Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Lotion Menurut Anief 1984, lotion adalah suatu sediaan dengan medium air

yang digunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yang
tersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi dimana mediumnya berupa air. biasanya
ditambah gliserin untuk mencegah efek pengeringan, sebaiknya diberi alcohol untuk cepat kering
pada waktu dipakai dan member efek penyejuknya. Menurut Wilkinson 1982, lotion adalah
produk kosmetik yang umumnya berupa emulsi, terdiri dari sedikitnya dua cairan yang tidak
tercampur dan mempunyai viskositas rendah serta dapat mengalir dibawah pengaruh gravitasi.
Menurut Lachman 1994, lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung.
Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada
permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta
meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit.
Prinsip Salbutamol merupakan suatu senyawa yang selektif merangsang reseptor B2
adrenergik terutama pada otot bronkus. Golongan B2 agonis ini merangsang produksi AMP
siklik dengan cara mengaktifkan kerja enzim adenil siklase. Efek utama setelah pemberian
peroral adalah efek bronkodilatasi yang disebabkan terjadinya relaksasi otot bronkus.
Dibandingkan dengan isoprenalin, salbutamol bekerja lebih lama dan lebih aman karena efek
stimulasi terhadap jantung lebih kecil maka bisa digunakan untuk pengobatan kejang bronkus
pada pasien dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.
Zat Aktif
 Penggunaan
 Penggunaan topical untuk melembutkan kulit.
Farmakologi
Minyak zaitun dibuat dari buah zaitun yang sangat kaya akan minyak. Minyak ini
mengandung sejumlah difenol, seperti hidroksi tyrosol (HT) dan oleu ropein (OE), dalam jumlah
sampai 800 mg/liter. Antioksidansia kuat ini berperan bagi stabilitas dan shelf-life panjang dari
minyak zaitun, artinya tidak mudah teroksidasi dan menjadi tengik seperti minyak nabati lainnya
bila disimpan lama.         
Dosis             
Oleskan secara merata pada kulit dengan teratur.

Preformulasi dan Permasalahan Farmasetik


a. Preformulasi zat aktif
- Olive Oil (Martindal The Extra Pharmacopoeia 28 hal 697)
 Pemerian       : Minyak berwarna kuning pucat atau kuning kehijauan
dengan sedikit bau khas dan rasa yang                             khas.
 Kelarutan       : Sukar larut dalam alcohol, larut dalam aseton, karbon
disulfide, kloroform dan eter. o   Khasiat          : Emolien
 Konsentrasi    : 5 %

b.      Permasalahan Farmasetika


 Ketidaksabaran dalam menunggu leburan benar-benar lebur dengan
homogen.
 Ketidaksabaran dalam mengaduk hasil leburan dengan TEA

c. Penyelesaian Masalah
 Dalam melebur cetil alcohol, cera alba dan asam stearat itu harus sabar dan
sambil diaduk-aduk agar homogeny dan tidak terdapat gumpalan
 Dalam mengaduk hasil leburan dengan TEA itu harus sabar dan sambil ditekan
agar homogeny dan tidak terdapat granul-granul sehingga sediaan terlihat
bagus.

d. Preformulasi zat tambahan


- Cetyl Alkohol (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 63 dan Martindale
The Extra Pharmacopoeia hal 1066)
 Pemerian        : Serpihan putih, butiran, memiliki bau yang khas. Rasanya
hambar dan bernuansa lilin.
 Kelarutan       : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam alcohol, larut
dalam kloroform dan eter.
 Khasiat &      : Khasiat pada sediaan yaitu sebagai Stiffening Konsentrasi
agent , dengan konsentrasi 2-10%.
- Nipagin (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 310 dan FI III hal 378)
 Pemerian        : putih, bubuk yang hampir tidak berbau dengan rasa
sedikit terbakar
 Kelarutan       : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P
; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida ; larut
dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak
nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
 Khasiat &  Khasiat pada sediaan yaitu pengawet untuk sediaan
Konsentrasi      topical 0,02-0,3%.   ·        

- Aqua Destillata (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 336)


 Pemerian         : Airnya jernih, tidak berwarna, cairan yang tidak berbau
 Khasiat            : pelarut untuk bahan obat dan bahan tambahan
 Konsentrasi     : hingga 100%      
   
- Oleum Rosae (Martindale The Extra Pharmacopoeia hal 682)
 Pemerian : Minyak yang dihasilkan dari destilasi bunga segar (bunga
mawar damask) dan spesies lainnya. Itu adalah sediaan semi solid
berwarna kuning pucat, bau dengan karakteristik yag kuat dan sedikit
rasa  manis.
 Kelarutan : Larut dalam alcohol, 1 ml rose oil dalam 50 ml  alcohol
90%.
 Khasiat : Corrigen odoris.

