Anda di halaman 1dari 28

Karil Karya (Karya Ilmiah) Manajemen UT 20152

PROGRAM APPRENTICE MENJADI SOLUSI MEMENUHI


KEBUTUHAN KARYAWAN TERLATIH UNTUK LAPANGAN MINYAK
DAN GAS DI PERUSAHAAN CONOCOPHILLIPS INDONESIA

Karya Tulis ini Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah
Teknik Menulis Karya Ilmiah

OLEH

NAMA: SUJANA

NIM: 018469526

sujanaadinata@Gmail.com

 
 

Jurusan Manajemen

UPBBJ Bandung

Universitas Terbuka

2015

 
 

ABSTRAK

            Program Magang (Apprentice
Program) di Conoco Phillips Indonesia adalah programpercepatan pengembangan
bagi lulusan universitas baru dengan latar belakang bisnis, petro-
teknis, atau teknik. Karyawan Magang dapat berpartisipasi dalam program
pengembangan satu tahun intensif yang dirancang untuk
mempertajam keterampilan teknis dan soft skill dan mempersiapkannya untuk
menjadi seorang karyawan Conoco Phillips yang terlatih dan kompetitifsecara
global. Program termasuk on the job training, pelatihan kelas, pengalaman
praktis, dancoaching & mentoring oleh rekan-rekan yang berpengalaman.

            Kinerja semua murid ini terus dievaluasi dan dinilai. Setelah berhasil


menyelesaikanProgram Magang (Apprentice), kandidat akan menjadi seorang
karyawan ConocoPhillipsIndonesia dan dapat memiliki peluang masa
depan diunit bisnis global lainnya.

Kata Kunci: Program, Karyawan,


Terlatih.                                                                       

 
 

I. PENDAHULUAN

            Dalam menjaga eksistensi suatu perusahaan salah satu yang diperlukan


yaitu adanya Sumber Daya Manusia berkualitas. Karena ditangan merekalah suatu
perusahaan dapat berjalan dengan baik atau sebaliknya. Peran Sumber Daya
Manusia dalam organisasi bisnis mempunyai arti yang sama pentingnya dengan
kegiatan usaha itu sendiri (Lertputtarak, 2012).

            Magang (Apprenticeship Training) adalah suatu pembekalan pegawai baru


dengan cara belajar langsung dengan senior dan diawasi oleh para pakar atau
ahlinya. Untuk mendapatkan skill yang sama dengan masternya dibutuhkan waktu
yang relatif cukup lama.  (Magang /Apprenticeship Training adalah salah satu dari
9 metode pelatihan,  Refferensi Seri Diktat Kuliah Manajemen Sumber Daya
Manusia, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara Medan )

            PT Conoco Phillips Indonesia adalah perusahaan swasta asing yang


bergerak di bidang gas dan minyak bumi dimana perusahaan ini adalah
perusahaan merger dari Conoco, Gulf dan Phillips. Pada era
sebelum merger adalah PT Conoco Indonesia yang hanya menangani produksi
minyak mentah saja dan sedikit gas alam yang langsung di alirkan melalui pipa
bawah laut ke Singapore. Dalam pemenuhan tenaga kerja lepas pantai pada waktu
itu hasil proses magang dan menjadi karyawan Tird Party (kontraktor) dan setelah
melalui beberapa evaluasi kemudian menjadi karyawan tetap Conoco.

ConocoPhillips Indonesia selain mengadopsi semua karyawan perusahaan


sebelumnya (Conoco, Gulf dan Phillips) juga merekrut langsung karyawan yang
terlatih dan berpengalaman yang siap pakai untuk mengoperasikan lapangan–
lapangan produksi yang baru maupun yang lama.
Pada Periode tahun 2005 s/d 2007 di PT Conocophillips Indonesia banyak
karyawan yang resign  (ConocoPhillips Bulletin, Berta Kita: adisi 2, Maret
2007. “Karyawan Apprentice mampu negisi kekosongan posisi kosong dilapangan
produksi offshore dan onshore akibat banyak karyawan yang resigned.”) akibat
permintaan dari dalam negri sendiri dan nergara-negara penghasil minyak dan gas
di zajirah Arab  seperti Qatar, UEA, Quait Arab Saudi dan yang lainnya. Akibat
dari man power yang minim maka berdampak kepada menurunnya Key
Performance Indicator (KPI) produksi dan menimbulkan kenaikan Kehilangan
Kesempatan Produksi (Loss Production Opportunity). Manajemen berusaha
menahan karyawan supaya tidak keluar yaitu dengan memberi kompensasi
berupa retention bonus, bantuan kepemilikan rumah, tetapi semua itu hanya
mampu menahan tidak lebih dari 10 % dari jumlah karyawan yang
mengajukan resign.

A. PERMASALAHAN

1. Perusahaan kesuliatan mempertahankan karyawan yang kompeten dan


terlatih terutama di sector minyak dan gas proses dikarenakan pasar tenaga kerja
yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang ini bisa dibilang terbatas.
Perusahaan-perusahaan dibidang ini baik di dalam maupun luar negri cenderung
merekrut tenaga kerja yang berpengalaman dan siap pakai sehimgga terjadi
kompetisi dalam menjaring karyawan, otomatis karyawan dari suatu perusahaan
akan pindah ke perusahaan lainnya seperti halnya yang terjadi di perusahaan
Conocophillips Iindonesia pada periode itu.

Sesuai dengan hasil survey yang dibahas dalam sebuah seminar bertajuk “2012
Talent & Rewards Seminar” yang diselenggarakan oleh Towers Watson Indonesia,
perusahaan global professional services di Jakarta, Rabu (28/11/2012). Dari hasil
survey tersebut, sebagian besar perusahaan di Indonesia harus berjuang keras untuk
mendapatkan dan mempertahankan karyawan potensi tinggi (high potential) dan
memiliki keterampilan kritikal (critical skill) yang diperlukan untuk meningkatkan
daya saing global mereka. Persoalan mempertahankan (retaining) karyawan
menjadi tantangan di Indonesia. Buktinya 78% dari perusahaan mengaku kesulitan
untuk mempertahankan karyawan dengan keterampilan kritikal, sementara 74%
perusahaan menemukan kesulitan untuk mempertahankan karyawan dengan
potensi tinggi.

