Anda di halaman 1dari 5

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia….

Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di


http://kti-skripsi.com/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia

seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya

kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima

tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan

hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh

kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki

intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya (Depkes RI, 2005 : 1).

Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan

seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar

biasa baik dari segi motorik, emosi, kognitif maupun psikososial (Harlimsyah,

2007: 1). Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui

kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot dan serabut saraf spinal

(Amori, 2008: 1). Motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia

batita (bawah tiga tahun) (Irwan, 2008: 1) diawali dengan kemampuan duduk,

merangkak, berdiri dan diakhiri dengan berjalan. Kemampuan gerak ditentukan

oleh perkembangan kekuatan otot, tulang, dan koordinasi otak untuk menjaga

keseimbangan tubuh (Widyastuti dan Widyani, 2007 : 20).

Faktor-faktor yang menghambat perkembangan motorik meliputi kondisi

ibu yang kurang menyenangkan selama kehamilan, trauma di kepala akibat

1
2

kelahiran yang sulit, IQ di bawah normal, perlindungan yang berlebihan atau

kelahiran sebelum waktunya, gizi yang kurang setelah lahir, kurangnya

rangsangan, dorongan dan kesempatan menggerakkan semua bagian tubuh akan

dapat memperlambat perkembangan kemampuan motorik anak (Widyastuti dan

Widyani, 2007 : 20)

Perkembangan seorang anak merupakan suatu kesatuan yang utuh

(Kavindra, 2005: 1). Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap

perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang

anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan

bisa berdiri bila pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan

fungsi berdiri anak terhambat, karena itu perkembangan awal merupakan masa

kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya (Depkes RI, 2005:4).

Sehingga apabila perkembangan motorik anak terganggu, maka perkembangan

selanjutnya akan terganggu pula dan jika tidak ditangani dengan baik, apalagi

tidak terdeteksi, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia di kelak

kemudian (FKUI, 1996 : 12).

Sekitar 16 % dari anak usia di bawah lima tahun (balita) Indonesia

mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat

(Depkes, 2006: 1) Menurut Pusponegoro (2006: 1), setiap 2 dari 1.000 bayi

mengalami gangguan perkembangan motorik, karenanya perlu kecepatan

menegakkan diagnosis dan melakukan terapi untuk proses penyembuhannya.

Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di

Posyandu Melati wilayah kerja Puskesmas Daya Murni Kecamatan Tumijajar


3

Kabupaten Tulang Bawang pada bulan Maret 2008, terdapat 79 Batita, dari 10

Batita yang penulis amati terdapat 2 Batita yang mengalami keterlambatan

perkembangan motorik kasar yaitu anak usia 2 tahun belum dapat berjalan yang

seharusnya sudah mempunyai kemampuan berdiri sendiri tanpa berpegangan

selama 30 detik dan berjalan tanpa terhuyung-huyung dan anak usia 1 tahun hanya

memiliki kemampuan duduk dan merangkak yang seharusnya mempunyai

kemampuan mengangkat badannya ke posisi berdiri, belajar berdiri selama 30

detik atau berpegangan di kursi dan dapat berjalan dengan dituntun.

Berdasarkan uraian dan data di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang gambaran kemampuan motorik kasar pada anak di bawah tiga

tahun (Batita) di Posyandu Melati wilayah kerja Puskesmas Daya Murni

Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2008.

B. Rumusan Masalah

Masalah adalah suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan

apa yang terjadi tentang suatu hal atau antara kenyataan yang ada terjadi dengan

yang seharusnya ada atau terjadi antara harapan dan kenyataan (Notoatmodjo,

2002: 51).

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut: ”Bagaimanakah gambaran kemampuan motorik

kasar pada anak di bawah tiga tahun (Batita) di Posyandu Melati wilayah kerja

Puskesmas Daya Murni Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang tahun

2008 ?”.

C. Ruang Lingkup Penelitian


4

Dalam penelitian ini penulis memberikan ruang lingkup penelitian sebagai

berikut :

1. Jenis penelitian : Deskriptif

2. Subjek penelitian : Batita di Posyandu Melati wilayah kerja Puskesmas

Daya Murni Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang

Bawang Tahun 2008.

3. Objek penelitian : Kemampuan motorik kasar pada anak di bawah tiga

tahun (Batita) di Posyandu Melati wilayah kerja

Puskesmas Daya Murni Kecamatan Tumijajar

Kabupaten Tulang Bawang

4. Lokasi penelitian : Posyandu Melati wilayah kerja Puskesmas Daya Murni

Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang

5. Waktu : Pada tanggal 10 Juni 2008

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran

kemampuan motorik kasar pada anak di bawah tiga tahun (Batita) di Posyandu

Melati wilayah kerja Puskesmas Daya Murni Kecamatan Tumijajar Kabupaten

Tulang Bawang tahun 2008.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui gambaran kemampuan motorik kasar pada anak di

bawah tiga tahun (Batita) usia 0 - 1 tahun di Posyandu Melati wilayah


5

kerja Puskesmas Daya Murni Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang

Bawang tahun 2008.

b. Untuk mengetahui gambaran kemampuan motorik kasar pada anak di

bawah tiga tahun (Batita) usia 1 - 2 tahun di Posyandu Melati wilayah

kerja Puskesmas Daya Murni Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang

Bawang tahun 2008.

c. Untuk mengetahui gambaran kemampuan motorik kasar pada anak di

bawah tiga tahun (Batita) usia 2 - 3 tahun di Posyandu Melati wilayah

kerja Puskesmas Daya Murni Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang

Bawang tahun 2008.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Institusi Puskesmas

Diharapkan dapat menambah wawasan bagi tenaga kesehatan khususnya

bidan mengenai kemampuan motorik batita dan sebagai tambahan

informasi dalam kegiatan penyuluhan.

2. Bagi institusi pendidikan Prodi Kebidanan Metro

Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa dan sebagai dokumen bagi Prodi

Kebidanan Metro.

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk melakukan penelitian lain atau

penambahan variabel penelitian yang lebih lengkap, dan metode penelitian

yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai