Pemeliharaan Jaringan Distribusi
Pemeliharaan Jaringan Distribusi
1. UMUM (Pemeliharaan).
1.1. Pengertian Pemeliharaan :
1.2. Tujuan Pemeliharaan.
b. Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu berada dalam
tingkat keandalan dan mutu yang baik.
f. Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan mencegah
timbulnya kerusakan kerusakan.
g. Untuk menjamin keselamatan bagi karyawan yang sedang bekerja dan seluruh
peralatan dari kemungkinan adanya bahaya akibat kerusakan dan kegagalan suatu
alat.
Pemeriksaan rutin
.
Pemeriksaan rutin adalah pekerjaan pemeriksaan jaringan secara visual (inspeksi)
untuk kemudian diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan
sesuai dengan saran-saran (rekomendasi) dari hasil inspeksi, antara lain
penggantian, pembersihan, peneraan dan pengetesan .
Hasil pekerjaan diharapkan dari pekerjaan pemeriksaan rutin ini adalah dapat
ditemukannya kelainan-kelainan atau hal-hal yang dikawatirkan bisa
menyebabkan terjadinya gangguan sebelum periode pemeliharaan rutin berikutnya
terselenggara.
Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk pemeliharaan korektif diantaranya
adalah :
v Pekerjaan penggantian mof kabel yang rusak.
v Pekerjaan JTM yang putus.
v Penggantian bushing trafo yang pecah.
v Penggantian tiang yang patah.
v Dll.
Perubahan/ penyempurnaan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha/ pekerjaan
untuk penyempurnaan system atau peralatan distribusi dengan cara mengganti/
merubah system peralatan dengan harapan agar daya guna dan keandalan system
peralatan yang lebih tinggi dapat dicapai tanpa merubah kapasitas system
peralatan semula.
Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk perubahan/ penyempurnaan yang
dimaksudkan diantaranya adalah :
Pekerjaan rehabilitasi gardu.
Pekerjaan rehabilitasi JTM
Pekerjaan rehabilitasi JTR.
- Pemeriksaan.
- Pembersihan.
- Pengetesan.
- Penggantian material Bantu : fuse link, sekring.
Feeder
A(35) X - 0 - 35
B(10) 0 - 0 - 10
C(15) 0 - 0 - 15
D(25) 0 - X - 25
K(30) - X - 0 30
L(20) - 0 - 0 20
M(10) - 0 - 0 10
N(30) - 0 - X 30
Jumlah volume 85 90 0 0 175
fisik
Jumlah biaya A+B K+L A+B K+L R+S+
material /jasa C+D M+N C+D M+N T+U
(Rp) =R =S =T =U
Hubungan antara jumlah, volume fisik beserta biaya pemeliharaan rutin JTM.
TRI-I TRI-II TRI-III TRI-IV Total
1tahun
anggaran
Periode (BH)
Gardu
(BH)
A1 0 - - - 35
A2 - 0 - - 10
B1 - - 0 - 15
B2 - - - 0 25
B3 X - - - 30
C1 - X - - 20
C2 - - X - 10
D1 - - - X 30
Jumlah
Volume, 2 2 2 2 8
fisik(bh)
Jumlah bi A1 A2 B1 B2 R+S+
aya & atau + = R +=S +=T +=U T+U
Jasa (Rp) B3 C1 C2 D1
Jumlah A1 + A2 + B1 + B2 + R+S+
Biaya B3 = R C1 = S C2 = T D1 = U T+U
(Mat &
Jasa)Rp
v PEMELIHARAAN JTR.
Dengan bertambahnya pelanggan Tegangan Rendah semakin besar yang diiringi
dengan beban yang semakin besar pula, maka kontinuitas pendistribusian beban
ke pelanggan akan terkendala pula yang dikarenakan makin tua umur peralatan di
JTR tsb.Hal dapat menyebabkan mutu dari tegangan akan rendah dan lama-
kelamaan apabila tidak dipelihara akan menyebabkan penyaluran daya ke
pelanggan terganggu.Sesuai dengan SPLN 1 tahun 1995 yaitu tegangan batas
maksimum +5% dari tegangan nominal dan -10% dari tegangan nominal.Dengan
berpedoman SPLN tersebut maka mutu tegangan tersebut perlu dijaga agar
kepuasan pelanggan tersebut tetap terjamin.Untuk mempertahankan hal tersebut
diperlukan pengawasan untuk penambahan pelanggan dan pemeliharaan Jaringan
Tegangan Rendah perlu ditingkatkan dan penjadual pemeliharaan dilaksanakan
secara tepat dan benar.
Pemeliharaan JTR dilaksanakan setiap tahun tidak sama dengan JTM karena
panjang dari JTR sangat pendek.
Untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan jaringan
tegangan rendah (JTR), pembagianya dikaitkan dengan gardu distribusi yang
terkait, demikian juga dalam pelaksanaanya bersamaan dengan pemeliharaan
gardu.
