Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEL EUKARIOTIK, PROKARIOTIK,

DAN VIRUS

BAB I
PENDAHULUAN

            Sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional bagi semua organisme hidup. Sel memiliki
sistem organisasi molekuler dan biokimiawi yang mampu menyimpan  informasi, menerjemahkan
informasi, mensintesis molekul sel, serta menggunakan sumber energi untuk melakukan kegiatan.  Sel-sel
mampu bergerak dan mengkompensasikan fluktuasi lingkungan melalui reaksi-reaksi biokimiawi alternatif
di bagian dalamnya. Sel dapat menduplikasi, melangsungkan informasi turun-temurun seperti juga sistem
utama biokimiawi dan molekulernya, sebagai bagian reproduksi sel. Semua kegiatan ini dikemas dalam
suatu unit struktural yang pokok dalam bentuk kecil.
            Makhluk hidup seluler baik yang bersel tunggal (uniselular) maupun yang bersel banyak
(multiselular) berdasarkan pada beberapa sifatnya, antara lain ada tidaknya sistem endomembran,
dikelompokkan dalam dua tipe sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik, merupakan tipe
sel yang tidak memiliki sistem membran, tidak memiliki organel yang dibatasi oleh sistem membran. Sel
prokariotik terdapat pada bakteri ganggang biru. Sedangkan sel eukariotik merupakan tipe sel yang
memiliki sistem endomembran. Pada sel eukariotik, inti tampak jelas karena dibatasi oleh sistem
membran. Pada sel ini, sitoplasma memiliki berbagai jenis organel seperti badan golgi, retikulum
endoplasma (RE), kloroplas (khusus pada tumbuhan), mitokondria, badan mikro, dan lisosom.
Meskipun sel adalah bagian terkecil makhluk hidup, namun setiap sel mempunyai fungsi yang luar biasa.
Masing-masing sel mempunyai kemampuan untuk bereproduksi dengan cara membelah diri. Sel juga
mampu melakukan metabolisme tubuhnya secara sempurna, baik mulai dari mengambil nutrisi dan bahan
baku, memproduksi berbagai senyawa yang menghasilkan energi maupun mendistribusikan hasil
metabolismenya. Kinerja dari sebuah sel tergantung dari kemampuan setiap sel untuk mengambil dan
menggunakan setiap energi kimia yang berada di dalam zat-zat organik. Sel juga mampu membuat protein
yang bisa memperlancar kerja sebuah organisme, seperti berbagai enzim. Sebagai contoh, setiap sel pada
mamalia mampu membuat sekitar 10 ribu jenis protein. Jika kondisi lingkungan tidak sesuai untuk
organisme dan bisa membahayakan kehidupan, maka sel juga berfungsi sebagai indikator respon
rangsang, baik internal maupun eksternal.

