77
1. Cocokkan sertifikat layak pakai crane serta perlengkapan angkatnya
2. Laksanakan pemeriksaan awal sebelum crane dioperasikan
3. Laksanakan pengoperasian crane dengan betul
4. Bagaimana mengoperasikan orang untuk beban normal
5. Bagaimana mengoperasikan crane dengan beban kritis
6. Bagaimana caranya menghadapi adanya bahaya sewaktu mengoperasikan crane
7. Bagaimana caranya memeriksa peralatan angkat crane
78
5. Beban harus memiliki besaran berat yang tercantum dengan jelas dan operator
harus mengetahui jumlah beban yang akan diangkat termasuk berat hook, rope
dan lain sebagainya.
Pekerjaan Berbahaya
Bila ternyata terdapat suatu kasus berbahaya yang diluar dugaan biar pun telah ada izin
kerja dan lain sebagainya. Langkah-langkah berikutnya perlu dipertimbangkan.
1. Beban ditaruh di tanah segera jika situasi dan kondisi telah memungkinkan yang
bebas dari segala macam gangguan.
2. Motor penggerak segera dihentikan, tetapi dijamin bahwa beban tidak akan turun.
3. Segera pengawas ketempat yang berbahaya tersebut untuk observasi keadaan.
4. Jikalau memang semuanya telah aman, perlu dilakukan pemeriksaan ulang apakah
tempat, alat dan lain sebagainya tidak akan berubah.
5. Jikalau semuanya beres, segera minta izin lagi untuk segera beroperasi.
79
Keselamatan Selama Beroperasi
1. Ramalan cuaca secara teratur harus diperoleh sebelum beroperasi. Jika kecepatan
80ank u melebihi dari pada 38 MPH segera laporkan kepada pengawas untuk
mendapatkan petunjuk selanjutnya.
2. Beban tidak diizinkan melebihi crane yang telah ditetapkan. Untuk hal tersebut, harus
diatur lebih lanjut cara pengoperasiaanya.
3. Kalau crane mobile beroperasi di daerah sekitar distribusi tenaga listrik, harus
diperhatikan katentuan-ketentuan berikut ini;
- Komponen crane hanya diizinkan pada posisi paling dekat meter jika tegangan
listrik sampai 500 volt.
- Untuk tegangan lebih dari 500 volt, sebaiknya jarak komponen crane paling dekat
5 meter.
Pengawas kelistrikan harus diberitahu kalau pekerjaan pengangkatan akan segera di
mulai.
- Untuk melindungi kabel tanah atau pipa-pipa dalam tanah harus segera diberikan
papan plat besi secukupnya.
- Untuk mengangkat barang lepas, sebaiknya dimasukkan dalam bucket untuk
bisa diangkat bersama.
- Selama operasi satu atau dua tali perlu disediakan dan terikat pada beban untuk
mengontrol gerakan beban sehingga tidak berputar atau berayun.
- Harus diusahakan agar operatornya selalu dapat melihat beban selama beban
diangkat-pindahkan. Juga perlu dilengkapi kaca spion untuk memungkinkan
penglihatan operator pada saat berputar.
- Juga semua crane harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran.
- Dilarang keras menempatkan barang-barang pada bagian-bagian yang berputar,
bergerak, pipa-pipa, saluran kabel lebih-lebih lagi mengikatnya.
- Operator crane sebaiknya telah berumur lebih dari 20 tahun dan dengan cukup
berpengalaman di daerah seperti tersebut di atas serta telah mempunyai
sertifikat dan S. I. O dari Depnaker.
-
- Selesai pekerjaan, operator harus melaksanakan beberapa ketentuan;
- Letak beban
- Tarik hook/taruh bucket
- Putuskan saluran listrik/matikan sumber tenaga
- Tutup kabin 80an kunci
- Usahakan agar motor penggerak aman/taruh boom/hindari kerusakan bila
terjadi ada perubahan cuaca dan lain sebagainya.
