiri. Misalnya saja pada perubahan nilai sinyal analog yang masuk. ADC memiliki 4
mikrokontroller. Penyusun mikrokontroller terdiri dari spesifikasi yaitu resolusi, keakurasian, waktu konversi, dan
bermacam-macamkomponen. Biasanya untuk sampling rate. Resolusi menyatakan jumlah bit output pada
memaksimalkan dan mengoptimalkannya diperlukan suatu ADC . dimana jika jumalh bit output semakin besar maka
metode. Salah satu metode yang digunakan dalam resolusinya semakin baik. Keakurasian dinyatakan sebagai
pengoptimalan ini disebut metode PWM. Oleh karenanya, persentasi pembacaan nilai skala penuhnya (full scale
dilakukanlah percobaan Sinyal PWM Digital ini mengingat readings) dimana keakuratan bergantung pada jumlah error
sedemikian pentingnya hal tersebut dalam mempermudah yang biasa dinyatakan dalm ±1/2 LSB. Waktu konversi yaitu
manusia dalam melakukan kegiatannya. waktu yang dibutuhkan untuk mengubah tegangan input
Sinyal Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang
yang yang kontinu, yang membawa informasi dengan
mengubah karakteristik gelombang. Dua
parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat
analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog
biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat
gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk
isyarat analog. Sedangkan sinyal digital merupakan hasil
Laporan Ujian Akhir Praktikum (6/Kelompok 2) 2

dalam suatu perioda, untuk mendapatkan tegangan rata rata


yang berbeda. Contoh aplikasi daripada PWM adalah
pemodulasi data untuk telekomunikasi, pengontrol daya atau
tegangan yang masuk ke beban, regulator tegangan, audio
effect, dan penguatan, serta aplikasi- aplikasi lainnya. Pada
gambar 1 ditunjukkan contoh dari gambar sinyal PWM.
Aplikasi PWM berbasis mikrokontroler biasanya berupa
pengendalian kecepatan motor DC, pengendalian motor
servo, pengaturan nyala terang LED. [5]
Pada umumnya sinyal PWM memiliki amplitude dan
frekuensi dasar yang tetap, namun memiliki lebar pulsa yang
Gambar 1 Skema Rangkaian bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan
amplitude sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, sinyal
PWM memiliki frekuensi gelombang yang tetap namun duty
cylcle bervariasi (antara 0%- 100%). Sinyal PWM adalah
salah satu teknik untuk mendapatkan sinyal analog dari
sebuah piranti digital. Sinyal PWM dapat dibangkitkan
dengan banyak cara, dapat menggunakan metode analog
dengan menggunakan rangkaian OP—AMP atau dengan
menggunakan metode digital. [5]
Secara garis besar, PWM merupakan penerapan dari
konsep rangkaian sekuensial flip flop dan timer sebagai
clock. Rangkaian flip flop mempunyai sifat sekuensial,
karena system kerjanya diatur dengan jam atau pulsa yaitu
system- system tersebut bekerja secara sinkron dengan
deretan pulsa berperiode T yang disebut jam system (system
clock). Adapun keuntungan dari PWM yaitu daya yang
hilang dalam perangkat switching sangat rendah. PWM juga
bekerja dengan baik pada control digital, selain itu PWM
juga telah digunakan untuk menyampaikan informasi melalui
saluran komunikasi dimana siklus tugasnya telah digunakan
untuk itu.[6]
Pada PWM digital setiap perubahan PWM dipengaruhi
oleh resolusi dari PWM itu sendiri. Missal pada PWM digital
8 bit berarti PWM tersebut memiliki resolusi 2 8 = 256.
Maksudnya nilai keluaran PWM memiliki 256 variasi.
