Jenis prosa yang dianalisis adalah cerita pendek berjudul “Mawar Pink Untuk Mama” karya
Roswani Siregar.
Dalam cerpen ini, pengarang sangat cerdas memilih dan memilah bahasa yang digunakan
dalam cerpen yang memang ditunjukkan oleh anak-anak ini. Pengarang menggunakan bahasa
yang sederhana yang mudah dicerna oleh kalangan anak-anak. Pengarang juga tidak banyak
menggunakan gaya bahasa, karena memang penggunaan gaya bahasa terkadang menyulitkan
pembaca dalam hal pemahaman isi cerita. Dan karena penulis membuat cerita ini untuk anak-
anak, maka penulis tidak banyak menyelipkan gaya bahasa agar anak-anak dapat memahami
isi cerita dengan baik. Dalam cerpen ini ditemukan gaya bahasa seperti pada bagian cerita
(“kamu punya masalah?” Tebak Gwen, memandang mataku dalam-dalam. “Enggak juga!”
“kenapa sih? Aku kan sahabtmu,” ucap Gwen curiga. “masalah jangan disimpen sendiri nanti
sakit!”). penulis menggunakan kata “sakit” yang dihubungkan dengan kata “masalah” yang
mengandung majas perbandingan personifikasi. Gaya bahasa yang selanjutnya adalah
metafora. Yang saya temukan pada bagian “Papaku bukan orang kantoran”. Dimana pengarang
berusaha membandingkan profesi yang ada dalam cerita dengan keadaan aslinya. Kemudian
ada lagi majas personifikasi yang saya temukan pada bagian “Papaku memang enggak bisa
rapi,” ucapku kalem. “maklum, dibengkel yang diurus bukan sisir, tetapi onderdil dan
oli,”. Dimana penggunaan kata “diurus” yang menjadi acuan penentuan gaya bahasa. Saya
katakan sebagai gaya bahasa personifikasi karena penggunaan kata “diurus” biasanya hanya
dipergunakan bagi makhluk hidup bukan terhadap benda mati.
Kelemahan :
Menurut saya kelemahan penggunaan bahasa dalam cerpen ini adalah penulis menyelipkan
beberapa gaya bahasa yang saya rasa mungkin tidak semua anak dapat memahaminya secara
langsung
Kekuatan :
Bahasa yang digunakan cukup sederhana dan umumnya mudah dipahami oleh anak-anak
Kesimpulan
Cerita pendek berjudul “Mawar Pink untuk Mama” ini bertema tentang kasih saying anak
terhadap kedua orangtuanya, menggunakan alur maju, penokohan yang begitu kompleks, latar
yang terdapat dalam cerita pendek ini pun sangat kompleks dimulai dari latar tempat, waktu
dan suasana, cerita pendek ini menggunakan sudut pandang orang pertama karena penulis
didalam cerita ini menggunakan kata “aku”, konflik yang terdapat dalam cerita pendek dimulai
disaat tokoh utama merasa ada perbedaan terhadap papanya, penggunaan bahasa dalam cerita
pendek ini menurut saya cukup sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak dan juga gaya
bahasa yang digunakannya pun tidak terlalu banyak.