Anda di halaman 1dari 43

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN PADAT

“UJI DISOLUSI TABLET PARACETAMOL”

Alfianita 2019210141 Caesillia Agustine 2019210151


Safina Huda 2019210143 Nadia Nur Arifah Hulawa 2019210152
Marina Ester Yhosefine 2019210144 Debby Sifa Andira 2019210153
Jeanita Harvianti 2019210145 Zikri Nugraha 2019210154
Arini Amalia Putri 2019210147 Widia Ayu Salsabilah 2019210155
Sergi Adies Firdena 2019210149 Satrio Damar Wicaksono 2019210157
Wenni Putri Damayanti 2019210150 Ro’ufi Absor 2019210158
TEORI SINGKAT
● Sebelum melakukan uji disolusi, metode analisis yang digunakan harus
ditetapkan terlebih dahulu dan dikaji dengan seksama antara lain: komposisi
media disolusi, jumlah media, waktu, kecepatan pengaduan, prosedur
penetapan konsentrasi dan toleransi. Setelah pengambilan sampel uji disolusi,
dilanjutkan dengan proses analisis penetapan kadar zat aktif dalam sampel
(Siregar dan wikarsa, 2010)

● Faktor yang harus diperhatikan dalam uji disolusi, yaitu :


1. Ukuran dan bentuk tablet yang akan mempengaruhi laju dan tingkat
kelarutan
2. Selain itu sifat media pelarut juga akan mempengaruhi uji kelarutan dan
uji disolusi.

● Beberapa kegunaan uji disolusi antara lain :


1. Untuk menjamin keseragaman satu batch menjamin bahwa obat akan
memberikan efek terapi yang diinginkan, dan
2. Diperlukan dalam rangka pengembangan suatu obat baru (Dirjen POM,
1995).
TEORI SINGKAT
● Salah satu parameter uji yang dilakukan untuk menguji
kesediaan tablet adalah uji disolusi. Uji dilakukan untuk
menentukan kesesuaian dengan persyaratan yang tertera
dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet,
kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus
dikunyah. (Ditjen POM, 1995).

● Menurut Farmakope Indonesia Edisi V (2014), ada dua


metode uji disolusi yaitu :
a. Metode basket
b. Metode dayung
TUJUAN
Adapun tujuan dari uji disolusi tablet ini adalah
untuk mengetahui apakah kadar zat aktif yang
terkandung dalam tablet dapat terlepas sempurna
dari sehingga memenuhi persyaratan atau tidak
sesuai dengan ketentuan uji disolusi tablet.
(JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and
Clinical Research, 2019, 02, 95-108)
Data Preformulasi Zat Aktif
A. Zat Aktif :
1. Paracetamol (FI VI hal. 1359, Martindale 36 hal. 108, DI 88 hal. 1087)
a. Rumus struktur :

b. Rumus molekul : C8H9NO2


c. Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit
d. Kelarutan : larut dalam air mendidih & mudah larut dlm etanol
e. BM : 151,16
f. Dosis : 0,5 – 1 g setiap 4-6 jam (martindale 36 hal. 108)
g. Khasiat : analgetic, antiradang dan antipiretik
h. Stabilitas : simpan pd suhu <40 derajat C (antara 15-30 derajat C)
i. Inkompatibilitas : hidrolisis oleh asam & basa, tdk tembus cahaya, hindari garam alkali stearate.
j. Penyimpanan : wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, suhu ruang, terlindung dari
kelembaban dan panas.
Data Preformulasi Zat Eksipien
B. Zat tambahan
1. PVP (Hope 6th hal. 581-583, FI VI hal. 1413)
a. Rumus Struktur :

