PENGANGGARAN MODAL
(CAPITAL BUDGETING)
Pendahuluan
Materi Penganggaran Modal (Capital Budgeting) akan menjelaskan
mengenai pengertian dan pentingnya penganggaran modal, menyusun proyeksi
cash flow, serta bagaimana penggunaan model-model penganggaran modal dalam
menilai suatu rencana proyek investasi. Sebagaimana telah diketahui bahwa ketika
perusahaan memiliki dana maka tentunya dana tersebut akan dibelanjakan
(dialokasikan) pada kegiatan investasi, baik investasi jangka pendek maupun
investasi jangka panjang, baik investasi pada aktiva riil maupun investasi pada
aktiva keuangan. Apakah keputusan investasi yang akan dilakukan oleh CFO akan
diputuskan begitu saja tanpa perhitungan ? Tentunya tidak!
Penganggaran Modal dimaksudkan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk
melaksanakan tugas-tugas dalam menilai suatu rencana proyek investasi riil yang
bersifat jangka panjang yang akan dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, dengan
mengikuti materi ini mahasiswa dapat membantu CFO dalam menilai kelayakan
aspek keuangan dari suatu rencana investasi yang akan dilakukan oleh
perusahaan.
Tabel 10.1. Check List Pedoman Penyusunan Proyeksi Cash Flow Penilaian
Rencana Proyek Investasi
Dalam menyusun proyeksi cash flow terdapat tiga jenis cash flow yaitu:
1. Arus kas keluar mula-mula (initial cash outflow/ICO)
Arus kas keluar mula-mula merupakan pengeluaran yang dilakukan
perusahaan selama pelaksanaan proyek hingga siap dioperasikan. Biaya-biaya
ini akan dikapitalisasi karena terikat dalam investasi. Biaya ini termasuk
biaya-biaya perizinan.
Format dasar penyusunan Initial Cash Outflow ditunjukkan pada Skema 10.1.
Tahun
No Uraian
0 1 2 3 4
Biaya atas aktiva baru X
Pengeluaran-pengeluaran yang dikapitalisasi X
Peningkatan (penurunan) modal kerja baru X
Penerimaan bersih dari penjualan aktiva lama X
Pajak (penghematan pajak) atas penj. aktiva lama X
Peningkatan (penurunan) bersih pendapatan
operasi kurang (tambah) peningkatan
(penurunan) bersih beban-beban operasi, tidak
termasuk biaya penyusutan X X X X
Peningkatan (penurunan) bersih beban
penyusutan X X X X
Perubahan bersih laba sebelum pajak X X X X
Peningkatan bersih pajak X X X X
Perubahan bersih laba setelah pajak X X X X
Peningkatan (penurunan) bersih beban
penyusutan X X X X
Nilai sisa aktiva baru X
Pajak (penghematan pajak) atas penj. aktiva baru X
Penurunan (peningkatan) modal kerja netto X
Initial Cash Outflow X
Proyeksi Net Cash
Interim Net Cash flow X X X
Flow
Terminal Net Cash flow X
Kriteria penerimaan:
Apabila payback period yang dihitung lebih kecil dari payback period yang
direncanakan maka usulan rencana investasi diterima (layak untuk
direalisasikan). Sebaliknya, apabila payback period yang dihitung lebih besar
dari payback period yang direncanakan maka usulan rencana investasi ditolak
(tidak layak untuk direalisasikan). Misalnya, suatu investasi direncanakan
selama 5 tahun dan setelah dihitung payback periodnya 4 tahun maka rencana
investasi tersebut diterima.
2. Metode Net Present Value (NPV)
Metode NPV merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui besarnya
tambahan nilai investasi selama periode yang direncanakan. Secara matematis
NPV adalah selisih antara present value atas seluruh cash flow selama periode
operasi investasi dengan present value atas arus kas keluar mula-mula (ICO)
sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 10.2 dan 10.3 sebagai berikut:
n
CF
NPV t t ICO (10.2)
t 1 (1 k
IRR adalah tingkat diskon (discount rate) yang dapat menyamakan present
value dari suatu rencana investasi selama periode yang direncanakan dengan
present value arus kas keluar mula-mula (initial cash outflow). Secara
matematis ditunjukkan pada Persamaan 10.4, 10.5, dan 10.6 sebagai berikut:
IRR NPV 0
n
CFt
IRR t
ICO 0 (10.4)
t 1 (1 IRR)
IRR k( )
NPV( )
NPV( ) NPV( )
k( ) k ( ) (10.6)
Kriteria penerimaan:
Apabila IRR sama dengan tingkat biaya modal (CoC) atau lebih maka
rencana investasi diterima (layak) tanpa memperhitungkan faktor sensitivitas.
Sebaliknya, apabila IRR lebih kecil dari tingkat biaya modal (CoC) maka
rencana investasi ditolak.
4. Metode Profitability Index (PI)
Metode PI adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui rasio
antara present value dari cash flow selama periode yang direncanakan dengan
n
CFn
(1 k ) t
PI t 1 (10.7)
ICO
CF1 CF2 CFn
(1 k )1 (1 k )2 .... (1` k )n
PI (10.8)
ICO
Kriteria penerimaan:
Apabila PI sama dengan satu atau lebih maka rencana investasi diterima tetapi
belum mempertimbangkan faktor sensitivitas. Sebaliknya, apabila PI kurang
dari satu maka rencana investasi ditolak.
Perbandingan keempat metode penilaian rencana investasi:
1. Apabila berdasarkan perhitungan Payback Period menunjukkan bahwa
rencana investasi diterima maka belum tentu diterima apabila menggunakan
metode NPV, IRR, dan PI.
2. Apabila berdasarkan perhitungan NPV, IRR, dan PI menunjukkan bahwa
rencana investasi diterima maka sudah tentu diterima apabila menggunakan
perhitungan payback period.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor nilai waktu uang (time value of money).
10.6 Penutup
3. Studi Kasus
Kasus 10.1.
The Best Manufacturing Company is considering a new investment. Financial
projections for the investment are tabulated below. Cash flows are in $
thousands, and the corporate tax rate is 34 percent. Assume all sales revenue is
received in cash, all operating costs and income taxes are paid in cash, and all
cash flows occur at the end of the year.
Year 0 Year 1 Year 2 Year 3 Year 4
Investment $10,000 - - - -
Sales revenue - $7,000 $7,000 $7,000 $7,000
Operating costs - 2,000 2,000 2,000 2,000
Depreciation - 2,500 2,500 2,500 2,500
Net working capital (end of year) 200 250 300 200 -
a. Compute the incremental net income of the investment for each year.
b. Compute the incremental cash flows of the investment for each year.
c. Suppose the appropriate discount rate is 12 percent. What is the NPV of
the project?
Kasus 10.2.
Kasus 10.3.
You must decide whether or not to purchase new capital equipment. The cost
of the machine is $5,000. It will produce the following cash flows:
Year Cash Flow
1 $700 The appropriate discount rate is 10 percent.
2 900 Should you purchase the equipment?
3 1,000
4 1,000
5 1,000
6 1,000
7 1,250
8 1,375
Kasus 10.4.
The building will be used for only 15 years for either Product A or Product B.
After 15 years, the building will be too small for efficient production of either
product line. At that time, Benson plans to rent the building to firms similar to
the current occupants. To rent the building again, Benson will need to restore
the building to its present layout. The estimated cash cost of restoring the
building if Product A has been undertaken is $3,750. If Product B has been
manufactured, the cash cost will be $28,125. These cash costs can be deducted
for tax purposes in the year the expenditures occur.
Benson will depreciate the original building shell (purchased for $225,000)
over a 30-year life to zero, regardless of which alternative it chooses. The
building modifications and equipment purchases for either product are
estimated to have a 15-year life. They will be depreciated by the straight-line
method. The firm’s tax rate is 34 percent, and its required rate of return on
such investments is 12 percent.
For simplicity, assume all cash flows occur at the end of the year. The initial
outlays for modifications and equipment will occur today (year 0), and the
restoration outlays will occur at the end of year 15. Benson has other