80
Perlengkapan Keselamatan Kerja Keran Angkat
Dinamometer “Martin Dekker”
Dinamometer ini harus dipasang pada daerah yang dilalui oleh tali angkat beban, sesuai
dengan tipe kran yang menggunakan, umumnya terpasang pada pangkal atau ujung
boom yang berbentuk kisi dan pada bagian ujung atas boom utama untuk boom yang
berbentuk teleskopik.
Bila tali angkat beban mendapatkan tarikan dari beban yang diangkat pada pancing
blok, maka pembebanan tali angkat ini akan menekan pulli tengah pada dinamometer
ini, pada putarannya pulli ini memindahkan pembebanan tali angkat pada sel beban
hidrostatik. Dengan bantuan pipa tembaga atau slang hidrolik, cairan hidrostatik
memindahkan berat beban yang diterima pulli pada kotak pengontrol yang diletakkan di
depan operator atau di tempatkan pada daerah yang mudah dilihat operator tanpa
adanya halangan-halangan.
Load Indikator
Gigi penggerak jarum berwarna merah juga memutar kontak listrik untuk menyalakan
lampu peringatan bila belum mencapai 90% dari beban aman (SWL) dan bel peringatan
berbunyi bila beban aman telah terlampaui (over load)
81
Disamping itu masing-masing indicator dilengkapi dengan gigi stelan yang dapat diputar
bila penyetelan diperlukan.
82
d. Pengujian-pengujian.
e. Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan angkut
(pemeriksaan pertama).
83
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Dan Pengujian Pada Tahap Pembuatan (Fabrikasi)
(1) Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan.
(2) Pemeriksaan bahan baku/material yang akan digunakan untuk pembuatan
unit atau komponen (pemeriksaan awal).
(3) Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan pembuatan unit atau
komponen.
(4) Pengujian.
(5) Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan pengawasan pembuatan
unit atau komponen.
2. Pemeriksaan Dan Pengujian Pada Tahap Perakitan Dan Atau Pemasangan
(1) Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pemasangan dan atau
perakitan.
(2) Pemeriksaan unit atau komponen atau bahan baku/material yang akan
dirakit atau dipasang.
(3) Pemeriksaan teknis secara menyeluruh pada saat dan pada akhir
pelaksanaan perakitan/pemasangan pesawat angkat dan angkut sarana
penunjang dan alat, perlengkapan/pengaman.
(4) Pengujian-pengujian
(5) Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan
angkut (pemeriksaan pertama).
3. Pemeriksaan Dan Pengujian Pada Tahap Pemakaian (Berkala Atau Khusus)
(1) Pengecekan dokumen teknik yang terkait dengan syarat pemakaian
(pengoperasian).
(2) Pemeriksaan kondisi fisik pesawat angkat dan angkut, alat
perlengkapan/alat pengaman serta sarana penunjang operasinya.
(3) Pengujian-pengujian
(4) Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian berkala atau
pemeriksaan khusus.
(5) Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian.
4. Pemeriksaan Dan Pengujian Berkaitan Dengan Reparasi Atau Modifikasi
(1) Pemeriksaan kondisi fisik bagian pesawat angkat dan angkut yang akan
direparasi atau dimodifikasi termasuk material yang akan digunakan.
(2) Verifikasi dokumen teknik yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan reparasi
atau modifikasi.
(3) Pemeriksaan pada saat dan pada akhir pelaksanaan reparasi atau
modifikasi.
84
(4) Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian.
5. Penerbitan perijinan /pengesahan pesawat angkat dan angkut
(1). Setiap laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan angkut
harus dicatat dalam buku Register dan diberi nomor sesuai ketentuan.
(2). Pembuatan Pengesahan Pemakaian pesawat angkat dan angkut dengan
menggunakan formulir pada pedoman pemeriksaan da pengujian,
penerbitan Pengesahan Pemakaian. Pengesahan pemakaian ditanda
tangani oleh Kepala Dinas setelah diparaf oleh Pegawai Pengawas dan
atasan langsung Pegawai Pengawas.