BAB II
ISI

A.      Sel Prokariotik

Dalam sejarah, menurut teori evolusi biologi sel prokariot diduga sebagai makhluk hidup pertama yang
muncul di bumi. Salah satu buktinya adalah keberadaan fosil dengan usia lebih dari tiga ribu juta tahun di
Afrika dan Australia. Ukuran sel prokariot memang jauh lebih kecil dibandingkan sel eukariot. Selain itu sel
prokariot mempunyai struktur yang lebih sederhana, dan ragam yang sedikit. Sebaliknya sel eukariotik
hampir dimiliki oleh setiap jenis makhluk hidup, mulai dari alga (kecuali alga hijau biru), jamur, tanaman
hingga hewan.
Kata “prokariot” sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti inti atau biji, sehingga makna prokariot
adalah sebelum inti atau sebelum biji. Salah satu ciri yang paling mencolok dari sel-sel prokariot adalah
keberadaan senyawa genetik yang berada di dalam badan yang serupa dengan inti dengan susunan yang
acak. Badan serupa inti sel ini tidak dilingkupi oleh membran sel. 
Ada lebih dari tiga ribu jenis bakteri termasuk diantaranya alga hijau biru yang memiliki sel bertipe
prokariot. Alga hijau biru sendiri merupakan nama jenis bakteri, dan saat ini lebih dikenal dengan
sianobakter (cyanobacter). Sianobakter merupakan golongan bakteri yang menyerupai tumbuhan tingkat
tinggi, karena mampu melakukan proses fotosintesis hingga menghasilkan oksigen.
Sel prokariotik adalah sel tanpa membran atau selaput inti. Sel berjenis ini dibedakan menjadi dua yaitu
sel bakteri dan sel archaea. Sebagai contoh yang termasuk sel bakteri adalah bakteri gram positif seperti
Bacillus subtilis ataupun bakteri gram negatif seperti Escherichia coli. Sedangkan  Archaea adalah makhluk
hidup yang memiliki bentuk seperti bakteri namun memiliki habitat yang berbeda, seringkali ditemui di
daerah dengan kondisi yang ekstrim, seperti pusat gunung berapi, kolam dengan air yang sangat asin
maupun dasar danau dan lautan yang kandungan oksigennya sangat tipis.
Secara umum sel prokariotik mirip dengan sel eukariot. Sel prokariot mempunyai materi inti, pigmen,
ribosom, membrane plasma, serta sitoplasma dengan ribosom di dalamnya, meskipun demikian
sitoplasma prokariot tidak mempunyai sitoskeleton. Sel prokariotik tidak mempunyai sistem
endomembran seperti yang dimiliki oleh retikulum endoplasma (RE) serta badan golgi atau kompleks
golgi. Sel prokariotik juga tidak mempunyai kloroplas serta mitokondria. Bentuk DNA sel prokariotik
adalah sirkuler, berbeda dengan sel eukariot yang bentuk DNA-nya linier.
Sitoplasma merupakan bagian dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang
mengandung butiran-butiran ptotein, glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan lainnya. Pada sitoplasma
sel bakteri tidak ditemukan organel-organel yang memiliki sistem endomembran seperti badan Golgi,
retikulum endoplasma (RE), kloroplas, mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak
ditemukan pada sitoplasma bakteri.

1.        Ciri-ciri sel prokariotik


a.    Biasanya relatif kecil dan sederhana.
b.    Batasnya adalah membran plasma
c.    Dapat memiliki bungkus yang disebut mesosom
d.   Dinding yang kaku tersusun dari senyawa yang unik, yang ditemukan hanya pada dinding Prokariotik
yang disebut peptidoglikan (dan tidak ada pada Archaebacteria)
e.   Dapat mensekresi sarung pelindung atau kapsul untuk perlindungan
f.  Molekul DNA tunggal (sirkuler), terkonsentrasi pada suatu daerah di sitoplasma yang disebut nukleoid.

Organela Fungsi
2.        Organela-organela Kapsula Melindungi Sel
pada Sel Prokariotik Dinding Sel Pelindung,Reproduksi & Pertukaran Zat
Tabel : Fungsi Bagian Membran Plasma Respirasi
pada Sel Prokariotik Sitoplasma Metabolisme dan sumber bahan kimia
Nukleid Terdapat materi DNA
Ribosom Sintesis Protein
3.    Genom (Materi Genetik) Prokariot
Genom prokariot tentu saja tidaklah sama dengan genom eukariot. Secara umum genom prokariot
berukuran panjang lebih kecil disbanding genom eukariot. Sebagai contoh genom Escherichia coli
berukuran sekitar 4639 kb dengan 4405 gen. Ukuran genom ini diprediksi hanya 2/5 dari genom yeast
(jamur mikroskopik).
Pada awalnya, banyak ahli yang berpendapat bahwa prokariot hanya memiliki satu molekul DNA sirkular,
namun ternyata prokariot memiliki satu gen tambahan linier yang independen. Gen ini disebut dengan
plasmid. Apa fungsi plasmid? Jika DNA pada kromosom berfungsi menurunkan sifat, maka gen pada
plasmid berfungsi mengkode sifat-sifat ketahanan terhadap antibiotik dan efektifitas meraih berbagai
sumber karbon. Apakah prokariot dapat bertahan hidup tanpa plasmid? Ternyata dalam banyak referensi
disebut bahwa tanpa plasmid, sel prokariot mampu tetap bertahan hidup.

