Anda di halaman 1dari 29

Materi kuliah Pesawat Angkat (Sumber PPNS)

IX. PERSYARATAN PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT


9.1 Capaian Pembelajaran Khusus
a. Mahasiswa memahami prosedur kerja yang aman untuk Objek Tugas Rancang
Pesawat Angkat
b. Mahasiswa mampu melakukan pengawasan, pemeriksaan dan pengujian terhadap
Objek Tugas Rancang Pesawat Angkat di tempat kerja.

9.2 Persyaratan K3 Pesawat Angkat dan Angkut


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya pencegahan kecelakaan adalah pertama-tama;
lingkungan tempat bekerja, manusia yang bekerja dan alat yang dipergunakan untuk
bekerja. Karena masing-masing harus dapat memenuhi persyaratan bekerja dengan aman,
baik dan betul, maka mengelola pesawat angkat dan angkut diperlukan seseorang operator
yang mampu dan terampil. Apa-apa saja yang harus dilakukan terlebih dahulu dan
bagaimana mempergunakan peralatan-peralatan tersebut ada persyaratannya. Di antara
lain bagaimana mengoperasikan pesawat angkat dan angkut dengan betul dan aman?
Maka sebelum masuk daerah kerja, harus selalu mendapat izin terlebih dahulu.
Sertifikat layak pakai pesawat yang akan dipergunakan juga layak kerja bagi operator yang
menjalankan pesawat yang bersangkutan. Maka seandainya terdapat pesawat yang mau
dipergunakan tidak memiliki sertifikat layak pakai, harus diadakan pemeriksaan dan uji coba
dulu, sedang sang operatornya pun sama halnya seperti pesawat itu sendiri.
Baiklah kita meninjau terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan pesawat angkat dan
angkut serta peralatannya. Seperti halnya yang telah diuraikan di depan tadi terdiri dari:
- Peralatan angkat
- Pita transport
- Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan
- Alat angkutan di atas rel
Kita ambil contoh terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan peralatan angkat atau
crane. Di antara yang sering dijumpai di lapangan adalah: Overhead Crane, Wall Crane, Jib
Crane, Fixed & Mobile Crane, Derrick & Tower Crane. Sedangkan yang dimaksud dengan
perlengkapan untuk pesawat angkat di antara lain: rantai, dongkrak gigi, sakel, baut
berkepala lobang, klem, batang pemikul, dan lain sebagainya.
Tahapan cara pengoperasian Crane yang harus dipatuhi. Tahapan-tahapan ini penting bagi
sang operator atau pengawas yang bertanggungjawab terhadap pengoperasian crane
tersebut.
Tahapan Sebelum Mengoperasikan Crane

77
1. Cocokkan sertifikat layak pakai crane serta perlengkapan angkatnya
2. Laksanakan pemeriksaan awal sebelum crane dioperasikan
3. Laksanakan pengoperasian crane dengan betul
4. Bagaimana mengoperasikan orang untuk beban normal
5. Bagaimana mengoperasikan crane dengan beban kritis
6. Bagaimana caranya menghadapi adanya bahaya sewaktu mengoperasikan crane
7. Bagaimana caranya memeriksa peralatan angkat crane

Kalau seandainya tahapan-tahapan di atas dipatuhi dengan baik, kehausan-kehausan pada


bagian-bagian baik yang bergerak dan bagian yang menerima beban tidak mengalami
kerusakan yang berarti, sehingga umur dari pesawat angkat dapat lebih lama dan aman
dipakai.
Demikian pula bagi inspector – layak – pakai tidak terlalu sukar membuat analisa ataupun
rekomendasi. Karena selamanya seseorang Inspektur harus melaksanakan tugasnya
secara teliti dan jujur, tentunya kecelakaan ataupun kerusakan fatal dapat dihindari.
Sebelum Crane Beroperasi
1. Crane dan sejenis peralatan-angkat harus memiliki sertifikat layak pakai yang
berlaku. Cocokkan apakah tertera di dalamnya itu betul.
2. Izin kerja harus memiliki bila dalam pemakaian crane tersebut penggerak
utamanya adalah motor bakar atau listrik.
3. Laporan ramalan cuaca harus masuk di meja pengawas keselamatan pengelola
crane, sebelum crane tersebut dioperasikan.
4. Kondisi tanah harus diketahui dengan baik jika mengoperasikan crane.
5. Plat baja perlu dilengkapi bila crane akan melintasi daerah yang terdapat banyak
kabel atau saluran-saluran pipa di dalamnya.
6. Bilamana terjadi keadaan darurat harus diadakan briefing antara berbagai pihak
untuk mengatasi keadaan sebelum mengambil suatu keputusan
7. Periksa dengan betul apakah instalasi crane tidak terlalu berdekatan dengan
daerah yang memiliki zat yang mudah meledak atau korosive.
Crane Beroperasi
1. Periksa betul gerak radius crane sebelum beroperasi
2. Hanya orang-orang yang mendapat tugas yang boleh memberikan tanda dan aba-
aba kepada operator
3. Operator tidak diizinkan meninggalkan tempat kerja operasi, sedang motor
penggerak masih menyala atau kalau beban masih tergantung.
4. Setiap beban harus memiliki tali pengontrol sedikit-sedikitnya satu.

78
5. Beban harus memiliki besaran berat yang tercantum dengan jelas dan operator
harus mengetahui jumlah beban yang akan diangkat termasuk berat hook, rope
dan lain sebagainya.

Prosedur Pengangkatan Beban Normal


1. Peraturan sebagaimana tertera di A dan B harus dijalankan.
2. Operator harus mengenal dengan baik daerah dimana barang akan diangkat dan
daerah dimana barang akan dipindahkan tempatkan.
3. Kalau crane beroperasi di daerah pabrik yang sedang operasi, operator harus
yakin bahwa ruang gerak harus cukup.
4. Dan operator harus menginsyafi bahwa di daerah operasi tersebut tentu ada yang
berbahaya.

Prosedur Pengangkatan Beban Kritis


1. Peraturan sebagai tertera di A, B dan C harus dijalankan.
2. Pengawas harus menyiapkan skets rencana kerja, ketinggian daerah kerja dan
sekitarnya secara lengkap. Juga termasuk ruang gerak berputar harus tercatat
lengkap.
3. Crane harus diperiksa ulang untuk meyakinkan bahwa memang betul-betul dalam
kondisi siap pakai sebelum pekerjaan di mulai.
4. Periksa ulang kondisi tanah untuk tumpuan out rigger dari crane tersebut.
5. Laporan-laporan dari pemindahan beban kritis harus segera dilaksanakan setelah
selesai pekerjaan dan mendapatkan persetujuan dari wewenang.
6. Supervisor harus diberitahu sebelum pelaksanaan pengangkatan-pemindahan
dilaksanakan.