(3). Setiap Pengesahan Pemakaian harus dicatat dalam buku Register dan
diberi nomor sesuai ketentuan.
(4). Pengesahan Pemakaian asli disampaikan kepada Pemakai/Pemilik
peralatan pesawat angkat dan angkut, tindasan pertama disimpan di
dinas setempat dan tindasan kedua disampaikan ke Pemerintah.
85
mengoperasikan pesawat angkat dan angkut dengan betul dan aman, maka sebelum masuk
daerah kerja, harus selalu mendapat izin (lisensi K3) terlebih dahulu.
Sertifikat layak pakai pesawat yang akan dipergunakan juga layak kerja atau memiliki lisensi
bagi operator yang menjalankan pesawat yang bersangkutan. Maka seandainya terdapat
pesawat yang mau dipergunakan tidak memiliki sertifikat layak pakai, harus diadakan
pemeriksaan dan uji coba dulu, sedang sang operatornya pun sama halnya seperti pesawat
itu sendiri.
Lisensi K3 adalah kartu tanda kewenangan seorang operator dan petugas untuk
mengoperasikan dan perawatan pesawat angkat dan angkut sesuai dengan kelas dan
jenisnya setelah pembinaan dan evaluasi, lisensi merupakan bukti operator tersebut telah
memenuhi syarat pengetahuan tehnis dan pesyaratan kesehatannya sesuai
Permenakertrans No. Per 09/Men/VII//2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat
dan Angkut dan SE. Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
01/DJPPK/VI/2009 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan dan Pengujian Lisensi
K3 bagi Petugas dan Operator Pesawat Uap, Pesawat Tenaga dan Produksi, Pesawat
Angkat dan Angkut.
9.8 Referensi
1. Kemnaker, (2015). Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Mekanik. Jakarta: Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
2. Kemnaker, (1985). Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 05/MEN/1985 tentang
Pesawat Angkat dan Angkut. Jakarta: Kementerian Tenaga Kerja RI
3. Kemnakertrans, (2010). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No
09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut.
Jakarta: Kementerian Tenaga Kerja RI
86
4. Sekretariat Negara RI, (1970). Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja. Jakarta: Sekretariat Negara RI.
87
X. PEMERIKSAAN KOMPONEN PESAWAT ANGKAT
10.1 Capaian Pembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu mengenali pemeriksaan komponen pada pesawat angkat dengan
adanya Objek Tugas Rancang Pesawat Angkat di tempat kerja.
88
Gambar. 49 Pesawat Tenaga Jenis Penggerak Mula (Genset)
89
Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik
Pemindahan daya dan putaran mesin baik putarannya berlawanan atau searah dapat
dilakukan dengan menggunakan speed reducer. Bila peristilahan speed reducer ditinjau dari
macamnya dan dikaitkan dengan Permenaker. No. Per. 04/Men/1985 dapat disimpulkan
bahwa speed reducer tersebut juga merupakan perlengkapan transmisi tenaga mekanik.
Untuk bahan analisa lebih lanjut tentang sumber bahaya yang ditimbulkannya kiranya perlu
diketahui macam-macam speed reducer yaitu:
a). Pulli dengan ban mesin
Daya maximum yang ditransmisikan 500 Kw.
b). Roda gigi dengan roda gigi
Daya yang ditransmisikan relatif besar dan pada putaran yang tepat.
c). Rantai dengan piringan roda gigi
Daya maximum yang ditransmisikan 500 Kw
d). Batang berulir dengan roda gigi
Daya yang ditransmisikan
e). Roda-roda gesek
Daya yang ditransmisikan relatif kecil pada putaran yang kurang tepat.
