Anda di halaman 1dari 189

RANCANGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR DOKTER KECIL

(DOKCIL) SD NEGERI TELUKPINANG 03 DI KABUPATEN BOGOR

TAHUN 2018

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh:

KHOIRUNNISA DAMAYANTI

NIM 1113101000051

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini ialah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang belaku di Fakultas Ilmu
Kesehatan Univesitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya sendiri
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Mei 2018

i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
Skripsi, Mei 2018

Khoirunnisa Damayanti, NIM: 1113101000051

Rancangan Media Buku Cerita Bergambar Dokte Kecil (Dokcil) SD Negeri


Telukpinang 03 Di Kabupaten Bogor Tahun 2018

xiv + 110 halaman, 10 gambar, 13 tabel, 22 lampiran

ABSTRAK
Pelatihan dokter kecil merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan
oleh Puskesmas agar dokter kecil mendapatkan pengetahuan untuk menjalankan
tugasnya di sekolah. Pada pelatihan dokter kecil yang dilakukan oleh Puskesmas
Ciawi, media yang digunakan berupa power point. Namun, media ini sulit diakses
berulang-ulang karena materi tidak diberikan kepada siswa serta membutuhan
komputer dan proyektor untuk membacanya. Untuk itu, penelitian rancangan media
buku cerita bergambar dokter kecil dilakukan agar sasaran mengetahui dan
mengingat informasi yang telah diberikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif (mix method) dengan bentuk one grup pretest posttest
design dan analisis konten media. Sampel pada penelitian ini adalah dokter kecil di
SD Negeri Telukpinang 03 yang berjumlah 40 orang. Informan pada penelitian ini
adalah ahli media, ahli materi, dan guru UKS SD Negeri Telukpinang 03.
Buku cerita bergambar dokter kecil ini dirancang berdasarkan teori
kognitif sosial menggunakan tahapan ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation). Teori kognitif sosial digunakan untuk melakukan
analisis kebutuhan media dengan melihat faktor personal, faktor lingkungan dan
faktor perilaku yang saling mempengaruhi. Hasil penelitian mendapatkan respon
yang baik pada konten media. Perubahan pengetahuan dokter kecil SD Negeri
Telukpinang 03 dilihat mengunakan uji independent t-test dan uji wilcoxon. Pada
uji independent t-test dan uji wilcoxon terdapat perubahan pengetahuan setelah
diberikan media pada materi P3K dengan pvalue 0,001 dan materi pengetahuan
dokter kecil dengan pvalue 0,000. Sedangkan pada materi jajan sehat dengan uji
wilcoxon diketahui bahwa tidak terdapat perubahan yang signifikan setelah
diberikan media dengan pvalue 0,206.

Kata kunci: Dokter Kecil, Buku Cerita Bergambar


Referensi: 1989-2017

ii
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
HEALTH PROMOTION
Undergraduate Thesis, May 2018

Khoirunnisa Damayanti, NIM: 1113101000051

Design of Little Doctor’s Picture Book on Little Doctors in Telukpinang 03


State Elementary School 2018

xiv + pages, 10 picture, 13 table, 22 attachments

ABSTRACT

Little doctor training is one of the activities undertaken by the Puskesmas


in order for a little doctor to gain knowledge to perform his duties at school. In
little doctor training conducted by Puskesmas Ciawi, media used in the form of
power point . But, this media was difficult repeatly because the materials was not
given to participants. If they want to access it, they need a computer and projector
for reading it.. For that, the study of the media book design of small doctor picture
is done so that the target to know and remember the information that has been
given. This research uses qualitative and quantitative approach (mix method) with
one group pretest posttest design and media content analysis. The sample in this
research is a small doctor in Teluk Negeri Negeri State Elementary School which
amounts to 40 people. Informants in this study were media experts, material
experts, and teachers of UKS SD Negeri Telukpinang 03.
This little doctor picture book is designed based on social cognitive
theory using ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation,
Evaluation). Social cognitive theory is used to analyze media needs by looking at
personal factors, environmental factors and behavioral factors that affect each
other. The results has a good response to media content. The enhancement of
knowledge of small doctor of Telukpinang 03 State Elementary School was seen
using independent t-test and wilcoxon test. In the independent test t-test and
wilcoxon test there is a significant enhancement of knowledge after being given
media on first aid topic with pvalue 0.001 and little doctor topic with pvalue 0.000.
While on healthy snack topic with wilcoxon test known that there is no significant
enhancement after given media with pvalue 0,206.

Keywords: Little Doctor, Picture Book


References: 1989-2017

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi

RANCANGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR DOKTER KECIL


(DOKCIL) SD NEGERI TELUKPINANG 03 DI KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2018

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi


Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 7 Mei 2018

Oleh:
Khoirunnisa Damayanti
NIM. 1113101000051

Pembimbing

Ratri Ciptaningtyas, MHS


NIP. 19840404 200912 2 007

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018

iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Khoirunnisa Damayanti

Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 3 September 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum menikah

Kewarganegaraan : WNI

Agama : Islam

Nomor HP : 085780445504

Email : khoirunnisa.damayanti.kd@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

2000-2001 : RA Assa’addah

2001-2007 : SD Negeri Ciawi 01

2007-2010 : SMPIT Roudlotul Jannah

2010-2013 : MA Negeri 2 Kota Bogor

2013-2018 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Kesehatan Masyarakat

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Rancangan Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil (Dokcil)
SD Negeri Telukpinang 03 Di Kabupaten Bogor Tahun 2018”. Sholawat serta
salam kami junjungkan kepada nabi besar kita Muhammad SAW.
Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu dengan segala keikhlasannya yang selalu mendoakan, memberikan cinta
dan kasih sayang, serta memberikan dukungan baik moril maupun materil.
Terima kasih pula kepada adikku, Arif yang telah mendukung penyelesaian
skripsi ini.
2. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D selaku kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat.
4. Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan dukungan dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Kepala Puskesmas Ciawi yang telah memberikan izin dan drg. Fitria Istina
Dewi yang telah bersedia sebagai informan dalam penelitian ini.
6. Kepala sekolah SD Negeri Telukpinang 03 yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian dan Ibu Elis Suryati, S.Pd selaku guru UKS yang telah
membantu terlaksananya penelitian ini.
7. Ibu Lilis Wijayanti yang telah bersedia sebagai informan dalam penelitian ini.
8. Kepada Riska, Hindun, Mira, Ware dan Cirun yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini. Juga teman-
teman promosi kesehatan 2013 yang telah membantu dan memberikan
dukungan dalam penelitian ini.

vii
9. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Kesehatan Masyarakat angkatan
2013 semoga keberkahan dan kemudahan selalu menyertai kita.
10. Serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan skripsi ini. Hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan
dengan sebaik baik balasan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan baik
pada isi maupun penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 7 Mei 2018

Penulis

viii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 7
1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................11
2.1 Dokter Kecil (Dokcil) ........................................................................ 11
2.2 Pelatihan Dokter Kecil ....................................................................... 13
2.3 Anak Usia Sekolah ............................................................................ 13
2.4 Pendidikan Kesehatan ........................................................................ 19
2.5 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan ......................... 21
2.6 Media Buku Cerita Bergambar ........................................................... 27
2.7 Model Pengembangan Media ADDIE ................................................. 33
2.8 Teori Kognitif Sosial ......................................................................... 36
2.9 Kerangka Teori .................................................................................. 41
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ......................42

ix
3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 42
3.2 Definisi Operasional .......................................................................... 44
3.3 Definisi Istilah ................................................................................... 46
BAB IV METODE PENELITIAN .....................................................................50
4.1 Desain Studi Penelitian ...................................................................... 50
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 51
4.3 Informan Penelitian, Populasi, dan Sampel ......................................... 51
4.4 Tahapan Penelitian Rancangan Buku Cerita Bergambar ...................... 56
4.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data .................................................... 63
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................68
5.1 Analisis Rancangan Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil .................. 68
5.2 Desain Rancangan Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil .................... 73
5.3 Pengembangan Rancangan Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil ........ 86
5.4 Implementasi Rancangan Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil .......... 97
5.5 Evaluasi Rancangan Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil ................ 100
BAB VI PEMBAHASAN ...................................................................................106
6.1 Keterbatasan Peneliti ....................................................................... 106
6.2 Tahap Analisis (Analyze) ................................................................. 106
6.3 Tahap Desain (Design)..................................................................... 110
6.4 Tahap Pengembangan (Development) ............................................... 113
6.5 Tahap Implementasi (Implementation).............................................. 115
6.6 Tahap Evaluasi (Evaluation) ............................................................ 116
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................121
7.1 Kesimpulan Penelitian Rancangan Media Buku Cerita Bergambar Dokter
Kecil ................................................................................................ 121
7.1 Saran Penelitian Rancangan Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil
....122
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................123
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 34


Tabel 3.2 Definisi Istilah ............................................................................... 36
Tabel 4.1 Matriks Informan Penelitian ......................................................... 42
Tabel 5.1 Konsep Rancangan dari Hasil Analisis Kebutuhan Media
Berdasarkan Faktor Personal, Lingkungan, dan Perilaku ............. 59
Tabel 5.2 Rancangan Storyboard Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil ..... 62
Tabel 5.3 Sumber Referensi Gambar yang Terdapat dalam Buku Cerita
Bergambar Dokter Kecil ............................................................... 68
Tabel 5.4 Hasil Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berdasarkan Review
Ahli Media Pada Lembar Cover.................................................... 70
Tabel 5.5 Hasil Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berdasarkan Review
Ahli Media Pada Materi Dokter Kecil ...........................................71
Tabel 5.6 Hasil Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berdasarkan Review
Ahli Media Pada Materi Jajan Sehat ............................................. 73
Tabel 5.7 Hasil Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berdasarkan Review
Ahli Media Pada Materi Jajan Sehat ............................................. 76
Tabel 5.8 Hasil Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berdasarkan Review
Ahli Materi .................................................................................... 78
Tabel 5.9 Evaluasi Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil Oleh Dokter
Kecil SD Negeri Telukpinang 03 .................................................. 82
Tabel 5.10 Evaluasi Konten Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil .... 84
Tabel 5.11 Evaluasi Pengetahuan Materi Dokter Kecil, Jajan Sehat dan
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan pada Dokter Kecil Di SD
Negeri Telukpinang 03 ................................................................. 86

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Kognitif Sosial .................................................... 31


Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 33
Gambar 4.1 Pembuatan Lembar Task Awal ..................................................... 46
Gambar 4.2 Cara Memasukkan Gambar Ke Dalam Lembar Task ................... 46
Gambar 4.3 Cara Menebalkan Garis Pada Gambar Dengan
Paint Bucket Tool ......................................................................... 47
Gambar 4.4 Hasil Pewarnaan Keseluruhan Gambar ........................................ 47
Gambar 4.5 Pemberian Teks Cerita Pada Gambar ........................................... 47
Gambar 4.6 Penyesuaian Ukuran Tulisan ........................................................ 48
Gambar 4.7 Pembuatan Background Tulisan ................................................... 48
Gambar 4.8 Penyimpanan File Dengan Format JPEG/Gambar ....................... 49

xii
DAFTAR LAMPIRAN

TAHAP ANALISIS
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Mendalam Informan Dokter Kecil yang
Pernah Mengikuti Pelatihan Dokter Kecil
Lampiran 2 Matriks Hasil Wawancara Dengan Informan Dokter Kecil
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Informan Wawancara Mendalam Informan
Guru UKS
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Mendalam Informan Guru UKS
Lampiran 5 Matriks Wawancara Mendalam Informan Guru UKS

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Responden Kuesioner Gaya Belajar Anak


Lampiran 7 Kuesioner Gaya Belajar Anak
TAHAP DESAIN
Lampiran 8 Dokumentasi Hasil Observasi Kantin dan UKS SD Negeri
Telukpinang 03
TAHAP PENGEMBANGAN
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Informan Ahli Media dan Ahli Materi
Lampiran 10 Pedoman Wawancara Mendalam Ahli Media (Tahap Uji Coba)
Lampiran 11 Pedoman Wawancara Mendalam Ahli Materi (Tahap Uji Coba)
Lampiran 12 Matriks Wawancara Informan Ahli Media (Tahap Uji Coba)
Lampiran 13 Matriks Wawancara Mendalam Ahli Materi (Tahap Uji Coba)
Lampiran 14 Pedoman Wawancara Ahli Media (Tahap Konfirmasi)
Lampiran 15 Matriks Wawancara Ahli Media (Tahap Konfirmasi)
TAHAP IMPLEMENTASI
Lampiran 16 Dokumentasi Pengambilan Data
TAHAP EVALUASI
Lampiran 17 Lembar Persetujuan Responden Dokter Kecil
Lampiran 18 Kuesioner Pengetahuan Dokter Kecil (Pretest dan Posttest)
Lampiran 19 Kuesioner Penilaian Media Buku Cerita Bergambar Oleh Dokter
Kecil

xiii
Lampiran 20 Hasil Analisis Deskriptif
Lampiran 21 Hasil Independent T-Test dan Uji Wilcoxon
Lampiran 22 Hasil Tanggapan Dokter Kecil Terhadap Media Buku Cerita
Bergambar Dokter Kecil

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teman sebaya memiliki peranan yang penting dalam

menumbuhkan perilaku yang positif pada anak usia sekolah. Kelompok

teman sebaya memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan anak

usia sekolah baik secara emosional maupun secara social (Perdana,

Ayuningsh dan Widiastuti). Hubungan dengan teman sebaya dapat membantu

dalam mengatasi masalah (Huston & Ripker dalam Perdana, Ayuningsih dan

Widiastuti). Begitu pula dengan masalah yang berkaitan dengan kesehatan

pada anak usia sekolah agar terwujudnya sekolah yang sehat.

Anak usia sekolah memiliki banyak permasalahan kesehatan,

terutama pada anak sekolah dasar. Pada anak sekolah dasar masalah yang

muncul yaitu masalah pemilihan jajanan anak sekolah yang kurang baik

(Rosyidah 2015). Selain itu, menurut Permata dalam Prasetyo, Hudha &

Mayangsari (2014) banyak anak usia sekolah yang menderita diare

dikarenakan sebelum dan sesudah makan mereka tidak mencuci tangan.

Bakteri yang ada di tangan ikut masuk ke dalam tubuh bersama makanan yang

dimakan dan menyebabkan infeksi seperti diare. Permasalahan lainnya adalah

siswa Sekolah Dasar (SD) berisiko mengalami masalah nutrisi sehubungan

1
2

dengan pola makan dan masa tumbuh kembang (Lestari, Ernalia dan

Restuastuti 2016).

Sekolah yang sehat dapat menunjang siswa agar mendapatkan

pendidikan yang lebih baik. Salah satu elemen sekolah yang dapat

mewujudkan terciptanya hidup bersih dan sehat di sekolah adalah dengan

adanya dokter kecil. Dokter kecil merupakan peserta didik yang memenuhi

kriteria dan telah dilatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman,

keluarga dan lingkungannya (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Untuk itu,

dengan adanya dokter kecil dapat memberikan contoh dan pengetahuan

kepada teman sebayanya di sekolah untuk berperilaku sehat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurafifah (2015)

menyatakan bahwa setelah adanya dokter kecil terjadi perubahan

pengetahuan dan perilaku siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat

menjadi lebih baik. Sehingga terdapat pengarun h diadakannya dokter kecil

dengan pengetahuan dan perilaku siswa. Dengan begitu, dokter kecil dapat

membawa perubahan yang baik bagi sekolah apabila melaksanakan tugasnya

dengan baik dan benar.

Dokter kecil di sekolah memiliki beberapa peran yakni selalu

bersikap dan berperilaku sehat, dapat menggerakkan teman sesama teman-

teman siswa untuk bersama-sama menjalankan usaha kesehatan terhadap

dirinya masing-masing, berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan

yang baik di sekolah maupun di rumah, membantu guru dan petugas


3

kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah, serta

berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan, antara lain Pekan

Kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB di sekolah, Pekan

Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan kegiatan peningkatan kesehatan

lainnya (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Untuk menjadi dokter kecil di

sekolah memiliki beberapa kriteria tertentu. Berdasarkan Kementrian

Kesehatan RI (2011), adapun kriteria yang ditetapkan untuk menjadi dokter

kecil salah satunya adalah peserta didik kelas 4 dan 5 SD/MI. Peran dan tugas

tersebut akan berjalan dengan baik apabila dokter kecil tersebut memiliki

bekal pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan. memenuhi aspek-aspek

yang menjadi kriteria sekolah sehat. Aspek-aspek yang dinilai dalam lomba

sekolah sehat adalah Trias UKS dan Sarana Prasana Sekolah, Pengetahuan

dan sikap peserta didik, Upaya dan komitmen Kepala Sekolah, serta Kinerja

Tim Pembina UKS. Trias UKS di Sekolah meliputi perencanaan kegiatan,

pelaksanaan kegiatan-kegiatan UKS di sekolah, upaya pemenuhan sarana

prasarana sekolah sehat, kebijakan yang mendukung pelaksanaan UKS, dll

(Kementrian Kesehatan RI, 2016). Pengetahuan dan sikap peserta didik,

meliputi pengetahuan dan sikap tentang UKS, PHBS, kesehatan reproduksi,

imunisasi, penyakit menular dan tidak menular, pemberantasan sarang

nyamuk, gizi seimbang, penghindaran kekerasan, dll (Kementrian Kesehatan

RI, 2011). Dalam keikutsertaannya menjadi perwakilan sekolah sehat,

sekolah dibantu oleh Puskesmas Ciawi yang merupakan Puskesmas


4

Kecamatan di wilayah tersebut, termasuk dalam mengadakan pelatihan

dokter kecil.

Puskesmas Ciawi telah mengadakan pelatihan dokter kecil kepada

perwakilan dokter kecil di setiap sekolah di Kecamatan Ciawi, termasuk SD

Negeri Telukpinang 03. Dalam pelatihan tersebut hanya diikuti oleh tiga

orang perwakilan dokter kecil setiap sekolah. Berdasarkan hasil wawancara

dengan perwakilan peserta pelatihan dokter kecil diketahui bahwa media

yang digunakan berupa power point. Ketiga dokter kecil menyatakan bahwa

media tersebut menarik hanya dari segi gambar-gambarnya saja. Namun

mereka tidak banyak mengingat materi yang telah disampaikan. Disamping

itu, berdasarkan hasil pengamatan peneliti, media pelatihan berupa power

point memiliki kelemahan diantaranya sulit diakses secara berulang-ulang

oleh siswa sekolah dasar karena membutuhkan proyektor dan komputer dan

materi tidak diberikan kepada siswa. Selain itu juga, berdasarkan hasil studi

pendahuluan pada 30 orang siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri Telukpinang 03

untuk mengetahui tipe gaya belajar siswa, diketahui bahwa 60% siswa

memiliki tipe gaya belajar visual, 30% memiliki tipe gaya belajar auditori dan

10% siswanya memiliki gaya belajar kinestetik. Berdasakan hal tersebut,

siswa membutuhkan media yang mudah diakses dalam bentuk media visual

cetak.

Pemilihan media adalah penjabaran saluran yang akan digunakan

untuk menyampaikan pesan pada khalayak sasaran. Yang perlu diperhatikan

dalam pemilihan media adalah pemilihan media didasarkan pada selera


5

khalayak sasaran, bukan pada selera pengelola program; harus memberi

dampak yang luas/ menjangkau khalayak sasaran dengan tingkat frekuensi,

efektivitas, dan kredibilitas yang tinggi; dan disampaikan secara menarik

dengan frekuensi yang sering (Komala, Novianti & Suekti, 2014)

Dalam penelitian ini, dipilihlah media buku cerita bergambar yang

merupakan buku yang di dalamnya terdapat gambar dan kata-kata, yang tidak

berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling bergantung menjadi sebuah kesatuan

cerita (Adipta, Maryaeni & Hasanah, 2016). Pemilihan media tersebut

dikarenakan sebagian besar siswa kelas 4 dan 5 yang merupakan syarat untuk

menjadi dokter kecil (Kementrian Kesehatan RI, 2011) memiliki gaya belajar

visual yang artinya lebih mudah mengingat dengan gambar dan dapat belajar

dengan baik melalui gambar visual (Gilakjani, 2012). Selain itu, buku cerita

ini juga merupakan hasil pilihan perwakilan dokter kecil setelah ditanyakan

mengenai ketertarikan beberapa jenis media cetak seperti poster, leaflet dan

buku cerita. Adapun kelebihan lain dari buku cerita bergambar adalah dapat

mencakup banyak orang, dalam artian dapat dilihat berulang kali oleh orang

yang berbeda. (Notoatmodjo, 2010)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dirgantara dkk (2013)

mengenai peningkatan pengetahuan dokter kecil mengenai Pertolongan

Pertama pada Kecelakaan (P3K) bahwa diperlukan suatu media yang menjadi

solusi untuk dokter kecil agar dapat belajar sambil bermain. Untuk itu,

dibuatlah suatu media berupa kartu Dokter Kecil Keluarga Indonesia

(Dokkelin) yang memiliki keunggulan diantaranya daya tarik visualnya yang


6

tinggi karena kartu Dokkelin dilengkapi oleh gambar sehingga anak

cenderung mudah mengingat, bahasa Indonesia yang mudah dimengerti oleh

anak membuat materi P3K mudah dipahami. Akan tetapi, kekurangan dari

Dokkelin ini tidak memiliki jalan cerita seperti halnya buku cerita bergambar.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jannah (2016) diketahui bahwa

terjadi peningkatan pengetahuan pada siswa SDN Kemiri dan SDN Tegalsari

setelah diberikan media buku cerita bergambar. Terdapat peningkatan rata-

rata skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

dengan media buku cerita bergambar yakni 58,97 menjadi 78,07. Dengan

begitu, dapat disimpulkan bahwa media buku cerita bergambar dapat

meningkatkan pengetahuan pada siswa sekolah dasar.

Untuk pembuatan media buku cerita bergambar dokter kecil ini

akan menggunakan model ADDIE. Model ini dirasa tepat untuk

menggambarkan tahapan pembuatan media. Selain itu, model ini juga

dianggap efektif dan efisien. Berdasarkan model ADDIE, sebuah rancangan

media harus terdiri dari tahapan analisis masalah dan kebutuhan, merancang

media apa yang akan dibuat termasuk mempertimbangkan komponen-

komponen yang terdapat di dalam media tersebut, mengembangkan tujuan

dari media tersebut sehingga pemakaian media tersebut dapat sesuai untuk

sasaran,dan yang terakhir adalah penilaian dari media yang telah dibuat

(Aldoobie, 2015).

Dalam rangkaian model ADDIE, peneliti memodifikasi dengan

ditambahkannya teori kognitif sosial ke dalam tahapan sasaran. Hal ini


7

dilakukan agar analisis sasaran lebih mendalam. Menurut Bandura, seluruh

proses pembelajaran yang sebenarnya dapat terjadi dengan melihat orang lain

berperilaku dan akibat dari perilaku orang tersebut. (Bandura dalam

Minnesota State University). Hal itu terjadi karena adanya proses timbal di

mana semua faktor saling berhubungan dan bisa diawali dari faktor manapun

terlebih dahulu yaitu faktor personal, lingkungan dan perilaku yang disebut

triadic reciprocal (Bandura, 1999). Dikarenakan hal tersebut, penelitian ini

menggunakan teori kognitif sosial dimodifikasi ke dalam model ADDIE agar

media yang dihasilkan lebih tepat guna dan tepat sasaran serta dapat

dimanfaatkan dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Anak sekolah dasar memiliki beberapa masalah kesehatan. Dengan

adanya hubungan teman sebaya di sekolah dapat membantu mengatasi

masalah, terutama masalah kesehatan. Untuk itu, dokter kecil di sekolah dapat

mempengaruhi teman sebayanya untuk hidup sehat.

Dokter kecil perlu mendapatkan pelatihan agar dapat menjalankan

tugasnya dengan baik dan benar. Dalam pelatihan dokter kecil yang pernah

dilaksanakan oleh Puskesmas Ciawi, diketahui media yang digunakan berupa

media power point. Namun, media ini sulit diakses secara berulang-ulang

karena materi tidak diberikan kepada peserta.

Berdasarkan hal tersebut, pelatihan untuk dokter kecil perlu

menggunakan media yang mudah diakses berulang-ulang dengan mudah,


8

yaitu berupa media cetak. Perwakilan peserta pelatihan dokter kecil yang

dilakukan oleh Puskesmas Ciawi memilih media buku cerita dibandingkan

media cetak lainnya.

SD Negeri Telukpinang 03 merupakan sekolah yang menjadi

perwakilan Kecamatan Ciawi untuk lomba sekolah sehat. Namun, dokter

kecil yang ada belum mendapatkan pelatihan secara keseluruhan.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti memutuskan ingin membuat media buku

cerita bergambar dokter kecil SD Negeri Telukpinang 03.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.1 Bagaimana hasil analisis (analyze) rancangan media kesehatan dokter

kecil untuk SD Negeri Telukpinang 03?

1.3.2 Bagaimana hasil desain (design) rancangan media kesehatan dokter

kecil untuk SD Negeri Telukpinang 03?

1.3.3 Bagaimana hasil pengembangan (development) rancangan media

kesehatan dokter kecil untuk SD Negeri Telukpinang 03?

1.3.4 Bagaimana hasil implementasi (implement) rancangan media

kesehatan dokter kecil untuk SD Negeri Telukpinang 03?

1.3.5 Bagaimana hasil evaluasi (evaluate) rancangan media kesehatan

dokter kecil untuk SD Negeri Telukpinang 03?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum


9

Dihasilkannya media buku cerita bergambar yang efektif

untuk dokter kecil di sekolah dasar di Kabupaten Bogor.

1.4.2 Tujuan Khusus

A. Diperolehnya hasil analisis (analyze) rancangan media buku

cerita bergambar dokter kecil di SD Telukpinang 03.

B. Diperolehnya hasil desain (design) rancangan media buku cerita

bergambar dokter kecil di SD Telukpinang 03.

C. Diperolehnya hasil pengembangan (development) rancangan

media buku cerita bergambar dokter kecil di SD Telukpinang 03.

D. Diperolehnya hasil implementasi (implementation) rancangan

media buku cerita bergambar dokter kecil di SD Telukpinang 03.

E. Diperolehnya hasil evaluasi (evaluation) rancangan media buku

cerita bergambar dokter kecil di SD Telukpinang 03.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Dokter Kecil

Penelitian ini bermanfaat bagi dokter kecil karena media

yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai panduan kegiatan dokter

kecil di sekolah serta dapat memberikan wawasan mengenai kegiatan

dokter kecil.