Pekerjaan Berbahaya
Bila ternyata terdapat suatu kasus berbahaya yang diluar dugaan biar pun telah ada izin
kerja dan lain sebagainya. Langkah-langkah berikutnya perlu dipertimbangkan.
1. Beban ditaruh di tanah segera jika situasi dan kondisi telah memungkinkan yang
bebas dari segala macam gangguan.
2. Motor penggerak segera dihentikan, tetapi dijamin bahwa beban tidak akan turun.
3. Segera pengawas ketempat yang berbahaya tersebut untuk observasi keadaan.
4. Jikalau memang semuanya telah aman, perlu dilakukan pemeriksaan ulang apakah
tempat, alat dan lain sebagainya tidak akan berubah.
5. Jikalau semuanya beres, segera minta izin lagi untuk segera beroperasi.

79
Keselamatan Selama Beroperasi
1. Ramalan cuaca secara teratur harus diperoleh sebelum beroperasi. Jika kecepatan
80ank u melebihi dari pada 38 MPH segera laporkan kepada pengawas untuk
mendapatkan petunjuk selanjutnya.
2. Beban tidak diizinkan melebihi crane yang telah ditetapkan. Untuk hal tersebut, harus
diatur lebih lanjut cara pengoperasiaanya.
3. Kalau crane mobile beroperasi di daerah sekitar distribusi tenaga listrik, harus
diperhatikan katentuan-ketentuan berikut ini;
- Komponen crane hanya diizinkan pada posisi paling dekat meter jika tegangan
listrik sampai 500 volt.
- Untuk tegangan lebih dari 500 volt, sebaiknya jarak komponen crane paling dekat
5 meter.
Pengawas kelistrikan harus diberitahu kalau pekerjaan pengangkatan akan segera di
mulai.
- Untuk melindungi kabel tanah atau pipa-pipa dalam tanah harus segera diberikan
papan plat besi secukupnya.
- Untuk mengangkat barang lepas, sebaiknya dimasukkan dalam bucket untuk
bisa diangkat bersama.
- Selama operasi satu atau dua tali perlu disediakan dan terikat pada beban untuk
mengontrol gerakan beban sehingga tidak berputar atau berayun.
- Harus diusahakan agar operatornya selalu dapat melihat beban selama beban
diangkat-pindahkan. Juga perlu dilengkapi kaca spion untuk memungkinkan
penglihatan operator pada saat berputar.
- Juga semua crane harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran.
- Dilarang keras menempatkan barang-barang pada bagian-bagian yang berputar,
bergerak, pipa-pipa, saluran kabel lebih-lebih lagi mengikatnya.
- Operator crane sebaiknya telah berumur lebih dari 20 tahun dan dengan cukup
berpengalaman di daerah seperti tersebut di atas serta telah mempunyai
sertifikat dan S. I. O dari Depnaker.
-
- Selesai pekerjaan, operator harus melaksanakan beberapa ketentuan;
- Letak beban
- Tarik hook/taruh bucket
- Putuskan saluran listrik/matikan sumber tenaga
- Tutup kabin 80an kunci
- Usahakan agar motor penggerak aman/taruh boom/hindari kerusakan bila
terjadi ada perubahan cuaca dan lain sebagainya.

80
Perlengkapan Keselamatan Kerja Keran Angkat
Dinamometer “Martin Dekker”
Dinamometer ini harus dipasang pada daerah yang dilalui oleh tali angkat beban, sesuai
dengan tipe kran yang menggunakan, umumnya terpasang pada pangkal atau ujung
boom yang berbentuk kisi dan pada bagian ujung atas boom utama untuk boom yang
berbentuk teleskopik.
Bila tali angkat beban mendapatkan tarikan dari beban yang diangkat pada pancing
blok, maka pembebanan tali angkat ini akan menekan pulli tengah pada dinamometer
ini, pada putarannya pulli ini memindahkan pembebanan tali angkat pada sel beban
hidrostatik. Dengan bantuan pipa tembaga atau slang hidrolik, cairan hidrostatik
memindahkan berat beban yang diterima pulli pada kotak pengontrol yang diletakkan di
depan operator atau di tempatkan pada daerah yang mudah dilihat operator tanpa
adanya halangan-halangan.

Load Indikator
Gigi penggerak jarum berwarna merah juga memutar kontak listrik untuk menyalakan
lampu peringatan bila belum mencapai 90% dari beban aman (SWL) dan bel peringatan
berbunyi bila beban aman telah terlampaui (over load)

Indikator Perata (Level Indikator)


Indicator ini berguna untuk menentukan kerataan bagian atas kran sebelum
dioperasikan, hal ini sangat penting agar seorang operator didalam pengoperasiannya
dapat bekerja lebih aman.
Umumnya peralatan ini terpasang tidak jauh dari tuas kontrol penumpu dan jenisnya
adalah perata gelembung udara yang dapat dilihat jelas oleh operator melalui kaca
penduga.

Unit Bel Dan Lampu Peringatan (Over Load)


Bel akan mengeluarkan suara dan lampu peringatan memberikan isyarat dengan cahaya
yang terletak di dalam kabin operator dan berguna sebagai alat peringatan pada
operator bila kran dalam keadaan kelebihan beban.

Indikator : Beban dan Radius


Pada setiap sistem terdapat 2 (dua) skala dan 2 (dua) jarum petunjuk, masing-masing
untuk berat beban yang diangkat dan radius operasi sesuai dengan gerakan boom.
Kedua perlengkapan ini membantu operator dalam menentukan beban yang diangkat
dan radius operasi pada waktu kran dioperasikan.

81
Disamping itu masing-masing indicator dilengkapi dengan gigi stelan yang dapat diputar
bila penyetelan diperlukan.

Sel Beban (Load Acl)


Sel beban ini memindahkan berat barang yang terangkat melalui elemen diafragma
pengatur yang terletak pada rumah sel beban yang menjalani pembebanan.

