LP Diare
LP Diare
DISUSUN OLEH :
RESTU DEWI SAFITRI,S.Kep
2014901010
1
LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS AKUT (DIARE)
A. Definisi Diare
Menurut WHO secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang
air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja
(menjadi cair) dengan atau tanpa darah.
B. Klasifikasi Diare
Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat
kelompok yaitu:
1. Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya
kurang dari tujuh hari)
2. Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya,
3. Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara terus
- menerus,
4. Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan persisten)
mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit
lainnya
C. Etiologi Diare
a. Faktor Infeksi
1. Infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan makanan yang meriupakan penyebab
utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, coxsaxide, poliomyelitis), adeno-
virus, rotavirus, astrovirus.
Infeksi parasit: cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides); protozoa
(entamoeba histolytica, giardia lamblia, tri chomonas nominis); jamur
(candida albicans).
2. Infeksi parenteral ialah inf eksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis
media akut (OMA), transilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur 2 tahun.
b. Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat:
Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)
Monosakarida (intoleransi glukosa, fraktosa, galaktosa).Pada bayi dan anak
yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
1
4. Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi, terhadap makanan)
5. Faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang tapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar.
6. Faktor imunodefisiensi
7. Faktor obat-obatan, antibiotic
8. Faktor penyakit usus, colitis ulcerative, croho disease, enterocilitis.
E. Patofisiologi Diare
2
air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat
rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali
air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik
akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat
terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati
rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian
mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya
akan menimbulkan diare.
eberapa yang menjadi penyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik renal dan kolik
karena sumbatan usus halus (Gilroy, 2009).
1. Kolik bilier
Kolik bilier merupakan gejala tidak nyaman yang dirasakan pasien dan sering tidak
disertai tanda-tanda klinis lain. Nyeri ini merupakan gejala klinis dari penyakit batu empedu
(kolelitiasis/koledokolitiasis). Oleh karena nyeri ini merupakan gejala, maka bebera
F. Pathway Diare
DIARE
Mual muntah
Kehilangan cairan &
elektrolit berlebih
Nafsu makan menurun
Dehidrasi
BB menurun
3
Kekurangan Ketidakseimbangan Nutrisi
Volume Cairan
Kurang dari Kebutuhan Tubuh
E. Komplikasi Diare
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan
vili mukosa, usus halus
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan
4
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek,
suara serak, penderita jatuh pre syok, nadi cepat dan dalam.
Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-
tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-
otot kaku sampai sianosis.
5
b. Obat spasmolitik
c. Antibiotik, diberikan jika jelas penyebabnya misal oleh bakteri.
Cairan per oral
o Pasien dehidrasi ringan dan sedang diberi cairan per oral yaitu NaCl dan NaHCO-
3, KCl
dan glukosa.
o Pasien diare akut dan koleri umur 6 bulan diberi Natrium 90 mEq/L.
o Pasien umur 6 bulan de ngan dehidrasi ringan/sedang diberi Natrium 50-60
mEq/L.
o Pemberian formula tidak lengkap (mengandung garam dan gula), lengkap (oralit).
4. Cairan parenteral
o Pemberian RL sesuai dengan berat/ringannya penyakit dan juga sesuai umur dan
BBnya.
6
Bagi anak di atas 1 tahun dan sudah makan biasa dianjurkan makan bubur
tanpa sayuran dan minum teh bagi hari masih diare, hari keesokannya jika
membaik boleh diberi wortel daging tidak berlemak.
Diagnosa Keperawatan
1. Diare b/d inflamasi bakteri / proses infeksi.
2. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
3. Risiko kerusakan integritas kulit b/d lembab
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan.