B.       Sel Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini secara struktural memiliki
sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan
satu dengan yang lainnya dan berperan penting untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki
tipe sel ini antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur baik multiseluler maupun yang uniseluler.
Ciri penting dari sel eukariot adalah  adanya membran atau selaput inti sel, dengan adanya membran ini,
maka materi genetik tidak tersebar ke seluruh sitoplasma sel, namun terbungkus rapi di dalam
selaput.Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan hewan. Pada sel hewan, bagian luar sel
tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan dan jamur ditemukan adanya dinding sel.
Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel jamur secara kimiawi berbeda penyusunnya. Pada
jamur didominasi oleh kitin sedangkan pada tumbuhan selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya
organel kloroplas sedangkan pada jamur dan hewan tidak ditemukan. Selain perbedaan tersebut pada
dasarnya baik sel hewan, tumbuhan, dan jamur memiliki struktur yang serupa.
Perbedaan nyata lain dari sel eukariot dengan sel prokariot adalah ukuran selnya yang jauh lebih besar.
Contohnya bisa kita lihat pada sel hepar (hati) hewan yang memiliki ukuran sekitar 20 hingga 30
pikometer, sedangkan sel bakteri hanya berukuran antara 1 hingga 2 pikometer. Sedangkan volumenya
jauh berbeda. Volume sel eukariot bisa lebih besar seribu hingga 10 ribu kali daripada volume sel
prokariot.

1.        Ciri-ciri sel eukariotik


a. Mempunyai suatu sistem struktur internal yang dikelilingi membran, yang disebut organela
b.   Nukleus dikelilingi selubung nuclear (eukariotik berarti nukleus yang sebenarnya)
c.   Mempunyai sitosol di mana organela-organela khusus terletak
d.   Mempunyai efisiensi yang lebih besar untuk aktivitas sel
e.   Organela-organela secara fisika memisahkan tipe-tipe yang berbeda dari aktivitas sel pada ruangan
sitoplasma
-          
-          
2.        Bagian-bagian yang Terdapat Dalam Sel Eukariotik Fungsinya
Organela Fungsi Komponen penyusun Gambar
Nukleus Memuat dan Informasi genetik,
menyimpan DNA,
informasi genetik
& DNA,
Menentukan Kerja
Sel

Membatasi segala
kegiatan yang Lipoprotein, Protein
Membran Sel terjadi di dalam Integral, Protein Periperal,
sel,memberi Karbohidrat
bentuk sel

Ribosom Sintesis Protein RNA dan Protein

Organela-organela didalam
sel

Berperan aktif
Sitoplasma dalam proses
metabolisme

Sintesis &
Reticulum Endoplasma Transpor Sub Membran Lipoprotein
Kimia

Seksresi sel,
Badan Golgi
menghasilkan Tumpukan membran
(Ditiosom=tumbuhan)
getah sekret

Lisosom Pembongkaran Enzim dan membran dari


dan pemecehan REK
komponen sel
rusak & organ
pencernaan
Organ pembuat
Enzim-enzim untuk
Mitokondria energi & respirasi
memperoleh Energi
sel
a.    Berfotosintesis
b.    Penyimpan
Plastida
pigmen tumbuhan Membran- membran yang
a.       K
c.    Menyimpan menyimpan sesuatu
A
patiyang tidak
terpigmentasi

Orientasi arah
sel yang berbentuk silinder
Sentriol pada saat
yang terdiri dari tubulin
pembelahan sel

Mengatur
Sentrosom pergerakan Dua strukturberbentuk barel
Pembelahan Sel

Vakuola a. memakan
a.       Vakuola makanan secara fagositosis
Kantung yang dibatasi oleh
b.      Vakuola Kontraktil b. pengumpul air
membran yang memuat air.
c. Vakuola Tumbuhan c. menyimpan
produk metabolik

Sitoskeleton
-mikrofilamen Perhubungan sel, Rangka internal & Fibrosa
-mikrotubulus menguat sel dalam sel
-filamen antara

3.        Struktur Genetis Eukariotik


Untuk mempelajari struktur genetis atau genom sel eukariotik, maka kita memerlukan model genom yang
sesuai. Menurut kami, model yang terbaik sebagai dasar perbandingan sel eukariotik adalah genom
manusia. Pada sel manusia, dan juga semua sel eukariotik, molekul DNA berbentuk linear dan terdapat di
dalam kromosom. Adapula genom dengan ukuran yang lebih kecil, dan berbentuk sirkular seperti pada sel
prokariotik yang terdapat dalam mitokondria. Sedangkan satu lagi genom akan ditemui pada sel tanaman
yaitu DNA kloroplas.
Struktur sel eukariot memang hampir sama antara satu sel dengan yang lain. Satu yang sangat berbeda
adalah ukuran panjang genom yang terkandung di dalamnya. Ada genom yang berukuran sangat kecil, di
kisaran 10 Mb, seperti genom Saccharomyces cereviseaei yang berukuran 12,1 Mb. Sebaliknya ada genom
yang berukuran sangat panjang, di kisaran 100.000 Mb seperti tumbuhan Fritillaria assyriaca yang
berukuran 120.000 Mb.
Untuk manusia (Homo sapiens)sendiri, panjang genom yang dimiliki adalah 3200 Mb. Uniknya tikus (Mus
musculus) yang berukuran lebih kecil, ternyata memiliki genom lebih panjang dari manusia yaitu 3300
Mb. Panjangnya genom tidak mempengaruhi banyaknya gen yang ada di dalamnya. Sebagai contoh
Saccharomyces cereviseae yang memiliki panjang genom 0,004 kali genom manusia, yaitu 12 Mb,
seharusnya mengandung 140 gen (hasil perkalian antara 0,004 x 35.000 gen). Nyatanya, Saccharomyces
cereviseae mengandung 5800 gen.