Kabel Penggerak Putar


Kabel ini sifatnya lentur dan berguna sebagai pemindah panjang boom dari rumah gigi
dengan kotak kontrol.
Catatan :
Bila penggunaan boom tambahan maka harus diadakan pula penyesuaian sudut boom
dan radius sesuai dengan letaknya pada kotak control.

9.3 Tata Cara Pemeriksaan Pesawat Angkat dan Angkut


Pelaksanaan sertifikasi pesawat pesawat angkat dan angkut merupakan rangkaian kegiatan
yang meliputi pemeriksaan, pengujian dan penerbitan pengesahan pemakaian.
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Pembuatan (Fabrikasi)
a. Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan.
b. Pemeriksaan bahan baku/material yang akan digunakan untuk pembuatan
unit atau komponen (pemeriksaan awal).
c. Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan pembuatan unit atau
komponen.
d. Pengujian.
e. Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan pengawasan pembuatan unit
atau komponen.
2. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Perakitan dan atau Pemasangan
a. Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pemasangan dan atau
perakitan.
b. Pemeriksaan unit atau komponen atau bahan baku/material yang akan dirakit
atau dipasang.
c. Pemeriksaan teknis secara menyeluruh pada saat dan pada akhir pelaksanaan
perakitan/pemasangan pesawat angkat dan angkut sarana penunjang dan alat,
perlengkapan/pengaman.

82
d. Pengujian-pengujian.
e. Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan angkut
(pemeriksaan pertama).

3. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Pemakaian (Berkala Atau Khusus)


a. Pengecekan dokumen teknik yang terkait dengan syarat pemakaian
(pengoperasian).
b. Pemeriksaan kondisi fisik pesawat angkat dan angkut, alat perlengkapan/alat
pengaman serta sarana penunjang operasinya.
c. Pengujian-pengujian.
d. Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian berkala atau
pemeriksaan khusus.
e. Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian.

4. Pemeriksaan dan Pengujian Berkaitan dengan Reparasi atau Modifikasi


a. Pemeriksaan kondisi fisik bagian pesawat angkat dan angkut yang akan
direparasi atau dimodifikasi termasuk material yang akan digunakan.
b. Verifikasi dokumen teknik yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan reparasi
atau modifikasi.
c. Pemeriksaan pada saat dan pada akhir pelaksanaan reparasi atau modifikasi.
d. Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian.

9.4 Tata Laksana Teknis K3 Pesawat Angkat dan Angkut


Sesuai ketentuan pasal 4 Undang-undang No 1 Tahun 1970, Pengawasan K3, termasuk
Meknik dilaksanakan mulai pada tahap pembuatan, perencanaan, pemasangan, dan dalam
penggunaan.
Setiap peralatan, aparat produksi atau instalasi yang berbahaya dikendalikan dengan sistem
perijinan atau pegesahan. Suatu surat ijin/ perijinan diberikan kepada peralatan/sistem yang
semestinya tidak boleh/ dilarang digunakan karena berbahaya, kecuali telah memenuhi
persyaratan K3 sesuai standar/peraturan. Sedangkan pengesahan adalah suatu pengakuan
bahwa peralatan/sistem telah sesuai terhadap suatu standar/peraturan.
Untuk menerbitkan surat ijin atau pengesahan sebelumnya harus dilakukan pengkajian
secara teliti oleh orang yang kompeten (Pegawai Pengawas Spesialis). Pada setiap tahapan
dilakukan pengawasan yang dikendalikan dengan perijinan atau pengesahan.
Pelaksanaan pemeriksaan pesawat angkat dan angkut merupakan rangkaian kegiatan yang
meliputi pemeriksaan, pengujian dan penerbitan pengesahan pemakaian.

83
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Dan Pengujian Pada Tahap Pembuatan (Fabrikasi)
(1) Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan.
(2) Pemeriksaan bahan baku/material yang akan digunakan untuk pembuatan
unit atau komponen (pemeriksaan awal).
(3) Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan pembuatan unit atau
komponen.
(4) Pengujian.
(5) Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan pengawasan pembuatan
unit atau komponen.
2. Pemeriksaan Dan Pengujian Pada Tahap Perakitan Dan Atau Pemasangan
(1) Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pemasangan dan atau
perakitan.
(2) Pemeriksaan unit atau komponen atau bahan baku/material yang akan
dirakit atau dipasang.
(3) Pemeriksaan teknis secara menyeluruh pada saat dan pada akhir
pelaksanaan perakitan/pemasangan pesawat angkat dan angkut sarana
penunjang dan alat, perlengkapan/pengaman.
(4) Pengujian-pengujian
(5) Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan
angkut (pemeriksaan pertama).
3. Pemeriksaan Dan Pengujian Pada Tahap Pemakaian (Berkala Atau Khusus)
(1) Pengecekan dokumen teknik yang terkait dengan syarat pemakaian
(pengoperasian).
(2) Pemeriksaan kondisi fisik pesawat angkat dan angkut, alat
perlengkapan/alat pengaman serta sarana penunjang operasinya.
(3) Pengujian-pengujian
(4) Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian berkala atau
pemeriksaan khusus.
(5) Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian.
4. Pemeriksaan Dan Pengujian Berkaitan Dengan Reparasi Atau Modifikasi
(1) Pemeriksaan kondisi fisik bagian pesawat angkat dan angkut yang akan
direparasi atau dimodifikasi termasuk material yang akan digunakan.
(2) Verifikasi dokumen teknik yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan reparasi
atau modifikasi.
(3) Pemeriksaan pada saat dan pada akhir pelaksanaan reparasi atau
modifikasi.

84
(4) Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian.
5. Penerbitan perijinan /pengesahan pesawat angkat dan angkut
(1). Setiap laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan angkut
harus dicatat dalam buku Register dan diberi nomor sesuai ketentuan.
(2). Pembuatan Pengesahan Pemakaian pesawat angkat dan angkut dengan
menggunakan formulir pada pedoman pemeriksaan da pengujian,
penerbitan Pengesahan Pemakaian. Pengesahan pemakaian ditanda
tangani oleh Kepala Dinas setelah diparaf oleh Pegawai Pengawas dan
atasan langsung Pegawai Pengawas.
(3). Setiap Pengesahan Pemakaian harus dicatat dalam buku Register dan
diberi nomor sesuai ketentuan.
(4). Pengesahan Pemakaian asli disampaikan kepada Pemakai/Pemilik
peralatan pesawat angkat dan angkut, tindasan pertama disimpan di
dinas setempat dan tindasan kedua disampaikan ke Pemerintah.

9.5 Penerbitan Perijinan /Pengesahan Pesawat Angkat Dan Angkut


1. Setiap laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan angkut harus
dicatat dalam buku Register dan diberi nomor sesuai ketentuan.
2. Pembuatan Pengesahan Pemakaian pesawat angkat dan angkut dengan
menggunakan formulir pada pedoman pemeriksaan da pengujian, penerbitan
Pengesahan Pemakaian. Pengesahan pemakaian ditanda tangani oleh Kepala
Dinas setelah diparaf oleh Pegawai Pengawas dan atasan langsung Pegawai
Pengawas.
3. Setiap Pengesahan Pemakaian harus dicatat dalam buku Register dan diberi
nomor sesuai ketentuan.
4. Pengesahan Pemakaian asli disampaikan kepada Pemakai/Pemilik peralatan
pesawat angkat dan angkut, tindasan pertama disimpan di Dinas setempat dan
tindasan kedua disampaikan ke Pemerintah.

9.6 Pembinaan Dan Pengujian Lisensi K3


Upaya yang dilakukan untuk pencegahan kecelakaan adalah salah satu pendekatan
kualifikasi manusia (operator) yang bekerja dan alat yang dipergunakan untuk bekerja.
Karena masing-masing harus dapat memenuhi persyaratan bekerja dengan aman, baik dan
betul. Maka mengelola pesawat angkat dan angkut diperlukan seseorang operator yang
mampu dan terampil. Apa-apa saja yang harus dilakukan terlebih dahulu dan bagaimana
mempergunakan peralatan-peralatan tersebut ada persyaratannya, antara lain bagaimana

85
mengoperasikan pesawat angkat dan angkut dengan betul dan aman, maka sebelum masuk
daerah kerja, harus selalu mendapat izin (lisensi K3) terlebih dahulu.
Sertifikat layak pakai pesawat yang akan dipergunakan juga layak kerja atau memiliki lisensi
bagi operator yang menjalankan pesawat yang bersangkutan. Maka seandainya terdapat
pesawat yang mau dipergunakan tidak memiliki sertifikat layak pakai, harus diadakan
pemeriksaan dan uji coba dulu, sedang sang operatornya pun sama halnya seperti pesawat
itu sendiri.
Lisensi K3 adalah kartu tanda kewenangan seorang operator dan petugas untuk
mengoperasikan dan perawatan pesawat angkat dan angkut sesuai dengan kelas dan
jenisnya setelah pembinaan dan evaluasi, lisensi merupakan bukti operator tersebut telah
memenuhi syarat pengetahuan tehnis dan pesyaratan kesehatannya sesuai
Permenakertrans No. Per 09/Men/VII//2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat
dan Angkut dan SE. Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
01/DJPPK/VI/2009 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan dan Pengujian Lisensi
K3 bagi Petugas dan Operator Pesawat Uap, Pesawat Tenaga dan Produksi, Pesawat
Angkat dan Angkut.

9.7 Latihan Soal


1. Jelaskan prosedur penerbitan perijinan /pengesahan pesawat angkat dan
angkut?
2. Sebutkan prosedur sebelum mengoperasikan crane?
3. Berdasarkan apakah pembuatan Lisensi K3 kewenagan seorang operator dan
petugas?
4. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerbitan atau perijinan
pesawat angkat angkut !
5. Bila manakah pemeriksaan dan pengujian berkaitan dengan reparasi atau
modifikasi pesawat angkat angkut ?

9.8 Referensi
1. Kemnaker, (2015). Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Mekanik. Jakarta: Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
2. Kemnaker, (1985). Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 05/MEN/1985 tentang
Pesawat Angkat dan Angkut. Jakarta: Kementerian Tenaga Kerja RI
3. Kemnakertrans, (2010). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No
09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut.
Jakarta: Kementerian Tenaga Kerja RI

86
4. Sekretariat Negara RI, (1970). Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja. Jakarta: Sekretariat Negara RI.

87
X. PEMERIKSAAN KOMPONEN PESAWAT ANGKAT
10.1 Capaian Pembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu mengenali pemeriksaan komponen pada pesawat angkat dengan
adanya Objek Tugas Rancang Pesawat Angkat di tempat kerja.

10.2 Pemeriksaan pada Pesawat Angkat


1. Pemeriksaan Struktur
Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang
menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik. Ditinjau dari segi cara
memperoleh energi termal mesin kalor dibagi menjadi 2 (dua) golongan yaitu mesin
pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam. Mesin pembakaran luar proses
pembakaran terjadi di luar mesin, dimana energi termal dari gas hasil pembakaran
dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah antara lain :
- Mesin Uap
- Turbin Uap
- Mesin Udara Panas
- Turbin Gas Siklus Tertutup
Mesin pembakaran dalam dikenal dengan nama motor bakar. Proses pembakaran
berlangsung di dalam motor bakar itu sendiri. Sehingga gas pembakaran yang terjadi
sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja, antara lain:
- Motor Bensin
- Motor Diesel
- Motor Gas
- Turbin Gas
- Propulsi Pancar Gas
Disamping itu masih terdapat satu penggerak mula yang ada di luar, penggolongan tersebut
diatas yaitu Turbin Air.

88
Gambar. 49 Pesawat Tenaga Jenis Penggerak Mula (Genset)

2. Pemeriksaan Kait Pemegang Beban (Hook)


Turbin adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk
memutar roda turbin, pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi.
Dimana bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin sedangkan bagian yang
tidak berputar disebut sletor atau rumah turbin. Roda turbin yang terletak dalam rumah
turbin memutar poros yang selanjutnya menggerakkan generator, pompa, kompressor,
baling-baling atau mesin lainnya. Fluida kerja dalam turbin mengalami proses expansi yaitu
proses penurunan tekanan, dan mengalir secara kontinu.
Adapun fluida kerja tersebut dapat berupa air, uap air atau gas dengan demikian, turbin
dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Turbin Air
2. Turbin Uap dan
3. Turbin Gas
oleh karena karakteristik uap, gas dan air tidak sama maka kondisi operasi dan karakteristik
turbin uap, gas dan air juga berbeda dan mempunyai ciri, keuntungan, kerugian serta
kegunaan yang khas