1. Menentukan metode perekrutan karyawan yang akan bertahan dan loyal


secara optimal untuk mengisi kekosongan posisi maupun untuk manajemen
perencanaan penyediaan tenaga kerja yang berkelanjutan diperusahaan
Conocophillips Indonesia.
Menurut Jackson& Mathis (2009: 237) menjelaskan sumber rekrutmen
karyawan perusahaan ada 3 cara yaitu:

1.  Perekrutan internal, melalui metode penarikan organisasi


dari basis data, pengumuman-pengumuman pekerjaan (job posting), promosi, dan
transfer menyediakan sistem yang memungkinkan karyawan yang ada untuk
berpindah pada pekerjaan lain. 
2. Perekrutan eksternal, melalui metode perekrutan di Perguruan Tinggi dan
Universitas, Agen pekerjaan, Bursa kerja dan Acara-acara khusus (open house).
3. Perekrutan internet,  perekrutan dilakukan dengan cara mengiklankan
lowongan pekerjaan pada sebuah layanan papan bulletin dari mana pelamar-
pelamar prospektif kemudian akan menghubungi organisasi dan mengirimkan
lamaran-lamaran melalui surat elektronik (e-mail)
 

A. TANTANGAN MEMASTIKAN KESEDIAAN KARYAWAN


Industri energi hari ini menghadapi dua tantangan utama:  Merekrut tenaga
kerja terampil yang siap untuk melakukan bisnis secara global dan
menyediakan lingkungan kerja yang menarik, mengembangkan dan
mempertahankan karyawan berkinerja tinggi.
Keberhasilan ConocoPhillips yang berkelanjutan berpusat pada memastikan
bahwa perusahaan memiliki tenaga kerja global yang kuat yang dapat
memberikan kontribusi keterampilan yang tepat di tempat yang benar untuk
mencapai tujuan strategis perusahaan. Seperti banyak profesional yang
berpengalaman mendekati usia pensiun, manajemen dihadapkan pada
tantangan dan kesempatan  untuk menarik bakat baru untuk organisasi
perusahaan.

Semua karyawan baru di semua tingkat pengalaman disediakan dengan


program pelatihan dan pengembangan yang dirancang untuk
mengoptimalkan karir mereka di ConocoPhillips. Tujuan manajemen adalah
untuk menarik puncak kinerja karyawan ke lingkungan pertumbuhan yang
mendukung dan mempertahankan orang-orang dengan pekerjaan yang
menantang dan memuaskan yang memenuhi tujuan dan melebihi harapan
mereka.

Karyawan dapat menyadari potensi pertumbuhan tak terbatas di


ConocoPhillips. Budaya inovatif perusahaan menekankan pengembangan
pribadi dan profesional lanjutan yang memperkaya bakat, membentang
cakrawala dan bergerak maju dengan karir. Program-program ini bervariasi
di lokasi perusahaan di seluruh dunia.

Dari hasil analisa maka manajemen dari beberapa departemen (HRD,


Operasi, Enginering, Maintenance, dan yang lainnya) melakukan sapari
rekrutmen magang ke beberapa politeknik dan universitas di Bandung,
Malang, Palembang. Dari hasil seleksi kemudian sebagian untuk kebutuhan
Operasi dan Maintenance di latih di balai pelatihan minyak dan gas bumi di
Cepu selama 6 bulan, kemudian diterjunkan ke lapangan sebagai tenaga
magang atau Apprentice, setelah melalui beberapa evaluasi kandidat menjadi
karyawan permanen. Sementara kebutuhan di departemen lain yang
berkedudukan dikantor pusat yang merekrut lulusan S1 dan S2 langsung
magang didepartemen masing.masing.

 
B. PROGRAM MAGANG (Apprentice Program)

Magang atau Apprenticeship adalah sebuah sistem pelatihan generasi baru


bagi para praktisi bidang keahlian tertentu. Apprentices (saat ini lebih
dikenal dengan sebutanprentices) atau protégés membangun karir mereka
melalui apprenticeship. Sebagian besar pelatihan ini dilakukan sambil
bekerja di sebuah institusi/ perusahaan yang memberikan kesempatan
pada prentices untuk memperdalam keahlian mereka dan meningkatkan
“nilai jual diri” mereka setelah mereka dinilai ‘ahli’ dalam bidang tersebut.
Pendidikan teoritis juga dapat disisipkan dalam kegiatan ini secara informal
melalui tempat kerja mereka atau dengan mengikuti “sekolah vokasi “,
sementara prentices tetap mendapatkan bayaran dari institusi tersebut

Masalah magang telah diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003


tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 21 – 30. Dan lebih spesifiknya diatur
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Per.22/Men/IX/2009
tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri. Dalam Peraturan Menteri
tersebut, Pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang
diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau
pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di
perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu

Seperti dikemukakan oleh Handoko (1997, p. 53) Perencanaan sumber daya


manusia atau perencanaan tenaga kerja merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan
pada organisasi di waktu yang akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi dimana organisasi
sangat menbutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM). Begitu juga ConocoPhillips
Indonesiadalam melakukan perencanaan Sumber Daya Manusia ialah dengan
melakukan strategi penyediaan tenaga terampil untuk mengantisipasi permintaan
tenaga kerja dilingkungan organisasi mutlak dilakukan yaitu dengan metoda
program magang atau yang disebut Apprentice Progam.

ConocoPhillips Indonesia mempekerjakan sejumlah besar karyawan-


karyawan permanen berasal dari Program Magang atau Apprentice
Program. Strategi perencanaan tenaga kerja perusahaan meliputi secara aktif
meningkatkan minat mahasiswa melalui pererekrutan di perguruan tinggi, program
magang yang kuat, dukungan beasiswa dan fokus pada perkembangan awal karir.
Perusahaan juga memiliki program-program aktif dan membangun hubungan
dengan universitas yang dipilih di mana perusahaan merekrut siswa untuk
keragaman peluang.

Program Magang (Apprentice program) di ConocoPhillips Indonesia adalah


program percepatan membangun lulusan universitas baru dengan latar belakang
petro teknis/ bisnis.Aprentee akan berpartisipasi dalam program pengembangan
intensif selama 1 tahun yang akan mempertajam kemampuan teknis dan soft
skill untuk mempersiapkan aprentee untuk menjadi karyawan ConocoPhillips yang
kompetitif secara global. Program termasuk on the job training, pelatihan kelas,
dan pengalaman praktis, pelatihan dan mentoring oleh personel yang
berpengalaman. Setelah berhasil menyelesaikan program, Karyawan Magang akan
menjadi karyawan ConocoPhillips Indonesia dan juga akan memiliki peluang masa
depan di unit usaha lain ConocoPhillips secara global.

1. Lulusan dan Peserta Magang (Apprentice)

Program Magang di ConocoPhillips Indonesia adalah program percepatan


pengembangan untuk lulusan universitas baru dengan latar belakang bisnis, petro-
teknis, atau latar belakang teknik.

Sebagai tenaga kerja magang (Apprentee) dapat berpartisipasi dalam


program pengembangan satu tahun intensif yang dirancang untuk mempertajam
ketrampilan teknis dansoft skillserta mempersiapkan untuk menjadi karyawan
ConocoPhillips yang kompetitif secara global.Program termasuk on the job
training, pelatihan kelas, pengalaman praktis, dan coaching and mentoring oleh
rekan-rekan yang berpengalaman.

Kinerja semua murid ini terus dievaluasi dan dinilai. Setelah berhasil
menyelesaikan Program Magang, siswa akan menjadi seorang karyawan
ConocoPhillips Indonesia dan dapat memiliki peluang masa depan di unit bisnis
global lainnya

1. Program Magang Bisnis (Business Apprentice)

ConocoPhillips Indonesia Business Apprentice Programdiciptakan


mengidentifikasi, menarik, mengembangkan dan mempertahankan konsistensi
yang memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pemimpin masa depan di
perusahaan

Ini adalah program yang sangat kompetitif yang akan mengekspos siswa
pada kesempatan saat ini dan mempersiapkan untuk tantangan masa depan.
Cakupan program meliputi kelompok pendukung hulu (Upstream Support Group)
ConocoPhillips dan berfokus pada bagaimana bisnis perusahaan memenuhi
persyaratan dari semua pemangku kepentingan, termasuk investor, karyawan,
pelanggan, vendor dan masyarakat lokal.

Secara khusus, program ini memberikan magang bisnis dengan kesempatan


untuk mendapatkan dan menunjukkan karakteristik positif berikut:

 Kesadaran Komersial
 Komunikasi Efektif
 Inovasi dan Kreativitas
 Kepemimpinan
 Keterampilan Pribadi dan Tim
 Perencanaan dan Pengorganisasian
 Analisis Masalah

Persyaratan untuk Magang Bisnis:

Sarjana / Magister Akuntansi, Keuangan, Teknik Industri, Hukum, Manajemen,


Teknik Mesin, dan Pajak dengan IPK minimal 3, 30 dari 4, 00 skala atau 82,5 dari
100 skala.

1. Program MagangPetrotech (Petrotech Apprentice)

Program MagangPetrotech dirancang terutama untuk pengembangan awal


karirgeoscientistshulu dan engineeringyang sangat kompetitif, yang dapat tumbuh
menjadi puncak kinerja ahli teknis di ConocoPhillips Indonesia.

Apprentee focus dan inisiatif mempersiapkan tantangan saat ini dan peluang di


masa depan yang bergairah, termasuk belajar tentang kelompok pendukung hulu
(Upstream Support group) ConocoPhillips dan bagaimana bisnis perusahaan
memenuhi persyaratan dari semua pemangku kepentingan, termasuk investor,
karyawan, pelanggan, vendor dan masyarakat lokal.

Kompetensi siswaakan dipercepat melalui beberapa tugas yang berbeda, dengan


tujuan memperkuat keterampilan inti melalui bekerja pada proyek-proyek yang
signifikan dalam satu atau lebih di bidang berikut:

 Teknik Drilling
 Geologi dan Geofisika
 Operasi dan Teknik Excellence
 Produksi / Teknik Penyelesaian
 Proyek / Fasilitas Rekayasa
 Teknik Reservoir

Setiap siswa Petrotech Apprentice akan mendapat dukungan dari pelatih teknis dan


mentor, sambil mendapatkan pengalaman berharga dalam lingkungan tim yang
dinamis yang sangat kompetitif yang membutuhkan kiriman berkualitas tinggi
pada tenggat waktu yang ketat.

Persyaratan untuk Magang Petrotech:

Sarjana / Magister Teknik Kimia, Geologi, Geofisika, Teknik Mesin, dan Teknik
Perminyakan, dengan IPK minimal 3,20 dari 4,00 skala atau 80,00 dari 100 skala.

1. Program Magang Operasi (Operation Apprentice)

ConocoPhillips Indonesia memiliki kebutuhan perekrutan strategis bagi


operator yang berkualitas dan teknisi yang dapat mengembangkan bisnis
perusahaan ke masa depan. Operasi Program Magang dikembangkan justru untuk
tujuan ini.

ConocoPhillips Indonesia tertarik untuk mempekerjakan lulusan-lulusan baru


Diploma 3 (D3) dengan IPK 3,0 (atau lebih tinggi), keakraban dengan industri
minyak dan gas, dan keinginan untuk bergerak ke lokasi lapangan yang berbeda.
Peluang dalam Program Magang Operasi meliputi:

 Listrik, D3 - Electrical Engineers


 Instrumen / Sistem dan Elektronik Engineers, D3 - Instrumen Engineers
 Teknik, D3 - Insinyur Teknik
 Operator, D3 - Chemical Engineers
Persyaratan untuk Operasi Magang: Diploma 3 Teknik Kimia, Teknik Elektro,
Instrumen / Teknik

Elektronika, dan Teknik Mesin dengan IPK minimal 3,00 dari 4,00 skala atau 75 dari
100 skala.

A. BANYAK KARYAWAN RESIGN

Pengaruh nyata program ini sejak dimulai 22 tahun lalu oleh PT Conoco
Indonesia sebelum merger dengan Phillips dan Gulf menjadi ConocoPhillips
Indonesia di tahun 2000 dimana setelah  perubahan manajemen program Magang
ini sempat tidak dilakukan karena banyak mengadopsi karyawan peralihan dari PT
Gulf Indonesia  dan untuk memenuhi kekurangan karyawan untuk proyek- proyek
yang baru, tertuama proyek besar dilaut Natuna yaitu pembangunan Floating
Production and Storage Offloading (FPSO) yaitu sebuah fasilitas yang berbentuk
kapal besar dengan ukuran kurang lebih 300 M panjang dan 60 M lebar dimana
dibutuhkan bayak tenaga terampil dan berpengalaman untuk mengoperasikan
FPSO beserta pendukung lainya. Maka manajemen ConocoPhillips waktu itu
banyak merekrut langsung tenaga berpengalaman berasal dari perusahaan sejenis
di dalam negri maupun karyawan berpengalaman putra Indonesia yang mau
bergabung dari perusahaan minyak dan gas dari Negara Arab Qatar.

