Anda di halaman 1dari 2

1.

2 Pembahasan Hasil Observasi Secara Umum


Praktikum ini bertujuan untuk mengukur beberapa sifat termal beragam bahan hasil
pertanian dan mengevaluasi sifat termal bahan hasil pertanian berdasarkan wujud fisiknya
dengan menggunakan alat KD2 Pro Thermal Properties Analyzer. Berdasarkan pengukuran sifat
termal pada buah pear, apel hijau, dan apel merah, didapatkan hasil pengukuran sifat termal
pada buah pear dengan massa 259,70 gram memiliki rata-rata panas spesifik sebesar 3,664 dan
rata-rata disfusivitas panas 0,158 , buah apel hijau dengan massa 106,29 gram memiliki rata-rata
panas spesifik sebesar 3,335 dan rata-rata disfusivitas panas 0,117 , dan buah apel merah dengan
massa 78,58 gram memiliki rata-rata panas spesifik sebesar 4,191 dan rata-rata disfusivitas panas
0,104.
Berdasarkan pengukuran konduktivitas panas dengan sifat viskositas sirup, buavita, dan
frision flag, didapatkan hasil pengukuran sirup dengan sifat viskositas yang rendah memiliki
rata-rata konduktivitas panas sebesar 0,543, buavita dengan sifat viskositas yang rendah
memiliki rata-rata konduktivitas panas sebesar 0,560, dan frision flag dengan sifat viskositas
yang rendah memiliki rata-rata konduktivitas panas sebesar 0,572.
1.2.1 Hubungan Berat dengan Panas Spesifik
Berdasarkan tabel 1,1 diketahui bahwa buah apel merah dengan massa 78,58 gram
memiliki rata-rata panas spesifik terbesar yaitu 4,191, buah apel hijau dengan massa 106,29
gram memiliki rata-rata panas spesifik terendah yaitu 3,335, dan buah pear dengan massa
259,70 gram memiliki rata-rata panas spesifik sebesar 3,664. Data diatas disebut data berbanding
terbalik karena nilai panas spesifik dipengaruhi oleh berat bahan, dan juga dipengaruhi oleh
kondisi dan perlakuan pada setiap bahan. Jika berat bahan semakin besar, maka energi yang
dibutuhkan untuk panas spesifik bahan tersebut semakin kecil.
1.2.2 Hubungan Berat dengan Difusivitas Panas
Berdasarkan tabel 1,1 diketahui bahwa buah pear dengan massa 259,70 gram memiliki
rata-rata disfusivitas panas 0,158 , buah apel hijau dengan massa 106,29 gram memiliki rata-rata
disfusivitas panas 0,117 , dan buah apel merah dengan massa 78,58 gram memiliki rata-rata
disfusivitas panas 0,104. Dapat diketahui bahwa hubungan berat bahan dengan difusivitas panas
berbanding terbalik sebab, massa bahan semakin besar maka nilai panas jenisnya semakin kecil
pula.
1.3 Panas Spesifik dan Difusivitas Panas
Panas Spesifik (CP) adalah kapasitas panas persatuan massa perderajat K yang juga
sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per mole per derajat K. selain itu juga ada definisi lain
sebagai banyak kalor yang diperlukan untuk menaikan atau menurunkan suhu setiap satuan
massa. Fungsi utamanya yakni untuk mengetahui nilai kalor spesfik sebagai perhitungan proses
proses pemanasan dan pendinginan hasil produk pertanian ataupun hasil industrinya (Silahi dan
Tambunan,2015).
Difusivitas panas merupakan rasio konduktivitas panas terhadap panas jenis dan densitas.
Selain itu difusivitas panas dapat diartikan sebagai laju ketika panas terdifusi keluar dari bahan.
Fungsi difusivitas panas yaitu digunakan untuk menentukan laju aliran energi panas di dalam
bahan hasil pertanian sehingga dapat menentukan waktu yang optimum dalam proses
pengolahan, pengeringan, destilasi dan absorbs. Manfaat dari difusivitas untuk menghindari
kerusakan bahan dan dapat menghemat energi (Manalu et al, 2012).
1.4 Hubungan Antara Viskositas Bahan Cair dengan Sifat Termal
Pada hasil pengukurann kami menggunakan bahan cair sirup, buavita, dan frision flag.
Dari hasil data yang telah kita ambil pada bahan sirup, buavita, dan frision flag memiliki sifat
viskositas rendah karena sirup, buavita, dan frision flag memiliki sifat viskositas yang alirannya
cepat sehingga nilai sifat termalnya rendah. Hal tersebut menujukan bahwa sifat viskositas
memiliki hubungan dengan sifat termal, karena Semakin rendah viskositas maka aliran akan
semakin cepat (Srihidayati Gita,2017).
1.5 Konduktivitas Panas
Konduktivitas panas adalah ukuran kemampuan bahan untuk menghantarkan panas
(termal) selain itu konduktivitas termal juga di artikan sebagai perpindahan panas yang terjadi
akibat adanya perbedaan temperature (Halaudin,2006). Fungsinya untuk menduga perubahan
konduktivitas termal dan melihat perubahan bahan pertanian yang terjadi. Pada pengolahan
bahan hasil pertanian konduktivitas panas berperan penting dalam penyimpanan biji-bijian
ataupun pendinginan. Manfaatnya untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam bahan
hasil pertanian.

Anda mungkin juga menyukai