Gambar. 50 Pesawat Tenaga Jenis Turbin Gas

Gambar. 51 Pesawat Tenaga Jenis Turbin Gas

89
Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik
Pemindahan daya dan putaran mesin baik putarannya berlawanan atau searah dapat
dilakukan dengan menggunakan speed reducer. Bila peristilahan speed reducer ditinjau dari
macamnya dan dikaitkan dengan Permenaker. No. Per. 04/Men/1985 dapat disimpulkan
bahwa speed reducer tersebut juga merupakan perlengkapan transmisi tenaga mekanik.
Untuk bahan analisa lebih lanjut tentang sumber bahaya yang ditimbulkannya kiranya perlu
diketahui macam-macam speed reducer yaitu:
a). Pulli dengan ban mesin
Daya maximum yang ditransmisikan  500 Kw.
b). Roda gigi dengan roda gigi
Daya yang ditransmisikan relatif besar dan pada putaran yang tepat.
c). Rantai dengan piringan roda gigi
Daya maximum yang ditransmisikan  500 Kw
d). Batang berulir dengan roda gigi
Daya yang ditransmisikan
e). Roda-roda gesek
Daya yang ditransmisikan relatif kecil pada putaran yang kurang tepat.
Adapun keuntungan-keuntungannya adalah:
a). Dapat menurunkan putaran mesin dari yang cepat ke lambat tanpa merubah
konstruksi mesin/pesawat penggerak.
b). Dapat memindahkan daya dengan cepat dan tepat.
c). Dapat menghasilkan suatu putaran mesin searah atau berlawanan arah
dengan mesin/pesawat penggeraknya
d). Dapat menghasilkan kedudukan poros sejajar saling tegak lurus maupun
vertikal dan membentuk sudut antara poros penggerak dengan yang
digerakkan lebih kecil 90 dan lebih besar 90 tetapi lebih kecil 180.
Dan kerugian-kerugiannya sebagai berikut:
a). Konstruksinya memerlukan tempat tersendiri atau terkonstruksi pada unit
mesinnya akan tetapi tetap memerlukan tempat/lemari yang berisikan minyak
pelumas.
b). Pembuatannya agak sulit terutama untuk pembuatan roda gigi/alat transmisi
roda gigi bila dikehendaki kedudukan porosnya membentuk sudut 90 >  >
90 – 180.
c). Daya yang ditransmisikan akan mengalami penurunan oleh karena adanya
kerugian dari gesekan yang timbul, walaupun telah dilengkapi dengan
pelumas.

90
Gambar. 52 Pesawat Tenaga Jenis Transmisi

3. Mesin Perkakas Kerja dan Mesin Produksi


Mesin perkakas kerja dapat di bedakan dalam 2 (dua) golongan besar menurut gerakannya
menjadi:
a). Mesin perkakas kerja gerak utama berputar antara lain:
- mesin bor, mesin bubut dan mesin frais.
- mesin asah (mesin gerinda), mesin faks dan mesin pelicin.
- mesin gergaji dan mesin gergaji pita.
- mesin rol
- dan lain-lain.
b). Mesin perkakas kerja gerak utama lurus antara lain:
- mesin sekrap (ketam, serut)
- mesin tempa termasuk alat-alat tuangnya.
- mesin gergaji pita dengan sengkang
- mesin ayak dan mesin pemisah
- mesin pres (mesin pon)
- mesin gunting, mesin pengeping dan mesin pembelah
- dan lain-lain.
Adapun mesin produksi yang digunakan untuk menyiapkan, membentuk atau membuat,
merakit, finishing, barang atau produk teknis antara lain:
- mesin pak, bungkus
- mesin jahit, rajut
- mesin pintal, tenun

91
Pada umumnya mesin-mesin tersebut diatas dijalankan dengan peralatan transmisi tenaga
mekanik yaitu ban mesin dengan puli melalui poros transmisi (untuk mesin-mesin lama) atau
dengan motor listrik. Disini jelas bahwa mesin perkakas dan mesin produksi ini dalam
operasinya sangat tergantung pada penggerak mula yang digunakan.

Gambar. 53 Mesin pekakas jenis mesin bubut

Gambar. 54 Mesin pekakas jenis gergaji

92
Gambar. 55 Mesin pekakas jenis frais mendatar

Gambar. 56 Mesin pekakas jenis mesin menyerut

93
Gambar. 57 Mesin pekakas jenis mesin ketam

Gambar. 58 Mesin pekakas jenis mesin bor

94
Carding Machine
Picking Machine

Carding Machine Roving Machine

Dressing Machine Dressing Machine

Gambar. 59 Mesin pekakas jenis mesin tenun

Mesin Gerinda (Batu Roda Gerinda)


Penggerindaan (gerinding) adalah proses pemotongan logam kedalam suatu bentuk tertentu
dengan menggunakan roda gerinda yang padat. Roda gerinda ini dipasang pada poros
utama (spindle) dari mesin gerinda. Batu roda gerinda dibuat dari beribu-ribu butir batu
abrasif yang diikat oleh bahan pengikat hingga membentuk roda yang diinginkan. Bahan
batu abrasif dibedakan 2 golongan yaitu natural dan buatan. Untuk golongan natural pasir
quartz, emery dan corumdum. Pasir quartz sifatnya relatif lemah dan hanya dipakai untuk

95
mengasah benda-benda yang lebih lemah. Sedangkan emery dan corumdum masing-
masing merupakan kristal dari axida aluminium(Al2O3).

Gambar. 60 Mesin pekakas jenis mesin gerinda

4. Mesin Pres (Pon)


Mesin pres (pon) ialah mesin yang digerakkan secara mekanis atau dengan bantuan kaki
dan tangan operator dan digunakan untuk memotong, melobangi, membentuk atau
merangkaikan bahan-bahan logam atau bukan logam dengan mempergunakan stempel-
stempel yang dipasang pada batang-batang luncur atau gisiran-gisiran. Ditinjau dari cara
pemasukan benda-benda kerja mesin press ( pon ) dibagi menjadi 3 yaitu:
a). Cara Otomatis:
Digunakan untuk pekerjaan yang banyak dan terus-menerus, bahan/benda kerja
ditempatkan dibawah stempel, pada tiap jalan turun. Stempel dengan suatu
mekanisme yang tidak memerlukan pelayanan dari operator.
b). Cara semi Otomatis:

96
Bahan ditempatkan dibawah stempel dengan peralatan mekanis yang
memerlukan pelayanan dari operator pada tiap jalan turun dari stempel.
c). Cara Manual:
Bahan ditempatkan dibawah stempel dengan tangan atau memakai alat-alat
bantu.

