Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

Deficit Perawatan Diri

A. Masalah Utama
Perawatan diri kurang: higiene diri

B. Proses Terjadinya Masalah


Kurang perawatan diri : higiene adalah keadaan dimana individu mengalami kegagalan
kemampuan untuk melaksanakan atau menyelesaikan aktivitas kebersihan diri
(Carpenito, 1977).
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perawatan diri kurang:
a. Perkembangan:
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
dan keterampilan.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya.

C. Pohon Masalah

Perawatan diri kurang

Menurunnya motivasi perawatan diri

Isolasi sosial : menarik diri


D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
a. Perawatan diri kurang
b. Menurunnya motivasi perawatan diri
 Data Subyektif:
Mengatakan malas mandi, tak mau menyisir rambut, tak mau menggosok
gigi, tak mau memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa menggunakan alat
mandi / kebersihan diri.
 Data Obyektif:
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor,
gigi kotor, mulut bau, penampilan tidak rapih, tak bisa menggunakan alat
mandi.

E. Diagnosa keperawatan
1. Perawatan diri kurang: higiene berhubungan dengan menurunnya motivasi perawatan
diri
2. Menurunnya motivasi perawatan diri berhubungan dengan menarik diri

F. Rencana tindakan
a. Tujuan umum : klien mampu melakukan perawatan diri: higiene.
b. Tujuan khusus:
1. Klien dapat menyebutkan pengertian dan tanda-tanda kebersihan diri
Tindakan :
1.1. Diskusikan bersama klien tentang pengertian bersih dan tanda-tanda bersih
1.2. Beri reinforcement positif bila klien mampu melakukan hal yang positif.

2. Klien dapat menyebutkan penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri


Tindakan :
2.1. Bicarakan dengan klien penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri
2.2. Diskusikan akibat dari tidak mau menjaga kebersihan diri

3. Klien dapat menyebutkan manfaat higiene


Tindakan:
3. 1. Diskusikan bersama klien tentang manfaat higiene
3.2. Bantu klien mengidentifikasikan kemampuan untuk menjaga kebersihan diri

4. Klien dapat menyebutkan cara menjaga kebersihan diri


Tindakan:
4. 1. Diskusikan dengan klien cara menjaga kebersihan diri: andi 2 kali sehari (pagi
dan sore) dengan memakai sabun mandi, gosok gigi minimal 2 kali sehari
dengan pasta gigi, mencuci rambut minimal 2 kali seminggu dengan sampo,
memotong kuku minimal 1 kali seminggu, memotong rambut minimal 1 kali
sebulan.
4.2. Beri reinforcement positif bila klien berhasil

5. Klien dapat melaksanakan perawatan diri higiene dengan bantuan minimal


Tindakan:
5. 1. Bimbing klien melakukan demonstrasi tentang cara menjaga kebersihan diri
5.2. Dorong klien untuk melakukan kebersihan diri dengan bantuan minimal

6. Klien dapat melakukan perawatan diri higiene secara mandiri


Tindakan:
6. 1. Beri kesempatan klien untuk membersihkan diri secara bertahap
6.2. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah membersihkan diri
6.3 Bersama klien membuat jadwal menjaga kebersihan diri
6.4. Bimbing klien untuk melakukan aktivitas higiene secara teratur
7. Klien mendapat dukungan keluarga
Tindakan:
7. 1.Beri pendidikan kesehatan tentang merawat klien untuk kebersihan diri
melalui pertemuan keluarga
7.2. Beri reinforcement positif atas partisipasi aktif keluarga
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 1 PASIEN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Subjektif
- Klien mengatakan malas mandi karena dingin
- Mandi hanya 1 kali sehari
- Klien mengatakan tidak gosok gigi karena tidak ada odol
- Klien mengatakan jarang sampoan
2. Objektif
- Badan klien tampak kotor
- Baju klien tampak kotor karena belum diganti dari seminggu yang lalu
- Badan klien lengket dan bau
- Rambut klien kotor
- Klien tampak menggaruk-garuk badannya
3. Masalah diagnosis keperawatan
Defisit keperawatan diri : mandi
4. Tujuan khusus
- Klien mampu menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
- Klien mampu menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
- Klien mampu menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
5. Tindakan keperawatan
- Membina hubungan saling percaya
- Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri
- Mendiskusikan cara-cara merawat diri
- Melatih klien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam
“Assalamualaikum, selamat pagi, perkenalkan saya suster X , saya mahasiswa
dari poltekkes kemenkes jakarta 1 jurusan keperawatan. Kalau suster boleh
tahu nama ibu siapa ? ibu senang dipanggil apa ?”
b. Validasi kesiapan klien
“Saya dinas pagi diruangan ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 wib. selama di
rumah sakit ini, saya yang akan merawat ibu . bagaimana perasaan ibu hari
ini ? suster lihat dari tadi ibu menggaruk-garuk badan, gatal ya bu ?”
c. Kontrak
“Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? tujuannnya agar ibu
mengerti arti kebersihan diri dan ibu merasa nyaman. Berapa lama kita
bicara ? bagaimana kalau 20 menit ? mau bu ? tempatnya disini saja ya bu.”
2. Fase kerja
“Berapa kali ibu mandi dalam sehari ? apakah ibu sudah mandi hari ini ? menurut
ibu apa kegunaan nya mandi ? apa alasan ibu sehingga tidak bisa mandi ? menurut
ibu apa manfaat kalau kita mandi ? kira-kira tanda-tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya ? badan gatal, mulut bau, apa lagi bu ?
kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa yang bisa muncul ?
betul ada kudis, kurap, kutu dan sebagainya. Menurut ibu kalau mandi itu kita
harus bagaimana ? sebelum mandi apa yang perlu kita siapkan ? bagaimana kalau
sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing ibu melakukannya.
Sekarang ibu siram seluruh tubuh ibu termasuk rambut lalu ambil sampho lalu
gosokkan pada kepala ibu sampai berbusa lalu bilas sampai bersih... bagus sekali
bu, selanjutnya ambil sabun gosokkan diseluruh tubuh secara merata lalu siram
dengan air sampai bersih jangan lupa sikat gigi pakai odol, giginya disikat mulai
dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi ibu mulai dari depan sampai belakang.
Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh ibu
sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Ibu bagus sekali melakukannya,
selanjutnya ibu pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien
“Bagaimana perasaan ibu setelah mandi ?wah,, ia segar ya bu. Coba ibu
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang tadi sudah dilakukan.”
b. Rencana tindak lanjutan
“Bagaimana kegiatan mandi tadi kita masukkan ke jadwal kegiatan harian mau
berapa kali ? bagus. kita masukkan ya, besok suster akan kembali lagi untuk
melihat jadwal kegiatan yang sudah ibu lakukan.”
c. Kontrak
“Besok kita berbincang-bincang lagi ya, untuk melihat jadwal kegiatan harian
ibu. Tujuannya agar ibu merasa lebih nyaman. Tempatnya disini ya waktunya
hanya 20 menit. Bagaimana ibu apakah ibu mau ?”