b. Rumus Molekul : C6H9NO)n


c. Pemerian : Serbuk amorf, coklat kekuningan hingga coklat kemerahan; bau
khas lemah. Larutan bereaksi asam terhadap kertas lakmus.
d. Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol; praktis tidak larut dalam
kloroform, dalam karbon tetraklorida, dalam eter, dalam heksana, dan dalam aseton
e. Kegunaan : Pengikat
f. Stabilitas : Povidone menjadi gelap sampai batas tertentu pada pemanasan
pada 150 ° C, dengan pengurangan kelarutan dalam air. Hal ini stabil untuk siklus
pendek panas paparan sekitar 110-130 °C; sterilisasi uap air larutan tidak mengubah
sifat-sifatnya. Solusi berair rentan terhadap pertumbuhan jamur dan akibatnya
memerlukan penambahan: bahan pengawet yang sesuai.
Data Preformulasi Zat Eksipien
g. Inkompatibilitas : Povidone kompatibel dalam larutan dengan
jangkauan luas dari berbagai macam garam anorganik , resin
alami dan sintetis, dan bahan kimia lainnya. Ini membentuk adisi
molekuler dalam larutan dengan sulfathiazole, natrium salisilat,
asam salisilat, fenobarbital, tanin, dan senyawa lainnya; Khasiat
beberapa pengawet, mis. thimerosal, mungkin terpengaruh oleh
pembentukan kompleks dengan povidone. h. Konsentrasi : 0,5 % -
5 % (HOPE ed. 6 Hal. 582)
i. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Data Preformulasi Zat Eksipien
2. Laktosa (Hope 6th Hal. 359-361, FI IV hal 488)
a. Rumus Molekul : C12H22O11
b. Bobot molekul : 342,30
c. Pemerian : serbuk atau hablur putih, tidak berbau, rasa agak
manis
d. Stabilitas : pada suasana panas/lembab dapat berubah warna
menjadi coklat selama penyimpanan
e. Kelarutan : Larut dalam air, agar sukar larut dalam etanol 95%
f. OTT : asam amino, amfetamin, pengoksidasi kuat
g. pH : 4,0-6,5
h. Kegunaan : sebagai pengisi
i. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan kering
Data Preformulasi Zat Eksipien
3. Amilum (Handbook of Pharmaceutical Excrprent ed.6 hal. 685)
a. Rumus Struktur :

b. Rumus Molekul : (C6H10O5)n


c. Pemerian : serbuk sangat halus berwarna putih
d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol
e. Stabilitas : amilum kering stabil jika terlindungi dari
kelembaman tinggi. pada penyimpanan normal, bersifat kimia dan
mikrologi inert.
f. Inkompatibilitas : bahan pengoksidasi kuat
g. Konsentrasi : 3-25% (HOPE 6th hal. 686)
h. Kegunaan : penghancur tablet
i. Penyimpanan : wadah kedap udara ditempat sejuk dan kering
j. pH : 5,5 - 6,5
Data Preformulasi Zat Eksipien
4. Magnesium Stearat (Handbook of Pharmaceutical Excrprent ed.6 hal.404)
a. Rumus Struktur :

b. Rumus Molekul : Mg(C18H35O2)2


c. Pemerian : sangat halus , putih terang, voluminous, bau khas
lemah, mudah melekat pada kulit
d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol , etanol (95%), eter
dan air
e. Stabilitas : stabil
f. Inkompatibilitas : asam kuat, alkali, garam logam
g. Konsentrasi : 0,25 - 5 % (HOPE 6th hal. 404)
h. Kegunaan : lubrikan ( pelincir)
i. Penyimpanan : wadah tertutup rapat ditempat sejuk dan kering
Data Preformulasi Zat Eksipien
5. Aerosil (Handbook of Pharmaceutical Excrprent ed.6 hal. 185 )
a. Struktur Molekul :

b. Rumus Molekul : SiO2


c. Pemerian : silikia submikroskopis dengan ukuran partikel ± 15 nm,
serbuk ringan, lentur, berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, tidak berbentuk.
d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik , air asam. larut
dalam alkali.
e. Inkompatibilitas : inkompatibel dengan dretis
f. Konsentrasi : 0,1-1 % (hope 6th hal. 186)
g. Kegunaan : glidan (pelicin)
h. Penyimpanan : wardah tertutup rapat
i. pH : 3,5 - 4,2
Formula
Komponen Granulat Paracetamol 325 mg

PVP 2%

Amilum 10%

Laktosa q.s

Komponen Luar Amilum 5%

Mg. Stearat 0.3%

Aerosil 0.1%
Perhitungan Larutan Baku
Diketahui :
Kadar Larutan Stok Parasetamol (N1) = 200 bpj
Kadar Larutan Baku Parasetamol (N2) = 2,4,6,8,10,12 bpj
Volume Larutan Stok Parasetamol (V2) = 100 mL

Rumus :
V1 x N1 = V2 x N2
V1 = V2 x N2/N1
Perhitungan Larutan Baku
2 bpj => N1 = V2 x N2 / V1 8 bpj => N1 = V2 x N2 / V1