Keadaan stabil ini hanya berlangsung hingga tahun 2005 dimana proyek
FPSO baru berjalan satu tahun dan masih dalam sebagian percobaan dan sebagian
lagi dalam penyesuaian operasi disamping itu proyek pendukung lainnya  baru saja
dalam permulaan dan sebagian dalam perencanaan.

Pada saat itu permintaan tenaga kerja trampil dan berpengalan melonjak
sangat tinggi karena sedang booming proyek-proyek instalasi pengolahan gas dan
minyak yang ada di Indonesia sendiri dan di luar negri yaitu Arab Saudi, Qatar,
UEA, Quait, dan yang lainnya.Dimana mereka mengadakan safari perekrutan besar
besaran untuk menjaring tenaga kerja Indonesia ke Negara masing- masing.

Pada periode itulah ConocoPhillips Indonesia tidak luput dari efek tingginya
permintaan pasar tenaga kerja.

Dalam waktu yang relative singkat banyak karyawan yang keluar karena
persaingan upah dan fasilitas. Sehingga pemenuhan kebutuhan karyawan pengganti
tidak seimbang dan berjalan lambat sementara daftar karyawan yang sudah dan
mau pindah keperusahaan lain lebih banyak.

Akibat dari man power yang minim maka  berdampak kepada menurunnya KPI


produksi dan menimbulkan kenaikan Kehilangan Kesempatan Produksi (Loss
Production Opportunity).

Upaya manajemen Concophillips untuk membendung karyawan yang mau


keluar juga dilakukan yaitu dengan: memberikan Retaition Bonus semacam bonus
untuk tidak keluar pada periode tertentu, kalo tetap keluar pada periode itu, maka
karyawan harus mengembalikannya, dan Retaintion HOAP (Haosing Ownership
Allowance Program) semacam bantuan uang perumahan yang dicicil tiap bulan
umntuk jangka waktu yang lama, seandainya keluar maka karyawan harus
melunasi semuanya.

Ternyata dari keseluruhan karyawan lulusan Magang di masa Conoco Indonesia


90% tetap bertahan.

Dari fakta itu maka Manajemen Conocophillips Indonesia kembali mengadakan


rekrutmen melalui program Magangdengan beberapa perbaikan.

            Pada awal 2007 berhasil meluncurkan 40 personil lulusannya kebeberapa


lokasi kerja. Semenjak itu dari tahun ketahun kebutuhan karyawan bisa teratasi dan
bisnis proses mulai terlihat normal dan terkendalikan serta bisa dioftimumkan.
 

II. KESIMPULAN

Pemenuhan kebutuhan karyawan terampil dan berpengalaman dapat dipenuhi oleh


hasil program Magang (Apprentice program) yang terencana setiap tahun

Program Magang (Apprentice program) menghasilkan personil yang berkualitas


dan kinerja yang tinggi karena terseleksi dari akademik yang tinggi pula ditambah
training dan pelatihan selama jadi karyawan ConocoPhillips.

Karyawan hasil rekrutan program Magang (Apprentice program) mempunyai


loyalitas dan kontribusi tinggi serta  berkembang menjadi pemimpin di beberapa
lokasi fasilitas kerja onshore maupun offshore.

Oleh karena itu ConocoPhillips Indonesia komitmen terencana dan terprogram


melakukan rekrutmen tiap tahun dengan program Magang (Apprentice
program) sesuai hasil analisa kebutuhan karyawan.

III. DAFTAR PUSTAKA

 Adie E Yusuf Suwarno, Buku Materi Pokok Pengembangan SDM Edisi ke


1, 2011. Jakarta Penerbit Universitas Terbuka.
 Yun Iswanto dkk, Buku Materi Pokok ANALISIS KASUS BISNIS Edisi ke
1, Analisis Kasus Kompensasi Karyawan.Jakarta Penerbit Unversitas Terbuka.
 Yun Iswanto/ Adhie Yusuf, Buku Materi Pokok Manajemen Sumber Daya
Manusia Edisi ke 2, 2012 Jakarta Penerbit Universitas Terbuka.
 Web Site Resmi ConocoPhillips
Indonesia.http://careers.conocophillips.com/en/location/indonesia-careers/
 PENI HANDAYANI: Pengembangan Model Magang Mahasiswa Politeknik
yang Diarahkan pada Pencapaian Standar Kompetensi Jenjang KKNI untuk Profesi
Bidang Rekayasa. Disertasi. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas
Negeri Yogyakarta, 2013.
 SUBHAN MUNAFIS: Tugas Makalah PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN MOTIVASI Mata kuliah
MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA program pascasarjana program studi
Manajemen Universitas Ibn Khaldun Bogor 2014
 https://pvrpl3.wordpress.com/2010/10/06/magang-internship-atau-
apprenticeship/
 http://m.tribunnews.com/lifestyle/2014/11/25/survei-dua-dari-tiga-
karyawan-akan-resign-dalam-dua-tahun-ke-depan
 http://humancapitaljournal.com/perusahaan-indonesia-sulit-
mempertahankan-karyawan-kompeten/
 http://www.academia.edu/7550524/ANALISIS_EFEKTIVITAS_METODE
_REKRUTMEN_MELALUI_SOCIAL_MEDIA.

PENERAPAN TEKNIK TRANSFERENSI

“Studi Kasus Penerjemahan Teks Eksposisi yang Berjudul

 Go Green Today, Live To Greet Tomorrow ke Bahasa Indonesia”

IDA ROYANI

Nim :  016312384

idaroyani343@gmail.com
Program S1 Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka

ABSTRAK

    Teks eksposisi yang terdapat pada media online ataupun media cetak banyak kita temui
istilah-istilah yang susah untuk dicarikan padanannya pada bahasa sasaran (BSa). Untuk itu
diperlukan teknik penerjemahan guna mengatasi masalah tersebut. Sebelum menerapkan
teknik penerjemahan, kita harus tahu dulu  yang dimasksud dengan prosedur penerjemahan.
Yaitu, teknik penerjemahan yang mencakup  kalimat dan satuan-satuan bahasa yang lebih
kecil seperti klausa, frase, dan kata. Ada berbagai teori yang dikemukakan oleh beberapa pakar
tentang teknik penerjemahan baik teknik yang condong ke bahasa teks sumber (BSu)  ataupun
yang condong ke bahasa teks sasaran (BSa). Transferensi merupakan salah satu dari teknik
penerjemahan yang dikemukakan oleh  pakar penerjemah Newmark. Transferensi juga dikenal
dengan isltilah pungutan dari bahasa asing. Teknik ini diterapkan pada teks sasaran karena
terbatasnya kosa kata bahasa Indonesia, sulitnya pemadanan kata pada BSa, serta untuk
menghadirkan nuasa bahasa sumber  pada bahasa sasaran. Penerapan teknik ini pada teks
yang berjudul “Go Green Today, Greet Live for Tomorrow” merupakan penjabaran dari prinsip-
prinsip penerjemahan yakni, jelas, akurat, dan wajar. Kata- kata pungutan dari bahasa asing
tersebut  akan mengalami naturalisasi dengan mengalami perubahan fonologis dan morfologis.
Jadi, tidak menutup kemungkinan, kata pungutan dari bahasa asing tersebut lambat laun akan
dipungut dalam bahasa Indonesia.

