Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENANGAAN PADA REMATIK


diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh:

Yanti Komariyah 102017050

PROGRAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH


BANDUNG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENANGANAN PADA REMATIK

Pokok Bahasan : Penyuluhan penanganan pada Rematik

Sub Pokok Bahasan :


1. Pengertian Rematik
2. Penyebab Rematik
3. Fase Luka Rematik
4. Klasifikasi Rematik
5. Penanganan pada Rematik

Sasaran : Keluarga Tn. T Khususnya Ny. S


.

Pelaksanaan Kegiatan :
Hari, tanggal : Jum’at, 12 Juni 2020
Waktu                       : 09.30 WIB
Tempat : Dusun Ciboboko, RT/RW 006/003 Desa, Mekarasih Kec,
Jatigede Kab, Sumedang

Tujuan
A. Tujuan Penyuluhan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit, keluarga Tn. T
Khususnya Ny. S dapat mengetahui tentang penanganan Rematik.
B. Tujuan Penyuluhan Khusus :
a. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga
Tn. T Khususnya Ny. S mampu Memahami pengertian penyakit
Rematik dengan benar.
b. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
Tn. T Khususnya Ny. S mampu Memahami penyebab Rematik dengan
benar.
c. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
Tn. T Khususnya Ny. S mampu Mengidentifikasi Fase-fase Rematik
dengan benar.
d. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
Tn. T Khususnya Ny. S mengetahui Klasifikasi Rematik dengan
benar.
e. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
Tn. T Khususnya Ny. S mampu Menyebutkan cara penanganan
Rematik dengan benar.

Proses Kegiatan Penyuluhan


No Kegiatan Penyuluh Kegiatan audiens Waktu
1 Pendahuluan 5 menit
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Menjelaskan topik penyuluh
penyuluhan
d. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
e. Menjelaskan waktu
penyuluhan

2 Penyampaian materi 20 menit


a. Materi a. Memperhatikan
penjelasan materi
1) Pengertian Rematik b. Bertanya
2) Penyebab Rematik c. Memperhatikan
3) Fase Luka Rematik jawaban dari
penyuluh
4) Klasifikasi Rematik
5) Penanganan Rematik
b. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan peserta
3 Penutup 5 menit
a. Menyimpulkan hasil a. Memperhatikan
penyuluhan b. Menjawab salam
b. Mengakhiri dengan salam

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab


Media          : Leaflet

Evaluasi :

1. Sebutkan pengertian Rematik?


2. Sebutkan penyebab Rematik?
3. Sebutkan fase Rematik?
4. Sebutkan klasifikasi Rematik?
5. Bagaimana penanganan Rematik?

Jawaban :

Bandung, 12 Juni 2019


Penyuluh

Penyusun
LAMPIRAN MATERI

REMATIK

A. Definisi
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011)
B. Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap,
namun beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain
adalah :
a. Umur
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan
adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin
meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak
pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan
sering pada umur diatas 60 tahun.
b. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki
lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.
Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang
lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi
oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
c. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal,
pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi
inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada
sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung
mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan
dari wanita tanpa osteoarthritis.
d. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya
terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya
osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan
usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang
– orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini mungkin
berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
e. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya
resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada
pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis
pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis
sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
C. Manifestasi klinis
Gejala klinis utama adalah poliartritis yang mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada rawan sendi dan tulang disekitarnya. Kerusakan ini terutama
mengenai sendi perifer pada tangandan kaki yang umumnya bersifat simetris.
secara umum, manifestasi klinis yang dapat kita lihat,antara lain : Nyeri
sendi, terutama pada saat bergerak, Pada umumnya terjadi pada sendi
penopang beban tubuh, seperti panggul, tulang belakang,dan lutut, Terjadi
kemerahan, inflamasi, nyeri, dan dapat terjadi deformitas (perubahan bentuk)
yang tidak progresif, dapat menyebabkan perubahan cara berjalan, Rasa sakit
bertambah hebat terutama pada sendi pinggul, lutut, dan jari-jari, Saat
perpindahan posisi pada persendian bisa terdengar suara (cracking ).
D. Pencegahan
Selain mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini,
seperti tidak melakukan olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan
tetap stabil, serta menjaga agar asupan makanan selalu seimbang sesuai
dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan dari laut dalam.
Jika Anda merasa tidak cukup mengkonsumsi ikan laut, mengkonsumsi
suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung omega 3. Dalam
omega 3 terdapatzat yang sangat efektif untuk memelihara persendian agar
tetap lentur.Jangan anggap enteng gejala-gejala rematik yang timbul. Begitu
rasa nyeri mulai muncul, segeralah periksakan diri ke dokter untuk
mendeteksi mana yang sekedar pegal linu biasa atauyang merupakan gejala
rematik.
E. Penanggulangan
Supaya mengatasi masalah penyakit rematik merupakan kebutuhan
mendesak yang nyatadan harus dipikirkan mulai dari sekarang. Upaya ini
mencakup upaya pencegahan yang terus-menerus dikombinasi dengan
penatalaksanaan medis rematik yang sebaik-baiknya. Supaya usaha tersebut
dapat berhasil perlu.Terapi medis di masa depan diharapkan dapat
membantu pasiendengan penyakit reumatik untuk menjalani kualitas hidup
yang lebih baik.Sebagian besar penyakit reumatik diterapi dengan obat-
obatan analgesik, seperti OAINS,steroid, DMARDs, namun
fisioterapi/rehabilitasi medis juga sangat penting dalam penatalaksanaan
penyakit reumatik.
Penanggulangan penyakit rematik dapat dilakukan dengan
mengatur pola makan, dengan diit rendah purin yang bertujuan mengurangi
pembentukan asam urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk
dan mempertahankannya dalam batas normal.

Golongan bahan Makanan yang boleh Makanan yang tidak


makanan diberikan boleh diberikan
Karbohidrat Semua -
Protein hewani Daging atau ayam , ikan Sarden, kerang
tongkol , bandeng 50 ,jantung
gr/hari,telur,susu,keju hati,usus,limpa,paru –
paru ,otak, ekstrak
daging/kaldu, bebek,
angsa burung.
Protein nabati Kacang – kacngan kering 25gr -
atau tahu, tempe, oncom.
Lemak Minyak dalam jumlah -
terbatas.
Sayuran Semua sayuran sekehendak Asparagus, kacang
kecuali asparagus, kacang polong, kacang
polong, kacang buncis, buncis, kembang kol,
kembang kol, bayam, jamur bayam, jamur
maksimum 50gr/hari maksimum 50gr/hari
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 2004. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made
Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC

Long C. Barbara. 2003. Perawatan Medikal Bedah. Bandung.Yayasan IAPK Pajajaran.


Buku Ajar Ilmu Bedah, editor R Sjamsuhidajat, Wim de Jong, edisi Revisi,
Jakarta : EGC
Price, Sylvia Anderson. 2007. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit alih
bahasa Peter Anugerah, editor Caroline Wijaya, edisi 4, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai