Bab4 Proyeksipeta 131027202537 Phpapp01 PDF
Bab4 Proyeksipeta 131027202537 Phpapp01 PDF
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dalam skala yang lebih kecil pada
bidang datar. Suatu peta ‘idealnya’ harus dapat memenuhi ketentuan geometrik sebagai
berikut :
9 Jarak antara titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak sebenarnya di
permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
9 Luas permukaan yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di
permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
9 Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan
besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi
9 Bentuk yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan bentuk yang sebenarnya di
permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
Pada daerah yang relatif kecil (30 km x 30 km) permukaan bumi diasumsikan sebagai
bidang datar, sehingga pemetaan daerah tersebut dapat dilakukan tanpa proyeksi peta dan
tetap memenuhi semua persyaratan geometrik. Namun karena permukaan bumi secara
keseluruhan merupakan permukaan yang melengkung, maka pemetaan pada bidang datar
tidak dapat dilakukan dengan sempurna tanpa terjadi perubahan (distorsi) dari bentuk yang
sebenarnya sehingga tidak semua persyaratan geometrik peta yang ‘ideal’ dapat dipenuhi.
IV - 1
Gambar 4.1 Proyeksi peta dari permukaan bumi ke bidang datar
Proyeksi peta diperlukan dalam pemetaan permukaan bumi yang mencakup daerah
yang cukup luas (lebih besar dari 30 km x 30 km) dimana permukaan bumi tidak dapat
diasumsikan sebagai bidang datar. Dengan sistem proyeksi peta, distorsi yang terjadi pada
pemetaan dapat direduksi sehingga peta yang dihasilkan dapat memenuhi minimal satu
syarat geometrik peta ‘ideal’.
IV - 2
9 Proyeksi Kerucut (Conic)
Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah
sumbu dari kerucut yang melalui pusat bumi.
9 Proyeksi Silinder (Cylindrical)
Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah
sumbu dari silinder yang melalui pusat bumi.
IV - 3
Tabel 4.1 Jenis proyeksi peta menurut bidang proyeksi dan posisi sumbu simetrinya
IV - 4
9 Proyeksi Konform
Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta sama dengan besar
sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi, sehingga dengan memperhatikan faktor
skala peta bentuk yang digambarkan di atas peta akan sesuai dengan bentuk yang
sebenarnya di permukaan bumi.
9 Proyeksi Ekuivalen
Luas permukaan yang digambarkan di atas peta sama dengan luas sebenarnya di
permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
IV - 5
paralel standar (ϕ0) sedangkan digit kedua yang menggunakan angka arab menunjukan
garis meridian standarnya (λ0).
Untuk wilayah Indonesia penomoran bagian derajatnya adalah :
Paralel standar : dimulai dari I (ϕ0=6°50′ LU) sampai LI (ϕ0=10°50′ LU)
Meridian standar : dimulai dari 1 (λ0=11°50′ BT) sampai 96 (λ0=19°50′ BT)
Proyeksi Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol Jakarta
(λjakarta=106°48′ 27′′,79 BT) 20′
IV - 6
Gambar 4.6 Proyeksi Mercator
IV - 7
Gambar 4.7 Pembagian Zone Proyeksi UTM
Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, dimulai dari meridian 90° BT sampai
meridian 144° BT dengan batas lintang 11° LS sampai 6° LU. Dengan demikian, wilayah
Indonesia terdapat pada zone 46 sampai dengan zone 54.
IV - 8
h. Penomoran zone : Dimulai dengan zone 46.2 dari 93° BT s/d 96° BT,
zone 47.1 dari 96° BT s/d 99° BT, zone 47.2 dari
99° BT s/d 102° BT, zone 48.1 dari 102° BT s/d 105°
BT dan seterusnya sampai zone 54.1 dari 138° BT
s/d 141° BT
i. Batas Lintang : 6° LU dan 11° LS
Proyeksi TM-3° digunakan oleh Badan Pertanahan Nasional. Proyeksi ini beracuan pada
Ellipsoid World Geodetic System 1984 ( WGS ‘84) yang kemudia disebut sebagai Datum
Geodesi Nasional 1995 (DGN ‘95)
Tabel 4.2 Daftar Zone Proyeksi UTM dan TM-3° untuk Wilayah Indonesia
IV - 9
Referensi :
Bakosurtanal. 1979. Transformasi Koordinat Geografi ke Koordinat UTM-Grid Spheroid
Nasional Indonesia. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional
Prihandito, Aryono. 1988. Proyeksi Peta. Penerbit Kanisius Yogyakarta
Purwoharjo, Umaryono. 1986. Hitung dan Proyeksi Geodesi II. Jurusan Teknik Geodesi
FTSP-ITB, Bandung
Robinson, Arthur H, Morrison, Joell, Muehrcke, Phillip C, et.al.1995. Elements of
Cartography. John Wiley & Sons, Inc. New York
IV - 10