Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sosial Humaniora Terapan

Volume 2 No.2, Januari-Juni 2020


P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KONSEP ISOLASI DALAM JARINGAN SOSIAL UNTUK MEMINIMALISASI
EFEK CONTAGIOUS (KASUS PENYEBARAN VIRUS CORONA DI
INDONESIA)
Nailul Mona
Program Studi Periklanan Kreatif Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia
Corresponding Author: nailulmona@ui.ac.id

ABSTRAK
Virus corona merupakan pandemi yang mudah menyebar secara contagious. Karena itu, banyak
pemimpin yang menghimbau warganya untuk melakukan social distancing dan isolasi untuk mencegah
penularan virus penyakit ini. Dalam jaringan sosial, banyak hal dapat menyebar secara contagious,
termasuk virus. Dan cara untuk mencegah penyebaran makin luas adalah dengan menjalani peran sebagai
isolate dalam jaringan sosial. Studi ini bertujuan menunjukkan efektivitas peran isolate yang menjalani
social distancing dalam mencegah penularan virus corona secara contagious, dengan metode analisis
jaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan sosial tanpa peran isolate memiliki ties dan
kepadatan tinggi sehingga banyak peluang virus untuk menyebar pada anggota jaringan. Sedangkan
jaringan sosial di mana banyak anggotanya melakukan isolasi memiliki ties lebih sedikit serta kepadatan
rendah yang membuat peluang penyebaran virus antar anggota jaringan melalui ties menjadi lebih rendah.
Kata kunci: virus corona, jaringan, isolate, social distancing, penyebaran contagious.

ABSTRACT
Coronavirus is a pandemic that spread contagiously. Therefore, many leader instruct their citizen to do
social distancing and isolation in order to prevent its infection. In a social network, many things can
spread contagiously, including virus. And how to prevent it spread extensively is by serving the role as an
isolate in social network. This study aim to show effectivity of isolate in doing social distancing to prevent
corona virus transmission contagiously, using network analysis method. Result shows that a social
network without role of isolate has a high density and number of ties, so that virus has a big possibility to
spread among network member. While a social network where many of their member isolate themselves
has fewer ties and low level of density, which lowering virus spread possibility on its member through
ties.
Keywords: corona virus, network, isolate, social distancing, spread, contagious.

PENDAHULUAN dan tidak nafsu makan. Namun berbeda dengan


Dunia saat ini tengah waspada dengan influenza, virus corona dapat berkembang
penyebaran sebuah virus yang dikenal dengan dengan cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih
virus corona. Coronaviruses (CoV) merupakan parah dan gagal organ. Kondisi darurat ini
bagian dari keluarga virus yang menyebabkan terutama terjadi pada pasien dengan masalah
penyakit mulai dari flu hingga penyakit yang kesehatan sebelumnya.
lebih berat seperti Middle East Respiratory Karena penularan virus corona yang
Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute sangat cepat inilah Organisasi Kesehatan Dunia
Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Penyakit (WHO) menetapkan virus corona sebagai
yang disebabkan virus corona, atau dikenal pandemi pada 11 Maret 2020. Status pandemi
dengan COVID-19, adalah jenis baru yang atau epidemi global menandakan bahwa
ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah penyebaran COVID-19 berlangsung sangat cepat
diidentifikasi menyerang manusia sebelumnya hingga hampir tak ada negara di dunia yang
(World Health Organization, 2019). dapat memastikan diri terhindar dari virus corona
Kasus virus corona muncul dan (Widiyani, 2020).
menyerang manusia pertama kali di provinsi Virus corona menyebar secara contagious.
Wuhan, China. Awal kemunculannya diduga Istilah contagion mengacu pada infeksi yang
merupakan penyakit pneumonia, dengan gejala menyebar secara cepat dalam sebuah jaringan,
serupa sakit flu pada umumnya. Gejala tersebut seperti bencana atau flu. Istilah ini pertama kali
di antaranya batuk, demam, letih, sesak napas, digunakan pada tahun 1546 oleh Giralamo
Fracastor, yang menulis tentang penyakit

117
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 2 No.2, Januari-Juni 2020
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
infeksius (Locher dalam (Mona, 2016). Dalam akses fasilitas publik dan transportasi. Warga
penyebaran secara contagious, elemen yang dihimbau untuk tetap di dalam rumah dan
saling terhubung dalam sebuah jaringan dapat mengisolasi diri, dengan harapan virus tidak
saling menularkan infeksi. menyebar lebih luas dan upaya penyembuhan
Peningkatan jumlah kasus corona terjadi dapat berjalan maksimal (Perdana, 2020;
dalam waktu singkat dan membutuhkan Kottasova, 2020).
penanganan segera. Virus corona dapat dengan Penelitian ini mengkaji bagaimana
mudah menyebar dan menginfeksi siapapun kegiatan isolasi diri maupun social distancing
tanpa pandang usia. Virus ini dapat menular dapat mencegah virus corona menyebar secara
secara mudah melalui kontak dengan penderita. contagious dalam suatu jaringan sosial. Dengan
Sayangnya hingga kini belum ada obat spesifik memahami signifikasi isolasi maupun social
untuk menangani kasus infeksi virus corona atau distancing – yang telah dianjurkan oleh
COVID-19. Karena alasan inilah pemerintah di pemerintah, diharapkan warga Indonesia dapat
beberapa negara memutuskan untuk menerapkan secara sadar menjalankan aturan ini dan pandemi
lockdown atau isolasi total atau karantina. dapat segera berakhir.
Karantina menurut UU Republik Indonesia
Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan adalah pembatasan kegiatan dan/atau
pemisahan seseorang yang terpapar penyakit Jaringan
menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Jaringan adalah suatu kumpulan dari
perundang-undangan meskipun belum relasi/hubungan yang berlangsung pada elemen-
menunjukkan gejala apapun untuk mencegah elemen dalam suatu unit. Jaringan yang terkecil
kemungkinan penyebaran ke orang di sekitarnya jumlahnya tiga elemen, sementara link yang
(UU No 6 tahun 2018). Beberapa negara yang terbentuk antar nodes minimal dua. Dengan
telah menerapkan lockdown untuk mencegah demikian, maka jaringan merupakan moda
penyebaran virus corona adalah China, Spanyol, organisasi dari sistem yang kompleks yang
Italia, dan Malaysia. Pemerintah negara tersebut terbentuk secara alamiah dalam suatu masyarakat
memutuskan lockdown, dengan menutup semua (van Dijk, 2006).

Gambar 1 Contoh jaringan sederhana.


Jaringan ini terdiri dari delapan vertices/nodes dan sepuluh edge/ikatan (Newman, 2003)

Ada beberapa jenis dan level jaringan dengan 5) Jaringan Teknik, merupakan sistem teknis
karakteristiknya yang diragukan van Dijk (2006) seperti jalan raya, jaringan distribusi, jaringan
menjadi enam tipe jaringan sebagai berikut: telekomunikasi dan komputer, dll
1) Jaringan Fisik, yaitu sistem alamiah dari 6) Jaringan Media, yaitu sistem media yang
kompleksitas yang lebih besar, seperti menghubungkan pengirim dengan penerima
jaringan ekosistem atau jaringan sungai dan dipenuhi dengan simbol-simbol dan
2) Jaringan Organik, yaitu jaringan organisme informasi
seperti sistem syaraf, peredaran darah, DNA
dalam sel Jaringan Sosial
3) Jaringan Syaraf, merupakan sistem mental, Menurut Wasserman dan Faust (1994),
misalnya hubungan syaraf, peta mental terdapat delapan konsep utama dalam analisis
4) Jaringan Sosial, yakni sistem sosial dengan jaringan sosial. Pertama, adalah aktor (actor).
ikatan konkret dalam hubungan yang abstrak Analisis jaringan sosial mempertimbangkan
pemahaman hubungan antara sosial entitas dan