Adapun keuntungan-keuntungannya adalah:
a). Dapat menurunkan putaran mesin dari yang cepat ke lambat tanpa merubah
konstruksi mesin/pesawat penggerak.
b). Dapat memindahkan daya dengan cepat dan tepat.
c). Dapat menghasilkan suatu putaran mesin searah atau berlawanan arah
dengan mesin/pesawat penggeraknya
d). Dapat menghasilkan kedudukan poros sejajar saling tegak lurus maupun
vertikal dan membentuk sudut antara poros penggerak dengan yang
digerakkan lebih kecil 90 dan lebih besar 90 tetapi lebih kecil 180.
Dan kerugian-kerugiannya sebagai berikut:
a). Konstruksinya memerlukan tempat tersendiri atau terkonstruksi pada unit
mesinnya akan tetapi tetap memerlukan tempat/lemari yang berisikan minyak
pelumas.
b). Pembuatannya agak sulit terutama untuk pembuatan roda gigi/alat transmisi
roda gigi bila dikehendaki kedudukan porosnya membentuk sudut 90 > >
90 – 180.
c). Daya yang ditransmisikan akan mengalami penurunan oleh karena adanya
kerugian dari gesekan yang timbul, walaupun telah dilengkapi dengan
pelumas.
90
Gambar. 52 Pesawat Tenaga Jenis Transmisi
91
Pada umumnya mesin-mesin tersebut diatas dijalankan dengan peralatan transmisi tenaga
mekanik yaitu ban mesin dengan puli melalui poros transmisi (untuk mesin-mesin lama) atau
dengan motor listrik. Disini jelas bahwa mesin perkakas dan mesin produksi ini dalam
operasinya sangat tergantung pada penggerak mula yang digunakan.
92
Gambar. 55 Mesin pekakas jenis frais mendatar
93
Gambar. 57 Mesin pekakas jenis mesin ketam
94
Carding Machine
Picking Machine
95
mengasah benda-benda yang lebih lemah. Sedangkan emery dan corumdum masing-
masing merupakan kristal dari axida aluminium(Al2O3).
96
Bahan ditempatkan dibawah stempel dengan peralatan mekanis yang
memerlukan pelayanan dari operator pada tiap jalan turun dari stempel.
c). Cara Manual:
Bahan ditempatkan dibawah stempel dengan tangan atau memakai alat-alat
bantu.
5. Tanur / Dapur
Tanur/Dapur dapat dijumpai ditempat-tempat kerja pengolahan logam yaitu fabrikasi besi
kasar dimana proses pengolahannya berlangsung dalam dapur baja dan fabrikasi besi
tuang. Disini nampak bahwa antara ketiga proses tersebut adalah berbeda yaitu proses
pertama mengolah biji-biji besi hingga jadi besi kasar, yang kedua yaitu mengolah besi
kasar tersebut menjadi baja dan yang ketiga mengolah besi kasar menjadi besi tuang.
Gambar. 61 Dapur/Tanur
Jadi jenis dapur/tanur menurut proses pengolahan besi adalah sebagai berikut :
1. Dapur tinggi/tanur tinggi.
2. Dapur baja terdiri dari antara lain:
- Dapur Induksi
- Dapur Siemens Martin
- Dapur cawan
- Canvertas Bessemer
- Convertas Thomas.
3. Dapur besi yang terdiri dari antara lain:
- Dapur kubah
- Dapur temper
97
10.3 Pemeriksaan Kait Pemegang (Hook)
Seperti telah kita ketahui pada suatu bagian-bagian pesawat tenaga dan produksi menerima
beban kerja yang cukup besar dan tinggi. Bagian ini harus dibuat dengan kontruksi yang
kuat untuk dapat menahan beban kerja dan harus dilaksanakan pengerjaannya dengan
syarat-syarat tertentu sehingga dapat menjamin bahwa bagian tersebut mampu menahan
beban. Pemilihan bahan juga harus sesuai dengan standar pembuatan mekanik yang
digunakan dan mempunyai sertifikat bahan yang memberikan keterangan tentang sifat-sifat
mekanik dan komposisi kimia bahan tersebut.
Di samping syarat-syarat konstruksi yang harus dipenuhi, juga harus dipenuhi syarat-syarat
alat perlengkapan termasuk juga alat-alat pengamannya, sehingga dapat menjamin bahwa
mekanik tersebut aman selama pengoperasian.
Kecelakaan pada pesawat tenaga dan produksi dapat disebabkan karena pada bagian
tertentu dari pesawat tenaga dan produksi mengalami kerusakan/perlemahan dan
mendapat beban yang sangat kuat yang diberikan melebihi beban maksimum yang diijinkan.
Meskipun konstruksi pesawat tenaga dan produksi telah memenuhi persyaratan, tetapi jika
kualitas pengoperasiannya tidak sesuai dengan prosesur akan dapat juga mengakibatkan
kecelakaan.
Potensi Penyebabnya Kecelakaan
Ada beberapa penyebab terjadinya kecelakaan/peledakan pada pesawat tenaga dan
produksi yaitu :
1. Pemilihan atau penggunaan bahan yang tepat;
2. Desain konstruksi yang menyimpang dari standar;
3. Peralatan/perlengkapan yang tidak memenuhi pensyaratan;
4. Pemeriksaan yang tidak lengkap;
5. Pengoperasian dan perawatan yang tidak sesuai dengan prosedur dan pemeliharaan;
6. Kelalaian operator
7. Tidak dikenal penyebab
1. Pemilihan atau penggunaan bahan;
Pada dasarnya pemilihan bahan untuk konstruksi peralatan mekanik, haruslah
dari bahan yang tepat dan memang diperuntukan untuk pembuatan pesawat tenaga
dan produksi, sesuai dengan standar yang telah diakui diseluruh dunia.
Pemilihan bahan yang salah dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan
yang pada akhirnya dapat menimbulkan peledakan, kebakaran, patah dan pencermaran
lingkungan kerja. Oleh karena itu petunjuk dan prosedur yang diberikan dalam standar-
standar tersebut harus benar-benar dilaksanakan.
98
Selain adanya kerapuhan pada bahan, juga dapat terjadi penuaan bahan. Hal ini
dapat terjadi karena :
- bahan didiamkan dalam waktu yang lama tanpa pembebanan, disebut juga penuaan
alam;
- bahan mengalami perubahan bentuk (deformasi) pada suhu kamar karena di
diamkan dalam waktu yang lama;
- bahan mengalami perubahan bentuk pada suhu 200 s/d 300 0C, dimana terjadi
penuaan secara cepat;
Oleh sebab itu untuk mengetahui sejauh mana terjadinya penuaan bahan, perlu
dilakukan penelitian di laboratorium terhadap bahan tersebut. Penelitian di laboratorium
dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan tersebut masih layak digunakan sebagai
bahan pesawat tenaga dan produksi. Kalau hal ini tidak diperhatikan akan dapat
menimbulkan terjadinya kerusakan-kerusakan pada peralatan pesawat tenaga dan
produksi yang bersangkutan (pelendungan, retak , dll) yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan peledakan dan kecalakaan.
2. Konstruksi
Desain konstruksi pesawat tenaga dan produksi harus dipersiapkan oleh pabrik
pembuat dengan membuat perencanaan gambar konstruksi pesawat tenaga dan
produksi yang menggambarkan secara detail potongan-potongan (penampang), ukuran-
ukuran dimensi bagian yang lengkap dan jelas, sambungan-sambungan, cara
pengerjaannya dan perhitungan kekuatan konstruksinya.
Sangat penting untuk memperhitungkan kekuatan masing-masing bahan
yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan, beban yang
diterima pesawat tenaga dan produksi, karena diharapkan bahan tersebut mampu
menahan, menerima, beban pada saat peralatan mekanik tersebut dioperasikan.
