Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 3278-3286 http://j-ptiik.ub.ac.id

Implementasi System Real Time untuk Monitoring Pencahayaan Suhu dan


Kelembaban pada Tanaman Stroberi
Agung Leona Suparlin1, Sabriansyah Rizkiqa Akbar2, Dahnial Syauqy3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1agungleona@gmail.com, 2sabrian@ub.ac.id, 3dahnial87@ub.ac.id

Abstrak
Fragaria adalah genus tumbuhan berbunga dalam keluarga mawar, Rosaceae, yang dikenal secara umum
dengan nama stroberi karena buahnya yang bisa dikonsumsi. Akan tetapi, Ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan agar tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik yaitu batasan nilai untuk
pencahayaan, suhu, dan kelembaban tanah. Jika faktor tersebut tidak terpenuhi, maka pertumbuhan
tanaman stroberi tidak akan maksimal ataupun tanaman akan layu dan mati. Berdasarkan permasalahan
tersebut, diperlukan sebuah sistem yang mampu melakukan pemantauan berdasarkan pencahayaan, suhu
dan kelembaban tanah yang baik pada tanaman stroberi. Pada tugas akhir terdapat 3 sensor yaitu sensor
cahaya LDR, sensor suhu LM35, dan sensor kelembaban tanah SEN0114 yang terhubung dengan
microcontroller Arduino mega. Output dari sistem ditampilkan menggunakan LCD dan lampu
peringatan LED RGB. Pada arduino mega ditanamkan RTOS yang bertugas sebagai penjadwalan task
pada sistem. RTOS yang digunakan sudah disediakan pada library Arduino Mega yaitu FreeRTOS. Dari
hasil pengujian, sistem dapat menentukan berbagai kondisi pada pemantauan tanaman stroberi dengan
keakuratan mencapai 100%. Penjadwalan task yang dilakukan sesuai dengan prioritas yang dibuat. Rata-
rata waktu eksekusi sistem dengan menggunakan RTOS adalah 88,4ms, sedangkan sistem tanpa RTOS
adalah 76,9ms. Sistem dengan RTOS memerlukan waktu yang lebih lama, dikarenakan pada sistem
tersebut terdapat fungsi take-and-give semaphore yang membutukan waktu eksekusi selama ±1,65ms.
Kata kunci: Stroberi, Pemantauan, RTOS, Prioritas, FreeRTOS
Abstract
Fragaria is a genus of flowering plants in family rose, rosaceae, known in general in the name of
strawberries for its fruit that can be consumed.But, there are several factors that it should be noted that
plant strawberries can grow well the limit values for lighting, temperature, and humidity land.If factors
are not achieved, but the growth of plants strawberries will not maximum or plant will dry up and died.
Based on these problems, required a system that can afford to run monitoring based on lighting,
temperatures and moisture land in plants strawberries. In this research there are 3 sensors that is the
censor light LDR, sensors temperature LM35, and sensors moisture land SEN0114 connected with
microcontroller arduino mega.The output of the system displayed using LCD and the warning lights
LED RGB. In arduino mega embedded RTOS that served as scheduling task on the system. The RTOS
used is already provided in the Arduino Mega library ie FreeRTOS. From the test results, the system
can be determine the range of conditions in monitoring the strawberries accuracy reaches 100 %.
Scheduling tasks performed in accordance with the priorities made. The average system execution time
using RTOS is 88,6ms, while the system without RTOS is 76,9ms. System with RTOS takes longer time,
because in system there is take-and-give semaphore function which need execution time for ± 1,64ms.
Keywords: kata Strawberrie, Monitoring, RTOS, Priority, FreeRTOS

tinggal di perkotaan sulit menemukan lahan


1. PENDAHULUAN kosong yang luas dan masalah keterbatasan
Perkotaan identik dengan banyaknya waktu untuk melakukan kegiatan bercocok
gedung-gedung bertingkat dan jadwal aktivitas tanam ataupun hanya sekadar menyalurkan hobi
masyarakat yang padat, bagi masyarakat yang untuk mengoleksi tanaman (Ramdani, 2015).