Tabel : Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


Bagian-bagian Sel Sel Hewan Sel Tumbuhan
Dinding Sel Tidak Ada Ada
Membran Plasma Ada Ada
Nukleus Ada Ada
Sitoplasma Ada Ada
Retikulum Endoplasma Ada Ada
Aparatus Golgi Ada Ada
Mitokondria Ada Ada
Ribosom Ada Ada
Lisosom Ada Ada (Sedikit)
Vakuola Tidak Ada Ada
Sentriol Ada Tidak Ada
Sentrosom Ada Tidak Ada
Plastida Tidak Ada Ada

D.      Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat
bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena
virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan
parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam
nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam  bahan pelindung
yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik
protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur
hidupnya.
1.    Bagian bagian yang menyusun tubuh virus yaitu:
a.    Asam nukleat
Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai
tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk
linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan
beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA,
dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Asam nukleat dengan selubung
kapsid disebut nukleokapsid
b.    Kapsid
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Proteinyang menjadi lapisan pelindung
tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks,
polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan olehgenom virus.

c.    Kapsomer
Kapsomer merupakan subunit protein yang membentuk kapsul.
d.   Selubung virus
Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini
mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang
berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul
enzim di dalam kapsidnya.
e.    Serabut ekor
Ada beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-
serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.
f.     Virion
Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen
selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
g.    Kepala polihedral
Adalah tempat dimana  asam nukleat berada.

2.    Enzim virus
Telah dikatakan sebelumnya bahwa partikel virus tidak melakukan metabolisme sendiri. Namun beberapa
virus memiliki enzim yang berperan dalam siklus infeksi. Sebagai contoh, banyak virus yang memiliki asam
nukleat polimerase yang mentranskripsi asam nukleat virus kedalam mesengger RNA pada saat siklus
infeksi dimulai. Retrovirus memiliki enzim reverse transkriptase yang berfungsi untuk menstanskripsikan
RNA ke DNA intermediat. Enzim neuramidase yang dimiliki oleh virus influenza berfungsi untuk memecah
ikatan glikosida dari glikoprotein dan glikolipid yang terkandung dalam jaringan ikat sel hewan, enzim ini
bekerja pada saat lisis/pelepasan. T4 bakteriophage memiliki enzim lisosom yang berfungsi untuk
melubangi dinding sel bakteri sehingga DNA virus dapat masuk ke dalam sel yang diinfeksinya, dan enzim
ini dihasilkan pula pada saat lisis.

3.      Klasifikasi virus
Para ahli virus mengelompokkan virus berdasarkan  aspek-aspek tertentu, yaitu:
a.    Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi, seperti 
1)   virus tanaman, contoh: Tobacco mozaic virus (TMV) sejenis virus yang menyerang daun tembakau,
Potato Yellow dwarf virus (virus kentang kuning) .
2)   virus hewan, contoh : Rhabdovirus yang menyebabkan rabies pada anjing, NCD (New Castle Disease)
yang menyebabkan penyakit tetelo pada unggas
3)   virus  manusia, seperti, polio, influenza, hepatitis, AIDS dan SARS
4)   virus bakteri:  bakteriofage T4
b.    Berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus:
1)   virus RNA, contoh:virus influenza, virus HIV, corona virus (virus SARS) dsb.
2)   Virus DNA, seperti poxvirus, herpesvirus, adenovirus dsb.

4. 

