Anda di halaman 1dari 10

KASUS

Ny.Fitri usia 21 tahun. Keluarga klien mengatakan sebelum masuk RS, klien marah, mengamuk, suka berbicara
sendiri, mendengar suara-suara, dan suka keluyuran. Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan bermotor
pada tahun 2012, dan klien dioperasi bagian kepalanya, Klien mengatakan pernah mendengar suara-suara anak
kecil yang sedang bernyanyi, Klien mengatakan suara tersebut muncul pada malam hari, lamanya 5 menit, tapi
suara tersebut jarang datang atau muncul, Klien mengatakan merasa senang ketika suara itu sedang datang dank
lien mengikuti lagu yang ada dalam suara itu, Klien mengatakan suara tersebut datang kalau klien sedang
sendiri dan tidak ada aktivitas, Klien mengatakan malas ngobrol dengan teman yang lain karena marasa tidak
cocok, Klien mengatakan waktu dirumah jarang mengikuti kegiatan kemasyarakatan. Berdasarkan observasi,
Klien terlihat sering duduk sendiri, melamun, senyum-senyum sendiri, dan terkadang terlihat berbicara sendiri,
Klien terlihat selama wawancara klien kooperatif, kontak mata ada, saat ditanya, jawabnya klien sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan, Klien terlihat didapatkan penampilan klien rapih, klien selalu mengganti bajunya
setiap selesai mandi, mulut dan kuku klien bersih, klien selalu menggunakan alas kaki.
Pemeriksaan fisik TD : 110/70 mmHg, Nadi: 80x / menit, RR: 18x / menit, Suhu : 360C, TB: 165 cm, BB: 52 kg
Mendapat terapi obat-obatan, yaitu CPZ 3 X 100 mg, HP 3 X 5 mg, THP 3 X 2 mg
STRATEGI PELAKSANAAN

A. PROSES KEPERAWATAN
Sp 1 pasien: Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara mengontrol halusinasi, mengajarkan
pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi
1. KONDISI KLIEN
a) Subjektif
1) Keluarga klien mengatakan sebelum masuk RS, klien marah, mengamuk, suka berbicara
sendiri, mendengar suara-suara, dan suka keluyuran.
2) Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan bermotor pada tahun 2012, dan klien
dioperasi bagian kepalanya,
3) Klien mengatakan pernah mendengar suara-suara anak kecil yang sedang bernyanyi
4) Klien mengatakan suara tersebut muncul pada malam hari, lamanya 5 menit, tapi suara
tersebut jarang datang atau muncul,
5) Klien mengatakan merasa senang ketika suara itu sedang datang dank lien mengikuti lagu
yang ada dalam suara itu
6) Klien mengatakan suara tersebut datang kalau klien sedang sendiri dan tidak ada aktivitas,
7) Klien mengatakan malas ngobrol dengan teman yang lain karena marasa tidak cocok,
8) Klien mengatakan waktu dirumah jarang mengikuti kegiatan kemasyarakatan
b) Objektif
1) Klien terlihat sering duduk sendiri, melamun, senyum-senyum sendiri, dan terkadang terlihat
berbicara sendiri,
2) Klien terlihat selama wawancara klien kooperatif, kontak mata ada, saat ditanya, jawabnya
klien sesuai dengan pertanyaan yang diajukan,
3) Klien terlihat didapatkan penampilan klien rapih, klien selalu mengganti bajunya setiap
selesai mandi, mulut dan kuku klien bersih, klien selalu menggunakan alas kaki.
4) Pemeriksaan fisik TD : 110/70 mmHg, Nadi: 80x / menit, RR: 18x / menit, Suhu : 36 0C, TB:
165 cm, BB: 52 kg
5) Mendapat terapi obat-obatan, yaitu CPZ 3 X 100 mg, HP 3 X 5 mg, THP 3 X 2 mg
2. MASALAH / DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Gangguan perubahan sensori persepsi, halusinasi pendengaran.
3. TUJUAN KHUSUS
 Klien mampu mengungkapkan penyebab halusinasi
 Klien mampu cara menghardik halusinasi
4. TINDAKAN KEPERAWATAN
 Membantu pasien mengenal halusinasi
 Menjelaskan cara mengontrol halusinasi
 Mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam
“Assalammu’alaikum, perkenalakan nama saya ambarwati, panggil saja saya suster ambar, saya
mahasiswi Poltekkes Jakarta I yang sedang praktek disini, siapa nama anda siapa? Senangnya
dipanggil apa? Baiklah saya panggil kamu tri saja ya.
b. Validasi kesiapan klien
“Bagaiman perasaan kamu hari ini ? Bagaimana tidurnya semalam? Apa yang dirasakan saat ini ?
c. Kontrak
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara-suara yang suka mengganggu anda ? Mau
dimana kita duduk ? Di taman depan ? berapa lama maunya ? bagaimana kalau 30 menit ?”