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 3278
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3279

Pemanfaatan pot dapat dijadikan solusi untuk Prototipe monitoring pada tanaman stroberi
melakukan kegiatan bercocok tanam atau menggunakan mikrokontroler Arduino Mega
mengoleksi tanaman (Ramdani, 2015). Selain itu yang akan diimplementasikan pada RTOS yang
perlu diperhatikan tentang faktor-faktor yang digunakan sebagai penjadwalan task.
mempengaruhi pertumbuhan agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik. 2. PERANCANGAN DAN
Pada penelitian yang dilakukan, objek yang IMPLEMENTASI
digunakan adalah tanaman stroberi, selain
pembudidayaan stroberi yang menjajikan di
pasar produksi, tanaman ini juga cocok di
implementasikan ke dalam pot karena memiliki
tangkai dan dahan yang pendek. Ada beberapa
faktor yang pelu diperhatikan agar tanaman
stroberi dapat tumbuh dengan baik, yaitu
tanaman stroberi dapat tumbuh baik di daerah
dengan curah hujan 600-700 mm/tahun,
kemudian penyinaran cahaya matahari dalam
pertumbuhan adalah 8–10 jam setiap harinya,
Gambar 1. Alur perancangan sistem
lalu kelembaban tanah yang ideal untuk
budidaya stroberi adalah 80-90%. Stroberi Berdasarkan pada alur perancangan pada
adalah tanaman subtropics yang dapat Gambar 1, Perancangan perangkat keras
beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis meliputi, pembuatan skema rangkaian dan
yang memiliki temperature 17–20˚C. Jika desain perancangan prototipe sistem, sedangkan
faktor-faktor tersebut tidak terpenuhi, maka pada perancangan perangkat lunak meliputi,
pertumbuhan tanaman stroberi tidak akan perancangan RTOS. Perancangan perangkat
maksimal ataupun tanaman akan layu dan mati keras pada sistem dapat dilihat pada Gambar 2.
(Hermawan, 2016).
FreeRTOS digunakan untuk mewujudkan
system berjalan secara real time. Ahn dan Tan
melakukan survey dan mengamati performa dari
beberapa RTOS yang beredar di pasaran. Dalam
hasil penelitiannya menyatakan bahwa RTOS
sangat baik untuk di implementasikan dalam
sebuah embedded system di bandingkan dengan
generic OS. Hal tersebut di karenakan beberapa
faktor seperti preemptive, priority-based
scheduling, predictability in task
Gambar 2. Perancangan perangkat keras
synchronization, deterministic behavior.
Perbedaan utama yang perlu diperhatikan antara
RTOS dengan generic OS adalah jika pada
RTOS waktu harus bisa diprediksi dan tetap
konsisten walaupun tugas yang dikerjakan
bertambah sedangkan pada generic OS tidak
dapat melakukan hal tersebut (Anh & Tan,
2009).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Nicholas Pantano pada tahun 2011 hingga 2012
yang berjudul Real Time Operating System on
Arduino. Penelitian ini meneliti tentang utilitas
penjadwalan RTOS pada arduino uno yang
Gambar 3. Skema perancangan perangkat keras
didemontrasikan dengan menggunakan 2 sensor.
Berdasarkan permasalahan yang ada akan Pada tahap konfigurasi perangat keras, yang
dirancang sebuah sistem yang mampu memantau harus dilakukan adalah dengan merancang
kondisi pada tanaman stroberi berdasarkan sensor LDR, sensor LM35 dan sensor SEN0114
pencahayaan suhu dan kelembaban tanah. untuk disambungkan ke perangkat Arduino
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3280

