ANGGARAN RUMAH
TANGGA,
PERATURAN ORGANISASI
DAN
HASIL RAKERNAS
PGM INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
4. Prof. Dr. H. Nanat Fattah Natsir (Staf Ahli Menteri Agama RI).
8. Panitia Pelaksana.
9. Undangan.
Ketua, Sekretaris,
Pasal 1
Mengesahkan Tata Tertib MUNAS II PGM yang secara rinci termuat
dalam naskah Tata Tertib MUNAS II PGM dan menjadi bagian tak
terpisahkan dari ketetapan ini.
Pasal 2
Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan
selesainya kegiatan MUNAS II PGM.
1. Badrudin
2. Shodik Murdiono
3. Rahmatullah
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Musyawarah Nasional II Persatuan Guru Madrasah Tahun 2012
yang selanjutnya dalam Tata Tertib ini disebut MUNAS II PGM
merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi Organisasi
Profesi Persatuan Guru Madrasah.
(2) Keputusan-keputusan MUNAS II PGM ini berlaku untuk satu
masa bakti kepengurusan atau selama 5 (lima) tahun
Pasal 2
Tata Tertib ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan
tugas dan kegiatan bagi penyelenggara, peserta dan peninjau MUNAS
II PGM.
Pasal 3
MUNAS II PGM dilaksanakan di Jakarta dari tanggal 27 sampai
dengan 28 Desember 2012.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG MUNAS II PGM
Pasal 4
MUNAS II PGM mempunyai tugas dan wewenang untuk :
1. Penyampaian Laporan Pertanggung Jawaban DPP PGM Masa Bakti
2008-2013.
2. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Persatuan Guru Madrasah.
3. Menyusun Pokok-pokok Program Kerja DPP PGM.
4. Membahas dan menetapkan Pokok-pokok Pikiran/Rekomendasi
guna mengantisipasi masalah-masalah intern organisasi dan
perkembangan Pendidikan Nasional.
5. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.
Pasal 5
(1) MUNAS II PGM dihadiri oleh Peserta dan Peninjau
(2) Peserta MUNAS II PGM terdiri dari :
a. Utusan DPW PGM se-Indonesia, masing-masing sebanyak 3
(tiga) orang.
b. Utusan DPD PGM, masing-masing sebanyak 5 (lima) orang.
(3) Peninjau MUNAS II PGM adalah undangan yang ditetapkan oleh
panitia.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 6
(1) Setiap Peserta dan Peninjau berhak mendapatkan materi MUNAS II
PGM.
(2) Peserta dan Peninjau dapat mengajukan pertanyaan, usul, saran
dan pendapat secara lisan maupun tulisan.
(3) Peserta memiliki hak bicara dan hak suara.
(4) Peninjau hanya memiliki hak bicara.
Pasal 7
(1) Setiap pembicara dalam sidang terlebih dahulu harus mendapat
izin dari pimpinan sidang, disertai pengaturan waktu maupun cara
penyampaiannya.
(2) Apabila terjadi penyimpangan pembicaraan dari pokok-pokok
bahasan dalam sidang tersebut, pimpinan sidang dapat
mengarahkan atau memberikan peringatan.
(3) Pimpinan sidang menentukan/mengatur waktu berbicara dan
apabila pembicara melampaui waktunya, maka pimpinan sidang
berkewajiban memperingatkan atau mengakhiri pembicaraan
(pembicara).
(4) Selama peserta berbicara tidak boleh diganggu oleh peserta lain
sampai menunggu giliran untuk berbicara.
(5) Materi pembicaraan tidak boleh bermakna sama atau mengulangi
pembicara sebelumnya.
Pasal 8
Setiap peserta dan peninjau MUNAS II PGM berkewajiban:
(1) Mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Tata Tertib
MUNAS II PGM.
(2) Menghadiri setiap jenis persidangan.
(3) Memelihara kelancaran dan ketertiban MUNAS II PGM.
Pasal 9
Kelengkapan MUNAS II PGM terdiri dari :
1. Panitia Pengarah (Steering Commitee/SC).
2. Panitia Pelaksana (Organizing Committee/OC).
3. Pimpinan Sidang Pleno.
4. Pimpinan Sidang Komisi.
5. Tim Formatur.
Pasal 10
Panitia Pengarah (Steering Committee/SC) bertugas menyusun bahan-
bahan MUNAS II PGM dan bertugas sebagai Pimpinan Sidang
Sementara dengan kewenangan memimpin pembahasan dan
penetapan rancangan jadwal acara, rancangan tata tertib MUNAS II
PGM serta pemilihan pimpinan sidang pleno berdasarkan tata tertib
yang telah disahkan oleh sidang pleno.
