Anda di halaman 1dari 10

Ramadhan dan Idul Fitri di

Masa Pandemi
Oleh: Chayriel Ramadhan Yashadi Abdullah
Kelas: VII i
Nomor Absen: 20

R amadhan kali ini berbeda sekali dengan tahun-


tahun sebelumnya. Ramadhan tahun lalu, sebelum
puasa, kita semua takbiran bersama teman, saudara
dan keliling di kampung sendiri maupun di jalan raya. Begitu
pula malam takbiran, menjelang Idul Fitri, kita semua bisa
menyuarakan takbir keliling kampung sendiri sampai keluar
kampung dengan gembira. Sebelum puasa kita semua sholat
Tarawih bersama di masjid. Besoknya kita sahur dan mulai
berpuasa di hari pertama. Di hari pertama saya, mama dan
kakak berbuka dengan gorengan martabak mie dan es susu
sirup. Sehabis sholat Isya kita semua mengadakan sholat
Tarawih bersama di masjid. Di hari kedua saya, mama dan
kakak sahur bersama di ruang makan. Sehabis sahur paginya
kakak saya berangkat kerja, hampir mendekati matahari
tenggelam kakak saya pulang, saya dan kakak langsung
membeli makanan dan minuman untuk berbuka. Sehabis

1
sholat Maghrib saya, kakak dan mama menuju ke masjid
untuk sholat Tarawih bersama. Sehabis sholat Tarawih saya
dan kakak membeli makan untuk sahur besok. Di hari ketiga
kakak saya berangkat kerja dan berbuka di kantornya, jadi
saya dan mama berbuka tanpa kakak. Hampir mendekati
senja saya bergegas membeli makanan untuk berbuka
puasa. Tidak terasa sudah hari terakhir puasa. Saya, kakak
dan mama berbuka puasa dengan senang karena sudah
mendekati hari raya. Sehabis sholat Tarawih saya diantar
oleh kakak ke rumah tante. Besoknya saya, paman saya,
tante dan kakak saudara sholat Ied bersama di masjid.
Sehabis sholat, kami berangkat ke rumah saya untuk
berkumpul bersama saudara-saudara yang lain pula. Kami
sangat menikmati makanan dan minuman khas lebaran
tahun lalu. Suasana terasa begitu hangat. Rasa kebersamaan
lebaran tahun lalu masih saya rasakan dan sangat saya
rindukan.

Bulan Ramadhan tahun ini memang berbeda dari Ramadhan


sebelumnya dikarenakan adanya pandemi virus Covid-19.
Hal ini sangat berdampak pada tradisi saat Ramadhan. Jika
umat muslim biasanya menjalankan ibadah puasa dengan
berbuka bersama atau salat Tarawih di masjid berjamaah,

2
kali ini kita terpaksa dilakukan tanpa berkelompok, hanya
bersama anggota keluarga inti di rumah masing-masing.
Selain meniadakan buka puasa bersama dan salat Tarawih
berjamaah, pemerintah pun meniadakan Tabligh Akbar,
takbiran keliling, pesantren kilat, I’tikaf yang biasanya
dilakukan pada 10 malam ganjil terakhir bulan Ramadhan,
dan bahkan salat Idul Fitri nantinya pun dihimbau untuk
tidak dilakukan secara berjamaah yang sekiranya dapat
mengakibatkan pengumpulan masal.

Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Ramadhan


tahun ini kita semua di rumah masing-masing. Di tahun ini
kita takbiran di rumah, tidak keluar seperti tahun lalu. Sholat
Tarawih pun di rumah, tidak di masjid layaknya bulan
Ramadhan tahun lalu. Puasa tahun ini spesial karena ada
orang yang saya sayangi, yaitu papa saya. Di masa pandemi,
papa saya di rumah saja. Saya senang karena semua
berkumpul di rumah. Puasa terasa lebih hangat bersama
keluarga inti di rumah. Bila mama tidak masak, saya pesan
makanan lewat aplikasi antar makanan daring. Bila ingin
membeli takjil di luar, saya dan kakak saya wajib memakai
masker dan mencuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir terlebih dahulu sebelum keluar rumah dan mau