mega. Sensor-sensor akan disambungkan priority tiap task, dan mengatur delay tiap
melalui media kabel jumper male to female dan tasknya. Prioritas dengan nilai terbesar akan
male to male. Penyambungan dilakukan dieksekusi terlebih dahulu. Diagram alir
berdasarkan datasheet masing-masing sensor perancangan RTOS dapat dilihat pada Gambar 4.
dan Arduino mega. Skema perancangan dari
perangka keras dapat dilihat pada Gambar 3
Pada gambar tersebut seluruh komponen
digabung menjadi satu sistem yang saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Perangkat keras pada sistem ini antara lain,
Arduino mega, sensor LM35, sensor LDR,
sensor SEN1004, LED RGB, dan LCD. Arduino
Mega bertugas sebagai pusat pengkontrol kerja
perangkat lain dan pusat pemprosesan data pada
sistem. Koneksi pin pada Gambar 3 diatas
ditunjukan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Koneksi pin perancangan perangkat keras
Pin Pin Pin Pin Pin Pin
Arduino LM35 LDR SEN014 LED LCD
Mega RGB I2C
Vcc Vcc Vcc Vcc Vcc Vcc
GND GND GND GND GND
A0 Vout
A1 Vout
A3 Vout Gambar 4. Diagram alir perancangan RTOS
51 LED
Green Seperti Gambar 4, sistem akan dibagi
52 LED menjadi 7 task dimana tiap task memiliki
Red tugasnya masing-masing tiap tasknya
53 LED menggunakan sumber yang sama yaitu
Blue
Semaphore. Dengan penggunaan Semaphore
SCL SCL tiap task akan memakai sumber daya secara
SDA SDA bergantian agar dapat berjalan secara konkuren.
Ketika sistem dijalankan, task dengan prioritas
Untuk desain prototipe perangkat keras
terbesar akan melakukan pengambilan
dibuat wadah berbahan acrylic, dimana sensor
Semaphore dan mulai mengeksekusi task hingga
LDR, sensor LM35, sensor SEN0114 dan LED
selesai. Setelah eksekusi task tersebut selesai,
RGB berada di dalam dan diberi celah agar
task akan melepaskan Semaphore untuk
sensor tembus ke luar, sementara sensor
digunakan oleh task dengan prioritas terbesar
SEN0114 diberi kabel panjang, agar sensor
nomer 2 dan seterusnya. Pada persyaratan
dapat tertancap pada pot tanaman stroberi,
looping sistem akan kembali melakukan
peletakan tersebut agar sensor dapat mendeteksi
perulangan jika semua task berjalan tanpa
pencahyaan, suhu dan kelembaban tanah yang
melebihi deadline yang telah ditentukan tetapi
ada didepannya. lalu LED RGB diberi celah
apabila task yang di eksekusi melebihi deadline
kecil berbentuk bulat untuk memperjelas nyala
yang telah ditentukan maka sistem tidak akan
lampu yang di tampilkan. Karena bahan acrylic
berjalan dan mengalami kegagalan sistem.
yang tembus pandang maka, LCD juga diletakan
Untuk pembagian tugas dan prioritasnya lebih
di dalam untuk mempermudah melihat output
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
yang di tampilkan.
Pada proses perancangan lampu peringatan
Setelah perancangan pada perangkat keras,
pada LED RGB peneliti memakai journal yang
langkah selanjutnya adalah perancangan
dikaji berdasarkan syarat tumbuh stroberi oleh
perangkat lunak yaitu perancangan RTOS. Pada
Kantor Deputi Menegristek Bidang
proses perancangan RTOS terdiri dari beberapa
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
tahapan yaitu menentukan berapa task yang akan
Pengetahuan dan Teknologi, MIG corp dan
dibuat, menentukan tugas tiap task, mentukan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3281

