Anda di halaman 1dari 5

INTISARI

Teori Produksi terbagi menjadi dua yaitu, Teori Produksi Jangka Pendek dan Teori
Produksi Jangka Panjang. Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara
tingkat produksi suatu komoditas dengan satu faktor froduksi yang variabel. Konsep Produksi
Jangka Pendek faktor-faktor produksi terbagi menjadi dua yaitu, fixed input dan variable input.
Dalam hubungan tersebut trdapat faktor produksi tetap yang jumlahnya tidak akan berubah.
Untuk meningkatkan jumlah produksi, dalam jangka pendek perusahaan tidak dapat menambah
jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap seperti mesin,
bangunan, tanah peralatan produksi dll. Sedangkan faktor produksi yang dapat mengalami
perubahan misalkan tenaga kerja. Dengan hubungan produksi seperti ini dapat diketahui
hubungan antara Total Product (Q),Marginal Product (MP) dan Average Product (AP).
Hubungan antara Marginal Product dengan Average Product adalah jika marginal product lebih
besar dari average product maka average product akan naik. Sebaliknya jika marginal product
turun maka average product akan turun. Karena itu garis marginal product akan memotong
average product pada titik average product maksimum. Dan akan menunjukan daerah-daerah
produksi yang akan menentukan daerah yang paling produktif.

memaparkan secara detail hubungan fisik atau teknik model input-output. Sebuah konsep
fungsi produksi dapat dikembangkan dengan menggunakan pendekatan verbal-tabular, grafik
dan matematik. Ilustrasi fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi pertanian
dengan pola yang mengikuti hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang (the law of
diminishing marginal returns). Pada bab ini juga diperkenalkan konsep produk marginal dan
produk rata-rata. Aturan kalkulus diterapkan untuk menetapkan apakah suatu fungsi maksimum
atau minimum. Pengembangan konsep fungsi produksi dilengkapi dengan konsep elastisitas
produksi yang mendeskripsikan hubungan antara produk total, produk marginal dan produk rata-
rata.
Kondisi maksimalisasi keuntungan untuk model input output tercapai bila syarat
keharusan
dan kecukupan dapat terpenuhi. Syarat keharusan untuk maksimalisasi keuntungan adalah fungsi
profit sama dengan nol. Syarat kecukupan maksimalisasi keuntungan ditetapkan dengan mencari
titik pada fungsi profit di mana turunan pertama fungsi produksi sama dengan nol. Syarat
kecukupan ini menjamin maksimalisasi profit sebab turunan pertama fungsi keuntungan sama
dengan nol dan turunan keduanya bernilai negatif.Level penggunaan input yang memaksimalkan
keuntungan dapat dicari dengan menyamakan VMP input dengan MFC, di bawah asumsi
persaingan sempurna yaitu harga input dan outputkonstan. Slope dari nilai total kurva produk
akan sama dengan slop kurva biaya input total.VMP adalah slope dari nilai total kurva produk,
dengan asumsi harga output konstan. Dengan asumsi yang sama, slope kurva biaya total input
adalah MFC.Petani akan memaksimalkan profit dengan beroperasi di daerah produksi II, sebab
pada daerahMI penggunaan input belum maksimal (underutilization of input) sementara pada
daerah ke III terjadi over utilisasi input.
Inti dari teori produksi pertanian dapat dikategorikan menjadi tiga model yaitu model
input output, model input-input dan model output-output. Pada ketiga model tersebut berlaku
asumsi pasar persaingan sempurna sebagaimana telah dijelaskan di atas. Model input output
mengkaji tentang bagaimana perilaku produsen pertanian memaksimalkan produksi dengan
mengatur alokasi penggunaan input variabel yang tepat. Pada model hubungan input-input akan
dipelajari bagaimana dalam upaya memaksimalkan keuntungan usahatani, petani sebagai
manajer harus cerdik memilih kombinasi penggunaan dua input produksi untuk mengoptimalkan
pilihan produksi, baik melalui cara minimalisasi biaya maupun maksimalisasi output. Sedangkan
pada model output-output, akan dibekalkan kepada mahasiswa konsep dasar yang lazim
dilakukan petani produsen hasil pertanian untuk memaksimalkan pendapatan atau keuntungan
usahatani dengan cara menanam beberapa komoditas sekaligus pada luasan lahan tertentu.
Praktek usahatani yang menganut pola hubungan output-output juga dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi alokasi input dan meminimalkan resiko gagal panen. Di Indonesia
praktek usahatani semacam ini dikenal dengan istilah tumpang sari (mixed cropping).