Pasal 11
Panitia Pelaksana (Organizing Committee/OC) bertugas untuk
melaksanakan kegiatan MUNAS II PGM secara teknis agar dapat
berjalan dengan tertib dan lancar.
Pasal 12
(1) Pimpinan sidang pleno adalah pimpinan sidang yang dipilih dari
dan oleh peserta dengan jumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari
seorang ketua merangkap anggota, seorang sekretaris merangkap
anggota dan seorang anggota.
(2) Pimpinan sidang pleno merupakan utusan dari unsur :
a. Panitia, 1 (satu) orang.
b. DPW PGM, 1 (satu) orang.
c. DPD PGM, 1 (satu) orang.
(3) Pimpinan Sidang pleno memiliki wewenang:
a. Memimpin agenda persidangan sesuai dengan jenisnya.
b. Menjaga kelancaran dan ketertiban sidang.
c. Mengesahkan dan menetapkan keputusan yang diambil baik
secara musyawarah mufakat maupun dengan suara terbanyak.
d. Menskorsing persidangan jika dibutuhkan.
e. Mengesahkan Ketua Umum DPP PGM.
f. Mengesahkan tim formatur DPP PGM.
(4) Pimpinan sidang pleno dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
panitia pelaksana yang bertugas:
BAB VI
JENIS-JENIS PERSIDANGAN
Pasal 15
Persidangan dalam MUNAS II PGM terdiri atas:
1. Sidang Pleno.
2. Sidang Komisi.
3. Sidang Tim Formatur.
4. Sidang Khusus, jika diperlukan.
Pasal 16
Sidang pleno adalah setiap persidangan yang dihadiri oleh seluruh
peserta dan peninjau MUNAS II PGM yang bertugas mengambil
keputusan-keputusan penting dalam MUNAS II PGM.
Pasal 17
(1) Sidang Komisi bertugas memusyawarahkan dan mengambil
keputusan mengenai bidang yang menjadi tugas komisi yang
bersangkutan.
(2) Komisi-komisi dalam MUNAS II PGM terdiri atas:
a. Komisi A: membahas AD dan ART PGM serta Pedoman
Organisasi.
b. Komisi B: membahas Pokok-pokok Program Kerja PGM.
c. Komisi C: membahas Kriteria dan tata cara pemilihan Ketua
Umum dan Pengurus DPP PGM Masa Bakti 2012-2017.
d. Komisi D: membahas Rekomendasi MUNAS II PGM.
(3) Komisi-komisi dapat membentuk Subkomisi apabila diperlukan.
BAB VII
KUORUM TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 19
(1) Sebelum mengikuti persidangan, setiap peserta wajib untuk
mengisi daftar hadir peserta.
(2) Setiap sidang dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
½ (setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah peserta yang hadir.
(3) Apabila yang hadir kurang dari ½ (setengah) ditambah 1 (satu) dari
jumlah peserta yang hadir, maka sidang ditunda selama 10 menit.
(4) Apabila terjadi penundaan sebagaimana ayat (3), maka selanjutnya
dapat dilangsungkan tanpa tergantung jumlah peserta yang hadir
berdasarkan persetujuan peserta sidang.
Pasal 20
(1) Pengambilan keputusan didasarkan atas musyawarah untuk
mufakat.
(2) Apabila pelaksanaan ayat (1) pada pasal ini tidak tercapai, maka
keputusan dapat diambil melalui suara terbanyak (votting).
(3) Yang dimaksud ayat (2) adalah mengumpulkan hak suara setiap
peserta seperti diatur pada ayat (6) tata tertib MUNAS II PGM ini,
BAB VIII
MEKANISME PEMILIHAN KETUA UMUM
DAN DEWAN PENGURUS PUSAT
PERSATUAN GURU MADRASAH
Pasal 22
(1) Pemilihan Ketua Umum DPP PGM dilakukan oleh peserta secara
langsung, umum, bebas, dan rahasia dengan cara 1 (satu) utusan 1
(satu) suara (one delegation one vote).
(2) Pemilihan pengurus DPP PGM dilakukan dalam sidang tim
formatur.
(3) Kriteria dan tata cara pemilihan Ketua Umum DPP PGM Masa
Bakti 2012-2017 mengacu kepada hasil sidang tentang hal
dimaksud.
(4) Apabila jumlah suara dalam pemungutan suara sama banyaknya,
maka pemungutan suara dapat diulang kembali, dan apabila 3
(tiga) kali pengulangan masih sama banyaknya, maka diberi
kesempatan untuk bermusyawarah.