2. Kerja
“tri kenapa kemarin terlihat seperti sedang senyum – senyum sendiri ? apa yang tri alami kemarin ?
“ Oh, H mendengar suara ? Apa yang di katakan suara tersebut ?
“Kapan suara itu terdengar ? terus-menerus atau tidak suara itu terdengar ? berapa kali dalam sehari
suara itu terdengarnya ? pada saat keadaan tri bagaimana suara itu terdengar ? apakah pada saat sendiri
?
“Apa yang tri rasakan kalau mendengar suara itu ? terus apa yang anda lakukan kalau mendengar suara
tersebut? Oh begitu,,apa dengan cara tersebut suara itu akan hilang ?
“Ok, bagaimana sekarang kita belajar tentang cara-cara buat mencegah suara tersebut datang lagi ?”
“tri suster punya empat cara buat mencegah suara-suara tersebut datang lagi.
Yang pertama dengan cara menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang keempat minum obat yang
sudah diberiksan oleh dokter dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita sekarang belajar satu cara dulu, yaitu dengar cara mengardik. Caranya begini,
kalau suara itu muncul, langsung tri tutup kuping dan bilang tidak, saya tidak mendengar suara itu, itu
suara palsu. Pergi,,pergi !,,saya tidak mau mendengar suara palsu tersebut!. Begitu caranya tri, dan
cara ini juga diulang sampai suara yang tri dengar sudah hilang dan tidak terdengar lagi.
“Oh ya, sekarang coba tri lakukan apa yang sudah suster ajarkan tadi. Nah iya, benar sekali caranya
seperti itu, hebat ya tri kamu bisa melakukannya.”
“Ayo sekarang lakukan lagi tri cara yang tadi. Ya bagus tri sudah bisa..”
“Jangan lupa ya tri kalau suara itu datang lagi, tri langsung lakukan cara yang sudah tri peragakan
tadi.”
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien
“Bagaimana perasaan tri setelah kita memperagakan latihan tadi ?
“Kalau suara-suara tersebut muncul lagi,silahkan coba cara tersebut ya.
b. Rencana tindak lanjut
“Bagaimana kalau sekarang kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja berapa latihannya tri
?
c. Kontrak pertemuan berikutnya
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan
cara yang kedua? Pukul berapa tri maunya kita melakukan latihan lagi ? ya sudah,, bagaimana
kalau 2 jam lagi ? tri maunya dimana tempatnya ?”
“Oh iya nanti kita latihan disana ya.”
C. ANTISIPASI MASALAH
“ Baiklah tri kalau begitu suster kembali keruang perawat dulu ya, nanti jika ada masalah atau perlu
bantuan, tri bisa panggil suster saja ya.
“Sampai jumpa.”

STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI

A. PROSES KEPERAWATAN
Sp 2 pasien: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang lain.
1. KONDISI KLIEN
a. Subjektif
1) Dirumah klien marah-marah dan mengamuk
2) Suka berbicara sendiri
3) Suka keluyuran yang disebabkan karena klien mendapat tekanan dari gurunya disekolah yang
memarahi dirinya karena dia sering membolos sekolah.
4) klien hanya melakukan pemeriksana dan pengobtan di poliklinik Rumah Sakit
5) klien malas minum obat yang diberikan dokter
6) klien mengatakan pernah mengalami pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
7) klien pernah mengalami kecelakaan bermotor pada tahun 2004, klien jatuh dari motor dan
dioperasi bagian kepalanya
8) Klien juga mengatakan pernah mendengar suara-suara yang mengatakan “ Hai saudara ku,
kaulah pengikut batinku “
9) suara itu muncul pada malam hari dengan durasi kira-kira 5 menit
10) Klien mengatakan merasa takut dan menutup wajahnya dengan menggunakan bantal dan
mencoba untuk tidak menghiraukannya.
11) Klien mengatakn suara itu sangat mengganggunya.
12) Klien mengatakan malas ngobrol dengan teman yang lain karena marasa tidak cocok.
13) Klien mengatakan waktu dirumah jarang mengikuti kegiatan kemasyarakatan.
14) Selama di rumah sakit klien belum pernah mengikuti kegiatan TAK karena baru pertama kali
dirawat di rumah sakit.
b) Objektif
1) Klien tampak sering duduk sendiri
2) Klien melamun
3) Klien senyum-senyum sendiri
4) Klien terkadang terlihat bericara sendiri.
5) klien kooperatif
6) klien kontak mata ada
7) Saat ditanya, jawabnya klien sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
8) Klien masih mampu mengingat kejadian sebelum dia dirawat di rumah sakit
9) Klien mampu berhitung sederhana.
10) Klien juga menyadari bahwa ia sedang dirawat di rumah sakit karena jiwanya terganggu.
11) Klien dapat menyebutkan identitas dirinya dan alamat rumahnya.
12) Penampilan klien rapih
13) Klien selalu mengganti bajunya setiap selesai mandi
14) Mulut dan kuku klien bersih
15) Klien selalu menggunakan alas kaki.
16) Klien mendapat terapi obat-obatan, yaitu CPZ 3 X 100 mg, HP 3 X 5 mg, THP 3 X 2 mg.
17) Pemeriksaan fisik TD : 120/70 mmHg, Nadi: 80x / menit, RR: 18x / menit, Suhu : 36 0C, TB:
165 cm, BB: 52 kg .
18) Klien mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakannya.
2. MASALAH / DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Gangguan perubahan sensori: halusinasi pendengaran
3. TUJUAN KHUSUS
1. Klien mampu mengulang kembali latihan yang sudah diajarkan perawat
2. Klien dapat mencegah terjadinya halusinasi
4. TINDAKAN KEPERAWATAN
1) Kaji klien terhadap aktivitas latihan sebelumnya
2) Melatih klien tentang cara kedua untuk menghardik halusinasi.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a) Salam
Asaalammu’alaikum, tri masih ingat suter tidak, suster yang mengajari H latihan kemarin

b) Validasi kesiapan klien


Bagaimana tidurnya semalan? Bagaiman perasaan tri hari ini ? apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkah suara-suaranya? Bagus!
c) Kontrak
Sesuai dengan janji kita tadi, saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau dimana? Disini saja?
2. Kerja
Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang
lain. Jadi kalau tri mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol.
Minta teman untuk mengobrol dengan tri. contohnya begini “Tolong, saya mulai dengar suara-
suara. Ayo ngobrol dengan saya saja!” Atau kalau ada orang dirumah, misalnya kakak tri,
katakana “kak, ayo ngobrol dengan tri. Tri sedang dengar suara-suara.” Begitu tri. Coba tri
lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya
tri !” Disini, tri dapat mengajak perawat atau pasien lain untuk bercakap-cakap.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien
“ Bagaimana perasaan tri setelah latihan ini? Jadi, sudah ada berapa cara yang tri pelajari untuk
mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau tri mengenal halusinasi lagi.
b. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian tri. mau jam berapa kita mulai
latihan bercakap-cakap? Nah, nanti lakukan secara teratur sewaktu-waktu suara itu muncul!
c. Kontrak pertemuan berikutnya
“ibu, tadi kan sudah mempraktikkan bagaimana cara latihan kedua dengan tepat. Besok pagi say
akan kesini lagi. Bagaimana kalau kita latih cara ketiga, yaitu melakukan naktivitas terjadwal?
Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10 pagi? Mau dimana disini lagi? Sampai besok ya.
Assalamualaikum!
C. ANTISIPASI MASALAH
“ Baiklah bu kalau begitu suster kembali keruang perawat dulu ya, nanti jika ada masalah atau perlu
bantuan, ibu bisa panggil suster saja ya.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. PROSES KEPERAWATAN

SP 3 Pasien : Memilih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas terjadwal