Variasinya mulai dari 0- 255 yang mewakili duty cycle 0-
100% dari keluaran PWM tersebut. [5]
Sinyal PWM akan tetap ON untuk waktu tertentu dan
kemudian terhenti atau OFF selama sisa periodenya. Yang
membuat PWM ini istimewa dan lebih bermanfaat adalah
kita dapat menetapkan berapa lama kondisi ON harus
bertahan dengan cara mengendalikan siklus kerja atau Duty
Cycle PWM. Persentase waktu di mana sinyal PWM tetap
Gambar 2 Flow Chart pada kondisi TINGGI (ON Time) disebut dengan “siklus
kerja”atau “Duty Cycle”. Kondisiyang sinyalnya selalu
analog ke output digital, dimana semakin besar bit, maka dalam kondisi ON disebut sebagai 100% Duty Cycle (Siklus
akan semakin lama waktu konversi. Sampling rate adalah Kerja 100%), sedangkan kondisi yang sinyalnya selalu dalam
jumlah sampel yang dapat diubah olehADC setiap detiknya, kondisi OFF (mati) disebut dengan 0% Duty Cycle (Siklus
dimana kecepatan sampling dinyatakan dalam sample per Kerja 0%). Siklus kerja atau duty cycle sebuah gelombang
second (SPS). Pada saat ini terdapat banyak jenis ADC yang didefiniskan sebagai berikut:
ada. Salah satunya adalah ADC0804. Metode yang
digunakan ADC0804 dalam konversi adalah pendekatan (1)
berurutan. Pada metode ini, masukan cuplikan dibandingkan
dengan tegangan berurutan yang dibangkitkan oleh Untuk menghitung periode ketika kondisi tinggi yaitu:
successive approximation register. ADC0804 terdiri dari 20 (2)
pin. [4] Untuk menghitung periode ketika kondisi rendah yaitu:
Pulse Width Modulation(PWM) merupakan sebuah cara (3)
memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa
Laporan Ujian Akhir Praktikum (6/Kelompok 2) 3

Untuk mengetahui nilai Error dari pengamatan dan TTL IC 555 standar dapat beroperasi dari tegangan supply
perhitungan sebagai berikut: antara 4.5 volt dan 18 volt, dengan tegangan output sekitar 2
volt lebih rendah dari tegangan supply Vcc. IC 555 dapat
(4) source atau sink arus output maksimum 200mA (tetapi
mungkin menjadi panas pada tingkat ini), sehingga variasi
Rumus diatas merupakan rumus duty cycle. [7] rangkaian tidak terbatas. [10]
Osiloskop merupakan perangkat instrumentasi elektronika Resistor merupakan komponen dasar elektronika yang
yang digunakan untuk memiliki grafik, yaitu digunnakan untuk membatasi arus yang mengalir dalam suatu
menggambarkan grafik dari sinyal listrik. Dalam kebanyakan rangkaian Hambatan di suatu konduktor bergantung pad
aplikasi, grafik meunjukkan bagaimana sinyal berubah acara dimana beda potensial diterapkan pada rangkaian.
terhadap waktu. Pada grafik biasanya ditampilkan informasi Resistansi atau hambatan diantara dua titik merupakan hasil
seperti nilai waktu, tegangan, frekuensi, bagian yang perbandingan beda potensial kedua titik itu dengan jumlah
berpindah, hingga besar arus AC. Osiloskop dikelompokkan arus yang mengalir dari titik satu ke titik lainnya. Pada
menjadi 2 jenis, yaitu osiloskop analog dan osiloskop digital. dasarnya resistor merupakan komponenn elektronika pasif
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang
menggerakkan berkas electron dalam tabung gambar keatas berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik
atau ke bawah sesuai dengan bentuk gelombang yang diukur. yangmengalir dalam suatu rangkaian. [11]
Sedangkan osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang Pada berbagai alat elektronika, resistor digunakan untuk
yang diukur dan dengan menggunakan ADC untuk mengubah mengatur arus yang melalui suatu rangkaian. Nilai resistansi
besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital. [8] dari resistor diberikan sebagai kode warna yang memiliki
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai kode dalam empat gelangnya. Pada dua warna gelang
tegangan arus searah pada kumparan medan untuk diubah pertama mewakili dua digit pertama dari resistansi. Pada
menjadi energi gerak mekanik. Kumparan medan pada motor wara gelang ketiga mewakili perkalian 10 pangkat n
dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan bergantung warna. Pada gelang terakhir warna mewakili nilai
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor aris toleransi dari resistor tersebut. [12]
searah, sebagaimana namanya menggunakan arus langsung Kapasitor adalah elemen dari rangkaian yang berfungsi
atau tidak langsung/direct-unidirectional. [9] sebagai penyimpan energi listrik dalam bentuk muatan.