ANTISIPASI MASALAH
“Kalau ibu ada yang ingin ditanyakan atau membutuhkan bantuan ibu bisa panggil
suster diruang perawat.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 2 PASIEN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Subjektif
- Klien mengatakan tidak pernah ganti baju
- Klien mengatakan tidak pernah menyisir rambutnya
- Klien mengatakan tidak pernah berdandan
2. Objektif
- Klien tidak dapat berdandan
- Klien tampak kebingungan
3. Masalah diagnosis keperawatan
Defisit keperawatan diri : berdandan
4. Tujuan khusus
- Klien mampu menjelaskan pentingnya berdandan
- Klien mampu menyisir rambutnya dengan baik
- Klien dapat memakai pakaiannya denga baik
5. Tindakan keperawatan
- Bina hubungan saling percaya
- Mendiskuskan pentingnya berdandan
- Mendiskusikan cara-cara merawat diri
- Melatih klien tentang cara-cara merawat diri
C. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam
“Assalamualaikum, selamat pagi, perkenalkan saya suster X , saya mahasiswa
dari poltekkes kemenkes jakarta 1 jurusan keperawatan. Kalau suster boleh
tau nama ibu siapa ? ibu senang dipanggil apa ?”
b. Validasi kesiapan klien
“Saya dinas pagi diruangan ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 wib. selama di
rumah sakit ini, saya yang akan merawat ibu . bagaimana perasaan ibu hari
ini ? ibu sudah mandi belum ? sudah ditndai di jadwal harian?”
c. Kontrak
“Hari ini kita akan latihan berhias diri supaya ibu tampak rapih dan cantik. Mari
kita dekat ke cermin dan bawa alat-alatnya (sisir, bedak dan lipstik)”
2. Fase kerja
“Sudahkah ibu mengganti pakaian setelah mandi ?bagus. nah sekarang disisir
rambutnya yang rapih ya. apakah ibu biasa memakai bedak ? coba dibedaki
mukanya, yang rata dan tipis. Bagus seakli !! ibu punya lipstik ? mari dioles tipis.
Nah, coba lihat di kaca!”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien
“Bagaimana perasaan ibu setelah belajar berdandan? sekarang coba ibu
jelaskan kembali bagaimana cara berdandan yang baik ?bagus bu !! ibu tampak
lebih segar dan cantik.”
b. Rencana tindak lanjutan
“Bagaimana kegiatan berdandan tadi kita masukkan ke jadwal kegiatan harian
ibu.baiklah bu.. besok suster akan kembali lagi untuk melihat jadwal kegiatan
yang sudah ibu lakukan.”
c. Kontrak
“Besok kita berbincang-bincang lagi ya, untuk melihat jadwal kegiatan harian
ibu. Tujuannya agar ibu merasa lebih nyaman. Tempatnya disini ya waktunya
hanya 20 menit. Bagaimana ibu apakah ibu mau ?”

ANTISIPASI MASALAH
“Kalau ibu ada yang ingin ditanyakan atau membutuhkan bantuan ibu bisa
panggil suster diruang perawat.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 3 PASIEN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Subjektif
- Klien mengatakan tidak pernah berdoa sebelum makan
- Klien mengatakan tidak pernah cuci tangan menggunakan sabun
2. Objektif
- Klien tidak mencuci tangan sebelum dan setelah makan
- Klien tidak merapikan alat makan setelah makan
3. Masalah diagnosis keperawatan
Defisit keperawatan diri : makan
4. Tujuan khusus
- Klien mampu menjelaskan cara mempersiapkan makan
- Klien mampu menjelaskan cara makan yang tertib
- Klien mampu menjelaskan cara merapikan alat setelah makan
- Klien mampu mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
5. Tindakan keperawatan
- Membina hubungan saling percaya
- Melatih klien tentang cara mempersiapkan makan
- Melatih klien tentang cara makan yang tertib
- Melatih klien merapikan alat setelah makan
- Melatih klien makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam
“Assalamualaikum, selamat pagi, perkenalkan saya suster X , saya mahasiswa
dari poltekkes kemenkes jakarta 1 jurusan keperawatan. Kalau suster boleh
tau nama ibu siapa ? ibu senang dipanggil apa ?”
b. Validasi kesiapan klien
“Saya dinas pagi diruangan ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 wib. selama di
rumah sakit ini, saya yang akan merawat ibu . bagaimana perasaan ibu hari
ini ? suster lihat dari ibu tidak mencuci tangan dan membereskan alat makan
setelah makan ya bu ?”
c. Kontrak
“Bagaimana kalau kita bicara tentang cara makan yang baik? tujuannnya agar
ibu terhindar dari penyakit seperti sakit perut. Berapa lama kita bicara ?
bagaimana kalau 20 menit ? mau bu ? tempatnya disini saja ya bu.”
2. Fase kerja

“bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan ? dimana ibu


makan”
“sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya , mari kita
praktikkan!”
“bagus setelah itu kiata duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita
berdoa dulu. Silahkan ibu yang pimpin. Bagus!”
“mari kita makan! Saat makan kita harus menyuap makanan satu persatu
dengan pelan-pelan. Ya, ayo.. sayurnya dimakan ya. Setelah makan kita
bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya betul… dan kita akhiri dengan cuci
tangan.”
“ya bagus!itu suster ani sedang membagikan obat, coba ibu minta sendiri
obatnya.”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien
“bagaimana perasaan ibu setelah makan bersama-sama.”
“apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan (cuci tangan, duduk yang
baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan)”
b. Rencana tindak lanjutan
“nah, coba ibu lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam
jadwal”
c. Kontrak
“Besok kita ketemu lagi untuk latihan buang air kecil dan besar yang baik,
bagaimana jika jam 10? Tempatnya disini saja ya ”

ANTISIPASI MASALAH
“Kalau ibu ada yang ingin ditanyakan atau membutuhkan bantuan ibu bisa panggil
suster diruang perawat.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 4 PASIEN

A. PROSES KEPERAWATAN
a. Subjektif
- Klien mengatakan malas cebok
b. Objektif
- Celana klien tampak kotor
- Tercium bau tidak sedap dari klien
c. Masalah diagnosis keperawatan
Defisit keperawatan diri : eliminasi (BAB/BAK)
d. Tujuan khusus
- Klien mampu menjelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai
- Klien mampu menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
- Klien mampu menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
e. Tindaka keperawatan
- Membina hubungan saling percaya
- Mendiskusikan tempat BAK dan BAB yang sesuai
- Mendiskusikan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
- Melatih klien tentang cara Membersihkan tempat BAB dan BAK
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam
“Assalamualaikum, selamat pagi ibu, ibu masih ingat dengan saya tidak… iya
betul ibu pintar”
b. Validasi kesiapan klien
“bagaimana perasaan ibu hari ini ? sesuai dengan kontrak kita kemarin
sekarang kita akan berbincang mengenai cara BAB dan BAK yang baik ya bu?
tujuannnya agar ibu dapat mencegah penyebaran kuman berbahaya yang ada
dikotoran/air kencing ya bu.
c. Kontrak
Berapa lama kita bicara ? bagaimana kalau 20 menit ? mau bu ? tempatnya
disini saja ya bu.

2. Fase kerja

“dimana biasanya ibu buang air dan besar ? benar sekali ibu, buang air besar dan
kecil yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan
ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak boleh buang air besar dan
kecil di sembarang tempat”
“cara membilas yang bersi setelah ibu buang air besar yaitu dengan menyiramkan
air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya! Cara seperti ini berguna untuk
mencegah masuknya kotoran atau tinja yang ada di bokong ke bagian kemaluan
kita. Setelah ibu selesai cebok. Jangan lupa tinja/air kencing yang ada di WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing dengan air secukupnyasampai tidak
tersisa di WC. Jika ibu melakukan hal tersebut berarti ibu ikut mencegah
menyebarnya kumanyang berbahaya yang ada pada kotoran atau kencing”
“jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar WC, lalu cuci tangan
dengan menggunakan sabun.”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien
“bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang cara buang air
kecil dan besar yang baik?”
“coba ibu jelaskan ulang tentang cara BAB dan BAK yang baik? Bagus! untuk
selanjutnya, ibu dapat melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi.”
b. Rencana tindak lanjutan
“nah, besok kita ketemu lagi untuk melihat sudah sejauh mana ibu bisa
melakukan jadwal kegiatannnya.”

c. Kontrak
“Besok kita bertemu lagi ya, untuk melihat jadwal kegiatan harian ibu.
Tujuannya untuk mengetahui perkembangan ibu. Tempatnya disini ya
waktunya hanya 20 menit. Bagaimana ibu apakah ibu mau ?”

