Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses kimia pada sistem pengoperasiannya suatu waktu akan
mengalami gangguan, salah satunya adalah dinamika proses. Dinamika
proses merupakan variasi unjuk kerja dari waktu ke waktu sebagai suatu
respon terhadap adanya perubahan beban proses atau karena adanya
gangguan yang masuk kedalam sistem proses. Dinamika proses selalu terjadi
selama proses belum mencapai kondisi tunak.
Pada percobaan kali ini dilakukan tiga percobaan yakni pengosongan
tangki, simulasi gangguan pada tangki dan pengukuran temperatur. Pada
percobaan ke-1 dilakukan proses pengosongan tangki yang diatur dengan
valve keluaran sehingga debit keluaran dapat ditentukan oleh parameter k
( konstanta laju alir ) dan n (orde proses ). Pada percobaan ke-2 dilakukan
simulasi gangguan pada sistem tangki yang telah tunak dengan kondisi yang
harus dipenuhi adalah menentukan tinggi arus air didalam tangki sebelum
dan sesudah keadaan tunak. Dan pada percobaan ke-3 yaitu pengukuran
temperatur menggunakan termometer. Pengujian pengukuran temperatur
dilakukan untuk mengetahui waktu respon termometer. Karakteristik yang
diuji adalah konstanta waktu (  ) termometer.

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1. Menentukan harga parameter k dan n terhadap waktu dalam
pengosongan tangki.
2. Menentukan perubahan ketinggian akibat gangguan yang diberikan pada
aliran sistem tunak.
3. Menentukan waktu respon termometer dalam perubahan temperatur.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Dinamik Sistem Order Satu


Sistem Order satu adalah proses yang keluarannya mengikuti persamaan
diferensial order satu.
dy
a1 + a =b x f (t) (1.1)
dt 0
Proses order satu dicirikan oleh :
1) Kemampuan menyimpan material, energi, atau momentum.
2) Memiliki tahanan terhadap aliran massa, energi, dan momentum.
Respons dinamik tangki yang memiliki kemampuan menyimpan cairan
atau gas mengikuti model order gas. Tahanannya mewakili pompa,
perpipaan, kerangan, bendungan, baik dalam aliran masuk ataupun aliran
keluar. Padatan, cairan ataupun gas yang dapat menyimpan kalor ( kapasitas
kalor, Cp ), juga mengikuti model order satu. Tahanannya terkait dengan
perpindahan kalor melalui dinding, gas maupun cairan. Proses-proses yang
memiliki kemampuan menyimpan massa atau energi dapat bertindak sebagai
buffer antara aliran masuk dengan aliran keluar, dapat dimodelkan sebagai
sistem order satu, seperti tangki pemanas berpengaduk.
Uraian ini menunjukan bahwa komponen dalam pabrik kimia umumnya
adalah sistem order satu dengan keterlambatan yang memiliki kemampuan
terutama menyimpan massa maupun energi.

2
2.2 Sistem Order Satu Dengan Kemampuan Menyimpan Massa
Fi Fi

h A h

Fo Fo

(a) (b)

Gambar 1. Sistem dengan kemampuan menyimpan massa

(a) first order lag (b) pure capasitive

Perhatikan tangki pada gambar diatas, dengan laju alir masuk volumetrik
Fi dan laju alir keluar volumetrik Fo. Tahanan pipa, kerangan atau bendungan
terwakili dalam aliran keluar. Laju alir keluar dianggap linier terhadap arus
cairan dalam tangki h dengan tahanan R.
h gaya penggerak aliran
Fo= = (1.2)
R tahanan terhadap aliran

Tangki memiliki kemampuan menyimpan massa setiap saat. Neraca


massa total tangki diberikan oleh persamaan :
dh h
A =Fi−Fo=Fi−
dt R
Atau
dh
AR +h=R∗Fi (1.3)
dt
A adalah luas penampang tangki. Pada keadaan tunak :
hs=R∗Fis (1.4)

Pengurangan persamaan (1.3) oleh (1.4) menghasilkan persamaan dalam


variabel penyimpangan :
dh
AR +h=R∗Fi
dt

3
Dengan h = h – hs dan Fi = Fi – Fis
AR=τ p=konstanta waktu proses
R = Kp = Steady state gain process
Sehingga diperoleh fungsi transfer :
h(s ) Kp
G(s)= = (1.5)
Fi(s) τ p s +1
Catatan :
1. Luas penampang tangki, A adalah ukuran kemampuan menyimpan massa.
Makin besar A, makin besar kemampuan tangki untuk menyimpan massa.
2. p = AR, dapat dikatakan bahwa untuk tangki :
Konstanta waktu = kemaampuan menyimpan x tahanan terhadap aliran.
Pada proses pengosongan tangki, tangki yang semula menyimpan massa
air sesuai dengan luas penampang tangki, kemudian dikosongkan sehingga
berlaku suatu persamaan neraca massa:
Akumulasi = Masukan – keluaran
Data masukan = 0 sehingga neraca massa dapat ditulis menjadi :
Akumulasi = - keluaran
Hubungan antara Q dan h dapat ditulis sebagai berikut :
E = Q – W (1.6)

(V 2 −V 2 )
2 1

E2 – E1 = (U2 – U1) + 2α + (Z2 – Z1) g (1.7)

(V 2 −V 2 )
2 1

(U2 – U1) + 2α + (Z2 – Z1) g = Q – W (1.8)

(V 2 −V 2 )
2 1

(U2 – U1) + 2α + (Z2 – Z1) g = Q – (P2V2 – P1V1) – Ws (1.9)

(V 2 −V 2 )
2 1

(U2 + P2V2 ) – (U1 + P1V1 ) + 2α + (Z2 – Z1)g = Q–Ws (1.10)

4
(V 2 −V 2 )
2 1

(H2 - H1) + 2α + (Z2 – Z1) g = Q – Ws (1.11)

(V 2 −V 2 )
2 1

H + 2α + (Z2 – Z1) g = Q – Ws (1.12)

(V 2 −V 2 )
2 1

(U2 – U1) + 2α + (Z2 – Z1) g = Q – P2V2 + P1V1 – Ws (1.13)

V V
22 12

P2V2 + 2α + z2g = P1V1 + 2α + z1g (1.14)

Volume fluida persatuan massa = 1/

P2 V P1 V
22 12
ρ2 + 2α + z2g = ρ1 + 2α + z1g (1.15)

bila ρ konstan maka :

ΔP ΔV
ρ + 2α + zg = 0 (1.16)