Perhitungan kekuatan konstruksi ini harus mengikuti standar-standar
perhitungan desain pembuatan suatu peralatan mekanik yang berlaku di seluruh dunia,
seperti SNI, ASME, JIS, dll. Kesalahan dalam desain perhitungan kekuatan konstruksi
pesawat tenaga dan produksi dapat mengakibatkan suatu kerusakan apabila pesawat
tenaga da produksi tersebut di operasikan.
3. Peralatan Pengaman
Peralatan/ perlengkapan pengaman suatu peralatan pesawat tenaga dan produksi
harus mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
semuanya harus dijaga dan diusahakan agar dapat berfungsi / bekerja dengan baik dan
akurat. Untuk itu diperlukan ketelitian dan perawatan secara teratur dan termasuk juga
99
mengadakan pemeriksaan / pengujian kembali atau kalibrasi pada alat-alat pengaman
tertentu.
4. Pemeriksaan Tidak Lengkap
Pemeriksaan tidak lengkap, pada umumnya terletak pada pemeriksaan yang
dilakukan sewaktu pesawat tenaga dan produksi, masih berada di dalam pabrik yang
meliputi pemeriksaan merusak dan pemeriksaan tidak merusak. Pemeriksaan merusak
dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tarik, batas mulur dan kandungan/ komposisi
kimia dari bahan yang digunakan dalam pembuatan pesawat tenaga dan produksi,
sedangkan pemeriksaan tidak merusak dimaksudkan untuk mengetahui kualitas
sambungan las-lasannya apakah memenuhi syarat atau tidak, misalnya adanya retak-
retak, gelembung udara/kotoran dll, dimana dalam pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggunakan sinar radioaktif (X-ray atau gamma ray) maupun dengan ultra sonic.
Pemeriksaan ini umumnya berkaitan dengan perhitungan konstruksi pesawat tenaga
dan produksi tersebut.
Bila hasil pemeriksaan merusak dan tidak merusak ini baik, maka dilakkukan
pengujian statis dan dinamis atas peralatan pesawat tenaga dan produksi. Pemeriksaan
terhadap pengujian statis dan dinamis ini harus dilakukan dengan seteliti mungkin agar
kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerusakan sewaktu peralatan mekanik di
operasikan dapat diperkecil atau dihilangkan sama sekali. Akibat adanya kelemahan
atau pemeriksaan yang tidak lengkap dapat mengakibatkan kerusakan pada pesawat
tenaga dan produksi dan kemungkinan juga dapat menyebabkan terjadinya patah.
5. Pelayanan/ Perawatan
Pelayanan/ perawatan pesawat tenaga dan produksi merupakan pekerjaan yang
tidak boleh di abaikan. Dengan perawatan secara teratur dan teliti akan lebih mudah
diketahui secara dini adanya kelainan-kelainan yang terdapat pada peralatan mekanik
sehingga kerusakan-kerusakan yang lebih berat akan dapat dihindari.
6. Kelalaian Operator
Kelalaian merupakan permasalahan yang cukup tinggi prosentasinya dari
kerusakan-kerusakan yang terjadi yang disebabkan oleh faktor manusianya. Oleh
karena itu faktor manusia yang dominan adalah sikap mental terhadap keselamatan
kerja. Ada suatu pertanyaan ” mengapa seorang pekerja melakukan pekerjaan dengan
ceroboh, dimana seharusnya dia dapat melakukannya dengan aman”. Hal ini tentunya
tidak terlepas dari kebiasaannya, yang biasanya menganggap mudah, sudah biasa,
bekerja seenaknya, kurang memperhatikan sehingga usaha pencegahan kecelakaan
kerja dianggap tidak penting. Kelalaian merupakan permasalahan yang paling tinggi
sampai mencapai 75 % kerusakan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia. “
Contoh :
100
1. Kecelakaan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang tidak baik, seperti, tidak
menggunakan helm kerja, sarung tangan, sepatu kerja, baju kerja dan lain
sebagainya.
