Anda di halaman 1dari 15

Kasus isolasi sosial :

Kondisi klien : Nn. A (35 tahun) dirawat di RSJ. Sejak 5 hari yang lalu. Klien masuk diantar
keluarga karena suka mengurung diri dikamar, tidak mau bicara dengan siapapun, tidak mau
melakukan ktivitas apapun termasuk perawatan dirinya. Keluarga mengatakan klien berperilaku
seperti itu semenjak beberapa tahun yang lalu. Klen merupakan orang yang tertutup, tidak punya
teman, selalu sendirian. Menurut keluarga klien merasa tertekan dan putus asa karena tidak
kunjung mendapatkan pekerjaan dan belum menikah. Saat ini klien suka duduk-duduk sendirian
dikamar, tidak berinteraksi dengan yang lain.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
a. Subyektif
- Keluarga klien mengatakan klien suka mengurung diri di kamar, tidak
mau bicara dengan siapapun, tidak mau melakukan aktivitas apapun
termasuk perawatan dirinya
- Keluarga mengatakan klien berperilaku seperti itu semenjak beberapa
tahun yang lalu
- Keluarga mengatakan klien merupakan orang yang tertutup, tidak
punya temen, selalu sendirian.
- Keluarga klien mengatakan klien merasa tertekan dan putus asa karea
tidak kunjung mendapatkan pekerjaan, dan belum menikah
b. Objektif
- Klien tampak sering duduk-duduk sendiri dikamar
- Klien tampak tidak berinteraksi dengan orang lain
2. Masalah / diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan khusus :
- Klien mampu mengungkapkan penyebab isolasi sosial
- Klien mampu mengungkapkan keuntungan berinteraksi
- Klien mampu mengungkapkan kerugian jika tidak berinteraksi dengan
orang lain
- Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
4. Tindakan keperawatan :
1. Mendiskusikan penyebab isolasi sosial
2. Mendiskusikan keuntungan berinteraksi
3. Mendiskusikan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap
B. STRAEGI PELAKSANA

SP 1 pasien

1. Orientasi
a. Salam
“Selamat pagi! Saya suster AN, saya senang dipanggil D. Saya perawat
diruang mawar.
“ Siapa nama anda? Senang dipanggil apa?”
b. Validasi kesiapan klien
“Apa keluhan ibu A hari ini?” bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang keluarga teman-teman ibu? apa ibu siap untuk bercakap-cakap?”
c. Kontrak
mau dimana kita bercaka-cakap ? bagaimana kalau diruang tamu? Mau
berapa lama? bagaimana kalau 15 menit?”
2. Kerja
“Apa yang ibu rasakan selama dirawat disini ? ibu merasa sendirian?
Siapa saja yang ibu kenal di ruangan ini?”
“Apa saja kegiatan yang biasa dilakukan dengan teman yang ibu kenal?”
“Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan
paien yang lain?”
“Menurut ibu, apa saja manfaatnya kalau kita memiliki teman? Wah benar,
ada teman bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan
beberapa) Nah, apa kerugiannya kalau ibu A tidak memiliki teman? ya, apa
lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa).Nah, banyak juga ruginya
tidak punya teman ya? Jadi, apakah ibu mau belajar bergaul dengan orang
lain?”
“Bagus! Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang
lain?”
“begini bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita,
nama panggilan yang kita suka, asal kita dan hobi kita. Contohnya:Nama saya
A, senang dipanggil A. asal saya dari kota X, hobi memasak.”
“ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. coba berkenalan
dengan saya! Ya, bagus sekali!coba sekali lagi. Bagus sekali”
“setelah bu A berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan, misalnya
tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
3. Terminasi
a. Evaluasi respons klien (suyektif/obyektif)
“Bagaimana perasaan ibu A setelah kita latihan berkenalan?”
“Coba ibu sebutkan kembali bagaimana cara berkenalan? Ya bagus sekali,
ibu masih ingat apa yang kita bicarakan tadi.”
b. Rencana tindak lanjut
“ Ibu A tadi sudah mempraktikkan cara berkenalan dengan baik sekali.
Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama
saya tidak ada sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.
ibu mau mempraktikkan ke orang lain? Bagaimana kalau ibu mencoba
berkenalan dengan teman saya, perawat N. bagaimana mau kan?
c. Kontrak ( pertemuan berikutnya )
Kalau ada yang mau ditanyakan lagi, ibu bisa bilang ke suster, suster siap
membantu ibu untuk berinterksi dengan lingkungan.

C. ANTISPASI MASALAH
Jika ibu ada masalah terutama yang terkait dengan apa yang sudah
dibicarakan atau masalah apa saja dan ibu memerlukan saya, silahkan ibu
panggil saya atau perawat lain yang ada diruangan ini.”Baiklah ibu,
sekarang bisa istirahat. sampai jumpa!”
SP 1 keluarga : memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai
masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien isolasi sosial.

A. STRATEGI PELAKSANA
1. Orientasi:
a. Salam
Selamat pagi pak ! perkenalkan saya perawat D. saya yang merawat anak
bapak, A, diruang mawar ini.”

“ Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa?”

b. Validasi kesiapan keluarga klien


“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana keadaan A sekarang?”

c. kontrak

“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak bapak dan


cara perawatannya?”

“Kita diskusi diini saja ya? Berapa lama bapak punya waktu? Bagaimana
kalau setengah jam?”

2. Kerja :

“Apa masalah yang bapak hadapi dalam merawat S? apa yang sudah dilakukan?”

“Masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu
gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gagguan jiwa yang lain. Tanda-
tandanya, anatar lain tidak mau bergaul dengan orang la in, mengurung diri, dan
kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk. Biasanya masalah ini
muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan ketika berhubungan
dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang-
orang yang dicintai. Jika masalah isolasi sosial ini tidak diatasi, seseorang dapat
mengalami halusinasi, yakni mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya
tidak ada. Untuk menghadapi keadaan yang demikian bapak dan anggota keluarga
lainnya harus sabar menghadapi A. untuk merawat A, keluarga perlu melakukan
beberapa hal. Pertama, keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan A,
caranya adalah dengan bersikap peduli terhadap A dan jangan ingkar janji. Kedua,
keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada A untuk dapat melakukan
kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan
mencela kondisi A. Selanjutnya jangan biarkan A sendiri. Buatlah rencana atau
jadwal bercakap-cakap dengan A, misalnya ibadah bersama, makan bersama, rekreasi
bersama, atau melakukan kegiatan rumah tangga bersama.”

“Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu?
Begini contoh komunikasinya pak, “A, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa
bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak
senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu berbincang-bincang
dengan yang lain. Bagaimana A, kamu mau coba kan, nak?”

“Nah, coba sekarang bapak peragakan cara berkomunikasi seperti yang saya
contohkan! Bagus, bapak telah memperagakn dengan baik sekali !”

“Sampai disini ada yang ingin ditanyakan pak?”

3. Terminasi
a. Evaluasi respons klien (suyektif/obyektif)
“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan bapak setelah kita
latihan tadi?”

“Coba bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan
tanda-tanda orang yang mengalami isolasi sosial. Selanjutnya dapatkah
bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami
isolasi sosial?”

“Bagus sekali, bapak dapat menyebutkan kembali cara-cara perawatan


tersebut ! nanti kalau ketemu A coba bapak lakukan. Dan tolong ceritakan
kepada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama.”
b. Rencana tindak lanjut
“Bagaiman kalau kita bertemu tiga hari lagi untuk latihan langsung dengan
A?”
“Kita bertemu disini ya pak, pada jam yang sama
c. Kontrak ( pertemuan berikutnya )
Kalau ada yang mau ditanyakan lagi, bapak bisa bilang ke suster, suster
siap membantu bapak untuk membantu dalam perawatan A.

B. ANTISPASI MASALAH
Jika Bapak ada masalah terutama yang terkait dengan apa yang sudah
dibicarakan, silahkan bapak panggil saya atau perawat lain untuk
berkonsultasi dan mengetahui perkembangan A.”Baiklah Pak, saya permisi
dulu, sampai jumpa!”Selamat pagi!”
SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (bekenalan dengan orang
pertama (perawat)

A. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam
“Selamat pagi Ibu A ! bagaimana perasaan Ibu A hari ini ?”
b. Validasi kesiapan klien
“Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan ? Coba sebutkan lagi
sampai bersalaman dengan suster !”
c. Kontrak
“Bagus sekali, Ibu A masih ingat. Nah, seperti janji saya, saya akan mengajak Ibu
A mencoba berkenalan dengan teman saya, perawat A. tidak lama kok,sekitar 10
menit.”
“ayo kita temui perawat C di sana.”
2. Kerja

(bersama-sama Ibu A, perawat mendekati perawat C)

“selamat pagi perawat C, Ibu A ingin berkenalan dengan suster C. baiklah Ibu A,
Ibu A bisa berkenalan dengan perawat D seperti yang kita praktikkan kemarin.”
(pasien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan perawat C : memberi salam,
meyebutkan nama menanyakan nama perawata, dan seterusnya.)