Motor DC adalah piranti elektronik yang mengubah energi Menurut percobaan Faraday, sebuah kapasitor akan memiliki
listrik menjadi energi mekanik berupa gerak rotasi. Pada kapasitansi sebesar 1 Farad jika dikenai tegangan 1 Volt dan
motor DC terdapat jangkar dengan satu atau lebih kumparan dapat memuat muatan elektron sebesar satu Coulomb.
terpisah. Tiap kumparan berujung pada cincin belah Kapasitansi dalam sebuah kapasitor dapat diketahui melalui
(komutator). Dengan adanya insulator pada komutator, cincin persamaan matematis sebagai berikut :
belah dapat berperan sebagai saklar kutub ganda (double q=C.V (6)
pole, double throw switch). Motor DC bekerja berdasarkan Dengan C adalah kapasitansi (F), q adalah muatan
prinsip gaya Lorentz, yang menyatakn ketika sebuah (Coulomb), dan V adalah tegangan (Volt). Didalam kapasitor
konduktor beraliran arus diletakkan dalam medan magnet, juga terjadi gejala transien. Pada rangkaian RC, rangkaian
maka sebuah gaya (yang dikenal dengan gaya Lorentz) akan bersifat kapasitif karena arus mendahului tegangan dan pada
tercipta secara ortogonal diantara arah medan magnet dan rangkaian RLC, rangkaian bersifat kapasitif ketika X C>XL.[12]
arah aliran arus. Kecepatan putar motor DC (N) dirumuskan Pengosongan dan pengisian kapasitor berbanding terbalik
dengan persamaan berikut : dan memiliki grafik yang berbeda. Komponen R dan C
masing-masing memiliki pengaruh pada pengisian dan
(5) pengosongan kapasitor, dan terdapat gejala kejenuhan dalam
Yang mana Vtm merupakan tegangan terminal, Ia adalah proses pengisian maupun pengosongan muatan kapasitor. [12]
Arus jangkar motor, Ra hambatan jangkar motor, K Jika tetapan waktu T=RC < T, kapasitor C terisi penuh
dalam waktu T/2. Akan tetapi, jika tetapan waktu T=RC > T,
konstanta motor, dan adalah Fluk magnet yang terbentuk
makan sebelum kapasitor terisi penuh, tegangan V sudah
pada motor.[9] berbalik menjadi negatif. Akibatnya kapasitor segera
IC 555 atau biasa disebut dengan Ic Timer merupakan dikosongkan dan diisi muatan negatif menuju –Vp. Belum
jenis IC yang digunakan untuk berbagai rangkaian lagi terisi penuh, Vs berubah tanda lagi. Akibatnya isyarat
elektronika yang memerlukan fungsi pewaktu dan keluaran akan berupa suatu tegangan yang berbentuk
multivibrator didalamnya. Beberapa rangkaian yang gelombang segitiga. Untuk T > RC, bentuj isyarat keluaran
memerlukan IC Timer diantaranya seperti Wavefrom seperti integral isyarat masukan. Untuk T=RC > T pada
Generator, Frequency Meter, Jam Digital, Counter dan lain waktu Vs = +Vp, kemiringan Vo(t) positif, dan pada waktu
sebagainya. IC 555 Timer hadir sebagai perangkat tunggal Vs = -Vp, kemiringan Vo(t) negatif. [12]
dalam paket 8-pin dual-in-line tunggal. Dual IC 555 Timer
dengan IC 556 beroperasi secara independen satu sama lain II.METODOLOGI
tetapi berbagai supply Vcc umum dan koneksi ground (0V).
[10] A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
Laporan Ujian Akhir Praktikum (6/Kelompok 2) 4

D.Flow Chart
Tabel 1.Tabel Analisa Data
Ra (Ω) Rb(Ω) C (uF) Flow Chart yang digunakan pada praktikum tertera pada
TON ( ) TOFF ( )
gambar 2.