Pasal 23
(1) Pemungutan suara dilakukan melalui kertas suara berstempel
panitia yang telah disediakan oleh panitia.
(2) Panitia menyediakan perlengkapan pemungutan suara lainnya
yang harus terjaga keaslian, keamanan, dan keabsahannya.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditetapkan
kemudian atas dasar kesepakatan bersama dalam forum MUNAS II
PGM.
Pasal 25
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai
selesainya pelaksanaan MUNAS II PGM.
1. Badrudin
2. Shodik Murdiono
3. Rahmatullah
Pasal 1
Menetapkan dan mengesahkan nama-nama tersebut dibawah ini
sebagai Pimpinan Sidang MUNAS II PGM, yaitu: 1. Badrudin, 2.
Shodik Murdiono, 3. Ade Poniman
Pasal 2
Pimpinan siding MUNAS II PGM bertugas dan bertanggung jawab
menjamin kelancaran dan ketertiban MUNAS II PGM.
Pasal 3
Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan
selesainya kegiatan MUNAS II PGM.
Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal : 27 Desember 2012
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA
1. Badrudin
2. Shodik Murdiono
3. Rahmatullah
2. Shodik Murdiono
3. Ade Poniman
Pasal 1
Menetapkan Hasil Sidang Komisi A yang membahas tentang
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan
Organisasi Persatuan Guru Madrasah.
Pasal 2
Mengamanahkan kepada seluruh jenjang kepengurusan PGM untuk
melaksanakan ketetapan ini dan melakukan penyempurnaan terhadap
semua peraturan dibawahnya sesuai dengan ketetapan ini.
Pasal 3
Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan .
PIMPINAN SIDANG
2. Shodik Murdiono
3. Ade Poniman
Bismillaahirrahmaanirrahiim
PEMBUKAAN
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Organisasi ini semula bernama Persatuan Guru Madrasah disingkat
PGM.
(2) Berdasarkan Musyawarah Nasional II Persatuan Guru Madrasah
pada tanggal 27 Desember 2012, maka organisasi ini berubah nama
menjadi Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia yang disingkat
PGM Indonesia.
Pasal 2
PGM Indonesia didirikan pada tanggal 24 Juli 2008 di Jakarta untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Organisasi ini berkedudukan di Ibu Kota Negara.
BAB II
ASAS, DASAR, BENTUK, SIFAT, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 4
Organisasi PGM Indonesia berasaskan Islam.
Pasal 5
Organisasi PGM Indonesia berdasarkan :
1. Pancasila.
2. Undang-Undang Dasar 1945.
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Pasal 7
PGM Indonesia bersifat kependidikan, keagamaan, sosial
kemasyarakatan dan independen.
Pasal 8
PGM Indonesia bertujuan :
1. Mewadahi dan meningkatkan profesionalisme dan kompetensi
guru madrasah.
2. Memelihara dan mempererat silaturrahim.
3. Sebagai fasilitator dalam peningkatan kualitas dan kesejahteraan
guru madrasah.
Pasal 9
Organisasi PGM Indonesia memiliki fungsi :
1. Memotivasi guru madrasah dalam peningkatan proses
pembelajaran.
2. Memusyawarahkan, memperjuangkan aspirasi anggota dalam
dunia pendidikan.
3. Membangun jaringan, koordinasi dan komunikasi secara vertikal
dan horizontal.
BAB III
TUGAS POKOK
Pasal 10
PGM Indonesia memiliki tugas pokok :
1. Melaksanakan pertemuan dan kegiatan secara berkesinambungan.
2. Berperan aktif dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas
pendidikan.
3. Mengembangkan organisasi PGM Indonesia sebagai sarana dalam
membina persatuan dan kesatuan.
4. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan guru madrasah.
BAB IV
KEDAULATAN DAN PERMUSYAWARATAN
Pasal 11
Kedaulatan berada ditangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya
melalui permusyawaratan didalam organisasi PGM Indonesia.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 13
Anggota PGM Indonesia terdiri dari:
1. Anggota Biasa, adalah seluruh Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.
2. Anggota Luar Biasa, adalah tokoh pendidikan, tokoh masyarakat,
guru Raudhatul Athfal, guru Madrasah Diniyah, dan guru Pondok
Pesantren yang ditetapkan oleh PGM Indonesia.
Pasal 14
Anggota PGM Indonesia memiliki hak:
1. Berbicara, mengeluarkan pendapat, mengajukan saran dan usul.
2. Memilih dan dipilih menjadi ketua umum maupun pengurus PGM
Indonesia.
3. Mendapat perlindungan profesi.
Pasal 15
Setiap anggota berkewajiban:
1. Menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan organisasi PGM
Indonesia.