3
masuk rumah. Kebetulan dari dulu rumah saya ada keran air
di luar rumah yang bisa dipakai untuk mencuci tangan
maupun lainnya (contoh: siram tanaman). Rutinitas
berpuasa di bulan Ramadhan kali ini tidak jauh berbeda
dengan tahun lalu, hanya saja kegiatan di luar rumah sangat
dibatasi. Hanya untuk keperluan yang sangat penting saja
yang diperbolehkan keluar rumah, kata orang tua saya
kepada saya. Di masjid kampungku mengadakan sholat
Tarawih berjamaah dengan membatasi jumlah jamaah, jadi
sedikit orang yang sholat di sana. Meskipun begitu, saya
disuruh papa saya untuk sholat di rumah saja sebab khawatir
dengan keadaan saat ini yang berbeda akibat pandemi
Covid-19. Saya pun sudah lama tidak sholat Jumat. Selama
pandemi ini, saya diminta papa untuk menggantinya dengan
ibadah sholat Dhuhur di rumah. Amalan bulan Ramadhan
seperti sholat Tarawih dan tadarus Al-Qur’an saya lakukan di
rumah. Hingga malam terakhir bulan Ramadhan, saya
melakukan amalan tersebut dengan keluarga di rumah saja.
Sehabis sholat Tarawih, saya melihat kembang api dari
dalam rumah melalui jendela saja, tanpa keluar rumah.
Semarak kembang api ini memang menjadi ciri khas
kampungku apabila sudah malam terakhir bulan Ramadhan,

4
tanda bersiap menyambut lebaran/hari raya Idul Fitri esok
hari.

Hari kemenangan pun tiba. Saya beserta mama, papa, dan


kakak saya mengadakan sholat Ied berjamaah di rumah saja.
Saya merasa sangat senang karena dapat melakukan sholat
Ied berjamaah bersama keluarga inti. Walaupun dilakukan di
rumah saja, suasana hangat terasa dekat bersama keluarga
yang menjadikan saya sangat bersyukur. Setelah itu, saya
berkumpul di ruang tamu untuk acara saling memaafkan.
Papa dan mama saya duduk di kursi sofa, sedangkan saya
dan kakak bersimpuh/berlutut di bawah kaki orang tua. Kami
saling maaf memaafkan atas kesalahan yang telah diperbuat
selama ini, baik disengaja maupun tidak. Selanjutnya, acara
foto bersama di ruang tamu. Uniknya terdapat foto kami
yang tetap memakai masker di dalam foto tersebut. Untuk
acara Halal bi Halal bersama saudara, kami memanfaatkan
fitur WA. Kami menggunakan panggilan video (video call)
lebih dari satu orang sehingga bisa saling terhubung ke
banyak sanak saudara dalam satu panggilan video.
Walaupun tidak bisa berkumpul di rumah atau saling
mengunjungi (alias unjung-unjung), kami bersyukur masih
bisa saling terhubung untuk saling memaafkan dan tanya

5
kabar satu sama lain secara daring. Memang saat ini kita
dimudahkan dengan kecanggihan teknologi zaman sekarang.
Saya sangat menikmati momen video call saat itu.
Selanjutnya, saya bersama keluarga inti menikmati masakan
buatan mama saya. Walaupun dengan lauk seadanya, saya
tetap makan dengan lahap dan menikmati suasana hangat
lebaran bersama keluarga tersayang.

Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini kita diuji oleh Allah SWT.
Ramadhan yang biasa kita rayakan dengan ibadah di masjid
tetapi kali ini kita ibadah di rumah. Semua pelaksanaan
amalan di bulan yang penuh berkah ini kita lakukan di rumah
saja. Sholat Idul Fitri (Ied) yang bisa kita lakukan di masjid,
saat ini hanya bisa kita lakukan di rumah. Kita sedang diuji
oleh Allah SWT dengan adanya pandemi virus corona (Covid-
19) di dunia, terutama Indonesia. Kita sebagai umat Islam
diuji oleh Allah SWT. Bagaimana bersikap dalam menghadapi
Covid-19 ini? Maha Suci Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk bagi kita semua. Kita sebagai seorang muslim,
maka hendaknya kita berpegang teguh kepada Al-Qur’an
dan Hadits Rasulullah SAW. Sehingga kita dalam melangkah,
tetap mempunyai arah yang jelas.