Untuk keadaan tunak


V2

W=∫ ρ dv−∑ f
V1

(1.17)

Hukum termodinamika I : U = Q – W (1.18)

H = U + (PV) (1.19)

H = Q – W +  (PV) (1.20)

v2 P2

∫ dV ∫ dP
H = Q – W + P v1
+V P1
(1.21)

5
v2 P2 v2

∫ dV ∫ dP ∫ dV
H = Q – P v1
+ f + V P1
+ P v1
(1.22)

P2

∫ Vdp
H = Q + f + P1
(1.23)

maka persamaan neraca energi menjadi:

P2 −P1
f + ρ + ½ (V22 – V12) + g (Z2 – Z1) = – WS (1.24)

V2
f + 2 – gh1 = 0 (1.25)

V2
Ff + hc + hf = gh1 - 2 (1.26)

ΔL V 2 V2 V2 V2
( 4f
D 2 )
+ Kc +K f =gh1 −
2 2 2 x2 (1.27)

ΔL V 2 V2 V2
2f = 4f D 2 + Kc 2 + Kf 2 (1.28)

ΔL V 2 V2 V2
4f D 2 + Kc 2 + Kf 2 = 2gh1 – V2
(1.29)

(4 f ΔLD + Kc+Kf ) V 2

-V2 = 2gh1 (1.30)

(1+4 f ΔLD + Kc+ Kf ) V2 = 2gh1 (1.31)

6
√ 2 gh1

V=
(1+4 f ΔLD + Kc+ Kf ) (1.32)

√2 g
ΔL
V=
( 1+4 f
D
+ Kc+Kf ) . √h (1.33)

√2 g
Q ΔL
A =
( 1+4 f
D
+ Kc+Kf ) . √h (1.34)

A √2 g
ΔL
⏟ (
1+ 4 f
D
+ Kc + Kf )
Q= k √h (1.35)

Q = k.hn → n = ½ (1.36)

Menentukan parameter k dan n , dapat ditentukan dengan Regresi Linier :

dh khn
= (1.37)
dt A

k
ln (−dh
dt )=ln +n ln h
A
(1.38)

^y =a+bx (1.39)

7
dh
ln  Slope = n
dt

 Intersep = a
K = ea

ln h

Gambar 2. Kurva ln h rata-rata terhadap ln(-dh/dt)

2.3 Respons Dinamik Pure Capasitive


Fungsi transfer pure capasitive process diberikan pada persamaan :
h(s ) Kp
G (s)= =
Fi(s) τ p s +1
Bagaimana y(t) berubah terhadap waktu, jika f(t) mengalami gangguan
unit step, f(t) = 1, untuk t > 0.
1
Untuk gangguan unit step : f ( s )=
s
Kp
Dari persamaan : y ( s )=
s2
Inversi persamaan terakhir : y(t) = Kp’t
Tampak bahwa keluaran membesar secara linier terhadap waktu. Seperti
gambar dibawah ini :
Y(t)

Kp

8
Gambar 3. Respons Pure Capasitive Process

Pada gambar 3, menunjukan karakteristik pure capasitive process, yang


diberi nama pure integrator antara keluaran dengan masukan.
Sebuah pure capasitive process akan menyebabkan persoalan
pengendalian yang rumit, karena tidak memiliki kemampuan mengatur
sendiri. Setiap perubahan pada aliran masuk akan mengakibatkan tangki
banjir atau kosong. Sifat ini dikenal dengan sifat non self regulation (tidak
memiliki kemampuan mengatur sendiri ). Jika kecepatan pompa dapat diatur
secara manual, sehingga laju alir keluar dapat diseimbangkan dengan laju alir
masuk, maka arus cairan dapat dijaga tetap.
Proses yang bersifat integrator yang paling umum dijumpai di pabrik
kimia adalah tangki berisi cairan, tangki gas, sistem penyimpanan bahan baku
atau produk dan sebagainya.
2.4 Proses Dinamik Pada Pengukuran Temperatur
Fenomena proses dinamis yang lain adalah pengukuran perubahan
temperatur akibat adanya perubahan temperatur yang mendadak, baik dari
panas ke dingin maupun dari dingin ke panas. Alat ukur temperatur adalah
termometer. Termometer berisi fluida yang koefisien muainya cukup besar
sehingga cukup sensitif terhadap perubahan temperatur. Proses peprindahan
yang terjadi pada termometer adalah proses perpindahan energi dalam bentuk
kalor. Tiga tahapan perpindahan kalor yang terjadi pada termometer adalah:
1. konveksi dari lingkungan/medium ke lapisan film dinding gelas
termometer-medium
2. konduksi dalam dinding gelas
3. konveksi dari dinding gelas ke fluida dalam termometer.
Dengan adanya ketiga hambatan perpindahan di atyas, mka tidak
mengkin terjadi respons yang bersamaan secara serempak dari termometer.
Walaupun perubahan temperaur terjadi secara mendadak, pasti ada
keterlambatan termometer dalam mengindra/ sensor temperatur dan
memberikan hasil pengukurannya.
Neraca energi pada termometer tersebut adalah:

9
kalor masuk = kalor keluar + akumulasi kalor.
Asumsi-asumsi yang digunakan adalah:
1. tidak ada kalor yang keluar (untuk T lingkungan yang lebih tinggi).
2. dinding gelas sangat tipis sehingga hambatan karena konduksi dapat
diabaikan.
3. tidak terjadi konstraksi atau pemuaian dinding gelas yang berakibat
perubahan volume fluida termometer.
4. koefisien konveksi fluida termometer relatif besar sehingga dianggap tidak
ada panas yang terbuang karena konveksi ini.
5. kapasitas panas fluida termometer konstan.
6. temperatur fluida termometer sama ti setiap titik.

Dengan asumsi-asumsi tersebut, neraca energi menjadi:


dQ
=Q∈¿ (1.40)
dt
dT
m∗Cp =h∗A (Tl−T ) (1.41)
dt
m Cp
∗dT
hA (1.42)
=Tl−T
dt
mCp
adalah suatu konstanta yang disebut konstanta waktu τ. Konstanta
hA
waktu adalah pengukuran waktu yang diperlukan bagi suatu proses untuk
mencapai keadaan seperti yang diberikan oleh inputnya. Dengan demikian,
makin besar konstanta waktu suatu proses, makin lama proses tersebut
mencapai kondisi tunak baru. Integrasi neraca energi pada pengukuran
temperatur oleh termometer menjadi:
Tl−T −t
=exp ⁡( ) (1.43)
Tl−¿ τ
dimana To adalah temperatur pada saat t=0, dan TL adalah temperatur
lingkungan. Untuk menunjukkan unjuk kerja termometer raksa (dengan

10
ataupun tanpa termowel) dilakukan pengukuran temperatur fluida dari
temperatur tinggi ke rendah dan sebaliknya dari temperatur rendah ke tinggi.