Kata kunci : kata pungutan, transferensi, prosedur terjemahan, prinsip penerjemahan.

I. PENDAHULUAN

     1.1 Latar Belakang Penelitian


     Sebuah informasi bukan lagi menjadi suatu hal urgen, namun adalah hal krusial yang
dibutuhkan setiap individu pada saat ini. Informasi yang disampaikan media cetak dalam
bentuk teks eksposisi dari bahasa asing terkadang terdapat istilah-istilah yang kurang
begitu dipahami oleh pembaca. Hal ini akan mengakibatkan informasi yang disampaikan
pada teks sumber (TSu) tidak bisa diterima secara akurat oleh pembaca.
Untuk itu, peranan penerjemah sangat penting untuk menjembatani permasalahan tersebut.
Dengan berprinsip bahwa penerjemahan itu harus jelas, akurat, dan wajar penerjemahan
bukan hanya sekedar memadankan kata dari teks sumber (TSu) ke teks sasaran (TSa),
tetapi mengalihkan makna yang ada dalam TSu ke TSa.  Namun ada kalanya padanan kata
dalam teks sumber belum terdapat padanan kosa kata yang sesuai, karena itu beberapa
teori tentang teknik penerjemahan dikemukakan agar sasaran terjemahan mampu
memahami apa yang disampaikan oleh penerjemah. Salah satu teknik terjemahan tersebut
adalah penerapan teknik transferensi  ke dalam bahasa Indonesia.
      Dalam karya ilmiah ini, penulis berupaya untuk membahas dan memaparkan penerapan
teknik transferensi pada sebuah teks eksposisi yang berjudul “Go Green Today, Live Greet
Tomorrow” pada sebuah media online The Jakarta Post yang penulis pilih karena terdapat
kosa kata yang susah untuk dipadankan ke dalam bahasa Indonesia. Jika istilah-istilah
dalam bahasa sumber tersebut diterjemahkan secara harfiah maka kalimat tersebut tidak
bisa menjadi kalimat yang mempunyai makna utuh atau kolerasinya tidak ada. Untuk itu
diperlukan teknik penerjemahan tertentu guna mengatasi masalah tersebut.
Pemaparan masalah itu diharapkan dapat membantu pembaca karya tulis ilmiah (karil) ini
untuk mengkaji dan mendalami tentang penerjemahan transferensi.  
     1.2 Perumusan Masalah (Research Question)
 Melihat latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
1.       Apa penyebab digunakan teknik transferensi?
2.       Bagaimanakah penerapan teknik transerensi pada penerjemahan teks eksposisi dari
bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia?
     1.3 Tujuan Penelitian (Objective)
     Tujuan dari penelitian ini adalah  untuk mendalami, memahami, penggunaan dan
penerapan teknik transferensi  ketika menerjemahkan suatu teks.      
    
     1.4 Manfaat Translation Portfolio
     Manfaat translation portpolio ini antara lain:
    1. Manfaat teoritis bagi perkembangan teori terjemahan (termasuk teknik-
teknik penerjemahan) dan kajian penerjemahan (translation studies)  adalah diharapkan
bisa  saling melengkapi antara pendapat – pendapat dari berbagai sumber rujukan yang
telah ada.
    2. Manfaat praktis bagi kegiatan penerjemahan Inggris-Indonesia,
 -Bagi mahasiswa
1.       Penulisan karya ilmiah ini sebagai penerapan ilmu pengetahuantranslation yang pernah
penulis peroleh pada saat kuliah.
2.       Merupakan wujud penerapan dari salah satu tri dharma mahasiswa yakni, penelitian dan
pengembangan. Penelitian dipergurun tinggi tidak hanya diarahkan untuk penelitian terapan
saja, tetapi juga sekaligus melaksanakan penelitian ilmu-ilmu dasar yang manfaatnya baru
terasa penting artinya jauh dimasa yang akan datang.
 - Bagi masyarakat, agar masyarakat mengenal dunia penerjemahan. Diharapkan
masyarakat mengerti bahwa menerjemahkan teks itu bukan hanya sekedar mencari
padanan kata dalam BSa. Selain itu, karil ini dimaksudkan bisa menjadi referensi penulisan
karya ilmiah dan peneliti-peneliti  lain.

II.  TINJAUAN PUSTAKA
 
    2.1 Definisi teknik penerjemahan
      Menurut Newmark dalam Ordudary (2007:1) yang menyatakan: “[w]hile translation
methods relate to whole texts, translation procedures are used for sentences and the
smaller units of language”.  Selanjutnya Newmark (1988:45) telah mengelompokkan
metode-metode penerjemahan  ke dalam dua kelompok besar, atau yang dikenal
dengan diagram V. Empat metode pertama lebih ditekankan pada BSu, yaitu Word-for-
word translation, Literal translation, Faithful translation, dan Semantic translation dan
empat metode kedua lebih ditekankan pada BSa, Adaptation, Free translation,
Idiomatic translation, dan Communicative translation.
 Berbagai macam teknik penerjemahan yang telah dikemukakan oleh para pakar
penerjemah. Namun demikian tidak menutup kemungkinan akan muncul teknik baru yang
relevan dengan bahasa Indonesia  sebagai BSa ataupun BSu.