journal yang berjudul “Kajian Perbandingan


Stroberi Dengan Ekstrak Jahe dan Konsentrasi
Penstabil Terhadap Karakteristik Minuman
Fungsional Stroberi Jahe” oleh Sandhy
Hermawan untuk menentukan batasan
pencahyaan, suhu, dan kelembaban tanah pada
tanaman stroberi. Flowchart perancangan lampu
peringatan pada LED RGB dapat dilihat pada
Gambar 5 untuk kondisi pencahayaan, Gambar 6
untuk kondisi suhu dan Gambar 7 untuk kondisi
kelembaban tanah.
Tabel 2. Pembagian tugas, prioritas dan deadline
pada task
Pri
Deadl
No Task Tugas ori
ine
tas Gambar 5. Flowchart batasan nilai untuk
Bertugas melakukan pencahayaan
sensing pencahayaan
Task pada tanaman
1 stroberi dan 3
LDR menampilkan hasil
sensing suhu pada
layar LCD
Bertugas melakukan
sensing suhu pada
Task tanaman stroberi dan
2 3 1000
LM35 menampilkan hasil
sensing suhu pada
layar LCD
Bertugas melakukan
sensing kelembaban
Task tanah pada tanaman
3 stroberi dan 3
Mois menampilkan hasil
sensing suhu pada
layar LCD
Bertugas untuk
4 LCD 3 2000
menghapus layar LCD
Gambar 6. Flowchart batasan nilai untuk suhu
Bertugas untuk
memberi peringatan
jika pencahyaan tidak
Tracehole sesuai dengan syarat
5 2
LDR tumbuh tanaman
stroberi yang
didapatkan pada
TaskLDR
Bertugas untuk
memberi peringatan
jika suhu tidak sesuai
Tracehole dengan syarat
6 2
LM35 tumbuh tanaman 1000
stroberi yang
didapatkan pada
TaskLM35
Bertugas untuk
memberi peringatan
jika kelembaban
Tracehole tanah tidak sesuai
7 dengan syarat 2 Gambar 7. Flowchart batasan nilai untuk
Mois tumbuh tanaman
stroberi yang
kelembaban tanah
didapatkan pada
TaskMois Pada proses perancangan lampu peringatan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3282

untuk LDR, peneliti memberi batasan nilai dengan batasan nilai tersebut maka LED RGB
sensing kurang dari 1 V, jika sensing pada mati, tapi jika sensing kelembaban tanah tidak
pencahyaan sesuai dengan batasan nilai tersebut sesuai dengan batasan nilai tersebut maka LED
maka LED RGB mati, tapi jika sensing GREEN akan menyala itu berarti kelembaban
pencahayaan tidak sesuai dengan batasan nilai tanah yang didapat oleh tanaman stroberi tidak
tersebut maka LED BLUE akan menyala itu sesuai untuk syarat tumbuh baik tanaman
berarti pencahyaan yang didapat oleh tanaman stroberi. Batasan nilai tersebut di dapat dari
stroberi tidak terpenuhi. LDR sensor sebetulnya journal yang di kaji oleh Kantor Deputi
adalah sebuah Resistor (hambatan) yang nilai Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
resistansi nya tergantung pada cahaya yang jatuh Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
pada permukaannya. Makin besar intensitas Teknologi, MIG corp dan journal yang berjudul
cahaya yang masuk (makin terang), maka nilai “Kajian Perbandingan Stroberi Dengan Ekstrak
hambatannya makin kecil. Oleh karena itu, Jahe dan Konsentrasi Penstabil Terhadap
peneliti pasangkan LDR dengan suatu resistor Karakteristik Minuman Fungsional Stroberi
(10 kilo ohms) membentuk suatu voltage divider Jahe” oleh Sandhy Hermawan.
(pembagi tegangan), maka peneliti bisa Setelah tahap perancangan selanjutnya
mengukur tegangan pada titik yang ditandai tahap implementai. Implementasi dilakukan
tersebut sebagai suatu input sensor cahaya. Nilai sesuai dengan perancangan yang sudah
tegangan ini akan tergantung pada nilai dilakukan sebelumnya. Implementasi pada
hambatan dari LDR, yang mana hal ini perangkat keras dapat dilihat pada Gambar 8.
tergantung pada cahaya yang masuk.
Jika cahaya yang masuk sangat terang
sekali, nilai hambatan LDR akan menjadi sangat
kecil sekali, sehingga tegangan pada titik ukur
mendekati 5V. Sedangkan pada keadaan sangat
gelap, hambatan LDR menjadi sangat besar
sekali sehingga tegangan di titik ukur mendekati
0V. Dalam kenyataannya peneliti mendapatkan
titik tegangan di antara 0V dan 5V sesuai
intensitas cahaya yang masuk. Sensor cahaya ini
dapat peneliti gunakan untuk pemantauan
terhadap pencahyaan sinar matahari pada
tanaman stroberi.
Pada proses perancangan lampu peringatan
untuk LM35, peneliti memberi batasan nilai
antara 17 *C sampai dengan 20 *C, jika sensing
pada suhu sesuai dengan batasan nilai tersebut
maka LED RGB mati, tapi jika sensing suhu Gambar 8. Implementasi perangkat keras
tidak sesuai dengan batasan nilai tersebut maka
LED RED akan menyala itu berarti suhu yang 3. PENGUJIAN
didapat oleh tanaman stroberi tidak sesuai untuk Terdapat 4 pengujian dalam sistem ini,
syarat tumbuh baik tanaman stroberi. Batasan yaitu pengujian akusisi data yang terdiri dari
nilai tersebut di dapat dari journal yang di kaji pembacaan sensor LDR, LM35 dan SEN0114,
oleh Kantor Deputi Menegristek Bidang pengujian indikator LED RGB, pengujian
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu RTOS, dan pengujian perbedaan sistem yang
Pengetahuan dan Teknologi, MIG corp dan menggunakan RTOS dengan sistem tanpa
journal yang berjudul “Kajian Perbandingan menggunakan RTOS. Hal tersebut ditunjukan
Stroberi Dengan Ekstrak Jahe dan Konsentrasi pada Gambar 9.
Penstabil Terhadap Karakteristik Minuman Pada pengujian pertama, dilakukan
Fungsional Stroberi Jahe” oleh Sandhy pengujian akusisi data pada sensor LDR dalam
Hermawan. membaca pencahayaan pada tanaman stroberi.
Pada proses perancangan lampu peringatan Dimana output dari sensor LDR sudah
untuk kelembaban tanah, peneliti memberi mempresentasikan batasan nilai intensitas
batasan nilai antara 80 % sampai dengan 90 %, cahaya untuk tanaman stroberi yaitu kurang dari
jika sensing pada kelembaban tanah sesuai