118
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 2 No.2, Januari-Juni 2020
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
implikasi dari hubungan tersebut. Entitas sosial Kedelapan adalah jaringan sosial. Dengan
merujuk kepada aktor. Aktor dapat berupa memiliki definisi dari dari aktor, kelompok dan
individu,korporasi, atau unit sosial secara relasi maka dapat didefinisikan jaringan sosial.
kolektif. Jaringan sosial terdiri dari seperangkat batasan
Kedua adalah ikatan relasi (relational atau sekumpulan aktor dan relasi, dan relasi
ties). Aktor-aktor dihubungkan antara satu dan relasi yang didefinisikan oleh aktor-aktor yang
lainnya dengan ikatan sosial. Ikatan merupakan terkait. Kehadiran relasi informasi merupakan
pembentukan suatu hubungan antara sepasang hal yang kritis dan mendefinsikan fitur dari suatu
aktor yang diperihatkan dalam berbagai hal. jaringan sosial (Wasserman & Faust, 1994).
Ketiga adalah dyad. Pada tingkat dasar, Sedangkan menurut Newman (2003) jaringan
suatu hubungan membentuk ikatan antara dua sosial adalah seperangkat manusia atau
aktor. Suatu dyad terdiri dari sepasang aktor dan kelompok manusia dengan pola-pola kontak atau
ikatan antar keduanya. Analisis dyadic interakasi antara mereka. Dewasa ini di mana
memfokuskan pada hal-hal yang terkait dalam terjadi perkembangan teknologi komunikasi dan
hubungan berpasangan seperti ikatan yang timbal informasi yang sangat masif, manusia telah
balik atau tidak, atau juga jenis khusus dari benar-benar membentuk masyarakat jejaring atau
hubungan majemuk yang cenderung terjadi network society, yang bercirikan informasional,
secara bersama (Wasserman & Faust, 1994). global, dan terjejaring (Castells, 2000).
Keempat adalah triad. Triad merupakan
hubungan antara sekumpulan aktor yang lebih Contagion Theory
besar. Analisis triad dilakukan untuk Istilah contagion mengacu pada infeksi
meperlihatkan adanya keseimbangan atau yang menyebar secara cepat, seperti bencana
transivitas dari suatu hubungan. atau flu. Istilah ini pertama kali digunakan oleh
Kelima adalah sub kelompok (subgroup). Giralamo Fracastor pada tahun 1546 yang
Dyad adalah pasangan aktor dan terkait dalam menulis tentang penyakit infeksius. Kini istilah
ikatan, triad adalah tiga aktor yang terkait dalam contagion penggunaannya tidak terbatas pada
ikatan. Sehingga subgroup dari aktor adalah penyakit, tapi juga sebagai metafora untuk
setiap sekumpulan aktor yang memiliki ikatan sesuatu yang menyebar secara cepat dari orang
antara satu sama lain. Kajian tentang subgroup ke orang. Teori modern awal tentang perilaku
menjadi bagian dari analisis jaringan sosial yang kolektif menggunakan contagion untuk
dianggap penting (Wasserman & Faust, 1994). mendeskripsikan transmisi pemikiran, gagasan,
Keenam adalah kelompok (group). atau perilaku dari seorang individu pada seluruh
Analisis jaringan tidak hanya secara sederhana kelompok (Locher dalam Mona, 2016).
mempertimbangkan kumpulan, dyad, triad, dan Contagion selalu terkait dengan jaringan.
subgroup. Dalam konteks yang lebih luas, Sebab jaringan diyakini merupakan saluran bagi
kekuatan jaringan analisis terletak pada sikap dan perilaku contagious (Monge &
kemampuan model hubungan antara aktor-aktor Contractor, 2003). Menurut Newman (2003),
dalam sistem. Sistem terdiri dari ikatan antara salah satu alasan asli dan utama mempelajari
anggota beberapa kelompok yang lebih terikat jaringan, termasuk di antaranya ialah proses
ataupun yang kurang terikat. Kelompok adalah contagion di dalamnya, adalah untuk memahami
kumpulan dari aktor-aktor yang ikatan-ikatanya mekanisme di mana penyakit maupun informasi,
dapat diukur baik secara teoritis, empiris maupun virus komputer, rumor, menyebar di dalamnya.
konseptual. Dalam jaringan sosial di mana relasi terbentuk
Ketujuh adalah relasi (relation). dan terjadi arus komunikasi, sangat mungkin
Kumpulan ikatan dari jenis yang khusus antara terjadi penyebaran atribut atau perilaku secara
anggota suatu kelompok adalah relasi. Misalnya, contagious. Efek contagion ini bergantung pada
seperangkat ikatan diplomasi formal yang struktur hubungan antara peers di mana individu
dipertahankan oleh pasangan-pasangan negara berada (Bovasso, 1996).
dalam dunia merupakan ikatan yang Contagion telah banyak diteliti dalam
mendefinisikan relasi . Artinya relasi merujuk berbagai bidang ilmu di antaranya kesehatan dan
pada kumpulan ikatan dari jenis yang ditentukan epidemiologi (Christakis & Fowler, 2011);
yang diukur berdasarkan pasangan aktor dari psikologi (Marks, Cillesen, & Crick, 2012; Gino,
sekumpulan aktor yang khusus. Ikatan yang Ayal, & Ariely, 2009); juga bidang politik (Goel
terjadi hanya eksis di antara pasangan aktor-aktor & Nelson, 2007; Goel & Saunoris, 2014; Honari
tersebut (Wasserman & Faust, 1994). & Muis, 2014).