5.      Replikasi Virus
Tahapan-tahapan Replikasi Virus:
a.    Perlekatan (Attachment)
1.)    Proses perlekatan virus pada sel yg peka  merupakan tahap pertama dari infeksi.
2.)    Diperlukan adanya reseptor untuk virus pada membran sel.
b.    Penetration (Penetrasi)
1)   Endositosis, Pelekatan dengan reseptor segera diikuti proses penelanan (endositosis) oleh membran
sel.
2)  Fusi dengan membran plasma,Virus beramplop mempunyai glikoprotein yg dapat menyatu dengan
membran sel,kemudian nukleokapsid dilepas langsung ke dalam sitoplasma
c.    Uncoating (pelepasan selubung),
1)  Pelepasan selubung untuk virus beramplop dan tidak beramplop terjadi di dalam vakuola fagositik yg
terdapat dalam sitoplasma. (virus influenza kemudian selubung dilepas pada permukaan sel).
2)      Setelah pelepasan selubung kemudian virus melepaskan asam nukleat kemudian terjadi transkripsi.
d.   Sintesa komponen virus baru, Pada fase ini virus tidak dalam bentuk infeksius sampai terbentuk virion
baru dalam sel menuju fase eklipsis.
Pada DNA virus berlangsung 5 – 15 jam
Pada RNA virus
e.    Perakitan (Assembly), merupakan tahap perakitan komponen virus
1)     Setelah protein viral dan asam nukleat disintesis terpisah kemudiandilakukan perakitan
2)      Perakitan umumnya terjadi didalam : Inti sel (virus DNA) dan Sitoplasma (virus RNA)
3)      Setelah dirakit terbentuk partikel virus baru yg diikuti dengan pematangan
4)      Bila protein viral dan asam nukleat yg baru terbentuk tidak bergabung secara normal  terbentuk
virus inkomplet atau cacat atau kadang-kadang menghasilkan suatu infeksi yg abortif (terjadi hambatan
dlm perkembangan)
f.     Proses pelepasan virus terjadi secara :
1)        Budding (penguncupan) untuk virus beramplop
2)        Kematian dan disintegrasi sel untuk virus tidak beramplop.
 jam.
6.      Reproduksi Virus
Tahapan :
a.    Daur litik
Tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalam tujuh langkah, yaitu:
1)   Adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang yang sesuai.
2)   Penetrasi (injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel inang.
3)   Tahap awal replikasi dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini mesin bioseintesa sel inang diambil
alih untuk memulai sintesa asam nukleat virus, enzim-enzim spesifik virus mulai  dihasilkan dalam tahap
ini.disebut tahaf Eclipse
4)   Replikasi dari asam nukleat virus
5)   Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus
6)   Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen membran pada virus  bermembran)
kedalam partikel virus.
7)   Pelapasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).
b.   daur lisogenik
1)   Jika bakteri memiliki kekebalan yang tinggi, Bahan inti virus akan melebur dengan DNA bakteri dan
membentuk prophage.
2)   Ketika bakteri melakukan pembelahan, maka prophage tersebut akan ikut mengganda dan seterusnya.
3)   Suatu ketika prophage tersebut dapat keuar dari tubuh bakteri dan masuk ke daur litik.
7.    Perbedaan virus dengan sel hidup

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil diskusi yang telah kelompok kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa ada 2 macam
organisme berdasarkan ada atau tidaknya membran atau selaput inti, yaitu organisme prokariotik dan
eukariotik. Secara umum, struktur organisme prokariotik lebih sederhana daripada organisme eukariotik.
Prokariotik tidak memiliki membran inti sedangkan sel eukariot memiliki membran atau selaput inti sel,
sehingga dengan adanya membran ini, maka materi genetik tidak tersebar ke seluruh sitoplasma sel.
Sementara itu, ada virus yang biasa disebut organisme peralihan karena tanpa inangnya, dia tidak dapat
tumbuh dan bereproduksi. Virus juga hanya memiliki satu jenis asam nukleat dari salah satu asam nukleat
yang ada, yaitu DNA atau RNA yang membedakannya dengan sel hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Albert, B., Johnson, A., Lewis, J. Raff, M., Roberts, K., Walter, P. 2002. Molecular Biology of the Cell. 4 th
ed. Garland Science. New York

Campbell, Neil A, dkk,. 2012. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Stryer, L. 1988. Biochemistry. 3rd ed. W.H. Freeman and Company. New York

Suryani, Yoni.2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Anda mungkin juga menyukai