97,92 1200 1000 13000 0,1
376,85 918,65 4000 10000 0,1
645,30 645,45 7000 7000 0,1 III. HASIL DAN DISKUSI
913,80 378,27 10000 4000 0,1
A. Analisa Percobaan
1200 97 13000 1000 0,1
Setelah dilakukan percobaan sinyal PWM dari timer
NE555 ,didapatkan data percobaan yang terlampir pada tabel
Tabel 2.Tabel Pengamatan Sinyal PWM dengan IC NE555 1.
Duty Cycle (%)
TON ( ) TOFF ( ) B. Perhitungan
97,92 1200 7,50 Dari data percobaan diatas didapatkan perhitungan untuk
376,85 918,65 29
645,30 645,45 50 mencari nilai duty cycle dengan contoh perhitungan sebagai
913,80 378,27 70,70 berikut:
1200 97 92,52

Tabel 3.Tabel Perhitungan Sinyal PWM dengan IC NE555


TON ( ) TOFF ( ) Duty Cycle (%)
80 1040 7,14
320 800 28,57
560 560 50
800 320 71,42
1040 80 92,85

Tabel 4.Tabel Presentase Error Sinyal PWM dengan IC NE555


Pengamatan Perhitungan Presentase
Error (%)
7,50 7,14 5,04
Duty Cycle 29 28,57 1,50
(%)
50 50 0
70,70 71,42 1,0
92,52 92,85 0,35
IC NE555 yang berfungsi sebagai pengatur waktu (delay
timer), kabel jumper yang berfungsi sebagai penghubung
antar komponen, osiloskop yang berfungsi untuk
memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat diamati, DC
Generator untuk pemberi tegangan, DC motor sebagai Setelah didapatkan nilai duty cycle pada masing-masing
indikator output, Resistor sebagai penghambat arus, Dioda hasil data percobaan PWM, maka dapat dicari nilai
Rectifer sebagai penyearah arus dan Software Proteus untuk error dengan menggunakan rumus berikut:
melakukan simulasi.
B. Skema Alat
Skema alat yang digunakan pada praktikum ini dapat
dilihat pada gambar 1.
C.Skema Kerja Berdasarkan contoh perhitungan tersebut maka didapatkan
nilai duty cycle yang terlampir dalam tabel 2 dan tabel 3.
Praktikum Sinyal PWM dari Timer NE555 dimulai dengan Dan untuk nilai erornya dapat dilihat pada tabel 4.
dirangkainya seluruh komponen elektornika pada Software
Proteus sesuai dengan skema alat. Selanjutnya, diatur DC C.Pembahasan
Generator sebesar 5volt. Kemudian diatur besar kapasitansi Pada percobaan Sinyal PWM ini prinsip yang digunakan
senilai 0,1µF. Selanjutnya diatur nilai Resistor sesuai dengan yaitu sinyal analog dan sinyal digital, sinyal PWM, IC
variasi, yaitu Ra = 1 kΩ dengan Rb = 13 kΩ; Ra = 4 kΩ NE555, dan duty cycle. Sinyal dibedakan menjadi dua yaitu
dengan Rb = 10 kΩ; Ra = 7 kΩ dengan Rb = 7 kΩ; Ra = 10 sinyal analog dan sinyal digital. Keduanya memiliki
kΩ dengan Rb = 4 kΩ; dan Ra = 13 kΩ dengan Rb = 1kΩ. perbedaan yang sangat mendasar yaitu dilihat dari
Lalu dimulai simulasi Proteus (Run the Simulation).Terakhir, bentuknya. Sinyal analog bersifat kontinu, sehingga memiliki
diamati grafik sinyal pada osiloskop dan dihitung duty cycle
bentuk seperti gelombang sinus. Sedangkan sinyal digital
pada ditiap variasi.