N1 = (100 ml x 2 ) / 200 N1 = (100 ml x 8 ) / 200

= 1 mL ad 100 mL = 4 mL ad 100 mL

4 bpj => N1 = V2 x N2 / V1 10 bpj => N1 = V2 x N2 / V1

N1 = (100 ml x 4 ) / 200 N1 = (100 ml x 10 ) / 200

= 2 mL ad 100 mL = 5 mL ad 100 mL

6 bpj => N1 = V2 x N2 / V1 12 bpj => N1 = V2 x N2 / V1

N1 = (100 ml x 6 ) / 200 N1 = (100 ml x 12 ) / 200

= 3 mL ad 100 mL = 6 mL ad 100 mL
Tabulasi Data
A. Serapan Baku Zat Aktif

Konsentrasi (bpj) (x) Serapan (A) (y)


a = -0,0179
2 0,089 b = 0,0527
r = 0,9999
4 0,192

6 0,297 y = -0,0179 + 0,0527x

8 0,405

10 0,510

12 0,615
B. Uji Disolusi Tablet

TABLET 1

Menit ke-(x) Serapan (A) Pengenceran %

5 1,553 10 82,54%

15 1,687 10 89,59%

30 1,689 10 89,69%

45 1,656 10 87,83%

60 1,639 10 86,93%
B. Uji Disolusi Tablet

TABLET 2

Menit
Menit ke-(x)
ke- (x) Serapan (A) Pengenceran %

5 1.412 10 75.32%

15 1.501 10 80.65%

30 1.514 10 81.42%

45 1.517 10 83.3%

60 1.489 10 83.45%
B. Uji Disolusi Tablet

TABLET 3

Menit ke-(X) Serapan (A) Pengenceran %

5 1,609 10 85,49%

15 2,008 10 106,46%

30 2,036 10 107,93%

45 2,040 10 108,14%

60 2,061 10 109,24%
Perhitungan Kurva Kalibrasi Tablet 1
SERAPAN (A)

● 5’

X = (Y+0,0179)/0,0527

Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan X = (1,553+0,0179)/0,0527


garis sebagai berikut:
y = -0,0179 + 0,0527x X = 29,8083 µg/ml x 10 (pengenceran) = 298,083 µg/ml

x = (Y+0,0179)/0,0527 𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 298,083 µg/ml

= 268274,7 µg

= 268,2747 mg

%Terdisolusi = 268,2747/325 x 100% = 82,54%


● 15’

X = (Y+0,0179)/0,0527

X = (1,687+0,0179)/0,0527

X = 32,3510 µg/ml

C = 32,3510 µg/ml x 10 (pengenceran) = 323,510 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 323,510 µg/ml + (10/900 x 268,2747 µg)

= 291161,98 µg

= 291,1619 mg

% terdisolusi = 291,1691/325 x 100% = 89,59%


● 30’

X = (Y+0,0179)/0,0527

X = (1,689+0,0179)/0,0527

X = 32,3889 µg/ml

C = 32,3889 µg/ml x 10 (pengenceran) = 323,889 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 323,889 µg/ml + (10/900 x (268,2747 µg + 291,1619 µg))

= 291506,31 µg

= 291,5063 mg

% terdisolusi =291,5063/325 x 100% = 89,69%


● 45’
y = -0,0179 + 0,0527x

X = (Y + 0,0154)/0,0527

X = (1,656+0,0154)/0,0527

X = 31,7154 µg/ml

C = 31,7154 µg/ml x 10 (pengenceran) = 317,154 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 317,154 µg/ml + (10/900 x (268,2747 µg + 291,1619 µg + 291,5063 µg ))

= 285448,05 µg

= 285,4480 mg

% terdisolusi = 285,4480 mg/325 x 100% = 87,83%


● 60’

X = (Y + 0,0154)/0,0527

X = (1,639+0,0154)/0,0527

X = 31,3928 µg/ml

C = 31,3928 µg/ml x 10 (pengenceran) = 313,928 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 313,928 µg/ml + (10/900 x (268,2747 µg + 291,1619 µg + 291,5063 µg 285,4480 µg))

= 282547,83 µg/ml

= 282,5478 mg

% terdisolusi = 282,5478 mg/325 x 100% = 86,93%


Perhitungan Kurva Kalibrasi Tablet 2
SERAPAN (A)

● 5’
y = -0,0179 + 0,0527x

Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis X = (Y + 0,0179)/ 0,0527


sebagai berikut:
y = -0,0179 + 0,0527x X = (1.412+0,0179)/0,0527

X = 27.1328 µg/ml x 10 (pengenceran) = 271.328 µg/ml


X = (Y + 0,0179)/ 0,0527
𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 271.328. µg/ml

= 244195.2 µg

= 244.1952 mg

%Terdisolusi = 244.1952/325 x 100% = 75.32%


● 15’
y = -0,0179 + 0,0527x

X = (Y + 0,0179)/ 0,0527

X = (1.501 + 0.0179)/0.0527

X = 28.8216 µg/ml

C = 28.8216 µg/ml x 10 (pengenceran) = 288.216 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 288.216 µg/ml + (10/900 x 244195.2µg)

= 262107.68 µg

= 262.1077mg

% terdisolusi = 262.1077/325 x 100% = 80.65%


● 30’
y = -0,0179 + 0,0527x

X = (Y + 0,0179)/ 0,0527

X = (1.514 + 0.0179)/0.0527

X = 29.0683 µg/ml

C = 29.0683 µg/ml x 10 (pengenceran) = 290.683 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 290.683 µg/ml + (10/900 x (244195.2µg +262107.68 µg ))

= 264618.0653 µg

= 264.6181mg

% terdisolusi =264.6181/325 x 100% = 81.42%


● 45’
y = -0,0179 + 0,0527x

X = (Y + 0,0179)/ 0,0527

X = (1.517 + 0.0179)/0.0527

X = 29.1252 µg/ml

C = 29.1252 µg/ml x 10 (pengenceran) = 291.252 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 291.252µg/ml + (10/900 x (244195.2 µg +262107.68µg + 264618.0653 µg))

= 270692.5883 µg

= 270.6926 mg

% terdisolusi = 270.6926 mg/325 x 100% = 83.3%


● 60’
y = -0,0179 + 0,0527x

X = (Y + 0,0179)/ 0,0527

X = (1.489 + 0.0179)/0.0527

X = 28.594 µg/ml

C = 28.594 µg/ml x 10 (pengenceran) = 289.54 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 289.54 µg/ml + (10/900 x (244195.2 µg+262107.68 µg+ 264618.0653
µg+270692.5883µg ))

=272159.4837 µg

= 271.216 mg

% terdisolusi = 271.216mg/325 x 100% = 83.45%


Perhitungan Kurva Kalibrasi Tablet 3
SERAPAN (A)

● 5’

X = (Y+0,0179)/0,0527
Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis
sebagai berikut: X = (1,609+0,0179)/0,0527
y = -0,0179 + 0,0527x
X = 30,8710 µg/ml x 10 (pengenceran) = 308,71 µg/ml
X = (Y+0,0179)/0,0527 𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 308,71 µg/ml

= 277839 µg

= 277,839 mg

%Terdisolusi = 277,839/325 x 100% = 85,49%


● 15’

X = (Y+0,0179)/0,0527

X = (2,008+0,0179)/0,0527

X = 38,4421 µg/ml

C = 38,4421 µg/ml x 10 (pengenceran) = 384,421 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 384,421 µg/ml + (10/900 x 277,839 µg)

= 345981,99 µg

= 345,9820 mg

% terdisolusi = 345,98/325 x 100% = 106,46%


● 30’

X = (Y+0,0179)/0,0527

X = (2,036+0,0179)/0,0527

X = 38,9734 µg/ml

C = 38,9734 µg/ml x 10 (pengenceran) = 389,734 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 389,734 µg/ml + (10/900 x (277,839+345,9820 µg))

= 350767,53 µg

= 350,7675 mg

% terdisolusi = 350,7675/325 x 100% = 107,93%


● 45’

X = (Y+0,0179)/0,0527

X = (2,040+0,0179)/0,0527

X = 39,0493 µg/ml

C = 39,0493 µg/ml x 10 (pengenceran) =390,493 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 390,493 µg/ml + (10/900 x (277,839 µg+345,9820 µg+350,7675 µg))

= 351454,53 µg

= 351,4545 mg

% terdisolusi = 351,4545/325 x 100% = 108,14%


● 60’

X = (Y+0,0179)/0,0527

X = (2,061+0,0179)/0,0527

X = 39,4478 µg/ml

C = 39,4478 µg/ml x 10 (pengenceran) = 394,478 µg/ml

𝚺 terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 394,478 µg/ml + (10/900 x (277,839 µg+345,9820 µg+350,7675 µg+
351,4545 µg))

= 355044,93 µg

= 355,0449 mg

% terdisolusi = 355,0449/325 x 100% = 109,24%


Cara Kerja
A. Pembuatan kurva kalibrasi
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang 5 mg paracetamol
3. Dimasukkan kedalam gelas ukur 50 mL, dilarutkan dengan aquadest ad 50 mL larutan
induk 100 bpj
4. Dibuat sari paracetamol 2,4,6,8,10,12
5. Dimasukkan masing masing tiap sari paracetamol kedalam labu ukur 50 mL, dilarutkan
dengan aquadest 50 mL
6. Diujur serapan masing masing larutan baku dengan spektofotometer 272 nm
7. Dibuat kurva paracetamol antara konsentrasi dan serapan
B. Uji disolusi

Media : air 900 mL suhu 37±0,5°C

Alat : Uji disolusi tipe dayung

Waktu : 5’, 15’, 30’, 45’, 60’

1. Diuji dan media disiapkan


2. Media dipanaskan di atas WB dengan suhu 37 +- 0.5 OC dimasukkan ke dalam labu uji
3. Tablet paracetamol dimasukkan kedalam labu dengan di uji disolusi yang berisi media
4. RPM diatur pada 50 rpm. Ditekan tombol stoft
5. Cuplikan di ambil pada interval 5’, 15’, 30’, 45’, 60’ sebanyak 10 mL pada persetengahan
antara permukaan dengan bagian alat dayung (1 dayung wadah tanda). Di sekitar
pengambilan cuplikan media diganti dengan volume yang sama
6. Masing masing cuplikan di ukut serapannua menggunakan spetofotometri UV-VIS 272nm
7. Kadar zat aktif yang terdisolusi ditentukan secara spektofotometri
8. Jumlah zat aktif yang terdisolusi pada setiap waktu sampling di hitung
9. Dibuat kurva antara % konsentrasi terdisolusi dengan waktu
Evaluasi
1. Uji Disolusi (menurut FI VI hal 2116 – 2117)
Cara : Masukkan sejumlah volume media disolusi ke dalam labu, pasang alat, biarkan media
disolusi hingga suhu 37º± 0,5º, keluarkan termometer dari alat. Masukkan satu unit sediaan
pada masing- masing dari enam silinder, hati-hati jangan sampai ada gelembung udara
pada permukaan tiap unit sediaan, segera jalankan alat seperti tertera pada masing- masing
monografi. Pada gerakan turun naik, silinder bergerak melalui jarak total 9,9 cm hingga 10,1
cm. Dalam selang waktu yang dinyatakan atau pada setiap waktu yang dinyatakan, naikkan
silinder, dan ambil sebagian larutan uji dari tengah-tengah antara permukaan media
disolusi dan alas masing-masing labu. Lakukan penetapan kadar seperti tertera pada
masing-masing monografi. Jika perlu, ulangi pengujian dengan sediaan lain.
Persyaratan :
Tahap 𝛴 yang diuji Kriteria Penerimaan

S1 6 Tiap unit tidak kurang dari Q + 5 %

S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 + S2) adalah sama dengan atau


lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang kecil
dari Q – 5 %

S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2 + S3) adalah sama


dengan atau lebih besar dari Q, dan tidak lebih dari 2
unit sediaan yang lebih kecil dari Q – 15 % dan tidak
satu unit pun yang lebih kecil dari Q – 25 %.
Evaluasi
2. Uji Disolusi (menurut BPOM 2005)
Cara :
● Uji disolusi terbanding dilakukan dengan menggunakan metode basket pada 100 rpm
atau metode paddle pada 50 rpm dalam media pH 1.8 (larutan HCI), pH 4,5 (bufer
sitrat) dan PH 6.8 (bufer fosfat);
● Waktu – waktu pengambilan sampel untuk produk obat lepas cepat: 10,15,30,45 dan 60
menit;
● Digunakan produk obat minimal 12 unit dosis;
● Profil disolusi dibandingkan dengan menggunakan faktor kemiripan f 2 yang dihitung
dengan persamaan berikut:

Persyaratan: Jika > 85 % dari jumlah zat aktif yang tertera di label melarut dalam waktu < 15
menit dengan menggunakan alat basket pada 100 rpm atau alat paddle pada 50 rpm (atau
75 rpm jika terjadi coning) dalam volume < 900 ml masing-masing media.
Evaluasi
3. Uji Disolusi (menurut Lachman hal. 660&662)
Cara : Sebuah tablet diletakan dalam keranjang saringan kawat kecil yang diikat pada
bagian bawah suatu tongkat yang dihubungkan pada sebuah motor yang kecepatannya
dapat diatur. Keranjang itu dicelupkan ke dalam medium disolusi (seperti dinyatakan pada
monografinya) yang terdapat didalam labu 100 ml. Labu itu berbentuk silindris dengan
dasar berbentuk hemisferik. Suhu labu dipertahankan 37ºC ± 0,5ºC dengan penangas
bersuhu tetap. Motor diatur pada kecepatan yang ditentukan, kemudian cairan sampel
diambil pada selang waktu tertentu untuk menentukan jumlah obat didalam cairan
tertentu.
Persyaratan : Hasilnya dapat diterima apabila hasil rata rata dari tablet lebih besar atau
sama dengan Q, dan tidak ada satu pun yang lebih kecil dari Q-15%.
Pembahasan Sediaan Tablet
1. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan ataupun tanpa bahan
pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan yang merupakan bentuk
sediaan yang paling banyak digunakan.
2. Pembuatan tablet dengan metode Granulasi Basah digunakan untuk membuat tablet
dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik tidak kompaktibel, mempunyai waktu alir
(fluiditas) yang cukup buruk, tidak tahan panas, dan tahan lembab/pembasahan.
3. Granulasi basah dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat
penghancur sampai homogen, lalu dibasahi dengan larutan pengikat, jika perlu
ditambahkan bahan pewarna.
4. Metode pembuatan tablet yang cocok adalah granulasi basah. Metode tersebut bisa
meningkatkan sifat alir sehingga dapat dihasilkan granul yang baik dan mempermudah
pada saat pencetakan tablet (Anzhari et al., 2017). Paracetamol pun diketahui memiliki sifat
kelarutan yang kurang baik terhadap air.
5. Keuntungan dari metode granulasi basah adalah sifat-sifat mengalir lebih baik, pemadatan,
pengempaan baik, distribusi zat pewarna merata (Siregar dan Wikarsa, 2010).
6. Sehingga Metode Granulasi Basah ini dalam pembuatan Tablet sangat cocok digunakan
untuk Uji Disolusi karena uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah tablet bisa
melarutkan/melepaskan zat aktif didalam tubuh dengan baik atau tidak. (JPSCR: Journal of
Pharmaceutical Science and Clinical Research, 2019, 02, 95-108)
KESIMPULAN
Uji Disolusi pada sampel 3 tablet paracetamol yang
digunakan memenuhi syarat yaitu kadar zat aktif yang
terlarut tidak kurang dari 80% pada menit ke 30
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. h.
135
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia
Edisi V. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
3. JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 2019, 02,
95-108, DOI: 10.20961/jpscr.v4i2.33622 “Perbedaan Metode Penambahan
Bahan Penghancur secar IntragranularEkstragranular terhadap Sifat Fisik
serta Profil Disolusi Tablet Ibuprofen”
4. Devia Permata Sari, T.N. Saifullah Sulaiman dan Okti Ratna Mafruhah,
Majalah Farmasuetik, Vol. 9 No. 1 Tahun 2013 254. UJI DISOLUSI
TERBANDING TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA GENERIK BERLOGO
DAN BERMEREK
5. ELIS SURYANI NASUTION. UJI DISOLUSI TABLET PARASETAMOL DENGAN
METODE DAYUNG : TUGAS AKHIR.2014
6. Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical, Press,
London. p.1985
7. Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Pressand American Pharmacists
Assosiation,p.135,404-405,688-689,728-729.

8. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 448, 515, 771, 1000.h.39,107,772.

9. Nawangsari, Desi. 2019. Pengaruh Bahan Pengisi Terhadap Massa Cetak Tablet Vitamin C.
Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, Vol 11, No 2. h. 38

10. Jayanti, Nanda Dwi. 2018. Pengaruh Tekanan Kompresi pada Tablet Vitamin C dengan
Avicel Ph 102 dan Dikalsium Fosfat Anhidrat sebagai Filler-Binder dan Disintegran. Prosiding APC
(Annual Pharmacy Conference) Vol 3. h. 60

11. Rahayu, Sri. 2021. PENGARUH VARIASI KONSENTRASI AMPROTAB SEBAGAI


DESINTEGRANT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK BUAH PARE (MOMORDICA
CHARANTIA L.). Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 6(1), h. 39-48

12. Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3th, Burgess
Publishing Company, Minneapolis.

13. Kibbe, A. H., 2000, Handbook Of Pharmaceutical Excipients, Third Edition, Pharmaceutical
Press London, United Kingdom and American Pharmaceutical Association, Washington, D.C.

Anda mungkin juga menyukai