“ada lagi yang Ibu A ingin tanyakan kepada perawat C ? coba tanyakan tentang
keluarga perawat C.”

“jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Ibu A dapat menyudahi perkenalan ini.
Lalu Ibu A, bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan perawat C, misalnya jam 2
siang nanti.”

“baiklah perawat C, karena Ibu A sudah selesai berkenalan, saya dan Ibu A akan
kembali ke kamar Ibu A. selamat pagi.”
(bersama pasien, perawat D meninggalkan perawat A untuk melakukan terminasi
dengan Ibu A di tempat lain.)

3. Terminasi
a. Evaluasi respons klien (suyektif/obyektif)
“bagaimana perasaan Ibu A setelah berkenalan dengan perawat A?”
“Ibu A tampak bagus sekali saat berkenalan tadi.”
“pertahankan terus apa yang sudah Ibu A lakukan tadi.
b. Rencana tindak lanjut
Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya berkenalan berjalan lancar,
misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba
berkenalan dengan perawat lain?
c. Kontrak ( pertemuan berikutnya )
Mari kita masukkan ke dalam jadwal. Mau berapa kali sehari ? Bagaimana kalau 3
kali ? Baik, nanti Ibu A coba sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa
kita latihannya ? Jam 11 ?

B. ANTISIPASI MASALAH

Jika ibu A ada masalah terutama yang terkait dengan apa yang sudah dibicarakan,
silahkan ibu panggil saya atau perawat lain.”Baiklah ibu, saya permisi dulu,
selamat beristirahat, sampai jumpa!”
SP 2 Keluarga : melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien isolasi sosial langsung
dihadapa pasien

A. STRATEGI PELAKSANA
1. Orientasi:
a. Salam
“Selamat pagi bapak. Bagaimana perasaan bapak hari ini ?”
b. Validasi kesiapan keluarga klien
“bapak masih ingat latihan merawat anak bapak seperti yang kita lakukan pelajari
beberapa hari yang lalu ?”
c. Kontrak
“Mari praktikkan langsung pada Ibu A. bapak punya waktu berapa lama ? Baiklah
kita coba 20 menit.”

“sekarang mari kita temui Ibu A.”

2. Kerja

“selamat pagi Ibu A. bagaimana perasaan Ibu A hari ini ?”

“bapaknya bu A datang membesuk. Beri salam bu. Bagus, tolong Ibu A tunjukkan
jadwal kegiatannya.”

(perawat menjelaskan kepada orang tua pasien)

“nah bapak, sekarang bapak dapat mempraktikkan apa yang sudah kita latih beberapa
hari yang lalu.

(perawat mengobservasi keluarga yang sedang mempraktikkan cara merawat pasien


seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya)

“bagaimana perasaan Ibu A setelah berbincang-bincang dengan bapaknya Ibu A ?”

“baiklah, sekarang saya dan orang tua anda ke ruang perawat dulu. Selamat pagi.”

(perawat dan keluarga pasien meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi


dengan keluarga)
3. Terminasi
a. Evaluasi respons klien (suyektif/obyektif)
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi ? Ibu sudah bagus
melakukannya tadi.”

“mulai sekarang bapak sudah dapat melakukan cara perawat tersebut pada Ibu A.”

b. Rencana tindak lanjut


“tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman bapak
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari.
c. Kontrak ( pertemuan berikutnya )
Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang ini ya pak. Bagaimana bapak
bersedia?