bersifat diskrit, sehingga berbentuk sinyal kotak. Sinyal
digital memiliki nilai 1 untuk high dan 0 untuk low. Dalam
sinyal digital terdapat istilah bit dimana menyatakan
Laporan Ujian Akhir Praktikum (6/Kelompok 2) 5

bandwidth atau lebar pulsa. Bandwidth tersebut dapat diubah pada pin 7 akan aktif dan output pada pin 3 akan berubah
atau dimodulasi untuk mendapatkan sifat tertentu. Sebuah menjadi RENDAH, sehingga terjadi pengosongan muatan
sinyal yang telah dimodulasi bandwidthnya disebut dengan pada kapasitor melalui resistor sehingga tegangan pada pin 7
Pulse Width Modulation (PWM). Sinyal PWM itu sendiri menjadi 1/3 Vcc. Saat proses pengosongan kapasitor ini,
merupakan metode untuk memanipulasi lebar sinyal yang output pin 3 dalam kondisi RENDAH dan pada saat tegangan
dinyatakan dengan pulsa dalam satu periode, dengan nilai mencapai 1/3 Vcc maka pin 7 akan menjadi tidak aktif
amplitude dan frekuensi yang tetap. Nilai amplitude dari kembali. Ketidak aktifan itu akan membuat kapasitor
suatu sinyal itu sendiri berbanding lurus dengan lebar pulsa melakukan pengisian muatan kembali dan output berubah
PWM. Namun, nilai amplitudo yang dimaksudkan adalah kembali menjadi HIGH. Kapasitor terus akan mengisi dan
amplitude dari sinyal yang belum termodulasi. Hal tersebut mengosongkan antara 2/3 Vcc dan 1/3 Vcc bolak-balik
menunjukkan bahwa sekalipun frekuensi gelombang dari melalui resistor yang sama, sehingga akan menciptakan
sinyal PWM ini tetap namun nilai duty cycle yang dihasilkan keadaan TINGGI dan RENDAH pada output, pin 3. Karena
akan bervariasi dan berkisar diantara 0% hingga 100%. Pengisian Kapasitor dan Pengosongan Kapasitor melalui
Dengan memanipulasi lebar sinyal, maka output dari sinyal resistor yang sama, siklus kerja pengaturan dasar ini sangat
PWM ini merepresentasikan input dari IC NE555 yang dekat dengan 50% atau 1:1. Rangkaian pulsa output
digunakan. gelombang persegi yang dihasilkan memiliki waktu siklus
Prinsip dari sinyal PWM ini juga termasuk konversi (T) sama dengan sekitar 2 (0.693)*RC atau 2ln(2)*RC.
bentuk sinyal yang berawal dari proses pencuplikan. Pada Frekuensi bentuk gelombang output (ƒ) samadengan:
proses ini terjadi suatu konversi, yang mana sinyal waktu 0.722/RC. Total periode waktu T diberikan sebagai waktu
kontinu menjadi sinyal waktu diskrit. Hal ini diperoleh pengisian kapasitor, t1 (Output Tinggi) ditambah waktu
dengan proses sampling sinyal waktu kontinu pada saat pengosongan, t2 (Output Rendah) sebagai kapasitor mengisi
waktu diskrit. Kemudian dilanjutkan dengan proses dan mengosongkan masing-masing antara 1/3Vcc dan
kuantisasi dimana sinyal yang bernilai kontinu pada saat 2/3Vcc. Dengan memvariasikan nilai R atau C,
waktu diskrit dikonversi menjadi sinyal digital yang bernilai rangkaian Multi vibrator A stabil IC 555 dapat dibuat
diskrit. Selisih antara proses pencuplikan sinyal keluaran berosilasi pada frekuensi output yang diinginkan.