- ·         Gliserin (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 283 dan FI III hal
271)
 Pemerian   : Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, termasuk cairan yang
higroskopis.
 Kelarutan        : Dapat dicampur dengan air, dan dengan etanol  95%;
praktis tidak larut dalam kloroform P , dalam eter P dan dalam minyak
lemak.
 Khasiat &        : Khasiat pada sediaan yaitu sebagai humectan
Konsentrasi          konsentrasi ≤ 30%

- Asam Stearat (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 697 dan FI III hal
57)
 Pemerian         : Zat padat keras mengkilat menunjukkan
susunanhablur ; putih atau kuning pucat ; mirip lemak lilin
 Kelarutan        : praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian
etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan  dalam 3 bagian eter P
 Khasiat &        : Konsentrasi dalam salep ataupun cream yaitu 1-
Konsentrasi 20% Penggunaan Konsentrasi Salep dan cream 1-20%
Tablet Lubricant 1-3%

- Triethanolamin (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 754 dan FI III hal


612)
 Pemerian         : Cairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat bau
lemah mirip amoniak; higroskopis.
 Kelarutan        : mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut
dalam kloroform P
 Khasiat &  kondentrasi: Khasiat pada sediaan yaitu sebagai emulgator
Konsentrasi         dengan konsentrasi 2-4%

- Cera Alba ( Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 779 dan FI III hal 140)
 Pemerian         : zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan; bau
khas lemah
 Kelarutan        : praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol (95%) P dingin ; larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat,
dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri.
 Khasiat & konsentrasi: Khasiat pada sediaan sebagai stiffening agent
Konsentrasi dengan konsentrasi 5-20%.  

Metoda
a. Formula
Handbody Olive Oil  
Tiap 100 ml mengandung:
R/  Cetyl alcohol                     4 g      
Cera alba                           10 g      
Asam Stearat                     2 g      
TEA                                  1 g
Olive Oil                          5%
Gliserin                             20 g
Nipagin                             qs
Oleum rosae                      qs
Aqua destillata      ad        100 ml

b. Perhitungan dan Penimbangan


Handbody yang akan dibuat @100 ml x 6 botol = 600 ml
1. Cetyl alcohol           = 4 g x 600/100 ml      = 24 g
2. Cera alba                 = 10 g x 600/100 ml    = 60 g
3. Asam stearat           = 2 g x 600/100 ml      = 12 g
4. TEA                        =1 g x 600/100 ml       = 6 g
5. Olive oil                  = 5 g / 100 ml x 600 ml = 30 g
6. gliserin                    = 20 g x 600/100 ml    = 120 g
7. Nipagin                   = 0,18 g/ 100 ml x 600 ml = 1,08 g
8. Oleum rosae            = 12 tetes
4. Aqua dest.  panas    ad        = 600 ml - 253,08 ml = 346,92 ml

c. Alat dan Bahan


Alat: ·        
- Lumpang dan alu ·        
- Spatula ·        
- Pinset ·        
- Serbet ·        
- Botol handbody 100 ml ·        
- Sudip ·        
- Beaker glass ·        
- Perkamen ·        
- Timbangan ·        
- Anak timbangan ·        
- Batang pengaduk ·        
- Gelas ukur        

