2. Buatkan suatu kutipan langsung dalam teks dan kutipan tidak langsung dalam 20
teks, kemudian tuliskan sumber kutipan tersebut dalam referensi.
5. Lengkapi dan uraikan bagan di bawah ini, dengan jelas dan lengkap ! 20
1 2 3 4
LEMBAR JAWABAN
TUGAS TUTORIAL WEB KE-2 (TTWEB KE-2)
NAMA : SUPARMI
NIM : 856448815
POKJAR : S1-PGSD
MATA KULIAH/KODE : IDIK4013/TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
Tombol navigasi adalah sebuah tombol yang digunakan oleh para pembaca blog untuk
mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dari sebuah blog². Dengan adanya tombol
navigasi, pembaca dapat mencari topik yang ingin mereka baca tanpa perlu membuka satu
per satu halaman sebuah blog.
²Wahyu Sya’ban, Build Your Blogger XML Template, (Yogyakarta, ANDI, 2010), hlm 197.
4) 3 dimensi karya ilmiah logos, patos, dan etos berkaitan dengan teori kebenaran korespondensi,
teori kebenaran konsistensi, dan teori kebenaran pragmatis yaitu sebagai berikut:
a. Dimensi logos
Pada karya ilmiah dimensi logos merupakan perwujudan dari teori kebenaran korespondensi
yang menyatakan adanya bentuk nyata antar pernyataan dan pernyataan yang lainnya.
Artinya pada setiap pernyataan harus didukung oleh data-data atau pengamatan
objektifnya.
Dimensi logos pada karya ilmiah juga dapat diartikan bahwa dalam penulisan karya ilmiah
haruslah bersifat logis yang berarti bahwa setiap pernyataan didukung oleh argument-
argumen, sitematis yang berate suatu karya ilmiah disusun mulai dari pendahuluan, isi, dan
penutup, dan objektif berati bahwa suatu karya ilmiah terdapat data empiris.
b. Dimensi patos
Pada karya ilmiah, dimensi patos merupakan perwujudan dari teori kebenaran
konsistensi/koherensi, yang berati bahwa pernyataan-pernyataan dari suatu karya ilmiah
harus konsisten atau padu tidak melemahkan maupun meniadakan.
Berdasarkan teori korespondensi, dimensi patos dalam suatu karya ilmiah harus logis,
sistematis dan objektif. Sama halnya berdasarkan dengan teori kebenaran, bahwa karya
imiah sangat menekannkan adanya kebenaran, keindahan serta kebaikan.
c. Dimensi etos
Pada karya ilmiah, dimensi etos merupakan wujud dari teori kebenaran pragmatis yang
menyatakan perlu adanya manfaat dari suatu penyataan. Teori tersebut muncul setelah
teori korespondensi dan konsistensi sulit diterapkan. Sebagai contoh adanya dua teori yang
keduanya sama-sama diturunkan dari satu teori sebelumnya, tetapi keduanya memiliki
implikasi yang bertolak-belakang. Kedua teori tersebut konsistern dengan argumennya
masing-masing dan ada bukti-bukti empirisnya. Maka kedua teori tersebut dapat dipakai
sesuai dengan keperluan. berdasarkan penjelasan diatas, maka muncul kepercayaan bahwa
terori dapat ditemukan terlebuk dahulu sementara pembuktian empirisnya menyusul.
Teori ini memerlukan karya ilmiah yang kritis, komperhesif, logis, sitematis serta objektif.
Ketiga teori diatas memiliki persamaan terhadap teori korespondensi yang menekankan
pada tiga gagasan diantaranya yaitu keadilan, kebebasan, dan persamaan. Namun, dengan
adanya ketiga gagasan tersebut, teori komperhensiflah yang menjadi perangkat ilmiah
peradaban, yang artinya kita dapat dengan kritis menjawab kebenaran, keindahan serta
kebaikan apa, oleh siapa dan untuk siapa dalam kerangka tindakan yang dilakukan dengan
keadilan, kebebasan, dan persamaan.
5)
4 hal yang perlu diperhatikan ketika
akan melakukan wawancara utk
keperluan penulisan karya ilmiah
3. Melaksanakan wawancara
2. Mempersiapkan pedoman wawancara
4 hal yang perlu diperhatikan ketika akan melakukan wawancara utk keperluan penulisan karya
ilmiah adalah sebagai berikut:
3. Melaksanakan wawancara
Dalam proses pelaksanaan wawancara, berikut ini beberapa kiat sukses dalam melakukan
wawancara:
a. Melakuan wawancara dalam suasana yang menyenangkan.
b. Bersikap santai terhadap narasumber, tetapi tidak melupakan tujauan awal
dilakukannya wawancara tersebut yaitu untuk mengumpulkan informasi.
c. Menggunakan pedoman wawancara (daftar pertanyaan-pertanyaan) yang sudah
disiapkan.
d. Memberi kesempatan narasumber untuk berbicara dalam menyampaikan pendapatnya
e. Bersikap seobjektif mungkin terhadap narasumber
f. Memberikan naraseumber kesempatan untuk berpikir
g. Mengulangi pertanyaan jika dirasa pewawancara belum lengkap/ kurang jelas atau tidak
memahami informasi yang disampaikan.
h. Membimbing narasumber apabila terkesan kehilangan arah dalam menjawab
pertanyaan.
i. Membuat catatatan seperlunya agar memudahkan proses wawancara sehingga tidak
mengulur waktu.
j. Menggunakan tape recorder agar anda tidak kehilanga poin informasi yang disampaikan
oleh narasumber
k. Setelah dilakukannya wawancara, sebaiknya membuat catatan hasil wawancara
sesegera mungkin agar tidak lupa.