2. Mematuhi dan melaksanakan AD dan ART PGM Indonesia.
3. Aktif, kreatif, inovatif dalam melaksanakan program organisasi.
Pasal 16
1. Untuk PGM Indonesia Tingkat Nasional
a. Sebutan untuk PGM Indonesia Tingkat Nasional adalah Dewan
Pengurus Pusat Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia
disingkat DPP PGM Indonesia.
b. Masa bakti kepengurusan selama 5 (lima) tahun dan dapat
dipilih kembali untuk satu masa bakti berikutnya.
5. Pelantikan Pengurus
a. DPP PGM Indonesia dilantik oleh MUNAS.
b. DPW PGM Indonesia dilantik oleh DPP PGM Indonesia.
c. DPD PGM Indonesia dilantik oleh DPW PGM Indonesia.
d. DPC PGM Indonesia dilantik oleh DPD PGM Indonesia.
Pasal 18
Dewan Penasehat PGM Indonesia terdiri dari ilmuan dan praktisi
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan organisasi sesuai
dengan tingkatannya.
Pasal 19
Dewan Kehormatan PGM Indonesia terdiri dari ilmuan dan praktisi
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan organisasi sesuai
BAB VII
KEUANGAN
Pasal 21
Keuangan organisasi PGM Indonesia diperoleh dari :
1. Iuran anggota.
2. Infak, Shadaqah, Zakat, Hibah dan bantuan lain yang tidak
mengikat.
3. Usaha lain yang sah dan halal.
BAB VIII
ATRIBUT
Pasal 22
PGM Indonesia memiliki lambang, hymne dan mars PGM Indonesia
serta seragam lain-lain yang sesuai dengan motto perjuangan
Pendidikan Islam.
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 23
Perubahan Anggaran Dasar organisasi PGM Indonesia hanya dapat
dilakukan melalui Musyawarah Nasional.
Pasal 24
Pembubaran organisasi PGM Indonesia hanya dapat dilakukan
melalui Musyawarah Luar Biasa yang khusus diadakan untuk hal
tersebut.
BAB X
PENUTUP
Pasal 24
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga atau peraturan lain yang berlaku dalam
organisasi PGM Indonesia.
PIMPINAN SIDANG
1. Badrudin
2. Shodik Murdiono
3. Ade Poniman
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Anggota PGM Indonesia terdiri dari:
1. Anggota Biasa, adalah seluruh guru Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.
2. Anggota Luar Biasa, adalah tokoh pendidikan, tokoh masyarakat,
guru Raudhatul Athfal, guru Madrasah Diniyah, dan guru Pondok
Pesantren yang ditetapkan oleh PGM Indonesia.
3. Ketentuan dan tata cara penerimaan dan berakhirnya keanggotaan
diatur dalam peraturan organisasi PGM Indonesia.
Pasal 2
Setiap anggota biasa memiliki hak :
1. Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
2. Mengajukan saran dan usul serta mengeluarkan pendapat
berkaitan dengan kepentingan PGM Indonesia.
3. Memilih dan dipilih menjadi pengurus PGM Indonesia serta
memiliki hak suara.
4. Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan profesi,
pelatihan dan bimbingan organisasi.
Pasal 3
Setiap anggota biasa memiliki kewajiban :
1. Menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan organisasi.
2. Mematuhi dan menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
3. Mengikuti dan menghadiri pertemuan rutin dan luar biasa yang
diadakan oleh organisasi PGM Indonesia.
4. Aktif, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan program organisasi.
Pasal 4
Setiap anggota kehormatan hanya memiliki hak bicara.
BAB II
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 6
1. Musyawarah terdiri dari :
a. Musyawarah Nasional ditingkat Nasional disingkat MUNAS.
b. MUNAS dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali.
c. Musyawarah Wilayah ditingkat Provinsi disingkat MUSWIL.
d. MUSWIL dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali.
e. Musyawarah Daerah ditingkat Kabupaten/Kota disingkat
MUSDA.
f. MUSDA dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali.
g. Musyawarah Cabang ditingkat Kecamatan disingkat MUSCAB.
h. MUSCAB dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali.
i. Musyawarah Luar Biasa disingkat MUSLUB.
Pasal 7
Rapat-rapat terdiri dari :
1. PGM Indonesia Tingkat Nasional
a. Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS diadakan
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu masa bakti
kepengurusan.
b. RAKERNAS dihadiri oleh : Pembina, Penasehat, Dewan
Kehormatan, Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan Peninjau
yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
2. PGM Indonesia Tingkat Wilayah
a. Rapat Kerja Wilayah yang disingkat RAKERWIL diadakan
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu masa bakti
kerpengurusan.
b. RAKERWIL dihadiri oleh : Pembina, Penasehat, Dewan
Kehormatan, Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah dan Peninjau
yang ditetapkan oleh Pengurus Wilayah.