Bahan: ·        
- Cetyl alcohol ·        
- Cera alba ·        
- Asam stearat ·        
- TEA ·        
- Olive oil ·        
- Gliserin ·        
- Nipagin ·        
- Oleum rosae ·        
- Aqua dest. panas

d. Prosedur pembuatan
1.   Siapkan dan bersihkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2.   Setarakan timbangan
3.   Kalibrasi botol
4.   Timbang bahan-bahan yang diperlukan
5.   Panaskan lumpang dan alu
6.   Lebur cetil alcohol, cera alba dan asam stearat dengan menggunakan beaker glass
diatas cawan porselen ad homogeny
7.   Buang air panas yang ada pada lumpang lalu bersihkan lumpang
8.   Ambil aqua dest panas dengan beaker glass lalu larutkan nipagin kedalam aqua dest.
Panas tersebut
9.   Tuang hasil leburan lalu masukkan TEA , aduk ad homogeny
10.  Lalu masukkan olive oil aduk ad homogeny
11. Lalu masukkan gliserin aduk ad homogeny
12. Lalu masukkan larutan nipagin aduk ad homogeny
13. Lalu yang terakhir teteskan oleum rosae.
14. Masukkan sediaan kedalam botol dan sisanya untuk evaluasi

e. Evaluasi
1. Evaluasi pH
Evaluasi pH menggunakan kertas pH indicator , dengan perbandingan 60 g : 200
ml air yang digunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen dan
diamkan agar mengendap, dan airnya yang diukur denga kertas pH indicator
dengan mencelupkan ujung kertasnya. Lalu lihat perubahan warnanya, sesuaikan
dengan warna pada kemasan kertas pH indicator. ·        
- Emulsi telah jadi masing-masing dituangkan dalam gelas piala 20 ml ·        
- Lakukan pengukuran ph menggunakan ph meter dengan mencelupkannya
kedalam emulsi.
Hasil Pengamatan : Hasil Evaluasi pH dari sediaan handbody yang kelompok kami
buat yaitu pH .
2. Evaluasi organoleptis
Evaluasi organoleptis merupakan pengujian sediaan dengan menggunakan
pancaindra untuk mendeskripsikan bentuk atau konsistensi (misalnya padat, serbuk,
kental, cair), warna ( misalnya kuning, coklat) dan bau ( misalnya aromatic, tidak
berbau). Pemberian dikatakan baik jika warna handbody tidak berubah dan bau
tidak hilang.
    
3. Evaluasi Densitas ( bobot jenis ) ·        
- Ditimbang piknometer kosong ( Wpikno) ·        
- Piknometer kosong diisi air suling hingga penuh, kemudian ditimbang ·        
- Dihitung selisih antara W pikno + air dan W pikno didapat W air ·        
- Selanjutnya W air dibagi oleh massa jenis air sehingga didapat volume air
( Vair) ·        
- emulsi dari masing-masing formula dimasukan kedalam piknometer kosong,
kemudian ditimbang ( W pikno + emulsi) ·        
- Dihitung selisih antarsa W pikno + emulsi W pikno didapat W emulsi ·        
- Selanjutnya W emulsi dibagi oleh W air, sehingga diperoleh massa jenis
emulsi. ·        
- Massa jenis emulsi selanjutnya dibagi oleh massa jenis air, sehingga diperoleh
berat badan emulsi. ·        
- Prosedur diatas juga dilakukan untuk masing-masing formula emulsi Hasil
pengamatan:            

4. Evaluasi Viskositas
Viskositas adalah gaya yan diperlukan untuk menggerakkan secara
berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lainnya
dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan
cairan yang akan ditentukan kekentalannya
Mengukur viskositas emulsi menggunakan viscometer Brookfield: ·        
- Masukan emulsi kedalam beaker glass ·        
- Pasang alat Brookfield dan masukan spindle dalam emulsi ·        
- Pilih pengatur kecepatan; amati jarum penunjuk pada saat konstan ·        
- Catat angka yang ditunjuk jarum; hitung viskositasnya
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat viscometer antara lain :
a.       Viscometer kapiler
b.      Viscometer hoppler
c.       Viscometer cup dan plate
d.      Viscometer cone dan plate

Prosedur : ·        
- Diisi tabung Ostwald dengan sampel ·        
- Dengan bantuan tekanan atau penghisapan alur mundur cairan dalam tabung
kapiler hingga garis graduasi teratas ·        
- Buka kedua tabung pengisi dan tabung kapiler agar cairan dapat mengalir
beban kedalam wadah melawan tekanan atmosfir ·        
- Catat waktu dalam detik yang diperlukan cairan untuk mengalir dari batas atas
hingga batas bawah dalam tabung kapiler.(FI IV hal 1038)
Pada evaluasi ini ada 2 cairan yang digunakan, yaitu aquades dan sirup salbutamol.
Masing-masing cairan diuji tiga kali dan dicari rata-ratanya.

Anda mungkin juga menyukai