Anda di halaman 1dari 2

UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DAN LIKUIDASI

Likuidasi dilakukan oleh pengadilan niaga untuk kepentingan kreditur dan pemegang saham
perusahaan. Maksud dilakukannya likuidasi adalah untuk memaksimalkan jumlah uang neto
yang diperoleh dari penjual asset debitur. Pengadilan niaga menunjuk akuntan, pengacara atau
manajer usaha yang berpengalaman sebagai trustee untuk melakukan likuidasi. Proses likuidasi
seringkali diselesaikan dalam waktu 6 sampai 12 bulan, dan selama periode tersebut, trustee
harus menyampaikan laporan secara berkala kepada pengadilan niaga. Seluruh proses likuidasi
diatur dalam UU kepailitan, yang menjelaskan prosedur khusus yang harus diikuti dan laporan-
laporan yang harus dibuat. Aspek likuidasi yang paling penting adalah menentukan hak legal
masing masing kreditur dan menetapkan prioritas terhadap hak tersebut.

PERTIMBANGAN TAMBAHAN

Sekarang disajikan praktik akuntansi dan pelaporan untuk trustee yang berindak sebagai fidusia
untuk komite kreditur atau pengadilan niaga. Laporan trustee berbeda dari laporan keuangan
tradisional karena hak legal dan tanggungjawab trustee berbeda dari hak legal dan
tanggungjawab manajemen perusahaan debitur.

Akuntansi dan Pelaporan Trustee

Pengadilan niaga menunjuk pihak trustee untuk mengelola perusahaan berdasarkan penundaan
pembayaran bila terjadi kesalahan, ketidakjujuran, ketidakkompetenan manajemen dan secara
umum terjadi kesalahan manjemen. Pihak trustee memeriksa bukti-bukti klaim kreditur terhadap
perusahaan debitur yang pailit, yaitu asset neto debitur. Kadang kala, pihak trustee menerima hak
atas seluruh asset yaitu dalam posisi sebagai pihak penerima, sehingga bertanggungjawab atas
manajemen nyata debitur dan harus mengarahkan rencana reorganisasi atau likuidasi. Pihak
trustee mengambil alih atas asset debitur dalam proses likuidasi harus membuat laporan
keuangan berkala yang di peruntukan bagi pengadilan niaga, yang melaporkan proses likuidasi
dan hubungan fiduisa. Ketika pihak trustee menerima asset, ia umumnya membuat catatan
akuntansi untuk mencatat sebagai pihak penerima. Catatan akuntansi trustee berisi kewajiban
trustee yang tercipta karena mengakui kepemilikan debitur atas asset yang telah diterima oleh
trustee. Bentuk umum ayat jurnal pembukuan pihak trustee saat menerima asset perusahaan
debitur yaitu

Aset xx

Perusahaan Debitur-Dalam posisi pihak penerima xx


Ayat jurnal actual menjelaskan secara rinci akun asset secara terpisah dan memasukan nama
perusahaan debitur:

Laporan Realisasi dan Likuidasi

Disusun untuk pengadilan niaga. Laporan ini menunjukan hasil tindakan fidusia yang
dilakukan oleh trustee yang dimulai pada saat pihak trustee menerima asset debitur. Laporan ini
memiliki tiga bagian utama: asset, pos-pos, tambahan dan kewajiban. Kewajiban debitur tidak
dialihkan kepada pihak trustee, akan tetapi pihak trustee dapat saja menimbulkan utang baru
yang dilaporkan dalam laporan realisasi dan likuidasi.

Bagiian asset laporan ini dibagi kedalam empat yaitu Aset yang akan direalisasikan
merupakan asset yang diterima dari perusahaan debitur. Aset yang diperoleh merupakan asset
yang berikutnya diperoleh trustee. Asset yang direalisasi merupakan asset yang dijual oleh pihak
trustee. Ase yang tidak direalisasikan merupakan asset yang yang masih berada dibawah
tanggungjawab pihak trustee pada akhir periode. Kas umumnya tidak dilaporkan dalam laporan
realisasi dan likuidasi karena laporan arus kas yang terpisah umumnya akan dibuat. Bagian-
bagian pos tambahan laporan terdiri dari Beban tambahan dan Kredit tambahan. Beban tambahan
yaitu mencakup biaya administrasi trustee dan beban kas apapun yang dibayarkan oleh pihak
trustee. Kredi tambahan mencakup beberapa pos pendapatan yang tidak lazim.

Anda mungkin juga menyukai