1. Kondisi klien
a) Subyektif
1) Keluarga klien mengatakan sebelum masuk RS, klien marah, mengamuk, suka berbicara sendiri,
mendengar suara-suara, dan suka keluyuran.
2) Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan bermotor pada tahun 2004, dan klien dioperasi
bagian kepalanya,
3) Klien mengatakan pernah mendengar suara-suara yang mengatakan “ Hai saudara ku, kaulah
pengikut batinku “,
4) Klien mengatakan suara tersebut muncul pada malam hari, lamanya 5 menit, tapi suara tersebut
jarang datang atau muncul,
5) Klien mengatakan merasa takut dan menutup wajahnya dengan menggunakan bantal dan mencoba
untuk tidak menghiraukannya apabila suara datang.
6) Klien mengatakan suara itu sangat mengganggunya.
7) Klien mengatakan orang tersebut datang kalau klien sedang sendiri dan tidak ada aktivitas,
8) Klien mengatakan malas ngobrol dengan teman yang lain karena marasa tidak cocok,
9) Klien mengatakan waktu dirumah jarang mengikuti kegiatan kemasyarakatan
b) Obyektif
1) Klien terlihat sering duduk sendiri, melamun, senyum-senyum sendiri, dan terkadang terlihat
berbicara sendiri,
2) Klien terlihat selama wawancara klien kooperatif, kontak mata ada, saat ditanya, jawabnya klien
sesuai dengan pertanyaan yang diajukan,
3) Klien terlihat didapatkan penampilan klien rapih, klien selalu mengganti bajunya setiap selesai
mandi, mulut dan kuku klien bersih, klien selalu menggunakan alas kaki.
4) Pemeriksaan fisik TD : 110/70 mmHg, Nadi: 80x / menit, RR: 18x / menit, Suhu : 36 0C, TB: 165
cm, BB: 52 kg
5) Mendapat terapi obat-obatan, yaitu CPZ 3 X 100 mg, HP 3 X 5 mg, THP 3 X 2mg
2. Masalah / diagnosis keperawatan
Gangguan perubahan sensorik pendengaran
3. Tujuan Umum
Agar halusinasi klien berkurang
4. Tujuan khusus
a) Klien mengetahui pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
b) Klien mengetahui aktivitas yang biasa dilakukan klien
c) Agar klien dapat menyusun jadwal aktivitas sehari-hari
5. Tindakan keperawatan
a) Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
b) Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan klien
c) Melatih klien melakukan aktivitas
d) Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari
e) Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a) Salam
“Selamat pagi tri! Bagaimana perasaannya hari ini?”
b) Validasi
“Apakah suara-suaranya masih sering muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang sudah kita latih ?
Bagaimana hasilnya? Bagus!”
c) Kontrak
“Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu
melakukan kegiatan terjadwal.” “Mau dimana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama
kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
2. Kerja
“Apa saja yang biasa trilakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya apa?”
“ Waah banyak sekali yaa kegiatannya! Mari kita latih 1 kegiatan hari ini yaa.”
“Sesuai dengan kesukaan tri, ini saya bawakan bola untuk bapak, sekarang tritendang bolanya ya!” Bagus
sekali ya, Tri bisa melakukannya!”
“ Kegiatan ini dapat dilakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih
agar dari pagi sampai malam ada kegiatan”. “Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai
malam triada kegiatan”
3. Terminasi
a) Evaluasi respon klien
“Bagaimana perasaannya, setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara?
Bagus sekali !” Coba sebutkan cara yang sudah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali “
b) Rencana tindak lanjut
“Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna
obat.
c) Kontrak pertemuan berikutnya
“Tri mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12? Diruang makan ya!
C. ANTISIPASI MASALAH
“Kalau tri butuh bantuan, tribisa panggil saya ya. Sampai jumpa bapak, selamat pagi.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. PROSES KEPERAWATAN