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3283

1V. Output dari pembacaan sensor dilihat sensor LDR di berikan input berupa nyala senter
melalui serial monitor pada Arduino IDE, LCD, dengan jarak 30cm sensing pada sensor LDR
dan LED RGB. Berdasarkan pengujian yang bernilai 2 Volt dan lampu LED Biru mati, berarti
dilakukan, maka didaptkan hasil pembacaan sensor mendeteksi intensitas cahaya pada senter.
sensor seperti pada Tabel 3. Pada tahap selanjutnya peneliti menempatkan
sensor di ruang terbuka pada siang hari yang
cerah, ketika sensor di tempatkan di ruang
terbuka sensing pada sensor LDR bernilai 4 Volt
dan lampu LED Biru mati, itu dikarenakan nilai
tersebut sudah memenuhi batasan nilai untuk
sistem monitoring tanaman stroberi. Dari
pengujian diatas dapat disimpulkan sensor
berhasil mendeteksi intensitas cahaya yang di
eksekusi secara real time dan lampu peringatan
berjalan sesuai batasan nilai yang di tentukan.
Pada pengujian kedua, dilakukan pengujian
akusisi data pada sensor LM35. Tujuan dari
perngujian ini adalah untuk menguji sensitivitas
sensor LM35 dalam membaca suhu lingkungan
pada tanaman stroberi. Dimana output dari
sensor LM35 sudah mempresentasikan batasan
nilai suhu yang baik untuk syarat tumbuh
tanaman stroberi yaitu 17*C sampai dengan
20*C. Output dari pembacaan sensor dilihat
melalui serial monitor pada Arduino IDE, LCD,
dan LED RGB. Berdasarkan pengujian yang
dilakukan, maka didapatkan hasil pembacaan
sensor seperti pada Tabel 4 berikut.
Gambar 9. Pohon Pengujian dan Analisis
Tabel 4. Hasil Pengujian Sensor LM35 Secara Real
Tabel 3. Hasil Pengujian Sensor LDR Secara Real Time
Time Nilai
Batasan nilai 17-
Batasan Pembacaan
Nilai 20*C untuk LED Kondisi
nilai <1 Volt Sensor
Pembacaan Kondisi Merah
untuk LED (Celcius)
Sensor (Volt)
Biru 27
0 27
0 Menyala Ruang Tertutup 27 Menyala Kondisi Normal
0 27
2 27
Ruang tertutup yang
2 diberikan input berupa 29
Mati
2 senter dengan jarak 30 30
cm Setelah diberi uap
2 31 Menyala air panas
4 32 terhadap sensor
Ruang terbuka dengan
4 Mati disinari matahari secara 31
4 langsung
Berdasarkan Tabel 4 saat source code untuk
Pada Tabel 3 saat sensor LDR di tempatkan LM35 selesai diupload, pembacaan sensor
di ruang tertutup dengan intensitas cahaya yang langsung menunjukan nilai 27*C, itu berarti
kurang, sensing pada sensor LDR bernilai 0 Volt suhu ruangan pada saat prototype dijalankan ±
dan LED Biru menyala karena kondisi tersebut 27*C dan LED merah menyala karena nilai
tidak memenuhi batasan nilai yang baik untuk tersebut tidak memenuhi batasa nilai yang telah
tanaman stroberi, dapat dikatakan kondisi di tentukan untuk suhu yang baik pada tanaman
tersebut sensor belum mendeteksi adanya stroberi. Begitu juga saat sensor di beri masukan
intensitas cahaya. Kemudian kondisi di saat berupa uap air panas, sensor langsung