6
Dari Surah An-Nahl ayat 114, terdapat pesan moral yang
dapat kita ambil. Jika dikaitkan dengan kondisi saat ini,
kaitannya yaitu anjuran Allah SWT untuk mengonsumsi
makanan yang halal dan baik agar dapat meningkatkan
imunitas/kekebalan tubuh kita. Makanan halal dan baik bisa
diperoleh dari makanan nabati (tumbuhan) dan hewani
(hewan) yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan
zat lainnya yang diperlukan oleh tubuh. Sayur-mayur dan
buah-buahan sangat baik untuk tubuh kita karena
mengandung banyak vitamin dan mineral. Selalu berikhtiar
untuk menjaga imunitas kita supaya badan kita sehat.

Selain Surah An-Nahl, terdapat masih banyak surah lainnya


seperti Surah Al-Maidah. Jika kita ambil kesimpulan dari
Surah Al-Maidah ayat 6 terhadap kondisi saat ini, bagaimana
caranya kita memutus rantai penyebaran Covid-19? Islam
mengajarkan kita untuk selalu berikhtiar dengan menjaga
kebersihan. Dalam agama Islam mengajarkan kita untuk
berwudhu terlebih dahulu sebelum melaksanakan salat. Jika
kita amati gerakan wudhu, sunnahnya dimulai dengan
gerakan membasuh tangan. Pemerintah menganjurkan
sesering mungkin untuk mencuci tangan saat kondisi
pandemi saat ini. Karena dibalik mencuci tangan, ada makna

7
yang terkandung yaitu segala kotoran yang menempel pada
tangan akan mengalir bersamaan dengan aliran air wudhu
kita. Sunnah wudhu yang kedua yaitu dengan berkumur.
Karena berkumur, sisa makanan yang ada di gigi maupun
mulut kita bisa hilang. Yang ketiga yaitu dengan
membersihkan hidung. Hidung merupakan alat pernapasan
kita. Dapat dibayangkan kita setiap detik bernapas dengan
hidung dan seberapa banyak kotoran yang masuk ke
dalamnya. Oleh karena itu, agama Islam mengajarkan
sebelum kita salat hendaknya berwudhu, diantaranya
melakukan sunnah wudhu membersihkan hidung. Hikmah
wudhu terhadap penyebaran Covid-19 yaitu dapat
melancarkan peredaran darah dan meningkatkan imunitas
tubuh kita apabila dilakukan secara benar. Yang awalnya
tubuh kita terasa lemas, setelah berwudhu menjadi
bergairah dan bersemangat kembali. Itulah manfaat dari
berwudhu.

Ketika kita menghadapi musibah hari ini yaitu pandemi


Covid-19 maka salah satu cara untuk menghindarinya atau
mencari solusinya adalah dengan kita meningkatkan
keimanan kepada Allah SWT. Selain itu, kita bisa melakukan
adaptasi kebiasaan baru untuk memutus rantai penyebaran

8
virus tersebut. Kebiasaan baik yang dapat kita lakukan yaitu
tetap berada di rumah saja, menggunakan masker apabila
ada hal yang sangat penting sehingga harus keluar rumah,
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama
minimal 20 detik, menghindari kerumunan, tidak berkumpul
di tempat umum, memasak dan memanaskan makanan
secara menyeluruh, menghindari bersentuhan dengan
binatang secara langsung, menghindari memegang dan
berbagai barang, menghindari bersentuhan dengan orang
lain, tidak melakukan perjalanan (contoh: tidak mudik),
segera berkonsultasi dengan dokter ketika timbul gejala
sakit.

Walaupun bulan Ramadhan dan Idul Fitri di masa pandemi


ini sangat berbeda, kita harus tabah menjalaninya. Tetap
semangat untuk kita semua. Kita harus bersiap menghadapi
segala kemungkinan di masa pandemi ini. Aman di rumah
saja, hidup bersih dan sehat, jaga kesehatan, jaga jarak fisik,
dan sering cuci tangan. Saya yakin kita bisa melewatinya.
Mari bersama jaga Indonesia dari virus Corona (Covid-19).
Kita bisa menang lawan Covid-19.

9
-Selesai-

10

Anda mungkin juga menyukai