BAB III
HASIL PERCOBAAN

3.1 Pengosongan Tangki


Tabel 3.1 Parameter k dan n dari Proses Pengosongan Tangki
Bukaan Kerangan k n
100 % 709.340 -0.149

80 % 411.306 0.013

70 % 223.483 0.189

50 % 114.817 0.266

40 % 387.74 -0.407

30 % 27.781 0.132

20 % 42.239 -0.349

10 % 33.594 -0.676

11
3.2 Simulasi gangguan pada keadaan steady state

Steady state (1) 15.5 cm


Steady state (2) 15.5 cm

k 9.359

n -0.37

3.3 Konstanta Waktu Thermometer ()


3.3.1 Untuk Thermometer Air Raksa
Temperatur 
Es - Lingkungan 71.429

Lingkungan - Es 14.706

30 oC – 50oC 62.5

50 oC – 30 oC 111.11

Dari percobaan pengosongan tangki didapatkan hasil berupa grafik pada


tiap kerangan sebagai berikut :

3.1.1 Pengosongan Tangki Kerangan 10%.

12
0
2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4
-1
-2
Ln((∆h)/∆t)
Grafik operrasi
-3 kerangan 10%
Linear (Grafik operrasi
-4 kerangan 10%)
f(x)= =0.28
R² − 0.68 x − 2.91 Linear (Grafik operrasi
-5 kerangan 10%)
-6
Ln h rata-rata

Gambar 3.1.1 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 10%

3.1.2 Pengosongan Tangki Kerangan 20%


0
-0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
-1
-1.5
Ln((∆h)/∆t)

-2
-2.5 Grafik operasi
-3 kerangan 15%
f(x) = − 0.35 x − 2.68 Linear (Grafik operasi
-3.5
kerangan 15%)
-4
-4.5
-5
Ln h rata-rata

Gambar 3.1.2 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 20%
3.1.3 Pengosongan Tangki Kerangan 30%

13
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
-0.5

-1
Ln((∆h)/∆t)

-1.5
grafik operasi kerangan
-2 30%
Linear (grafik operasi
-2.5 kerangan 30%)

f(x) = 0.13 x − 3.1


-3

-3.5
Ln rata-rata

Gambar 3.1.3 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 30%

3.1.4 Pengosongan Tangki Kerangan 40%


0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

-0.5

f(x) = − 0.41 x − 0.46


Ln((∆h)/∆t)

-1
grafik operasi kerangan
40%
-1.5 Linear (grafik operasi
kerangan 40%)

-2

-2.5
Ln h rata-rata

14
Gambar 3.1.4 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan
tangki kerangan 40%

3.1.5 Pengosongan Tangki Kerangan 50%


0
-2 -1 0 1 2 3 4
-0.5

f(x) =-1
0.27 x − 1.68
Ln((∆h)/∆t)

-1.5 grafik operasi kerangan


50%
Linear (grafik operasi
-2 kerangan 50%)

-2.5

-3
Ln h rata-rata

Gambar 3.1.5 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 50%

3.1.6 Pengosongan Tangki Kerangan 70%


0
-1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
-0.2

-0.4
Ln((∆h)/∆t)

f(x) = 0.19 x − 1.01


-0.6 Grafik Operasi kerangan
70%
Linear (Grafik Operasi
-0.8 kerangan 70%)

-1

-1.2
Ln h rata-rata

15
Gambar 3.1.6 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan
tangki kerangan 60%

3.1.7 Pengosongan Tangki Kerangan 80%


0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
-0.1

-0.2
Ln((∆h)/∆t)

-0.3 Grafik Operasi Kerangan


80%
Linear (Grafik Operasi
-0.4 f(x) = 0.01 x − 0.4 Kerangan 80%)

-0.5

-0.6
Ln h rata-rata

Gambar 3.1.7 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 80%

3.1.8 Pengosongan Tangki Kerangan 100%


0.3
0.2
0.1
0 f(x) = − 0.15 x + 0.14
Ln ((∆h)/∆t)

-0.1 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5


-0.2 Grafik Operasi kerangan
100%
-0.3
Linear (Grafik Operasi
-0.4 kerangan 100%)
-0.5
-0.6
-0.7
Ln h rata-rata

16
Gambar 3.1.8 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan
tangki kerangan 100%

3.2 Simulasi Gangguan Tangki


Pada percobaan simulasi gangguan pada tangki diperoleh grafik sebagai
berikut :

0
2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
-1

-2
Ln((∆h)/∆t)

-3

-4 Linear ()
f(x) = − 0.04 x − 4.19
-5

-6
Ln h rata-rata

Gambar 3.2 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t) pada gangguan simulasi


tangki

3.3 Hasil Grafik Pengukuran Temperatur


3.3.1 Termometer Air Raksa (26-0 oC)
3.5
f(x) = 0.07 x
3 R² = 0.96
2.5
Ln((Tl-To)/(Tl-T))

2
1.5
1 Linear ()
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60
t(s)

17
Gambar 3.3.1 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran
temperatur ( 26 – 0 0C)

3.3.2 Termometer Air Raksa (0-25 oC)


12

10

8
Ln((Tl-To)/(Tl-T))

4 Linear ()
Linear ()
2

0
0 f(x) = 050 100 150 200 250 300
R² = 0
t(s)

Gambar 3.3.2 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur ( 0 – 25 0C)

3.3.3 Termometer Air Raksa (30-50 oC)


3.5

2.5
Ln((Tl-To)/(Tl-T))

2
f(x) = 0.02 x
1.5 R² = 0.89

Linear ()
1

0.5

0
0 20 40 60 80 100 120 140
t(s)

18
Gambar 3.3.4 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran
temperatur ( 30 – 50 0C)

3.3.5 Termometer Air Raksa (50-30 oC)


2
1.8
1.6
1.4
Ln((Tl-To)/(Tl-T))

1.2 f(x) = 0.01 x


R² = 0.93
1
0.8
0.6 Linear ()
0.4
0.2
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
t(s)

Gambar 3.3.5 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur ( 50 – 30 0C)

3.3.6 Termometer Digital (26--0 oC)


3

2.5
f(x) = 0.13 x
R² = 0.99
2
Ln((Tl-To)/Tl-T))