3. PGM Indonesia Tingkat Kabupaten/Kota
a. Rapat Kerja Daerah yang disingkat RAKERDA diadakan
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu masa bakti
kepengurusan.
b. RAKERDA dihadiri oleh : Pembina, Penasehat, Dewan
Kehormatan, Pengurus Daerah, Pengurus Cabang dan Peninjau
yang ditetapkan oleh Pengurus Daerah.
Pasal 8
Peserta musyawarah dan rapat-rapat memiliki hak :
1. hak bicara, yaitu hak untuk menyampaikan pendapat, usulan,
tanggapan, kritik dan saran.
2. hak suara, yaitu hak untuk mengambil keputusan.
BAB III
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 9
Kuorum dan pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-
rapat sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, pasal 7 dan pasal 8 adalah
apabila dihadiri oleh ½ (setengah) ditambah satu dari peserta yang
hadir.
Pasal 10
Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat
organisasi PGM Indonesia diupayakan melalui musyawarah dan
mufakat, dan apabila melalui musyawarah dan mufakat tidak tercapai
keputusan, maka pengambilan keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak.
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 11
(1) Dewan Pengurus Pusat PGM Indonesia terdiri dari:
1. Ketua Umum
2. Tujuh orang Ketua
3. Sekretaris Jenderal
4. Tujuh orang Sekretaris
5. Bendahara Umum
Pasal 12
Organisasi PGM Indonesia memiliki Dewan Pembina, yang terdiri
dari:
1. Untuk Dewan Pengurus Pusat PGM Indonesia:
a. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia
b. Menteri Agama Republik Indonesia
c. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
d. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
e. Ketua Umum DPP Majelis Ulama Indonesia
Pasal 13
Dewan Penasehat PGM Indonesia terdiri dari ilmuan dan praktisi
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan organisasi sesuai
dengan tingkatannya.
Pasal 14
Dewan Kehormatan PGM Indonesia terdiri dari ilmuan dan praktisi
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan organisasi sesuai
dengan tingkatannya dengan tugas utama untuk menegakan Kode
Etik Guru.
Pasal 15
(1) Pengurus PGM Indonesia memiliki wewenang :
a. Menentukan kebijakan sesuai dengan AD dan ART, keputusan
dan peraturan organisasi ditingkat organisasi masing-masing.
b. Dalam menjalankan kebijakannya pengurus merupakan badan
pelaksana yang bersifat kolektif.
c. Bila dianggap perlu dapat mengangkat tenaga sekretariat
sebagai pelaksana administrasi persuratan.
Pasal 16
PGM Indonesia memiliki organisasi fungsional sebagai mitra
pelaksanaan program kerja.
BAB V
KEUANGAN
Pasal 17
BAB VI
ATRIBUT
Pasal 18
(1) PGM Indonesia memiliki atribut antara lain :
a. lambang
b. bendera
c. mars PGM Indonesia
d. seragam PGM Indonesia
(2) Lambang PGM Indonesia digunakan untuk membuat bendera,
lencana, cinderamata, batik, papan nama dan benda lain yang
menunjukan identitas organisasi.
(3) Bentuk, warna, pengertian dan tata cara penggunaan atribut diatur
lebih lanjut dalam peraturan organisasi PGM Indonesia.
BAB VII
PENYEMPURNAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 19
Penyempurnaan ART dalam keadaan mendesak dapat dilakukan oleh
rapat kerja khusus yang selanjutnya dipertanggungjawabkan dalam
MUNAS.
BAB X
PENUTUP
Pasal 20
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini
diatur dalam Keputusan dan Peraturan Organisasi PGM Indonesia.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
PIMPINAN SIDANG
1. Badrudin
2. Shodik Murdiono
3. Ade Poniman
I. VISI PGM
”TERWUJUDNYA GURU MADRASAH YANG BERKUALITAS,
SEJAHTERA DAN BERMARTABAT”
1. Ketua Umum
a. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan program kegiatan PGM
Indonesia baik yang bersifat intern maupun ekstern organisasi
b. Penanggungjawab umum dan koordinator umum dalam
pelaksanaan tugas-tugas intern maupun ekstern organisasi
PGM Indonesia
c. Mengerahkan segenap potensi pengurus terhadap pelaksanaan
program kegiatan dan pengembangan organisasi
d. Mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan dengan tetap
mempertimbangkan saran dan pendapat pengurus PGM
Indonesia
e. Bertindak untuk dan atas nama PGM Indonesia menyangkut
pelaksanaan kebijaksanaan organisasi dan program kegiatan
baik yang intern maupun ekstern organisasi dan berwenang
mendelegasikan tugas-tugasnya kepada pengurus lain dengan
tetap memperhatikan tugas pokok dan fungsi pengurus.