ANTISIPASI MASALAH
“Kalau ibu ada yang ingin ditanyakan atau membutuhkan bantuan ibu bisa panggil
suster diruang perawat. Sampai jumpa besok!”
SP 1 keluarga
Sp 1 keluarga: memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah
perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit
perawatan diri.
Orientasi
“ selamat pagi pak/ibu, saya suster dian perawat yang merawat Ny. M”
“apa pendapat ibu/bapak tentang Ny. M?”
“Hari ini kita akan berdiskkusi tentang apa masalah yang dialami ny. M dan bantuan apa yang
diberikan”
“berapa lama waktu bapak/ibu yang bersedia? Bagaimana kalau 30 menit? Mari kita duduk di
kantor perawat?”
Kerja
“ apa saja masalah bapak/ibu rasakan dalam merawat ny. M?” perawatan diri yang utama
adalah kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK.”
“Perilaku yang ditunjukkan oleh ny. M itu dikarenakan gangguan jiwanya yang membuat ny.
M yang tidak memiliki minat untuk mengurus diri sendiri. Baik saya akan jelaskan: kebersihan
diri, kami telah melatih ny. M untuk mandi, keramas, gosok gigi, ganti baju, dan potong kuku.
Kami harap bapak/ibu dapat menyediakan peralatanya. Ny. M juga telah memiliki jadwal
pelaksanaanya untuk berhias. Kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang
rapi. Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga dirumah, ny. M telah mengetahui
langkah-langkahnya, yaitu cuci tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang rapi, cuci piring,
cuci gelas, lalu cuci tangan. Sebaiknya makan saat jam minum obat agar sehabis makan
langsung minum obat. Ny. M juga seudah belajar BAB/BAK yang bersih. Kalau ny. M kurang
motivasi dalam merawat diri apa yang bapak/ibu lakukan?”
“Bapak/ibu juga perlu mendampinginya agar pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui
apakah ny. M sudah mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukanya. Jangan lupa
member pujian pada ny. M” “apakah ada yang bapak/ibu ingin tanyakan?”
Terminasi
“bagaimana perasaan bapak/ibu setelah bercakap-cakap?”
“coba bapak/ibu sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak
bapak/ibu dalam merawat diri.”
“baik nanti kalau bapak/ibu besuk kesini bisa tanyakan pad any. M .”
“dan dirumah nanti,cobalah bapak/ibu mendampingi dan membantu ny. M dalam
membersihkan diri.”
“dua hari lagi kita saat bapak/ ibu dating kesini kita akan bertemu dan bapak/ibu akan saya
damping untuk memotivasi ny. M dalam merawat diri.”
Sp 2 Keluarga : melatih keluarga cara merawat pasien.
Orientasi:
“ selamat pagi bapak/ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang bertemu lagi.”
“ bagaimana bapak/ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua hari
yang lalu?
“ sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak/bu?”
“ kita akan coba disini dulu, setelah iti baru kita coba langsung pad any. M ya? berapa lama
bapak/ibu punya waktu?” bagaimana kalau 30 menit ya pak bu?”
Kerja
“ sekarang anggap saya adalah ny. M, coba bapak/ibu mempraktikan cara memotivasi Ny. M
untuk mandi, menyisir rambut, buang air, dan makan”
“ bagus, betul begitu caranya!”
“ sekarang coba praktikkan cara memberikan pujian kepada ny. M?”
“ bagus, bagaimana kalau cara memotivasi ny. M minum obat dan lakukan kegiatan positifnya
sesuai jadwal?”
“ bagus, ternyata bapa/ibu sudah mengerti cara merawat ny. M. bagaimana kalau sekarang
kita mencobanya langsung pad any. M?” ( ualngi lagi semua cara diatas langsung pada ny. M )
Terminasi
“ bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat ny. M?”
“ setelah ini, coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu
mebesuk ny. M.”
“ baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu dating kembali kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat ny. M sampai bapak dan ibu lancer melakkukanya.”
“jam berapa bapak atau ibu bisa kesini lagi?”
“baik, saya tunggu kita bertemu kembali di tempat ini yah pak, ibu?”

Sp 3: membuat perencaan pulang bersama keluarga.


Orientasi
“selamat pagi pabap/ibu, hari ini ny. M sudah boleh pulang. Oleh karena itu perlu dibicarakan
jadwal ny. M setelah dirumah.”
“bagaimana pak/ibu. Selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara
merawat ny. M?”
“nah, sekarang mari kita bicarakan jadwal dirumah tersebut disini saja?”
“berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Bagaimana kalau 30 menit saja?”