5. Tanur / Dapur
Tanur/Dapur dapat dijumpai ditempat-tempat kerja pengolahan logam yaitu fabrikasi besi
kasar dimana proses pengolahannya berlangsung dalam dapur baja dan fabrikasi besi
tuang. Disini nampak bahwa antara ketiga proses tersebut adalah berbeda yaitu proses
pertama mengolah biji-biji besi hingga jadi besi kasar, yang kedua yaitu mengolah besi
kasar tersebut menjadi baja dan yang ketiga mengolah besi kasar menjadi besi tuang.

Gambar. 61 Dapur/Tanur

Jadi jenis dapur/tanur menurut proses pengolahan besi adalah sebagai berikut :
1. Dapur tinggi/tanur tinggi.
2. Dapur baja terdiri dari antara lain:
- Dapur Induksi
- Dapur Siemens Martin
- Dapur cawan
- Canvertas Bessemer
- Convertas Thomas.
3. Dapur besi yang terdiri dari antara lain:
- Dapur kubah
- Dapur temper

97
10.3 Pemeriksaan Kait Pemegang (Hook)
Seperti telah kita ketahui pada suatu bagian-bagian pesawat tenaga dan produksi menerima
beban kerja yang cukup besar dan tinggi. Bagian ini harus dibuat dengan kontruksi yang
kuat untuk dapat menahan beban kerja dan harus dilaksanakan pengerjaannya dengan
syarat-syarat tertentu sehingga dapat menjamin bahwa bagian tersebut mampu menahan
beban. Pemilihan bahan juga harus sesuai dengan standar pembuatan mekanik yang
digunakan dan mempunyai sertifikat bahan yang memberikan keterangan tentang sifat-sifat
mekanik dan komposisi kimia bahan tersebut.
Di samping syarat-syarat konstruksi yang harus dipenuhi, juga harus dipenuhi syarat-syarat
alat perlengkapan termasuk juga alat-alat pengamannya, sehingga dapat menjamin bahwa
mekanik tersebut aman selama pengoperasian.
Kecelakaan pada pesawat tenaga dan produksi dapat disebabkan karena pada bagian
tertentu dari pesawat tenaga dan produksi mengalami kerusakan/perlemahan dan
mendapat beban yang sangat kuat yang diberikan melebihi beban maksimum yang diijinkan.
Meskipun konstruksi pesawat tenaga dan produksi telah memenuhi persyaratan, tetapi jika
kualitas pengoperasiannya tidak sesuai dengan prosesur akan dapat juga mengakibatkan
kecelakaan.
Potensi Penyebabnya Kecelakaan
Ada beberapa penyebab terjadinya kecelakaan/peledakan pada pesawat tenaga dan
produksi yaitu :
1. Pemilihan atau penggunaan bahan yang tepat;
2. Desain konstruksi yang menyimpang dari standar;
3. Peralatan/perlengkapan yang tidak memenuhi pensyaratan;
4. Pemeriksaan yang tidak lengkap;
5. Pengoperasian dan perawatan yang tidak sesuai dengan prosedur dan pemeliharaan;
6. Kelalaian operator
7. Tidak dikenal penyebab
1. Pemilihan atau penggunaan bahan;
Pada dasarnya pemilihan bahan untuk konstruksi peralatan mekanik, haruslah
dari bahan yang tepat dan memang diperuntukan untuk pembuatan pesawat tenaga
dan produksi, sesuai dengan standar yang telah diakui diseluruh dunia.
Pemilihan bahan yang salah dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan
yang pada akhirnya dapat menimbulkan peledakan, kebakaran, patah dan pencermaran
lingkungan kerja. Oleh karena itu petunjuk dan prosedur yang diberikan dalam standar-
standar tersebut harus benar-benar dilaksanakan.

98
Selain adanya kerapuhan pada bahan, juga dapat terjadi penuaan bahan. Hal ini
dapat terjadi karena :
- bahan didiamkan dalam waktu yang lama tanpa pembebanan, disebut juga penuaan
alam;
- bahan mengalami perubahan bentuk (deformasi) pada suhu kamar karena di
diamkan dalam waktu yang lama;
- bahan mengalami perubahan bentuk pada suhu 200 s/d 300 0C, dimana terjadi
penuaan secara cepat;

Oleh sebab itu untuk mengetahui sejauh mana terjadinya penuaan bahan, perlu
dilakukan penelitian di laboratorium terhadap bahan tersebut. Penelitian di laboratorium
dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan tersebut masih layak digunakan sebagai
bahan pesawat tenaga dan produksi. Kalau hal ini tidak diperhatikan akan dapat
menimbulkan terjadinya kerusakan-kerusakan pada peralatan pesawat tenaga dan
produksi yang bersangkutan (pelendungan, retak , dll) yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan peledakan dan kecalakaan.
2. Konstruksi
Desain konstruksi pesawat tenaga dan produksi harus dipersiapkan oleh pabrik
pembuat dengan membuat perencanaan gambar konstruksi pesawat tenaga dan
produksi yang menggambarkan secara detail potongan-potongan (penampang), ukuran-
ukuran dimensi bagian yang lengkap dan jelas, sambungan-sambungan, cara
pengerjaannya dan perhitungan kekuatan konstruksinya.
Sangat penting untuk memperhitungkan kekuatan masing-masing bahan
yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan, beban yang
diterima pesawat tenaga dan produksi, karena diharapkan bahan tersebut mampu
menahan, menerima, beban pada saat peralatan mekanik tersebut dioperasikan.
Perhitungan kekuatan konstruksi ini harus mengikuti standar-standar
perhitungan desain pembuatan suatu peralatan mekanik yang berlaku di seluruh dunia,
seperti SNI, ASME, JIS, dll. Kesalahan dalam desain perhitungan kekuatan konstruksi
pesawat tenaga dan produksi dapat mengakibatkan suatu kerusakan apabila pesawat
tenaga da produksi tersebut di operasikan.
3. Peralatan Pengaman
Peralatan/ perlengkapan pengaman suatu peralatan pesawat tenaga dan produksi
harus mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
semuanya harus dijaga dan diusahakan agar dapat berfungsi / bekerja dengan baik dan
akurat. Untuk itu diperlukan ketelitian dan perawatan secara teratur dan termasuk juga