3. Sekretaris Jenderal
a. Memimpin dan mengkoordinir kegiatan sehari-hari sekretariat
DPP PGM Indonesia
b. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada ketua
umum dan para ketua untuk menunjang pelaksanaan tujuan
dan usaha serta program-program PGM Indonesia
c. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengembangan dan
pengawasan sistem manajemen administrasi organisasi secara
efektif dan efisien
d. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan program
dan kegiatan divisi dan lembaga
5. Bendahara Umum
a. bendahara umum dalam melaksanakan tugasnya berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada ketua umum
b. membantu ketua umum dalam rangka mengkoordinir
pengelolaan dan pengadaan keuangan pada tingkat intern dan
ekstern organisasi secara umum
c. menggali, mengumpulkan dan mengelola secara kreatif sumber
dana baik dari anggota, pemerintah, swasta untuk pembiayaan
kegiatan organisasi selama satu periode kepengurusan
d. melaporkan situasi keuangan secara berkala per semester (enam
bulan)
e. bersama ketua umum dan sekretaris umum menyusun dan
merencanakan anggaran pendapatan dan belanja rutin serta
anggaran pengembangan program kegiatan.
f. Melakukan koordinasi, pembinaan, pengembangan dan
pengawasan sistem manajemen keuangan organisasi secara
efektif dan efisien.
6. Bendahara-bendahara
a. mewakili bendahara umum bila berhalangan dalam
melaksanakan tugasnya dan bertanggungjawab kepada
bendahara umum
b. bendahara I : membantu bendahara umum dalam hal
pembinaan dan pengembangan sistem manajemen keuangan
organisasi secara efektif dan efisien
c. bendahara II : membantu bendahara umum dalam rangka
mengkoordinir pengelolaan dan pengadaan keuangan pada
tingkat intern dan ekstern organisasi PGM Indonesia secara
umum.
6. Departemen:
E. KESEKRETARIATAN
a. Sekretariat PGM Indonesia berkedudukan dimana Dewan
Pengurus PGM berkantor, yang merupakan pusat pengendalian
seluruh aktifitas PGM Indonesia dibidang administrasi umum
(Kesekretariatan) dan kebendaharaan serta kegiatan divisi/bidang
b. Pimpinan Sekretariat :
a. yang bertanggungjawab dan memimpin sekretariat adalah
sekretaris umum dibantu oleh para sekretaris
b. pimpinan sekretariat bertanggungjawab dan bertugas
melaksanakan dan mengelola, mengkompilasi, merumuskan
konsep dan melaporkan seluruh rangkaian dan hasil kegiatan
serta keputusan setiap musyawarah yang diadakan PGM
Indonesia
c. Surat-surat resmi PGM Indonesia menggunakan Kop Surat
d. Pengurus yang boleh menggunakan surat, kop surat,
menandatangani surat dan stempel adalah unsur ketua dan unsur
sekretaris dengan sepengetahuan dan seijin ketua umum dan
sekretaris umum.
