Anda di halaman 1dari 2

MEMAKNAI IBADAH QURBAN DI MASA PANDEMI COVID-19

Oleh:Ahmad Mushthofa Kamal/XII MIPA 1

Ibadah Qurban adalah salah satu rangkaian yang ada didalam Idul Adha.Qurban
sendiri memiliki arti upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan merelakan,
melepaskan apa yang dipunyai seseorang untuk dipersembahkan kepada Sang
Khalik. Ibadah Qurban sudah ada sejak zaman nabi ibrahim yang mana
mendapatkan perintah untuk menyembelih anaknya ismail tetapi pada saat sudah
disembelih tubuh ismail diganti dengan domba oleh Allah SWT karena itulah
ibadah Qurban diwajibkan bagi umat muslim yang mampu. Hewan yang bisa
dikurbankan pun bermacam-macam seperti: Sapi.Kambing,Domba,Unta, dll.

Pada tahun 2021 atau yang bertepatan dengan tahun 1442H seluruh umat manusia
sedang dilanda cobaan yaitu COVID-19 dan karena itulah suasana yang ada pada
saat qurban menjadi lebih sepi karena untuk tetap menjaga protokol kesehatan
yang ada. Hari raya Idul Adha jatuh pada tanggal 20 Juli 2021 yang mana di
Indonesia sendiri masih dilaksanakan PPKM Darurat karena melonjaknya angka
Covid di Indonesia.Berbagai aturanpun di terapkan seperti: pembatasan
panitia,Penggunaan Prokes,Hilangnya berbagai acara.

Bagi saya Covid-19 banyak merugikan orang-orang baik merugikan dalam


ekonomi ataupun ibadah. Dulu banyak orang yang cepat-cepat datang ke masjid
untuk melakukan ibadah tetapi pada saat ini terdapat rasa waspada dan harus
menggunakan prokes pada saat menjalankan ibadah. Pada saat sholat pun
pembatasan jarak antar jamaah juga diterapkan dan jamaah diharapkan memakai
prokes dan membawa sajadah sendiri-sendiri dan banyak lagi kerugian yang
disebabkan oleh Covid-19.

Disini saya akan memberikan contoh sesuai dengan apa yang terjadi di lingkungan
tempat tinggal saya. Jika pada hari normal hari raya Idul Adha dimulai dengan
sholat Ied di lapangan dan dilakukan secara bersama tetapi pada masa PPKM
sholat ied dianjurkan dilaksanakan di rumah saja atau berjamaah tetapi dengan
jangkupan RT. Setelah sholat Ied selesai, orang yang bisa pergi ke masjid
hanyalah orang-orang yang sudah didaftarkan menjadi panitia Qurban sendiri.
Jika ada orang lain yang datang atau menonton dan tidak ada kepentingan di
harapkann agar pulang ke rumah masing masing dan menunggu saja dengan
tujuan agar tidak terjadi kerumunan dan dapat memicu penularan Covid-19.Selain
itu panitia yang belum dapat giliran jatah tugasnya juga di suruh untuk menunggu
di rumah setelah tugasnya sudah siap baru kembali ke masjid dan mengerjakan
tugasnya. Selain itu para panitia juga disiapkan hand sanitizer disetiap sudut dan
panitia diharapkan untuk memakai sarung tangan dan masker yang disediakan
oleh panitia yang bertugas.

Tidak hanya itu perubahan yang terjadi. Pada saat keadaan masih normal canda
tawa terukir di wajah para penyembelih dan panitia tetapi pada saat ini wajah
mereka ditutup dengan masker dan juga pembatasan panitia maka dari itu suasana
juga menjadi lebih sepi dari biasanya. Selain itu di lingkungan rumah saya setelah
semua rangkaian selesai dan pembagian selesai biasanya diadakan makan
bersama. Banyak orang tua hingga anak kecil pulang dan kembali dengan
membawa mangkuk setelah itu makan bersama didalam dan disekitaran
lingkungan masjid. Hal itu yang sekarang hanya menjadi kenangan karena kondisi
yang membahayakan makan bersama ditiadakan dan diganti dengan nasi kotak
dan dimakan di rumah masing-masing.

Semoga saja Pandemi Covid ini cepat berlalu dan keadaan menjadi normal. Agar
senyum tawa yang sekarang ditutup dengan masker kembali lepas dan kita bebas
tanpa rasa waspada akan bahaya Covid-19 ini. Oleh karena itu saya Ahmad
Mushthofa Kamal berharap agar semua orang tetap menjaga prokes yang ada dan
tetap dirumah saja jika tidak ada keperluan yang mendesak untuk keluar rumah.

Anda mungkin juga menyukai