1.5.2 Bagi Sekolah


10

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi sekolah terutama

sekolah dasar yang memiliki dokter kecil agar memudahkan dalam

membina dokter kecil untuk melakukan kegiatan UKS di sekolah.

1.5.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk

peneliti lainnya serta menambah wawasan dan pengalaman bagi

peneliti sendiri.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mix method atau

penggabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dilaksanakan pada bulan

Agustus 2017 hingga April 2018. Lokasi penelitian dilaksanakan di SD

Negeri Telukpinang 03, Kabupaten Bogor. Peneliti akan melakukan

perancangan media promosi kesehatan berupa buku cerita bergambar untuk

dokter kecil yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan

sasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah dihasilkannya rancangan media

buku cerita bergambar yang efektif untuk dokter kecil di SD Negeri

Telukpinang 03, Kabupaten Bogor


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dokter Kecil (Dokcil)

2.1.1 Definisi Dokter Kecil

Dokter Kecil adalah peserta didik yang memenuhi kriteria

dan telah dilatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman,

keluarga dan lingkungannya (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

Dokter kecil ini memiliki tujuan umum yaitu agar

meningkatnya partsipasi peserta didik dalam program UKS.

Sedangkan tujuan khususnya antara lain yakni agar peserta didik dapat

menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, di rumah dan

lingkungannya serta dapat menolong dirinya sendiri, sesama dan

orang lain untuk hidup sehat (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

2.1.2 Kriteria Dokter Kecil

Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan dokter

kecil di sekolah dasar adalah sebagai berikut (Kementrian Kesehatan

RI, 2011).

a. Peserta didik kelas 4 atau kelas 5 sekolah dasar/madrasah

ibtidaiyah dan belum pernah mendapat pelatihan dokter kecil.


12

b. Berprestasi sekolah.

c. Berbadan sehat.

d. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.

e. Berpenampilan bersih dan berperilaku sehat.

f. Berbudi pekerti dan suka menolong.

g. Izin orang tua.

2.1.3 Tugas dan Kewajiban Dokter Kecil

Bagi seorang dokter kecil, ada tugas dan kewajiban yang

harus dijalankan yakni sebagai berikut. (Kementrian Kesehatan RI,

2011)

a. Selalu bersikap dan berperilaku sehat.

b. Dapat menggerakkan teman sesama teman-teman siswa untuk

bersama-sama menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya

masing-masing.

c. Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di

sekolah maupun di rumah.

d. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan

pelayanan kesehatan di sekolah.

e. Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan, antara lain

Pekan Kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB

di sekolah, Pekan Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan

kegiatan peningkatan kesehatan lainnya.


13

2.2 Pelatihan Dokter Kecil

2.2.1 Definisi Pelatihan

Menurut Siagian dalam Shinta definisi pelatihan adalah:

proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik dan metode

tertentu secara konsepsional dapat dikatakan bahwa latihan

dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan

kerja seseorang atau sekelompok orang (Shinta, 2015).

Berdasarkan pendapat Maulana dalam Kurniawan, Gamelia

& Widiyanto (2014) menyebutkan suatu tujuan dari pelatihan adalah

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guna

mengembangkan sumber daya manusia.

2.2.2 Pelatihan Dokter Kecil

Berdasarkan definisi pelatihan, dapat disimpulkan bahwa

pelatihan dokter kecil merupakan sebuah proses yang harus dilakukan

agar dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan

perilaku dokter kecil agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik

dan benar.

2.3 Anak Usia Sekolah

2.3.1 Definisi

Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang sangat

rawan terhadap masalah kesehatan. Walaupun tanggung jawab utama

kesehatan anak usia sekolah berada di tangan orang tua/wali, tetapi


14

sekolah memiliki pengaruh yang besar untuk mempengaruhi

kesehatan masyarakat terutama kesehatan anak (Nurafifah, 2015).

2.3.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak pada usia sekolah dasar umumnya memiliki

karakteristik perilaku yang khas dan hanya ditemukan pada periode

usia tersebut. Karakteristik perilaku tersebut meliputi pembentukan

kelompok teman sebaya, perilaku tidak jujur atau berbohong, perilaku

curang, ketakutan dan stres. Selain perilaku-perilaku di atas,

perkembangan perilaku anak usia sekolah juga meliputi pola koping

serta adanya aktivitas pengalih (Potter & Perry, Wong et.al. dalam

Latifah, 2012).

Menurut Hurlock dalam Latifah (2012) mendefinisikan

karakteristik anak pada usia sekolah sebagai masa berkelompok

dimana perhatian anak tertuju pada keinginan agar diterima oleh

kelompoknya. Pada tahap ini anak akan mengalami penyesuaian diri

dengan standar yang ditetapkan oleh kelompoknya.

2.3.3 Perkembangan Kognitif Anak

Karakteristik perkembangan kognitif anak usia sekolah ini

dijelaskan dengan menggunakan tahap perkembangan kognitif

menurut Piaget. Kemampuan kognitif berkaitan dengan cara kerja

otak. Adapun perkembangan kognitif itu meliputi:


15

A. Tingkat sensori motor pada umur 0-2 tahun

Bayi lahir dengan refleks bawaan, dimodifikasi dan

digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang telah lebih

kompleks. Pada masa ini anak belum mempunyai konsepsi

tentang objek tetap. Ia hanya mengetahui hal-hal yang ditangkap

oleh inderanya (Alfin).

B. Tingkat pra operasional pada umur 2-7 tahun

Anak mulai timbul pertumbuhan kognitifnya, tetapi

masih terbatas pada hal-hal yang dapat dijumpai (dilihat) di dalam

lingkungannya saja. Baru pada menjelang akhir tahun ke-2 anak

telah mengenal simbol dan nama: (Alfin)

 Anak dapat mengaitkan pengalaman yang telah ada di

lingkungan bermainnya dengan pengalaman pribadinya, dan

karenanya ia menjadi egois.

 Anak belum memiliki kemampuan untuk memecahkan

masalah yang membutuhkan berfikir “yang dapat di

balik”(reversible). Pikiran mereka bersifat irreversible.

 Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau

situasi sekaligus dan belum mampu bernalar (reasoning)

secara induktif dan deduktif.

 Anak bernalar secara tranduktif (dari khusus ke khusus), juga

belum mampu membedakan antara fakta dan fantasi.


16

 Anak belum memiliki konsep kekekalan (kuantitas, materi,

luas, berat dan isi)

 Menjelang tahap akhir ini, anak mampu memberi alasan

mengenai apa yang mereka percayai. Anak dapat

mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang hanya

memiliki satu sifat tertentu dan telah mulai mengerti konsep

yang konkrit.

C. Tingkat operasional konkrit pada umur 7-11 tahun

Menurut Jean Piaget, penrkembangan kognisi anak

sekolah dasar pada usia 7-11 tahun di mana usia dokter kecil

termasuk di dalamnya, yakni memasuki tahap operasi konkret

(concrete operations). Tahap ini dicirikan dengan perkembangan

sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang logis.

Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi

itu bersifat reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah,

yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan kepada awalnya

lagi. Misalnya, bila suatu benda A dikembangkan dengan cara

tertentu menjadi benda B, dapat juga dibuat bahwa benda B

dengan cara tertentu menjadi kembali menjadi benda A. Dengan

operasi itu, anak telah mengembangkan sistem pemikiran logis

yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan

konkret yang dihadapi (Suparno, 2006).


17

Selanjutnya Brunner mengatakan bahwa

perkembangan kognisi seseorang bisa dimajukan dengan jalan

mengatur bahan pelajaran. Adapun faktor-faktor yang

berpengaruh dalam perkembangan kognitif ada empat faktor,

yaitu:

1) Lingkungan fisik. Kontak dengan lingkungan fisik perlu

karena interaksi antara individu dan dunia luar merupakan

sumber pengetahuan baru.

2) Kematangan, artinya membuka kemungkinan untuk

perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan

membatasi secara luas prestasi kognitif.

3) Pengaruh sosial, artinya termasuk penanaman bahasa dan

pendidikan pentingnya lingkungan sosial serta pengalaman.

4) Proses pengaturan diri yang disebut equilibrasi. Ekuilibrasi

menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara

terpadu dan tersusun dengan baik.

2.3.4 Gaya Belajar Anak

2.3.4.1 Definisi Gaya Belajar

Gaya belajar dapat didefinisikan dalam beberapa

pandangan, tergantung pada perspektif seseorang. Brown

(2000) mendefinisikan gaya belajar sebagai cara individu

merasakan dan memproses informasi dalam situasi

pembelajaran. Dia berpendapat bahwa preferensi gaya


18

belajar adalah salah satu aspek gaya belajar, dan mengacu

pada pilihan salah satu situasi pembelajaran atau kondisi

yang lainnya. Gaya belajar juga terkadang didefinisikan

sebagai karakteristik kognitif, afektif, sosial dan perilaku

psikologis yang berfungsi sebagai indikator yang relatif

stabil tentang bagaimana peserta melihat, berinteraksi

dengan, dan menanggapi lingkungan belajar (MacKeracher

in Gilakjani, 2012).

2.3.4.2 Macam-Macam Gaya Belajar Anak

Gaya belajar anak secara umum terbagi menjadi

tiga tipe, yaitu visual, auditori dan kinestetik sebagai berikut

(Gilakjani, 2012).

A. Visual (Visual)

Seseorang yang memiliki gaya belajar visual

lebih mudah mengingat dengan gambar dan dapat

belajar dengan baik melalui gambar visual. Mereka

dapat memahami pembelajaran dengan baik melalui

petunjuk non verbal yang diajarkan oleh guru seperti

bahasa tubuh untuk membantu pemahaman materi

(Gilakjani, 2012).

B. Auditori (Auditory)

Seseorang yang memiliki gaya belajar auditori

mendapatkan informasi melalui pendengaran dan


19

menginterpretasikan informasi melalui nada suara,

penekanan, dan kecepatan berbicara. Selain itu,

seseorang dengan tipe belajar auditori memiliki cara

belajar dengan cara membaca secara keras di kelas dan

bisa jadi tidak begitu memahami informasi yang hanya

ditulis saja (Gilakjani, 2012).

C. Kinestetik (Kinestethic)

Individu dengan gaya belajar kinestetik belajar

paling baik dengan dan pendekatan penanganan yang

aktif. Individu ini baik dalam hal interaksi dengan dunia

luar. Seringkali individu dengan tipe belajar ini sangan

sulit untuk mencapai target dan mudah untuk tidak

fokus (Ldpride,n.d in Gilakjani & Ahmadi, 2011).

2.4 Pendidikan Kesehatan

2.4.1 Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara penunjang

`program-program kesehatan yang dapat menghasilkan perubahan

dan peningkatan pengetahuan dalam waktu yang pendek. Konsep

pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu,

kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai

kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah


20

kesehatan menjadi mampu (Notoatmodjo dalam Utari, Arneliwati,

Novayelinda).

Pendidikan kesehatan dapat berperan untuk merubah

perilaku individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai

kesehatan. Perubahan perilaku yang diharapakan adalah dapat

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya

sakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif

dalam gerakan kesehatan masyarakat sehingga perubahan perilaku

merupakan hasil dari pendidikan kesehatan (Notoatmodjo dalam

Utari, Arneliwati, Novayelinda).

2.4.2 Sasaran Pendidikan Kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan di Indonesia berdasarkan

pada program pembangunan Indonesia adalah sebagai berikut

(Fitriani, 2011).

1. Masyarakat umum.

2. Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda,

remaja. Termasuk dalam kelompok khusus adalah lembaga

pendidikan mulai dari TK hingga Perguruan tinggi, sekolah agama

baik negeri maupun swasta.

2.4.3 Manfaat Alat Bantu Pendidikan Kesehatan

Alat bantu pendidikan kesehatan memiliki manfaat sebagai

berikut (Fitriani, 2011).

1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan.


21

2. Mencapai sasaran yang lebih banyak.

3. Membantu mengatasi hambatan bahasa.

4. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan

kesehatan.

5. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan

cepat.

6. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan

yang diterima kepada orang lain.

7. Mempermudah penyampaaian bahan pendidikan/informasi oleh

para pendidik/pelaku pendidikan.

8. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

9. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui kemudian lebih

mendalami dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik.

10. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.

2.5 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan


2.5.1 Konsep Media Secara Umum

Heinich pada tahun 1982 memberikan pengertian bahwa

media adalah perantara yang mengantar informasi antara sumber dan

penerima, seperti televisi, radio, film, rekaman, audio, gambar yang

diproyeksikan dan bahan-bahan cetak. Selain itu, Education

Association memberikan pengertian bahwa media adalah benda yang

dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan


22

beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan

belajar mengajar dapat memengaruhi efektifitas program

instruksional (Solang, Losu & Tando, 2016)

2.5.2 Media Promosi atau Promosi Kesehatan


Media pendidikan atau promosi kesehatan adalah semua

sarana atau upaya untuk menmpilkan pesan atau informasi yang ingin

disampikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,

elektronika, dan medi luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat

pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya

ke arah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

2.5.3 Tujuan Media Promosi Kesehatan


Pembuatan media seperti halnya media edukasi kesehatan

memiliki beberapa tujuan yakni sebagai berikut (Notoatmodjo, 2007)

1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi

2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi

3. Dapat memperjelas informasi

4. Media dapat mempermudah pengertian

5. Mengurangi komunikasi yang verbalistik

6. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan

mata

7. Memperlancar komunikasi
23

2.5.4 Fungsi dan Manfaat Media Promosi Kesehatan

Dalam promosi kesehatan, media yang baik harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010).

a. Alat peraga/media harus mudah dimengerti oleh sasaran.

b. Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat

diterima oleh sasaran.

Penggunaan media dalam kegiatan promosi kesehatan

dapat memberikan fungsi dan manfaat sebagai berikut (Notoatmodjo,

2010).

a. Dapat menghindari kesalahan pengertian/pemahaman yang salah

tafsir.

b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah

ditangkap.

c. Materi promosi yang disampai kan akan lebih lama diingat,

terutama hal-hal yang mengesankan.

d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.

e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang

dianjurkan.

2.5.5 Jenis Media Promosi Kesehatan


Notoatmodjo dalam Komala, Novianti & Subekti (2014)

menggolongkan jenis-jenis media promosi kesehatan menjadi:

1. Berdasarkan bentuk umum penggunaan media promosi kesehatan

dibagi menjadi :
24

a. Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/ bacaan, folder, leaflet,

majalah, buletin, dan sebagainya.

b. Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart,

tranparan, slide, film, dan seterusnya.

2. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan

dikelompokkan menjadi:

a. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan

pesan-pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari

gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna.

Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan

menghibur. Adapun macam-macamnya adalah poster,

leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker,

dan pamflet.

b. Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis,

dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya

melalui alat bantu elektronika. Adapun macam-macam

media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete,

CD, VCD.

c. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya

di luar ruang secara umum melalui media cetak dan

elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame yaitu

poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di

perjalanan, spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan


25

dan disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan

ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat

yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran,

banner dan TV layar lebar.

2.5.6 Himbauan dalam Pesan Media

Dalam media promosi, pesan dimaksudkan untuk

mempengaruhi orang lain, atau pesan itu untuk menghimbau khalayak

sasaran agar mereka menerima dan melaksanakan gagasan

(Kemenkes dalam Puspitasari, 2017).

a. Himbauan Rasional

Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada

dasarnya makhluk rasional. Contoh pesan “Datanglah ke

posyandu untuk imunisasi anak Anda. Imunisasi melindungi anak

dari penyakit berbahaya” para ibu mengerti pesan itu, namun

kadang tidak bertindak karena keraguan (Kemenkes dalam

Puspitasari, 2017).

b. Himbauan Emosional

Kebanyakan perilaku manusia, terutama kaum ibu, lebih

didasarkan pada emosi daripada hasil pemikiran rasional.

Beberapa hal menunjukan bahwa pesan dengan menggunakan

imbauan emosional sering lebih berhasil dibanding dengan

imbauan dengan bahasa rasional. Contoh: “Diare penyakit

berbahaya, merupakan penyebab kematian bayi. Cegahlah


26

dengan stop BAB sembarangan” Kombinasikan dalam media

hubungan gagasan dengan unsur visual dan non verbal, misal

dengan gambar anak balita sakit, kemudian tertera pesan

“Lindungi anak Anda” (Kemenkes dalam Puspitasari, 2017).

c. Himbauan Ketakutan

Penggunaan imbauan dengan pesan yang menimbulkan

ketakutan harus digunakan secara berhati-hati. Ada sebagian

orang yang mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut

dengan imbauan semacam ini, tetapi sebaliknya kelompok orang

yang memiliki tingkat kecemasan tinggi, pesan semacam ini akan

lebih efektif (Kemenkes dalam Puspitasari, 2017).

d. Himbauan Ganjaran

Pesan dengan imbauan ganjaran dimaksudkan

menjanjikan sesuatu yang diperlukan dan diinginkan oleh si

penerima pesan. Teknik semacam ini dirasa cukup masuk akal,

karena pada kenyataanya orang akan lebih banyak mengubah

perilakunya bila akan memperoleh imbalan (terutama materi)

yang cukup (Kemenkes dalam Puspitasari, 2017).

e. Himbauan Motivasional

Pesan ini dengan menggunakan bahasa imbauan motivasi

yang menyentuh kondisi internal diri si penerima pesan. Manusia

dapat digerakkan lewat dorongan kebutuhan biologis seperti

lapar, haus, keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis


27

seperti kasih sayang, keagamaan, prestasi, dll (Kemenkes dalam

Puspitasari, 2017).

2.6 Media Buku Cerita Bergambar

2.6.2 Definisi Buku Cerita Bergambar

Menurut Mitchell, “Picture storybooks are books in which

the picture and text are tightly intertwined. Neither the pictures nor

the words are selfsufficient; they need each other to tell the story”.

Pernyataan tersebut memiliki makna bahwa buku cerita bergambar

adalah buku yang di dalamnya terdapat gambar dan kata-kata, yang

tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling bergantung menjadi

sebuah kesatuan cerita (Adipta, Maryaeni & Hasanah, 2016).

Pendapat lain tentang buku cerita bergambar juga

diungkapkan oleh Rothlein dan Meinbach “a picture storybooks

conveys its message through illustrations and written text; both

elements are equally important to the story”. Ungkapan ini

mengandung pengertian bahwa cerita bergambar adalah buku yang

memuat pesan melalui ilustrasi yang berupa gambar dan tulisan.

Gambar dan tulisan tersebut membentuk kesatuan yang utuh (Adipta,

Maryaeni & Hasanah, 2016).

2.6.3 Kelebihan Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar ini termasuk ke dalam kategori

media cetak dimana media cetak ini memiliki beberapa kelebihan

diantaranya sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010).


28

a. Media ini dapat bertahan lama

b. Dapat mencakup banyak orang, dalam artian dapat dilihat

berulang kali oleh orang yang berbeda

c. Biaya produksi cukup terjangkau atau tidak terlalu tinggi

d. Media ini tidak memerlukan listrik

e. Dapat dibawa kemana-mana dengan mudah

f. Dapat mengungkit rasa keindahan dikarenakan terdapat tulisan,

gambar dan warna

g. Media ini juga dapat mempermudah pemahaman dikarenakan

terdapat visualisasi sesuatu yang ingin disampaikan

h. Dapat meningkatkan gairah belajar karena tampilan cenderung

tidak membosankan, terutama bagi anak-anak

2.6.4 Kekurangan Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar ini termasuk ke dalam kategori

media cetak dimana media cetak ini memiliki beberapa kekurangan

diantaranya sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010).

a. Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak

b. Mudah terlipat

2.6.5 Isi Buku Cerita Bergambar

Penentuan isi materi buku cerita bergambar untuk dokter

kecil di SD Negeri Telukpinang 03 ditentukan berdasarkan hasil

wawancara mendalam dengan guru UKS. Diketahui bahwa materi

jajanan sehat dan petolongan pertama pada kecelakaan (P3K)


29

(ISINYA DIGANTI JADI SAKIT GIGI) merupakan materi yang

dibutuhkan oleh dokter kecil di sekolah tersebut. Ditambahkan pula

materi pengenalan mengenai dokter kecil agar dokter kecil paham

akan tugas dan kewajibannya di sekolah.

A. Dokter Kecil

Dalam bagian pengenalan tentang dokter kecil, berisi

materi mengenai definisi dokter kecil, kriteria dokter kecil serta

tugas dan kewajiban dokter kecil.

B. Jajanan Sehat

Makanan di kantin sekolah seharusnya merupakan

makanan yang besar dan volumenya diawasi serta tidak

mempengaruhi selera makan peserta didik. Makanan yang

disediakan di sekolah daapat digolongkan sebagai berikut:

(Kementrian Kesehatan RI, 2011)

a. Makanan yang dihidangkan sebagai makanan tunggal:

 Sumber zat tenaga, seperti singkong goreng, pisang

goreng, ubi goreng, jagung, urap, lupis, ketan, getuk,

ketimus, tiwul.

 Sumber zat pembangun, seperti tempe goreng, tahu isi,

tahu bakso, bakwan udang, rempeyek kacang, rempeyek

teri, bubur kacang ijo.


30

 Sumber zat pengatur, seperti pisang ambon, pepaya,

jambu, jambu biji, mangga, apel, kesemek, es buah,

rujak nanas, nangka, melon.

b. Makanan yang dipersiapkan dengan campuran zat tenaga, zat

pembangun atau zat pengatur misalnya soto ayam, mie bakso

mie goreng, gado-gado, nasi uduk, nasi pecel, nasi kuning,

lontong sayur, siomay, batagor, nasi rames, tauge goreng,

gandasturi, kue dadar isi kacang ijo, lemper, risoles, kroket,

combro, tahu susur.

Adapun tips jajan sehat di sekolah bagi siswa adalah

sebagai berikut (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

a. Belilah makanan di tempat yang tertutup seperti di

kantin sekolah.

b. Hindari membeli makanan dipinggir jalan.

c. Hindari makan makanan manis secara berlebihan.

d. Perhatikan kebersihan tempat makan.

e. Hindari makanan yang tidak ada/sedikit zat gizinya.

f. Peralatan makanan harus dicuci bersih dengan sabun.

g. Bawa bekal dari rumah lebih baik.

h. Dan yang paling penting dari keseluruhan tips di atas

adalah cuci tangan dengan sabun sebelum makan.


31

C. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

Apabila melihat teman yang megalami luka atau

kecelakaan di sekolah, langkah pertama yang dapat diambil

adalah menghubungi guru. Kemudian, membawa korban ke

ruang UKS untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Selanjutnya, dokter kecil didampingi oleh guru UKS membantu

mengobati luka tersebut. Adapun tahapan cara tepat obati luka

adalah sebagai berikut (Kusumawardhani, 2015).

1. Bersihkan luka dengan air bersih yang mengalir.

2. Bersihkan dengan sabun antiseptik, jika masih kotor,

bersihkan dengan alkohol.

3. Untuk menghentikan pendarahan, gunakan kasa steril yag

ditekan 15-20 menit.

4. Jika darah masih mengalir, posisikan bagian tubuh ke atas.

Jika luka pada tangan, angkat tangannya.

5. Oleskan krim antiseptik atau obat merah. Tutup luka dengan

kasa dan plester.

6. Ganti perban setiap hari setelah mandi. Perban juga bisa

diganti setiap mau tidur.

Setelah luka diobati, sebaiknya korban beristirahat hingga pulih.


32

2.6.6 Buku Cerita Bergambar Sebagai Media Edukasi Bagi Anak

Hurlock mengemukakan bahwa anakanak usia sekolah

menyukai cerita bergambar karena beberapa hal di antaranya:

(Yudistira)

1. Anak memperoleh kesempatan yang baik untuk mendapat

wawasan mengenal masalah pribadi dan sosialnya. Hal ini akan

membantu memecahkan masalahnya.

2. Menarik imajinasi anak dan rasa ingin tahu tentang masalah

supranatural.

3. Memberi anak pelarian sementara hiruk pikuk hidup sehari-hari.

4. Mudah dibaca, bahkan anak yang kurang mampu membaca

dapat memahami arti dari gambarnya.

5. Mendorong anak untuk membaca yang tidak banyak diberikan

buku lain.

6. Memberi sesuatu yang diharapkan (bila berbentuk serial).

7. Tokoh sering melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak

berani dilakukan sendiri oleh anak-anak, walaupun mereka

ingin melakukannya, ini memberikan kegembiraan.

8. Tokoh dalam cerita sering kuat, berani, dan berwajah tampan,

jadi memberikan tokoh pahlawan bagi anak untuk

mengidentifikasikannya.

9. Gambar dalam cerita bergambar berwarnawarni dan cukup

sederhana untuk dimengerti anak-anak


33

2.7 Model Pengembangan Media ADDIE

Desain Pembelajaran Model ADDIE adalah salah satu

proses pembelajaran yang bersifat interaktif dengan tahapan-tahapan dasar

pembelajaran yang efektif, dinamis dan efisien. Model ini kemudian dapat

digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti

strategi dan metode pembelajaran, media dan bahan ajar (Branch & Kopcha,

2014). Model ADDIE ini dibuat di Florida Stated University sebagai sumber

daya instruksional dan dapat digunakan untuk membangun pelatihan

sukarelawan yang adaptif (Soares, Malo & Brodsky, 2017). Model ADDIE

dapat menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur

program pelatihan atau pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung

kinerja pelatihan itu sendiri dengan beberapa tahapan.

2.7.1 Tahapan Model ADDIE

Skema desain pembelajaran model ADDIE membentuk siklus

yang terdiri dari 5 tahapan yang terdiri dari analisis (Analysis), desain

(Design), pengembangan (Development), implementasi

(Implementation) serta evaluasi (Evaluation).

2.7.1.1 Analisis (Analysis)

Tahap analisis berfokus pada target audiens.

Pada tahap analisis, dilakukan pendefinisian permasalahan

instruksional, tujuan instruksional, sasaran pembelajaran

serta dilakukan identifikasi lingkungan pembelajaran dan


34

pengetahuan yang dimiliki oleh siswa (Branch & Kopcha,

2014).

2.7.1.2 Desain (Design)

Tahap desain merupakan tahap selanjutnya dalam

model ADDIE. Dalam tahap desain, perancang memikirkan

keseluruhan elemen media yang yang akan dibuat, cara

menggunakannya, materi dan jalan cerita yang akan dimuat,

jenis media, dan software yang digunakan untuk membuat

media tersebut (Juhazren & Misrom).

2.7.1.3 Pengembangan (Development)

Dalam tahan pengembangan dilakukan pembuatan

dan penggabungan konten yang sudah dirancang pada

tahapan desain (Branch & Kopcha, 2014). Selanjutnya,

mengkomunikasikan rancangan yang telah dibuat kepada

ahli media dan ahli materi (Danks, 2011).