F. KEUANGAN
1. Keuangan PGM Indonesia bersifat sentralistis
2. Bendahara mempunyai kewenangan mengelola keuangan secara
profesional dan teradministrasikan dengan rapi
3. Pemasukan dan pengeluaran keuangan harus diketahui oleh ketua
umum
4. Bendahara harus melaporkan kondisi keuangan setiap satu
semester (enam bulan)
G. PERNYATAAN PENGURUS
1. Pernyataan pengurus yang bersifat politis yang membawa dampak
bagi organisasi PGM Indonesia harus dibahas dan disetujui oleh
musyawarah, serendah-rendahnya rapat pengurus harian
2. Pernyataan yang bersifat politis hanya boleh disampaikan oleh
ketua umum atau orang yang ditunjuk oleh ketua umum
H. TATA KERJA
1. Dalam melaksanakan tugasnya setiap pengurus wajib menerapkan
prinsip koordinasi dan sinkronisasi
3. Kelengkapan MUSWIL/Musda/Muscab
a. Pimpinan MUSWIL/MUSDA/MUSCAB
b. Pimpinan Sidang Sementara
c. Pimpinan Sidang
4. Persidangan
Setiap sidang dipimpin oleh pimpinan sidang dan untuk sidang
pertama dipimpin oleh pimpinan sidang sementara (SC/Panitia
Pengarah) dan untuk sidang berikutnya dipimpin oleh pimpinan
sidang yang terdiri dari :
a. MUSWIL
* 1 orang unsur DPP
* 1 orang unsur panitia
* 1 orang unsur peserta
b. MUSDA (Kabupaten/Kota)
* 1 orang unsur DPW
* 1 orang unsur Panitia
* 1 orang unsur Peserta
c. MUSCAB (Kecamatan)
* 1 orang unsur DPD
* 1 arang unsur Panitia
* 1 orang unsur Peserta
6. Pemilihan Pengurus
1. Pemilihan pengurus dilakukan melalui proses pemilihan
ketua umum yang sekaligus menjadi ketua tim formatur
2. Tim Formatur terdiri dari :
A. MUSWIL:
(27 Desember 2007 – 24 Juli 2008) (24 Juli 2008 – 27 Desember 2012)
B. ISI LAMBANG
C. WARNA LAMBANG
E. PENGGUNAAN LAMBANG
Ditetapkan di : Jakarta
A. Pengertian
Surat organisasi PGM Indonesia adalah alat komunikasi tertulis
untuk menyampaikan dan menerima informasi dari dan kepada pihak
lain baik perorangan/organisasi maupun dinas yang dibuat oleh dan
atau ditujukan kepada PGM Indonesia.
011-A/SB-PGM.INDONESIA.01.05/II/2010
Keterangan :
011 : Nomor urut surat, sesuai dengan agenda surat keluar
A : Surat yang bersifat internal
SB : Kode jenis surat (surat biasa)
PGM.INDONESIA : Menunjukan nama organisasi yang
mengeluarkan surat
01 : Nomor kode DPW PGM Indonesia Provinsi Jawa Barat
05 : Nomor kode DPD PGM Indonesia Kabupaten Bogor
022-B/SB-PGM.INDONESIA.01.04.03/III/2010
Keterangan :
022 : Nomor urut surat, sesuai dengan agenda surat keluar
B : Surat yang bersifat eksternal
SB : Kode jenis surat (surat biasa)
PGM.INDONESIA : Menunjukan organisasi yang
mengeluarkan surat
01 : Nomor kode DPW PGM Indonesia Jabar
04 : Nomor Kode DPD PGM Indonesia Kota Depok
03 : Nomor Kode DPC PGM Indonesia Kecamatan
Sukmajaya
III : Menunjukan bulan Maret (angka romawi), ketika
pembuatan surat
2010 : Menunjukan tahun (masehi), ketika pembuatan surat
Kop Surat
====================================================================
h. Bentuk Surat
-----------
---------------
-------- ---------
------
------
------------------------
-----------------------------
i. -----------------------------
Ste
j. -----------------------
k.--------
----------- ----------
Catatan :
- Ukuran stempel 4 cm
- Warna tinta stempel hijau tua
Contoh NTA :
0102.01.02.00100
Keterangan :
PIMPINAN SIDANG
1. Badrudin
2. Shodik Murdiono
3. Ade Poniman
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan mengharap Ridho Allah SWT, Musyawarah Nasional II
Persatuan Guru Madrasah,
Menimbang : bahwa untuk menjamin kelancaran dan ketertiban
penyelenggaraan Musyawarah Nasional II Persatuan
Guru Madrasah yang disingkat MUNAS II PGM
dipandang perlu menetapkan hasil siding Komisi B
yang membahas tentang Kerangka Program Kerja
Persatuan Guru Madrasah Persatuan Guru Madrasah.
Mengingat : 3. Anggaran Dasar Persatuan Guru Madrasah
4. Anggaran Rumah Tangga Persatuan Guru Madrasah
Memperhatikan : Keputusan Sidang Pleno III MUNAS II PGM pada
tanggal 27 Desember 2012 di Jakarta.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : HASIL SIDANG KOMISI B: KERANGKA PROGRAM
KERJA PERKUMPULAN GURU MADRASAH
INDONESIA
Pasal 1
Menetapkan Hasil Sidang Komisi B yang membahas tentang Kerangka
Program Kerja Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia.
Pasal 2
Mengamanahkan kepada seluruh jenjang kepengurusan PGM
Indonesia untuk melaksanakan ketetapan ini dan melakukan
penyempurnaan terhadap semua peraturan dibawahnya sesuai
dengan ketetapan ini.