     2.2Jenis-jenis teknik terjemahan 


    Pembahasan mengenai teknik terjemahan menggunakan dua pendekatan yakni, teknik
penerjemahan yang pendekatannya condong  kepada BSu dan yang condong pada BSa.
TEKNIK PENERJEMAHAN
Condong pada Condong pada BSa
Bsu
1.       Transferensi 1.Naturalisasi
2.       Penerjemahan 2.Penerjemahan dengan kata umum
langsung 3.Penerjemahan tambahan
3.       Penerjemahan 4.Penerjemahan dengan penyulihan budaya
harfiah 5.Modulasi
4.       Calque 6.Penerjemahan resmi
5.       Foreignazation(Pe 7.Pemadanan
ngangsingan) Budaya                                                                                    8.Parafrasa              
                                                               9.Transposisi
    2.3 Teknik  penerjemahan transferensi.
     Pada pembahasan karil ini penulis akan  memaparkan tentang penerjemahan yang
menerapkan teknik transferensi untuk menerjemahkan teks eksposisi pada sebuah media
online yang berjudul “Go Green Today, Greet Live for Tomorrow”. Penerjemahan teknik
transferensi (New Mark. 1988), ada juga yang menyebutnya pungutan (borrowing),
translation using a loan word (Baker, 1992) penerjemahan dengan menggunakan kata
pinjaman, dan ada juga yang menyebutnya penerjemahan  penggunaan kata pungutan.
Prosedur ini dilakukan ketika penerjemah tidak mendapatkan solusi terhadap masalah
penerjemahan. Selain itu hal ini ditempuh untuk menghadirkan warna lokal TSu, menarik
minat pembaca, serta menciptakan keakraban antara pembaca dan teks yang dibacanya.

III. METODE PENELITIAN

       3.1 Metode
       Metode penelitian pada karya ilmiah ini adalah metode kualitatif yang didasarkan
pada analisis tekstual yang melibatkan teks sumber dan teks sasaran serta mengadopsi
salah satu model teoretis penerjemahan, yaitu model komparatif (comparative model)
dengan rumusan: TSu ≈ TSa, atau TSa ≈ TSu.
   3.2 Data Penelitian
    Data penelitian karya ilmiah ini adalah sebuah teks eksposisi  yang terdiri dari 670 kata,
berjudul “Go Gree Today, Live to Greet Tomorrow”. TSu penulis ambil dari media
online The Jakarta Post, pada artikel tersebut terdapat kosa kata atau istilah-istilah yang
jika dipadankan pada TSa hasil terjemahannya menjadi kalimat yang tidak berkolerasi atau
tidak mempunyai makna utuh.
    3.3 Pemrosesan Data
    Di sini teks sumber akan dibandingkan hasilnya dengan teks sasaran secara horizontal
(kesamping) dengan urutan sebagai berikut:
1.       Teks Sumber (TSu)
2.       Teks Sasaran (TSa)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

      Berikut adalah teks eksposisi yang berjudul  ‘Go Green Today, Live to Greet
Tomorrow’ yang penulis salin dari  media online The Jakarata Post  sebagai makalah
untuk membahas  penerapan teknik transferensi pada TSa. Penulis membagi TSu
menjadi 7 paragrap.
     Paragrap 1
TSu TSa
Go Green Today, Live to Greet Go Green Hari Ini, untuk Menyambut
Tomorrow Hidup Esok

Manusia hidup seolah-olah tidak ada hari


Mankind lives as if there is no tomorrow. esok. Itu tidak
That is not very startling. Likewise, terlalu mengejutkan.Demikian juga, tidak
unsurprisingly, tomorrow always comes. mengejutkan,besok selalu
However, it would be truly astonishing if datang. Namun, itu akanbenar-benar
tomorrow didn’t come. mengejutkan jika besoktidak kunjung
datang.

Hasil analisa penulis bahwa teks eksposisi tersebut bertujuan untuk menjelaskan
atau  memperdebatkan  masalah “Go Green” sebagai sebuah tema. Bagian yang digaris
bawahi adalah beberapa kosa kata yang diterjemahkan dengan menggunakan kata
pungutan dari bahasa asing. Misalnya pada judul teks, pada TSa yang berjudul “ Go Green
today, Live to  Great Tomorrow”, penulis tetap mempertahankan kata-kata yang terdapat
pada TSu: Go green  Hari  Ini, untuk Menyambut Hidup Esok” . Keputusan untuk memilih
prosedur terjemahan transferensi ini dilakukan karena penulis tidak mendapatkan solusi
terhadap permasalahan pemadanan kosa kata pada Bsa. Jika diterjemahkan secara harfiah
maka akan terjadi pergeseran makna dan akan kabur maksud dari TSu tersebut. Selain itu,
dengan menggunakan kata pungutan dari bahasa asing tersebut adalah untuk
menghadirkan warna lokal dari TSu dan menarik pembaca agar penasaran yang akhirnya
ingin membaca keseluruhan teks tersebut.

Paragrap 2
TSu TSa
This is not a philosophical issue but Ini bukan masalah filosofis tapi
an ecological one. Ever since the satuekologis. Sejak Revolusi
Industrial Revolution at least, man’s Industrisetidaknya, jangkauan ekonomi manusiatelah
economic reach didefinisikan - dan didefinisikan -oleh
has been defined — and defined — kemampuannya untukmengeksploitasi alam. Dengan
by his ability to exploit nature. bodohnya, dia telah percaya bahwa
Foolishly, he has believed that he is iamampu menguasai alam.
capable of mastery over nature.
Namun alam tidak pernah dapat dikuasai: hanya
But nature can never be mastered: it bisa dirampok. Dan alam cukup banyak
can only be robbed. And nature is untuk memaafkan -sampai kehabisan kesabaran sat
plentiful enough to be forgiving — till u hari dan melemparkan manusia kembali ke dalam
it runs out of patience one day and jurang waktu ekologis. Besok
throws man back into the abyss of menghilang selamanya.
ecological time. Tomorrow vanishes
forever.
 
Pada paragrap kedua tidak terdapat masalah pada penerjemahan. TSu bisa diterjemahkan
dengan baik ke TSa. Begitu juga  TSa mudah dipahami oleh pembaca dan berterima..

Paragrap 3
TSu TSa
The summit of world leaders in Rio Pertemuan puncak para pemimpin duniadi Rio
de Janeiro last month revisited that de Janeiro bulan
threat of human extinction
lalu ditinjau bahwa manusia  terancam punah ketika
when it urged us to treat our future
ini mendesak kita untuk menangani masa depan
— or lack of it — with some
kita - atau kurang dari itu -dengan
urgency. Eloquently and forcefully,
beberapa urgensi. Fasih dan
President Susilo Bambang
tegas, Presiden Susilo BambangYudhoyono meminta
Yudhoyono asked countries to
negara-negarauntuk beralih
switch from the greed economics
dari ekonomi keserakahanke Green.
to green.