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3284

menunjukan nilai kenaikan menjadi ±31 *C, batasan nilai untuk tanaman stroberi. Untuk
kenaikan nilai tersebut di sebabkan sensor tahap selanjutnya peneliti menunggu sekitar 30
membaca uap panas pada air tersebut ,LED menit untuk kelembaban tanah kembali menjadi
merah tetap menyala sebab, nilai tersebut juga 17%.
tidak memenuhi batasan nilai untuk suhu yang Tahap kedua setelah menunggu sekitar 30
baik pada tanaman stroberi. Dari pengujian di menit dan kelembaban tanah sudah kembali
atas dapat disimpulkan sensor berhasil menjadi 15-17%, peneliti menambahkan air
mendeteksi suhu ruangan yang di eksekusi sebanyak 500ml kedalam pot. Setelat pot di isi
secara real time dan lampu peringatan berjalan air sebanyak 500ml, pembacaan sensor naik
sesuai batasan nilai yang ditentukan. menjadi 86-87% dan LED hijau mati, karena
Pada pengujian ketiga, dilakukan pengujian nilai tersebut sudah memenuhi syarat
akusisi data pada sensor SEN0114. Tujuan dari kelembaban tanah untuk stroberi yaitu 80-90%.
perngujian ini adalah Untuk menguji sensitivitas Untuk tahap terakhir peneliti menunggu sampai
sensor SEN0114 dalam membaca kelembaban kelembaban tanah kembali menjadi 15-17%.
tanah pada tanaman stroberi. Dimana output dari Tahap terakhir setelah menunggu cukup
sensor SEN0114 sudah mempresentasikan lama sampai sensor kembali membaca
batasan nilai kelembaban tanah yang baik untuk kelembaban tanah pada kisaran 15-17%, peneliti
syarat tumbuh tanaman stroberi yaitu 80 sampai menambahkan air sebanyak 1500ml kedalam
dengan 90%. Output dari pembacaan sensor pot. Setelah pot di isi air sebanyak 1500ml,
dilihat melalui serial monitor pada Arduino IDE, terjadi kenaikan secara dratis pembacaan sensor
LCD, dan LED RGB. Berdasarkan pengujian dari 15% ke 92-97% dan LED hijau menyala, itu
yang dilakukan, maka didapatkan hasil di karenakan kondisi tersebut terlalu lembab dan
pembacaan sensor seperti pada Tabel 5 berikut. tidak memenuhi syarat kelembaban tanah untuk
stroberi. Dari pengujian diatas dapat
Tabel 5. Hasil Pengujian Sensor SEN0114 Secara disimpulkan sensor berhasil mendeteksi kadar
Real Time air yang dimasukan ke dalam tanah kemudian di
Nilai Batasan nilai 80- eksekusi secara real time dan lampu peringatan
Pembacaan 90 untuk LED Kondisi berjalan sesuai batasan nilai yang di tentukan.
Sensor (%) Hijau
Pada pengujian keempat, terdiri dari 2 sub-
0 Kondisi Awal
Sebelum Sensor di pengujian, yaitu pengujian prioritas dan
0 Menyala
tancapkan kedalam pengujian waktu eksekusi task pada RTOS.
0 tanah Untuk sub-pengujian yang pertama,
17 Setelah sensor di dilakukan pengujian prioritas dengan cara
17 Menyala tancapkan ke dalam mengamati urutan eksekusi task pada sistem,
17 tanah dimana prioritas ini bertugas untuk menentukan
40 task mana yang akan di eksekusi terlebih dahulu.
Setelah pot di siram Berdasarkan pengujian yang dilakukan, maka
40 Menyala
air sebanyak 150ml
39 didapatkan hasil seperti pada Gambar 10.
87 Berdasarkan analisis Gambar 10, Task LDR
Setelah pot di siram yang memiliki prioritas terbesar di eksekusi
86 Mati
air sebanyak 500ml
86 terlebih dahulu, hal ini dikarenakan pada task
92
LDR diberi prioritas 3 dimana, prioritas tersebut
92 Menyala
Setelah pot di siram merupakan prioritas terbesar dalam sistem.
air sebanyak 1500ml Selama task 3 dieksekusi task dengan prioritas
92
yang berada dibawahnya akan menunggu di
Berdasarkan table 5 saat sensor SEN0114 eksekusi sampai task 3 menyelesaikan tugasnya,
belum tertancap pada tanah sensor bernilai 0% hal ini dikarenakan terdapat fungsi Semaphore()
dan LED hijau menyala, ini kondisi pembacaan pada sistem yang bertugas agar task tersebut
sensor pada udara. Kemudian ketika sensor di tidak dapat di interrupt oleh task lain selama task
tancapkan kedalam tanah pembacaan sensor tersebut masih dieksekusi. Ketika task LDR
menjadi 17%, lalu tahap selanjutnya peneliti selesai dieksekusi maka task LM35, task
menambahkan air sebanyak 150ml kedalam pot. Moisture, task LCD, Tracehole LDR, Tracehole
Setelah pot di isi air, pembacaan sensor langsung LM35 dan Tracehole Moisture akan di eksekusi
naik menjadi 39-40% tetapi LED hijau masih sesuai urutan prioritas.
menyala karena nilai tersebut belum memenuhi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3285