1.5

1 Linear ()
0.5

0
0 5 10 15 20 25
t(s)

19
Gambar 3.3.6 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran
temperatur ( 26 – 0 0C)

3.3.7 Termometer Digital (0-26 oC)


3.5
f(x) = 0.02 x
3 R² = 0.98
2.5
Ln((Tl-To)/(Tl-T))

2
1.5
1 Linear ()

0.5
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
t(s)

Gambar 3.3.7 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur (0 –260C)

3.3.7 Termometer Digital (30-50 oC)

20
3.5

2.5
Ln((Tl-To)/(Tl-T))

2
f(x) = 0.02 x
1.5 R² = 0.86
Linear ()
1

0.5

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
t(s)

Gambar 3.3.7 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur (30 –500C)

3.3.7 Termometer Digital (50-30 oC)


2.5

2
Ln((Tl-To)/(Tl-T))

1.5 f(x) = 0.01 x


R² = 0.93
1
Linear ()

0.5

0
0 20 40 60 80 100 120 140
t(s)

Gambar 3.3.8 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur (50 –300C)

BAB IV

21
PEMBAHASAN

Pada percobaan pertama yaitu pengosongan tangki diperoleh hasil


percobaan diperoleh hasil percobaan nilai parameter n dan k. Harga k yang
didapat dari tiap bukaan kerangan semakin lama semakin besar, hal ini
dikarenakan debit keluaran dari kerangan yang keluar akan semakin besar pula
debitnya. Semakin besar bukaan kerangan maka gesekan antara fluida dengan
dinding semakin kecil dan akan menghasilkan nilai parameter k yang semakin
besar. Laju alir yang keluar berpengaruh terhadap nilai parameter K. Harga n yang
didapat dari hasil pecobaan tidak ideal, yakni bernilai negative. Sedangkan pada
literature parameter n yang ideal adalah 0,5.
Pada percobaan kedua yaitu simulasi gangguan pada tangki, pada awalnya
air yang ada pada tangki berada pada keadaan steady state sesuai dengan rentang
waktu untuk memncapai keadaan steady state, namun ketika telah ditambahkan air
sebanyak 10 liter, air yang berada pada tangki volumenya bertambah dan keadaan
menjadi tidak steady state. Hal ini dikarenakan penambahan air pada tangki
merupakan gangguan, yang menyebabkan tekanan menjadi besar sehingga
volumenya menjadi bertambah dan menjadikan keadaan tidak tunak. Akan tetapi
dalam rentang waktu yang cukup lama air pada tangki menjadi steady state dan
volume pada keadaan tunak yang kedua memiliki sedikit selisih dengan volume
tunak yang pertama.
Pada percobaaan pengukura temperature, perbandingan waktu respon antara
thermometer air raksa dengan waktu respon digital lebih cepat thermometer
digital dalam mengalami perubahan suhu antara sistem dengan lingkungan. Hal
ini dikarenakan thermometer digital tidak memiliki kapasitas panas sedangkan air
raksa memerlukan waktu respon yang lebih lama hal ini dipengaruhi oleh
kapasitas panas air raksa yang berarti jika kapasitas panas semakin besar maka
energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur juga semakin besar ,
sehingga respon terhadap perubahan temperatur semakin lambat .
BAB V

22
KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat kita simpulkan :


1. Parameter k dan n dipengaruhi oleh laju alir ( dalam hal ini besar kecilnya
bukaan kerangan) dan koefisien gesekan pada kerangan.
2. Semakin besar bukaan kerangan maka gesekan antara fluida dengan
dinding semakin kecil dan akan menghasilkan nilai parameter k yang
semakin besar.
3. Keadaan yang sudah tunak ketika diberi gangguan, volume keadaan tunak-
nya tidak akan sama persis, akan terdapat selisih yang tidak terlalu besar.
4. Waktu respon antara thermometer air raksa dengan thermometer digital
lebih cepat thermometer digital.
5. Semakin besar nilai kapasitas panas pada air raksa maka energi yang
dibutuhkan untuk menaikkan temperatur juga semakin besar, sehingga
respon terhadap perubahan temperatur semakin lambat .

DAFTAR PUSTAKA

23
1. Anwar, Nadiem, Dinamika Proses, Universitas Jenderal Achmad Yani Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Kimia,2002

2. Modul Dinamika Proses ITB,

LAMPIRAN A

24
DATA HASIL PENGAMATAN

A.1 Pengosongan Tangki

1. Bukaan kerangan 10% 2. Bukaan Kerangan 20% 3.BukaanKerangan 30%

NO. t (s) h (cm) NO. t (s) h (cm) NO. t (s) h (cm)


1. 0 25 1. 0 25 1. 0 25
2. 170 23.2 2. 65 23.8 2. 34 22.8
3. 340 21.8 3. 130 22 3. 68 19.9
4. 510 20.7 4. 195 20.8 4. 102 17.4
5. 680 19.6 5. 260 19.6 5. 136 15.3
6. 850 18.3 6. 325 17.1 6. 170 12.8
7. 1020 17 7. 390 16.3 7. 204 10.3
8. 1190 15.7 8. 455 14.2 8. 238 8.5
9. 1360 14.8 9. 520 12.5 9. 272 6.9
10. 1530 13.8 10. 585 9.2 10. 306 5.2
11. 1700 12.7 11. 650 5.3 11. 340 3.6
12. 1870 9.8 12. 715 3.1 12. 374 1.5
13. 2040 6.7 13. 780 0 13. 408 0

4. Bukaan Kerangan 40% 5. Bukaan Kerangan 50% 6. BukaanKerangan 70%

NO. t (s) h (cm) NO. t (s) h (cm) NO. t (s) h (cm)


1. 0 25 1. 0 25 1. 0 25
2. 8,5 22.7 2. 6 22.1 2. 3,7 21.6
3. 17 20.9 3. 12 19.7 3. 7,4 18.6
4. 25,5 19.6 4. 18 17.6 4. 10,1 17
5. 34 18 5. 24 16.5 5. 14,8 13.7
6. 42,5 16.1 6. 30 12.8 6. 18,5 12
7. 51 14.3 7. 36 10.9 7. 22,2 10.2
8. 59,5 12.6 8. 42 9.3 8. 25,9 8.4
9. 68 10.6 9. 48 6.5 9. 29,6 6.6
10. 76,8 9.5 10. 54 4.5 10. 33,3 4.9
11. 85 7.5 11. 60 2.5 11. 37 3.5
12. 93,5 5.2 12. 66 0.5 12. 40,7 1.3
13. 102 0 13. 72 0 13. 44,4 0