119
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 2 No.2, Januari-Juni 2020
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Konsep Isolate dalam Jaringan Sosial lebih holistik. Roger & Kincaid menambahkan
Pada jaringan sosial, tiap aktor dapat bahwa studi mengenai komunikasi manusia
memiliki peran/role yang berbeda-beda sesuai penekanannya harus kepada hubungan informasi-
dengan posisinya dalam jaringan. Peran tersebut pertukaran, bukan pada individu yang menjadi
meliputi unit analisis.
1) Star, yaitu aktor yang sangat sentral dalam Dalam penelitian mengenai jaringan, unit
jaringan pengamatannya tidak sama dengan penelitian
2) Liaison, adalah aktor yang memiliki sosial pada umunya. Yaitu bergeser dari individu
links/relasi pada dua atau lebih grup yang menjadi analisis struktural. Unitnya sekarang
tidak terhubung, namun ia bukan anggota dari adalah relasi, seperti hubungan kekerabatan,
kedua grup tersebut komunikasi antar karyawan dalam organisasi,
3) Bridge, aktor yang menjadi anggota dari dua struktur pertemanan dalam kelompok kecil
atau lebih grup (Garton, Haythornthwaite, & Wellman, 1999).
4) Gatekeeper, yaitu aktor yang menengahi atau Relasi merupakan kunci dalam analisis jaringan
mengontrol arus informasi (merupakan relasi karena relasi mendefinisikan sifat koneksi
tunggal) antara satu bagian dalam jaringan komunikasi antar orang, grup, dan organisasi
dengan bagian lainnya (Monge & Contractor, 2003).
5) Isolate, merupakan aktor yang tidak memiliki Menurut level analisisnya, penelitian
relasi, atau relatif sedikit relasi dengan mengenai contagion dalam jaringan sosial
anggota jaringan lain memiliki bermacam level analisis. umumnya
Dengan demikian dapat diambil menjelaskan jaringan pada level dyadic. Perilaku
kesimpulan bahwa isolate adalah anggota contagion dapat semata-mata terjadi pada level
jaringan yang memiliki relasi paling sedikit dyadic (Marks, Cillesen, & Crick, Popularity
dalam jaringan sosial. Jika digambarkan dalam Contagion Among Adolescents, 2012). Dyad
sosiogram, isolate biasanya memiliki posisi di tersusun dari dua individu yang dihubungkan
pinggir, terpisah dari anggota-anggota jaringan oleh link (Rogers & Kincaid, 1981). Namun
aktif yang membentuk kepadatan/density. penelitian dari Burt dalam (Bovasso, 1996) juga
Menurut Burt, dalam jaringan yang menyebutkan bahwa density, yang merupakan
padat/dense, proporsi yang besar dari seluruh level global, merupakan faktor yang turut
kemungkinan interaksi antar anggota jaringan mempengaruhi contagion dalam jaringan.
benar benar terjadi. Hasilnya adalah jaringan Density merupakan konsep yang mengacu pada
yang anggotanya memiliki kontak dengan keluasan dan kelengkapan relasi dalam jaringan.
frekuensi tinggi, berlebih, akan cenderung saling Mengukur density yaitu dengan menghitung
mempengaruhi satu sama lain (Bovasso, 1996). rasio total links terhadap kemungkinan jumlah
Sebab dalam jaringan yang renggang/sparse links, yaitu persentase kemungkinan relasi yang
nyaris tidak terdapat kontak, sedangkan dalam benar-benar ada. Jaringan yang memiliki sedikit
jaringan yang padat/dense terdapat relasi yang link disebut dengan jaringan sparse atau
kuat antar kontaknya (Burt, 1992). renggang, sedangkan jaringan yang memiliki
banyak link disebut dengan jaringan dense atau
METODOLOGI PENELITIAN padat (Monge & Contractor, 2003). Karena
Penelitian mengenai konsep isolasi dalam penelitian ini berfokus pada peran isolate yang
jaringan sosial untuk meminimalisasi efek notabene memiliki sedikit relasi dalam level
contagious ini menggunakan metode analisis dyad, maka unit analisis yang lebih cocok
jaringan. Keuntungan menggunakan analisis digunakan dalam penelitian ini adalah level
jaringan sosial dalam penelitian mengenai analisis global dengan melakukan pengukuran
contagion adalah kemampuannya untuk density.
menganalisa baik atribut individu (seperti Data pada penelitian ini merupakan data
preferensi, kemampuan, keterampilan, dsb) relasi dari 55 orang yang membentuk sebuah
maupun struktur sosial (misalnya arus informasi jaringan sosial. Data selanjutnya dianalisis
dalam tim) (Robin & Kremer dalam (Scares & menggunakan UCINET, dan divisualisasikan
Lopes, 2014). menjadi sosiogram dengan bantuan NetDraw
Menurut Roger & Kincaid (1981) analisis (Borgatti, Everett, & Freeman, 2002). Dari
jaringan menyediakan sarana untuk mempelajari sosiogram dapat dilihat perbandingan
struktur komunikasi, dan dengan demikian penyebaran yang terjadi dalam jaringan normal
mengatasi realitas komunikasi manusia dengen dengan jaringan isolated.