2.7.1.4 Implementasi (Implementation)

Setelah rancangan dibuat, pembuat rancangan media

menggunakan metode Plan-Do-Study-Act (Rencanakan-

Lakukan-Pelajari-Terapkan) untuk mengimplementasikan

setiap dukungan dan memantau perkembangan untuk

menyakinkan bahwa media yang dihasilkan dapat berfungsi

dengan baik (Danks, 2011). Selain itu, pada tahap ini juga

dijelaskan tatacara penggunaan media atau model


35

pembelajaran akan dijelaskan kepada guru atau orang yang

akan menggunakannya.

2.7.1.5 Evaluasi (Evaluation)

Setiap tahap proses ADDIE melibatkan evaluasi

formatif. Ini adalah multidimensional dan merupakan

komponen penting dari proses ADDIE (Branch & Kopcha,

2014). Dalam evaluasi, terdapat beberapa tahap dalam

mengevaluasi suatu desain pembelajaran sebagai berikut.

A. Evaluasi formatif satu per satu

Proses evaluasi ini berdasarkan penilaian setiap

komponen yang digunakan untuk melihat apakah

keefektifan suatu komponen dan mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan dari komponen tersebut

(Aldoobie, 2015).

B. Evaluasi kelompok kecil

Setelah melakukan evaluasi formatif satu per satu,

evaluasi selanjutnya adalah membuat evaluasi kelompok

kecil. Pada tahapan ini menilai keefektifan dan penilaian

dari perubahan yang telah dibuat dalam tahap evaluasi

formatif satu per satu (Aldoobie, 2015).

C. Uji coba evaluasi formatif di lapangan


36

Ketika telah menyelesaikan dua tahap evaluasi

sebelumnya, maka telah siap untuk uji coba yang

sebenarnya. Tahap ini harus benar, efektif, dan dapat

dipraktikkan guna menyelesaikan evaluasi ini dan

rancangan yang telah dibuat dapat dimanfaatkan.

(Aldoobie, 2015)

2.8 Teori Kognitif Sosial

Albert Bandura mengembangkan teori kognitif sosial berdasarkan

konsep pembelajaran yang dipengaruhi oleh kognitif, perilaku dan faktor

lingkungan. Kontras dengan teori psikologi biasanya yang menekankan

pembelajaran melalui pengalaman langsung, Bandura menempatkan seluruh

proses pembelajaran yang sebenarnya dapat terjadi dengan melihat orang lain

berperilaku dan akibat dari perilaku orang tersebut (Bandura dalam

Minnesota State University). Hal itu terjadi karena adanya proses timbal di

mana semua faktor saling berhubungan dan bisa di awali dari faktor manapun

terlebih dahulu. Teori timbal balik ini dinamakan Triadic Resiprocal

(Bandura, 1999).

Hubungan timbal balik antara Person (Orang) dan Behavior

(Kebiasaan) menggambarkan interaksi antara pemikiran, emosi dan perilaku.

Harapan, kepercayaan, persepsi diri, tujuan dan niat memberikan pengaruh

dalam kebiasaan bertindak. Pemikiran, kepercayaan dan perasaan

memengaruhi bagaimana seseorang berperilaku. Dampak alamiah dari


37

tindakan tersebut, dalam hal ini, menentukan bagian pola pikir dan reaksi

emosional. Faktor personal juga meliputi bagian-bagian biologis dari

organisme seperti struktur fisik dan sensor dalam sistem saraf berpengaruh

terhadap kebiasaan dan kapabilitas seseorang. Struktur berpikir, dalam hal ini,

dapat dibentuk oleh perilaku yang dilakukan secara berulang dan terus

menerus (Bandura, 1989).

Hubungan timbal balik antara Environment (Lingkungan) dan

Person (Orang) fokus kepada hubungan interaktif antara karakteristik

seseorang dan pengaruh lingkungan. Harapan manusia, kepercayaan, bakat

emosional dan kompetensi kognitif dikembangkan dan dibentuk oleh

pengaruh sosial yang membawa informasi dan mengaktifkan reaksi

emosional melalui contoh/model, arahan dan ajakan sosial (Bandura, 1989).

Orang-orang juga menimbulkan reaksi berbeda dari lingkungan sosial mereka

oleh karakteristik fisik, seperti usia, ukuran, ras, jenis kelamin, dan

penampilan fisik, di samping dari apa yang mereka katakan dan lakukan

(Lerner dalam Bandura, 1989).

Hubungan timbal balik antara behavior (perilaku) dengan

environment (lingkungan) menggambarkan dua hal yang saling

mempengaruhi antara perilaku dan lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari,

perilaku mengubah keadaan lingkungan dan sebaliknya (Bandura, 1989).


38

2.8.1 Orang (Person)

2.8.1.1 Kognitif atau pengetahuan

Kognitif atau sering disebut kognisi mempunyai

pengertian yang luas mengenai berfikir dan mengamati. Ada

yang mengartikan bahwa kognitif adalah tingkah laku-

tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh

pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan

pengetahuan (Syaodih). Faktor kognitif mempunyai peranan

penting bagi keberhasilan anak dalam belajar, karena

sebahagian besar aktivitasnya dalam belajar selalu

berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir dimana

kedua hal ini merupakan aktivitas kognitif yang perlu

dikembangkan (Syaodih).

2.8.1.2 Efikasi Diri

Efikasi diri merupakan keyakinan pada

kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan

memecahkan masalah dengan efektif. Efikasi diri juga

berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses.

Individu dengan efikasi diri tinggi memiliki komitmen

dalam memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah

ketika menemukan bahwa strategi yang sedang digunakan

itu tidak berhasil. Menurut Bandura, individu yang

memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam


39

menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu karena

ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan

dirinya. Individu ini menurut Bandura akan cepat

menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan

yang ia alami (Isnainii, 2017).

2.8.2 Lingkungan (Environment)

2.8.2.1 Observational Learning

Pembelajaran observasional mencakup dua hal yaitu

pemodelan/meniru perilaku secara langsung dan

pemodelan secara kognitif. Pada pemodelan secara

langsung, terjadi pada kehidupan nyata, sedangkan

pemodelan secara kognitif melalui media (Groenendijk, et

al. 2013).

Sebagian besar perilaku manusia dan keterampilan

kognitifnya dipelajari melalui pengamatan terhadap model.

Fungsi observational learning adalah sebagai berikut.

1) Modelling dapat mengajari observer keterampilan dan

aturan-aturan berperilaku.

2) Modelling dapat menghambat ataupun memperlancar

perilaku yang sudah dimiliki orang.

3) Perilaku model dapat berfungsi sebagai stimulus dan

isyarat bagi orang untuk melaksanakan perilaku yang

sudah dimilikinya.
40

4) Modeling dapat merangsang timbulnya emosi. Orang

dapat berpersepsi dan berperilaku secara berbeda

dalam keadaan emosi tinggi.

5) Symbolic modelling dapat membentuk citra orang


tentang realitas sosial karena menggambarkan

hubungan manusia dengan aktivitas yang dilakukannya

(Tarsidi).

Dalam observasi memberikan manusia

kesempatan untuk mempelajari banyak hal tanpa harus

mengalami sendiri secara langsung. Inti dari pembelajaran

melalui observasi adalah modeling (Suryaningrum, 2015).

2.8.3 Perilaku (Behavior)

Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku

dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar.

Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks

interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif,

perilaku dan pengaruh lingkungan (Isnainii, 2017).


41

2.9 Kerangka Teori

Rancangan media buku cerita bergambar dokter kecil akan

dikembangkan berdasarkan teori kognisi sosial. Teori kognisi sosial terdiri

dari faktor individu, lingkungan dan perilaku.

Individu (Person)
- Pengetahuan
- Efikasi Diri

Lingkungan (Environment)
Perilaku (Behavior)
- Observational Learning

Gambar 2.1 Kerangka Teori Kognitif Sosial (Bandura dalam Pajares, 2002)
BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Berpikir

Penelitian ini menggunakan tahapan ADDIE untuk mengetahui

gambaran alur penelitian. Untuk itu, bagan yang disajikan merupakan

kerangka berpikir peneliti dengan mengikuti tahapan ADDIE berdasarkan

teori kognitif sosial.

Dalam teori kognitif sosial, terdapat faktor personal dokter kecil

tentang pengetahuan umum mengenai dokter kecil, mulai dari definisi, syarat,

hingga tugas dan kewajiban, pengetahuan mengenai jajanan sehat, serta

pengetahuan mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Untuk

faktor lingkungan, meliputi kondisi sekolah seperti kondisi kantin dan

kelengkapan UKS sekolah, serta media yang digunakan saat pelatihan dokter

kecil tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini disusun berdasarkan teori

kognitif sosial dimana faktor lingkungan dan faktor personal dapat

mempengaruhi perilaku.

42
43

Analisis (Analyze)

1. Kebutuhan Media

Lingkungan:
Kondisi sekolah, Observational Learning
(model pembelajaran)

Personal:
Perilaku
Pengetahuan

2. Tujuan

3. Pengembangan Sasaran

Desain (Design)

Membuat tokoh dan rancangan media berdasarkan hasil


analisis yang telah didapat.

Pengembangan (Development)

Rancangan berdasarkan review ahli media dan ahli materi.

Implementasi (Implementation)

Pelaksanaan evaluasi buku cerita bergambar dokter kecil

Evaluasi (Evaluation)

1. Evaluasi pengetahuan
2. Evaluasi konten media
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir (Modifikasi model ADDIE dan

teori kognitif sosial)


44

3.2 Definisi Operasional

Berikut merupakan tabel definisi operasional yang digunakan dalam penelitian dengan pendekatan

kuantitatif.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Cara Pengumpulan
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Data

1 Evaluasi Penilaian oleh dokter kecil Pengisian kuesioner Kuesioner a. Hasil Skor Rasio

terhadap media yang telah dibuat penilaian media dengan Persepsi

dan dikembangkan. menggunakan b.

a. Evaluasi terdiri dari penilaian skala Likert

terhadap isi materi, tampilan,

komunikasi secara visual dan

kemanfaatan media bagi

sasaran.
45

Cara Pengumpulan
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Data

b. Evaluasi pengetahuan yaitu Pengisian kuesioner Kuesioner Hasil Skor Rasio

pengukuran pengetahuan yang pretest-posttest pretest dan Pengetahuan

dilakukan untuk melihat posttest

pengaruh media terhadap

pengetahuan sasaran
46

3.3 Definisi Istilah

Berikut merupakan tabel definisi istilah yang digunakan dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif.

Tabel 3.2 Definisi Istilah

Cara
Instrumen
No. Istilah Definisi Istilah Pengumpulan Informan Penelitian
Penelitian
Data

Analisis sasaran Mencari informasi untuk kebutuhan media Pedoman Guru UKS
Wawancara
1. media faktor dengan mengetahui sasaran dari segi wawancara SD Negeri
mendalam
personal pengetahuan dan gaya belajar. mendalam Telukpinang 03

Analisis sasaran Mencari informasi untuk kebutuhan media Pedoman Guru UKS
Wawancara
2. media faktor dengan mengetahui perilaku sasaran di wawancara SD Negeri
mendalam
perilaku sekolah. mendalam Telukpinang 03
47

Cara
Instrumen
No. Istilah Definisi Istilah Pengumpulan Informan Penelitian
Penelitian
Data

Mencari informasi untuk kebutuhan media


Analisis sasaran Pedoman Guru UKS
dengan mengetahui faktor lingkungan sekolah Wawancara
3. media faktor wawancara SD Negeri
mencakup kondisi sekolah dan media mendalam
lingkungan mendalam Telukpinang 03
pembelajaran sasaran.

Mencari informasi mengenai tujuan Pedoman Guru UKS


Analisis tujuan Wawancara
4. pembuatan media buku cerita bergambar wawancara SD Negeri
media mendalam
dokter kecil. mendalam Telukpinang 03

Analisis Mencari informasi mengenai pengembanggan Pedoman Guru UKS


Wawancara
5. pengembangan sasaran media buku cerita bergambar dokter wawancara SD Negeri
mendalam
sasaran kecil. mendalam Telukpinang 03
48

Cara
Instrumen Informan
No. Istilah Definisi Istilah Pengumpulan
Penelitian Penelitian
Data

Membuat rancangan buku cerita bergambar


Desain rancangan Ahli media; guru
dimulai dari membuat storyboard (tokoh dan Pedoman
media buku cerita Wawancara UKS SD Negeri
6. jalan cerita), menentukan warna, menentukan wawancara
bergambar dokter mendalam Telukpinang 03;
pemilihan teks dan kalimat sebelum akhirnya mendalam
kecil penjaga kantin
media di cetak.

Pengembangan Kritik dan saran yang didapatkan dari ahli

rancangan media media dan ahli materi mengenai media buku Pedoman
Wawancara Ahli media; ahli
7. buku cerita cerita bergambar dokter kecil sebagai wawancara
mendalam materi
bergambar dokter perbaikan sebelum media diberikan kepada mendalam

kecil sasaran.
49

Cara
Instrumen Informan
No. Istilah Definisi Istilah Pengumpulan
Penelitian Penelitian
Data

Implementasi
Melakukan pengamatan saat dilaksanakannya
rancangan media Dokter Kecil SD
penilaian media buku cerita bergambar dokter Pengisian
8. buku cerita Kuesioner Negeri
kecil pada sasaran dokter kecil di SD Negeri kuesioner
bergambar dokter Telukpinang 03
Telukpinang 03.
kecil
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Studi Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dan kuantitatif (mix method). Pendekatan kualitatif digunakan untuk

mendapatkan informasi lebih mendalam dari informan. Sedangkan pendekatan

kuantitatif digunakan untuk mempermudah penilaian media dari sasaran.

Penelitian ini akan menggunakan rancangan design-based research

pada tahapan analisis hingga implemetasi dan rancangan pra-experimental one

group pretest-posttest design pada tahap evaluasi. Dalam rancangan design-

based research yang dilakukan adalah sebagai berikut. (Wang & Hannafin, 2005)

- Adanya analisis, siklus desain, desain ulang, dan pemberlakuan.

- Intervensi yang dilakukan tergantung konteks.

- Mendokumentasikan dan menghubungkan hasil dengan proses

pengembangan dan pengaturan sebenarnya.

- Adanya kolaborasi antara praktisi/ahli dan peneliti.

- Mengarah pada pengembangan pengetahuan yang dapat digunakan dalam

praktik dan dapat menginformasikan praktisi dan perancang lainnya.

Sedangkan pada rancangan pra experiental one group pretest-posttest

design pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk

50
51

jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya

(Suryabrata, 2012).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2017-April 2018. Untuk waktu dan

tempat pengambilan data dengan ahli media disesuaikan dengan ketersediaan

waktu informan. Untuk pre test dengan post test disertai dengan pengisian

kuesioner penilaian media dilakukan di SD Negeri Teluk Pinang 03. Pemilihan

lokasi penelitian dikarenakan sekolah tersebut pernah mewakili Kecamatan

Ciawi dalam lomba sekolah sehat tingkat Kabupaten Bogor, namun belum

keseluruhan dokter kecil mendapatkan pelatihan dokter kecil.

4.3 Informan Penelitian, Populasi, dan Sampel

4.3.1 Pendekatan Kualitatif

Pada pendekatan kualitatif, informan ditetapkan dengan

menggunakan metode purposive sampling dikarenakan dalam metode

ini, sampel ditentukan dengan pertimbangan tertentu yang dipandang

dapat memberikan data secara maksimal. Informan yang diperlukan

dalam penelitian ini adalah ahli media, dan guru pembina dokter kecil

sebagai ahli materi dikarenakan telah mendapatkan pelatihan dari

Puskesmas.
52

Adapun kriteria yang diperlukan untuk informan ahli media

yakni sebagai berikut.

a. Menguasai media buku cerita bergambar, mencakup seluruh

kesesuaian elemen yang ada di dalam buku cerita tersebut, seperti

tata bahasa, tata letak, animasi visual, kesesuaian warna dan tulisan,

serta kesesuaian jalan cerita.

b. Merupakan lulusan ilmu desain komunikasi visual (DKV) atau

desain grafis atau bekerja dibidang tersebut.

c. Pernah membuat karya buku cerita bergambar atau editor media

buku cerita bergambar.

d. Bersedia menjadi informan.

4.3.2 Pendekatan Kuantitatif

Pada pendekatan kuantitatif, pertimbangan yang harus dipenuhi

sebagai responden adalah siswa haruslah seorang dokter kecil yang sudah

terpilih berdasarkan kriteria-kriteria pemenuhan dokter kecil. Adapun

kriteria yang digunakan dalam menentukan dokter kecil di sekolah dasar

adalah sebagai berikut.

a. Peserta didik kelas 4 atau kelas 5 Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah dan belum pernah mendapat pelatihan “Dokter Kecil”.

b. Berprestasi sekolah.

c. Berbadan sehat.

d. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.


53

e. Berpenampilan bersih dan berperilaku sehat.

f. Berbudi pekerti dan suka menolong.

g. Izin orang tua. (Kementrian Kesehatan RI, 2011)

Peneliti memilih dokter kecil SD Negeri Telukpinang 03

dikarenakan sekolah tersebut pernah memenangkan lomba sekolah sehat

dan dokter kecil merupakan salah satu aspek yang dinilai. Sedangkan

dokter kecil yang pernah mengikuti pelatihan hanya tiga orang saja dari

satu sekolah. Peneliti memilih dokter kecil yang berasal dari kelas 4 dan

5 sesuai dengan syarat seorang dokter kecil. Jumlah dokter kecil secara

keseluruhan di SD Negeri Telukpinang 03 berjumlah 40 orang.

Perhitungan sampel pada penelitian ini menggunakan

perhitungan uji hipotesis beda rata-rata berpasangan (Ariawan 1998)

dengan mengambil data dari penelitian terdahulu oleh Jannah (2016) yang

berjudul “Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Karies

Gigi Melalui Buku Cerita Bergambar dan Leaflet Terhadap Pengetahuan,

Sikap, dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kabupaten Malang” dan

diperoleh perhitungan sebagai berikut.

σ = 13,60

Z1-α/2 = 95% = 1,96

Z1-β = 5% = 1,28

µ1- µ2 = 10
54

𝜕2 [𝑍1−∝/2 + 𝑍1−𝛽 ]2 13,60𝑧 (1,96 + 1,28)2 1941,63


n= = = = 19,41
(𝜇1 −𝜇2)2 102 100

Berdasarkan hasil tersebut, sampel yang diperlukan adalah 20

orang dokter kecil ditambah dengan sampel cadangan 10% yaitu

sebanyak 2 orang. Jadi sampel minimal yang diperlukan sebanyak 22

orang. Akan tetapi, peneliti tetap mengambil keseluruhan dokter kecil

yang berjumlah 40 orang dikarenakan setiap dokter kecil harus

mendapatkan pengetahuan melalui media buku cerita bergambar.

Untuk itu, pengambilan sampel ditetapkan dengan menggunakan

total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel

sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Dalam pendekatan ini, yang

menjadi sampel adalah dokter kecil. Sampel total ini diperlukan dalam

kegiatan pre test dan post test.

Tabel 4.1 Matriks Informan Penelitian

Informasi Konten

No. Informan Metode Buku Cerita


Personal Lingkungan Perilaku
Bergambar

3 orang perwakilan

dokter kecil yang Wawancara


1. √ √ - -
telah mengikuti mendalam

pelatihan.
55

Informasi Konten

No. Informan Metode Buku Cerita


Personal Lingkungan Perilaku
Bergambar

Pengambilan
30 siswa kelas 4
data
2. dan 5 SD Negeri √ - - -
menggunakan
Telukpinang 03
kuesioner

Wawancara
3. 1 orang ahli media - - - √
mendalam

1 orang ahli Wawancara


4. - √ - √
materi mendalam

Wawancara

5. 1 orang guru UKS mendalam dan √ √ √ √

observasi UKS

Pengambilan
40 orang dokter
data
6. kecil SD Negeri √ - - -
menggunakan
Telukpinang 03
kuesioner

Wawancara

7. Penjaga Kantin dan observasi - √ - √

kantin
56

4.4 Tahapan Penelitian Rancangan Buku Cerita Bergambar

Pada tahapan rancangan media buku cerita bergambar dokter kecil,

menggunakan model ADDIE. Dalam model ADDIE ini, terdapat beberapa

tahapan yang harus dilakukan yaitu analisis, desain, pengembangan,

implementasi dan evaluasi. Dalam tahapan analisis mencakup analisis tujuan,

sasaran dalam hal ini adalah dokter kecil SD Negeri Telukpinang 03 dan analisis

kebutuhan media buku cerita bergambar (Aldoobie 2015).

4.4.1 Tahap Analisis (Analysis)

4.4.1.1 Analisis Tujuan

Pada analisis ini, menggambarkan tujuan peneliti dalam

pembuatan media buku cerita dokter kecil. Dalam tahap ini,

peneliti memasukkan alasan pemilihan media buku cerita dokter

kecil yang nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai media

untuk pelatihan.

4.4.1.2 Analisis Kebutuhan Media

Dalam teori kognitif sosial, faktor personal/individu

terdiri dari kognitif dan efikasi diri. Kognitif tersebut merupakan

kemampuan mengingat dokter kecil terhadap materi yang

disampaikan saat pelatihan. Selain itu, peneliti juga menganalisis

materi-materi yang belum dipahami oleh dokter kecil agar dapat

menjadi landasan materi dalam buku cerita bergambar dokter

kecil. Sedangkan efikasi diri dalam penelitian ini, mengacu


57

kepada gaya belajar dokter kecil serta kemampuan dokter kecil

untuk memahami perannya sebagai dokter kecil di sekolah agar

terwujudnya suasana sekolah yang sehat.

Dalam memenuhi kebutuhan pembuatan media,

peneliti telah melakukan analisis kognitif dengan melakukan

wawancara mendalam kepada 3 orang perwakilan dokter kecil

yang telah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Puskesmas.

Peneliti menggunakan panduan wawancara mendalam dalam

melakukan wawancara mendalam kepada perwakilan dokter

kecil tersebut.

Lingkungan UKS dan media yang digunakan dalam

pelatihan termasuk ke dalam faktor lingkungan dalam teori

kognitif sosial. Lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah kondisi dan kegiatan Usaha Kesehatan Siswa (UKS) di

SD Negeri Telukpinang 03. Sedangkan faktor lingkungan yang

selanjutnya yakni media telah yang digunakan dalam pelatihan

dokter kecil. Peneliti telah melakukan wawancara mendalam

kepada peserta pelatihan dokter kecil yang telah dilakukan oleh

Puskesmas Ciawi dimana peneliti melihat bahwa media yang

sudah ada dianggap kurang efektif bagi dokter kecil.

Pada teori kognitif sosial, terdapat hubungan timbal

balik antara faktor lingkungan, individu dan perilaku. Dalam


58

penelitian ini, peneliti menetapkan perilaku sebagai respon atau

dampak akhir dari adanya perlakuan.

4.4.1.3 Pengembangan Sasaran

Pengembangan sasaran dalam penelitian rancangan

media buku cerita bergambar dokter kecil menggambarkan

perkembangan yang didapat oleh dokter kecil di SD Negeri

Telukpinang 03 setelah diberikan media buku cerita bergambar

dokter kecil.

4.4.2 Desain (Design)

Langkah pertama dalam tahapan perancangan media buku cerita

bergambar dokter kecil adalah dengan menentukan tokoh-tokohnya.

Tokoh-tokoh yang dipilih berdasarkan cerita sehari-hari anak-anak

dengan tokoh utama yang dipilih adalah tiga orang siswa yang menjadi

dokter kecil dengan 2 orang siswa laki-laki dan 1 orang siswa perempuan

dan tokoh-tokoh pendukung. Alasan pemilihan tokoh utama lebih dari

satu karena dalam satu kelas, memiliki lebih dari dua dokter kecil.

Langkah kedua dalam tahapan rancangan media buku cerita bergambar

dokter kecil adalah membuat konsep dan alur cerita/storyboard.

Pada tahapan ini, media buku cerita bergambar dibuat

berdasarkan hasil analisis kebutuhan media. Pembuatan gambar

dilakukan dengan menggunakan kertas HVS berukuran A4 yang dibagi

menjadi dua bagian atau ukuran A5 dan pensil 2B untuk memudahkan


59

penghapusan apabila terjadi kesalahan. Selanjutnya, gambar dipertebal

dengan spidol berukuran normal agar gambar terlihat lebih tegas saat

discan. Setelah gambar discan, gambar tersebut diedit dan diberi warna

menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS6. Berikut merupakan

tahapan editing menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS6.

A. Buat lembar baru di dalam aplikasi Adobe Photoshop CS6 dengan

ukuran A5 landscape dengan ukuran panjang 210 mm dan lebar 148

mm.

Gambar 4.1 Pembuatan Lembar Task Awal

B. Kemudian pilih file, lalu klik place dan pilih gambar yang akan

diedit. Setelah itu klik place.

Gambar 4.2 Cara Memasukkan Gambar Ke Dalam Lembar Task


60

C. Selanjutnya pilih paint bucket tool pada sisi kiri kemudian pilih

warna hitam untuk mempertegas garis gambar.

Gambar 4.3 Cara Menebalkan Garis Pada Gambar dengan Paint

Bucket Tool

D. Selanjutnya beri warna pada keseluruhan gambar dengan cara yang

sama pada saat menebalkan garis dengan menggunakan paint bucket

tool.

Gambar 4.4 Hasil Pewarnaan Keseluruhan Gambar

E. Setelah itu masukkan teks dengan menggunakan horizontal type tool.

Gambar 4.5 Pemberian Teks Cerita pada Gambar


61

F. Dikarenakan teks kurang terbaca, maka ditambahkan background

text agar teks dapat terbaca dengan jelas dengan cara klik kanan pada

mouse pada layer text kemudian pilih blending options. Font yang

digunakan yaitu SMARTKID dengan ukuran 19,45pt.

Gambar 4.6 Penyesuaian Ukuran Tulisan

G. Kemudian pada layer style, beri tanda centang pada kotak outer glow

kemudan atur structure dan elements. Untuk structure, atur blend

mode menjadi screen, kemudian opacity 100% dan noise 0%.

Selanjutnya ubah warna background text menjadi warna putih.

Untuk elements, atur technique menjadi softer, kemudian spread

100% dan size 45%. Sedangkan untuk quality tidak ada yang perlu

diubah. Setelah itu klik OK.

Gambar 4.7 Pembuatan Background Tulisan


62

H. Dan yang terakhir yakni simpan file yang sudah diedit ke format

JPEG dengan cara klik file kemudian save as, lalu pilih format JPEG

dan klik save.