yang tidak terkuantisasi dengan yang terkuantisasi Tanpa adanya dioda rasio waktu ON dengan total waktu
dinamakan Galat kuantisasi. Selanjutnya adalah proses siklus, dibatasi antara 50% dan 100% untuk rangkaian
pengkodean, dimana pada proses ini setiap nilai diskrit osilator IC 555 standar. Sehingga, untuk mencapai siklus
digambarkan dengan hanya memiliki dua bilangan saja yaitu kerja yang lebih rendah dari 50% adalah dengan
0 dan 1. Akibatnya terbentuk sinyal kotak yang ditampilkan memasukkan diode dalam rangkaian. Penambahan dioda,
dalam layar osiloskop sebagai output dari percobaan yang D1 di pin 2 dan 7  memungkinkan kapasitor untuk mengisi
dilakukan. Output yang berupa sinyal kotak yang periodic ini daya langsung dari RA, karena RA dan D1 secara efektif dalam
juga disebabkan karena adanya sinyal analog yang telah rangkaian melepas resistor RB dari siklus pengisian,
diubah menjadi sinyal digital. meskipun arus bocor yang sangat kecil masih akan mengalir
Berdasarkan sinyal keluaran yang ditampilkan pada layar melalui RB. Karena keberadaan dioda, D1 melintasi RB,
osiloskop. Maka dapat dilakukan perhitungan nilai duty penurunan tegangan maju 0.7 volt membuat rangkaian lebih
cycle. Dimana duty cycle itu merupakan suatu representasi sensitive terhadap variasi tegangan supply, Vcc. Jadi ekspresi
dari kondisi logika high dalam suatu periode sinyal yang waktu t1 dimodifikasi hingga kira-kira 0.8RC untuk
dinyatakan dalam bentuk persentase dengan besar antara 0% memperhitungkan penurunan diode ini. Untuk meningkatkan
hingga 100%. Jika suatu sinyal berada dalam kondisi high siklus kerja maka ditambahkan pula D2 yang dirangkai
secara terus menerus artinya nilai duty cycle dari sinyal secara seri dengan resistor pengosongan RB. Dengan
tersebut sebesar 100%. Dalam keadaan tersebut waktu untuk dimasukkannya D2, setiap arus bocor paralel yang mengalir
sinyal saat tegangan keluaran berada pada posisi high atau melalui RB  selama siklus pengisian sepenuhnya diblokir
disimbolkan dengan Ton sebesar 1 sekon, dan waktu dimana sebagai dioda, D2  reverse bias selama periode waktu ini.
tegangan keluaran berada pada posisi low atau disimbolkan Selama periode pengosongan, kapasitor pengosongan
dengan Toff sebesar 0 sekon. kembali melalui sambungan seri D2 dan RB dan dioda
Pada project praktikum ini komponen-komponen yang D1 adalah reverse bias selama siklus ini. Jadi jalur pengisian
ada dalam rangkaian DC motor adalah IC 555, resistor, dan pengosongan untuk kapasitor timing menjadi sama
dioda, dan kapasitor. Saat terjadi aliran arus, dan rangkaian dengan kapasitor timing yang mengisi melalui RA dan D1 dan
terhubung sebagai osilator astabil akan terjadi pengisian pengosongan melalui RB dan D2 yang memungkinkan kedua
kapasitor melalui resistor RA dan RB, tetapi pengosongan periode waktu untuk disesuaikan tanpa mempengaruhi yang
hanya melalui RB. Dengan demikian siklus kerja D lain.
ditentukan oleh rasio dari dua resistor ini. Pada saat Berdasarkan project praktikum dalam penerapannya pada
pengisian kapasitor, output pin kaki 3 pada IC dalam kondisi DC motor maka dapat diperoleh nilai duty cycle dari hasil
HIGH. Kapasitor tersebut akan melakukan pengisian pengamatan dan hasil perhitungan. Pada project ini
muatan hingga tegangannya mencapai 2/3 Vcc dan pada saat digunakan variasi nilai resistansi pada Ra dan Rb, yang mana
tegangan telah melebihi maka transistor internal yang berada nilainya berturut turut sebagai berikut 1k dan 13k, 4k
Laporan Ujian Akhir Praktikum (6/Kelompok 2) 6

dan 10k, serta 7k dan 7k.Sehingga dengan adanya [2] Fitriyah, Hurriyatul.2017.“DasarKomputasiSinyal Digital”. Malang:
UBPress.
variasi tersebut untuk hasil pengamatan dapat dilihat besar [3] Arifianto, Deni.2011. “Bikin Robot itu Gampang”. Jakarta: PT. Kawan
Ton dan Toff pada grafik osiloskop, dari besar Ton dan Toff Pustaka.