120
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 2 No.2, Januari-Juni 2020
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki power dan tidak berpotensi
Peran sebagai isolate dianggap sebagai menyebarkan perilaku/paham/sikap pada anggota
peran yang minim kontribusi dan tidak jaringan lainnya, juga identik dengan tidak
menguntungkan. Seorang isolate hanya memiliki bersosialisasi, kesepian, dan frase negatif lain.
sedikit relasi dengan seluruh anggota jaringan. Pada gambar 2, seorang isolate dalam jaringan
Dalam jaringan sosial, isolate dianggap tidak ditandai dengan titik yang diberi lingkaran.

Gambar 2. Ilustrasi Isolate dalam Jaringan Sosial

Namun peran isolate dapat dibenarkan akan virus corona, jumlah isolate dalam suatu
ketika jaringan tersebut terpapar hal negatif. Jika jaringan menjadi meningkat, density atau
suatu atribut negatif terdapat pada jaringan kepadatan jaringan juga menurun, dan
sosial, penyebarannya justru ingin ditekan diharapkan efek contagious dapat ditekan.
seminimal mungkin, dengan kata lain efek Di bawah ini adalah data dan sosiogram
contagious adalah hal yang paling tidak dari sebuah jaringan beranggotakan 55 orang
diinginkan. Demikian pula dengan jaringan dengan relasi yang lengkap, layaknya jaringan
sosial di mana virus corona menyebar secara sebelum adanya virus corona. Selanjutnya
contagious. Dengan meningkatnya kewaspadaan jaringan ini disebut dengan jaringan full.

Gambar 3. Sosiogram Jaringan Full

Pada sosiogram jaringan full, titik dengan skor density sebesar 0.524. Artinya ada
berwarna melambangkan nodes atau anggota 52.4% relasi yang terbentuk dari total
jaringan. Sedangkan garis melambangkan ties kemungkinan relasi pada jaringan ini sebanyak
atau relasi yang menghubungkan antar anggota. 2970.
Sebelum munculnya isu virus corona yang Setelah muncul pemberitaan mengenai
mudah menular, seluruh anggota jaringan warga Indonesia yang diketahui positif menderita
berjumlah 55 orang menjalin relasi dengan corona, masyarakat menjadi waspada dan mulai
banyak anggota jaringan, dengan total sebanyak menjaga jarak. Sehingga relasi pada jaringan
1557 ties. Dapat dilihat bahwa jaringan tersebut menjadi berkurang dan beberapa anggota
sangat padat, di mana anggotanya memiliki jaringan perlahan bergeser peran menjadi semi-
tingkat interaksi tinggi. Hal ini dibuktikan isolate.