7. Bukaan Kerangan 80% 8. Bukaan Kerangan 100%

25
NO. t (s) h (cm) NO. t (s) h (cm)
1. 0 25 1. 0 25
2. 3 23.1 2. 2,5 23.1
3. 6 21.1 3. 5 20.8
4. 9 19.2 4. 7,5 18.3
5. 12 16.8 5. 10 16.3
6. 15 14.1 6. 12,5 14.9
7. 18 12.35 7. 15 13.1
8. 21 10.1 8. 17,5 11.65
9. 24 8.2 9. 20 9.5
10. 27 5.9 A.2 Simulasi Gangguan
10. 22,5 7.5
11. 30 3.9 11. 25 5.9 Tangki
12. 33 2.1 12. 27,5 3
NO.
13. t36
(s) h (cm)
0 13. 30 0
1. 0 30
2. 85 28.5
3. 170 26.8
4. 255 25.5
5. 340 24.4
6. 425 23.4
7. 510 22.5
8. 595 21.7
9. 680 21
10. 765 20.1
11. 850 18.6
12. 935 17.2
13. 1020 15.5

NO. t (s) T (oC)


A.3 Pengkuran 1. 0 0 Temperatur
2. 22.5 9
a. Termometer Air Raksa 3. 45 13 b. Es –Lingkungan
c. Es-Lingkungan 4. 67.5 17
5. 90 18 o
Lingkungan ke es (26-0 6. 112.5 20.5 C) ( 0 -25 oC)
( 30 -25 oC) 7. 135 21
8. 157.5 22
9. 180 22.5
26
10. 202.5 23.5
11. 225 23.5
12. 247.5 24.5
13. 270 25
NO. t (s) T (oC) NO. t (s) T (oC)
1. 0 26 1. 0 30
2. 5 10 d. (50-30 oC) 2. 11.4 32
3. 10 7 3. 22.8 33
NO.
4. t15
(s) T (5oC) 4. 34.2 34
1.
5. 0
20 50
4 5. 45.6 36
2.
6. 12.5
25 49
3 6. 57 37.5
3.
7. 25
30 47
2 7. 68 39
4.
8. 37.5
35 46
2 8. 79.4 42
5.
9. 50
40 45.5
1.5 9. 90.8 43
6.
10. 62.5
45 45
1.5 10. 102.2 46
7.
11. 75
50 42
1.5 11. 113.6 48
8.
12. 87.5
55 40
1 12. 125 49
9.
13. 100
600 38.5
0 13. 136.4 50
10. 112.5 37
11. 125 35
12. 137.5 33
13. 150 30

b. Termometer Digital

a. Lingkungan-Es(26-0 oC) b. 0-26 oC c. 30-50 oC

NO. t (s) T (oC) NO. t (s) T (oC) NO. t (s) T (oC)


1. 1.6 25 1. 0 0 1. 0 30
2. 3.2 20 2. 13.4 10 2. 8.5 30
3. 4.7 17 3. 26.8 15 3. 17 32
4. 6.3 13 4. 40.2 15 4. 25.5 34
5. 7.9 10 5. 53.6 15 5. 34 35
6. 9.5 8 6. 67 18 6. 42.5 36
7. 11.2 6 7. 80 19 7. 51 38
8. 12.8 5 8. 93.8 23 8. 59.5 40
9. 14.3 4 9. 107.2 24 9. 68 43
10. 15.9 3 10. 120.6 25 10. 76.5 46
11. 17.6 2 11. 134 25 11. 85 47
12. 19.1 0 12. 147.4 25 12. 93.5 49
13. 0 30 13. 160.8 26 13. 102 50

27
d. 50-30 oC

NO. t (s) T (oC)


1. 0 50
2. 11.75 48
3. 23.5 47
4. 35.25 46
5. 47 43
6. 58.75 42
7. 70.5 40
8. 82.25 38
9. 94 38.5
10. 105.75 37
11. 117.5 34
12. 129.25 32
13. 141 30

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN ANTARA

B.1. Pengukuran k dan n Pengosongan Tangki


a. Bukaan 100%
h rata- ln h rata-
h (cm) t (s) (-Δh) Δt (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
rata rata
25 0 1.9 2.5 24.05 0.76 -0.2744 3.1801
23.1 2.5 2.3 2.5 21.95 0.92 -0.0834 3.0888
20.8 5 2.5 2.5 19.55 1 0.0000 2.9730
18.3 7.5 2 2.5 17.3 0.8 -0.2231 2.8507
16.3 10 1.4 2.5 15.6 0.56 -0.5798 2.7473
14.9 12.5 1.8 2.5 14 0.72 -0.3285 2.6391
13.1 15 1.45 2.5 12.375 0.58 -0.5447 2.5157
11.65 17.5 2.15 2.5 10.575 0.86 -0.1508 2.3585

28
9.5 20 2 2.5 8.5 0.8 -0.2231 2.1401
7.5 22.5 1.6 2.5 6.7 0.64 -0.4463 1.9021
5.9 25 2.9 2.5 4.45 1.16 0.1484 1.4929
3 27.5 3 2.5 1.5 1.2 0.1823 0.4055
0 30 0 Σ -2.5235 28.2936

b. Bukaan 80%
h rata- ln h
h (cm) t (s) (-Δh) Δt (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
rata rata-rata
25 0 1.9 3 24.05 0.6333 -0.4568 3.1801
23.1 3 2 3 22.1 0.6667 -0.4055 3.0956
21.1 6 1.9 3 20.15 0.6333 -0.4568 3.0032
19.2 9 2.4 3 18 0.8000 -0.2231 2.8904
16.8 12 2.7 3 15.45 0.9000 -0.1054 2.7376
14.1 15 1.75 3 13.225 0.5833 -0.5390 2.5821
12.35 18 2.25 3 11.225 0.7500 -0.2877 2.4181
10.1 21 1.9 3 9.15 0.6333 -0.4568 2.2138
8.2 24 2.3 3 7.05 0.7667 -0.2657 1.9530
5.9 27 2 3 4.9 0.6667 -0.4055 1.5892
3.9 30 1.8 3 3 0.6000 -0.5108 1.0986
2.1 33 2.1 3 1.05 0.7000 -0.3567 0.0488
0 36 0 3 Σ -4.4696 26.8106