yang telah diperoleh dapat dilakukan perhitungan untuk [4] Sarjana. Modul Converter (ADC dan DAC) dengan Seven
SegmentDisplay. Jurnal informanika. Vol 5 (1). 2019
memperoleh nilai duty cycle berturut turut sebagai berikut [5] Kazimierczuk, Marian K. 2016. “Pulse Width Modulated DC-DC Power
7,5%, 29%, 50%, 70%, dan 92,52% Sedangkan untuk hasil Converters”. United Kingdom: Wiley.
perhitungan, nilai Ton dan Toff diperoleh dari perhitungan [6] Maulana, Eka. 2012. “Pengaturan PWM dengan PLC”. Malang:
Universitas Brawijaya.
nilai resistansi dan kapasitansi yang dikalikan dengan [7] Artanto, Dian, “Merakit PLC dengan Mikrokontroller”. Jakarta: PT Elex
konstanta sebesar 0,8. Berdasarkan perhitungan yang telah Media (2009).
[8] Dennis L, Eggleston, “Basic Electronics for Scientist and
dilakukan maka diperoleh nilai duty cycle pada tiap Engineers”.New York: Cambridge-University Press (2011).
variasinya berturut turut sebagai berikut 7,14%, 28,57%, [9] https://teknikelektronika.com
50%, 71,42%, dan 92,85% Dari perhitungan nilai duty cycle [10] Sarjana. ModulComparator Digital.JurnalElektronika. 2009
[11] Halliday & Resnick. 2011. “Fundamentals of Physics”. John Wiley &
yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dan Sans, Inc.
pengamatan maka dapat diperoleh nilai error pada tiap [12] Giancoli, Douglas C. 2001. “Physics Principles with
variasinya berturut turut sebesar 5,04%, 1,5% 0%, 1,0%, dan Applications”.Pearson Pantice Hall
0,35%.Adanya perbedaan nilai duty cycle antara hasil
pengamatan dan pengukuran ini bias juga disebabkan dari
penentuan nilai dari tiap komponen yang digunakan kurang
sesuai, misalnya dalam menentukan nilai Ton dan Toff
berdasarkan hasil keluaran dari grafik osiloskop, dan juga
pengambilan nilai pembulatan dalam perhitungan yang
menyebabkan adanya perbedaan nilai duty cycle.

IV. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa PWM (Pulse Width Modulation) adalah
cara memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan
pulsa dalam satu periode. Selain itu, dapat diketahui pula
hubungan antara PWM dan IC NE555 dimana dalam hal ini
IC NE555 berfungsi sebagai regulator tegangan DC. Pada
project ini digunakan variasi nilai resistansi pada Ra dan Rb,
yang mana nilainya berturut turut sebagai berikut 1k dan
13k, 4k dan 10k, serta 7k dan 7k. Dari hasil
pengamatan dapat diperoleh nilai duty cycle berturut turut
sebagai berikut 7,5%, 29%, 50%, 70%, dan 92,52%.
Sedangkan untuk hasil perhitungan, diperoleh nilai duty
cycle pada tiap variasinya berturut turut sebagai berikut
7,14%, 28,57%, 50%, 71,42%, dan 92,85%. Dari
perhitungan nilai duty cycle yang diperoleh berdasarkan hasil
perhitungan dan pengamatan maka dapat diperoleh nilai error
pada tiap variasinya berturut turut sebesar 5,04%, 1,5%, 0%,
1,0%, dan 0,35%.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah swt,
kepada kepala laboratorium instrumentasi, kepada pak Diky
Anggoro, Bu iim Fatimah, dan Pak Bachtera Indarto selaku
dosen pengampu mata kuliah instrumentasi, kepada aslab
instrumentasi dan rekan-rekan praktikan dan semua pihak
yang terkait dalam terlaksananya percobaan ini dan
penyelesaian laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Dinata, Yowono.2016.“Arduino ituPintar”. Jakarta: PT
ElexMediaKomputindo.

Anda mungkin juga menyukai