Gambar 4.8 Penyimpanan File Dengan Format JPEG/Gambar

I. Setelah menyelesaikan seluruh halaman, file siap di print.

4.4.3 Pengembangan (Development)

Setelah komponen-komponen dalam tahap desain selesai,

digambungkan dan disusun menjadi satu kesatuan dalam media buku

cerita bergambar. Selanjutnya, media tersebut dikomunikasikan kepada

ahli media dan ahli materi sebagai data kualitatif untuk mengetahui

penilaian terhadap media tersebut.

4.4.4 Implementasi (Implementation)

Pada tahap ini, media yang telah dibuat dipastikan dapat

memberikan manfaat kepada sasaran. Selain itu, akan dijelaskan cara

menggunakan media ini, termasuk cara membacanya kepada sasaran.


63

4.4.5 Evaluasi (Evaluation)

Dalam tahap evaluasi media, hanya sebatas menggunakan

evaluasi formatif satu per satu dengan menggunakan kuesioner.

Kuesioner tersebut berupa kuesioner pretest dan posttest untuk

mengetahui kebermanfaatan media dalam meningkatkan pengetahuan,

serta kuesioner penilaian media untuk mengetahui tampilan dan isi media

secara keseluruhan menurut sasaran.

4.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.5.1 Cara Pengambilan Data

4.5.1.1 Pendekatan Kualitatif

Pengambilan data secara kualitatif akan dilakukan

dengan metode wawancara mendalam (indepth interview).

Wawancara akan dilakukan kepada ahli media dan ahli materi

terkait dengan media yang akan dibuat yakni buku cerita

bergambar dokter kecil.

4.5.1.2 Pendekatan Kuantitatif

Pada pendekatan kuantitatif, data diambil berdasarkan

hasil pretest dan posttest untuk melihat sejauh mana

pengetahuan siswa setelah membaca buku cerita. Selain itu, data

penilaian media oleh dokter kecil dikumpulkan melalui

kuesioner dengan metode penilaian menggunakan skala likert.


64

Skala likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang suatu hal, gejala atau fenomena.

(Djaali dan Muljono t.thn.) Pengisian kuesioner akan diisi

sendiri oleh informan.

4.5.2 Instrumen Penelitian

Untuk instrumen penelitian ini dibedakan berdasarkan metode

penelitian sebagai berikut.

4.5.2.1 Penelitian Kualitatif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pedoman wawancara mendalam (indepth interview). Instrumen

ini dipilih karena mampu menggali informasi lebih dalam dari

informan dan dianggap lebih efektif.

4.5.2.2 Pendekatan Kuantitatif

Instrumen yang digunakan dalam pendekatan

kuantitatif adalah kuesioner pretest dan posttest serta kuesioner

penilaian media. Instrumen ini dirasa lebih efektif untuk

mengukur pengetahuan dan menilai suatu media mengingat yang

menjadi sasaran adalah anak-anak sekolah dasar.

4.5.3 Triangulasi Data

Triangulasi merupakan suatu cara mendapatkan data yang benar-

benar absah dengan menggunakan pendekatan metode ganda (Bachri


65

2010). Untuk itu, triangulasi data ini sangat penting untuk dilakukan

untuk mendapatkan data yang sebenar-benarnya.

Dalam penelitian ini, cara triangulasi data yang digunakan

adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti membandingkan

mencek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui sumber yang berbeda (Bachri 2010). Untuk penelitian media

buku cerita bergambar untuk dokter kecil, triangulasi sumber yang

dilakukan yakni kepada ahli media, ahli materi dan guru UKS SD Negeri

Telukpinang 03.

4.5.4 Analisis Data

4.5.4.1 Pendekatan Kualitatif

Pada penelitian ini, dalam pendekatan kualitatif analisis

data dilakukan dengan metode content analysis. Dalam metode

content analysis, langkah-langkah yang harus dilakukan

menurut Hadari Nawawi yaitu sebagai berikut. (Soejono dan

Abdurrahman 2005)

1. Menyeleksi teks yang akan digunakan dengan

memperhatikan:

a. Menghubungi ahli media dan materi bahwa isi yang

dianalisis akan bermanfaat bagi sasaran.

b. Melakukan observasi atau studi literatur untuk

mengetahui keluasan pemakaian media tersebut.


66

c. Menetapkan standar isi buku di bidang tersebut dari

segi teoretis dan kegunaan praktisnya (Soejono &

Abdurrahman, 2005)..

2. Menyusun item-item yang spesifik tentang isi dan bahasa

yang akan diteliti sebagai sarana pengumpul data

3. Melaksanakan penelitian sebagai berikut.

a. Menetapkan cara yang ditempuh, apakah dilakukan

pada keseluruhan isi media, bab per bab,

b. atau memisahkan ilustrasi dengan teks dan sebagainya.

c. Melakukan pengukuran terhadap teks secara kualitatif.

d. Membandingkan hasil penelitian berdasarkan standar

yang telah ditetapkan melalui item-item spesifik yang

telah disusun. (Soejono dan Abdurrahman 2005)

4.5.4.2 Pendekatan Kuantitatif

Dalam analisis data kuantitatif, data yang diperoleh

berupa data univariat yang akan diolah menggunakan software

pengolah data. Tujuan dari pengolahan data ini adalah untuk

menggambarkan pengetahuan dan penilaian dokter kecil

mengenai media buku cerita bergambar.

4.5.5 Penyajian Data

4.5.5.1 Pendekatan Kualitatif


67

Dalam pendekatan kualitatif, data penelitian ini akan

disajikan dalam bentuk narasi dan matriks. Narasi digunakan

untuk menggambarkan pendapat informan secara keseluruhan

dan detail. Sedangkan matriks digunakan untuk mempermudah

pembaca untuk menarik kesimpulan.

4.5.5.2 Pendekatan Kuantitatif

Dalam pendekatan kuantitatif, data berupa gambaran

pengetahuan yang akan disajikan yaitu berupa mean, modus,

median, dan standar deviasi. Selain itu, dilakukan uji hipotesis

pada hasil preteest dan posttest.


BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Rancangan Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

5.1.1 Menetapkan Tujuan

Dokter kecil memiliki tujuan umum yaitu agar meningkatnya

partsipasi peserta didik dalam program UKS. Sedangkan tujuan

khususnya antara lain yakni agar peserta didik dapat menjadi penggerak

hidup sehat di sekolah, di rumah dan lingkungannya serta dapat menolong

dirinya sendiri, sesama dan orang lain untuk hidup sehat (Kementrian

Kesehatan RI, 2011). Dengan demikian, dokter kecil harus memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai kesehatan agar dapat membantu

teman sebayanya. Materi mengenai kesehatan untuk dokter kecil,

diperoleh melalui sosialisasi dan pelatihan khusus bagi dokter kecil yang

diberikan oleh Puskesmas.

Pelatihan dokter kecil yang diadakan oleh Puskesmas hanya

ditujukan kepada perwakilan setiap sekolah, bukan dokter kecil secara

keseluruhan. Maka dari itu, peneliti ingin mengembangkan sebuah media

edukasi kesehatan bagi dokter kecil yang efektif dan praktis berupa buku

cerita bergambar.

68
69

5.1.2 Analisis Kebutuhan Media

Analisis kebutuhan media dilakukan berdasarkan teori kognitif

sosial. Hal ini dilakukan agar media yang dihasilkan sesuai dengan

karakteristik sasaran. Dalam teori kognitif sosial, terdapat tiga faktor yang

mendasari analisis kebutuhan media yaitu analisis faktor personal, faktor

lingkungan dan faktor perilaku.

5.1.2.1 Analisis Faktor Personal

Analisis kebutuhan media berdasarkan faktor personal

pada teori kognitif sosial meliputi pengetahuan. Pengetahuan

yang dimaksud merupakan pengetahuan yang dibutuhkan dokter

kecil di SD Negeri Telukpinang 03.

Pada studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti,

diketahui bahwa pengetahuan yang dibutuhkan oleh dokter kecil

di SD Negeri Telukpinang 03 yakni materi jajan sehat dan

pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) berdaasarkan hasil

wawancara mendalam dengan informan guru pembina UKS.

“Paling hanya gak menguasai bagaimana cara


penanganan kalau ada teman yang luka atau kecelakaan itu.
Sama ke makanan sehat juga mereka belum ya. Ke jajanan
mungkin ya itu kurang memahami bahwa makanan sehat tuh
yang bagaimana sih gitu ya. Jadi mereka belum memahami
70

Sepenuhnya. Kadang-kadang kan anak-anak susah ya,


apalagi kalau anak-anak apa aja dimakan. Jadi belum tau
makanan yang sehat tuh yang gimana. Mereka masih belum
memahami.” (ES)
Namun, peneliti menambahkan materi mengenai dokter kecil

beserta tugas-tugasnya agar dokter kecil lebih memahami akan

peran dan tugasnya di sekolah.

5.1.2.2 Analisis Faktor Lingkungan

Dalam analisis kebutuhan media berdasarkan faktor

lingkungan diketahui bahwa model dan media yang digunakan

saat pelatihan dokter kecil menggunakan media power point.

Berdasarkan studi pendahuluan kepada peserta pelatihan dokter

kecil, diketahui bahwa media yang digunakan untuk pelatihan

yaitu media power point dianggap kurang efektif karena sulit

untuk diakses secara berulang-ulang dan terdapat banyak teks

sehingga dokter kecil sulit untuk mengingat materi yang telah

dijelaskan.

“Dari gambarnya yang menarik ka..” (AA)


“Menariknya digambarnya ka” (MA)
Maka dari itu, siswa pun memilih buku cerita bergambar yang

terdapat banyak gambar dan bisa dibaca berulang-ulang.

“Lebih suka baca sendiri ka, tapi yang buku cerita.” (MA)
“Pilih baca sendiri ka yang buku cerita.” (KN)
“Baca sendiri ka, yang buku cerita.” (AA)
Di samping itu, kondisi lingkungan jajan sekolah juga

sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa SD Negeri


71

Telupinang 03 dan kondisi UKS juga dapat berpengaruh

terhadap kegiatan dokter kecil. Di SD Negeri Telukpinang 03

terdapat kantin sekolah. Berbagai macam makanan dijual di

kantin tersebut, mulai dari makanan kemasan, es krim, hingga

mi instan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada

penjaga kantin, diketahui bahwa siswa lebih banyak membeli

makanan berupa makanan manis seperti es krim, biskuit, dan

makanan sejenisnya. Akan tetapi, masih banyak pula siswa yang

jajan diluar kantin sekolah dan membeli makanan yang kurang

sehat.

Untuk kondisi UKS SD Telukpinang 03, sudah cukup

lengkap, mulai dari kasur hingga alat peraga makanan. Namun,

dalam kotak P3K hanya tersedia kasa perban dan obat sakit perut

dikarenakan UKS baru saja dilakukan cleaning barang-barang

yang sudah habis masa pakainya. Berdasarkan informasi guru

pembina UKS, sebelum dilakukan cleaning, barang-barang yang

terdapat dalam kotak P3K cukup lengkap mulai dari kasa

pembalut, obat merah dan barang sejenisnya.

5.1.2.3 Analisis Faktor Perilaku

Analisis kebutuhan media berdasarkan faktor perilaku

hanya melihat perilaku jajan siswa SD Negeri Telukpinang 03


72

sesuai dengan pernyataan guru pembina UKS bahwa masih

banyak siswa yang jajan sembarangan di sekolah.

“Ke jajanan mungkin ya itu kurang memahami bahwa


makanan sehat tuh yang bagaimana sih gitu ya. Jadi mereka
belum memahami sepenuhnya. Kadang-kadang kan anak-
anak susah ya, apalagi kalau anak-anak apa aja dimakan.”
(ES)
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti saat jam istirahat

sekolah, masih banyak siswa yang jajan sembarangan dengan

membeli jajanan yang kurang sehat bagi mereka.

Analisis perilaku ini digunakan untuk memperkuat

pernyataan guru pembina UKS untuk menentukan materi yang

dimuat dalam buku cerita. Penentuan materi yang dipilih harus

berdasarkan analisis kebutuhan sasaran agar media dapat

berguna dengan efektif dan efisien.

5.1.3 Pengembangan Sasaran

Berdasarkan hasil analisis faktor personal, lingkungan dan

perilaku, peneliti menetapkan bahwa setelah dokter kecil membaca buku

cerita bergambar ini adanya peningkatan pengetahuan mengenai materi

dokter kecil, jajan sehat dan P3K. Hal ini dikarenakan materi tersebut

sudah sesuai dengan kebutuhan sasaran.


73

5.2 Desain Rancangan Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

Pada tahapan desain dibuat konsep rancangan media buku cerita

bergambar dokter kecil sesuai dengan hasil analisis kebutuhan media. Setelah

konsep rancangan tergambar, dibuatlah storyboard secara manual.


74

Tabel 5.1 Konsep Rancangan dari Hasil Analisis Kebutuhan Media Berdasarkan Faktor Personal, Lingkungan,

dan Perilaku

Informasi Konsep Rancangan


No. Informan Metode
Personal Lingkungan Perilaku Buku Cerita Bergambar

Media yang digunakan Buku cerita harus

3 orang pada saat pelatihan menampilkan gambar

perwakilan dokter kecil yaitu power yang menarik dan dapat

dokter kecil Wawancara point presentation. menggambarkan materi


1. - -
yang telah mendalam Siswa lebih suka yang ingin disampaikan

mengikuti membaca sendiri agar mudah dipahami

pelatihan. dengan media buku oleh siswa terutama

cerita bergambar. dokter kecil. Buku

cerita harus memuat


30 orang siswa Pengisian Diperolehnya data
2. - - tugas-tugas dokter kecil
kelas 4 dan 5 kuesioner mengenai gaya
75

SD Negeri belajar siswa yaitu sesuai dengan trias

Telukpinang 03 sebagian besar UKS dan materi yang

siswa atau 60% disampaikan harus

siswa memiliki memuat materi jajan

gaya belajar visual. sehat dan P3K. Dalam

alur cerita jajan sehat,


1 orang ahli Wawancara
2. - - - digambarkan seorang
media mendalam
dokter kecil yang
Tugas dokter kecil
menasihati temannya
1 orang ahli Wawancara
3. harus sesuai - -
yang jajan
materi mendalam
dengan trias UKS.
sembarangan.

Wawancara Dokter kecil masih Dokter kecil sudah Masih banyak siswa Pemilihan makanan
1 orang guru
4. mendalam belum paham diikutkan dalam yang jajan pada siswa yang jajan
UKS
dan mengenai jajan kegiatan UKS di sembarangan. sembarangan ini
76

observasi sehat dan materi sekolah. Kegiatan Dengan adanya buku dipilihlah makanan

UKS P3K seperti cara tersebut antara lain ini diharapkan siswa yang manis. Sedangkan

mengobati luka. kegiatan penimbangan, bisa memilih jajanan pada alur cerita P3K,

sikat gigi bersama, yang sehat. digambarkan dokter

periksa gigi, kuku dan kecil membantu

rambut, pemilahan mengobati termannya

sampah dan cara cuci yang terluka

tangan yang benar. didampingi oleh guru

UKS.
Gambaran mengenai
Siswa paling sering
Wawancara desain kantin secara
jajan es krim,
Penjaga kantin dan Jajanan yang terdapat di umum dan makanan
5. biskuit. Makanan
sekolah observasi kantin sekolah. yang dijajakan di
yang paling laku ya
kantin kantin. Selain itu,
es krim.
dimasukkan tips
77

jajan sehat untuk

tidak banyak

mengonsumsi

makanan manis.
78

5.1.4 Pembuatan Storyboard

Konsep pembuatan storyboard merupakan hasil dari analisis

kebutuhan media berupa faktor personal, lingkungan dan perilaku.

Pembuatan rancangan sketsa awal digambar secara manual dengan

mempertimbangkan jalan cerita yang berasal dari konsep rancangan buku

cerita bergambar.

Tabel 5.2 Rancangan Storyboard Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

Pesan

No. Hasil Sketsa Awal Penjelasan Himbauan

dalam Media

Tidak ada pesan


Cover depan buku cerita bergambar
himbauan pada
1. dokter kecil dengan menampilkan
jalan cerita ini
karater 3 orang dokter kecil.
karena cerita ini

dibuat hanya
Gambaran situasi SD Negeri
untuk
Telukpinang 03. Situasi sekolah
2. memberikan
dibuat semirip mungkin dengan
informasi
sekolah aslinya.
79

Tokoh guru UKS memberikan mengenai dokter

informasi bahwa akan ada kecil.


3. pemilihan dokter kecil sekolah.

Terdapat pertanyaan dari seorang

siswa tentang dokter kecil.

Tokoh guru UKS menjelaskan


4.
tentang dokter kecil dan tugasnya.

Tokoh guru UKS memilih 3 siswa

yang menjadi dokter kecil, yaitu


5.
Dito (kiri), Raihan (tengah) dan

Niana (kanan).

Pada halaman
Cover sub-bab mengenai materi
ini, berisi
6. yang pertama yaitu materi jajanan
himbauan
sehat.
rasional.
80

Himbauan ini
Pada halaman ini, berisi pengenalan
berisi pesan
7. tokoh agar memudahkan pembaca
yang
memahami tokoh dalam cerita.
meyakinkan

orang lain
Pada halaman ini berisi situasi SD
8. dengan
Telukpinang 03.
perkataan logis

dan adanya
Pada halaman ini, menggmbarkan bukti-bukti.
dokter kecil dan salah satu temannya
Hal ini terlihat
9. memilih untuk jajan di kantin
dari jalan cerita
sekolah yang lebih sehat
yang
dibandingkan jajan sembarangan.
menyatakan
Pada halaman ini, terlihat anak suka
bahwa apabila
jajan sembarangan di pinggir jalan
jajan
10. sebagai perbandingan perilaku yang
sembarangan
baik dan kurang baik dengan
dapat
halaman sebelumnya.
81

Pada halaman ini, terlihat anak yang menyebabkan

jajan sembarangan dan dokter kecil sakit perut.

yang jajan di kantin makan Pesan ini


11. bersama. Namun, dokter kecil bertujuan agar

memakan jajanan yang sehat siswa tidak

sedangkan tokoh yang satunya jajan

tidak. sembarangan.

Pada halaman ini menceritakan

tidak masuknya tokoh yang jajan


12.
sembarangan dikarenakan sakit

perut.

Pada halaman ini menggambarkan

tokoh yang jajan sembarangan


13.
bolak-balik ke toilet dikarenakan

sakit perut.

Pada halaman ini menceritakan

tokoh yang jajan sembarangan mau

15. untuk jajan ke kantin dan memilih

jajanan yang sehat dikarenakan

mimpinya.
82

Pada halaman ini, tokoh dokter

kecil menjelaskan tentang


16.
kandungan sumber zat gizi jajanan

sehat di sekolah.

Pada halaman ini, tokoh dokter

17. kecil menjelaskan tentang tips jajan

sehat di sekolah.

Pada halaman ini menggambarkan

dokter kecil dan temannya duduk


18.
bersama memakan jajanan yang

sehat.

Tidak ada pesan


Pada halaman ini, merupakan cover
himbauan
19. depan dari sub cerita yang
karena jalan
membahas materi P3K.
cerita dibuat

Pada halaman ini, berisi pengenalan hanya untuk

20. tokoh agar memudahkan pembaca memberikan

memahami tokoh dalam cerita. pengetahuan


83

mengenai cara
Pada halaman ini, menggambarkan
21. mengobati luka
sis wa sedang bermain bola sebagai
terbuka.
awal cerita dari permasalahan.

Pada halaman ini, menceritakan

tentang seorang anak yang jatuh


22.
saat bermain bola sebagai

permasalahan utama.

Pada halaman ini, menceritakan

tentang seorang guru yang


23. mendampingi dokter kecil

membawa temannya yang jatuh ke

UKS.

Pada halaman ini, menceritakan

tentang peranan masing-masing

dokter kecil. Ada yang

24. menenangkan korban, melepas

sepatu korban dan mempersiapkan

alat-alat yang digunakan untuk

mengobati luka korban.


84

Pada halaman ini menjelaskan

25. tahapan cara tepat untuk mengobati

luka terbuka.

Pada halaman ini menggambarkan

siswa yang terjatuh diizinkan


26.
pulang oleh guru UKS untuk

beristirahat di rumah.

5.2.2 Menetapkan Sumber Referensi

Dalam buku cerita bergambar dokter kecil ini, terdapat beberapa

gambar yang diambil dari internet dan bersifat gratis. Berikut adalah

gambar beserta sumbernya.

Tabel 5.3 Sumber Referensi Gambar yang Terdapat dalam

Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

No. Gambar Sumber

http://www.infomakan.com/tempat-
1.
makan/pondok-bakso-seksi-5

http://infobandung.co.id/batagor-enak-di-
2.
bandung/
85

3. https://id.wikipedia.org/wiki/Gado-gado

https://www.gulalives.co/yuk-buat-lemper-
4.
di-rumah/

5. http://beautynesia.id/12718

6. http://icone-inc.org/product/siomaybandung/

https://www.resepmasakanindonesia.me/rese
7.
p-soto-ayam-khas-indonesia/

https://resepmakanan.id/cara-membuat-
8.
risoles/

http://bobo.grid.id/Sejarah-Dan-
9.
Budaya/Budaya/Kisah-Dibalik-Nasi-Uduk

10. www.freepik.com

https://www.cnnindonesia.com/gaya-

11. hidup/20151117183817-258-92282/cara-

tepat-obati-luka-terbuka
86

5.3 Pengembangan Rancangan Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

Rancangan buku cerita bergambar dokter kecil dikembangkan setelah

mendapat masukkan dari ahli media dan ahli materi. Masukkan yang didapat

berupa tanggapan mengenai isi materi, gambar dan layout, bahasa, teks dan

urutan materi.

Berikut adalah hasil perubahan yang disarankan oleh ahli media.

Perubahan yang signifikan adalah perubahan teks yang semula narasi menjadi

percakapan agar sasaran tidak mudah bosan membacanya terlebih lagi

sasarannya adalah anak-anak. Selain itu, terdapat perubahan warna menjadi lebih

cerah agar lebih menarik sasaran.

Tabel 5.4 Hasil Pengembangan Buku Cerita Bergambar

Berdasarkan Review Ahli Media Pada Lembar Cover

Desain Awal Review Revisi

 Huruf pada judul agak aneh,

sebaiknya diganti

menggunakan font dari

komputer.

 Backgroundnya kurang

menarik, sebaiknya

menggunakan warna yang

cerah.
87

 Gambar untuk judulnya agak

aneh, sebaiknya tampilkan

gambar anak menggunakan

baju dokter agar lebih terkesan

buku ini sebagai buku cerita

dokter kecil.

 Warna background tulisan

dokter kecil yang semula

berwarna biru diganti menjadi

kuning agar perpaduan

warnanya lebih menarik.

Pada cover depan, terjadi perubahan pada jenis huruf. Desain huruf

yang mulanya menggunakan tulisan tangan lebih baik menggunakan huruf yang

berasal dari komputer agar terlihat lebih menarik.

“Tulisan yang ini (cover) diganti saja pakai tulisan komputer biar lebih
menarik” (LW)
Perbaikan pada cover selanjutnya yaitu pada warna background dan

tampilan gambar agar diganti dengan gambar anak yang memakai pakaian dokter

agar menggambarkan dengan jelas bahwa buku ini adalah buku cerita dokter

kecil.

“Ini kan (cover) polos ya, Ini aja gambar sosok dokter kecil. Kaya pake
jas, stetoskop biar orang lihat kalo ini tuh buku tentang dokter kecil.
Warnanya terlalu gelap. Kontrasnya terlalu tajam ya. Kok kaya gelap gitu
ya. Kaya gini.. kan gelap. Ini warnanya yang cerah-cerah aja...” (LW)
88

Selanjutnya pada tahap konfirmasi, terjadi perubahan lagi pada warna

dasar tulisan ‘Dokter Kecil’ yang semula berwarna biru menjadi warna kuning.

“Ini covernya juga biru-biru. Kalo bisa diganti kuning ya entah atasnya
atau background tulisannya nanti kamu coba cocokin sendiri aja mana
yang lebih bagus.” (LW)

Tabel 5.5 Hasil Pengembangan Buku Cerita Bergambar

Berdasarkan Review Ahli Media Pada Materi Dokter Kecil

Desain Awal Review Revisi

 Kata “guru” menggunakan

awalan huruf kecil, kecuali

untuk nama.

 Sebaiknya kalimat dibuat

lebih efektif lagi.

 Warnanya kurang cerah,

sebaiknya diatur lagi

saturasi warnanya supaya

lebih cerah.

 Pada awal kalimat tidak

boleh menggunakan kata

“yang”. Sehingga diganti

menjadi kata “tugas”.


89

 Kalimat yang berisi syarat

dokter kecil dihilangkan

karena sudah dijelaskan

sebelumya, diganti menjadi

nama-nama dokter kecil.

Syarat dokter kecil sudah

dijelaskan di halaman

sebelumnya.

 Pemilihan warna diubah

menjadi lebih cerah.

 Penomoran seharusnya

konsisten. Apabila di sisi

kanan bawah, maka

seterusnya disitu saja.

Pada materi dokter kecil, ada beberapa halaman yang mengalami

perbaikan yaitu pada halaman 2, 3 dan 4. Pada halaman 2, terjadi perubahan dari

sisi penulisan kalimat dan warna. Dari penulisan kalimat, perubahan yang

dilakukan yaitu mengubah huruf kapital menjadi huruf kecil pada awalan kata

‘Guru. Selain itu, kalimat juga diubah menjadi lebih efektif.

“Untuk tanda baca sih engga, tapi ini kata ‘guru’ kalau di tengah kalimat
biasanya huruf kecil” (LW)
“Anak kecil lebih suka kalimat yang efektif, kalau ini terlalu bertele-tele.
Cepat lelah nantinya kalau teksnya panjang-panjang terus.” (LW)
90

Untuk perbaikan warna, disarankan untuk menggunakan warna yang

lebih cerah. Hal ini berlaku pada keseluruhan halaman dalam materi ini.

“Ini pilihan warnanya pakai warna yang cerah-cerah aja” (LW)


Pada halaman 3, terdapat perubahan pada kalimat yang digunakan.

Kata penghubung seharusya tidak diletakkan di awal kalimat. Untuk itu, kata

‘yang’ diubh menjadi kata ‘tugas’.

“Penulisan kata ‘yang’ jangan di awal kalimat” (LW)


Pada halaman 4, terdapat perubahan kalimat. Mulanya ditulis syarat-

syarat dokter kecil diganti menjadi nama dokter kecil yang terpilih karena syarat

dokter kecil telah disebutkan di halaman sebelumnya agar kalimat tidak terlalu

panjang.