99
mengadakan pemeriksaan / pengujian kembali atau kalibrasi pada alat-alat pengaman
tertentu.
4. Pemeriksaan Tidak Lengkap
Pemeriksaan tidak lengkap, pada umumnya terletak pada pemeriksaan yang
dilakukan sewaktu pesawat tenaga dan produksi, masih berada di dalam pabrik yang
meliputi pemeriksaan merusak dan pemeriksaan tidak merusak. Pemeriksaan merusak
dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tarik, batas mulur dan kandungan/ komposisi
kimia dari bahan yang digunakan dalam pembuatan pesawat tenaga dan produksi,
sedangkan pemeriksaan tidak merusak dimaksudkan untuk mengetahui kualitas
sambungan las-lasannya apakah memenuhi syarat atau tidak, misalnya adanya retak-
retak, gelembung udara/kotoran dll, dimana dalam pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggunakan sinar radioaktif (X-ray atau gamma ray) maupun dengan ultra sonic.
Pemeriksaan ini umumnya berkaitan dengan perhitungan konstruksi pesawat tenaga
dan produksi tersebut.
Bila hasil pemeriksaan merusak dan tidak merusak ini baik, maka dilakkukan
pengujian statis dan dinamis atas peralatan pesawat tenaga dan produksi. Pemeriksaan
terhadap pengujian statis dan dinamis ini harus dilakukan dengan seteliti mungkin agar
kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerusakan sewaktu peralatan mekanik di
operasikan dapat diperkecil atau dihilangkan sama sekali. Akibat adanya kelemahan
atau pemeriksaan yang tidak lengkap dapat mengakibatkan kerusakan pada pesawat
tenaga dan produksi dan kemungkinan juga dapat menyebabkan terjadinya patah.
5. Pelayanan/ Perawatan
Pelayanan/ perawatan pesawat tenaga dan produksi merupakan pekerjaan yang
tidak boleh di abaikan. Dengan perawatan secara teratur dan teliti akan lebih mudah
diketahui secara dini adanya kelainan-kelainan yang terdapat pada peralatan mekanik
sehingga kerusakan-kerusakan yang lebih berat akan dapat dihindari.
6. Kelalaian Operator
Kelalaian merupakan permasalahan yang cukup tinggi prosentasinya dari
kerusakan-kerusakan yang terjadi yang disebabkan oleh faktor manusianya. Oleh
karena itu faktor manusia yang dominan adalah sikap mental terhadap keselamatan
kerja. Ada suatu pertanyaan ” mengapa seorang pekerja melakukan pekerjaan dengan
ceroboh, dimana seharusnya dia dapat melakukannya dengan aman”. Hal ini tentunya
tidak terlepas dari kebiasaannya, yang biasanya menganggap mudah, sudah biasa,
bekerja seenaknya, kurang memperhatikan sehingga usaha pencegahan kecelakaan
kerja dianggap tidak penting. Kelalaian merupakan permasalahan yang paling tinggi
sampai mencapai 75 % kerusakan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia. “
Contoh :

100
1. Kecelakaan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang tidak baik, seperti, tidak
menggunakan helm kerja, sarung tangan, sepatu kerja, baju kerja dan lain
sebagainya.

Gambar. 62 Bekerja tidak menggunakan alat keselamatan kerja (helm kerja)

Gambar. 63 Bekerja tidak menggunakan alat keselamatan kerja (kacamata)

Penggunaan pesawat-pesawat, alat-alat dan mesin-mesin ditempat kerja yang dapat


mengakibatkan berbagai macam kecelakaan baik yang serius maupun kurang serius. Tiap
kecelakaan itu mengakibatkan ciri-ciri masalah kecelakaan-nya sendiri disamping sumber-
sumber bahaya yang umum pada pesawat-pesawat, alat-alat dan mesin-mesin tersebut.
Disamping kondisi kerja yang aman dan perlindungan/ pengamanan mesin adalah penting
bahwa pekerja diberi macam peralatan yang tepat. Ada sumber-sumber bahaya lain :
7. Lingkungan :
a. Tata letak mesin
b. Lantai harus dirawat baik
c. Lorong-lorong terusan harus ditandai
d. Harus cukup ruang kerja disekitar mesin-mesin
e. Mesin-mesin harus ditempatkan sedemikian sehingga menerima penerangan
buatan atau alami

101
f. Harus dibuat ketentuan-ketentuan untuk membuang limbah-limbah.

8. Kelistrikan:
a. Pentanahan (grounding) mesin-mesin yang mapan adalah nomor satu.
b. Harus ada saklar listrik untuk memutuskan aliran listrik yang dapat dikunci pada
posisi “putus” untuk pemeliharaan perbaikan atau keselamatan.
c. Saklar pemutus harus kembali secara otomatis ke posisi “putus” (off).
d. Setiap mesin harus mempunyai satu atau lebih saklar “berhenti” yang
ditempatkan secara tepat untuk dipergunakan oleh operator.
e. Pada beberapa mesin sebaiknya dipasang suatu rem otomatis (automatic brake)
yaitu suatu rem listrik untuk menghentikan aliran di swicth putus (swicth off).
f. Kabel dan saklar harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

9. Kesehatan:
a. Kebisingan dan debu yang membahayakan adalah resiko/ bahaya dari mesin-
mesin.
b. Bilamana berjalannya mesin cenderung bising, harus diambil pengawasan
tingkat kebisingan.
c. Bila melebihi tingkat kebisingan (85 dBA) diperlukan perhatian khusus:
- Tutup mesin
- Jam kerja lebih pendek
- Alat pelindung kuping
d. Jumlah debu yang terbesar secara halus yang terjadi dalam banyak pekerjaan
harus diukur dan dianalisa.
Debu halus dapat menjadikan suatu masalah kesehatan dan dan juga
mempunyai sebab suatu ledakan atau kebakaran.
10. Pengaman Mesin
Mesin biasanya dibagi dalam sejumlah kategori antara lain mesin-mesin
penggerak utama, mesin-mesin transmisi dan mesin kerja yang semuanya
memperlihatkan keanekaragamannya masing-masing.
Pengamanan suatu mesin dapat lebih rumit apabila mesin tersebut mempunyai
sabuk-sabuk (belt) roda gigi dan sejumlah peralatan yang berbeda-beda. Dalam
penjelasan ini kita akan membatasi pada masalah pengaman mesin-mesin secara
umum.
Dalam rangka usaha pencegahan kecelakaan mesin-mesin perlu diberi
pengaman. Pada awal revolusi industri, mesin-mesin merupakan faktor penyebab
khusus dari kecelakaan-kecelakaan dalam pabrik, sehingga menimbulkan berbagai