SP 4 pasien : Melatih pasien minum obat secara teratur

1. Kondisi klien
a) Subyektif
1) Keluarga klien mengatakan sebelum masuk RS, klien marah, mengamuk, suka berbicara sendiri,
mendengar suara-suara, dan suka keluyuran.
2) Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan bermotor pada tahun 2004, dan klien dioperasi
bagian kepalanya,
3) Klien mengatakan pernah mendengar suara-suara yang mengatakan “ Hai saudara ku, kaulah
pengikut batinku “,
4) Klien mengatakan suara tersebut muncul pada malam hari, lamanya 5 menit, tapi suara tersebut
jarang datang atau muncul,
5) Klien mengatakan merasa takut dan menutup wajahnya dengan menggunakan bantal dan mencoba
untuk tidak menghiraukannya apabila suara datang.
6) Klien mengatakan suara itu sangat mengganggunya.
7) Klien mengatakan orang tersebut datang kalau klien sedang sendiri dan tidak ada aktivitas,
8) Klien mengatakan malas ngobrol dengan teman yang lain karena marasa tidak cocok,
9) Klien mengatakan waktu dirumah jarang mengikuti kegiatan kemasyarakatan
b) Obyektif
1) Klien terlihat sering duduk sendiri, melamun, senyum-senyum sendiri, dan terkadang terlihat
berbicara sendiri,
2) Klien terlihat selama wawancara klien kooperatif, kontak mata ada, saat ditanya, jawabnya klien
sesuai dengan pertanyaan yang diajukan,
3) Klien terlihat didapatkan penampilan klien rapih, klien selalu mengganti bajunya setiap selesai
mandi, mulut dan kuku klien bersih, klien selalu menggunakan alas kaki.
4) Pemeriksaan fisik TD : 120/70 mmHg, Nadi: 80x / menit, RR: 18x / menit, Suhu : 36 0C, TB: 165
cm, BB: 52 kg
5) Mendapat terapi obat-obatan, yaitu CPZ 3 X 100 mg, HP 3 X 5 mg, THP 3 X 2mg
2. Masalah / diagnosis keperawatan
Gangguan perubahan sensorik halusinasi pendengaran
3. Tujuan umum
Agar halusinansi klien berkurang
4. Tujuan khusus
a) Klien mengetahui pentingnya minum obat yang teratur untuk mengatasi halusinasi
b) Klien mengetahui obat yang harus diminum oleh klien
5. Tindakan keperawatan
a) Menjelaskan pentingnya minum obat yang teratur untuk mengatasi halusinasi
b) Mendiskusikan obat yang biasa di konsumsi klien
c) Memantau pelaksanaan minum obat klien
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a) Salam

Assalamu’alaikum, Selamat siang tri!

b) Validasi

“Bagaimana perasaan tri siang ini? Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah digunakan 3
cara yang telah kita latih? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan? Apakah pagi tadi sudah
minum obat?

c) Kontrak
”Baik hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang akan triminum ya. Kita akan diskusi
sekitar 20 menit sambil menunggu makan siang, tempatnya disini saja ya.”
2. Kerja
“tri, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suara tersebut berkurang atau
hilang?” Minum obat itu sangat penting agar suara-suara yang tridengar dan mengganggu selama ini tidak
muncul lagi. Berapa macam obat yang triminum?. Ini yang warna oranye ( Cholorpromazine, CPZ )
gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Obat yang berwarna putih (Tpyhexilpendil, THP) gunanya agar
trimerasa rileks dan tidak kaku, sedangkan yang merah jambu (Haloperidol, HLP) berfungsi untuk
menenangkan pikiran dan menghilangkan suara-suara. Semua obat ini diminum 3 kali sehari ya pak, setiap
pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Kalau suara-suara sudah hilang, obatnya tidak boleh dihentikan. Nanti
konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, triakan kambuh dan sulit sembuh seperti keadaan
semula. Kalau obat tri habis, tribisa minta obat ke dokter untuk mendapat obat lagi. Tri juga harus teliti saat
minum obat-obat ini. Pastikan obatnya benar, artinya triharus memastikan bahwa obatnya benar-benar
punya bapak. Jangan keliru dengan obat milik orang lain, baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum
pada waktunya dengan cara yang benar, yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Tri juga harus
diperhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan tri juga harus cukup minum 10 gelas per hari.
3. Terminasi
a) Evaluasi respon klien
“Bagaimana perasaan tri setelah kita bercakap-cakap mengenai obat? Sudah berapa cara yang kita latih
untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada
jadwal kegiatan bapak! Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau
dirumah. Nah makanannya udah datang!”
Mau pukul berapa? Bagaimana kalau pukul 10 pagi? Sampai jumpa selamat siang
b) Rencana tindak lanjut
Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan.
c) Kontrak pertemuan berikutnya
Mau pukul berapa? Bagaimana kalau pukul 10 pagi?
C. ANTISIPASI MASALAH
“Kalau tri butuh bantuan, tri bisa panggil saya ya. Sampai jumpa bapak, selamat pagi.”

Anda mungkin juga menyukai