101
f. Harus dibuat ketentuan-ketentuan untuk membuang limbah-limbah.
8. Kelistrikan:
a. Pentanahan (grounding) mesin-mesin yang mapan adalah nomor satu.
b. Harus ada saklar listrik untuk memutuskan aliran listrik yang dapat dikunci pada
posisi “putus” untuk pemeliharaan perbaikan atau keselamatan.
c. Saklar pemutus harus kembali secara otomatis ke posisi “putus” (off).
d. Setiap mesin harus mempunyai satu atau lebih saklar “berhenti” yang
ditempatkan secara tepat untuk dipergunakan oleh operator.
e. Pada beberapa mesin sebaiknya dipasang suatu rem otomatis (automatic brake)
yaitu suatu rem listrik untuk menghentikan aliran di swicth putus (swicth off).
f. Kabel dan saklar harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
9. Kesehatan:
a. Kebisingan dan debu yang membahayakan adalah resiko/ bahaya dari mesin-
mesin.
b. Bilamana berjalannya mesin cenderung bising, harus diambil pengawasan
tingkat kebisingan.
c. Bila melebihi tingkat kebisingan (85 dBA) diperlukan perhatian khusus:
- Tutup mesin
- Jam kerja lebih pendek
- Alat pelindung kuping
d. Jumlah debu yang terbesar secara halus yang terjadi dalam banyak pekerjaan
harus diukur dan dianalisa.
Debu halus dapat menjadikan suatu masalah kesehatan dan dan juga
mempunyai sebab suatu ledakan atau kebakaran.
10. Pengaman Mesin
Mesin biasanya dibagi dalam sejumlah kategori antara lain mesin-mesin
penggerak utama, mesin-mesin transmisi dan mesin kerja yang semuanya
memperlihatkan keanekaragamannya masing-masing.
Pengamanan suatu mesin dapat lebih rumit apabila mesin tersebut mempunyai
sabuk-sabuk (belt) roda gigi dan sejumlah peralatan yang berbeda-beda. Dalam
penjelasan ini kita akan membatasi pada masalah pengaman mesin-mesin secara
umum.
Dalam rangka usaha pencegahan kecelakaan mesin-mesin perlu diberi
pengaman. Pada awal revolusi industri, mesin-mesin merupakan faktor penyebab
khusus dari kecelakaan-kecelakaan dalam pabrik, sehingga menimbulkan berbagai
102
opini dalam masyarakat. Revolusi Industri ini pulalah yang menyebabkan adanya
usaha-usaha untuk membuat peraturan-peraturan keselamatan kerja dan
direncanakan pula pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan tersebut, dimana
usaha-usaha ini adalah untuk mengurangi bahaya kecelakaan akibat mesin.
Ditinjau dari segi pencegahan kecelakaan, mesin-mesin perlu mendapat
perhatian utama. Walaupun dewasa ini di negara-negara industri, mesin-mesin
hanya merupakan bagian kecil dari faktor penyebab kecelakaan kerja (biasanya
antara 15 dan 25%), tetapi tingkat keparahan dari kecelakaan akibat mesin pada
umumnya masih tinggi.
Dalam proses perjalan waktu, praktek pemasangan tutup pengaman untuk
mesin-mesin tersebar luas secara teratur, namun pengaman-pengaman ini masih
tetap tidak memuaskan, disebabkan bermacam-macam alasan, ada yang
mengatakan bahwa pengaman kurang dapat dipercaya, mengganggu dalam
pekerjaan atau membutuhkan terlalu banyak perhatian, akibat tutup pengaman
mesin seringkali diangkat, dan pekerjaan terus berjalan dengan mesin yang tidak
dilindungi.
Biasanya ahli-ahli perancang pengaman mesin-mesin melaksanakan tugas
sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku untuk menghindarkan bahaya
kecelakaan dan telah memperhitungkan pengaruh dari pemasangan pengaman
terhadap kelancaran produksi dan terhadap gangguan-gangguan bagi pekerja.