102
opini dalam masyarakat. Revolusi Industri ini pulalah yang menyebabkan adanya
usaha-usaha untuk membuat peraturan-peraturan keselamatan kerja dan
direncanakan pula pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan tersebut, dimana
usaha-usaha ini adalah untuk mengurangi bahaya kecelakaan akibat mesin.
Ditinjau dari segi pencegahan kecelakaan, mesin-mesin perlu mendapat
perhatian utama. Walaupun dewasa ini di negara-negara industri, mesin-mesin
hanya merupakan bagian kecil dari faktor penyebab kecelakaan kerja (biasanya
antara 15 dan 25%), tetapi tingkat keparahan dari kecelakaan akibat mesin pada
umumnya masih tinggi.
Dalam proses perjalan waktu, praktek pemasangan tutup pengaman untuk
mesin-mesin tersebar luas secara teratur, namun pengaman-pengaman ini masih
tetap tidak memuaskan, disebabkan bermacam-macam alasan, ada yang
mengatakan bahwa pengaman kurang dapat dipercaya, mengganggu dalam
pekerjaan atau membutuhkan terlalu banyak perhatian, akibat tutup pengaman
mesin seringkali diangkat, dan pekerjaan terus berjalan dengan mesin yang tidak
dilindungi.
Biasanya ahli-ahli perancang pengaman mesin-mesin melaksanakan tugas
sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku untuk menghindarkan bahaya
kecelakaan dan telah memperhitungkan pengaruh dari pemasangan pengaman
terhadap kelancaran produksi dan terhadap gangguan-gangguan bagi pekerja.
Kadang-kadang dalam hal pembuatan pagar pengaman untuk bagian-bagian yang
berbahaya dari peralatan transmisi tenaga tidak banyak mendapat kesulitan, tetapi
dalam hal lain misalnya misalnya untuk mesin-mesin penggergajian kayu, mesin-
mesin press logam, pengaman yang direncanakan sangat menghalangi efisiensi
produksi. Hal inilah yang menyebabkan pekerja cenderung untuk membuka tutup
pengaman dan memasang kembali apabila diadakan inspeksi oleh pengawas
keselamatan kerja yang kemudian dibuka kembali apabila pengawas tersebut
meninggalkan pabrik. Pekerjaan terus berjalan dengan mesin tanpa pengaman dan
mesin-mesin tetap tinggal berbahaya seperti sediakala. Jadi merupakan suatu
kenyataan bahwa jenis pengaman ini merupakan alat yang tidak penting dan
dianggap tidak bernilai.
Dibeberapa negara usaha untuk membuat pengaman mesin telah ditingkatkan
dengan membentuk Komite yang bertugas mempelajari jenis alat-alat pengaman
mesin tertentu. Komite semacam ini mempunyai anggota dari pihak-pihak
pengawasan keselamatan kerja, organisasi sosial, pabrik pembuat, pemakai dan
serikat buruh.

103
Misalnya di Inggris telah timbul gagasan baru terhadap pengamanan terhadap
mesin-mesin yang dipergunakan untuk industri tekstil, industri karet dan mesin-mesin
press logam. Sistem pembentukan Komite ini telah dilaksanakan juga di negeri
Belanda. Untuk mempelajari pengaman lift, pengangkatan, penimbunan cairan yang
mudah meledak dan lain-lain. Sistem ini telah terbukti sangat bernilai, tidak hanya
memikirkan masalah teknik yang sulit-sulit juga termasuk masalah usaha-usaha
pencegahan sebelumnya terhadap bahaya yang mungkin timbul pada alat-alat yang
penting, misalnya peralatan pesawat angkat.
Dengan sistem Komite ini juga sangat bermanfaat untuk memecahkan
masalah-masalah keselamatan kerja dan dapat dipupuk kerjasama yang baik di
antaranya semua pihak yang berkepentingan sehingga setiap rekomendasi yang
dihasilkan akan mudah dilaksanakan dalam praktek.
Di Perancis dilaksanakan metode pemberian Sertifikat pengesahan secara
resmi. Pihak yang berwenang menetapkan prinsip umum yang harus dipenuhi untuk
macam-macam pengaman tertentu. Pabrik pembuat peralatan pengaman
menyampaikan alat-alat yang diproduksi kepada Komite, apabila telah memenuhi
standar dinyatakan bahwa sesuai dengan prinsip-prinsip umum untuk pengamanan
mesin yang bersangkutan. Maka peralatan pengaman tersebut disahkan dan boleh
dijual dan dipakai.

10.4 Rangkuman
Sumber bahaya pesawat tenaga dan produksi meliputi:
a. Bagian yang bergerak
b. Bagian yang mempunyai peran
c. Bagian yang menanggung beban
d. Peledakan
e. Gas buang
f. Getaran
g. Kebisingan
h. Suhu tinggi
i. Debu
j. Operator yang tidak mampu dan terampil
Pesawat Tenaga dan Produksi ialah Pesawat atau alat yang bergerak berpindah-pindah
atau tetap yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkan atau memindahkan daya atau
tenaga, mengolah, membuat : bahan, barang, produksi teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Pesawat tenaga dan produksi terdiri dari :

104
1. Pesawat Tenaga
2. Penggerak mula
3. Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik
4. Mesin Produksi
5. Mesin Perkakas
6. Dapur

10.5 Latihan Soal


1. Sebutkan jenis-jenis pesawat tenaga dan produksi?
2. Sebutkan beberapa penyebab terjadinya kecelakaan/peledakan pada pesawat
tenaga dan produksi?
3. Sebutkan jenis sumber bahaya pesawat tenaga dan produksi dari segi
lingkungan?
4. Apakah yang harus diperhatikan bila kebisingan melebihi 85 dB?
5. Sebutkan bagian dari pesawat tenaga dan produksi !

10.6 Referensi

1. Kemnaker, (2015). Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Mekanik. Jakarta: Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
2. Kemnaker, (2016). Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 38 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi.
Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan RI
3. Sekretariat Negara RI, (1970). Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja. Jakarta: Sekretariat Negara RI.

105

Anda mungkin juga menyukai