Pasal 3
Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
4. Badrudin
5. Shodik Murdiono
6. Ade Poniman
A. PENDAHULUAN
B. DASAR
C. TUJUAN
E. PROGRAM UNGGULAN
PIMPINAN SIDANG
1. Badrudin
2. Shodik Murdiono
3. Ade Poniman
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan mengharap Ridho Allah SWT, Musyawarah Nasional II
Persatuan Guru Madrasah,
Menimbang : bahwa untuk menjamin kelancaran dan ketertiban
penyelenggaraan Musyawarah Nasional II Persatuan
Guru Madrasah yang disingkat MUNAS II PGM
dipandang perlu menetapkan hasil siding Komisi C
yang membahas tentang Kriteria dan Tata Cara
Pemilihan Ketua Umum dan Pengurus DPP PGM Masa
Bakti 2012-2017.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Persatuan Guru Madrasah
2. Anggaran Rumah Tangga Persatuan Guru Madrasah
Memperhatikan : Keputusan Sidang Pleno III MUNAS II PGM pada
tanggal 27 Desember 2012 di Jakarta.
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menetapkan Hasil Sidang Komisi C yang membahas tentang Kriteria
dan Tata Cara Pemilihan Ketua Umum dan Pengurus DPP PGM Masa
Bakti 2012-2017.
Pasal 2
Mengamanahkan kepada seluruh jenjang kepengurusan PGM untuk
melaksanakan ketetapan ini dan melakukan penyempurnaan terhadap
semua peraturan dibawahnya sesuai dengan ketetapan ini.
Pasal 3
Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan .
PIMPINAN SIDANG
1. Badrudin
2. Shodik Murdiono
3. Ade Poniman
C. PENUTUP
Kriteria dan tata cara pemilihan ketua umum DPP PGM Masa Bakti
2012-2017 ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
PIMPINAN SIDANG
1. Badrudin
2. Shodik Murdiono
3. Ade Poniman
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan mengharap Ridho Allah SWT, Musyawarah Nasional II
Persatuan Guru Madrasah,
Menimbang : bahwa untuk menjamin kelancaran dan ketertiban
penyelenggaraan Musyawarah Nasional II Persatuan
Guru Madrasah yang disingkat MUNAS II PGM
dipandang perlu menetapkan hasil siding Komisi D
yang membahas tentang Rekomendasi MUNAS II PGM.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Persatuan Guru Madrasah
2. Anggaran Rumah Tangga Persatuan Guru Madrasah
Memperhatikan : Keputusan Sidang Pleno III MUNAS II PGM pada
tanggal 27 Desember 2012 di Jakarta
MEMUTUSKAN
Menetapkan : HASIL SIDANG KOMISI D: REKOMENDASI MUNAS
II PGM.
Pasal 1
Menetapkan Hasil Sidang Komisi D yang membahas tentang
Rekomendasi MUNAS II PGM.
Pasal 2
Mengamanahkan kepada seluruh jenjang kepengurusan PGM untuk
melaksanakan ketetapan ini dan melakukan penyempurnaan terhadap
semua peraturan dibawahnya sesuai dengan ketetapan ini.
Pasal 3
Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan .
Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal : 27 Desember 2012
PIMPINAN SIDANG
1. Badrudin
2. Shodik Murdiono
3. Ade Poniman
A. INTERNAL ORGANISASI
1. Melakukan kajian-kajian kritis terhadap berbagai masalah yang
dihadapi guru-guru madrasah.
2. Memaksimalkan potensi ekonomi yang dimiliki organisasi.
3. Meningkatkan komunikasi dan silaturahim antar pengurus dan
antar pengurus dengan anggota.
4. Secepatnya membentuk DPW PGM se-Indonesia.
5. Sekretariat berkedudukan di ibu kota Negara.
6. Tidak ada dualism organisasi guru madrasah.
B. EKSTERNAL ORGANISASI
1. Menuntut dan meminta kepada pemerintah untuk
memperhatikan kesejahteraan guru madrasah.
2. Dalam konteks pembinaan, memohon kepada pemerintah
untuk memberikan dukungan kepada PGM Indonesia baik
moril maupun materil dengan mengalokasikan dana pembinaan
organisasi melalui APBN maupun APBD (Provinsi dan
Kabupaten/Kota).
3. Dalam konteks peningkatan kualitas pendidikan, mendorong
mendikbud untuk tidak berlaku diskriminatif terhadap
madrasah maupun guru madrasah.
4. Dalam konteks hubungan kemasyarakatan, mendorong PGM
untuk bekerjasama dengan organisasi lain baik negeri maupun
swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.
5. Mengajukan kepada pemerintah (Kemenag dan Kemendikbud,
KemenPAN, Kemendagri, dan BKN) untuk mengangkat guru
madrasah honorer menjadi PNS.
6. Menolak kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak
kepada madrasah.
1. Badrudin
2. Shodik Murdiono
3. Ade Poniman