menampilkan nilai sensoring pada LCD. Pada


Task LCD, Tracehole LDR, Tracehole LM35,
dan Tracehole Mois tidak memerlukan banyak
waktu dikarenakan pada task ini hanya terdapat
perhitungan sederhana.
Pada pengujian terakhir, dilakukan
perbandingan waktu eksekusi sistem
menggunakan RTOS dengan sistem tanpa
menggunakan RTOS. Tujuan dari pengujian ini
untuk mengetahui eksekusi program dari sistem
manakah yang lebih cepat. Sebelumnya pada
tiap program sistem sudah diberikan fungsi timer
berupa micros() sehingga data bisa diamati pada
serial monitor pada Arduino IDE. Berdasarkan
Gambar 10. Analisis hasil pengujian eksekusi task
pengujian yang dilakukan, maka didapatkan
berdasarkan prioritas hasil seperti pada Tabel 7 berikut.

Pada pengujian sub- pengujian yang kedua, Tabel 7. Hasil perbandingan waktu eksekusi
program sistem RTOS dengan sistem tanpa RTOS
dilakukan pengujian waktu eksekusi pada tiap
task dan eksekusi task secara keseluruhan. Waktu eksekusi Waktu eksekusi
Sample
dengan RTOS (ms) Tanpa RTOS (ms)
Tujuan dari pengujian ini untuk memastikan
1 77 77
waktu eksekusi task pada sistem tidak melebihi
deadline yang sudah ditentukan. Sebelumnya 2 89 76
pada tiap task sudah diberikan fungsi timer 3 89 77
berupa millis(). Berdasarkan pengujian yang 4 90 78
dilakukan, maka didapatkan hasil seperti pada 5 89 77
Tabel 6 berikut: 6 89 77
7 93 77
Tabel 6. Hasil pengujian waktu eksekusi tiap task 8 90 77
Waktu Dead 9 89 76
Task Hasil
Eksekusi line 10 89 77
Tidak melebihi Rata - rata 88,4 76,9
Task LDR ± 14ms
Deadline

