0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan2 halaman
Praktikum ini mengukur sifat termal berbagai bahan pangan dan mengevaluasi hubungan antara sifat termal dengan berat dan viskositas. Hasilnya menunjukkan pear, apel hijau, dan apel merah memiliki panas spesifik dan difusivitas berbeda yang dipengaruhi beratnya, sedangkan sirup, buavita dan frision flag dengan viskositas rendah memiliki konduktivitas panas lebih tinggi.
Praktikum ini mengukur sifat termal berbagai bahan pangan dan mengevaluasi hubungan antara sifat termal dengan berat dan viskositas. Hasilnya menunjukkan pear, apel hijau, dan apel merah memiliki panas spesifik dan difusivitas berbeda yang dipengaruhi beratnya, sedangkan sirup, buavita dan frision flag dengan viskositas rendah memiliki konduktivitas panas lebih tinggi.
Praktikum ini mengukur sifat termal berbagai bahan pangan dan mengevaluasi hubungan antara sifat termal dengan berat dan viskositas. Hasilnya menunjukkan pear, apel hijau, dan apel merah memiliki panas spesifik dan difusivitas berbeda yang dipengaruhi beratnya, sedangkan sirup, buavita dan frision flag dengan viskositas rendah memiliki konduktivitas panas lebih tinggi.
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur beberapa sifat termal beragam bahan hasil pertanian dan mengevaluasi sifat termal bahan hasil pertanian berdasarkan wujud fisiknya dengan menggunakan alat KD2 Pro Thermal Properties Analyzer. Berdasarkan pengukuran sifat termal pada buah pear, apel hijau, dan apel merah, didapatkan hasil pengukuran sifat termal pada buah pear dengan massa 259,70 gram memiliki rata-rata panas spesifik sebesar 3,664 dan rata-rata disfusivitas panas 0,158 , buah apel hijau dengan massa 106,29 gram memiliki rata-rata panas spesifik sebesar 3,335 dan rata-rata disfusivitas panas 0,117 , dan buah apel merah dengan massa 78,58 gram memiliki rata-rata panas spesifik sebesar 4,191 dan rata-rata disfusivitas panas 0,104. Berdasarkan pengukuran konduktivitas panas dengan sifat viskositas sirup, buavita, dan frision flag, didapatkan hasil pengukuran sirup dengan sifat viskositas yang rendah memiliki rata-rata konduktivitas panas sebesar 0,543, buavita dengan sifat viskositas yang rendah memiliki rata-rata konduktivitas panas sebesar 0,560, dan frision flag dengan sifat viskositas yang rendah memiliki rata-rata konduktivitas panas sebesar 0,572. 1.2.1 Hubungan Berat dengan Panas Spesifik Berdasarkan tabel 1,1 diketahui bahwa buah apel merah dengan massa 78,58 gram memiliki rata-rata panas spesifik terbesar yaitu 4,191, buah apel hijau dengan massa 106,29 gram memiliki rata-rata panas spesifik terendah yaitu 3,335, dan buah pear dengan massa 259,70 gram memiliki rata-rata panas spesifik sebesar 3,664. Data diatas disebut data berbanding terbalik karena nilai panas spesifik dipengaruhi oleh berat bahan, dan juga dipengaruhi oleh kondisi dan perlakuan pada setiap bahan. Jika berat bahan semakin besar, maka energi yang dibutuhkan untuk panas spesifik bahan tersebut semakin kecil. 1.2.2 Hubungan Berat dengan Difusivitas Panas Berdasarkan tabel 1,1 diketahui bahwa buah pear dengan massa 259,70 gram memiliki rata-rata disfusivitas panas 0,158 , buah apel hijau dengan massa 106,29 gram memiliki rata-rata disfusivitas panas 0,117 , dan buah apel merah dengan massa 78,58 gram memiliki rata-rata disfusivitas panas 0,104. Dapat diketahui bahwa hubungan berat bahan dengan difusivitas panas berbanding terbalik sebab, massa bahan semakin besar maka nilai panas jenisnya semakin kecil pula. 1.3 Panas Spesifik dan Difusivitas Panas Panas Spesifik (CP) adalah kapasitas panas persatuan massa perderajat K yang juga sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per mole per derajat K. selain itu juga ada definisi lain sebagai banyak kalor yang diperlukan untuk menaikan atau menurunkan suhu setiap satuan massa. Fungsi utamanya yakni untuk mengetahui nilai kalor spesfik sebagai perhitungan proses proses pemanasan dan pendinginan hasil produk pertanian ataupun hasil industrinya (Silahi dan Tambunan,2015). Difusivitas panas merupakan rasio konduktivitas panas terhadap panas jenis dan densitas. Selain itu difusivitas panas dapat diartikan sebagai laju ketika panas terdifusi keluar dari bahan. Fungsi difusivitas panas yaitu digunakan untuk menentukan laju aliran energi panas di dalam bahan hasil pertanian sehingga dapat menentukan waktu yang optimum dalam proses pengolahan, pengeringan, destilasi dan absorbs. Manfaat dari difusivitas untuk menghindari kerusakan bahan dan dapat menghemat energi (Manalu et al, 2012). 1.4 Hubungan Antara Viskositas Bahan Cair dengan Sifat Termal Pada hasil pengukurann kami menggunakan bahan cair sirup, buavita, dan frision flag. Dari hasil data yang telah kita ambil pada bahan sirup, buavita, dan frision flag memiliki sifat viskositas rendah karena sirup, buavita, dan frision flag memiliki sifat viskositas yang alirannya cepat sehingga nilai sifat termalnya rendah. Hal tersebut menujukan bahwa sifat viskositas memiliki hubungan dengan sifat termal, karena Semakin rendah viskositas maka aliran akan semakin cepat (Srihidayati Gita,2017). 1.5 Konduktivitas Panas Konduktivitas panas adalah ukuran kemampuan bahan untuk menghantarkan panas (termal) selain itu konduktivitas termal juga di artikan sebagai perpindahan panas yang terjadi akibat adanya perbedaan temperature (Halaudin,2006). Fungsinya untuk menduga perubahan konduktivitas termal dan melihat perubahan bahan pertanian yang terjadi. Pada pengolahan bahan hasil pertanian konduktivitas panas berperan penting dalam penyimpanan biji-bijian ataupun pendinginan. Manfaatnya untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam bahan hasil pertanian.