121
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 2 No.2, Januari-Juni 2020
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 4. Sosiogram Jaringan Waspada

Gambar 4 menampilkan sosiogram lebih sedikit ties, sedangkan sebagian lainnya


jaringan waspada, yaitu jaringan yang terbentuk menjadi kehilangan ties secara otomatis. Dapat
ketika anggota jaringan mulai mengurangi dilihat pada gambar 5, bahwa jaringan social
interaksi karena kewaspadaan yang meningkat. distancing memiliki kepadatan dan jumlah ties
Anggota jaringan menjalin relasi dengan lebih yang jauh berkurang dibanding jaringan
sedikit orang, dengan total sebanyak 1206 ties. waspada. Berkurangnya kepadatan membuat
Meski masih ada banyak ties, namun jaringan anggota jaringan yang terpapar corona
waspada mengalami penurunan kepadatan mengalami penurunan peluang dalam
dengan skor density sebesar 0.406. menyalurkan virus kepada anggota jaringan lain,
Setelah menyebarnya virus dan karena ties yang tersedia pun telah berkurang. Di
meningkatnya jumlah penderita corona, jaringan social distancing, ties yang terbentuk
pemerintah Indonesia mengumumkan agar warga adalah sebanyak 764 ties dengan skor density
melakukan social distancing. Dengan adanya sebesar 0.257. Artinya kini hanya 25% ties
aturan tersebut, sebagian anggota jaringan terbentuk dari total kemungkinan ties.
memilih membatasi diri dan hanya membentuk

Gambar 5. Sosiogram Jaringan Social Distancing

Jaringan yang terakhir adalah jaringan isolated. rumah masing-masing, dan membatasi interaksi
Jaringan ini terbentuk ketika para anggota dengan anggota lain.
jaringan melakukan isolasi atau karantina di

122
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 2 No.2, Januari-Juni 2020
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 6. Sosiogram Jaringan Isolated

Gambar 6 menampilkan sosiogram jaringan jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding jaringan-
sosial isolated, di mana tampak anggota jaringan jaringan sebelumnya. Pada jaringan sosial
tidak lagi berkumpul di tengah jaringan, isolated hanya terdapat 396 ties dari 55 nodes,
melainkan cenderung menyebar. Nodes yang dengan skor density sebesar 0.133.
berposisi di luar – atau tidak di tengah jaringan, Perbandingan jumlah ties dan skor density
merupakan anggota jaringan yang berperan masing-masing jaringan terangkum dalam tabel
sebagai isolate. Para isolate terhubung dengan berikut
anggota jaringan lain dengan ties yang

Tabel 1. Perbandingan Jaringan


Nama Jaringan Jumlah Nodes Jumlah Ties Skor Density
Jaringan Full 55 1557 0.524
Jaringan Waspada 55 1206 0.406
Jaringan Social Distancing 55 764 0.257
Jaringan Isolated 55 396 0.133

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan salah satu negara terdampak corona harus
bahwa jaringan berangsur-angsur mengecil melakukan upaya pencegahan penyebaran, yaitu
secara jumlah ties dan sekaligus merenggang, dengan social distancing dan isolasi diri. Dengan
sejak adanya pengetahuan tentang virus corona langkah tersebut, seseorang harus menanggung
yang mudah menyebar. Pada tiap jaringan yang peran sebagai isolate yang berkonotasi negatif:
mengecil, jumlah isolate makin meningkat. tidak memiliki power, kesepian, membosankan,
Dengan berkurangnya ties serta kepadatan dan sebagainya. Seorang isolate juga membuat
jaringan, maka virus corona juga mengalami kepadatan jaringan menjadi menurun dan tidak
perlambatan untuk menyebar secara contagious terpusat di tengah jaringan. Namun upaya dan
melalui ties-ties dalam jaringan. Sebagai contoh, pengorbanan untuk diisolasi ini sepadan dengan
misalnya ada satu orang dari 55 anggota jaringan risiko yang harus dihadapi apabila
yang membawa virus corona, maka ia berpotensi mengabaikannya. Karena kita tidak kuasa
menyebarkan virus tersebut pada 54 orang menghentikan virus corona, maka yang dapat
lainnya melalui perantara 1557 ties jika jaringan dilakukan adalah mencegahnya menyebar
tersebut adalah jaringan full. Sedangkan jika dengan lebih luas.
anggota jaringan menyadari pentingnya isolasi,
maka satu orang pembawa virus hanya punya DAFTAR PUSTAKA
kesempatan menyebarkan melalui perantara 396
ties. Borgatti, S., Everett, M., & Freeman, L. (2002).
UCINET 6. Harvard, MA: Analytic
SIMPULAN Technologies.
Virus corona merupakan pandemi yang Bovasso, G. (1996). A Network Analysis of
mudah menyebar secara contagious. Virus ini Social Contagion Processes in a
dapat menyerang siapapun yang terhubung Organizational Intervention. Human
dengan pembawa virus dalam sebuah jaringan Relations, 49(11), 1419-1435.
sosial. Karenanya, masyarakat Indonesia sebagai