Kadang-kadang dalam hal pembuatan pagar pengaman untuk bagian-bagian yang
berbahaya dari peralatan transmisi tenaga tidak banyak mendapat kesulitan, tetapi
dalam hal lain misalnya misalnya untuk mesin-mesin penggergajian kayu, mesin-
mesin press logam, pengaman yang direncanakan sangat menghalangi efisiensi
produksi. Hal inilah yang menyebabkan pekerja cenderung untuk membuka tutup
pengaman dan memasang kembali apabila diadakan inspeksi oleh pengawas
keselamatan kerja yang kemudian dibuka kembali apabila pengawas tersebut
meninggalkan pabrik. Pekerjaan terus berjalan dengan mesin tanpa pengaman dan
mesin-mesin tetap tinggal berbahaya seperti sediakala. Jadi merupakan suatu
kenyataan bahwa jenis pengaman ini merupakan alat yang tidak penting dan
dianggap tidak bernilai.
Dibeberapa negara usaha untuk membuat pengaman mesin telah ditingkatkan
dengan membentuk Komite yang bertugas mempelajari jenis alat-alat pengaman
mesin tertentu. Komite semacam ini mempunyai anggota dari pihak-pihak
pengawasan keselamatan kerja, organisasi sosial, pabrik pembuat, pemakai dan
serikat buruh.
103
Misalnya di Inggris telah timbul gagasan baru terhadap pengamanan terhadap
mesin-mesin yang dipergunakan untuk industri tekstil, industri karet dan mesin-mesin
press logam. Sistem pembentukan Komite ini telah dilaksanakan juga di negeri
Belanda. Untuk mempelajari pengaman lift, pengangkatan, penimbunan cairan yang
mudah meledak dan lain-lain. Sistem ini telah terbukti sangat bernilai, tidak hanya
memikirkan masalah teknik yang sulit-sulit juga termasuk masalah usaha-usaha
pencegahan sebelumnya terhadap bahaya yang mungkin timbul pada alat-alat yang
penting, misalnya peralatan pesawat angkat.
Dengan sistem Komite ini juga sangat bermanfaat untuk memecahkan
masalah-masalah keselamatan kerja dan dapat dipupuk kerjasama yang baik di
antaranya semua pihak yang berkepentingan sehingga setiap rekomendasi yang
dihasilkan akan mudah dilaksanakan dalam praktek.
Di Perancis dilaksanakan metode pemberian Sertifikat pengesahan secara
resmi. Pihak yang berwenang menetapkan prinsip umum yang harus dipenuhi untuk
macam-macam pengaman tertentu. Pabrik pembuat peralatan pengaman
menyampaikan alat-alat yang diproduksi kepada Komite, apabila telah memenuhi
standar dinyatakan bahwa sesuai dengan prinsip-prinsip umum untuk pengamanan
mesin yang bersangkutan. Maka peralatan pengaman tersebut disahkan dan boleh
dijual dan dipakai.
10.4 Rangkuman
Sumber bahaya pesawat tenaga dan produksi meliputi:
a. Bagian yang bergerak
b. Bagian yang mempunyai peran
c. Bagian yang menanggung beban
d. Peledakan
e. Gas buang
f. Getaran
g. Kebisingan
h. Suhu tinggi
i. Debu
j. Operator yang tidak mampu dan terampil
Pesawat Tenaga dan Produksi ialah Pesawat atau alat yang bergerak berpindah-pindah
atau tetap yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkan atau memindahkan daya atau
tenaga, mengolah, membuat : bahan, barang, produksi teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Pesawat tenaga dan produksi terdiri dari :
104
1. Pesawat Tenaga
2. Penggerak mula
3. Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik
4. Mesin Produksi
5. Mesin Perkakas
6. Dapur
10.6 Referensi
105