“Anak kecil lebih suka kalimat yang efektif, kalau ini terlalu bertele-tele.
Cepat lelah nantinya kalau teksnya panjang-panjang terus.” (LW)

Tabel 5.6 Hasil Pengembangan Buku Cerita Bergambar

Berdasarkan Review Ahli Media Pada Materi Jajan Sehat

Desain Awal Review Revisi

 Narasi diubah menjadi teks

percakapan agar tidak mudah

bosan dalam membacanya,


91

terutama pada sasaran anak-

anak.

 Pemilihan warna diubah

menjadi lebih cerah.

 Untuk warna mobil

sebaiknya diganti menjadi

warna kuning agar terlihat

lebih hidup.

 Narasi diubah menjadi teks

percakapan agar tidak mudah

bosan dalam membacanya,

terutama pada sasaran anak-

anak.

 Pemilihan warna diubah

menjadi lebih cerah.


92

 Narasi diubah menjadi teks

percakapan agar tidak mudah

bosan dalam membacanya,

terutama pada sasaran anak-

anak.

 Pemilihan warna diubah

menjadi lebih cerah.

Pada materi jajan sehat, terdapat perubahan secara keseluruhan yaitu

dari warna, perubahan kalimat pada cerita yang semula berupa narasi menjadi

percakapan. Untuk perubahan warna diubah menjadi lebih cerah agar lebih

menarik sasaran.

“Ini pilihan warnanya pakai warna yang cerah-cerah aja” (LW)


Pada tahap konfirmasi, untuk halaman 8 terdapat perubahan warna

pada trotoar dan mobilnya. Perubahan ini dimaksudkan agar pemilihan warna

pada halaman ini tidak cenderung ke warna abu-abu atau agar terlihat lebih

kontras.

“Selebihnya sudah oke, tapi ini di halaman 8 warnanya abu-abu semua


dari jalannya mobilnya sama ininya (trotoar) nya juga abu-abu. Kalo bisa
mobilnya diganti yang cerah, kaya kuning gini (menunjuk warna lampu
mobil). Kan sekarang udah banyak mobil yang dicat warna warni.” (LW)
Untuk perubahan kalimat dilakukan pada semua halaman dimateri ini. Hal

tersebut dimaksudkan agar sasaran tidak mudah bosan dalam membacanya.


93

Apabila masih dalam bentuk narasi, terlihat seperti materi yang dipindahkan

dalam buku cerita.

“Sebaiknya cerita diubah dari narasi jadi percakapan. Kalau seperti ini
terkesan seperti materi yang dipindahkan plek ke dalam buku cerita. Kalau
dijadiin percakapan kan anak-anak gak gampang bosan bacanya.” (LW)

Tabel 5.7 Hasil Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berdasarkan Review

Ahli Media Pada Materi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Desain Awal Review Revisi

 Narasi diubah menjadi

teks percakapan agar

tidak mudah bosan

dalam membacanya,

terutama pada sasaran

anak-anak.

 Pemilihan warna

diubah menjadi lebih

cerah.
94

 Penomoran sebaiknya

dilanjurkan dari

penomoran cerita

sebelumnya karena ini

merupakan satu

kesatuan cerita dengan

judul utama

‘Petualangan Dokter

Kecil’.

 Pada halaman 22,

terdapat perubahan

kata.

Pada materi ini, keseluruhan kalimat juga diubah dari narasi menjadi

percakapan. Hal tersebut dimaksudkan agar sasaran tidak mudah bosan dalam

membacanya. Apabila masih dalam bentuk narasi, terlihat seperti materi yang

dipindahkan dalam buku cerita.

“Sebaiknya cerita diubah dari narasi jadi percakapan. Kalau seperti ini
terkesan seperti materi yang dipindahkan plek ke dalam buku cerita. Kalau
dijadiin percakapan kan anak-anak gak gampang bosan bacanya.” (LW)
Selain itu, ada perubahan pada kalimat dihalaman 22. Untuk langkah

cara tepat obati luka di langkah ke-4, kata ‘seperti’ dihilangkan dan kata depan

‘di’ juga dihilangkan. Hal ini dimaksudkan agar kalimat lebih efektif.
95

“Anak kecil lebih suka kalimat yang efektif, kalau ini terlalu bertele-tele.
Cepat lelah nantinya kalau teksnya panjang-panjang terus.” (LW)
Perubahan yang selanjutnya yakni pada warna. Warna yang digunakan

kurang cerah sehingga ahli media menganjurkan untuk mengganti warna atau

mengurangi kontrasnya agar lebih cerah.

“Ini pilihan warnanya pakai warna yang cerah-cerah aja” (LW)


Untuk perubahan penomoran, dilakukan perubahan dengan

melanjutkan penomoran dari materi sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak

membuat bingung pembaca. Selain itu letak penomoran juga harus konsisten.

Akhirnya peneliti menetapkan penomoran di kanan bawah halaman.

“Penomoran harus konsisten lanjutan dari cerita sebelumnya...” (LW)


“Untuk halaman harus konsisten, kalau di atas semua, ya di atas semua.
Kalau dibawah semua ya di bawah semua atau boleh selang-seling atas
bawah.” (LW)

Tabel 5.8 Hasil Pengembangan Buku Cerita Bergambar

Berdasarkan Review Ahli Materi

Desain Awal Review Revisi

Materi tugas dokter kecil harus

menjabarkan gambaran dari

Trias UKS. Tugas dokter kecil

sebaiknya dikelompokkan sesuai

dengan prinsip Trias UKS.


96

Adanya penambahan halaman

agar sasaran tidak bingung

x mengenai urutan materi di dalam

buku cerita bergambar dokter

kecil.

Materi PHBS cuci tangan

sebelum makan harus

dimasukkan karena merupakan

elemen yang paling penting dari

materi jajan sehat. Anjuran

mencuci tangan dimasukkan ke

dalam tips jajan sehat di sekolah.

Berdasarkan review dari ahli materi, terdapat beberapa perubahan pada

materi jajan sehat. Pada halaman 3, tugas dokter kecil yang ditulis harus sesuai

dengan prinsip Trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan

pembinaan lingkungan sekolah yang sehat. (Gustina 2017)

“Kan trias uks ada 3 ya, pendidikan, pelayanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan. Kesehatan lingkungannya udah masuk belum disini? Kalo
pelayanan dengan memasukan p3k ini udah masuk berarti ya.
Pendidikannya berarti dia harus bisa memberikan contoh. Poin ke 5 tugas
dokcilnya masuknya kesini ya (ke poin 4). Kan Trias uks itu ada 3 yang
pertaman pendidikan, berarti dia harus bisa nyuluh-nyuluh, harus bisa
jadi contoh oleh teman-temannya. Salah satu Dia berPHBS sendiri terus
teman-temannya lihat. Trus yang ke 2 pelayanan. Pelayanan itu salah
satunya adalah dengan membatu guru dan petugas kesehatan pada waktu
pelaksanaan pelayanan kesehatan sekolah, penjaringan dia bilang.
97

Pelaksanaan penjaringan kesehatan sekolah. Nah kalo udh penjaringan itu


dia udah lebih kompleks isinya de. Ikut serta menjaga kebersihan
lingkungan sekolah, berarti fungsi dokcil yang ketiga kan, pendidikan
kesehatan lingkungan. Membantu guru pada saat pelaksanaan kegiatan
penjaringan di sekolah, didalamnya adalah penimbangan BB. Terus yang
kedua menjaga kesehatan lingkungan sekolah. Asal unsur 3 Trias UKS ada
itu dimasukkin ke sini (hal 3) itu udah masuk semua tugas dokter kecil.”
(F)
Pada halaman 15, ditambahkan informasi PHBS cuci tangan sebelum

makan. Hal ini dianggap penting mengingat cuci tangan sebelum makan dapat

mencegah berbagai macam penyakit. Sesuai dengan anjuran ahli materi.

“Materi PHBS nya disinikan belum ada. Kalo jajanannya udah sehat tapi
cara makannya gak bener sama aja nanti dia sakit juga. Mungkin disininya
diselingin aja dek ceritanya pas mau makan. Pas mau makan sini boleh.
Diantara 3 baris ini mungkin ada. Disini dimasukin satu lembar lagi atau
apa. Dimasukkan cuci tangan ketika mau makan. Itu salah satu tugas
dokter kecil adalah menjadi contoh dalam berperilaku hidup bersih dan
sehat.” (F)
5.4 Implementasi Rancangan Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

Pada tahap implementasi rancangan buku cerita bergambar dokter

kecil dilaksanakan di SD Negeri Telukpinang 03 di Kabupaten Bogor. Adapun

yang perlu diperhatikan yakni kesiapan sarana prasarana, responden yaitu dokter

kecil dan pelaksanaan uji coba media.

5.4.1 Sarana Prasarana

Sarana yang diperlukan oleh peneliti adalah ruang kelas. Selain

itu, yang diperlukan juga tentunya kuesioner pre test dan post test dengan

masing-masing sebanyak 40 buah serta kuesioner uji coba media

sebanyak 40 buah dan juga buku cerita dokter kecil sebanyak 15 buah.
98

5.4.2 Responden Rancangan Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

Dalam penelitian ini, yang menjadi responden adalah keseluruhan

dokter kecil di SD Negeri Telukpinang 03. SD Negeri Telukpinang 03 ini

berada di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor yang berada di wilayah

kerja UPT Puskesmas Ciawi.

Pada tahun 2017, UPT Puskesmas Ciawi telah mengadakan

pelatihan dokter kecil. Namun hanya terbatas kepada 3 orang perwakilan

siswa dari setiap sekolah di wilayah kerja Puskesmas Ciawi, belum pada

keseluruhan dokter kecil disetiap sekolah. Di samping itu, media yang

digunakan saat pelatihan yaitu slide power point. Berdasarkan hasil

wawancara dengan peserta yang pernah meikuti pelatihan bahwa media

yang digunakan saat pelatihan hanya menarik di bagian gambarnya saja,

tidak secara keseluruhan.

“Menarik tapi sedikit...” (KN)


“Menariknya digambarnya ka..” (MA)
Dikarenakan hal tersebut, peneliti merancang sebuah media yang

memuat banyak gambar dan dapat dibaca berulang-ulang oleh dokter

kecil. Peneliti pun meminta pendapat mengenai media yang mereka lebih

suka. Pilihan yang diberikan hanya terbatas kepada media cetak

mengingat adanya keterbatasan apabila dimasukkan pilihan media

elektronik. Peneliti memberikan pilihan yaitu buku cerita, leaflet dan

poster. Keseluruhan informan memilih buku cerita.

“Baca sendiri ka, yang buku cerita” (AA)


99

“Pilih baca sendiri ka yang buku cerita.” (KN)


“Lebih suka baca sendiri ka, tapi yang buku cerita” (MA)
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih untuk meneliti

rancangan media buku cerita bergambar dokter kecil pada keseluruhan

dokter kecil di SD Telukpinang 03, Kabupaten Bogor.

5.4.3 Pelaksanaan Uji Coba Media

Pada saat pelaksanaan uji coba media, responden dokter kecil

dibagi menjadi tiga kloter yang dibagi menjadi 2 hari. Pada hari pertama

memuat 1 kloter dan pada hari kedua memuat 2 kloter. Untuk kloter

pertama memuat 15 orang dokter kecil. Pada kloter kedua memuat 13

orang dokter kecil, sedangkan pada kloter ke tiga memuat 12 orang dokter

kecil. Uji coba dilakukan selama 70 menit yang terbagi atas 5 menit

pengenalan dan sosialisasi, 10 menit pengisian pretest, 40 menit

pembacaan media buku cerita bergambar dokter kecil, 10 menit pengisian

posttest, 5 menit pengisian kuesioner uji coba dan penutup.

Setelah dokter kecil masuk kelas, peneliti menjelaskan maksud

kedatangan ke sekolah kemudian membagikan lembar kuesioner pretest.

Selanjutnya, membagikan buku cerita bergambar dokter kecil dan

menginstruksikan cara membacanya yakni dengan tidak terburu-buru dan

dipahami alur cerita dan informasi yang terdapat dalam buku tersebut.

Setelah itu, dokter kecil kembali dibagikan kuesioner posttest dilanjutkan

dengan kuesioner uji coba. Peneliti pun menjelaskan kuesioner uji coba
100

sebelum diisi oleh responden. Yang terakhir adalah pemberian gift untuk

responden dan salam penutup.

5.5 Evaluasi Rancangan Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

Pada tahap evaluasi buku cerita bergambar dokter kecil melibatkan

keseluruhan dokter kecil SD Negeri Telukpinang 03 sebagai responden. Evaluasi

yang dilakukan terdiri dari evaluasi konten buku cerita bergambar dan evaluasi

pengetahuan dokter kecil.

5.5.1 Evaluasi Konten Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

Evaluasi pada konten buku cerita bergambar dokter kecil dibagi

menjadi empat bagian, yaitu isi materi, tampilan, komunikasi visual dan

kemanfaatan. Penilaian isi materi memiliki lima indikator yaitu ketepatan

gambar yang digunakan untuk kejelasan materi, kesesuaian media dengan

kebenaran materi, urutan penyajian materi, materi mudah dimengerti dan

kedalaman materi yang ditampilkan. Untuk penilaian tampilan desain

mencakup tiga indikator yaitu tata letak teks dan gambar, kesesuaian

pemilihan warna, dan ukura teks dan huruf dapat terbaca. Untuk penilaian

komunikasi visual, terdiri dari empat indikartor yaitu komunikatif,

kesederhanaan, daya tarik media dan ketepatan penggunaan bahasa. Dan

aspek penilain yang terakhir adalah kemanfaatan dengan indikator

penilaian yaitu manfaat buku cerita. Adapun skala nilai yang diberikan
101

yaitu 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = sangat

baik.

Tabel 5.9 Evaluasi Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

Oleh Dokter Kecil SD Negeri Telukpinang 03


Aspek
No. Indikator Nilai
Penilaian

Ketepatan gambar yang digunakan untuk


4,18
kejelasan materi

Kesesuaian media dengan kebenaran materi 4,25


1. Isi Materi
Urutan penyajian materi 4,43

Materi mudah
4,63
Dimengerti

Tata letak teks dan gambar 4,45

2. Tampilan Kesesuaian pemilihan warna 4,20

Ukuran teks dan huruf dapat terbaca 4,53

Komunikatif 4,10

Komunikasi Kesederhanaan 4,20


3.
Visual Daya tarik media 4,20

Ketepatan penggunaan bahasa 4,55

4. Kemanfaatan Manfaat buku cerita 4,85


102

Pada aspek penilaian isi materi, terlihat bahwa indikator

ketepatan gambar yang digunakan untuk kejelasan materi mendapatkan

nilai 4,18 yang artinya buku cerita bergambar dokter kecil ini baik dalam

mengilustrasikan materi yang ingin disampaikan. Untuk indikator

kesesuaiaan media dengan kebenaran materi mendapat nilai 4,25 yang

artinya baik. Indikator urutan penyajian materi mendapat nilai 4,43 yang

artinya baik. Indikator materi mudah dimengerti mendapat nilai 4,63 yang

artinya baik.

Pada aspek penilaian tampilan desain, terlihat bahwa indikator

tata letak teks dan gambar mendapatkan nilaia 4,45 yang artinya buku

cerita bergambar ini baik. Indikator kesesuaian pemilihan warna

mendapat nilai 4,20 yang artinya baik, dan indikator ukuran teks dan

huruf dapat terbaca mendapat nilai 4,53 yang artinya baik.

Pada aspek komunikasi visual, terlihat bahwa indikator

komunikatif mendapat nilai 4,10 yang artinya baik, indikator

kesederhanaan mendapat nilai 4,20 yang artinya baik, indikator daya tarik

media mendapat nilai 4,20 dan indikator ketepatan penggunaan bahasa

meendapat nilai 4,55 yang artinya baik.

Pada aspek ke empat yaitu aspek kemanfaatan, indikator yang

dinilai yaitu manfaat buku cerita mendapatkan nilai 4,85 yang artinya

baik. Berdasarkan hasil penilaian keempat aspek tersebut, buku cerita


103

bergambar dokter kecil ini dinilai baik oleh dokter kecil di SD Negeri

Telukpinang 03.

Tabel 5.10 Evaluasi Konten Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

No. Konten Penilaian Nilai

1. Isi materi 4,37

2. Tampilan 4,39

3. Komunikasi visual 4,26

4. Kemanfaatan 4,85

Rata-rata 4,47

Disamping itu, terdapat beberapa saran yang dituliskan melalui

saran yang terdapat dalam kuesioner. Pada konten penilaian isi materi,

terdapat beberapa saran yang meminta untuk memasukkan materi lain

selain materi jajanan sehat dan P3K.

“Kak materinya mungkin lebih ditambah lagi, dan mungkin


manfaatnya ditambah.”
“Seharusnya tambah lagi ceritanya agar lebih menarik dan
materinya lebih banyak.”
“Lebih perbanyak ceritanya supaya lebih seru dan asik, tapi
banyak dan juga sederhana.”
Selain itu, terdapat beberapa saran mengenai tampilan desain

buku cerita bergambar. Beberapa dari dokter kecil menyarankan agar

tampilan gambar lebih baik lagi dan lebih baik lagi dalam pemilihan

warnanya.
104

“Kurang baik dalam tampilan gambar.”


“Sampul bukunya harus lebih menarik. Warnanya lebih
menarik. Gambar dan ceritanya lebih diperdalam. Cerita
harus lebih menarik.”
Disamping itu ada pula yang menyarankan agar tokoh yang

ditampilkan harus lebih berekspresi.

“Buku ini sangat menarik dan bermanfaat supaya lebih


menarik harus ada ekspresi.”
Untuk konten penilaian komunikasi visual, juga terdapat

tanggapan yang dituliskan mengenai indikator kesederhanaan dan daya

tarik media.

“Ada yang harus diperbaiki lagi yaitu kesederhanaannya dan


saya bisa mengerti. Dan semuanya sangat baik kecuali
kesederhanaan cukup baik.”
“Manfaat buku cerita ini baik. Buku ini mudah dimengerti.
Daya tariknya sangat baik. Buku ini perlu ditambah ceritanya
supaya buku ini mudah dimengerti.”
Untuk konten penilaian kemanfaatan buku cerita, terdapat

beberapa tanggapan dari sasaran.

“Harus lebih menarik lagi dan harus lebih bagus bermanfaat


bagi semua orang yang membaca bukunya.”
“Seharusnya buku cerita bergambar dokter kecil dibaca oleh
seluruh dokter kecil.”
“Kita dapat mengerti cara menjadi dokcil yang baik.”
Berdasarkan tanggapan tersebut, diketahui bahwa buku cerita

bergambar ini dapat dijadikan salah satu sumber pengetahuan bagi dokter

kecil untuk lebih baik lagi dalam melakukan tugasnya di sekolah.

5.5.2 Evaluasi Pengetahuan Dokter Kecil

Dalam media buku cerita bergambar dokter kecil, peneliti

membagi penilaian ke dalam tiga materi yang dibutuhkan oleh dokter


105

kecil, yaitu materi dokter kecil, jajan sehat dan pertolongan pertama pada

kecelakaan (P3K). Pada setiap materi, dibagi menjadi 5 pertanyaan.

Setiap 1 pertanyaan memiliki nilai 2.

Tabel 5.11 Evaluasi Pengetahuan Materi Dokter Kecil, Jajan Sehat dan

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan pada Dokter Kecil Di SD Negeri

Telukpinang 03

Nilai Pretest Nilai Posttest


Pngetahuan P value
Mean Min Max Mean Min Max

Dokter kecil 6,0 2,0 10 7,6 4,0 10 0.000

Jajan sehat 6,7 2,0 10 7,1 4,0 10 0.206

Pertolongan pertama 6,35 0 10 7,8 4,0 10 0,001

pada kecelakaan (P3K)


106

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Peneliti

Penelitian ini hanya menggambarkan tahapan rancangan media buku

cerita bergambar dokter kecil, namun tidak melihat efektivitas dari media

tersebut. Evaluasi media buku cerita bergambar ini hanya melihat penilaian

mengenai konten media yang dibagi ke dalam beberapa aspek penilaian serta

evaluasi terhadap perubahan pengetahuan sasaran setelah diberikan media.

6.2 Tahap Analisis (Analyze)

6.2.1 Analisis Sasaran

Analisis sasaran diperlukan untuk mengetahui gambaran sasaran

agar dapat menghasilkan media yang tepat. Dalam analisis sasaran, dibagi

berdasarkan faktor kognitif sosial menjadi analisis faktor personal,

analisis faktor lingkungan dan analisis faktor perilaku (Pajares, 2002).

Analisis juga merupakan salah satu langkah dalam desain-based research

(Wang & Hannafin, 2005).

106
107

6.2.1.1 Analisis Faktor Personal

Berdasarkan studi pendahuluan berupa wawancara kepada guru

UKS, diketahui bahwa dokter kecil sangat membutuhkan materi

mengenai jajan sehat dan P3K. Hal ini dikarenakan menurut guru

UKS masih banyak siswa yang jajan sembarangan dan belum

paham cara mengobati luka. Seharusnya, dokter kecil sudah

memahami materi tersebut mengingat sudah dilakukannya

pelatihan dokter kecil. Hal tersebut berkaitan dengan pelatihan

dokter kecil yang hanya diikuti oleh perwakilan saja dan media

pelatihan yang berupa slide power point.

6.2.1.2 Analisis Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mendukung terjadinya

perilaku. Dalam penelitian rancangan media buku cerita

bergambar dokter kecil, yang menjadi faktor lingkungan adalah

paparan media yang digunakan saat pelatihan, kondisi UKS dan

kondisi kantin sekolah. Faktor media saat pelatihan dokter kecil

menjadi pertimbangan dalam pemilihan media. Sedangkan

kondisi UKS dan kantin sekolah menjadi pertimbangan dalam

pembuatan isi media.

Media yang digunakan dalam pelatihan dokter kecil

yaitu media power point. Media ini memiliki beberapa

keterbatasan diantaranya materi tidak dapat diulang-ulang


108

membacanya layaknya buku cerita bergambar. Selain itu,

terdapat keterbatasan sarana untuk menggunakan media ini di

sekolah dasar. Membaca cerita bergambar dapat meningkatkan

kemampuan imajinasi anak-anak. Kemampuan imajinasi anak

dalam membayangkan suatu kejadian dalam cerita dapat lebih

terasah, dibanding bila anak disuguhi tayangan berbentuk audio

visual semisal tayangan di televisi (Shabrina, Wikan &

Soetopo).

UKS merupakan bagian dari substansi manajemen

layanan khusus yang bergerak dalam bidang kesehatan sekolah.

Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya dibuat

untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta

dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah

(Rahmawati, Soetopo & Maysaroh, 2015). Berdasarkan hasil

observasi, UKS SD Negeri Telukpinang 03 sudah cukup baik

namun kotak P3K yang ada belum terlalu lengkap isinya. Hanya

memuat obat sakit perut dan kassa perban saja. Namun menurut

penuturan guru UKS hal tersebut terjadi lantaran UKS baru saja

dibersihkan dan dicek barang-barang yang sudah habis masa

pakainya.

Selain kondisi UKS, faktor lingkungan juga terdapat .

pada kondisi kantin sekolah. Berdasarkan hasil observasi, kantin


109

sekolah banyak sekali menjual makanan manis seperti es krim,

permen-permen, biskuit, mi instan dan masih banyak lagi. Akan

tetapi lingkungan jajan di luar sekolah juga harus mendapatkan

perhatian karena banyak pedagang yang menjual jajanan tidak

sehat. Tentu hal ini sudah diluar pengawasan oleh guru dan harus

terdapat kesadaran dalam individu itu sendiri.

6.2.1.3 Analisis Faktor Perilaku

Dalam teori kognitif sosial, faktor personal,

lingkungan dan perilaku juga saling mempengaruhi (Pajares,

2002). Berdasarkan hasil wawancara dengan ahli materi, jajan

sembarangan yang dilakukan siswa ini dikarenakan terdapat

banyak penjual di sekitar sekolah, terutama sekolah negeri.

Farnsworth dan Dunoskovich pada tahun 2001

menemukan fakta bahwa anak yang dilatih keterampilan

berkonsumsi lebih baik dan lebih sehat daripada yang tidak

terlatih (Triwijayanti, et al. 2016).

Adapun usulan yang diusulkan oleh instansi

Pemerintah adalah pembuatan materi pendidikan jajanan sehat

untuk anak sekolah.Materi pendidikan untuk anak sekolah dan

orang tua harus mencakup faktor ragam jajanan, jajanan yang

berbahaya, dan dampak jajanan bagi kesehatan anak

(Triwijayanti, et al. 2016).


110

6.2.2 Analisis Tujuan

Buku cerita bergambar yang dihasilkan dari penelitian

rancangan media buku cerita bergambar dokter kecil SD Negeri

Telukpinang 03 di Kabupaten Bogor adalah untuk menambah

pengetahuan dokter kecil.

6.2.3 Analisis Pengembangan Sasaran

Sasaran harus dapat melakukan apa yang telah diarahkan dalam

media yang telah dibuat. Dalam hal ini, harus terjadi peningkatan

pengetahuan, tingkah laku dan keahlian (Aldoobie, 2015). Media buku

cerita bergambar dokter kecil ini harus mampu mengembangkan

kemampuan sasarannya. Namun, pada pengembangan sasaran media

buku cerita bergambar hanya melihat peningkatan pengetahuan.

6.3 Tahap Desain (Design)

Tahap selanjutnya setelah melakukan analisis adalah

memvisualisasikannya ke dalam buku cerita bergambar. Kesatuan desain, cerita

dan visual adalah yang terpenting dalam sebuah karya seni. Dalam buku ilustrasi

cerita, desain dan cerita sangat terhubung satu sama lain. Tidak ada elemen dari

buku cerita yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan dengan elemen lain,

semua hal dalam buku cerita saling berfungsi dan berhubungan (Wijaya).
111

Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan cerita bergambar

adalah penokohan. Dari penokohan tersebut, media buku cerita bergambar dokter

kecil ini memuat tiga orang tokoh dokter kecil yang dibagi ke dalam dua cerita.

Satu orang dokter kecil pada cerita jajanan sehat dan dua orang dokter kecil pada

cerita pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Tokoh dokter kecil ini dipilih

dikarenakan sasaran dari buku cerita ini adalah dokter kecil SD Negeri

Telukpinang 03.

Awal mula cerita dari buku cerita bergambar ini bermula dari adanya

pemilihan dokter kecil di sekolah. Pada cerita ini, ditambahkan pengetahuan

mengenai apa itu dokter kecil dan tugas-tugas dokter kecil sesuai dengan trias

UKS. Cerita yang kedua yakni mengenai jajan sehat. Dalam cerita ini,

digambarkan dengan perbandingan antara dokter kecil yang jajan sehat di kantin

sekolah dan temannya yang tidak sehat. Selain itu, ditambahakan pula

pengetahuan mengenai tips jajan sehat di sekolah dan macam-macam jajanan

sehat di sekolah.

Cerita berikutnya yaitu mengenai P3K. Pada cerita ini, digambarkan

situasi siswa yang sedang bermain bola, termasuk juga dokter kecil. Ditengah

permainan, salah seorang temannya jatuh dan terluka di bagian kaki dan tangan.

Dokter kecil didampingi guru UKS membantu mengobati luka tersebut. Dalam

cerita ini ditambahkan mengenai pengetahuan cara tepat obati luka.

Selain pengetahuan, buku cerita juga menampilkan efikasi diri dokter

kecil dalam melaksanakan tugasnya. Pada cerita jajanan sehat, terlihat dokter
112

kecil memberikan contoh dan nasihat kepada temannya yang jajan sembarangan.

Sedangkan pada cerita P3K, menampilkan efikasi diri dokter kecil dalam

melaksanakan tugasnya yaitu mengobati luka pada temannya didampingi guru

UKS.

Tampilan desain buku cerita bergambar dibuat dalam ukuran A5 dengan

dengan tampilan landscape. Tampilan ini dimaksudkan agar buku ini mudah

untuk dibawa karena ukurannya yang tidak terlalu besar. Sedangkan untuk hasil

cetak menggunakan kertas artcarton 190 gr. Ini dimaksudkan agar kertas tidak

mudah sobek dan rusak.

Pemilihan warna yang digunakan dalam buku cerita ini menggunakan

warna yang cerah. Warna yang digunakan pada desain buku terutama pada

ilustrasi disesuaikan dengan latar belakang cerita serta suasana kegiatan yang

sedang berlangsung. Warna yang digunakan untuk mendesain buku anak baiknya

bersifat dekoratif dan cerah (Mayandra & S.). Tetapi terjadi perbedaan antara

warna saat pembuatan media dalam komputer dengan media yang sudah dicetak.

Tingkat kontras media saat sudah dicetak menjadi lebih gelap dibandingkan saat

diedit.

Pada teks dan huruf yang digunakan dalam buku cerita ini, terpilihlah

jenis huruf SMARTKID. Jenis huruf ini dapat diunduh dari internet dan bukan

jenis huruf bawaan dari software adobe photoshop. Hal ini dilakukan agar variasi

pemilihan jenis huruf menjadi lebih beragam dan tepat untuk menggambarkan
113

situasi dalam cerita. Jenis huruf ini juga sederhana, jelas tetapi tetap mengandung

unsur dekoratif.

Dalam buku cerita bergambar dokter kecil ini, ditambahkan gambar asli

atau gambar yang berbentuk bitmap agar mempermudah sasaran dalam

memahami isi. Gambar tersebut digunakan pada halaman penjelasan makanan

sehat di sekolah dengan menampilkan gambar asli makanan. Hal ini bertujuan

agar sasara tidak salah dalam memahami isi. Apabila menggunakan gambar

vektor/kartun dikhawatirkan terjadi kesalahpahaman pada sasaran. Disamping

itu, pengggunaan gambar yang merupakan gambar asli (foto) menarik perhatian

pengunjung, membatu mempermudah dan mengingat pesan yang disampaikan

(Amalia, 2013).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Levie & Levie (1975)

menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik

untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan

menghubungkan fakta dan konsep (Anwariningsih).

6.4 Tahap Pengembangan (Development)

Pada tahap pengembangan ini terdapat kolaborasi antara praktisi/ahli

dengan peneliti, dalam hal ini ahli melibatkan ahli media dan materi (Wang &

Hannafin, 2005). Ahli media dan materi dilibatkan dalam perbaikan media

sebelum akhirnya peneliti memberikan media kepada sasaran.


114

Pada pemilihan bentuk teks cerita pada buku cerita bergambar dokter

kecil mengalami perubahan yang sangat signifikan. Pada rancangan semula, teks

cerita disajikan dalam bentuk narasi yang terkesan seperti materi yang

dipindahkan dalam buku cerita bergambar. Setelah mendapatkan masukkan dari

ahli media, bentuk teks cerita diubah menjadi bentuk percakapan. Hal ini

dimaksudkan agar sasaran yang merupakan anak sekolah dasar tidak mudah

bosan dan lelah dalam membacanya. Dengan memparafrasekan wacana dialog

dalam bentuk sajian yang sederhana, yakni berupa percakapan sehari-hari

diharapkan dapat menarik antusiasme dan membuat siswa aktif dalam

pembelajaran, serta membangkitkan motivasi mereka dalam kegiatan

pembelajaran yang dalam hal ini pembelajaran mengenai kesehatan (Ratnasari,

Sumarwati & Suwandi, 2016).

Warna juga merupakan hal yang penting dan mengalami perubahan

yang cukup signifikan dalam media buku cerita bergambar dokter kecil. Warna

yang ditampilkan sebelumnya memiliki saturasi yang cukup gelap. Berdasarkan

saran ahli media, sebaiknya warna diubah menjadi warna yang lebih cerah

Pemilihan warna yang digunakan harus kontras dalam satu halaman agar dapat

menarik sasaran.

Review dari ahli materi terdapat perubahan pada teks tugas dokter

kecil. Semula tugas dokter kecil tidak dikelompokan berdasarkan trias UKS dan

dapat membingungkan dokter kecil. Akhirnya tugas dokter kecil disusun

berdasarkan trias UKS.


115

Selain itu, terdapat penambaan sedikit materi mengenai cuci tangan

atas saran ahli materi. Perintah cuci tangan sebelum makan merupakan faktor

yang sangat penting sehingga harus dimasukkan ke dalam buku cerita bergambar.

Berdasarkan fenomena yang ada terlihat bahwa anak-anak usia sekolah

mempunyai kebiasaan kurang memperhatikan perlunya cuci tangan dalam

kehidupan sehari-hari, terutama ketika di lingkungan sekolah (Purwandari,

Ardiana & Wantiyah, 2013).

6.5 Tahap Implementasi (Implementation)

Pada penelitian ini melibatkan seluruh dokter kecil yang ada di SD

Negeri Telukpinang 03 sebanyak 40 orang dokter kecil. Keseluruhan dokter kecil

ini dilibatkan dengan alasan bahwa seluruh dokter kecil harus mendapatkan

pengetahuan yang terdapat dalam buku cerita bergambar dokter kecil. Dokter

kecil tersebut berasal dari kelas 4 dan 5.

Keseluruhan dokter kecil ini dibagi menjadi tiga kloter dalam tahap uji

coba media. Hal ini dikarenakan jumlah media yang terbatas dan meminimalisir

sasaran meniru jawaban temannya apabila dilakukan dalam satu kloter dalam

satu kelas. Pada saat pelaksanaan uji coba media, responden dokter kecil dibagi

menjadi tiga kloter yang dibagi menjadi 2 hari. Pada hari pertama memuat 1

kloter dan pada hari kedua memuat 2 kloter. Untuk kloter pertama memuat 15

orang dokter kecil. Pada kloter kedua memuat 13 orang dokter kecil, sedangkan

pada kloter ke tiga memuat 12 orang dokter kecil. Uji coba dilakukan selama 70
116

menit yang terbagi atas 5 menit pengenalan dan sosialisasi, 10 menit pengisian

pretest, 40 menit pembacaan media buku cerita bergambar dokter kecil, 10 menit

pengisian posttest, 5 menit pengisian kuesioner uji coba dan penutup.

Pada saat pemberian media buku cerita dokter kecil, sasaaran terlihat

antusias. Namun, saat membaca buku cerita, ada enam orang anak yang izin

keluar untuk menandatangani tugas pelajaran sebelumnya sehingga terjadi

penambahan waktu sekitar 5 menit. Di samping itu, terdapat kekeliruan siswa

saat menjawab dengan tidak terjawabnya beberapa soal dalam lembar pretest dan

segera diketahui oleh peneliti sehingga dokter kecil tersebut diminta untuk

mengisi pertanyaan yang belum terjawab.

6.6 Tahap Evaluasi (Evaluation)

Cara evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif satu per satu.

Proses evaluasi ini berdasarkan penilaian setiap komponen yang digunakan untuk

melihat apakah keefektifan suatu komponen dan mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan dari komponen tersebut (Aldoobie, 2015). Dikarenakan hal tersebut,

cara evaluasi ini dianggap tepat dalam penelitian ini mengingat evaluasi

dilakukan kepada masing-masing peserta secara satu per satu.

Pada tahap evaluasi dibagi menjadi dua penilaian yaitu penilaian

konten media dan penilaian pengetahuan sasaran setelah diberikan media buku

cerita bergambar dokter kecil. Adanya tahapan evaluasi dalam rangkaian


117

kegiatan perancangan bertujuan untuk dapat dilakukannya verifikasi hasil

rancangan sementara yang telah dicapai, sehingga dengan demikian selain

membuka peluang untuk dilakukannya perbaikan/penyempurnaan pada hasil

rancangan tersebut, juga dapat dimanfaatkan sebagai dasar mengukur

pengetahuan yang diharapkan pada sasaran (Said, Cahyadi & Arifin).

6.6.1 Evaluasi Konten Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

Penilaian media buku cerita bergambar dokter kecil dibagi

berdasarkan empat aspek yaitu isi materi, tampilan, komunikasi dan

kemanfaatan.

Media buku cerita bergambar dokter kecil secara keseluruhan

dinilai baik oleh sasaran. Pada aspek penmilaian isi materi, indikator yang

mendapat nilai lebih besar dibandingkan indikator lainnya adalah

kemudahan materi dalam media untuk dimengerti. Sedangkan indikator

dengan nilai terendah dalam aspek penilaian isi materi adalah ketepatan

gambar yang digunakan untuk menjelaskan materi yang bernilai 4,18

namun masih dinilai baik oleh sasaran.

Pada aspek penilaian tampilan, indikator dengan penilaian

tertinggi adalah pada ukuran teks dan huruf dapat terbaca yang mendapat

nilai 4,53 dan dinilai baik oleh sasaran. Huruf yang digunakan dalam

media buku cerita bergambar dokter kecil yaitu font SMARTKID. Jenis

huruf ini dipilih karena mudah terbaca, jelas dan sederhana namun tetap

terlihat indah. Menurut Aryani dalam Amalia (2013) penggunaan huruf


118

yang tidak kaku dan rumit membantu dalam mempermudah orang untuk

membaca. Untuk nilai terendah pada aspek tampilan, tertuju pada

indikator kesesuaian pemilihan warna yang mendapatkan nilai 4,20 dan

masih dinilai baik oleh sasaran.

Pada aspek komunikasi visual, mendapatkan nilai tertinggi pada

indikator ketepatan penggunaan bahasa yang mendapat nilai 4,55 dan

bernilai baik. Sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada indikator

komunikatif mendapat nilai 4,10 yang masih bernilai baik.

Pada aspek terakhir yaitu kemanfaatan media, mendapat nilai

cukup tinggi yaitu 4,85 yang artinya media ini dinilai baik untuk

memberikan manfaat kepada sasaran.

6.6.2 Evaluasi Pengetahuan Dokter Kecil

Hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan dokter kecil

setelah membaca buku cerita bergambar dokter kecil terdapat perbedaan

pada materi tertentu yaitu materi dokter kecil dan P3K. Pada hasil

pengetahuan, menggunakan dua jenis uji karena ada variabel materi yang

berdistribusi normal dan berdistribusi tidak normal. Untuk data yang

berdistribusi normal menggunakan uji independent t-test sedangkan

untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji wilcoxon.

Pada variabel materi dokter kecil dan jajan sehat, data tidak

berdistribusi normal. Untuk itu, digunakan uji wilcoxon dengan hasil sig.
119

0,000 yang artinya terdapat perbedaan pengetahuan yang lebih baik

antara pretest dan posttest pada materi dokter kecil. Namun, pada materi

jajan sehat, didapatkan hasil sig. 0,206 yang artinya tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest.

Adapun beberapa penyebab data tidak signifikan diantaranya

adalah adanya outliers, model yang tidak sesuai, ukuran sampel kecil,

pengaruh variabel intervening, prasyarat analisis tidak dipenuhi,

perbedaan konteks, alat ukur yang kurang valid atau reliabel dan adanya

penyebab lain (Widhiarso, 2011). Pada penelitian ini, penyebab data tidak

signifikan adalah dikarenakan peningkatan pengetahuan sangat tipis. Hal

tersebut bisa dikarenakan alur cerita dalam cerita jajan sehat cukup rumit

dan membingungkan siswa. Pada umumnya, anak-anak kecil sulit

mengikuti cerita yang mempunyai plot yang berliku-liku, jalan cerita

yang rumit dengan bahasa yang abstrak (Sutresna, Rasna & Binawati,

2012). Pada buku cerita bergambar dokter kecil ini, alur yang dapat

membingungkan sasaran terdapat pada halaman 12 dan 13. Pada halaman

tersebut, alur cerita yang semula siswa bertemu di kantin kemudian

berubah menjadi penjelasan jajan sehat di sekolah pada halaman

setelahnya.

Pada variabel materi P3K, diketahui data berdistribusi normal.

Untuk itu, digunakan uji independent t-test dengan hasil sig. 0,001 yang
120

artinya terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan antara pretest

dan posttest pada materi P3K.


121

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan Penelitian Rancangan Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

Media buku cerita bergambar dokter kecil ini dirancang berdasarkan

hasil analisis kebutuhan media. Analisis tersebut meliputi analisis sasaran yang

mencakup analisis faktor personal, lingkungan dan perilaku, analisis tujuan dan

analisis pengembangan sasaran. Dari hasil analisis kebutuhan media didapatkan

informasi berupa sebagian besar siswa memiliki gaya belajar visual. Selain itu

dokter kecil membutuhkan informasi mengenai jajan sehat di sekolah dan P3K.

Untuk itu, media ini dirancang karena media sebelumnya dinilai belum efektif

untuk dokter kecil.

Pada tahap desain dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan media

dengan membuat rancangan storyboard terlebih dahulu secara manual. Terdapat

tiga bagian cerita dalam satu buku cerita bergambar yaitu cerita dokter kecil, jajan

sehat dan P3K. Pada cerita jajan sehat mengandung himbauan pesan rasional.

Pada tahap pengembangan, ada beberapa perubahan yang signifikan

yaitu perubahan pada teks cerita, pemilihan warna, penomoran halaman, dan

keefektifan kalimat. Selanjutnya, media diperlihatkan kepada sasaran. Tahap


122

implementasi media pun berjalan cukup kondusif dan sasaran terlihat antusias

dalam membaca buku cerita bergambar.

Untuk evaluasi buku cerita bergambar, diketahui bahwa media ini

secara keseluruhan dinilai baik oleh sasaran dengan total rata-rata nilai 4,47 dari

rentang 1 hingga 5. Pada evaluasi pengetahuan, buku cerita bergambar ini dapat

memberikan peningkatan pengetahuan yang signifikan terhadap sasaran pada

materi dokter kecil dan P3K dengan masing-masing nilai pvalue 0,000 dan 0,001.

Sedangkan pada materi jajan sehat, buku cerita bergambar ini tidak dapat

memberikan peningkatan yang signifikan dengan nilai pvalue 0,206. Hal ini bisa

disebabkan oleh jumlah soal atau sasaran yang terlalu sedikit, atau peningkatan

nilai terlalu tipis sehingga tidak signifikan.

7.2 Saran Penelitian Rancangan Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil

7.2.1 Bagi Sekolah

Media ini dapat diperbanyak dan dibagikan kepada dokter kecil di

sekolah.

7.2.2 Bagi UPT Puskesmas Ciawi

Media ini dapat digunakan dalam pelatihan dokter kecil.

7.2.3 Bagi Peneliti Lainnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti lanjutan dari penelitian ini

yaitu meneliti efektifitas media buku cerita bergambar dokter kecil dan

melengkapi penelitian yang telah ada.


DAFTAR PUSTAKA

Adipta, Hendra, Maryaeni, dan Muakibatul Hasanah. 2016. “Pemanfaatan Buku Cerita

Bergambar Sebagai Sumber Bacaan Siswa SD.” Jurnal Pendidikan: Teori,

Penelitian, dan Pengembangan 1 (5): 989-992.

Aldoobie, Nada. 2015. "ADDIE Model." American International Journal of

Contemporary Research V (6): 68-72.

Alfin, Jauharoti. t.thn. “Analisis Karakteristik Siswa Pada Tingkat Sekolah Dasar.”

Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam) 190-

2015.

Amalia, Icca Stella. 2013. “Evaluasi Media Poster Hipertensi Pada Pengunjung

Puskesmas Talaga Kabupaten Majalengka.” Jurnal Kesehatan Masyarakat 1-

8.

Anwariningsih, Sri Huning. t.thn. “Unsur Estetika Dalam Perancangan Media

Pembelajaran Berbasis Karakter Untuk Mata Pelajaran TIK Siswa Sekolah

Dasar (SD).” 13-24.

Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. Depok:

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

123
124

Ashari, Indah Mawar. 2017. “Evaluasi Komik Pencegahan Anemia Gizi Besi Pada

Remaja Putri Di SMAN 09 Depok Tahun 2017.” Skripsi, Fakultas Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Bachri, Bachtiar S. 2010. “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada

Penelitian Kualitatif.” Jurnal Teknologi Pendidikan 10: 46-62.

Bandura, Albert. 1989. "Social Cognitive Theory." Annals of Child Development (JAI

Press) VI: 1-60.

Bandura, Albert. 1999. "Social Cognitive Theory: An Agentic Perspective." Asian

Journal of Social Psychology 21-41.

—. n.d. Social Learning Theory. New Jersey: Prentice-Hall.

Branch, R. M., dan T J Kopcha. 2014. “Model Desain Pembelajaran.” Dalam

Handbook Penelitian tentang Komunikasi Pendidikan dan Teknologi.

Ciawi, UPT Puskesmas. 2017. “Rencana Pelaksanaan Kegiatan Program

Pengembangan UPT Puskesmas Ciawi Tahun 2017.” Bogor.

Danks, Shelby. 2011. "The ADDIE Model: Designing, Evaluating Instructional Coach

Effectiveness." ASQ Primary and Secondary Education Brief IV (5).

Dirgantara , Ria Candra, Syifa Chairunnisa, Sinta Marlina, dan S. A. Nugraheni. 2013.

“Kartu Dokter Kecil Keluarga Indonesia (Dokkelin) Sebagai Media Permainan


125

Edukatif Untuk Anak Usia Sekolah Dasar.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa III (1):

7-10.

Djaali, dan Pudji Muljono. t.thn. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan.

Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gilakjani, Abbas Pourhossein. 2012. "Visual, Auditory, Kinaesthetic Learning Styles

and Their Impacts on English Languange Teaching." Journal of Studies in

Education II (1): 104-113. www.macrothink.org/jse.

Gilakjani, Abbas Pourhossein, dan Seyedeh Masoumeh Ahmadi. 2011. “The Effect Of

Visual, Auditory, Kinaesthetic Learning Styles On Languange Teaching.”

International Conference on Social Science and Humanity 469-472.

Groenendijk, Talita, Tanja Janssen, Gert Rijlaarsdam, and Huub van den Bergh. 2013.

"The Effect Of Observational Learning On Students' Performance And

Motivation In Two Cretive Domains." British Journal of Educational

Psychology 35-47.

Gustina, Eni. 2017.

http://depkes.go.id/resources/download/bahan_rakerkesnas_2017/Direktorat%

20Kesehatan%20Keluarga,%20Ditjen%20Kesmas.pdf.

Isnainii, Zizah Azizah. 2017. Diakses Mei 2018. https://kupdf.com/download/teori-

albert-bandura_59d0f6ca08bbc53062687060_pdf.
126

Jannah, Zuhrotul. 2016. “Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Karies

Gigi Melalui Media Buku Cerita Bergambar dan Leaflet Terhadap

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kabupaten Malang.”

Publikasi Ilmiah, Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, Surakarta.

Juhazren, Junaidi, dan Nur Suhaila Binti Misrom. t.thn. “Pembinaan Modul

Pembelajaran Kendiri (MPK) Bagi Perisian Makromedia Authorware 7

Berasakan Teori Konstruktivisme.” Fakulti Pendidikan , Universiti Teknologi

Malysia.

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Empat Kementrian Dialog dengan Pemenang Lomba

Sekolah Sehat. Agustus 19. Accessed Juli 11, 2017.

http://www.depkes.go.id/article/view/16081900002/empat-kementerian-

dialog-dengan-pemenang-lomba-sekolah-sehat.html.

—. 2011. Pedoman Pelatihan Dokter Kecil. Jakarta.

Komala, Lukiati, Evi Novianti, dan Priyo Subekti. 2014. “Strategi Pemilihan Media

Promosi Kesehatan Dalam Penanggulangan HIV/AIDS Di Kabupaten Garut.”

Acta Diurna X (2).

Kurniawan, Arif, Elviera Gamelia, dan Agnes Fitria Widiyanto. 2014. “Pengaruh

Pelatihan Pembuatan Media Cetak Kesehatan Lingkungan Terhadap


127

Pengetahuan Dan Keterampilan Mahasiswa UKM Plakat Jurusan Kesehatan

Masyarakat Unsoed.” Kesmasindo VII: 39-45.

Kusumawardhani, Atari. 2015. Cara Tepat Obati Luka Terbuka. 18 November.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20151117183817-258-92282/cara-

tepat-obati-luka-terbuka.

Lestari, Indah Dian, Yanti Ernalia, dan Tuti Restuastuti. 2016. “Gambaran Status Gizi

Pada Siswa Sekolah Dasar Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.” JOM

FK III (2): 1-14.

Lung, Sinta Tan. 2017. “Pengembangan Buku Cerita BErgambar Berbasis Pendidikan

Seks Untuk Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD.” Skripsi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Univrsitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Mayandra, Natasha , dan Riama Maslan S. t.thn. “Perancangan Media Buku Cerita

Bergambar "Kotak Makan Dimi" Untuk Anak Usia 7-10 Tahun.” Jurnal

Tingkat Sarjana Seni Rupa dan Desain (1).

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi . Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta.
128

Nurafifah, Dian. 2015. “Pemberdayaan Siswa Sebagai Dokter Kecil Terhadap

Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SD

N Tlogohaji 1 Kabupaten Bojonegoro.” Motorik 36-43.

Pajares, Frank. 2002. “Overview Of Social Cognitive Theory and Of Self Efficacy.”

http://www.emory.edu/EDUCATION/mfp/eff.html.

Perdana, N.W.N.L, N.N Ayuningsih, dan I Widiastuti. t.thn. “Pengaruh Peer Group

Tutorial Terhadap Perilaku Jajan Sehat Siswa Kelas 3 Di SD Islam

Hidayatullah Denpasar Selatan.” (Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana).

Prasetyo, Yoyok Bekti, Atok Miftachul Hudha, dan Wahyu Tisna Mayangsari. 2014.

“Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan

Derajat Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Lombok Timur.” Jurnal

Kedokteran Yarsi 102-113.

Purwandari, Retno, Anisah Ardiana, dan Wantiyah. 2013. “Hubungan Antara Perilaku

Mencuci Tangan Dengan Insiden Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Kabupaten

Jember.” Jurnal Keperawatan 122-130.

Puspitasari, Mira Rizkia. 2017. “Rancangan Aplikasi Permainan Kesehatan Gigi Untuk

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Roudlatul Jannah Depok Tahun 2017.” Skripsi,

Depok.
129

Rahmawati, Elya Indah, Hendyat Soetopo, dan Maisyaroh. 2015. “Manajemen Usaha

Kesehatan Sekolah.” Manajemen Pendidikan XXIV (6): 571-577.

Ratnasari, Ika, Sumarwati, dan Sarjiwi Suwandi. 2016. “Peningkatan Kemampuan

Menulis Narasi Dengan Teknik Parafrase Wacana Dialog: Penelitian Tindakan

Kelas Pada Siswa Sekolah Dasar.” BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa,

Sastra Indonesia dan Pengajarannya IV (2): 77-98.

Rosyidah, Cholifatur. 2015. “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Perilaku

Anak Sekolah Dasar Mengenai Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Status Gizi

Di SD Negeri Kudu 02 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.” Fakultas Ilmu

Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Rozalena, Agustin, dan Sri Komala Dewi. 2016. Panduan Praktis Menyusun

Pengembangan Karier dan Pelatihan Karyawan. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Said, Abdul Aziz, Dian Cahyadi, dan Irfan Arifin. t.thn. “Struktur Media Pembelajaran

Dalam Perspektif Desain Komunikasi Visual.”

http://eprints.unm.ac.id/4186/1/Struktur%20Media%20Pembelajaran.pdf.

Shabrina, Haidi, Daniar Wikan, dan Godham Eko Saputro. t.thn. “Perancangan Media

Sosialisasi Buku Cerita Bergambar Berbentuk Pop Up Untuk Kesehatan Mulut


130

Dan Gigi Pada Anak-Anak Usia Pra Sekolah Di Kota Semarang.” Fakultas Ilmu

Komputer, Universitas Dian Nuswantoro.

Shinta, Juliany. 2015. “Peranan Pelatihan dan Pengembangan Dalam Meningkatkan

Kinerja Karyawan PT Pos Indonesia (Persero) Palembang.” Tesis, Politeknik

Negeri Sriwijaya .

Soares, Lauren, Lucas Malo, and Max Brodsky . 2017. "ADDIE Overview." (Brandeis

University Department of Community Service).

n.d. "Social Cognitive Theory." A Division of Information Technology Services,

Minnesota State University. Accessed September 27, 2017.

https://www.mnsu.edu/its/academic/socialcognitivetheory-2.pdf.

Soejono, dan Abdurrahman. 2005. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Solang, Sesca Diana, Nansy Losu, dan Naomy Marie Tando. 2016. Promosi Kesehatan

untuk Mahasiswa Kebidanan. Bogor: Penerbit In Media.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R & D . Bandung: Alfabeta.

Suparno, Paul. 2006. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius.

Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.


131

Suryaningrum, Cahyaning. 2015. “Model Pembelajaran Kognisi Sosial untuk

Meningkatkan Efikasi Diri Anak Panti Asuhan.” Seminar Psikologi &

Kemanusiaan 59-64.

Sutresna, Ida Bagus, I Wayan Rasna, dan Ni Wayan S. Binawati. 2012. “Cerita Asing

yang DIgemari Anak SD: Sebuah Kajian Unsur Intrinsik.” Jurnal Ilmu Sosial

dan Humaniora I (2): 92-101.