29
c. Bukaan 70%
h rata- ln h rata-
h (cm) t (s) (-Δh) Δt (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
rata rata
25 0 3.4 3.7 23.3 0.9189 -0.0846 3.1485
21.6 3.7 3 3.7 20.1 0.8108 -0.2097 3.0007
18.6 7.4 1.6 3.7 17.8 0.4324 -0.8383 2.8792
17 10.1 3.3 3.7 15.35 0.8919 -0.1144 2.7311
13.7 14.8 1.7 3.7 12.85 0.4595 -0.7777 2.5533
12 18.5 1.8 3.7 11.1 0.4865 -0.7205 2.4069
10.2 22.2 1.8 3.7 9.3 0.4865 -0.7205 2.2300
8.4 25.9 1.8 3.7 7.5 0.4865 -0.7205 2.0149
6.6 29.6 1.7 3.7 5.75 0.4595 -0.7777 1.7492
4.9 33.3 1.4 3.7 4.2 0.3784 -0.9719 1.4351
3.5 37 2.2 3.7 2.4 0.5946 -0.5199 0.8755
1.3 40.7 1.3 3.7 0.65 0.3514 -1.0460 -0.4308
0 44.4 Σ -7.5018 24.5937

30
d. Bukaan 50%
h rata- ln h rata-
h (cm) t (s) (-Δh) Δt (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
rata rata
25 0 2.9 6 23.55 0.4833 -0.7270 3.1591
22.1 6 2.4 6 20.9 0.4000 -0.9163 3.0397
19.7 12 2.1 6 18.65 0.3500 -1.0498 2.9258
17.6 18 1.1 6 17.05 0.1833 -1.6964 2.8362
16.5 24 3.7 6 14.65 0.6167 -0.4834 2.6844
12.8 30 1.9 6 11.85 0.3167 -1.1499 2.4723
10.9 36 1.6 6 10.1 0.2667 -1.3218 2.3125
9.3 42 2.8 6 7.9 0.4667 -0.7621 2.0669
6.5 48 2 6 5.5 0.3333 -1.0986 1.7047
4.5 54 2 6 3.5 0.3333 -1.0986 1.2528
2.5 60 2 6 1.5 0.3333 -1.0986 0.4055
0.5 66 0.5 6 0.25 0.0833 -2.4849 -1.3863
0 72 Σ -13.8876 23.4737

31
e. Bukaan 40%
h rata- ln h rata-
h (cm) t (s) (-Δh) Δt (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
rata rata
25 0 2.3 8.5 23.85 0.2706 -1.3072 3.1718
22.7 8.5 1.8 8.5 21.8 0.2118 -1.5523 3.0819
20.9 17 1.3 8.5 20.25 0.1529 -1.8777 3.0082
19.6 25.5 1.6 8.5 18.8 0.1882 -1.6701 2.9339
18 34 1.9 8.5 17.05 0.2235 -1.4982 2.8362
16.1 42.5 1.8 8.5 15.2 0.2118 -1.5523 2.7213
14.3 51 1.7 8.5 13.45 0.2000 -1.6094 2.5990
12.6 59.5 2 8.5 11.6 0.2353 -1.4469 2.4510
10.6 68 1.1 8.5 10.05 0.1294 -2.0448 2.3076
9.5 76.8 2 8.5 8.5 0.2353 -1.4469 2.1401
7.5 85 2.3 8.5 6.35 0.2706 -1.3072 1.8485
5.2 93.5 5.2 8.5 2.6 0.6118 -0.4914 0.9555
0 102 Σ -17.8043 30.0547

f. Bukaan 30%
h (cm) t (s) (-Δh) Δt h rata- (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt) ln h rata-

32
rata rata
25 0 2.2 34 23.9 0.0647 -2.7379 3.1739
22.8 34 2.9 34 21.35 0.0853 -2.4616 3.0611
19.9 68 2.5 34 18.65 0.0735 -2.6101 2.9258
17.4 102 2.1 34 16.35 0.0618 -2.7844 2.7942
15.3 136 2.5 34 14.05 0.0735 -2.6101 2.6426
12.8 170 2.5 34 11.55 0.0735 -2.6101 2.4467
10.3 204 1.8 34 9.4 0.0529 -2.9386 2.2407
8.5 238 1.6 34 7.7 0.0471 -3.0564 2.0412
6.9 272 1.7 34 6.05 0.0500 -2.9957 1.8001
5.2 306 1.6 34 4.4 0.0471 -3.0564 1.4816
3.6 340 1.5 34 2.85 0.0441 -3.1209 1.0473
2.1 374 2.1 34 1.05 0.0618 -2.7844 0.0488
0 408 Σ -33.7665 25.7040

g. Bukaan 20%
h rata- ln h rata-
h (cm) t (s) (-Δh) Δt (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
rata rata
25 0 1.2 65 24.4 0.0185 -3.9921 3.1946
23.8 65 1.8 65 22.9 0.0277 -3.5866 3.1311
22 130 1.2 65 21.4 0.0185 -3.9921 3.0634

33
20.8 195 1.2 65 20.2 0.0185 -3.9921 3.0057
19.6 260 2.5 65 18.35 0.0385 -3.2581 2.9096
17.1 325 0.8 65 16.7 0.0123 -4.3975 2.8154
16.3 390 2.1 65 15.25 0.0323 -3.4324 2.7246
14.2 455 1.7 65 13.35 0.0262 -3.6438 2.5915
12.5 520 3.3 65 10.85 0.0508 -2.9805 2.3842
9.2 585 3.9 65 7.25 0.0600 -2.8134 1.9810
5.3 650 2.2 65 4.2 0.0338 -3.3859 1.4351
3.1 715 3.1 65 1.55 0.0477 -3.0430 0.4383
0 780 Σ -42.5174 29.6744

h. Bukaan 10%
h rata- ln h rata-
h (cm) t (s) (-Δh) Δt (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
rata rata
25 0 1.8 170 24.1 0.0106 -4.5480 3.1822
23.2 170 1.4 170 22.5 0.0082 -4.7993 3.1135
21.8 340 1.1 170 21.25 0.0065 -5.0405 3.0564
20.7 510 1.1 170 20.15 0.0065 -5.0405 3.0032
19.6 680 1.3 170 18.95 0.0076 -4.8734 2.9418
18.3 850 1.3 170 17.65 0.0076 -4.8734 2.8707
17 102 1.3 170 16.35 0.0076 -4.8734 2.7942

34
0
119
15.7 0 0.9 170 15.25 0.0053 -5.2412 2.7246
136
14.8 0 1 170 14.3 0.0059 -5.1358 2.6603
153
13.8 0 1.1 170 13.25 0.0065 -5.0405 2.5840
170
12.7 0 2.9 170 11.25 0.0171 -4.0711 2.4204
187
9.8 0 3.1 170 8.25 0.0182 -4.0044 2.1102
204
6.7 0 170 Σ -57.5415 33.4615

B.2. Pengukuran k dan n Pada Simulasi Gangguan Sebanyak 10 liter.

h rata- ln h rata-
h (cm) t (s) (-Δh) Δt rata (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt) rata
30 0 1.5 85 29.25 0.0176 -4.0372 3.3759
28.5 85 2 85 27.5 0.0235 -3.7495 3.3142

35
26.5 170 1 85 26 0.0118 -4.4427 3.2581
25.5 255 1.1 85 24.95 0.0129 -4.3473 3.2169
24.4 340 1 85 23.9 0.0118 -4.4427 3.1739
23.4 425 0.9 85 22.95 0.0106 -4.5480 3.1333
22.5 510 0.8 85 22.1 0.0094 -4.6658 3.0956
21.7 595 0.7 85 21.35 0.0082 -4.7993 3.0611
21 680 0.9 85 20.55 0.0106 -4.5480 3.0229
20.1 765 1.5 85 19.35 0.0176 -4.0372 2.9627
18.6 850 1.4 85 17.9 0.0165 -4.1062 2.8848
17.2 935 1.7 85 16.35 0.0200 -3.9120 2.7942
102
15.5 0

B.3. Pengukuran Temperatur


B.3.1 Thermometer Air Raksa
a. Es – Lingkungan (25ºC)
T T (TL - To) / ln ((TL - To) /
TL To TL - T o TL - T
(s) (ºC) (TL - T) (TL - T))
0 0 25 0 25 25 1.0000 0.0000
22.5 9 25 0 25 16 1.5625 0.4463
45 13 25 0 25 12 2.0833 0.7340
67.5 17 25 0 25 8 3.1250 1.1394
90 18 25 0 25 7 3.5714 1.2730

36
113 20.5 25 0 25 4.5 5.5556 1.7148
135 21 25 0 25 4 6.2500 1.8326
158 22 25 0 25 3 8.3333 2.1203
180 22.5 25 0 25 2.5 10.0000 2.3026
203 23.5 25 0 25 1.5 16.6667 2.8134
225 24.5 25 0 25 0.5 50.0000 3.9120
248 25 25 0 25 0 0.0000
270 25 25 0 25 0

b. Lingkungan (26ºC) - Es
t T (TL - To) / ln ((TL - To) / (TL
TL To TL - T o TL - T
(s) (ºC) (TL - T) - T))
0 26 0 26 -26 -26 1.0000 0.0000
5 10 0 26 -26 -10 2.6000 0.9555
10 7 0 26 -26 -7 3.7143 1.3122
15 5 0 26 -26 -5 5.2000 1.6487
20 4 0 26 -26 -4 6.5000 1.8718
25 3 0 26 -26 -3 8.6667 2.1595
30 2 0 26 -26 -2 13.0000 2.5649
35 2 0 26 -26 -2 13.0000 2.5649
40 1.5 0 26 -26 -1.5 17.3333 2.8526
45 1.5 0 26 -26 -1.5 17.3333 2.8526
50 1.5 0 26 -26 -1.5 17.3333 2.8526
55 1 0 26 -26 -1 26.0000 3.2581
60 0 0 26 -26 0

37
c. Temperatur 30 ºC – 50 ºC
t T (TL - To) / ln ((TL - To) /
TL To TL - T o TL - T
(s) (ºC) (TL - T) (TL - T))
0 30 50 30 20 20 1.0000 0.0000
11.4 32 50 30 20 18 1.1111 0.1054
22.8 33 50 30 20 17 1.1765 0.1625
34.2 34 50 30 20 16 1.2500 0.2231
45.6 36 50 30 20 14 1.4286 0.3567
57 37.5 50 30 20 12.5 1.6000 0.4700
68 39 50 30 20 11 1.8182 0.5978
79.4 42 50 30 20 8 2.5000 0.9163
90.8 43 50 30 20 7 2.8571 1.0498
102 46 50 30 20 4 5.0000 1.6094
114 48 50 30 20 2 10.0000 2.3026
125 49 50 30 20 1 20.0000 2.9957
136 50 50 30 20 0

38
d. Temperatur 50 ºC – 30 ºC
t T (TL - To) / ln ((TL - To) /
(s) (ºC) TL To TL - T o TL - T (TL - T) (TL - T))
0 50 30 50 -20 -20 1.0000 0.0000
12.5 49 30 50 -20 -19 1.0526 0.0513
25 47 30 50 -20 -17 1.1765 0.1625
37.5 46 30 50 -20 -16 1.2500 0.2231
50 45.5 30 50 -20 -15.5 1.2903 0.2549
62.5 45 30 50 -20 -15 1.3333 0.2877
75 42 30 50 -20 -12 1.6667 0.5108
87.5 40 30 50 -20 -10 2.0000 0.6931
100 38.5 30 50 -20 -8.5 2.3529 0.8557
113 37 30 50 -20 -7 2.8571 1.0498
125 35 30 50 -20 -5 4.0000 1.3863
138 33 30 50 -20 -3 6.6667 1.8971
150 30 30 50 -20 0

39
B.3.2 Thermometer Digital
a. Lingkungan (26ºC) - Es
T T (TL - To) / ln ((TL - To) /
TL To TL - T o TL - T
(s) (C) (TL - T) (TL - T))

0 26 0 26 -26 -26 1.0000 0.0000

1.6 25 0 26 -26 -25 1.0400 0.0392

3.2 20 0 26 -26 -20 1.3000 0.2624

4.7 17 0 26 -26 -17 1.5294 0.4249

6.3 13 0 26 -26 -13 2.0000 0.6931

7.9 10 0 26 -26 -10 2.6000 0.9555

9.5 8 0 26 -26 -8 3.2500 1.1787

11.2 6 0 26 -26 -6 4.3333 1.4663

12.8 5 0 26 -26 -5 5.2000 1.6487

14.3 4 0 26 -26 -4 6.5000 1.8718

15.9 3 0 26 -26 -3 8.6667 2.1595

17.6 2 0 26 -26 -2 13.0000 2.5649

19.1 0 0 26 -26 0    

40
b. Es – Lingkungan (25ºC)
T T (TL - To) / ln ((TL - To) /
TL To TL - T o TL - T
(s) (C) (TL - T) (TL - T))