Kerja
“bapak, ibu ini jadwal kegiatan ny. M dirumah sakit, coba perhatikan apakah dapat
dilaksanakan dirumah. Jadwal yang telah dibuat selama ny. M dirumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas mau maupun jadwal minum obatnya.”
“hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak, ibu
dan bapak selama dirumah. Kalau misalnya ny. M menolak untuk makan minum dan mandi
serta menolah untuk minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain,
segera hubungi suster Dian. di puskesmas X. ini nomer telepon puskesmasnya 021345765”
“selajutnya suster Dian akan membantu memantau perkembangan ny. M selama dirumah.

Terminasi
“bagaimana bapak/ibu, ada yang belum jelas?” ini jadwal harian ny. M untuk dibawa pulang.
Dan ini surat rujukan untuk merawat ny.m jika ada hal-hal yang tidak diinginkan di puskesmas
X.”
“jangan lupa control ke puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-gejala yang tampak.
Silahkan selesaikan administrasinya.”

SP 4 Pasien : Melatih pasien makan secara mandiri (menjelaskan cara mempersiapkan


makan, menjelaskan cara makan yang tertib, menjelaskan cara merapikan peralatan setelah
makan, praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik).
Orientasi :
“selamat siang,ibu tampak rapih hari ini. Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan
yang baik”
“kita latihan langsung diruang makan ya!”
“mari.. itu sudah datang makanannya”
Kerja
“bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan ? dimana ibu makan”
“sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya , mari kita praktikkan!”
“bagus setelah itu kiata duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu.
Silahkan ibu yang pimpin. Bagus!”
“mari kita makan! Saat makan kita harus menyuap makanan satu persatu dengan pelan-
pelan. Ya, ayo.. sayurnya dimakan ya. Setelah makan kita bereskan piring dan gelas yang
kotor. Ya betul… dan kita akhiri dengan cuci tangan.”
“ya bagu!itu suster ani sedang membagikan obat, coba ibu minta sendiri obatnya.”
Terminasi
“bagaimana perasaan ibu setelah makan bersama-sama.”
“apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan (cuci tangan, duduk yang baik, cuci piring
dan gelas, lalu cuci tangan)”
“nah, coba ibu lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam jadwal? Besok
kita ketemu lagi untuk latihan buang air kecil dan besar yang baik, bagaimana jika jam 10?
Tempatnya disini saja ya ”
“baiklah kalau begitu, sampai jumpa besok ibu, selamat siang.”

Sp 5 pasien : Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri


Orientasi
“ selamat pagi ny. M? bagaimana perasaan ny. M hari ini? Ibu masih ingat tidak dengan saya ?
betul ibu. Baik sudah dijalankan jadwal kegiatanya?”
“sesuai perjanjian kita kemarin hari ini kita akan berbincang mengenai cara buang air besar
dan kecil yang baik ya bu, bagaimana? Kira-kira waktunya 30 menit ya bu? Dimana ibu?
Baiklah disini saja.”
Kerja
“dimana biasanya ibu buang air dan besar ? benar sekali ibu, buang air besar dan kecil yang
baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran
pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak boleh buang air besar dan kecil di sembarang
tempat”
“cara membilas yang bersi setelah ibu buang air besar yaitu dengan menyiramkan air dari
arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya! Cara seperti ini berguna untuk mencegah
masuknya kotoran atau tinja yang ada di bokong ke bagian kemaluan kita. Setelah ibu selesai
cebok. Jangan lupa tinja/air kencing yang ada di WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air
kencing dengan air secukupnyasampai tidak tersisa di WC. Jika ibu melakukan hal tersebut
berarti ibu ikut mencegah menyebarnya kumanyang berbahaya yang ada pada kotoran atau
kencing”
“jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar WC, lalu cuci tangan dengan
menggunakan sabun.”
Terminasi
“bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang cara buang air kecil dan besar
yang baik?”
“coba ibu jelaskan ulang tentang cara BAB dan BAK yang baik? Bagus! untuk selanjutnya, ibu
dapat melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi.”
“nah, besok kita ketemu lagi untuk melihat sudah sejauh mana ibu bisa melakukan jadwal
kegiatannnya. Sampai jumpa besok! selamat siang.”

Anda mungkin juga menyukai