Syaodih, Ernawulan. t.thn. “Perkembangan Kognitif Anak Pra Sekolah.”

Perkembangan Kognitif Anak.

Tarsidi, Didi. t.thn. “Teori Kognitif Sosial Albert Bandura.” Universitas Indonesia.

Triwijayanti, Anna, Etsa Astridya Setiyati, Yudi Setianingsih, dan Maria Lucia

Luciana. 2016. “Anak Dan Jajanan Sekolah: Program Pemberdayaan

Kesehatan Anak Sekolah Dalam Perspektif Pemerintah Daerah.” Jurnal MKMI

XII (3): 170-180.

Utari, Weni, Arneliwati, dan Riri Novayelinda. t.thn. “Efektifitas Pendidikan

Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga Tentang Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (ISPA).” 1-7.

Wang, Feng, and Michael J. Hannafin. 2005. "Design-Based Research and

Technology-Enhanced Learning Environments." Educational Technology


132

Research and Development (Springer) LIII (4): 5-23. Accessed February 13,

2011. http://www.jstor.org/stable/30221206.

2009. "What's Your Learning Style?" Accessed December 2017.

https://www.schoolonwheels.org/pdfs/3121/Learning-Styles.pdf.

Widhiarso, Wahyu. 2011. “Metodologi Penelitian Pendidikan Kesehatan.” 7 Juni.

www.widhiarso.staff.ugm.ac.id.

Wijaya, Priska. t.thn. “Perancangan Buku Ilustrasi Anak Berjudul Kerajaan Fantasi

Indonesia Bertema Gotong Royong.” Fakultas Seni dan Desain, Universitas

Kristen Petra.

Yudistira, Grace Marina. t.thn. “Perancangan Buku Cerita Fiktif Bergambar

Dwibahasa Bertema Petualangan 'Make Your Own Story'.” (Universitas

Kristen Petra).
LAMPIRAN
Lampiran 1
(TAHAP ANALISIS)
Pedoman Wawancara Mendalam Informan Dokter Kecil yang Pernah Mengikuti
Pelatihan Dokter Kecil

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM


INFORMAN DOKTER KECIL YANG PERNAH MENGIKUTI PELATIHAN

A. Review pelatihan dokter kecil yang telaah diikuti


1. Apakah benar pernah mengikuti kegiatan pelatihan dokter kecil yang
diselenggarakan Puskesmas Ciawi?
2. Apakah masih ingat materi yang disampaikan? Jika iya, materi apa saja yang
masih diingat?
3. Apakah masih ingat siapa yang membawakan materinya?
B. Ketertarikan Media
1. (Memperlihatkan salah satu materi yang digunakan dalam pelatihan dokter
kecil) Dari materi ini, menurut kamu menarik atau tidak?
2. Jika iya, dilihat dari segi apakah menariknya?
3. Jika ada media lain seperti poster, buku cerita, dan leaflat, kamu lebih suka
materi slide seperti ini dtayangkan dan dijelaskan lagi atau memilih media
yang tadi sudah disebutkan dan membaca sendiri medianya?
C. Daya Ingat mengenai Isi Buku Cerita
1. Jika seperti itu, adakah buku cerita yang pernah kamu baca dan masih ingat
isi ceritanya hingga sekarang?
2. Apakah buku cerita yang dibaca itu belum lama kamu baca atau sudah lama?
Lampiran 2
(TAHAP ANALISIS)
Matriks Hasil Wawancara Dengan Informan Dokter Kecil

MATRIKS HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN DOKTER KECIL

Topik Subtopik Informan Hasil Temuan Kesimpulan

Berdasarkan jawaban,
Review pelatihan dokter kecil
informan benar telah
yang telaah diikuti
mengikuti pelatihan dokter
1. Apakah benar pernah kecil yang diselenggarakan
mengikuti kegiatan Azkya Ambar 1. Iya pernah ka. Puskesmas Ciawi, namun dari
pelatihan dokter kecil yang Rihan, 2. Itu ka.. kesehatan gigi, beberapa materi yang
diselenggarakan perwakilan gosok gigi. diberikan, informan hanya
Puskesmas Ciawi? pelatihan dokter 3. Engga ka lupa mengingat satu materi saja
Pelatihan
2. Apakah masih ingat materi kecil yaitu mengenai kesehatan
Dokter Kecil
yang disampaikan? Jika gigi. Informan juga sudah
iya, materi apa saja yang lupa dengan yang
masih diingat? membawakan materi saat
3. Apakah masih ingat siapa pelatihan.
yang membawakan
materinya? Keyshakimar 1. Iya pernah waktu itu.. Berdasarkan jawaban,
Nazwa Putri 2. Masih ka, yang inget informan benar telah
Azzahra, tentang kebersihan mengikuti pelatihan dokter
perwakilan lingkungan. Tapi kecil. Dari beberapa materi
pelatihan dokter isinya gak inget ka, yang disampaikan dalam
kecil cuma inget kebersihan pelatihan tersebut, informan
lingkungan aja hanya mengingat satu materi
3. Itu.. dokter Fitri kan saja. Akan tetapi, informan
ka? mengingat pelatih pada saat
pelatihan dokter kecil.

1. Iya ka pernah ikut..


Berdasarkan jawaban,
2. Masih ingat ka, itu
informan benar telah
hmm… tentang
Muhammad mengikuti pelatihan dokter
kebersihan lingkungan
Abdul Hafiz kecil. Dari beberapa materi
sama gosok gigi.
Alfiyansyah, yang disampaikan, informan
Isinya itu ka tentang
perwakilan hanya mengingat dua materi.
gosok gigi yang bener,
pelatihan dokter Informan juga mengingat
dipratekkin gitu..
kecil pelatih yang memberikan
3. Masih inget ka, itu
materi saat pelatihan dokter
dokter Fitri ya kalo
kecil.
gak salah?

Berdasarkan jawaban, materi


Ketertarikan Media Azkya Ambar 1. Iya menarik ka.. berupa slide powerpoint yang
Rihan, 2. Dari gambarnya yang ditayangkan dalam pelatihan
4. (Memperlihatkan salah perwakilan menarik ka..
satu materi yang tersebut cukup menarik dari
pelatihan dokter 3. Baca sendiri ka, yang gambar-gambar yang ada di
digunakan dalam pelatihan kecil buku cerita
dokter kecil) Dari materi dalamnya. Akan tetapi,
informan lebih menyukai
ini, menurut kamu menarik apabila membaca sendiri,
atau tidak? yaitu membaca buku cerita
5. Jika iya, dilihat dari segi bergambar.
apakah menariknya?
6. Jika ada media lain seperti 1. Menarik tapi sedikit. Berdasarkan jawaban, materi
poster, buku cerita, dan Soalnya pas tanya yang ditayangkan sedikit
leaflat, kamu lebih suka jawab tentang gosok menarik. Dan hadiah pada
materi slide seperti ini gigi masa yang dikasih sesi tanya jawab tidak sesuai
Keyshakimar
dtayangkan dan dijelaskan malah coklat.. dengan materi yang
Nazwa Putri
lagi atau memilih media 2. Pilih baca sendiri ka disampaikan, yakni dengan
Azzahra,
yang tadi sudah disebutkan yang buku cerita. memberikan hadiah coklat
perwakilan
dan membaca sendiri pada saat materi kesehatan
pelatihan dokter
medianya? gigi. Hal tersebut bertolak
kecil
belakang dimana salah satu
penyebab kerusakan gigi pada
anak dikarenakan makan
coklat.

Berdasarkan jawaban
Muhammad informan, bagian yang
1. Menariknya
Abdul Hafiz menarik dari materi tersebut
digambarnya ka
Alfiyansyah, adalah gambar-gambarnya.
2. Lebih suka baca
perwakilan Akan tetapi, informan lebih
sendiri ka, tapi yang
pelatihan dokter suka untuk membaca sendiri
buku cerita
kecil materinya, yakni membaca
buku cerita bergambar.
Berdasarkan jawaban
Azkya Ambar
1. Gak ka, udah lupa informan, tidak ada satupun
Rihan,
hehe.. isi cerita dari buku cerita yang
perwakilan
2. Iya kak, udah lama pernah dibaca dikarenakan
Daya Ingat mengenai Isi Buku pelatihan dokter
bacanya sudah lama membaca buku
Cerita kecil
ceritanya.
7. Jika seperti itu, adakah Keyshakimar Berdasarkan jawaban
buku cerita yang pernah Nazwa Putri informan, tidak ada satupun
kamu baca dan masih ingat Azzahra, 1. Engga ka.. isi cerita dari buku cerita yang
isi ceritanya hingga perwakilan 2. Udah lama bacanya pernah dibaca dikarenakan
sekarang? pelatihan dokter sudah lama membaca buku
8. Apakah buku cerita yang kecil ceritanya.
dibaca itu belum lama
kamu baca atau sudah Muhammad Berdasarkan jawaban
lama? Abdul Hafiz informan, tidak ada satupun
Alfiyansyah, 1. Ga ada ka.. isi cerita dari buku cerita yang
perwakilan 2. Udah lama ka.. pernah dibaca dikarenakan
pelatihan dokter sudah lama membaca buku
kecil ceritanya.
Lampiran 3
(TAHAP ANALISIS)
Lembar Persetujuan Informan Wawancara Mendalam Informan Guru UKS

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


RANCANGAN PENGEMBANGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR
DOKTER KECIL SD TELUKPINANG 03 KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2018

Assalamu’alaikum wr. wb.


Perkenalkan nama saya Khoirunnisa Damayanti, mahasiswi Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Univrsitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian untuk skripsi dengan judul
“Rancangan Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil (Dokcil) SD Telukpinang 03
Di Kabupaten Bogor Tahun 2017” Penelitian ini saya lakukan untuk mengetahui
rancangan media buku cerita bergambar yang tepat dan menarik yang dapat digunakan
untuk media pelatihan bagi dokter kecil.
Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara
kepada informan. Oleh karena itu, peneliti berharap Bapak/Ibu bersedia menjadi
informan dalam penelitian ini. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengikuti penelitian
ini, saya mengucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Saya mengerti risiko dan manfaat dari keikutsertaan saya pada penelitian ini
dan menyatakan setuju untuk ikut serta sebagai peserta penelitian.
Nama informan : ......................................................................................................
Pekerjaan : ......................................................................................................
Ahli : ......................................................................................................
Waktu/Tempat : ......................................................................................................

Peneliti Informan

(Khoirunnisa Damayanti) (.................................)


Lampiran 4
(TAHAP ANALISIS)
Pedoman Wawancara Mendalam Informan Guru UKS

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (STUDI PENDAHULUAN)


INFORMAN GURU UKS SD NEGERI TELUKPINANG 03

A. Informasi Lomba Sekolah Sehat


1. Apakah saat mengikuti lomba sekolah sehat, SD Negeri Telukpinang 03
mendapatkan juara?
2. Jika iya, mendapatkan juara ke berapa dan jika tidak, apa yang menyebabkan
sekolah ini tidak mendapat juara?
3. Apakah penilaian sekolah sehat ini terdapat tes pengetahuan pada siswa atau
pada dokter kecilnya?
B. Informasi Pengetahuan Dokter Kecil
1. Menurut Anda, adakah materi yang belum disampaikan kepada dokter kecil
melalui pelatihan dokter kecil yang diadakan oleh Puskesmas?
2. Menurut Anda, materi apa saja yang belum dikuasai oleh dokter kecil atau
paling dibutuhkan oleh dokter kecil?
C. Informasi Kebiasaan Membaca Dokter Kecil
1. Apakah siswa SD Negeri Telukpinang senang membaca buku?
2. Jika iya, buku apa yang paling senang mereka baca?
D. Pendapat Mengenai Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai buku cerita bergambar dokter kecil yang
akan saya buat untuk dokter kecil di SD Negeri Telukpinang 03 ini?
Lampiran 5
(TAHAP ANALISIS)
Matriks Wawancara Mendalam Informan Guru UKS

MATRIKS WAWANCARA MENDALAM GURU UKS

Informan: Guru Pembina UKS (Ibu Elis Suryati, S.Pd)

Topik Subtopik Hasil Temuan Kesimpulan

Lomba Sekolah Informasi Lomba Sekolah 1. “Juara ke 3, kalo adiwiyata kemarin ke SD Negeri Telukpinang 03
Sehat Sehat 3 juga. Terus juga dapat penghargan berhasil mendapatkan juara ke
1. Apakah saat mengikuti adiwiyata juga tingkat kabupaten.” 3 dalam lomba sekolah sehat.
lomba sekolah sehat, SD 2. “Karena ini ya, seperti kekurangan Alasan tidak mendapatkan jura
Negeri Telukpinang 03 WC, tidak seimbang gitu antara jumlah 1 karena jumlah toilet tidak
mendapatkan juara? murid dan WC. Harusnya 40 murid per sesuai dengan jumlah siswa.
2. Jika iya, mendapatkan 1 WC. Ini ada ratusan murid tapi WC
juara ke berapa dan jika nya cuma 6. Gak seimbang gitu ya.”
tidak, apa yang 3. “Engga sih, ya. Cuma ditanya-tanya
menyebabkan sekolah ini aja paling. Kaya udah seberapa jauh
tidak mendapat juara? mereka latihannya. Gak ada
3. Apakah penilaian pertanyaan yang mendetail sih. Cuma
sekolah sehat ini terdapat paling latihan prakte aja langsung.”
tes pengetahuan pada
siswa atau pada dokter
kecilnya?
Pengetahuan Informasi Pengetahuan 1. “Ya Cuma mendasar ya, disini hanya Dokter kecil sudah
Dokter Kecil Dokter Kecil dikasih materi yang dasar dasar aja, mendapatkan sosialisasi, akan
1. Menurut Anda, adakah gak terlalu mendetail sih, jadi gak tetapi terdapat materi yang
materi yang belum terlalu fokus ke kesehatannya itu. belum dipahami oleh dokter
disampaikan kepada Hanya anak mengenal aja bahwa kecil yaitu materi jajanan sehat
dokter kecil melalui penanganan orang yang pingsan dan P3K.
pelatihan dokter kecil bagaimana.”
yang diadakan oleh “Oh kalo itu sosialisasi udah ya, kaya
Puskesmas? kaki gajah, terus rubella itu ya. Udah
2. Menurut Anda, materi semua sih ya.”
apa saja yang belum 2. “Paling hanya gak menguasai
dikuasai oleh dokter kecil bagaimana cara penanganan kalau
atau paling dibutuhkan ada teman yang luka atau kecelakaan
oleh dokter kecil? itu. Sama ke makanan sehat juga
mereka belum ya. Ke jajanan mungkin
ya itu kurang memahami bahwa
makanan sehat tuh yang bagaimana
sih gitu ya. Jadi mereka belum
memahami sepenuhnya. Kadang-
kadang kan anak-anak susah ya,
apalagi kalau anak-anak apa aja
dimakan. Jadi belum tau makanan
yang sehat tuh yang gimana. Mereka
masih belum memahami.”
Kebiasaan Informasi Kebiasaan 1. “Suka sih...” Diketahui bahwa siswa SD
Membaca Siswa Membaca Siswa 2. “Kalau di perpus kebanyakan mereka Telukpinang 03 senang
1. Apakah siswa SD Negeri senangnya cerita.” membaca buku cerita.
Telukpinang senang “Kalo pelajaran juga yang berbentuk
membaca buku? cerita pasti mereka senang, kaya
2. Jika iya, buku apa yang cerita-cerita Malin Kundang, itu kan
paling senang mereka menyangkut sejarah ya.”
baca?
Tanggapan Pendapat Mengenai Buku 1. “Baik sih ya kalau menurut saya. Buku cerita bergambar ini
Mengenai Buku Cerita Bergambar Dokter Dengan adanya buku cerita mungkin dipandang baik oleh guru
Cerita Bergambar Kecil menambah wawasan anak-anak juga pembina UKS.
Dokter Kecil 1. Bagaimana pendapat ya. Kadang kan anak-anak tuh ya
Anda mengenai buku sekarang agak-agak kurang minat
cerita bergambar dokter membaca, apalagi buku-buku yang
kecil yang akan saya buat gitu. Mungkin dengan adanya buku
untuk dokter kecil di SD cerita, apalagi ceritanya lebih
Negeri Telukpinang 03 menarik, mereka lebih tertarik
ini? membaca.”
Lampiran 6
(TAHAP ANALISIS)
Lembar Persetujuan Responden Kuesioner Gaya Belajar Anak

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


RANCANGAN PENGEMBANGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR
DOKTER KECIL SD TELUKPINANG 03 KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2018

Assalamualaikum Wr. Wb.


Perkenalkan nama saya Khoirunnisa Damayanti, mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian “Rancangan Media Buku
Cerita Bergambar Dokter Kecil SD Negeri Telukpinang 03 Di Kabupaten Bogor Tahun
2018”. Dalam penelitian ini saya membutuhkan adik sebagai sasaran.
Saya akan melakukan sebuah tes yaitu untuk mengetahui gaya belajar siswa
yang dituliskan pada kuisioner ini. Data pribadi yang saya dapat tidak akan
disebarluaskan. Untuk itu dimohon partisipasi adik untuk membantu saya dalam
penelitian ini.
“Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk menjadi responden
pada penelitian: Rancangan Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil SD Negeri
Telukpinang 03 Di Kabupaten Bogor Tahun 2018

Tanda Tangan
Lampiran 7
(TAHAP ANALISIS)
Kuesioner Gaya Belajar Anak

KUESIONER GAYA BELAJAR ANAK

Nama : ...................................................................
Kelas : ...................................................................

Berikan tanda silang (X) pada jawaban pilihanmu!


Kode
No. Pertanyaan Jawaban (Diisi oleh
peneliti)
A. Membaca catatan, membaca garis besar yang ada di dalam buku, dan melihar
gambar-gambarnya.
Ketika kamu belajar untuk ujian, B. Meminta seseorang untuk bertanya kepadamu tentang pelajaran, atau
1.
kamu lebih suka... mengulang-ulang hafalan dengan pelan-pelan.
C. Menulis hal-hal yang telah kamu hafal dan membuat gambar-gambar dari
hafalan tersebut seperti membuat mind mapping.
Apakah yang akan kamu lakukan A. Membayangkan maksud atau arti lagu tersebut.
2. ketika kamu mendengarkan B. Bergumam mengikuti irama lagu.
musik? C. Berjoget/dance
A. Membuat daftar, menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan, dan menandai
Apa yang akan kamu lakukan pekerjaan yang sudah selesai.
3. dalam memecahkan suatu B. Menelepon teman dan bercerita pada teman.
masalah? C. Membuat gambaran masalah dan menyelesaikannya sesuai dengan apa yang ada
di dalam pikiran.
A. Buku petualangan dengan banyak gambar di dalamnya.
Ketika kamu membaca buku
B. Buku misteri dengan banyak percakapaan di dalamnya.
4. sebagai hiburan, kamu lebih
C. Buku yang di dalamnya kamu dapat menjawab pertanyaan dan memecahkan
sukaa...
masalah.
A. Menonton tutorial/video tentang komputer
Untuk mempelajari komputer,
5. B. Mendengarkan seseorang menjelaskan tentang komputer.
kamu lebih suka...
C. Praktik langsung menggunakan komputer.
A. Melihat-lihat sekitar dan mencari peta yang menunjukkan lokasi macam-macam
Kamu baru memasuki museum pameran.
6. sains, apa yang akan kamu B. Berbicara kepada pemandu museum dan bertanya tentang pameran.
lakukan pertama kali? C. Pergi ke pameran yang pertama kali membuatmu tertarik dan kemudian
membaca petunjuknya.
A. Salah satunya yang memiliki cahaya terlalu terang.
Restoran seperti apa yang tidak
7. B. Salah satunya yang memiliki musik yang sangat keras.
akan kamu datangi?
C. Salah satunya yang memiliki kursi yang tidak nyaman.
A. Kelas seni.
8. Kamu lebih suka pergi ke... B. Kelas musik.
C. Kelas latihan (misal latihan tari/dance)
Apa yang lebih suka kamu A. Tersenyum lebar.
9. lakukan ketika sedang merasa B. Berteriak dengan sukacita.
senang? C. Lompat-lompat kegirangan.
Jika kamu dalam pesta, apa yang A. Wajah orang-orang di sana, tetapi lupa namanya.
10. akan selalu kamu ingat B. Namanya, tetapi lupa wajahnya.
dikemudian hari? C. Hal-hal yang kamu lakukan dan katakan di sana.
Ketika kamu melihat kata A. Membayangkan gambar kucing.
11. “kucing”, apa yang akan kamu B. Mengucapkan kata “kucing” dalam hati.
lakukan pertama kali? C. Membayangkan bermain dengan kucing.
A. Menuliskannya.
Ketika kamu menceritakan suatu
12. B. Menceritakannya keras-keras.
cerita, kamu lebih suka...
C. Memperagakaannya.
A. Gangguan visual (misalnya, orang yang lewat dsb).
Apa yang paling mengganggumu
13. B. Berisik.
disaat kamu sedang konsentrasi?
C. Perasaan lain seperti kelaparan, cemas, dsb.
A. Cemberut.
Apa yang paling sering kamu
14. B. Berteriak.
lakukan ketika kamu marah?
C. Menginjak-injak dan membanting pintu.
Ketika kamu tidak yakin
A. Menuliskannya untuk melihat bahwa terlihat itu benar.
bagaimana cara mengeja kata,
15. B. Mengeja sambil bersuara.
mana yang paling sering kamu
C. Menuliskannya untuk melihat bahwa itu terasa benar.
lakukan?
Yang manakah yang sering kamu A. Melihat-lihat poster film.
16. lakukan ketika kamu mengantri B. Berbicara dengan orang di belakang/depanmu.
panjang di bioskop? C. Melangkahkan kaki keluar antrian dan berjalan-jalan sesukamu.
Lampiran 8
(TAHAP DESAIN)
Dokumentasi Hasil Observasi Kantin dan UKS SD Negeri Telukpinang 03

HASIL OBSERVASI KANTIN DAN UKS


SD NEGERI TELUKPINANG 03
No. Gambar Keterangan
Kondisi Kantin Sekolah
Jajanan yang dijajakan di sekolah
berupa makanan kemasan seperti
biskuit, permen, wafer dan ciki.
1.

Kantin juga menjual es krim.

2.

Ruang UKS
Dalam kotak P3K hanya terdapat kasa
perban dan obat sakit perut dikarenakan
sebelumnya telah dilakukan cleaning
1. barang-barang yang sudah habis masa
pakainya.
Pada gambar ini menunjukkan adanya
etalasi yang berisi alat peraga makanan.

2.

Kondisi ruangan pertama dari UKS.

3.

Kondisi tempat tidur di UKS SD Negeri


Telukpinang 03

4.
Lampiran 9
(TAHAP PENGEMBANGAN)
Lembar Persetujuan Informan Ahli Media dan Ahli Materi

LEMBAR PERSETUJUAN INFORMAN


RANCANGAN PENGEMBANGAN MEDIA BUKU CERIT BERGAMBAR
DOKTER KECIL SD TELUKPINANG 03 KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2018

Assalamu’alaikum wr. wb.


Perkenalkan nama saya Khoirunnisa Damayanti, mahasiswi Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Univrsitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian untuk skripsi dengan judul
“Rancangan Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil (Dokcil) SD Telukpinang 03
Di Kabupaten Bogor Tahun 2017” Penelitian ini saya lakukan untuk mengetahui
rancangan media buku cerita bergambar yang tepat dan menarik yang dapat digunakan
untuk media pelatihan bagi dokter kecil.
Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara
kepada informan. Oleh karena itu, peneliti berharap Bapak/Ibu bersedia menjadi
informan dalam penelitian ini. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengikuti penelitian
ini, saya mengucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Saya mengerti risiko dan manfaat dari keikutsertaan saya pada penelitian ini
dan menyatakan setuju untuk ikut serta sebagai peserta penelitian.
Nama informan : ......................................................................................................
Pekerjaan : ......................................................................................................
Ahli : ......................................................................................................
Waktu/Tempat : ......................................................................................................

Peneliti Informan

(Khoirunnisa Damayanti) (.................................)


Lampiran 10
(TAHAP PENGEMBANGAN)
Pedoman Wawancara Mendalam Ahli Media
(Tahap Uji Coba)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM


UNTUK INFORMAN/AHLI MEDIA (Uji Coba)

Nama : ...............................................................
Pekerjaan : ...............................................................
Ahli : ...............................................................
No. HP : ...............................................................

Pertanyaan
A. Kesesuaian Desain
1. Bagaimanakah kualitas teks (thypography) yang terdapat di dalam buku cerita
bergambar? (pemilihan jenis huruf, ukuran, dan warna)
2. Bagaimanakah menurut Anda, kesesuaian layout buku cerita dengan
pemilihan warnanya?
3. Apakah gambar-gambar tokoh yang terdapat di dalam buku cerita bergambar
cukup dapat menarik Anda sebagai pembaca?
4. Apakah gambar-gambar pendukung (selain gambar tokoh) dapat mendukung
pesan yang ingin disampaikan?
B. Kualitas isi
1. Bagaimanakah menurut Anda, layout yang terdapat dalam buku certa
bergambar ini?
2. Bagaimanakah kesesuaian bahasa yang digunakan di dalam buku cerita
dengan sasaran anak sekolah dasar?
3. Bagaimanakah menurut Anda, penggunaan tanda baca di dalam buku cerita
bergambar ini?
Lampiran 11
(TAHAP PENGEMBANGAN)
Pedoman Wawancara Mendalam Ahli Materi
(Tahap Uji Coba)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM


UNTUK INFORMAN/AHLI MATERI (Uji Coba)

Nama : ...............................................................
Pekerjaan : ...............................................................
Ahli : ...............................................................
No. HP : ...............................................................