Intervensi Keperawatan
7
kehilangan cairan aktif ≈ Fluid balance Fluid - Mengetahui
Definisi : Penurunan cairan
≈ Hydration management jumlah
intravaskuler, interstisial, Timbang kehilangan cairan
≈ Nutritional Status : Food
dan/atau intrasellular. Ini popok/pembalut pasien.
and Fluid Intake
mengarah ke dehidrasi, jika diperlukan - Mengetahui
Kriteria Hasil :
kehilangan cairan dengan Pertahankan keseimbangan
≈ Mempertahankan urine
pengeluaran sodium catatan intake dan cairan tubuh.
output sesuai dengan usia
Batasan Karakteristik : output yang akurat
dan BB, BJ urine normal,
- Kelemahan - Mengevaluasi
HT normal Monitor
- Haus keadaan umum
status hidrasi
≈ Tekanan darah, nadi,
- Penurunan turgor pasien.
( kelembaban
suhu tubuh dalam batas
kulit/lidah - Mencegah
membran mukosa,
normal
- Membran mukosa/kulit dehidrasi pasien
nadi adekuat,
kering ≈ Tidak ada tanda tanda
tekanan darah
- Peningkatan denyut dehidrasi, Elastisitas turgor
ortostatik ), jika - Memberikan
nadi, penurunan tekanan kulit baik, membran
diperlukan suplay cairan
darah, penurunan mukosa lembab, tidak ada
Monitor vital tubuh.
volume/tekanan nadi rasa haus yang berlebihan
sign - Mengetahui
- Pengisian vena menurun secara dini
- Perubahan status mental gangguan
Kolaborasikan
- Konsentrasi urine elektrolit.
pemberian cairan
meningkat - Menjaga
intravena IV
- Temperatur tubuh keseimbangan
Monitor
meningkat cairan tubuh
status nutrisi
- Hematokrit meninggi
Dorong
- Kehilangan berat badan -
masukan oral
seketika (kecuali pada third Mengoptimalkan
Berikan
spacing) masukan oral
penggantian
nesogatrik sesuai - Mengurangi
Faktor-faktor yang kejenuhan pada
output
berhubungan: pasien
Dorong
- Kehilangan volume
keluarga untuk
cairan secara aktif - Menjaga
membantu pasien
- Kegagalan mekanisme keseimbangan
makan
pengaturan cairan,
Tawarkan
snack ( jus buah,
buah segar )
Atur - Menghitung
kemungkinan masukan dan
tranfusi haluaran.
8
Hypovolemia - Mengevaluai
Management hemokonsentrasi
Monitor status darah pasien.
cairan termasuk - Mengathui
intake dan ourput keadaan umum
cairan pasien.
Monitor - Mengevaluasi
tingkat Hb dan pengethuan
hematokrit pasien
Monitor tanda - Mengevaluasi
vital kenaikan berat
badan hidrasi.
Dorong
pasien untuk
menambah intake
oral
9
pelembab ≈ Mampu melindungi akan adanya - Mengetahui
usia yang ekstrim kulit dan mempertahankan kemerahan adanya iritasi
2. internal kelembaban kulit dan Oleskan lotion kulit.
pengobatan perawatan alami atau minyak/baby
tulang yang menonjol oil pada derah
kekebalan tubuh yang tertekan
perubahan sensasi Monitor
perubahanpigmentasi aktivitas dan
perubahan status mobilisasi pasien
metabolic
perubahan sirkulasi
perubahn turgor kulit
perubahan status nutrisi
psikogenik
10
adanya kekurangan
makanan
- Dilaporkan adanya
perubahan sensasi rasa
- Perasaan
ketidakmampuan untuk
mengunyah makanan
- Miskonsepsi
- Kehilangan BB dengan
makanan cukup
- Keengganan untuk
makan
- Kram pada abdomen
- Tonus otot jelek
- Nyeri abdominal dengan
atau tanpa patologi
- Kurang berminat
terhadap makanan
- Pembuluh darah kapiler
mulai rapuh
- Diare dan atau
steatorrhea
- Kehilangan rambut yang
cukup banyak (rontok)
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi,
misinformasi
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna
makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau
ekonomi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12