0 0 26 0 26 26 1.0000 0.0000

13.4 10 26 0 26 16 1.6250 0.4855

26.8 15 26 0 26 11 2.3636 0.8602

40.2 15 26 0 26 11 2.3636 0.8602

53.6 15 26 0 26 11 2.3636 0.8602

67 18 26 0 26 8 3.2500 1.1787

80 19 26 0 26 7 3.7143 1.3122

93.5 23 26 0 26 3 8.6667 2.1595

107 24 26 0 26 2 13.0000 2.5649

121 25 26 0 26 1 26.0000 3.2581

134 25 26 0 26 1 26.0000 3.2581

147 25 26 0 26 1 26.0000 3.2581

161 26 26 0 26 0    

41
c. Temperatur 30 ºC – 50 ºC
T T (TL - To) / ln ((TL - To) /
TL To TL - T o TL - T
(s) (ºC) (TL - T) (TL - T))
0 30 50 30 20 20 1.0000 0.0000
8.5 30 50 30 20 20 1.0000 0.0000
17 32 50 30 20 18 1.1111 0.1054
25.5 34 50 30 20 16 1.2500 0.2231
34 35 50 30 20 15 1.3333 0.2877
42.5 36 50 30 20 14 1.4286 0.3567
51 38 50 30 20 12 1.6667 0.5108
59.5 40 50 30 20 10 2.0000 0.6931
68 43 50 30 20 7 2.8571 1.0498
76.5 46 50 30 20 4 5.0000 1.6094
85 47 50 30 20 3 6.6667 1.8971
93.5 49 50 30 20 1 20.0000 2.9957
102 50 50 30 20 0    

d. Temperatur 50 ºC – 30 ºC

42
T T (TL - To) / ln ((TL - To) /
(s) (ºC) TL To TL - T o TL - T (TL - T) (TL - T))
0 50 30 50 -20 -20 1.0000 0.0000
11.8 48 30 50 -20 -18 1.1111 0.1054
23.5 47 30 50 -20 -17 1.1765 0.1625
35.3 46 30 50 -20 -16 1.2500 0.2231
47 43 30 50 -20 -13 1.5385 0.4308
58.8 42 30 50 -20 -12 1.6667 0.5108
70.5 40 30 50 -20 -10 2.0000 0.6931
82.3 38 30 50 -20 -8 2.5000 0.9163
94 38.5 30 50 -20 -8.5 2.3529 0.8557
106 37 30 50 -20 -7 2.8571 1.0498
118 34 30 50 -20 -4 5.0000 1.6094
129 32 30 50 -20 -2 10.0000 2.3026
141 30 30 50 -20 0

LAMPIRAN C
CONTOH PERHITUNGAN

1. Menghitung luas penampang tangki


Diketahui : diameter tangki : 28 cm

43
tinggi air : 25 cm
A = ¼  D2
= 0,25 x 3,14 x (28)2
= 615,44 cm2

2. ln (-h/dt) = n.ln h + ln (k/A)


y = ax + b
Misal persamaannya pada bukaan kerangan 100%: y = -0.149x + 0.142
a. Menentukan parameter n:
n = a = -0.149
b. Menentukan parameter k:
Ln (k/A) = b= 0.142
(k/A) = e0,142
k = e0.142 x 615,44 = 709.342

3. ln ((TL-To)/(TL-T)) = (1/τ) . t
y = ax
Dari grafik proses pengukuran temperature dari 50 ºC – 30 ºC dengan
menggunakan thermometer air raksa diperoleh persamaan garis, yaitu :
y = ax
misalnya persamaan : y = 0.009x
1/τ = 0.009
τ = 1/0.009
= 111.11

LAMPIRAN D
PROSEDUR KERJA

D.1 Alat

44
1. Alat dinamika proses

2. Ember

3. Waterbath

4. Gelas kimia

5. Stopwatch

6. Termometer digital

7. Termometer air raksa

D.2 Bahan

1. Air

2. Es

D.3 Cara Kerja

D.3.1 Proses Pengosongan Tangki

1.Mengisi bak penampung air secukupnya,


2. Menyalakan pompa untuk menaikkan air dari bak penampung sehingga
tangki terisi oleh air,
3.Mengatur ketinggian air dalam tangki,
4.Mengatur bukaan kerangan sebesar 10 %,
5. Mencatat waktu yang diperlukan untuk mengosongkan tangki,
6. Membagi waktu tersebut dengan banyaknya data yang akan diambil,
7. Mengulangi langkah-langkah 2 s.d 4 untuk mengambil data,
8. Mencatat ketinggian air dalam tangki setiap waktu yang telah ditentukan
pada langkah 6,
9. Mengulangi langkah 2 s.d 8 untuk bukaan kerangan 20 %,30 %, 40% ,
50%, 70%, 80%, dan bukaan penuh (100%).

45
D.3.2 Simulasi Gangguan Pada Tangki
10. Mengatur bukaan kerangan untuk mengisi tangki sampai ketinggian air
dalam tangki tetap (steady state),
11. Memasukkan air kedalam tangki sebagai gangguan sebesar 10 lt,
sehingga ketinggian air berubah karena gangguan tersebut kemudian
mencatat ketinggian yang dicapai,
12. Mencatat waktu yang diperlukan untuk untuk kembali ke keadaan
semula dan membaginya dengan jumlah data yang akan diambil,
13. Mengulangi langkah 3 untuk mengambil data,
14. Mencatat ketinggian air setiap waktu yang ditentukan pada langkah
empat.

D.3.3 Pengukuran Temperatur


1. Menentukan temperatur lingkungan dengan menggunakan thermometer,
2. Memasukan termometer kedalam es hingga mencapai 00C, kemudian
mencatat waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu tersebut,
3. Membagi waktu tersebut dengan jumlah data yang akan diambil,
4. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk mengambil data,
5.Mengulangi langkah 1 sampai 3 dari temperatur 00C sampai temperatur
lingkungan,
6. Memanaskan air di dalam gelas kimia sampai temperatur 30 0C, dan
pada gelas kimia lain sampai 500C,
7. Menentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur 300C
dengan temperatur awal 500C,
8. Membagi waktu tersebut dengan jumlah data yang akan diambil,
9. Melakukan kembali langkah 5 dan 6 untuk mengambil data,
10. Mengulangi langkah 6 – 8 dengan temperatur awal 50 0C dan
temperatur akhir 300C.
11. Mengulangi langkah 1-10 untuk termometer digital.

46
47

Anda mungkin juga menyukai