Pertanyaan
A. Kesesuaian Materi
1. Apakah materi yang terdapat dalam media buku cerita bergambar dokter kecil
ini sesuai untuk mengedukasi sasaran?
2. Apakah materi yang terdapat dalam buku cerita bergambar dokter kecil sesuai
dengan tingkat kemampuan dokter kecil?
3. Bagaimana urutan penyajian materi yang ada di dalam buku cerita bergambar?
4. Apakah materi yang terdapat dalam buku cerita bergambar dokter kecil ini
akurat? (kebenaran dan ketepatan fakta, konsep dan teori)
5. Apakah penggunaan bahasa, tada aca dan ejaan yang terdapat dalam buku
cerita bergambar dokter kecil sesuai dengan EYD?
6. Apakah gambar yang terdapat di dalam buku cerita sudah dapat menjelaskan
materi?
B. Tujuan Instruksional
1. Apakah buku cerita bergambar merupakan media yang tepat sebagai pemberi
informasi mengenai dokter kecil?
Lampiran 12
(TAHAP PENGEMBANGAN)
Matriks Wawancara Informan Ahli Media

MATRIKS WAWANCARA MENDALAM AHLI MEDIA

Informan: Lilis Wijayanti


Topik Subtopik Hasil Temuan Kesimpulan
Kesesuaian Desain 1. “Tulisan yang ini (cover) diganti saja pakai Terdapat perbaikan pada cover.
tulisan komputer.”
1. Bagaimanakah kualitas Disarankan tokoh berjumlah satu
2. “Ini kan (cover) polos ya, Ini aja gambar
teks (thypography) yang sosok dokter kecil. Kaya pake jas, stetoskop saja, akan tetapi hal ini nantinya
terdapat di dalam buku biar orang lihat kalo ini tuh buku tertang tidak sesuai dengan jumlah
cerita bergambar? dokter kecil di kelas yang
dokter kecil. Warnanya terlalu gelap.
Desain Buku (pemilihan jenis huruf, berjumlah lebih dari satu.
Kontrasnya terlalu tajam ya. Kok kaya gelap
Cerita ukuran, dan warna) gitu ya. Kaya gini.. kan gelap. Ini warnanya
Bergambar 2. Bagaimanakah menurut yang cerah-cerah aja...”
Dokter Kecil Anda, kesesuaian layout 3. “Ini tokohnya agak banyak, bikin pusing.
buku cerita dengan Bagaimana kalau dibuat satu saja.”
pemilihan warnanya? 4. “Gambarnya-gambarnya sudah cukup”
3. Apakah gambar-gambar
tokoh yang terdapat di
dalam buku cerita
bergambar cukup dapat
menarik Anda sebagai
pembaca?
4. Apakah gambar-gambar
pendukung (selain
gambar tokoh) dapat
mendukung pesan yang
ingin disampaikan?
Kualitas isi
1. Bagaimanakah menurut 1. “Untuk halaman harus konsisten, kalau di Penomoran yang dicantumkan
Anda, layout yang atas semua, ya di atas semua. Kalau harus stabil agar tidak
terdapat dalam buku dibawah semua ya di bawah semua atau membingungkan pembaca.
certa bergambar ini? boleh selang-seling atas bawah.”
2. Bagaimanakah “Penomoran harus konsisten lanjutan dari Kalimat yang digunakan harus
kesesuaian bahasa yang cerita sebelumnya atau setiaap cerita baru efektif supaya sasaran tidak
digunakan di dalam buku beda penomoran” mudah bosan, dan bacaan diubah
cerita dengan sasaran 2. “Kalimat yang digunakan terlalu panjang ke dalam percakapan saja.
anak sekolah dasar? dan membingungkan. Kalimat usahakan satu
3. Bagaimanakah menurut rangkaian SPO saja.”
Anda, penggunaan tanda “Anak kecil lebih suka kalimat yang efektif,
baca di dalam buku cerita kalau ini terlalu bertele-tele. Cepat lelah
bergambar ini? nantinya kalau teksnya panjang-panjang
terus.”
“Untuk anak-anak hindari kata penghubung
yang banyak”
“Penulisan kata ‘yang’ jangan di awal
kalimat”
“Sebaiknya cerita diubah dari narasi jadi
percakapan. Kalau seperti ini terkesan
seperti materi yang dipindahkan plek ke
dalam buku cerita. Kalau dijadiin
percakapan kan anak-anak gak gampang
bosan bacanya.”
3. “Untuk tanda baca sih engga, tapi ini kata
‘guru’ kalau di tengah kalimat biasanya
huruf kecil”
“Terdapat kata yang seharusnya dipisah
tetapi ini disambung”
Lampiran 13
(TAHAP PENGEMBANGAN)
Matriks Wawancara Mendalam Ahli Materi (Tahap Uji Coba)

MATRIKS WAWANCARA MENDALAM AHLI MATERI

Informan: drg. Fitri (Pembina UKS se-Kecamatan Ciawi)


Topik Subtopik Hasil Temuan Kesimpulan
Kesesuaian Materi 1. “Banget de, justru sekarang yang lebih bagus Materi yang terdapat dalam
tuh lebih baik secara visual daripada hanya media buku cerita bergambar
1. Apakah materi yang mendengarkan saja.” dokter kecil ini sudah sesuai
terdapat dalam media buku “Materi PHBS nya disinikan belum ada. Kalo untuk mengeduksi sasaran yang
cerita bergambar dokter jajanannya udah sehat tapi cara makannya seorang dokter kecil karena
kecil ini sesuai untuk gak bener sama aja nanti dia sakit juga. medua visual dianggap lebih
mengedukasi sasaran? Mungkin disininya diselingin aja dek bagus dibandingkan hanya
Materi Buku
2. Apakah materi yang ceritanya pas mau makan. Pas mau makan sini mendengarkan saja. Selain itu,
Cerita
terdapat dalam buku cerita boleh. Diantara 3 baris ini mungkin ada. materi yang terdapat di dalam
Bergambar
bergambar dokter kecil Disini dimasukin satu lembar lagi atau apa. buku cerita ini sudah sesuai
Dokter Kecil
sesuai dengan tingkat Dimasukkan cuci tangan ketika mau makan. karena diangkat dari
kemampuan dokter kecil? Itu salah satu tugas dokter kecil adalah permasalahan yang ada di
3. Bagaimana urutan menjadi contoh dalam berperilaku hidup sekolah.
penyajian materi yang ada bersih dan sehat.”
di dalam buku cerita 2. “Kalo ini kan melihatnya berdasarkan
bergambar? permasalahan di sekolah ya. Kalo
permasalahan di sekolah sana (SD Negeri
4. Apakah materi yang Telukpinang 03) karena saya juga tahu Urutan penyajian perlu
terdapat dalam buku cerita memang jajanan ini.” diperbaiki lagi. Perlu
bergambar dokter kecil ini “Tapi ini sudah cukup sih, udah bagus. Kalo ditambahkan satu lembar
akurat? (kebenaran dan di SD sih emang masalah utamanya itu, tambahan untuk
ketepatan fakta, konsep mengontrol jajanan.” menyambungkan antara materi
dan teori) 3. “Saya tadi tuh agak kurang ini, gak nyambung pengenlan dokter kecil ke materi
5. Apakah penggunaan soalnya antara jajanan sama p3k. Gimana jajan sehat. Sedangkan untuk
bahasa, tanda baca dan caranya supaya nyambung gitu ya.” keakuratan materi dirasa sudah
ejaan yang terdapat dalam ”...kasih cerita dulu nih misalnya. Ini dari sini cukup dan sesuai dengan
buku cerita bergambar langsung ke makanan kaya gak ada kata permasalahan yang terjadi di
dokter kecil sesuai dengan penghubungnya.” sekolah.
EYD? “...ditambahin kalimat pengantar selembar
6. Apakah gambar yang atau apa.”
terdapat di dalam buku 4. “Udah cukup sih, emang ini maslah yng Pada penggunaan bahasa, ada
cerita sudah dapat sering terjadi di sekolah tuh emang ini.” kata yang harus dihilangkan pada
menjelaskan materi? “Kan trias uks ada 3 ya, pendidikan, halaman 3 yaitu kata pekan
pelayanan kesehatan dan kesehatan kebersihan. Untuk bahasa sudah
lingkungan. Kesehatan lingkungannya udah sesuai dengan sasaran.
masuk belum disini? Kalo pelayanan dengan
memasukan p3k ini udah masuk berarti ya.
Pendidikannya berarti dia harus bisa
Untuk materi perlu dimasukkan
memberikan contoh. Poin ke 5 tugas dokcilnya
unsur Trias uks pada tugas dokter
masuknya kesini ya (ke poin 4). Kan Trias uks
kecil.
itu ada 3 yang pertaman pendidikan, berarti
dia harus bisa nyuluh-nyuluh, harus bisa jadi
contoh oleh teman-temannya. Salah satu Dia Untuk ilustrasinya sudah cukup
berPHBS sendiri terus teman-temannya lihat. dan perlu ditambahkan kalimat
Trus yang ke 2 pelayanan. Pelayanan itu salah yang menyatakan keharusan
satunya adalah dengan membatu guru dan mencuci tangan sebelum makan.
petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan
pelayanan kesehatan sekolah, penjaringan dia
bilang. Pelaksanaan penjaringan kesehatan
sekolah. Nah kalo udh penjaringan itu dia
udah lebih kompleks isinya de. Ikut serta
menjaga kebersihan lingkungan sekolah,
berarti fungsi dokcil yang ketiga kan,
pendidikan kesehatan lingkungan. Membantu
guru pada saat pelaksanaan kegiatan
penjaringan di sekolah, didalamnya adalah
penimbangan BB. Terus yang kedua menjaga
kesehatan lingkungan sekolah. Asal unsur 3
Trias UKS ada itu dimasukkin ke sini (hal 3)
itu udah masuk semua tugas dokter kecil.”
5. “Ini coret aja ya de pekan kebersihan ini gak
usah. Udah bahasa anak-anak ini mah, udah
dipahami.”
6. “Udah cukup ini. Gak usah ilustrasi nya, yang
penting ada kalimat yang menyatakan
sebelum makan itu harus cuci tangan dulu.”
Tujuan Instruksional 1. “Kalo paling tepat mungkin gak ya, bukan Media ini dapat digunakan untuk
1. Apakah buku cerita semata hanya ini. Tapi ini sudah bisa menambah pengetahuan pada
bergambar merupakan menjadikan tambahan ilmu anak-anak. Dia sasaran dan sasaran lebih senang
media yang tepat sebagai kan seneng ya kalo disuruh membaca gini membaca, akan tetapi media ini
pemberi informasi daripada suruh kita dengerin. Apalagi kalo bukan satu-satunya yang paling
mengenai dokter kecil? pake peraga boneka gitu. Medianya beda ya.” tepat.
Lampiran 14
(TAHAP PENGEMBANGAN)
Pedoman Wawancara Ahli Media (Tahap Konfirmasi)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM


UNTUK INFORMAN/AHLI MEDIA

A. Kesesuaian Teks dan Kalimat


Bagaimana teks dan kalimat yang sudah direvisi? Apakah sudah sesuai?

B. Kesesuaian Warna dan Gambar


Bagaimana perubahan warna yang sudah direvisi? Apakah sudah sesuai?
Lampiran 15
(TAHAP PENGEMBANGAN)
Matriks Wawancara Ahli Media (Tahap Konfirmasi)

MATRIKS WAWANCARA AHLI MEDIA (KONFIRMASI)

Informan: Lilis Wijayanti

Topik Subtopik Hasil Temuan Kesimpulan

Kesesuaian Teks dan Kalimat “Iya ini udah lumayan sih.”

“Oiya ini di halaman 11 yang bener kata ‘bulak-


balik’ atau ‘bolak-balik’ ya coba dicari.”
Bagaimana teks dan kalimat
Desain Buku yang sudah direvisi? Apakah “Terus di halaman 12 ini agak bingung soalnya Desain dari segi teks dan kalimat
Cerita sudah sesuai? dari sakit perut kok langsung mimpi. Jadi sudah lebih baik dari
Bergambar ditambahin kata ‘tidak lama kemudian, Rafa sebelumnya, namun ada
Dokter Kecil tertidur’.”. beberapa halaman yang perlu
(Konfirmasi) perbaikan.
“Di halaman 18 ini kalimatnya jangan terlalu
panjang biar gak bingung. Diganti aja jadi ‘saat
jam istirahat sekolah, beberapa siswa bermain
futsal’.”
“Terus untuk halaman 20 kalau untuk guru, kata
dipanggil itu kurang sopan ya. Diganti saja jadi
‘diberitahu’.”

Kesesuaian Warna dan “Selebihnya sudah oke, tapi ini di halaman 8


Gambar warnanya abu-abu semua dari jalannya
mobilnya sama ininya (trotoar) nya juga abu-
abu. Kalo bisa mobilnya diganti yang cerah, kaya
Bagaimana perubahan warna kuning gini (menunjuk warna lampu mobil). Kan
Desain dari segi kesesuaian
yang sudah direvisi? Apakah sekarang udah banyak mobil yang dicat warna
warni.” warna dan gambar sudah lebih
sudah sesuai?
baik dari sebelumnya, namun
“Ini covernya juga biru-biru. Kalo bisa diganti perlu ada sedikit perbaikan.
kuning ya entah atasnya atau background
tulisannya nanti kamu coba cocokin sendiri aja
mana yag lebih bagus.”
Lampiran 16
(TAHAP IMPLEMENTASI)
Dokumentasi Pengambilan Data

HASIL DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA


Dokumentasi Pengambilan Data

Pengisian lembar pretest Pengisian lembar pretest Pengisian lembar pretest


oleh dokter kecil kloter 1 oleh dokter kecil kloter 2 oleh dokter kecil kloter 3

Pembacaan media buku Pembacaan media buku Pembacaan media buku


cerita bergambar dokter cerita bergambar dokter cerita bergambar dokter
kecil kloter 1 kecil kloter 2 kecil kloter 3

Pengisian lembar posttest Pengisian lembar posttest Pengisian lembar posttest


oleh dokter kecil kloter 1 oleh dokter kecil kloter 2 oleh dokter kecil kloter 3
Lampiran 17
(TAHAP EVALUASI)
Lembar Persetujuan Responden Dokter Kecil

PEDOMAN WAWANCARA RESPONDEN


DOKTER KECIL

Assalamualaikum Wr. Wb.

Perkenalkan nama saya Khoirunnisa Damayanti, mahasiswi UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian “Rancangan Media Buku
Cerita Bergambar Dokter Kecil SD Negeri Telukpinang 03 Di Kabupaten Bogor Tahun
2018”. Dalam penelitian ini saya membutuhkan adik sebagai sasaran.

Saya akan melakukan sebuah tes yaitu, pre dan post test yang dituliskan pada
kuisioner ini. Data pribadi yang saya dapat tidak akan disebarluaskan. Untuk itu
dimohon partisipasi adik untuk membantu saya dalam penelitian ini.

“Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk menjadi responden
pada penelitian: Rancangan Media Buku Cerita Bergambar Dokter Kecil SD Negeri
Telukpinang 03 Di Kabupaten Bogor Tahun 2018

Tanda Tangan
Lampiran 18
(TAHAP EVALUASI)
Kuesioner Pengetahuan Dokter Kecil (Pretest dan Posttest)

LEMBAR KUESIONER PRETEST/POSTTEST

Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................
Alamat : ...........................................................

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kamu anggap benar!

Kode

No. Kategori Pertanyaan (Diisi


oleh
peneliti)

1. Yang menjadi syarat seseorang menjadi dokter kecil


adalah...
a. Suka menolong
b. Tidak bertanggungjawab
c. Kelas 1 dan 2 SD
d. Sering sakit-sakitan

2. Berikut adalah yang dimaksud trias UKS, kecuali...


a. Pendidikan kesehatan
1. Dokter kecil b. Pelayanan kesehatan
c. Lingkungan sekolah bersih dan sehat
d. Pelatihan kesehatan

3. Yang termasuk tugas dokter kecil dalam Trias UKS


pendidikan kesehatan adalah...
a. Selalu bersikap dan berperilaku sehat agar dapat menjadi
contoh bagi temannya
b. Membantu guru dan petugas kesehatan saat pelayanan
kesehatan di sekolah
c. Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan di
sekolah
d. Meningkatkan kesehatan diri sendiri

4. Yang bukan termasuk syarat dokter kecil adalah...


a. Siswa kelas 4 dan 5 SD
b. Bertanggung jawab
c. Suka menolong
d. Siswa kelas 1 dan 2 SD

5. Yang termasuk tugas dokter kecil dalam Trias UKS


pelayanan kesehatan adalah...
a. Selalu bersikap dan berperilaku sehat agar dapat menjadi
contoh bagi temannya
b. Membantu guru dan petugas kesehatan saat pelayanan
kesehatan di sekolah
c. Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan di
sekolah
d. Meningkatkan kesehatan diri sendiri

1. Makanan yang seperti apa yang menyebabkan sakit


perut?
a. Makan jajanan sembarangan
b. Makanan yang bersih
c. Makanan 4 sehat 5 sempurna
d. Makanan dengan gizi yang baik

2. Berikut merupakan kandungan makanan yang


2. Yuk, jajan sehat dihidangkan secara tunggal, kecuali...
a. Sumber zat tenaga
b. Sumber zat pembangun
c. Sumber zat pengatur
d. Sumber lemak

3. Contoh makanan yang mengandung zat tenaga adalah...


a. Singkong
b. Bakwan udang
c. Jambu
d. Bubur kacang ijo

4. Tips jajan sehat yang paling penting adalah...


a. Hindari makan makanan manis secaara berlebihan
b. Cuci tangan sebelum makan dengan sabun
c. Hindari makanan yang tidak ada/sedikit zat gizinya
d. Perhatikan kebersihan tempat makan

5. Berikut adalah contoh makanan yang dihidangkan


dengan campuran zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur yakni ...
a. Rempeyek kacang
b. Tahu isi
c. Soto ayam
d. Pisang goring

1. Yang harus dilakukan pertama kali apabila melihat teman


yang jatuh atau kecelakaan di sekolah adalah...
a. Minta bantuan dengan memanggil guru
b. Menolong sendiri
c. Diam saja
d. Pergi meninggalkan teman yang kecelakaan

2. Tahapan pertama dalam mengobati luka terbuka adalah...


a. Gunakan kasa steril untuk menghentikan pendarahan
Pertolongan b. Posisikan bagian tubuh yang luka ke atas
Pertama pada c. Bersihkan dengan sabun antiseptik
3.
Kecelakaan d. Bersihkan luka dengan air yang mengalir
(P3K)
3. Kapan perban harus diganti?
a. Setiap hari sebelum tidur dan setelah mandi
b. Seminggu sekali
c. Dua hari sekali
d. Tidak diganti

4. Berikut adalah tahapan cara tepat obati luka terbuka,


kecuali...
a. Gunakan kasa steril untuk menghentikan pendarahan
b. Posisikan bagian tubuh yang luka ke atas
c. Ganti perban 5 hari sekali
d. Bersihkan luka dengan air yang mengalir

5. Setelah luka diobati, apa yang harus dilakukan?


a. Beristirahat
b. Berlarian
c. Berjalan jauh
d. Bermain bola
Lampiran 19
(TAHAP EVALUASI)
Kuesioner Penilaian Media Buku Cerita Bergambar Oleh Dokter Kecil

KUESIONER PENILAIAN MEDIA

Berikut adalah lembar evaluasi untuk buku cerita bergabar dokter kecil.
Berikan tanda (X), pada nomor 1, 2, 3, 4, atau 5.
Skala Penilaian:
1 : Sangat Buruk
2 : Buruk
3 : Cukup
4 : Baik
5 : Sangat baik
Aspek Nilai Ruang
No. Indikator
Penilaian 1 2 3 4 5 Entry
Ketepatan gambar yang digunakan untuk
1 2 3 4 5
kejelasan materi
1. Isi Materi
Urutan penyajian materi 1 2 3 4 5
Materi mudah dimengerti 1 2 3 4 5
Tata letak teks dan gambar 1 2 3 4 5
2. Tampilan Kesesuaian pemilihan warna 1 2 3 4 5
Ukuran teks dan huruf dapat terbaca 1 2 3 4 5
Komunikatif 1 2 3 4 5
Komunikasi Kesederhanaan 1 2 3 4 5
3.
Visual Daya tarik media 1 2 3 4 5
Ketepatan penggunaan bahasa 1 2 3 4 5
4. Kemanfaatan Manfaat buku cerita 1 2 3 4 5

Saran:
Lampiran 20
(TAHAP EVALUASI)
Hasil Analisis Deskriptif

Statistics
Pengetahuan Pengetahuan
Jajan Sehat P3K Jajan Sehat 2 P3K 2
Dokcil Dokcil 2
N Valid 40 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 6,0500 6,6500 6,3500 7,6000 7,1000 7,8000
Median 6,0000 6,0000 6,0000 8,0000 8,0000 8,0000
Mode 6,00 6,00 6,00 6,00 8,00 8,00
Std. Deviation 1,78239 2,04501 2,39176 1,82293 1,62985 1,74238
Minimum 2,00 2,00 ,00 4,00 4,00 4,00
Maximum 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00
Sum 242,00 266,00 254,00 304,00 284,00 312,00
Lampiran 21
(TAHAP EVALUASI)
Hasil Independent T-Test dan Uji Wilcoxon

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
PengetahuanDokcil ,236 40 ,000 ,894 40 ,001
JajanSehat ,200 40 ,000 ,906 40 ,003
P3K ,180 40 ,002 ,923 40 ,010
PengetahuanDokcil2 ,235 40 ,000 ,851 40 ,000
Jajansehat2 ,260 40 ,000 ,865 40 ,000
P3K2 ,221 40 ,000 ,861 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

ANOVA
P3K2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 21,367 5 4,273 1,497 ,217
Within Groups 97,033 34 2,854
Total 118,400 39

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the
Std. Error Difference Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 P3K - P3K2 -1,45000 2,67898 ,42358 -2,30678 -,59322 -3,423 39 ,001

Test Statisticsa
Pengetahuan
Dokcil 2 –
Pengetahuan Jajan sehat 2 –
Dokcil Jajan Sehat
Z -3,714b -1,264b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,206
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Lampiran 22
(TAHAP EVALUASI)
Hasil Tanggapan Dokter Kecil Terhadap Media Buku Cerita Bergambar Dokter
Kecil

TANGGAPAN DOKTER KECIL SETELAH MEMBACA


BUKU CERITA BERGAMBAR DOKTER KECIL

No. Tanggapan

1. Saya menyarakan untuk menambah pengetahuan lagi di dalam buku tersebut.

2. Buku ini sangat menarik dan bermanfaat supaya lebih menari harus ada ekspresi

3. Kita tidak boleh jajan sembarangan lagi. Kita harus memakan makanan 4 sehat 5 sempurna
seperti di dalam buku tersebut.

4. Buku cerita dokter kecil itu sangat baik, dan manfaatnya juga sangat baik. Dan dapat
dipercaya oleh anak-anak, menjadi dokter kecil itu baik, dan supaya menolong yang
kesakitan, dan membuat kesederhanaan.

5. Baik, karena buku cerita itu dapat dimengerti dengan baik dan banyak sekali manfaaat dari
buku itu. Kita pun dapat mengetahui cara-cara dokter kecil melakukan tugasnya.

6. Untuk menghindari berbagai penyakit. Untuk kesehatan hidup dan mencegah infeksi atau
penyakit.

7. Lebih ditambah lagi wawasannya dan belakang bukunya diberi gambar.

8. Manfaat buku cerita ini baik. Buku ini mudah dimengerti. Daya tariknya sangat baik. Buku
ini perlu ditaambah ceritanya supaya buku ini mudah dimengerti.

9. Yang harus diperbaiki menurut saya bahasa, lebih banyak lagi penjelasan trias UKS,
keseimbangan makanan bergizi, tenaga, pengatur, contoh makanannya.

10. Buku ini banyak pengetahuan yang kita ketahui. Buku ini bisa dimanfaatkan. Saya ingin
buku ini sudah lebih lengkap isi materi dan lain-lainnya.
11. Sangat baik dan tepat untuk ketepatan penggunaan bahasa, penjelasannya dan buku
ceritanya sangat seru dan seharusnya warnanya lebih bagus.

12. Kurang baik dalam tampilan gambar.

13. Sebaiknya yang tercantum di buku cerita “Dokter Kecil” tidak hanya soal jajanan sehat dan
petualangan dokter kecil, tapi harus juga tentang dokter kecil lebih dalam materinya dan
cara meletakkan gambar harus lebih diperbaiki lagi.

14. Sampul bukunya harus lebih meenark. Warnanya lebih menarik. Gambar dan ceritanya
lebih diperdalam. Cerita harus lebih menarik.

15. Kak materinya mungkin lebih ditambah lagi, dan mungkin manfaatnya ditambah.

16. Buku cerita dokter kecil sangat bagus untuk dibaca, ukuran teks dan huruf dapat terbaca,
jadi buku cerita dokter kecil sangat indah.

17. Harus lebih bagus.

18. Seharusnya tambah lagi tulisan teksnya pada buku cerita.

19. Buku cerita ini sangat baik dengan gambar juga sangat baik. Kita juga membaca lebih baik
dalam bacaan dibuku yang baik.

20. Ada yang harus diperbaiki lagi yaitu kesederhanaannya dan saya bisa mengerti. Dan
semuanya sangat baik kecuali kesederhanaan cukup baik.

21. Baik untuk yang membaca buku dokter kecil tulisannya sangat bisa dimengerti dan
gampang dipahami.

22. Buku cerita ini sangat bagus enak dibaca dan menarik dan yang lebih bagus kita bisa lebih
membahas dokcil secara pelayanan kit bisa mengerti karena bukunya menarik bisa diingat
dan dipahami.

23. Seharusnya tambah lagi buku ceritanya agaar lebih menarik.

24. Seharusnya tambah lagi buku ceritanya agar lebih menarik dan materinya lebih banyak.

25. Dibacanya dengan rutin supaya menjadi lebih sehat dengan membacanya.
26. Karena buku cerita petualang sangat dimengerti mudah dipahami dan baik percakapannya.

27. Semuanya sangat baik, jadi tidak perlu diperbaiki lagi, hanya saja perbagus materi yang
ditampilkannya.

28. Sangat menempatkan pribahasanya dengan baik dan benar untuk kita.

29. Ketepatan materinya cukup dan baik sehingga orang yang membacanya bisa lebih gampang
untuk memahaminya.

30. Karena dokter kecil itu sangat berarti bagi manusia, karena dokter itu bisa menyembuhkan
banyak orang dari berbagai penyakit dari mana saja.

31. Sarannya ya memang buku itu sangat baik untuk dokter kecil kita harus waspada kita harus
jajan yang sehat jangan jajan sembarangan.

32. Saya sangat mengerti dengan materi-materi yang tertulis dibuku ini karena saya merasa
materi yang ada di buku ini sangat bagus, dan gampang dipahami.

33. Kita harus rajin belajar.

34. Harus lebih tepat gambar yang digunakan untuk kejelasan.

35. Kita dapat mengetahui tentang dokcil dan saya sangat menyukai tentang dokcil.

36. Kita dapat mengerti cara menjadi dokcil yang baik.

37. Harus lebih menarik lagi dan harus lebih bagus bermanfaat bagi semua orang yang
membaca bukunya.

38. Lebih perbanyak ceritanya supaya lebih seru dan asik, tapi banyak dan juga sederhana.

39. Seharusnya buku cerita bergambar dokter kecil dibaca oleh seluruh dokter kecil.

40. Sarannya tema buku yang tadi.

Anda mungkin juga menyukai