Level output yang memaksimalkan keuntungan dicapai pada saat biaya marginal sama
dengan penerimaan marginal (MC=MR). Fungsi biaya merupakan inverse fungsi produksi yang
ditetapkan pada level harga input tertentu. Dengan demikian, terdapat hubungan yang erat antara
koefisien fungsi produksi dan koefisien fungsi biaya. Kurva suplai unit bisnis, dapat diturunkan
dari kondisi keseimbangan MC=MR dan di mana posisi kurva biaya marginal berada di atas
kurva biaya rata-rata. Persamaan elastisitas suplai (penawaran) terhadap produk dan harga input
juga dapat diturunkan dari persamaan keseimbangan.

PERBEDAAN EKONOMMI PRODUKSI DAN EKONOMII PRODUKSI


PERTANIAN

Dengan demikian Ekonomi Produksi dapat didefinisikan sebagai bagian dari ilmu
ekonomi yang mempelajari tentang perilaku produsen dalam mengalokasikan sumberdaya yang
terbatas pada kegiatan produksi barang dan atau jasa. Beberapa pokok bahasan dalam Ekonomi
Produksi Pertanian (Debertin, 1986) adalah:

1. Tujuan dan sasaran dari manajer usahatani.

2. Pilihan produk (output) yang akan diproduksi.

3. Alokasi sumberdaya dalam proses produksi output.

4. Asumsi risiko dan ketidakpastian.

5. Lingkungan ekonomi yang penuh persaingan dalam kegiatan produksi pertanian

. Inti dari Ekonomi Produksi adalah teori bahwa produsen berada dalam pasar persaingan
sempurna. Hal itu berdasarkan beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Seorang produsen adalah sebuah unit pengambil keputusan.


2. Kegiatan pembelian dan penjualan dilakukan produsen dalam pasar persaingan
sempurna.

Ekonomi produksi pertanian adalah suatu aplikasi bidang ilmu yang dalam mana
keputusan yang telah diambil dengan berdasarkan prinsip-prinsip pilihan diterapkan pada modal
(tanah dan investasi), tenaga kerja dan manajemen produksi atau industri pertanian jika produk-
produk pertanian ini mendapat pengolahan lanjutan guna mewujudkan komoditi yang lebih
tinggi kualitasnya (Ir. AG Kartasapoetra, 1987; 7).

Tujuan ekonomi produksi pertanian (Ir. AG Kartasapoetra, 1987;11) terdiri dari:

1.  Ekonomi produksi pertanian menentukan persyaratan-persyaratan bagi pendayagunaan


tanah, tanaman, modal kerja dan manajemen dalam pelaksanaan usaha tani secara
optimal.
2.  Ekonomi produksi pertanian menentukan syarat-syarat agar penggunaan sumber yang
tersedia tidak mubadzir atau berada dalam penyimpangan-penyimpangan.
3.  Ekonomi produksi pertanian menganalisa kemampuan-kemampuan pola produksi dalam
penggunaannya dengan sumber-sumber yang tersedia daripadanya ditunjukkan pola-pola
yang baik yang dapat mencapai optimum.
4.  Ekonomi produksi pertanian mengemukakan secara gamblang tentang metode dan
sarana pendukung yang sebaiknya digunakan sehingga dapat mencapai optimum.
5. Pemasaran hasil pertanian
Menurut Kotler (1980) ada lima faktor yang menyebabkan mengapa pemasaran itu penting,
yakni :

1. Jumlah produk yang dijual menurun


2. Pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun
3. Terjadinya perubahan yang diinginkagn konsumen
4. Kompetisi yang semakin tajam
5. Terlalu besarnya pengeluaran untuk penjualan

Anda mungkin juga menyukai