JURUSAN PANJANG
(meter)
A1a 1000
A1b 800
A1c 1000
A1d 900
3700 (4,2 km)
v PEMELIHARAAN GARDUDISTRIBUSI.
v PEMELIHARAAN KUBIKEL 20 Kv.
v PEMELIHARAAN PTS.
v PEMELIHARAAN PTM/CB.
v PEMELIHARAAN PMS/DS.
v PEMELIHARAAN TRAFO.
v PERENCANAAN DAN EVALUASI.
a. Kawat penghantar.
b. Isolator.
c. Tiang penghantar.
a. Kawat Penghantar.
Penghantar merupakan alat/ perangkat untuk memindahkan energi listrik dari satu
tempat ke tempat lain dengan hasil seoptimal mungkin.
Dilihat dari jenis logamnya, penghantar listrik yang dipergunakan oleh PLN pada
dewasa ini terdiri dari :
1. Logam tembaga.
2. Logam aluminium.
3. Logam aluminium campuran.
Penghantar yang terbuka dari logam tembaga yang sering kita sebut BC (Bare
Copper) atau BCC (Bare Copper Conductor) merupakan penghantar yang baik
untuk menghantarkan energi listrik, meskipun penghantar ini mempunyai bobot
yang lebih besar dan disamping itu mempunyai harga yang lebih mahal.
Penghantar yang terbuat dari aluminium murni yang sering kita sebut ACC
atau A2C (All Alumunium Conductor) merupakan penghantar listrik yang
cukup baik, keuntungan penghantar ini bobotnya lebih ringan dari tembaga dan
harganya lebih murah.
Namun meskipun demikian kawat alumunium mempunyai kuat tarik yang lebih
kecil dari tembaga dan lebih rapuh.
Untuk mengurangi kelemahan ini dibuat penghantar alumunium campuran yang
sering disebut AAAC atau A3C (All Alumunium Alloy Conductor) dimana
jenis penghantar ini mempunyai kelebihan dari A2C yaitu mempunyai kuat tarik
yang lebih besar.
Kuat tarik suatu penghantar listrik dapat dibedakan tergantung kepada logam dan
penampang penghantar seperti terlihat pada tabel.Kuat tarik suatu penghantar
perlu mendapat perhatian sewaktu melakukan penarikan kawat selain itu yang
perlu diperhatikan dari penghantar ini adalah kuat hantar arusnya (KHA).
Dimana masing-masing penhantar mempunyai kuat hantar arusnya terdiri sesuai
dengan jenis dan penampang penghantarnya.Penghantar yang lebih besar akan
mempunyai kuat hantar arus yang lebih besar.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan pemeliharaan kawat
penghantar, diantaranya adalah :
b. Pemeriksaan Isolator.
Isolator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengisolasi antara kawat
dengan kawat dan kawat dengan traves/tiang selain untuk tempat pengikatan
kawat.
Isolator untuk penghantar udara yang tidak berisolasi diantaranya adalah :
1. PENGERTIAN
Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan,
pel;aksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan
sistem distribusi yang dilakukan secara terjadwal (schedul) ataupun tanpa jadual
2. TUJUAN PEMELIHARAAN :
Selain itu ada faktor diluar teknis, tujuan pemeliharaan adalah mendapatkan simpati serta
kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
Sistem harus direncanakan dengan baik dan benar memakai bahan / peralatan
yang berkualitas baik sesuai standar yang berlaku
Sistem distribusi yang baru di bangun harus diperiksa secara teliti, apabila
terdapat kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga
Staf / petugas pemeliharaan harus terlatih dengan baik dan dengan jumlah
petugas cukup memadai
Mempunyai buku / brosur peralatan pabrik pembuat peralatan tersebut dan harus
diberikan kepada petugas terutama pada saat pelaksanaan pemeliharaan
Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat kemungkinan
penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
Ö Inspeksi jaringan SUTM : Memeriksa dan melaporkan keadaan tiang, Bracket,
Cross Arm, Pentanahan, Penghantar ,Isolator, Cut Out, Arrester, PT-LBS / PTS dll.
Ö Inspeksi gardu Distribusi : Memeriksa dan melaporkan keadaan inspeksi gardu
distribusi ; Sipil, Ruang gardu, kubikel, Trfao, Panel TR, Terminal, Sepatu Kabel dll.
Ö nspeksi jaringan SUTR : Memeriksa dan melaporkan keadaan tiang, Hantaran,
Terminal Out Door, Konektor hantaran dll
Ö Pemeotongan ranting / dahan pada pohon yang dapat mengganngu SUTM.
3.5.Pemeliharaan Darurat
Pemeliharaan ini sifatnya mendadak, tidak terencana ini akibat gangguan atau kerusakan
atau hal-hal lain di luar kemampuan kita sehingga perlu dilakukan pemeriksaan /
pengecekan perbaikan maupun penggantian peralatan, tetapi masih dalam kurun waktu
pemeliharaan
Ö Perbaikan / penggantian gardu dan jaringan yang rusak akibat huru-hara.