Pada paragrap ketiga  :…to green  penulis menerapkan teknik penerjemahan transferensi


yakni, tetap menerjemahkan dengan ….ke green.  Selain untuk menghadirkan nuansa
yang ada pada bahasa sumber (BSu) kata ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran
(BSa) secara harfiah maka akan terlihat janggal dan mungkin lebih fatal lagi tidak
dimengerti oleh pembaca.
Paragrap 4
TSu TSa
He has some credibility to take the moral Dia memiliki beberapa kredibilitas untuk
and mengambil landasan moral yang tinggidan
ecological high ground because Indonesia ekologi karena Indonesia telah berdiri untuk
has stood for pro-environment policies kebijakan pro-lingkungansejak  menjadi
ever since it hosted the 2007 UN Climate tuan rumah 2007 Konferensi Iklim PBB
Conference in Bali. di Bali.

There are a number of reasons why Ada sejumlah


Indonesia’s Rio initiative should be. The alasan mengapa inisiatif Indonesia
exploitation of natural resources has Rio seharusnya. Eksploitasisumber daya
reached an unconscionable rate that may alam telah mencapaitingkat tidak
have exceeded the earth’s capacity to wajar yang mungkin telah
regenerate itself. Decades of carbon melebihi kapasitas bumi untukmeregenerasi
emissions have caused global warming sendiri. Puluhan tahunemisi karbon telah
and climate change. menyebabkanpemanasan
global dan perubahan iklim.
Pada paragrap kelima tidak terdapat masalah yang dibahas, TSa sudah berterima dan
pembaca mudah memahami apa yang disampaikan oleh penerjemah.
Paragrap 5
TSu TSa
Take Indonesia itself. The temperature Ambillah contoh Indonesia itu
here has risen by 0.3 degrees Celsius sendiri.Suhu di sini telah meningkat
since 1990, and this trend is expected to sebesar0,30C sejak tahun 1990, dan tren
continue. According to one assessment, inidiperkirakan akan terus
an increase in temperature by 2.0 berlanjut.Menurut salah
degrees Celsius could reduce the crop satu penilaian,peningkatan suhu sebesar
yield by 4.3 percent. That is a recipe for 2,0 derajatCelsius dapat mengurangi hasil
disaster in an agricultural country. panensebesar 4,3 persen. Itu adalah
resep untuk bencana di negara agraris.
Simultaneously, Indonesia is predicted to
have 2-3 percent more rainfall but fewer Bersamaan dengan
rainy days each year. This unnatural itu, Indonesiadiperkirakan memiliki 2-
combination will make its rural areas more 3 persen lebihcurah
vulnerable to flooding and landslides. A hujan tetapi musim hujan lebih
rise in sea levels is another risk. Since sedikit setiap tahun. Kombinasi alami ini
about 40 million Indonesians live within 10 akan membuat daerah pedesaan yang
meters of the average sea level, that rise lebih rentan terhadap banjir dan tanah
could make their lives and livelihoods longsor. Kenaikan permukaan air
precarious. Between the dismal future and lautadalah risiko lain. Sejak sekitar 40 juta
a recoverable environment stands orang Indonesia hidup dalam jarak 10
the green economy. meter dari permukaan laut rata-
rata,peningkatan itu yang bisa
membuatkehidupan
mereka berbahaya. Antara suatu
lingkungan dan masa depansuram dapat
dipulihkan kembali
denganberdirinya green economy.

Pada kata yang digaris bawahi green economy penulis tetap mempertahankan kata


tersebut pada TSa. Karena kata tersebut belum ada padanan yang sesuai jika
diterjemahkan ke TSa. Jika diterjemahkan secara harfiah ke TSa maka kalimat tersebut
tidak mempunyai makna yang utuh atau tidak berkolerasi. Untuk itu penulis menerapkan
teknik penerjemahan transferensi atau memungut kata tersebut ke TSa.
Paragrap 6
TSu TSa
For example, by 2025, Indonesia aims to Sebagai contoh, pada tahun
have an economic structure 55 percent of 2025,Indonesia bertujuan
which will be supported by the tertiary untuk memilikistruktur ekonomi 55% yang
sector, 36 percent by the secondary akan didukung oleh sektor pendidikan
sector and the remainder by the primary tinggi,36% oleh sektor sekunder dan
sector. To meet this target, the sisanya oleh sektor primer. Untuk
government plans to downstream the memenuhitarget ini, pemerintah
primary sector and to add more value in berencana untuk hilir sektor primer
the mining, forestry, agricultural and dan untuk menambah nilai
fisheries sectors. This is the green lebih dalam pertambangan,
economy at work. kehutanan, pertanian
dan perikanan. Iniadalah green
economy di tempat kerja.
Jakarta has also implemented a
moratorium on new licenses for Jakarta juga telah menerapkanpenundaan
exploitation of primary forests and peat izin baru untuk eksploitasihutan
land. The One Billion Indonesian Trees for primer dan lahan gambut. Semilyar Pohon
the World (OBIT) program has caused 3.2 untuk Dunia (The One Billion Indonesian
billion trees to be planted till now.  Trees for the World/OBIT) telah
menyebabkan 3,2 miliarpenanaman
Also, laws permanently protect 35 percent pohon dilakukan hingga sekarang
of our tropical rainforest. The
deforestation rate has decreased from 3.5 Selain itu, undang-undang secara
million hectares a year to less than half-a- permanen melindungi 35% dari hutan
million hectares a year over a decade. hujan tropis. Laju penebangan
hutantelah menurun dari 3,5 juta
hektar per tahun menjadi kurang dari
setengah juta hektar per tahun lebih dari
satu dekade.