Task Suhu ± 15,4ms


1000 Tidak melebihi Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 7,
ms Deadline diketehui bahwa sistem yang menggunakan
Tidak melebihi RTOS memerlukan waktu eksekusi lebih lama
Task Mois ± 18,5ms
Deadline
dibandingkan sistem yang tanpa menggunakan
2000 Tidak melebihi
Task LCD ± 3,5ms
ms Deadline
RTOS. Hal ini dapat dilihat bahwa selisih waktu
eksekusi dari sistem sekitar ± 11,5 ms. Hal ini
Tracehole Tidak melebihi
± 0,02ms dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah
LDR Deadline
Tracehole Tidak melebihi satunya waktu perpindahan ketika Semaphore
± 0,02ms dilepas dari satu task dan diterima oleh task
LDR 1000 Deadline
Tracehole ms Tidak melebihi lainnya. Pada sistem ini watu perpindahan
± 0,02ms
LDR Deadline tersebut memerlukan 1,64ms.
Tidak melebihi
Total Waktu ± 89ms
Deadline 4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang terdapat Berdasarkan pengujian dan analisa yang
pada tabel 6 dapat diketahui bahwa waktu dilakukan teradap tugas akhir ini maka
eksekusi dari setiap task tidak melebihi deadline didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
waktu yang sudah ditentukan. Task LDR, Task 1. Proses akusisi data pada LM35 meliputi
Suhu dan Task Mois memiliki waktu eksekusi pembacaan suhu yang terdeteksi di sekitar,
lebih besar dari task lain, hal ini di karenakan pada akuisisi data pada LDR meliputi
pada task-task tersebut terdapat banyak pembacaan intensitas cahaya yang
perhitungan serta terdapat fungsi untuk didapatkan oleh tanaman stroberi,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3286

sedangkan pada SEN0114 meliputi


pembacaan kelembaban tanah pada
tanaman stroberi.
2. Penentuan prioritas dan waktu deadline
pada setiap task (RTOS) berpengaruh
terhadap urutan task yang akan dieksekusi.
Apabila penentuan prioritas dan waktu pada
task tidak seimbang maka urutan task yang
dieksekusi tidak bisa diprediksi.
3. RTOS pada sistem berpengaruh sebagai
penentu deadline tiap task. Apabila task
yang di eksekusi melebihi deadline yang
diberikan maka sistem tidak akan berjalan.
Berdasarkan hasil pengujian waktu
eksekusi tiap task dan total semua task tidak
melebihi deadline yang diberikan.
4. Dari segi kecepatan waktu eksekusi sistem
menggunakan RTOS memerlukan waktu
lebih lama dibandingkan sistem tanpa
RTOS. Waktu eksekusi sistem RTOS untuk
menjalankan semua task adalah ± 88,4 ms
dan waktu eksekusi sisten yang tanpa
RTOS adalah 76,9ms. Hal ini dikarenakan
pada sistem RTOS terdapat kegiatan
terima-lepas Semaphore dari satu task ke
task lainnya, dimana kegiatan memerlukan
watu 1,64 ms.

DAFTAR PUSTAKA
Anh & Tan, 2009. Generic Operating Systems
Versus RTOS. Singapura: Nanyang
Technological University
Cahyono, B., 2011. Sukses Budi Daya Stroberi
di Pot & Perkebunan. Bandung: Agromedia
Pustaka.
Hermawan, S., 2016. Kajian Perbandingan
Stroberi Dengan Ekstrak Jahe dan
Konsentrasi Penstabil Terhadap
Karakteristik Minuman Fungsional Stroberi
Jahe. Bandung: Universitas Pasundan.
Jatmiko, W., 2015. RTOS Teori dan Aplikasi.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesia.
Pantano, N. (2011-2012). Real Time Operating
System on Arduino.
Ramdani, M., Rakhmatsyah, A. & Anggis, N.,
2015. Plant Monitoring System Using
Zigbee and M2M Platform. Bandung:
Universitas Telkom.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai