Radionuklida New
Radionuklida New
RADIONULIDA
Kelompok : 2
Puji Astuti
Gracia Lai
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Sumber radiasi
alamiah contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia yang
terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atsmosfir akibat
terjadinya pergeseran lintasan perputaran bola bumi. Sedangan sumber radiasi
buatan contohnya radiasi sinar x, radiasi sinar alfa, radiasi sinar beta , radiasi sinar
gamma.
Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang professor fisika dari
Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu ia melihat timbulnya sinar fluoresensi
yang berasal dari Kristal barium platinosianida dalam tabung Crookes-Hittorf
yang dialiri listrik. Pada tahun 1901 mendapat hadiah nobel atas penemuan
tersebut. Akhir Desember 1895 dan awal Januari 1896 Dr Otto Walkhoff (dokter
gigi) dari Jerman adalah orang pertama yang menggunakan sinar x pada foto gigi
( premolar bawah) dengan waktu penyinaran 25 menit, selanjutnya seorang ahli
fisika Walter Koenig menjadikan waktu penyinaran 9 menit dan sekarang waktu
penyinaran menjadi 1/10 second (6 impulses).
William Rollins adalah orang yang mengerjakan intraoral radiograf pada tahun
1896 mengalami cedera disebabkan efek pekerjaan yaitu kulit tangannya terbakar
sehingga direkomendasikanlah pemakaian tabir/pelindung antara tabung, pasien
maupun radiographer. Korban lain dr Max Hermann Knoch orang Belanda yang
bekerja sebagai ahli radiologi di Indonesia. Ia bekerja tanpa menggunakan
pelindung tahun 1904 dr Knoch menderita kelainan yang cukup berat luka yang
tak kunjung sembuh pada kedua belah tangannya. Lama kelamaan tangan kiri dan
kanan jadi nekrosis dan lama diamputasi yang akhirnya meninggal karena sudah
metastase ke paru.
Penggunaan prinsip dan cara-cara farmasi dan radiokimia untuk membuat obat
yang mengandung atom radioaktif (radiofarmaka) bagi keperluan diagnosa dan
penyembuhan (terapi) penyakit yang diidap oleh pasien. Senyawa kimia atau obat,
yang salah satu atom penyusun strukturnya adalah nuklida radioaktif, untuk
keperluan diagnosa atau penyembuhan (terapi) suatu penyakit dan dapat diberikan
ke pasien secara oral, parenteral, dan inhalasi disebut sebagai radiofarmaka.
Sedangkan untuk bidang keahlian (specialist) kedokteran yang berhubungan
dengan penggunaan bahan radioaktif (radiofarmaka) untuk tujuan diagnosa dan
terapi suatu penyakit disebut kedokteran nuklir.
Radiofarmaka diformulasikan dalam berbagai wujud kimia dan fisika untuk
mengarahkan (targeted) keradioaktifan ke bagian-bagian tertentu dari tubuh
dengan harapan bahwa Radiasi-γ yang dipancarkan dari radiofarmaka diagnosa
dengan mudah akan keluar dari tubuh sehingga memungkinkan deteksi dan
pengukuran dilakukan di luar tubuh (eksternal).
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak isotop buatan yang dapat dimanfaatkan antara lain Na-24, P-32, Cr-51,
Tc-99, dan I-131.
Radioisotop adalah sebuah isotop tidak stabil atau radioaktif dari sebuah unsur
yang dapat berubah menjadi unsur lain, dengan memberikan radiasi. Jadi, isotope
yang memancarkan radiasi dapat mengubah unsur menjadi radioisotope dan
bentuknya berbeda.
Lalu apa itu isotop? Ketika dua atom memiliki jumlah proton yang sama, namun
massanya berbeda. Itulah yang dapat disebut isotop. Proton adalah muatan positif
dalam atom dan tidak bisa keluar/pindah dari satu atom ke atom lainnya.
Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar katode
mengahasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat menghitamkan
film potret, walupun film tersebut terbungkus kertas hitam. Karena belum
mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata sinar X adalah suatu
radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan berkecepatan tinggi yaitu
sinar katode dengan suatu materi (anode).
Sekarang sinar X disebut juga sinar rontgen dan digunakan untuk rontgent
yaitu untuk mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam. Penemuan sinar X
membuat Henry Becguerel tertarik untuk meneliti zat yang bersifat fluorensensi,
yaitu zat yang dapat bercahaya setelah terlebih dahulu mendapat radiasi (disinari),
Becquerel menduga bahwa sinar yang dipancarkan oleh zat seperti itu seperti sinar
X. Secara kebetulan, Becquerel meneliti batuan uranium.
Ternyata dugaan itu benar bahwa sinar yang dipancarkan uranium
dapat menghitamkan film potret yang masih terbungkus kertas hitam. Akan
tetapi, Becqueret menemukan bahwa batuan uranium memancarkan sinar berdaya
tembus tinggi dengan sendirinya tanpa harus disinari terlebih dahulu. Penemuan
ini terjadi pada awal bulan Maret 1986. Gejala semacam itu,yaitu pemancaran
radiasi secara spontan, disebut keradioaktifan, dan zat yang bersifat radioaktif
disebut zat radioaktif.
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun 1898,
Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie menemukan dua unsur
lain dari batuan uranium yang jauh lebih aktif dari uranium. Kedua unsure itu
mereka namakan masing-masing polonium (berdasarkan nama Polonia, negara
asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari kata Latin radiare yang berarti
bersinar). Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif. Semua
isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor
atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan
promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radio
isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini,
radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami
juga ada radioisotop buatan.
Atom terdiri atas inti atom dan elektron- elektro yang beredar
mengitarinya. Reaksi kimia biasa (seperti reaksi pembakaran dan penggaraman),
hanya menyangkut perubahan pada kulit atom, terutama elektron pada kulit
terluar, sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi yang menyangkut perubahan
pada inti disebut reaksi inti atau reaksi nuklir (nukleus=inti).
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi
nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung
inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat
terjadi pada inti yang stabil maupun,inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai
perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai
pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan reaksi kimia biasa.
Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan damai
(bukan tujuan militer) baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai sumber
tenaga dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang.
1. Sinar-sinar Radioaktif :
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya.
Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negative
diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang
ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.
a. Sinar alfa ( α )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel
sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma.
Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa
dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena
memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa paling lemah diantara
diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja
dan tidak dapat menembus kulit.
Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera
kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya.
Tabrakan itu mengakibatkan media yang dilaluinya mengalam ionisasi. Akhirnya
partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium 42.
b. Sinar beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang
bemuatan -le dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta
dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi 0-1e. Energi sinar
beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi
daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh
sampai 300 cm dalam udara kering dan dapat menembus kulit.
c. Sinar gamma ( γ )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak
bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi 0 y. Sinar
gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat
radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X
adalah radiasi sinar elektromagnetik.
1. Radiodiagnostik
Radiodiagnostik adalah kegiatan penunjang diagnostik menggunakan
perangkat radiasi sinar pengion (sinar x), untuk melihat fungsi tubuh
secara anatomi. Ahli dalam bidang ini dikenal sebagai radiolog. Salah satu
contoh radiodiagnostik adalah rontgen. Radiodiagnostik dilakukan
sebelum melakukan radioterapi.
2. Radioterapi
Baik sel-sel normal maupun sel-sel kanker bisa dipengaruhi oleh radiasi
ini. Radiasi akan merusak sel-sel kanker sehingga proses multiplikasi
ataupun pembelahan sel-sel kanker akan terhambat. Sekitar 50 – 60%
penderita kanker memerlukan radioterapi. Tujuan radioterapi adalah untuk
pengobatan secara radikal, yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan
rasa sakit atau tidak nyaman akibat kanker, selain itu juga bertujuan untuk
mengurangi resiko kekambuhan dari kanker. Dosis dari radiasi ditentukan
dari ukuran, luasnya, tipe, dan stadium tumor bersamaan dengan
responnya terhadap radio terapi.
C. Mekanisme kerja
1. Radiodiagnostik
I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over
aktif atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang
terbuat dari iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini
dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini akan
masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan akan
melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel-sel
glandula tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid
dan dalam beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid.
2. Radioterapi
Radiasi pengion adalah berkas pancaran energi atau partikel yang bila
mengenai sebuah atom akan menyebabkan terpentalnya elektron keluar
dari orbit elektron tersebut. Pancaran energi dapat berupa gelombang
elektromagnetik, yang dapat berupa sinar gamma dan sinar X. Pancaran
partikel dapat berupa pancaran elektron (sinar beta) atau pancaran partikel
netron, alfa, proton.
Dengan pemberian setiap terapi, maka akan semakin banyak sel-sel kanker
yang mati dan tumor akan mengecil. Sel-sel yang mati akan hancur,
dibawa oleh darah dan diekskresi keluar dari tubuh. Sebagian besar sel-sel
sehat akan bisa pulih kembai dari pengaruh radiasi. Tetapi bagaimanapun
juga, kerusakan yang terjadi pada sel-sel sehat merupakan penyebab
terjadinya efek samping radiasi.
D. Efek radioaktif bidang kesehatan dan kedokteran
Efek samping radioterapi bervariasi pada tiap pasien. Secara umum efek
samping tersebut tergantung dari dosis terapi, target organ dan keadaan
umum pasien. Beberapa efek samping berupa kelelahan, reaksi kulit
(kering, memerah, nyeri, perubahan warna dan ulserasi), penurunan sel-sel
darah, kehilangan nafsu makan, diare, mual dan muntah bisa terjadi pada
setiap pengobatan radioterapi. Kebotakan bisa terjadi tetapi hanya pada
area yang terkena radioterapi. Radiasi tidak menyebabkan kehilangan
rambut yang total. Pasien yang menjalani radiasi eksternal tidak bersifat
radioaktif setelah pengobatan sehingga tidak berbahaya bagi orang di
sekitarnya. Efek samping umumnya terjadi pada minggu ketiga atau
keempat dari pengobatan dan hilang dua minggu setelah pengobatan
selesai.
3. Organ Reproduksi
4. Sistem Syaraf
5. Mata
Lensa mata peka terhadap radiasi. Katarak merupakan efek somatik non
stokastik yang masa tenangnya lama (bisa bertahun-tahun).
6. Kulit
Efek somatik non stokastik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis,
mulai dengan kemerahan sampai luka bakar dan kematian jaringan. efek
somatik stokastik pada kulit adalah kanker kulit.
7. Tulang
Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah sumsum tulang dan
selaput dalam serta luar pada tulang. kerusakan pada tulang biasanya
terjadi karena penimbunan stontium-90 atau radium-226 dalam tulang.
Efek somatik stokastik berupa kanker pada sel epithel selaput tulang.
8. Kelenjar Gondok
9. Paru-paru
a. Radiassi sinar gamma digunakan dalam vulkanisasi lateks alam atau untuk
memeriksa cacat pada logam. Selain itu radiasi digunakan untuk
pengawetan kayu atau barang-barang seni serta mendeteksi kebocoran
pipa.
b. Larutan horium pada petromax agar lampu menyala lebih terang.
No
Nama Unsur Manfaat / Kegunaan
.
1. Iodium (I-131) - mencari ketidaknormalan pada tiroid / kelenjar tiroid.
- di bidang hidrologi dapat digunakan untuk mengetahui
kecepatan aliran sungai.
2 Iodium (I-123) -disuntikkan pada pasien untuk mengetahui ada tidaknya
gangguan ginjal.
3 Karbon (C-14) -mencari ketidaknormalan yang berhubungan dengan diabetes dan
anemia.
4 Kromium (Cr-51) -keperluan scanning limpa.
5 Selenium (Se-75) -keperluan scanning pankreas.
6 Teknetium (Tc-99) -keperluan scanning tulang dan paru-paru
-scanning kerusakan jantung
-menyelidiki kebocoran saluran air bawah tanah.
-mendeteksi kerusakan jantung, digunakan bersama dengan Tc-
7 Ti-201
99.
8 Galium (Ga-67) - keperluan scanning getah bening.
9 Xe-133 -mendeteksi kesehatan paru-paru.
10 Fe-59 -mempelajari pembentukan sel darah merah.
11 Natrium (Na-24) -untuk deteksi penyempitan pembuluh darah/trombosis
-mendeteksi kebocoran saluran air bawah tanah dan menyelidiki
kecepatan aliran sungai
- di bidang kesehatan digunakan untuk mendeteksi gangguan
peredaran darah.
12 Radioisotop Silikon -perunut radioisotop pada proses pengerukan lumpur pelabuhan
atau terowongan.
13 Fosfor (P-32) -di bidang pertanian ddapat digunakan untuk memperkirakan
jumlah pupuk yang diperlukan tanaman.
-di bidang kesehatan dapat digunakan mendeteksi penyakit mata,
tumor dan hati.
14 Karbon (C-14) -mengukur umur fosil hewan, tumbuhan dan manusia (dengan
pengukuran pancaran sinar beta).
15 Uranium (U-238) -menaksir umur batuan.
16 Uranium (U-235) Reaksi berantai terkendali dalam PLTN.
17 Kobalt (Co-60) -mengontrol pertumbuhan beberapa jenis kanker melalui sinar
gamma yang dihasilkan.
18 Isotop 8O15 -menganalisis proses fotosintesis pada tanaman.
19 Isotop O-18 -di bidang kimia dapat digunakan sebagai atom tracer / perunut
asal mula molekul air yang terbentuk.
20 K-40 K-40 digunakan bersama-sama dengan dan Ar-40 stabil untuk
mengukur umur batuan, dengan membandingkan konsentrasi K-
40 dan Ar-40 pada batuan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan damai (bukan tujuan militer)
baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai sumber tenaga dan pemanfaatannya
dalam berbagai bidang.
1. Bidang Kedokteran
Tes diagnostic dengan radioisotope dapat digunakan untuk mengetahui :
Baik tidaknya fungsi organ tubuh
Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh tubuh
Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ tubuh
2. Bidang Industri
Pemeriksaan tanpa merusak
Mengontrol ketebalan bahan
Pengawetan bahan
Daftar pustaka