B. ANTISIPASI MASALAH
Jika Bapak ada masalah terutama yang terkait dengan apa yang sudah dibicarakan,
silahkan bapak panggil saya atau perawat lain untuk berkonsultasi dan mengetahui
perkembangan lebih lanjut pada ibu A.”Baiklah Pak, saya permisi dulu, sampai jumpa!”
SP 3 Klien : Melatih klen berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang
kedua)

A. STRATEGI PELAKSANA
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bu A, masih ingat saya kan?” “Iya, saya suster D.”
b. Validasi kesiapan keluarga klien
“Bagaimana perasaan bu A hari ini?” “apakah bu A bercakap-cakap dengan perawat C
kemarin siang?” “bagaimana perasaan bu A setelah bercakap-cakap dengan perawat C
kemarin siang?” “bagus sekali A menjadi senang karena punya teman lagi.” “kalau begitu bu
A ingin punya teman lagi?”
c. Kontrak
“Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan teman seruangan ibu A yang lain,
yaitu Y. Seperti biasa, kira-kira 10 menit. Mari kita temui dia di ruang makan.”
2. Kerja

“Selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.”

“Baiklah bu A, sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah ibu A lakukan
sebelumnya.” (Pasien A mendemonstrasikan cara berkenalan : memberi salam,
menyebutkan nama, nama panggilan, asal, hobi, dan menanyakan hal yang sama).

“Ada lagi yang ibu A ingin tanyakan kepada Y ? Kalau tidak ada lagi yang ingin
dibicarakan, bu A bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat janji bertemu lagi,
misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti” (A membuat janji untuk bertemu kembali dengan
Y).

“Baiklah Y, karena A sudah selesai berkenalan, saya dan A akan kembali ke ruangan A.
Selamat pagi.”
3. Terminasi
a. Evaluasi respons klien (suyektif/obyektif)
“Bagaimana perasaan ibu A setelah berkenalan dengan Y?”
“Dibandingkan kemarin pagi, ibu A tampak lebih baik ketika berkenalan dengan Y.
Pertahankan apa yang sudah ibu A lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan
Y jam 4 sore nanti.”
b. Rencana tindak lanjut
“Selanjutnya, bagaiman jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita
tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi, satu hari A dapat berbincang-bincang dengan orang
lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, bu A bisa bertemu
dengan N, dan tambah dengan Pasien yang baru dikenal. Selanjutnya Y bisa berkenalan
dengan orang lain lagi secar bertahap. Bagaiman A, setuju kan?”
c. Kontrak (pertemuan berikutnya)
“Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman bu A. Pada jam yang
sama dan tempat yang sama ya.”

B. Antisipasi Masalah
“Kalau nantiA membutuhkan Suster atau ingin berbincang-bincang dengan Suster, A dapat
memanggil suster dengan menekan tombol ini ya”.
“Kalau begitu bu A istirahat ya, selamat istirahat ”.
“Sampai besok”.
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama kelurga.
A. STRATEGI PELAKSANA
1. Orientasi
a. Salam`
“Selamat pagi Pak!”
b. Validasi
“Karena besok bu A sudah boleh pulang, kita perlu membicarakan tentang
perawatan bu A dirumah.”
c. Kontrak
“Bagaiman kalau kita membicarakan jadwal bu A tersebut di sini saja.”
“Berapa lama kita dapat bicara? Bagaimana kalau 10 menit?”

2. Kerja
“Bapak, ini jadwal ibu A, selama di rumah sakit. Coba dilihat, mungkinkah
dilanjutkan di rumah?”
“Di rumah Bapak yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik
jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya berikan pujian jika benar
dilakukan.Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan anak Bapak selama di rumah. Misalnya kalau bu A terus-menerus tidak
mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di
Puskesmas Puri Indah, yang terdekat dari rumah Bapak, ini nomor telepon
puskesmasnya : (021) 14045. Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau
perkembangan selama berada di rumah.”

3. Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana Pak? Ada yang belum jelas?
“Tidak ada yang ingin ditanyakan ya, Bapak sudah mengerti apa yang saya bicarakan.”
b. Rencana tindak lanjut
“Ini jadwal kegiatan harian ibu A untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di
Puskesmas Puri Indah. Jangan lupa control ke Puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala
yang tampak.

B. Antisipasi masalah
“Baiklah Pak, kalau ada yang ingin ditanyakan atau kurang jelas Bapak bisa tanya dengan
saya ya Pak.”
“Nanti jika ada kesulitan, silahkan meminta bantuan perawat K dengan menghubungi nomor
telepon yang tadi saya berikan.”

Anda mungkin juga menyukai