Pembahasan pada paragrap ini sama dengan penjelasan pada paragrap kelima.
Paragrap 7
TSu TSa
When it is used to fight for the environment, Ketika digunakan untuk
technology can be a great force memperjuangkan lingkungan, teknologi
multiplier. Hybrid cars, energy-efficient dapat menjadi kekuatan penggandayang
lighting, clean coal technology and solar besar. Mobil hybrid, lampu hemat
panels are among the innovations that will energi, teknologi batubara bersih danpanel
make the economy greener. These surya adalah salah satu inovasiyang akan
technologies may be costly at first, but like membuat economy greener.Teknologi
others, their cost can be expected to go ini mungkin mahal pada awalnya, tapi
down. seperti yang lain, biayanyabisa
diharapkan turun.
Indeed, ultimately it is the mindset of
Indonesians that will determine whether Sesungguhnya, pada akhirnya itu
the green economy flourishes in this country. adalah pola pikir orang Indonesia yang akan
We need to green our minds. menentukan apakah green
economy berkembang di negeri ini. Kita
http://www.thejakartapost.com/news/2012/0 perlu green dalam pikiran kita.
7/17/go-green-today-live-greet-
tomorrow.html http://www.thejakartapost.com/news/2012/0
7/17/go-green-today-live-greet-
tomorrow.html

     4.1Proses Penerjemahan
      Proses penerjemahan dilakukan setelah menganalisa TSu, yang pertama kita lakukan
dalam proses ini adalah mengalihkan makna, bukan mengalihkan kata ataupun kalimat
pada TSu ke TSa. Kemudian kita buat draftnya. Misalnya pada pembahasan paragrap
pertama.
DRAFT 1

TSu TSa

Go Green Today, Live to Greet Tomorrow Pergi Hijau Hari Ini, untuk Menyambut

Hidup Esok

Pada draft 1 diatas,  kata Go Green yang diterjemahkan dalam BSa adalah Pergi


Hijau terasa janggal jika dihubungkan dengan isi dari teks tersebut yang merupakan
gerakan peduli lingkungan, sebagai akibat isu pemanasan global dan pemanfaatan
teknologi yang tidak ramah lingkungan.
DRAFT 2
TSu TSa

Go Green Today, Live toGreet Tomorrow Go Green  Hari Ini, untuk Menyambut

Hidup Esok

                  
Pengolahan kembali draft adalah penting, hal ini dimaksudkan agar hasil penerjemahan
sesuai dengan makna yang terkandung dalam TSu. Kolerasi dari kalimat ke kalimat dalam
teks tersebut juga kohesi dari  setiap kalimat harus diteliti kembali agar terjemahan tersebut
berterima. Keputusan penulis untuk tetap mempertahankan Go Green pada TSa karena
memang tidak ada kata-kata yang sepadan dan mendekati makna pada BSa. Jadi dengan
tetap mempertahankan menerjemahkan Go Green pada TSa akan memberikan warna lokal
dari TSu, selain itu juga memberikan suasana tertentu yang telah mengglobal
menjadi  ikon  di dunia tentang gerakan peduli lingkungan sebagai akibat pemansan global.
Begitu juga penulisannya di-italic (miring), karena merupakan istilah asing.
Berikut contoh penggunaan kata pungutan yang lain pada teks sasaran,
DRAFT 1

TSu TSa

President Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Susilo Bambang Yudhoyonomeminta


asked countries to switch from the greed negara-negara untuk beralih
economics to green. dari ekonomi keserakahan ke hijau.
 

Pada draft 1 tersebut, masih terasa janggal bila to green  diterjemahkan ke hijau pada TSa.
Hal ini sangat tidak sesuai dan telah bergeser maknanya dari kalimat tersebut. Untuk itu
penerjemah harus memahami permasalahan yang timbul pada tataran  pragmatis, yakni
bahwa TSu tersebut  membicarakan tentang gerakan peduli lingkungan  sebagai akibat
pemanasan global. Begitu juga permasalahan yang timbul pada tataran leksikal, jika
diterjemahkan secara harfiah maka akan ‘lost meaning’.
DRAFT II

TSu TSa

President Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Susilo Bambang Yudhoyonomeminta


asked countries to switch from the greed negara-negara untuk beralih
economics to green. dari ekonomi keserakahan ke green.

Pada draft II sudah  terlihat berterima, dan selaras dengan tema pada TSu. Begitu juga
dengan penulisan ke green, di-italic (miring) karena merupakan istilah asing.
      4.2 Masalah-masalah yang timbul pada teknik transferensi.
1. Pada tataran leksikal, pada tataran ini masalah timbul ketika belum ada padanan
yang sesuai    pada BSa.
2. Pada tataran pragmatis, penerjemah harus memahami apa yang tersirat dalam TSu.
3. Penggunaan kata pungutan dalam TSa mungkin akan membingungkan pembaca.
      4.3Kendala penerapan teknik tanferensi
   Kendala-kendala pada teknik transferensi antara lain :
1. Sebagian pembaca belum tahu makna kata pungutan dari bahasa asing tersebut.
2. TSa agak sedikit terasa aneh dan sedikit asing karena menggunakan dua bahasa, yang
seharusnya TSa menggunakan satu bahasa , yakni bahasa sasaran (BSa)
      4.4 Imbas penggunaan kata pungutan  pada TSa.
1. Penambahan jumlah kosa kata pada BSa.
2. Kata pungutan lambat laun akan mengalami naturalisasi, dengan mengalami
perubahan fonologis dan morfologis maka akan berterima.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


    Teknik penerjemahan transferensi adalah jalan terakhir yang diambil oleh penerjemah
jika solusi masalah terjemahan tidak ditemukan. Hal ini disebabkan antara lain karena
belum terdapat padanan kata yang sesuai dan tepat pada BSa serta untuk menghadirkan
nuansa TSu dalam TSa. Selain itu menggunakan kata pungutan dari bahasa sumber juga
bermaksud untuk menimbulkan rasa penasaran kepada pembaca agar membaca
keseluruhan teks agar mengerti apa maksud dari kata pungutan tersebut. Teknik
penerjemahan ini juga disebut dengan prosedur penerjemahan dengan menggunakan kata
pungutan dari bahasa asing yang tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti akan
berterima di bahasa Indonesia  setelah mengalami perubahan  fonologis dan morfologis.
Kata pungutan masih dalam bentuk istilah asing , untuk itu penulisannya harus di-italic
(miring) sesuai dengan ketentuan tata bahasa Indonesia yang telah diatur dan ditetapkan
dalam ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD). Dengan menerapkan teknik
penerjemahan transferensi penyampaian pesan pada BSa akan tersampaikan secara jelas,
akurat, dan wajar sehingga makna dalam kalimat tersebut utuh dan berkolerasi.
                                          
Daftar Pustaka

http://www.thejakartapost.com/news/2012/07/17/go-green-today-live-greet-tomorrow.html

Budiman, rahmat [et.al]. (2011). Teori dan Masalah Penerjemahan. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka

Machali, Rochayah. (2009). Pedoman Bagi Penerjemah : panduan lengkap bagi anda yang
ingin menjadi penerjemah profesional. Bandung : Kaifa

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) on-line, http://kbbi.web.id/

Newmark, Peter. (1988). A Text book of Translation . New York: Prentice Hall
 

Anda mungkin juga menyukai