123
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 2 No.2, Januari-Juni 2020
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Castells, M. (2000). The Rise of Network Society. Monge, P. R., & Contractor, N. S. (2003).
Oxford: Wiley-Blackwell. Theories of Communication Network.
Christakis, N. A., & Fowler, J. H. (2011). Social Oxford: Oxford Uiversity Press.
Contagion Theory: Examinig Dynamic Newman, M. (2003). The Structure and Function
Social Networks and Human Behavior. of Complex Network. SIAM REVIEW,
Working Paper. 45(2), 157-256.
Gino, F., Ayal, S., & Ariely, D. (2009). Perdana, P. R. (2020, Maret 18). Syarat Ketat
Contagion and Differentiation in Lockdown, RI Sanggup Nggak? Retrieved
Unethical Behavior: The Effect on One from detikFinance:
Bad Apple on the Barrel. Journal of https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
Association for Psychological Science, bisnis/d-4943608/syarat-ketat-lockdown-
20(3), 393-398. ri-sanggup-nggak
Goel, R. K., & Nelson, M. A. (2007). Are Rogers, E. M., & Kincaid, D. L. (1981).
Corrupt Acts Contagious? Evidence from Communication Networks: Toward a New
the United States. Journal of Policy Paradigm for Research. New York.
Modeling, 29, 839-850. Scares, A. E., & Lopes, M. P. (2014). Social
Goel, R. K., & Saunoris, J. W. (2014). Global Network and Psychological Safety: A
Corruption and the Shadow Economy: Model of Contagion. Journal of Industrial
Spatial Aspects. Public Choice, 161, 119- Engineering Management, 75(2), 995-
139. 1012.
Honari, A., & Muis, J. (2014). To Vote or to UU No 6 tahun 2018. (2018). Undang-Undang
Boycott? Social Contagion and the Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018.
Electoral Uprising of the Iranian Green Retrieved from
Movement in the 2013 Presidential https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17556
Election. Dag van de Sociologie (Annual 4/UU%20Nomor%206%20Tahun%20201
Conference of Dutch and Flemish 8.pdf
Sociological Associations. Antwerpen. van Dijk, J. (2006). The Network Society second
Kottasova, I. (2020, Maret 17). Coronavirus edition. London: SAGE Publications.
Lockdowns: 24 Hours of Confusion Wasserman, S., & Faust, K. (1994). Social
Around the World. Retrieved from CNN Network Analysis: Methods and
Health: Application. Cambridge: Cambridge
https://edition.cnn.com/2020/03/17/health University Press.
/restrictions-lockdowns-confusion- Widiyani, R. (2020). Latar Belakang Virus
coronavirus-intl/index.html Corona, Perkembangan hingga Isu
Marks, P., Cillesen, A., & Crick, N. (2012). Terkini. Retrieved from detikNews:
Popularity Contagion Among https://news.detik.com/berita/d-
Adolescents. Social Development, 21(3), 4943950/latar-belakang-virus-corona-
501-521. perkembangan-hingga-isu-terkini
Marks, P., Cillesen, A., & Crick, N. (2012). World Health Organization. (2019).
Popularity Contagion Among Coronavirus. Retrieved from World
Adolescents. Social Development, 21(3), Health Organization:
501-521. https://www.who.int/health-
Mona, N. (2016). Mekanisme Contagion dalam topics/coronavirus
Jaringan Sosial . Depok: Universitas
Indonesia.

124
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 2 No.2, Januari-Juni 2020
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

125

Anda mungkin juga menyukai